Anda di halaman 1dari 6

A.

  Definisi
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang
terendah (presentasi bokong). (Sumber: Rukiyah.2011)
   Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya
bokong, kaki atau kombinasi keduanya. (Sumber: Sarwono:2009)
Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya
sesuai dengan badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong
merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas panggul/simfisis).
(Sumber:Sarwono.2010)

B.  Kriteria Letak Sungsang


1)   Letak bokong murni (frank breech) : bokong yang menjadi bagian depan kedua
tungkai lurus ke atas.
2)   Letak bokong kaki (complete breech)) : di samping bokong teraba kaki, biasa disebut
letak bokong kaki sempurna , jika di samping bokong teraba kedua kaki atau tidak
sempurna, jika di samping bokong teraba satu kaki.
3)   Letak lutut
4)   Letak kaki (incomplete presentation) : presentasi kaki
(Sumber: Rukiyah.2011)

Posisi bokong ditentukan oleh sacrum, ada 4 posisi:


1)   Left sacrum anterior (sacrum kiri depan)
2)   Right sacrum anterior (sacrum kanan depan)
3)   Left sacrum posterior (sacrum kiri belakang)
4)   Right sacrum posterior (sacrum kanan depan)
(Sumber: Mochtar.1998)
C.  Etiologi
1)   Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada
panggul sempit, hidrosefalus, anensefali, plasenta previa, tumor-tumor pelvis.
2)   Janin mudah bergerak, seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil (premature)
3)   Gameli (kehamilan ganda)
4)   Janin sudah lama mati
5)   Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus, bikornis dan mioma uteri
6)   Sebab yang tidak diketahui
(Sumber: Mochtar.1998)

Adapun penyebab lainnya, yaitu:


1)   Prematuritas karena bentuk rahim relative kurang lonjong
2)   Air ketuban masih banyak
3)   Kepala relative besar
4)   Hidramnion karena anak mudah bergerak
5)   Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam PAP
6)   Bentuk rahim abnormal.
(Sumber: Rukiyah.2011)

D.  Diagnosis
Untuk menegakkan diagnose maka yang harus dilakukan oleh seorang bidan adalah
dengan melakukan:
1)   Anamnesis : pergerakkan anak terabab oleh Ibu di bagian perut bawah, Ibu sering
merasa ada benda keras (kepala) yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada daerah
tulang iga karena kepala janin.
2)   Palpasi : teraba bagian atas keras, bundar, melenting pada fundus. Punggung dapat
diraba pada salah satu sisi perut , bagian kecil pada sisi yang berlawanan di atas
simfisis teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.
3)   Auskultasi : denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas pada
tempat yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat)
4)   Vagina toucher : terbagi 3 tonjolan tulang yaitu kedua tubera ossis ischii dan ujung os
sacrum, anus, genetalia anak jika edema tidak terlalu besar dapat diraba.
5)   Perbedaan antara letak sungsang dan kepala pada pemeriksaan dalam jika anus posisi
terendah maka akan teraba lubang kecil, tidak ada tulang, tidak menghisapm keluar
mekonium, jika presentasi kaki maka akan teraba tumit dengan sudut 90ºC, terasa
jari-jari, pada presentasi lutut akan terasa patella dan poplitea. Pada presentasi mulut
maka akan terasa isapan jari, terabab rahang dan lidah. Presentasi tangan dan siku :
terasa jari panjang, tidak rata, patella (-)
6)   Untuk membedakan tangan dan kaki : pada kaki ada kalkaneus, sehingga terdapat
tonjolan tulang yaitu mata kaki dan kalkaneus. Pada tangan hanya ada mata
dipergelangan tangan, kaki tidak diluruskan terhadap tungkai, jari kaki jauh lebih
pendek dari telapak kaki.
(Sumber: Rukiyah.2011)

E.   Tindakan Persalinan Bayi Sungsang


1.    Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban dan
penurunan bokong serta kemungkinan adanya penyulit.
2.    Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his.
3.    Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan episiotomy saat
bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis.
4.    Melahirkan bayi:
a)    Cara Bracht
-       Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong
sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul).
-       Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
-       Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
-       Lakukan hiperlordosis janin ada saat angulus scapula inferior tampak di bawah
simfisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan kea
rah perut ibu tanpa ada tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
-       Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
-       Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan
napas bayi oleh asisten, tali pusat dipotong.
b)   Cara Klasik
Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan dengan cara Bracht bahu dan
tangan tidak bisa lahir.
Prosedur :
-       Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan
kaki lahir.
-       Tali pusat dikendorkan.
-       Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas:
  Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu, untuk melahirkan bahu kiri
bayi yang berada di belakang.
  Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu, untuk melahirkan bahu
kanan bayi yang berada di belakang.
-       Masukkan dua jari tangan kanan/kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan
lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi.
-       Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra
lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan
cara yang sama.
c)    Cara Muller
Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan cara Bracht bahu
dan tangan tidak bisa lahir.
-       Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang
sama seperti klasik, ke arah belakang kontra lateral dari letak bahu depan.
-       Setelah  bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk
melahirkan bahu dan lengan belakang.
d)   Cara Lovset (dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang
kepala/nuchal arm)
-       Setelah bokong dan kaki bayi lahir, memegang bayi dengan kedua tangan.
-       Memutar bayi 180º dengan lengan bayi yang terjangkit ke arah petunjuk jari tangan
yang nuchal.
-       Memutar kembali 180º ke arah yang berlawanan ke kiri/kanan. Beberapa kali hingga
kedua bahu dan lengan dilahirkan secara klasik/muller.
5.    Ekstraksi kaki
Dilakukan bila kala II tak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi
-       Tangan kanan masuk secara obstetric menelusuri bokong, pangkal paha sampai lutut,
kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin, sehingga kaki bawah
menjadi fleksi, tangan yang lain mendorong fundus ke bawah. Setelah kaki fleksi
pergelangan kaki di pegang dengan dua jari dan dituntun ke luar dari vagina sampai
batas lutut.
-       Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari di letakkan di
belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis, kaki
ditarik curam ke bawah sampai pangkal paha lahir.
-       Pegangan dipindah ke pangkal setinggi mungkin dengan kedua ibu jari di belakang
paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha.
-       Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir. Kemudian
pangkal paha dengan pegangan yang sama di elevasi ke atas hingga trokhanter
belakang lahir. Bila kedua trokhanter telah lahir berarti bokong lahir.
-       Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu, maka yang lahir lebih
dahulu ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka
pangkal paha ditarik terus curam ke bawah.
-       Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara “b”  atau  “c”  atau  “d”.
6.    Teknik Ekstraksi Bokong
Dikerjakan jika presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul,
bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin / ibu yang mengharuskan bayi
segera dilahirkan.
-       Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan dalam
jalan lahir dan diletakkan dilipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha
ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga tariakn ini, maka tangan penolong
yang lain mencekam pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah.
-       Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari
telunjuk penolong yang lain mengait lipatan paha ditarik cuam ke bawah sampai
bokong lahir.
-       Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara  “b”  atau  “c”  atau  “d”

Cara melahirkan kepala bayi


Cara Maurice (dilakukan bila bayi dilahirkan secra manual aid/bila dengan bracht
kepala belum lahir)
-       Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah menunggang
kuda.
-       Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di maksila.
-       Tangan kanan memegang/mencengkam bahu tengkuk bayi
-       Minta seorang asisten menekan fundus uteri
-       Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong persalinan
melakukan tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang
dimasukkan untuk menekan dagu/mulut.
(Sumber: Sarwono.2010)

1.      Mochtar,Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC


2.      Prawirohardjo,Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka-SP
3.      Prawirohardjo,Sarwono.2010.Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka-SP
4.      Rukiyah,Ai Yeyeh dan Lia Yulianti.2011.Asuhan Kebidanan IV(Patologi
Kebidanan).Jakarta: Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai