Anda di halaman 1dari 41

PERSALINAN SUNGSANG

C H R I S T I N A P E R N AT U N K I S M O Y O
Pengertian Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah
kavum uteri. Biasanya kejadian letak sungsang berkisar antara 2% sampai
3% bervariasi di berbagai tempat. Sekalipun kejadiannya kecil tetapi
mempunyai penyulit yang besar dengan angka kematian sekitar 20%
sampai 30% (Wiknjosastro, 2005).
PENGERTIAN

• Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak


memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada
di bagian bawah kavum uteri (Wiknjosastro, 2007).
• Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang
(membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus dan bokong
berada di bawah.
KLASIFIKASI

A B C

A. Presentasi bokong murni (frank breech) Letak sungsang dimana kedua kaki terangkat ke
atas sehingga ujung kaki setinggi bahu atau kepala janin.
B. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) Letak sungsang dimana kedua kaki
dan tangan menyilang sempurna dan di samping bokong dapat diraba kedua kaki.
C. Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech) Letak sungsang dimana
hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas (Kasdu,
2005).
DIAGNOSIS

• Ditegakkan dengan pemeriksaan perabdominal pada palpasi di


bagian bawah teraba bagian yang kurang keras dan kurang
bundar, sementara di fundus teraba bagian yang keras, bundar
dan melenting. Denyut jantung janin terdengar di atas pusat.
Pemeriksaan USG atau rontgen dapat mengetahui letak yang
sebenarnya pada pemeriksaan pervaginam teraba bagian lunak
anus juga akan teraba bagian sacrum.
POSISI
ETIOLOGI LETAK SUNGSANG

• Dari sudut ibu


• Keadaan rahim (rahim arkuatus, septum pada rahim, uterus dupleks, mioma
bersama kehamilan).
• Keadaan jalan lahir (kesempitan panggul, deformitas tulang panggul, terdapat
tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala).
• Keadaan plasenta (plasenta letak rendah, plasenta previa).
• Dari sudut janin
• Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat.
• Hidrosefalus atau anensefalus.
• Kehamilan kembar.
• Hidramnion atau oligohidramnion.
• Prematuritas (Manuaba, 2010).
PROGNOSIS 1
Tabel 2.1 Indeks Prognosis menurut Zatuchni dan Andros

0 1 2
No Paritas
Primi Multi

1 Umur Kehamilan >39 minggu 38 minggu  37 minggu

2 Tafsiran Berat Janin >3630 gram 3629-3176 <3176 gram


Tidak gram
<2cm 1 kali
3 Pernah Letak >2kali
Sungsang(2500 gram) <-3 3cm

4 Pembukaan Serviks -2 >4 cm

5 Station -1 atau lebih

< 3 : Persalinan abdominal


4: Evaluasi kembali, khususnya badan janin, bila nilai tetap, dapat
dilahirkan pervaginam.
>5: Dilahirkan pervaginam
PERSALINAN SUNGSANG

• Persalinan diselesaikan dengan pertolongan pervaginam


dengan pertolongan fisiologis secara brach, ekstraksi parsial
(secara klasik, Mueller, loevset), persalinan kepala (secara
mauriceau veit smellie, menggunakan forcep ekstraksi).
• Ekstraksi bokong totalis (ekstraksi bokong, ekstraksi kaki)
atau pertolongan persalinan dengan sectio caesaria (Manuaba,
2010).
PERSALINAN PERVAGINAM
Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat yang harus
dipenuhi yaitu :
• Pembukaan benar-benar lengkap,
• Kulit ketuban sudah pecah,
• His adekuat dan tafsiran berat badan janin < 3600 gram.
• Terdapat situasi-situasi tertentu yang membuat persalinan pervaginam tidak
dapat dihindarkan yaitu ibu memilih persalinan pervaginam,
• Direncanakan bedah sesar tetapi terjadi proses persalinan yang sedemikian cepat,
• Persalinan terjadi di fasilitas yang tidak memungkinkan dilakukan bedah sesar,
• Presentasi bokong yang tidak terdiagnosis hingga kala II dan kelahiran janin
kedua pada kehamilan kembar. Persalinan pervaginam tidak dilakukan apabila
didapatkan
• Kontra indikasi persalinan pervaginam bagi ibu dan janin, presentasi kaki,
hiperekstensi kepala janin dan berat bayi > 3600 gram, tidak adanya
informed consent, dan tidak adanya petugas yang berpengalaman dalam
melakukan pertolongan persalinan (Wiknjosastro, 2007).
Persalinan spontan (spontaneous breech)

• Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri (cara


bracht). Pada persalinan spontan bracht ada 3 tahapan yaitu
tahapan pertama yaitu fase lambat, fase cepat, dan fase
lambat.
PROSEDUR MELAHIRKAN SECARA
BRACHT
• Ibu dalam posisi litotomi, sedang penolong berdiri di
depan vulva, dilahirkan dengan kekuatan ibu sendiri.
Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan
selanjutnya dilakukan seperti pada persalinan spontan
pervaginam pada presentasi belakang kepala.
Partial Extraction/ Manual Aid

J A N I N D I L A H I R K A N S E B A G I A N D E N G A N T E N A G A D A N K E K U ATA N I B U D A N S E B A G I A N
LAGI DENGAN TENAGA PENOLONG.
Mueller
Badan janin dipegang secara femuro-pelvis
dan sambil dilakukan traksi curam ke bawah
sejauh mungkin sampai bahu depan di
bawah simfisis dan lengan depan dilahirkan
dengan mengait lengan di bawahnya.

Pegangan “Femuro Pelvic” pada pertolongan


persalinan sungsang pervaginam.
Setelah bahu dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih dipegang
secara femuro-pelvis ditarik ke atas sampai bahu belakang lahir (Wiknjosastro,
2007).

(kiri) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan bila perlu
dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk mengeluarkan lengan depan.
(kanan) Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas dengan
telunjuk jari tangan kiri penolong.
Klasik
Kedua kaki janin dipegang dengan tangan
kanan penolong pada pergelangan kakinya
dan dielevasi ke atas sejauh mungkin
sehingga perut janin mendekati perut ibu.

Gambar . Melahirkan lengan belakang pada tehnik melahirkan bahu cara klasik.
• Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong
dimasukkan ke dalam jalan lahir dengan jari telunjuk
menelusuri bahu janin sampai pada fossa cubiti
kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan
seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin

Melahirkan lengan depan pada tehnik


melahirkan bahu cara klasik.
LANJUT………….

• Untuk melahirkan lengan depan, pegangan


pada pergelangan kaki janin diganti dengan
tangan kanan penolong dan ditarik curam ke
bawah sehingga punggung janin mendekati
punggung ibu. Dengan cara yang sama lengan
dapat dilahirkan (Wiknjosastro, 2007).
Lovset
Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil
dilakukan traksi curam ke bawah badan janin diputar setengah
lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan.

Gambar Tubuh janin dipegang dengan pegangan femuropelvik.


• Sambil melakukan traksi, badan janin diputar kembali ke arah
yang berlawanan setengah lingkaran demikian seterusnya
bolak-balik sehingga bahu belakang tampak di bawah simfisis
dan lengan dapat dilahirkan.

Gambar . Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar


1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu
depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan.
Gambar . Tubuh janin diputar kembali 1800 kearah yang
berlawanan sehingga bahu belakang kembali menjadi bahu depan
dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan.
Mauriceau
TEKNIK MAURICEAU
1. Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke
dalam jalan lahir.
2. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk serta jari
ke empat mencengkeram fossa canina sedangkan jari yang lain
mencengkeram leher.
3. Jari tengah masuk ke dalam mulut bayi, jari telunjuk dan jari manis
berada di fossa canina.
4. Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong seolah-olah
janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ke tiga penolong
mencengkeram leher janin dari arah punggung.
5. Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil seorang
asisten melakukan fundal pressure.
6. Saat suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala janin dielevasi ke atas dengan
suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung,
mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya seluruh kepala (Wiknjosastro, 2007).
Full Extraction

• Janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.


Ekstraksi sungsang dilakukan jika ada indikasi dan memenuhi
syarat untuk mengakhiri persalinan serta tidak ada kontra
indikasi. Indikasi ekstraksi sungsang yaitu gawat janin, tali
pusat menumbung, persalinan macet.
Cara ekstraksi bokong

Lakukan periksa dalam vagina untuk memastikan titik penunjuk


(os sacrum).
Jari telunjuk tangan operator yang berhadapan dengan os
sacrum dikaitkan pada lipat paha depan janin. Kemudian
dilakukan ekstraksi curam ke bawah.
Bila trokanter depan sudah berada di bawah simfisis, jari
telunjuk tangan operator yang lain dipasang pada lipat paha
belakang untuk membantu traksi sehingga bokong berada di luar
vulva.
Kaitkan pada lipat paha depan untuk melahirkan trochanter
depan.
4. Arah ekstraksi berubah ke atas untuk mengeluarkan trokanter belakang.
5. Ekstraksi kemudian mengikuti putaran paksi dalam.
6. Bila pusat sudah berada di luar vulva, dikendorkan.
7. Ekstraksi diteruskan dengan cara menempatkan kedua tangan pada bokong
janin dengan kedua ibu jari berada di atas sacrum dan jari-jari kedua tangan
berada di atas lipat paha janin.
• Untuk memperkuat traksi bokong, dilakukan traksi dengan
menggunakan kedua tangan seperti terlihat pada gambar.
•  Ekstraksi dilakukan dengan punggung janin di depan,
kemudian mengikuti putaran paksi dalam bahu, salah satu
bahu akan ke depan.
• Setelah ujung tulang belikat terlihat dilakukan periksa dalam
vagina untuk menentukan letak lengan janin, apakah
• tetap berada di depan dada, menjungkit atau di belakang
tengkuk. Pada ekstraksi bokong sampai tulang belikat sering
diperlukan bantuan dorongan kristeller.
CARA EKSTRAKSI KAKI

Bila kaki masih terdapat di dalam vagina, tangan operator yang berada
pada posisi yang sama dengan os sacrum dimasukkan dalam vagina
untuk menelusuri bokong, paha sampai lutut guna mengadakan abduksi
paha janin sehingga kaki janin keluar. Selama melakukan tindakan ini,
fundus uteri ditahan oleh tangan operator yang lain.

Tangan dalam mencari kaki


dengan menulusuri bokong
sampai fosa poplitea.
Bantuan tangan luar dibagian fundus uteri dalam
usaha mencari kaki janin.
RANGKAIAN LANGKAH MENCARI DAN
MENURUNKAN KAKI PADA PERSALINAN
SUNGSANG (MANEUVER PINARD).
• Bila satu atau dua kaki sudah berada di luar vulva, maka dipegang dengan dua
tangan operator pada betis dengan
• ibu jari berada punggung betis. Lakukan traksi ke bawah. Setelah lutut
dan sebagian paha keluar, pegangan dialihkan pada paha dengan kedua
ibu jari pada punggung paha.
• Dilakukan traksi ke bawah lagi (operator jongkok) dengan tujuan
menyesuaikan arah traksi dengan sumbu panggul ibu.
• Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua ibu
jari dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain
didepan tulang kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah
pada kaki sampai pangkal paha lahir
• Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari
dibelakang paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan paha.
• Dengan pegangan ini pangkal paha ditarik curam bawah sampai trochanter depan
lahir
(6) Kemudian dilakukan traksi curam atas
pada pangkal paha untuk melahirkan trochanter
belakang sehingga akhirnya seluruh bokong
lahir
Setelah bokong lahir, dilakukan
pegangan femuropelvik dan
dilakukan traksi curam dan
selanjutnya untuk
menyelesaikan persalinan bahu
dan lengan serta kepala seperti
yang sudah dijelaskan.

Terlihat bagaimana cara melakukan pegangan


pada pergelangan kaki anak. Sebaiknya
digunakan kain setengah basah untuk
mengatasi licinnya tubuh anak. Traksi curam
bawah untuk melahirkan lengan sampai
skapula depan terlihat .
• Pegangan selanjutnya adalah dengan memegang bokong dan
panggul janin (jangan diatas panggul anak). Jangan lakukan
gerakan rotasi sebelum skapula terlihat.

Skapula sudah terlihat, rotasi tubuh sudah


boleh dikerjakan.
Dilakukan traksi curam atas untuk
melahirkan bahu belakang yang
diikuti dengan gerakan untuk
membebaskan lengan belakang lebih
lanjut.

Persalinan bahu depan melalui traksi


curam bahwa setelah bahu belakang
dilahirkan. Lengan depan dilahirkan
dengan cara yang sama dengan
melahirkan
`lengan belakang.
Komplikasi persalinan letak sungsang

• Komplikasi pada ibu


• Perdarahan
• Robekan jalan lahir
• Infeksi
• Komplikasi pada bayi. Trias Komplikasi asfiksia, trauma persalinan, infeksi.
• Asfiksia Bayi dapat disebabkan oleh :
• Kemacetan persalinan kepala, aspirasi air ketuban / lendir
• Perdarahan atau edema jaringan otak
• Kerusakan medulla oblongata
• Kerusakan persendian tulang leher
• Kematian bayi karena asfiksia berat
• Trauma persalinan
• Dislokasi fraktur persendian, tulang ekstermitas
• Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung
• Dislokasi fraktur persendian tulang leher, fraktur tulang dasar kepala, fraktur tulang kepala,
kerusakan pada mata, hidung atau telinga, kerusakan pada jaringan otak.
• Infeksi dapat terjadi karena :
• Persalinan belangsung lama
• Ketuban pecah pada pembukaan kecil
• Manipulasi dengan pemeriksaan dalam (Manuaba, 2010).
•  
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai