2.1.1 Pengertian
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum
sungsang dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada
PAP/sympisis)
a. Sudut ibu
2) Keadaan plasenta
4) Plasenta previa
6) Kesempitan panggul
5
6
kepala
b. Sudut janin
4) Gemeli
5) Hidramnion
6) Prematuritas
2.1.3 Diagnosis
Manuver leopold perlu dilakukan pada setiap kunjungan perawatan antenatal bila
keraguan pada pemeriksaan palpasi, dapat dilakukan periksa dalam vagina dan
presentasi bokong pada masa kehamilan sangat penting oleh karena adanya
cara persalinan yang hendak dipilih. Taksiran berat janin, jenis presentasi
bokong, keadaan selaput ketuban, ukuran dan struktur tulang panggul ibu,
ultrasonografi.
presentasi bokong pada umur kehamilan cukup bulan. Hiperekstensi kepala janin
merupakan indikasi kontra untuk persalinan vaginal. Kepala akan sulit dilahirkan
2008).
1) Teraba bokong
1) Teraba bokong
1. Teraba bokong
d. Letak kaki
1) Bila bagian terrendah teraba salah satu dan kedua kaki atau lutut
2) Dapat dibedakan letak kaki bila kaki terendah, letak lutut bila lutut
terendah.
a. Terhadap janin
4) Dislokasi leher
6) Hipoksia, asfiksia lahir. Hal ini mungkin karena komplikasi tali pusat.
kelahiran
b. Terhadap ibu
1) Trauma uretra
Kepala adalah bagian yang terbesar dan kurang elastis. Pada presentasi
kepala apabila kepala dapat dilahirkan, maka bagian janin lainnya relatif mudah
dilahirkan. Tidak demikian halnya pada presentasi bokong. Hal inilah yang
bitrokanter dalam posisi oblik. Pinggul janin bagian depan (anterior) mengalami
bawah (kaudal) akan menghasilkan putaran paksi dalam yang membawa sakrum
10
ke arah transversal (pukul 3 atau 9), sehingga posisi diameter bitrokanter di pintu
dalam, perineum akan meregang, vulva membuka dan pinggul depan akan lahir
terlebih dahulu. Pada saat itu, tubuh janin mengalami putaran paksi dalam dan
diikuti putaran paksi luar. Putaran paksi luar akan membuat posisi diameter
akan terjadi kemudian baik secara spontan maupun dengan bantuan (manual aid)
(Prawirohardjo, 2008).
2.1.7 Penatalaksanaan
Terdiri dari partus spontan (pada letak sungsang janin dapat lahir secara
spontan seluruhnya ) dan manual aid (manual hilfe). Waktu memimpin partus
1) Fase menunggu
mudah. Sebaiknya jangan di lakukan ekspresi kristeller, karena hal ini akan
Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara
kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit. Untuk
1) Secara klasik
Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan dengan cara brach,
bahu dan tangan tidak bisa lahir. Tehnik persalinan dengan cara klasik adalah
sebagai berikut :
superior.
siku.
2) Secara muller
d) Perut bayi di dekatkan keperut ibu, tangan lain menelusuri bahu belakang,
3) Secara loevset
Konsep tehnik loevset dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit
a) Setelah bokong lahir dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua
tangan.
b) Memutar bayi 180 derajat dengan lengan bayi yang menjungkit kearah
hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan secara klasik atau muller.
4) Cara Bracht
Bokong ditangkap, tangan diletakan pada paha dan sacrum, kemudian janin
ditarik keatas. Biasanya hal ini dilakukan pada janin kecil dan multipara.
13
5) Cara Potter
Dikeluarkan dulu lengan dan bahu depan dengan menarik janin kebawah
dan menekan dengan dua jari pada skapul. Badan janin diangkat keatas untuk
c. Melahirkan kepala
Masukan jari-jari dalam mulut (muka mengarah kekiri = jari kiri, mengarah
kekanan = jari kanan). Letakan anak menunggang pada lengan sementara tangan
lain memegang pada tengkuk, lalu tarik kebawah sampai rambut dan kepala
dilahirkan. kegunaan jari dalam mulut hanya untuk menambah fleksi kepala.
2) De snoo
Tangan kiri menadah perut dan dada serta dua jari diletakan dileher
Perbedaannya dengan Mauriceau ialah disini tangan tidak masuk dalam vagina.
3) Wigand martin-winckelisis
Satu tangan (kiri) dalam jalan lahir dengan telunjuk dalam mulut janin
sedang jari tengah dan ibu jari pada rahag bawah. Tangan lain menekan diatas
4) Naujoks
Satu tangan memegang leher janin dari depan, tangan lain memegang leher
pada bahu, tarik janin kebawah dengan bantuan dorongan dari atas simfisis.
Dilakukan pada ubun-ubun kecil terletak pada sebelah belakang. Satu tangan
memegang bahu janin dari belakang, tangan lain memegang kaki lalu menarik janin
d. Ekstraksi
Terdidi atas ekstraksi pada kaki dan ekstraksi pada bokong. Karena ekstraksi pada
bobong sedikit sugar, kita sedapat mungkin bersaha untuk melakukan ekstraksi
Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama yaitu:
a) Serahkan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk di beri ASI.
e) Segera (dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir) suntikan okxitosin 10 unit
b) Pindahkan klem ( penjjepit untuk memotong tali pusat saat kala II ) pada tali
c) Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (beralaskan kain) tepat di atas
simpisis pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus dan
terjadi kontrraksi yang kuat,tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan
tangan yang lain (pada dinding abdomen) menekan uterus kea rah lumbal
dan kepala ibu (dorso cranial). Lakukan secara hati-hati untuk mencegah
pusat terkendali.
e) Saat mulai kontraksi ( uterus menjadi bulat atau tali pusat menjulur )
tegangkan tali pusat kearah bawah, lakukan tegangan dorso cranial hingga
tali pusat makin menjulur dan korpus uteri bergerak keatas yang menandakan
f) Tetapi jika langkah lima di atas tidak berjalan sebagaimana mestinya ddan
plasenta tidak turun setelah 30-40 detik di mulainya peneggangan tali pusat
- Pegang klem dan tali pusat dengan lembut dan tunggu sampai kontraksi
berikutnya. Jika perlu, pindahkan klem lebih dekat ke perineum pada saat
terkendali dan tekan dorso –kranial pada korpus uteri secara serentak.
g) Setelah plaseenta terlepas, anjurkan ibu untuk untuk meneran agar plasenta
terrdorong keluar melalui interitus vagina. Tetap tegangkan tali pusat dengan
h) Pada saat plasenta terlihat pada interitus vagina, lahirkan plasenta dengan
mengangkat tali pusat keatas dan menopang plasenta dengan tangan lainnya
robek: pegang plasenta dengan kedua tangan dan secara lembut putar plasenta
selaput ketuban.
j) Jika selapu ketuban robek dan tertinggall dijalan lahir saat melahirkan plasenta,
dengan hati—hati periksa vagina dan serviks dengan seksama. Gunakan jari-jari
tangan anda atau klem DTT atau steril atau forsep untuk keluaran selaput
b) Jelaskan tindakan pada ibu, katakana pada ibu bahwa ibu akan merasa agak tidak
nyaman karena tindakan yang diberikan. Anjurkan pada ibu untuk menarik
c) Dengan lembut ttapi mantap gerakan tangan dengan arah memutar pada fundus
uteri supaya uterus berkontraksi. Jika uterus tidak berkontrraksi dalam waktu 15
utuh.:
memastikan bahwa semuanya lengkap dan utuh (tidak ada bagian yang
hilang).
e) Periksa uterus setelah satu hingga dua menit untuk memastikan uterus
berkontraksi jika uterus masih belum berkontraksi baik, ulangi masase fundus
f) Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca
(Wiknjosastro 2007).
18
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI.
www.dostoc.blogspot/jumlahkematianibudimalukuutaratahun2009-2010.html
Jakarta.