Anda di halaman 1dari 19

1

MATERI KULIAH KE-3


MK. ASKEB IBU BERSALIN DAN BBL
DOSEN CHRISTINA PERNATUN KISMOYO

1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan
ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir (Saifuddin, 2008).
Persalinan dibagi menjadi 2, yaitu persalinan fisiologi dan persalinan
patologi.
a. Persalinan Fisiologis
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Persalinan dibagi menjadi 4 yaitu :
1) Kala I dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan
lengkap (10cm).
2) Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
3) Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.
4) Kala III dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post
partum.

b. Persalinan patologis disebut juga dengan dystocia berasal dari bahasa


Yunani. Dys atau dus artinya jelek atau buruk, tocos artinya persalinan.
Persalinan patologis adalah persalinan yang membawa satu akibat
buruk bagi ibu dan anak. (Departemen of Gynekologi).

2. Pengertian Letak Sungsang


Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di
bagian bawah kavum uteri. Biasanya kejadian letak sungsang berkisar
antara 2% sampai 3% bervariasi di berbagai tempat. Sekalipun
kejadiannya kecil tetapi mempunyai penyulit yang besar dengan angka
kematian sekitar 20% sampai 30% (Wiknjosastro, 2005).
2
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri (Wiknjosastro, 2007).
Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang
(membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus dan bokong berada di
bawah.
3. Klasifikasi letak sungsang

b a. c.
Gambar 2.1 Klasifikasi letak sungsang.
a. Presentasi bokong murni (frank breech) Yaitu letak sungsang dimana
kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujung kaki setinggi bahu atau
kepala janin.
b. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) Yaitu letak
sungsang dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di
samping bokong dapat diraba kedua kaki.
c. Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech) Yaitu letak
sungsang dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki
yang lain terangkat ke atas (Kasdu, 2005).
4. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan perabdominal pada
palpasi di bagian bawah teraba bagian yang kurang keras dan kurang
bundar, sementara di fundus teraba bagian yang keras, bundar dan
melenting. Denyut jantung janin terdengar di atas pusat. Pemeriksaan USG
atau rontgen dapat mengetahui letak yang sebenarnya pada pemeriksaan
pervaginam teraba bagian lunak anus juga akan teraba bagian sacrum
(Marmi, 2011).
3

Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pasa


pemeriksaan luar, di bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian keras
dan bulat, yakni kepala, dan kepala teraba di fundus uteri. Kadang-kadang
bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala,
tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Seringkali wanita
tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain daripada yang
terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih
banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan
setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.
Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak
dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah
berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keragu-raguan, harus
dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik. Setelah
ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai
dengan adanya sacrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat
diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat
tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak
sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan
panjang telapak tangan (Wiknjosastro, 2007).

5. Etiologi Letak Sungsang


a. Dari sudut ibu
1) Keadaan rahim (rahim arkuatus, septum pada rahim, uterus
dupleks, mioma bersama kehamilan).
2) Keadaan jalan lahir (kesempitan panggul, deformitas tulang
panggul, terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke
posisi kepala).
3) Keadaan plasenta (plasenta letak rendah, plasenta previa).
b. Dari sudut janin
1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat.
2) Hidrosefalus atau anensefalus.
3) Kehamilan kembar.
4) Hidramnion atau oligohidramnion.
5) Prematuritas (Manuaba, 2010).
4

6. Cara Persalinan Letak Sungsang


Zatuchni dan Andros telah membuat suatu indeks prognosis untuk
menilai lebih tepat apakah persalinan sungsang dapat dilahirkan per
vaginam atau per abdominal.

Tabel 2.1 Indeks Prognosis menurut Zatuchni dan Andros

0 1 2
No Paritas
Primi Multi

1 Umur Kehamilan >39 minggu 38 minggu  37 minggu

2 Tafsiran Berat Janin >3630 gram 3629-3176 <3176 gram


Tidak gram
<2cm 1 kali
3 Pernah Letak >2kali
Sungsang(2500 gram) <-3 3cm

4 Pembukaan Serviks -2 >4 cm

5 Station -1 atau lebih


rendah

Arti nilai:
<3 : Persalinan per abdominal
5

4 : Evaluasi kembali, khususnya badan janin, bila nilai tetap, dapat


dilahirkan pervaginam.
>5 : Dilahirkan pervaginam

Pertolongan persalinan letak sungsang memerlukan perhatian


karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai
dengan kematian bayi. Menghadapi kehamilan letak sungsang dapat
diambil tindakan melalui versi luar ketika hamil. Persalinan diselesaikan
dengan pertolongan pervaginam dengan pertolongan fisiologis secara
brach, ekstraksi parsial (secara klasik, Mueller, loevset), persalinan kepala
(secara mauriceau veit smellie, menggunakan forcep ekstraksi). Ekstraksi
bokong totalis (ekstraksi bokong, ekstraksi kaki) atau pertolongan
persalinan dengan sectio caesaria (Manuaba, 2010).
a. Pervaginam
Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat
yang harus dipenuhi yaitu pembukaan benar-benar lengkap, kulit
ketuban sudah pecah, his adekuat dan tafsiran berat badan janin <
3600 gram. Terdapat situasi-situasi tertentu yang membuat persalinan
pervaginam tidak dapat dihindarkan yaitu ibu memilih persalinan
pervaginam, direncanakan bedah sesar tetapi terjadi proses persalinan
yang sedemikian cepat, persalinan terjadi di fasilitas yang tidak
memungkinkan dilakukan bedah sesar, presentasi bokong yang tidak
terdiagnosis hingga kala II dan kelahiran janin kedua pada kehamilan
kembar. Persalinan pervaginam tidak dilakukan apabila didapatkan
Kontra indikasi persalinan pervaginam bagi ibu dan janin, presentasi
kaki, hiperekstensi kepala janin dan berat bayi > 3600 gram, tidak
adanya informed consent, dan tidak adanya petugas yang
berpengalaman dalam melakukan pertolongan persalinan
(Wiknjosastro, 2007).
1) Persalinan spontan (spontaneous breech)
Yaitu janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu
sendiri (cara bracht). Pada persalinan spontan bracht ada 3 tahapan
yaitu tahapan pertama yaitu fase lambat, fase cepat, dan fase
lambat.
6
Prosedur melahirkan secara bracht :
Ibu dalam posisi litotomi, sedang penolong berdiri di depan vulva,
dilahirkan dengan kekuatan ibu sendiri. Setelah anak lahir,
perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan seperti pada
persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang kepala.

Gambar 2.2 Pegangan panggul anak pada persalinan spontan


Bracht.

Gambar 2.3 Pegangan bokong anak pada persalinan spontan Bracht.

2) Partial Extraction/ Manual Aid


Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan
sebagian lagi dengan tenaga penolong.
a) Mueller
(1) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil
dilakukan traksi curam ke bawah sejauh mungkin sampai
bahu depan di bawah simfisis dan lengan depan dilahirkan
dengan mengait lengan di bawahnya.
7

Gambar 2.4 Pegangan “Femuro Pelvic” pada pertolonganpersalinan sungsang


pervaginam.
(2) Setelah bahu dan lengan depan lahir, maka badan janin yang
masih dipegang secara femuro-pelvis ditarik ke atas sampai
bahu belakang lahir (Wiknjosastro, 2007).

Gambar 2.5 (kiri) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan
bila perlu dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk
mengeluarkan lengandepan.
Gambar 2.6 (kanan) Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas
dengan telunjuk jari tangan kiripenolong.

b) Klasik
(1) Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong
pada pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh
mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu.
Gambar 2.7 Melahirkan lengan belakang pada tehnikmelahirkan
bahu cara klasik.
8
(2) Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke
dalam jalan lahir dengan jari telunjuk menelusuri bahu janin
sampai pada fossa cubiti kemudian lengan bawah dilahirkan
dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka
janin

Gambar 2.8 Melahirkan lengan depan pada tehnik


melahirkan bahu cara klasik.
(3) Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan
kaki janin diganti dengan tangan kanan penolong dan
ditarik curam ke bawah sehingga punggung janin
mendekati punggung ibu. Dengan cara yang sama lengan
dapat dilahirkan (Wiknjosastro, 2007).

c) Lovset
(1) Badan janin dipegang secara femuro-pelvis dan sambil
dilakukan traksi curam ke bawah badan janin diputar
setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu
depan.

Gambar 2.9 Tubuh janin dipegang dengan pegangan


femuropelvik.
9

(2) Sambil melakukan traksi, badan janin diputar kembali ke


arah yang berlawanan setengah lingkaran demikian
seterusnya bolak-balik sehingga bahu belakang tampak di
bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.

Gambar 2.10 Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh


janin diputar 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu
depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat
dilahirkan.

Gambar 2.11 Tubuh janin diputar kembali 1800 kearah


yang berlawanan sehingga bahu belakang kembali menjadi
bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan.

d) Mauriceau

Gambar 2.12 Cara persalinan sungsang dengan teknik mauriceau.


10

(1) Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin


dimasukkan ke dalam jalan lahir.
(2) Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk
serta jari ke empat mencengkeram fossa canina sedangkan
jari yang lain mencengkeram leher.

Gambar 2.13 Jari tengah masuk ke dalam mulut bayi, jari


telunjuk dan jari manis berada di fossa canina.
(3) Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong
seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari
ke tiga penolong mencengkeram leher janin dari arah
punggung.
(4) Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke
bawah sambil seorang asisten melakukan fundal pressure.
(5) Saat suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala janin
dielevasi ke atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion
sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata,
dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya seluruh kepala
(Wiknjosastro, 2007).
3) Full Extraction
Yaitu janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga
penolong. Ekstraksi sungsang dilakukan jika ada indikasi dan
memenuhi syarat untuk mengakhiri persalinan serta tidak ada
kontra indikasi. Indikasi ekstraksi sungsang yaitu gawat janin, tali
pusat menumbung, persalinan macet.
11
a) Cara ekstraksi bokong
(1) Lakukan periksa dalam vagina untuk memastikan titik
penunjuk (os sacrum).
(2) Jari telunjuk tangan operator yang berhadapan dengan os
sacrum dikaitkan pada lipat paha depan janin. Kemudian
dilakukan ekstraksi curam ke bawah.
(3) Bila trokanter depan sudah berada di bawah simfisis, jari
telunjuk tangan operator yang lain dipasang pada lipat
paha belakang untuk membantu traksi sehingga bokong
berada di luar vulva.

Gambar 2.14 Kaitkan pada lipat paha depan untuk


melahirkan trochanter depan.
(4) Arah ekstraksi berubah ke atas untuk mengeluarkan
trokanter belakang.
(5) Ekstraksi kemudian mengikuti putaran paksi dalam.
(6) Bila pusat sudah berada di luar vulva, dikendorkan.
(7) Ekstraksi diteruskan dengan cara menempatkan kedua
tangan pada bokong janin dengan kedua ibu jari berada di
atas sacrum dan jari-jari kedua tangan berada di atas lipat
paha janin.
12

Gambar 2.15 Untuk memperkuat traksi bokong, dilakukan traksi dengan


menggunakan kedua tangan seperti terlihat pada gambar.

(8) Ekstraksi dilakukan dengan punggung janin di depan,


kemudian mengikuti putaran paksi dalam bahu, salah satu
bahu akan ke depan.

Gambar 2.16 Traksi dengan kedua jari untuk melahirkanbokong.

(9) Setelah ujung tulang belikat terlihat dilakukan periksa


dalam vagina untuk menentukan letak lengan janin, apakah
tetap berada di depan dada, menjungkit atau di belakang
tengkuk. Pada ekstraksi bokong sampai tulang belikat
sering diperlukan bantuan dorongan kristeller.
b) Cara ekstraksi kaki :
(1) Bila kaki masih terdapat di dalam vagina, tangan operator
yang berada pada posisi yang sama dengan os sacrum
dimasukkan dalam vagina untuk menelusuri bokong, paha
sampai lutut guna mengadakan abduksi paha janin
sehingga kaki janin keluar. Selama melakukan tindakan
ini, fundus uteri ditahan oleh tangan operator yang lain.
13

Gambar 2.17 Tangan dalam mencari kaki dengan


menulusuri bokong sampai fosa poplitea.

Gambar 2.18 Bantuan tangan luar dibagian fundus uteri


dalam usaha mencari kaki janin.

Gambar 2.19 c, d , e
Rangkaian langkah mencari dan menurunkan kaki padapersalinan
sungsang (maneuver Pinard).
14
(2) Bila satu atau dua kaki sudah berada di luar vulva, maka
dipegang dengan dua tangan operator pada betis dengan
ibu jari berada punggung betis. Lakukan traksi ke bawah.
Setelah lutut dan sebagian paha keluar, pegangan dialihkan
pada paha dengan kedua ibu jari pada punggung paha.
(3) Dilakukan traksi ke bawah lagi (operator jongkok) dengan
tujuan menyesuaikan arah traksi dengan sumbu panggul
ibu.
(4) Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan
meletakkan kedua ibu jari dibelakang betis sejajar dengan
sumbu panjangnya dan jari-jari lain didepan tulang kering.
Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah pada
kaki sampai pangkal paha lahir
(5) Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan
kedua ibu jari dibelakang paha pada sejajar sumbu
panjangnya dan jari lain didepan paha.
Dengan pegangan ini pangkal paha ditarik curam bawah
sampai trochanter depan lahir (Gambar 2.20).

(6) Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha


untuk melahirkan trochanter belakang sehingga akhirnya
seluruh bokong lahir (Gambar 2.21).

(7) Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan


15
dilakukan traksi curam dan selanjutnya untuk
menyelesaikan persalinan bahu dan lengan serta kepala
seperti yang sudah dijelaskan.

Gambar 2.22 Terlihat bagaimana cara melakukan


pegangan pada pergelangan kaki anak. Sebaiknya
digunakan kain setengah basah untuk mengatasi licinnya
tubuh anak. Traksi curam bawah untuk melahirkan lengan
sampai skapula depan terlihat .

Gambar 2.23 Pegangan selanjutnya adalah dengan


memegang bokong dan panggul janin (jangan diatas
panggul anak). Jangan lakukan gerakan rotasi sebelum
skapula terlihat.
Gambar 2.24 Skapula sudah terlihat, rotasi tubuh sudah
boleh dikerjakan.
16

Gambar 2.25 Dilakukan traksi curam atas untuk


melahirkan bahu belakang yang diikuti dengan gerakan
untuk membebaskan lengan belakang lebih lanjut.

Gambar 2.26 Persalinan bahu depan melalui traksi curam


bahwa setelah bahu belakang dilahirkan. Lengan depan
dilahirkan dengan cara yang sama dengan melahirkan
`lengan belakang.
17

7. Penatalaksanaan Persalinan Letak Sungsang

LETAK SUNGSANG
Dengan palpasi/auskultasi
USG, foto abdomen

SIKAP BIDAN
 Melakukan rujkan
 Terpaksa menolong sendiri

Versi Luar Berhasil Versi Luar Tidak Berhasil


 Minggu ke-38  Brach berhasil
 Inpartu pembukaan < 4cm  Ekstrasi bokong parsial (teknik
 Ketuban positif klasik, Mueller, lovset)
 Kepala (Mauriceau VS, forcep)
 Ekstraksi bokong total (ekstrasi
bokng), ekstrasi kaki, profilaksis
pinard.

LAHIR Seksio Sesaria Komplikasi Persalinan Letak


 Dengan indikasi kebidanan Sungsang
SPONTAN
 Letak sungsang dengan resiko  Trias komplikasi ibu
tinggi (perdarahan, trauma jalan
lahir, infeksi).
 Letak sungsang primigravida
 Trias Komplikasi bayi
(asfiksia, trauma persalinan,
infeksi).
 Kematian perinatal tinggi.

Bayi sehat optimal


Ibu sehat maksimal

Bagan 2.1 Pathway Persalinan Letak Sungsang (Manuaba, 2010)


8. Komplikasi persalinan letak sungsang
a. Komplikasi pada ibu
1) Perdarahan
2) Robekan jalan lahir
3) Infeksi
b. Komplikasi pada bayi. Trias Komplikasi asfiksia, trauma persalinan, infeksi.
1) Asfiksia Bayi dapat disebabkan oleh :
(a) Kemacetan persalinan kepala, aspirasi air ketuban / lendir
(b) Perdarahan atau edema jaringan otak
(c) Kerusakan medulla oblongata
(d) Kerusakan persendian tulang leher
(e) Kematian bayi karena asfiksia berat
2) Trauma persalinan
(a) Dislokasi fraktur persendian, tulang ekstermitas
(b) Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung
(c) Dislokasi fraktur persendian tulang leher, fraktur tulang dasar
kepala, fraktur tulang kepala, kerusakan pada mata, hidung atau
telinga, kerusakan pada jaringan otak.
3) Infeksi dapat terjadi karena :
(a) Persalinan belangsung lama
(b) Ketuban pecah pada pembukaan kecil
(c) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam (Manuaba, 2010).
pertemuan ke 3
24-3-2021 jam 15.00-17.00
hadir 23

Anda mungkin juga menyukai