Anda di halaman 1dari 10

Tugas CBD

Aditya Tejabaswara

Istilah yang berkaitan dengan letak, sikap, posisi dan presentasi janin

1)  Situs ( Letak Janin)


Hubungan sumbu panjang ibu dengan sumbu panjang janin sehingga dijumpai kedudukan
membujur atau lintang. Hubungan sumbu panjang janin dan sumbu panjang rahim dikenal dua
bentuk membujur ( letak kepala, letak sungsang dan letak lintang).

2)  Habitus ( Sikap)
Letak bagian janin satu terhadap lainnya. Hubungan antara kepala, bokong, tangan, dan kaki satu
dengan yang lainnya. Letak janin fisiologi adalah :
a) Badan melengkung, menyesuaikan diri dengan rahim.
b) Kepala fleksi, dimana dagu menempel pada dada.

c) Lengan bersilang didepan dada.

d) Kaki melipat pada paha, dan lutut rapat pada badan.

e) Kepala janin berada di atas panggul.

Kelainan dalam sikap dijumpai bentuk diantaranya letak defleksi kepala (letak puncak kepala, letak
dahi, letak muka) dan kedudukan kombinasi ( kepala tangan atau lengan, kepala dan kaki, kepala
dan tali pusat).

3)  Posisi
Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah

bagian terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan, atau belakang terhadap sumbu ibu
(maternal pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala ( LBK) ubun – ubun kecil (uuk) kiri depan,
uuk kanan belakang.

4)  Presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin

yang ada di bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam.
Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu.

Dalam keadaan normal, presentasi janin adalah belakang kepala dengan penunjuk ubun – ubun
kecil dalam posisi transversal, dan posisi anterior. Dengan presentasi tersebut, maka kepala janin
akan masuk panggul dalam ukuran terkecilnya apabila sikap kepala janin fleksi. Sikap yang tidak
normal akan menimbulkan malpresentasi pada janin, dan terjadi kesulitan persalinan karena
diameter kepala yang harus melalui panggul menjadi lebih besar.

5) Kedudukan bagian terbawah janin


PELVIMETRI

A. PINTU ATAS PANGGUL


Pintu atas panggul (PAP) merupakan suatu bidang yang dibatasi disebelah posterior oleh
promontorium, dilateral oleh linea terminalis dan di anterior oleh pinggir atas simpisis. Pada
panggul ginekoid PAP hampir bundar, kecuali di daerah promontorium agak masuk sedikit.
Ukuran ukuran pintu atas panggul:
1. Diameter anteroposterior yang diukur dari promontorium sampai ke tengah permukaan
posterior simpisis. Disebut juga conjugate obstetrika.
2. Konjugata diagonalis yaitu jarak tepi bawah simfisis sampai ke promontorium, yang
dapat diukur dengan memasukan jari tengah dan telunjuk ke dalam vagina dan
mencoba meraba promontorium. Pada panggul normal tidak teraba dengan jari yang
panjangnya 12 cm.
3. Konjugata vera yaitu jarak tepi atas simfisis dengan promontorium didapat dengan
mengurangi konjugata diagonalis dengan 1,5 cm
4. Diameter tranversa adalah jarak terjauh garis lintang PAP, biasanya 12,5-13 cm
5. Diameter oblique adalah garis persilangan konjugata vera dengan diameter tranversa ke
artikulasio sakroiliaka.
B. RUANG PANGGUL
Ruang panggul merupakan saluran diantara PAP dan Pintu bawah panggul (PBP).
Dinding anterior sekitar 4 cm terdiri atas os pubis dengan simpisisnya. Dinding posterior
dibentuk oleh ossakrum dan os koksigis, sepanjang ±12 cm. Karena itu ruang panggul berbentuk
saluran dengan sumbu melengkung ke depan.
C. PINTU BAWAH PANGGUL
Batas pintu bawah panggul adalah setinggi spina ischiadika. Jarak antara kedua spina ini
disebut diameter bispinosum adalah sekitar 9,5-10 cm. PBP berbentuk segi empat panjang
disebelah anterior dibatasi oleh arkus pubis, dilateral oleh tuber ischii. Dan di posterior oleh os
koksigis dan ligamentum sakrotuberosum. Pada panggul normal besar sudut (arkus pubis )
adalah ± 90 derajat . Jika kurang dari 90 derajat , lahirnya kepala janin lebih sulit karena kepala
memerlukan labih banyak tempat ke posterior.
D. JENIS PANGGUL
Menurut Caldwell-Moloy panggul terdiri dari :
1. Jenis ginekoid: ditemukan pada 45% wanita. Panjang diameter anteroposterior hampir
sama dengan transversa
2. Jenis android: Bentuk PAP hampir segitiga. Pada umumnya pada pria. Diameter
anteroposterior hamper sama panjangnya dengan diameter tranversa, tetapi diameter
tranversa dekat dengan sacrum. Bagian dorsal PAP gepeng, bagian ventral menyempit
ke muka. Ditemukan pada 15% wanita
3. Jenis anthropoid: bentuk PAP agak lonjong seperti telur, ditemukan pada 35 % wanita.
Jenis panggul ini diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter tranversa
4. Jenis platipelloid: ditemukan pada 5 % wanita . diameter transversa lebih besar dapirada
diameter anteroposterior. Tipe panggul campuran disebut bila tidak memenuhi criteria
4 macam bentuk pelvis dasar yang dibagi oleh Cadwell. Untuk menentukan kombinasi
ini mula mula yang disebut adalah jenis segmen pelvis bagian belakang dahulu
kemudian baru bagian segmen depan.

Persalinan Sungsang
Tehnik melahirkan bayi sungsang pada persalinan perabdominal prinsipnya kurang lebih sama
dengan persalinan pervaginam.
Yang dilakukan pertama setelah membuka uterus, adalah identifikasi presentasi janin, dapat
dilakukan meluksir bokong dan dilanjutkan dengan bracht.
1) Partial Extraction/ Manual Aid

a) Mueller

(1) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil

dilakukan traksi curam ke bawah sejauh mungkin sampai

bahu depan dan lengan depan dilahirkan dengan mengait

lengan di bawahnya.

(2) Setelah bahu dan lengan depan lahir, maka badan janin

yang masih dipegang secara femuro-pelvis ditarik ke atas

sampai bahu belakang lahir.

(3) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan bila

perlu dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk

mengeluarkan lengan depan.

(4) Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas dengan

telunjuk jari tangan kiri penolong.

b) Lovset

(1) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil

dilakukan traksi, badan janin diputar setengah lingkaran,

sehingga bahu belakang menjadi bahu depan.

(2) Sambil melakukan traksi, badan janin diputar kembali ke

arah yang berlawanan setengah lingkaran demikian

seterusnya bolak-balik sehingga bahu belakang tampak di


bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.

(3) Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 180 0

kearah yang berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu

depan dan dapat dilahirkan.

(4) Tubuh janin diputar kembali 180 0 kearah yang berlawanan

sehingga bahu belakang kembali menjadi bahu depan dan dapat

dilahirkan.
c) Mauriceau

(1) Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin

dimasukkan ke dalam.

(2) Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk

serta jari ke empat mencengkeram fossa canina

sedangkan jari yang lain mencengkeram leher.

(3) Jari tengah masuk ke dalam mulut bayi, jari telunjuk dan jari

manis berada di fossa canina.

(4) Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong seolah-

olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ke tiga

penolong mencengkeram leher janin dari arah punggung.

(5) Kedua tangan penolong menarik kepala janin.

(6) Kepala janin dielevasi ke atas.

2) Full Extraction
a) Cara ekstraksi bokong

(1) Lakukan periksa dalam untuk memastikan titik penunjuk

(os sacrum).

(2) Jari telunjuk tangan operator yang berhadapan dengan os

sacrum dikaitkan pada lipat paha depan janin. Kemudian

dilakukan ekstraksi.

(3) Ekstraksi diteruskan dengan cara menempatkan kedua tangan

pada bokong janin dengan kedua ibu jari berada di atas sacrum

dan jari-jari kedua tangan berada di atas lipat paha janin.

(4) Ekstraksi dilakukan dengan punggung janin di depan, kemudian

mengikuti putaran paksi dalam bahu, salah satu bahu akan ke

depan.

b) Cara ekstraksi kaki.


DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Ilmu Bedah Kebidanan. 2nd ed, Jakarta Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo 1991; 1-14 3.
2. Wiknjosastro H. Anatomi jalan lahir. Dalam: Wiknjosastro H. Saifuddin AB,
Rachimhadi T Ilmu Kebidanan 3rd ed. Jakarta : yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo 1992; 102-112 4.
3. Cunningham FG, Mac Donald PC, Gant NF. In: William Obstetrics, 25th ed. Appleton
and Lange, 2018

Anda mungkin juga menyukai