Oleh :
NAMA : NiNyoman Ayu Krisna Sari
NIM : 19.321.3037
KLS : A13-A
a) Presentasi Muka
Presentasi muka atau presentasi dahi letak janin memanjang,
sikap extensi sempurna dengan diameter pada waktu masuk
panggul atau diameter submentobregmatika sebesar 9,5 cm.
Bagian terendahnya adalah bagian antara glabella dan dagu,
sedang pada presentasi dahi bagian terendahnya antara glabella
dan bregma.
b) Presentasi Dahi
Presentasi dahi adalah sikap ekstensi sebagian (pertengahan),
hal ini berlawanan dengan presentasi muka yang ekstensinya
sempurna. Bagian terendahnya adalah daerah diantara margo
orbitalis dengan bregma dengan penunjukknya adalah dahi.
Diameter bagian terendah adalah diameter verticomentalis
sebesar 13,5 cm, merupakan diameter antero posterior kepala
janin yang terpanjang.
c) Presentasi Bokong
Presentasi bokong memiliki letak memanjang dengan kelainan
dalam polaritas. Panggul janin merupakan kutub bawah dengan
penunjuknya adalah sacrum. Berdasarkan posisi janin,
presentasi bokong dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu
presentasi bokong sempurna, presentasi bokong murni,
presentasi bokong kaki, dan presentasi bokong lutut.
- Faktor Persalinan Pervaginam
1) Vakum ekstrasi
Vakum ekstrasi adalah suatu tindakan bantuan persalinan, janin
dilahirkan dengan ekstrasi menggunakan tekanan negatif dengan
alat vacum yang dipasang di kepalanya ( Mansjoer,
2002).
2) Ekstrasi Cunam/Forsep
Ekstrasi Cunam/Forsep adalah suatu persalinan buatan, janin
dilahirkan dengan cunam yang dipasang di kepala janin. Komplikasi
yang dapat terjadi pada ibu karena tindakan ekstrasi forsep antara
lain ruptur uteri, robekan portio, vagina, ruptur perineum, syok,
perdarahan post partum, pecahnya varices vagina.
3) Embriotomi adalah prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan
melakukan pengurangan volume atau merubah struktur organ
tertentu pada bayi dengan tujuan untuk memberi peluang yang lebih
besar untuk melahirkan keseluruhan tubuh bayi tersebut.
4) Persalinan Presipitatus
Persalinan presipitatus adalah persalinan yang berlangsung sangat
cepat, berlangsung kurang dari 3 jam, dapat disebabkan oleh
abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlau kuat, atau pada
keadaan yang sangat jarang dijumpai, tidak adanya rasa nyeri pada
saat his sehingga ibu tidak menyadari adanya proses persalinan yang
sangat kuat (Cunningham, 2005).
4. Gejala Klinis
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-
organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini
kadang-kadang disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan.
a. Sistem reproduksi
- Proses involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
kontraksi otot-otot polos uterus. Uterus, pada waktu hamil penuh
baratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi menjadi kira-kira
500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr dua minggu setelah
lahir. Seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul.
Pada minggu keenam, beratnya menjadi 5060gr. Pada masa pasca
partum penurunan kadar hormon
menyebapkan terjadinya autolisis, perusakan secara langsung jaringan
hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama
masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit lebih besar
setelah hamil.
- Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah
bayi lahir, hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis
memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengopresi pembuluh
darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca
partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak
teratur. Untuk mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin
secara intravena atau intramuskuler diberikan segera setelah plasenta
lahir.
- Tempat plasenta
Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi vaskular
dan trombus menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi
dan bernodul tidak teratur. Pertumbuhan endometrium ke atas
menyebapkan pelepasan jaringan nekrotik dan mencegah pembentukan
jaringan parut yang menjadi
karakteristik penyembuha luka. Regenerasi endometrum, selesai pada
akhir minggu ketiga masa pasca partum, kecuali pada bekas tempat
plasenta.
- Lochea
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir, mula-mula berwarna
merah, kemudian menjadi merah tua atau merah coklat. Lochea rubra
terutama mengandung darah dan debris desidua dan debris trofoblastik.
Aliran menyembur menjadi merah setelah 2-4 hari. Lochea serosa
terdiri dari darah lama, serum, leukosit dan denrus jaringan. Sekitar 10
hari setelah bayi lahir, cairan berwarna kuning atau putih. Lochea alba
mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mukus, serum dan bakteri.
Lochea alba bisa bertahan 2-6 minggu setelah bayi lahir.
- Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam pasca
partum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan
kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap
edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu
melahirkan.
- Vagina dan perineum
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke
ukuran sebelum hami, 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan
kembali terlihat pada sekitar minggu keempat, walaupun tidak akan
semenonjol pada wanita nulipara.
b. Sistem endokrin
- Hormon plasenta
Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan kortisol,
serta placental enzyme insulinase membalik efek diabetagenik
kehamilan. Sehingga kadar gula darah menurun secara yang bermakna
pada masa puerperium. Kadar esterogen dan progesteron menurun
secara mencolok setelah plasenta keluar, penurunan kadar esterogen
berkaitan dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstra
seluler berlebih yang terakumulasi selama masa hamil.
- Hormon hipofisis
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan
tidak menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada
wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan
ovulasi. Karena kadar follikel-stimulating hormone terbukti sama pada
wanita menyusui dan tidak menyusui di simpulkan ovarium tidak
berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat
(Bowes, 1991).
c. Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomenya akan
menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil.
Diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan
sebelum hami.
d. Sistem urinarius
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita
melahirkan. Diperlukan kira-kira dua smpai 8 minggu supaya hipotonia pada
kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum
hamil
e. Sistem cerna
- Nafsu makan
Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anestesia, dan keletihan,
ibu merasa sangat lapar.
- Mortilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap
selam waktu yang singkat setelah bayi lahir.
- Defekasi
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga
hari setelah ibu melahirkan.
f. Payu dara
Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payu dara
selama wanita hamil (esterogen, progesteron, human chorionik gonadotropin,
prolaktin, krotison, dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir.
- Ibu tidak menyusui
Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada wanita yang tidak
menyusui. Pada jaringan payudara beberapa wanita, saat palpasi
dailakukan pada hari kedua dan ketiga. Pada hari ketiga atau keempat
pasca partum bisa terjadi pembengkakan. Payudara teregang keras, nyeri
bila ditekan, dan hangat jika di raba.
- Ibu yang menyusui
Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan suatu cairan
kekuningan, yakni kolostrum. Setelah laktasi dimula, payudara teraba
hangat dan keras ketika disentuh. Rasa nyeri akan menetap selama
sekitar 48 jam. Susu putih kebiruan dapat dikeluarkan dari puting susu.
g. Sistem kardiovaskuler
- Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor misalnya
kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran
cairan ekstravaskuler. Kehilangan darah merupakan akibat penurunan
volume darah total yang cepat tetapi terbatas. Setelah itu terjadi
perpindahan normal cairan tubuh yang menyebapkan volume darah
menurun dengan lambat. Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi
lahir, volume darah biasanya menurun sampai mencapai volume
sebelum lahir.
- Curah jantung
Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat
sepanjang masa hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini
akan meningkat bahkan lebih tinggi selama 30 sampai 60 menit karena
darah yang biasanya melintasi sirkuit utero plasenta tibatiba kembali ke
sirkulasi umum.
- Tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, jika wanita dalam
keadaan normal. Peningkatan kecil sementara, baik peningkatan tekanan
darah sistol maupun diastol dapat timbul dan berlangsung selama sekitar
empat hari setelah wanita melahirkan (Bowes, 1991).
h. Sistem neurologi
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi
neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebapkan trauma yang dialami
wanita saat bersalin dan melahirkan.
i. Sistem muskuluskeletal
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil
berlangsung secara terbalik pada masa pascapartum. Adaptasi ini mencakup
hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat
berat ibu akibat pemsaran rahim.
j. Sistem integument
Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat
kehamilan berakhir. Pada beberapa wanita, pigmentasi pada daerah tersebut
akan menutap. Kulit kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha, dan
panggul mungkin memudar, tapi tidak hilang seluruhnya.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
- Pemeriksaan TTV
- Pengkajian tanda-tanda anemia
- Pengkajian tanda-tanda edema atau tromboflebitis
- Pemeriksaan reflek
- Kaji adanya varises
- Kaji CVAT ( cortical vertebra area tenderness )
b. Payudara
- Pengkajian daerah areola ( pecah, pendek, rata )
- Kaji adanya abses
- Kaji adanya nyeri tekan
- Observasi adanya pembengkakanatau ASI terhenti
- Kaji pengeluaran ASI
c. Abdomen atau uterus
- Observasi posisi uterus atau tiggi fundus uteri
- Kaji adnanya kontraksi uterus
- Observasi ukuran kandung kemih
d. Vulva atau perineum
- Observasi pengeluaran lokhea
- Observasi penjahitan lacerasi atau luka episiotomi
- Kaji adanya pembengkakan
- Kaji adnya luka
- Kaji adanya hemoroid
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah
Kurang O2
Hipovolemia Efektf Tidak efektif
Kelemahan
d. Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea tidak
banyak)
prosedur
5. Komplikasi
a. Infeksi Puerpuralis
- Ringan : dengan kenaikan suhu beberapa hari saja.
- Sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai dehidrasi atau
perut sedikit kembung
- Berat : dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering kita
jumpai pada partus terlantar dimana sebelumnya telah terjadi infeksi
intrapartum karena ketuban yang telah pecah terlalu lama.
b. Pendarahan disebabkan karena :
- Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
- Atonia Uteri
- Pendarahan pada placenta bled
c. Luka pada kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonalisasi terlalu tinggi.
d. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut pada
dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri.
Kemungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari
kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada
pembedahan.
b. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
c. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
d. Urinalisis/ kultur urine
e. Pemeriksaan elektrolit
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat diberikan caboransia
seperti neurobian I vit. C
f. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
berdarah harus dibuka dan diganti
g. Perawatan rutin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan
darah, nadi,dan pernafasan.
(Manuaba, 1999)
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Identitas
Mengkaji identitas pasien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- ,
lamanya perkawinan dan alamat.
2) Alasan Dirawat
Kaji apakah ibu merasakan keluhan pada masa nifas. Kaji adanya sakit perut,
perdarahan, dan ketakutan untuk bergerak
3) RiwayatMasuk Rumah Sakit
Kaji riwayat kesehatan ibu dan keluarga serta keadaan bayi saat ini meliputi
berat badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, dan lain-lain.
4) RiwayatObstertri dan Ginokologi
Kaji riwayat menstruasi yang meliputi menarche, siklus, banyak, lama, keluhan,
dan HPHT. Kaji juga riwayat pernikahan, riwayat kelahiran, persalinan, nifas
yang lal, dan riwayat keluarga berencana yang meliputi akseptor KB, msalah,
dan rencana KB.
a. Pola Kebutuhan Sehari-Hari
1) Bernafas
Kaji kemampuan ibu dalam bernafas secara sepontan.
2) Nutrisi
Kaji pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan
(Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), frekuensi, konsumsi snack
(makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, frekuensi.
Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira hari ketiga.
3) Eliminasi
Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia
(hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi
over distensi blass, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, frekuensi,
konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan
toilet. Diuresis biasanya terjadi diantara hari kedua dan kelima.
4) Aktivitas
Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan
merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan
menyusui.
5) Istirahat dan Tidur
Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu
istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap,
apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur
(penekanan pada perineum). Insomnia mungkin teramati.
6) Personal Hygine
Yang dikaji yaitu, pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan
pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tata rias rambut dan
wajah.
7) Rasa nyaman
Nyeri tekan payudara/pembesaran dapat terjadi diantara hari 3 sampai ke-
5 pasca partum.
8) Rasa Aman
Peka rangsang, takut/menangis (“postpartum blues”sering terlihat kira-
kira 3 hari setelah melahirkan).
9) Suhu
Kaji ada tidaknya perubahan suhu badan ibu dengan rentang normal yaitu
36-37oC.
10) Ibadah
Kaji adakah perubahan cara atau waktu ibadah ibu selama masa nifas.
11) Hubungan sosial dan komunikasi
Kaji adakah perubahan pola komunikasi ibu pada keluarga dan
lingkungannya selama fase nifas.
12) Produktivitas
Kaji adakah perubahan produktivitas ibu selama berada dalam fase nifas.
13) Rekreasi dan hiburan
Yang dikaji situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang
membuat fresh dan relaks.
14) Kebutuhan belajar
Kaji adakah perubahan minat ibu untuk mempelajari tentang perawatan
ibu dan bayi selama masa nifas.
b. PemeriksaanFisik
1) Keadaan Umum
Observasi tingkat kesadaran dan keadaan emosi ibu
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
Tekanan darah bisa meningkat pada 1-3 hari post partum. Setelah
persalinan sebagian besar wanita mengalami peningkatan tekananan
darah sementara waktu. Keadaan ini akan kembali normal selama
beberapa hari. Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan
adanya perdarahan post partum. Sebaliknya bila tekanan darah
tinggi, dapat menunjuk kemungkinan adanya pre-eklampsi yang bisa
timbul pada masa nifas.
b) Suhu
Pada hari ke 4 setelah persalinan suhu ibu bisa naik sedikit
kemungkinan disebabkan dari aktivitas payudara. Bila kenaikan
mencapai lebih dari 38oC pada hari kedua sampai hari-
hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
c) Nadi
Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60 x/menit
yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan istiraha
penuh. Ini terjadi utamanya pada minggu pertama post partum. Pada
ibu yang nervus nadinya bisa cepat, kira-kira 110x/menit. Bisa juga
terjadi gejala shock karena infeksi khususnya bila disertai
peningkatan.
d) Pernafasan
Setelah
Latihan batuk efektif
dilakukanasuhankepera - Ketahui kemampuan
watanselama …. x24 batuk pasien
Setelah
Dukungan perawatan diri
dilakukanasuhankepera (O) Monitor tingkat kemandirian - Observasi kemandirian
watanselama …. x24 pasien
jam diharapkanDeficit
perawatan (N) sediakan lingkungan yang
- Tingkatkan rasa nyaman
teraputik (mis. Hangat rileks prifasi)
diripasiendengankriteria pada lingkungan pasien
hasil :
(E)anjurkan melakukan perawatn diri
Perawatan diri - Tingkatkan keinginan pasien
secara kosisten sesuai kemampuan
1.Kemampuan mandi
meningkat dari skala 1 ke
skala 5
2.Kemampuan
mengenakan pakaian
meningkat dari skala 1ke
skala 5
3.Kemampuan ke toilet
meningkat dari skala 1 ke
skala 5
4.Minat melakukan
perawatan diri meningkat
dari skala 1 ke skala 5
Setelah Manajemen hipovolemia
dilakukanasuhankepera O: monitor intake dan output - Obeservasi tanda dan
jam
diharapkanHipovolemik N:-hitung kebutuhan cairan
pada -berikan asupan cairan oral
- Observasi cairan pasien
pasiendapatberkurangde
ngankriteriahasil : E: anjurkan memperbanyak
- Edukasi banyak minum
Status ciran asupan cairan oral
1.Kekuatan C: kolaborasi pemberian caira IV
isotonis (mis NaCl, RL) - Memenuhi kebutuhan
nadimeningkatdariskala
cairan
1 keskala 5
2.Turgor
kulitmenigkatdariskala
1 keskala 5
3.Dispnea
menurundariskala 1
keskala 5
4.perasaan
lemahmenurundariskala
1 keskala 5
keskala 5
9.
DAFTAR PUSTAKA
Wikenjosastro, H., Sarwono P (editor).,2000, Ilmu Kandungan. Edisi Kedua,
Ambarwati E, R, Diah, 2010. Asuhan Keperawatan Nifas. Yogyakarta : Nuha
Medika
Reeder, Martin, S.J dan Koniak-Griffin, D 2011, Keperawatan Maternitas
Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga. Ed.18 jakarta : EGC
ARCAN Sofian Amru.2012.Obstetric Operatif. Ed.3- Jakarta: ECG
Carpenito. 2001. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa
keperawatan dan masalah kolaboratif. Jakarta: EGC
Doengoes, Marylinn. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi.
Jakarta : EGC
Mansjoer, A. 2002. Asuhan Keperawatn Maternitas. Jakarta : Salemba Medika
Manuaba, I.B. 1999. Operasi Kebidanan Kandungan Dan Keluarga Berencana
Untuk Dokter Umum. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. StandarIntervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
“POST NATAL”
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN PENANGGUNG/ SUAMI
Nama : Ny. A Nama:Tn. K
Umur : 26 tahun Umur:29 tahun
Pendidikan :S1 Pendidikan: S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan: Swasta
Status perkawinan : Menikah Alamat: Desa Sudut Kintamani
Bangli
Agama :Hindu
Suku :Indonesia
Alamat : Desa Sudut Kintamani Bangli
No. CM : 7877
Tangal MRS : 10 Juli 2021
Tanggal Pengkajian : 11 Juli 2021
Sumber informasi : Pasien, keluarga dan catatan medis
B. ALASAN DIRAWAT
1. Alasan MRS
Pasien engatakan nyeri pada area bekas tindakan oprasi
Keluhan saat dikaji
Pasien mengatakan nyeri pada area bekas tindakan sectio caesarea yang
dilakukan sebelumnya, dengan skala nyeri 6, kualitas nyeri seperti
disayat-sayat, dan nyeri yang dirasakan saat mobilitas. Pasien juga
tampak lemah, tidak ada tanda klinis yang mencolok.
C. RIWAYAT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
1 Riwayat Menstruarsi :
Menarche : umur 14 th Siklus :28 teratur (√) tidak ( )
Banyaknya : ± 40-60 cc
Lama :4 hari
Keluhan :tidak ada keluhan
HPHT : 24 September 2019
2 Riwayat pernikahan
Menikah : 1 kali Lama :4 tahun
3 Riwayatkehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
Pasien mengatakan bahwa ini adalah kehamilan dan persalinan yang
pertama untuk pasien
4 Riwayat kehamilan saat ini
Status Obstetrikus : G1P0A0
G1P0A0H0 UK : 38 minggu 5 hari
TP : 30 Juni 2020
ANC kehamilan sekarang :Bidan
Trimester I : Pasien mengatakan melakukan
pemeriksaan ANC sebanyak 1 kali
dengan bidan di puskesmas
Trimester II : Pasien mengatakan melakukan
pemeriksaan ANC sebanyak 1 kali
dengan bidan dipuskesmas juga dan
diberi vitamin
Trimester III : pasien mengatakan melakukan pemeriksaan
ANCsebanyak 2 kalidi bidan puskesmas
5. Riwayat keluarga berencana
Akseptor KB :
Pasien mengatakan tidak menggunakan KB jenis apapun
Jenis :…- Lama:-
Masalah :
Tidak ada
6. Riwayat kelahiran, persalinan, nifas yang lalu :
Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
Umur Peda Jenis
N Tah Peny Je Peno Peny Laser Inf
kehamila raha kelami BB PJ
o un ulit nis long ulit asi eksi
n n n
1 202 38 Pre SC Nake - - - - Laki 3,0 48
0 Minggu 5 ekla s laki kg cm
hari msi
E. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
- GCS :E4V5M6
- Tingkat kesadaran : Compos mentis
- Tanda-tanda Vital : TD120/80 mmHg, N: 83x/menit, RR: 20x/menit
T:36C
- BB : 65kg, TB :165 cm, LILA :24,5 cm
Head to toe
Kepala Wajah
o Inspeksi : - Kepala : bentuk simetris, pertumbuhan rambut
merata, tidak ada odem
- Mata :Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, pupil isokor, tidak ada ganguan mata.
-Hidung :Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
-Gigi :Bersih, tidak ada caries
Dada
Jantung
o Inspeksi :IC tidak nampak, tidak ada jejas atau lesi
o Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
o Perkusi : Sonor
o Auskultasi : Vesikuler
Paru-paru
o Inspeksi :Paru-paru nampak Pengembangan pada dada kanan kiri
sama, tidak ada jejas, tidak menggunakan otot bantu
pernafasan.
o Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
o Perkusi : Sonor
o Auskultasi : Vesikuler tidak ada suara wheezing.
Abdomen :
o Linea : Terdapat linea Satriae : Terdapat satriae
o TFU : 1 jari di bawah umbilikus (10 cm dari simpisis
pubis), uterus teraba masih lembek
o Kontraksi : Ada kontraksi
o Diastasi rectus abdominis : Tidak ada
o Bising usus : 20x/ menit
4 4
3 3
Genetalia
o Kebersihan : Bersih
o Lokhea : Darah masih mengalir dari vagina
Karakteristik : Lochea rubra, jumlahnya +25-50 ml/pembalut 2 kali
ganti pembalut bau khas seperti darah
menstruasiPerineum dan anus
o Perineum : REEDA tidakada, terpasangkateter
o Hemoroid : Tidakadahemoroid
Ekstremitas :
Atas :Akralterabahangat, tidakterdapatnyeritekan, tangan
kiriterpasanginfus
Oedema : Tidak ada oedema
Varises : Tidak ada varises
CRT : < 2 detik
Bawah
Oedema : Tidak ada oedema
Varises : Tidak ada varises
CRT : < 2 detik
Tanda homan : Tidak ada tanda homan
Pemeriksaan Reflek: Refleks patela gerakan hypo, anggota gerak
bawah masih belum terasa sepenuhnya
F. DATA PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium :
Pemeriksaan penunjang dilakukan pada tanggal 30 Juli 2020 berupa
pemeriksaan darah lengkap, gula darah sewaktu, tes urine, dan BT/CT
Pemeriksaan radiologik :
Tidak terkaji
G. DIAGNOSA MEDIS
Merangsan
g area
sensorik
Merangsan
g
penegluara
n
histamine
Nyeri akut
DS: Section Gangguan
caesarea mobilitas
- Pasienmengatakansemuaaktifitasdibantukeluarg fisik
a Luka post
- Pasienmengatakansusahbergerak oprasi
DO:
- Klientanpaksusahuntukbergerak Jaringan
terputus
- Klientanpakdibantukeluargauntukberaktivitas
Merangsan
g area
sensorik
Merangsan
g
penegluara
n
histamine
Nyeri akut
Kelemahan
fissik
Gangguan
mobilitas
fisik
Ds: Section Resiko
caesarea infeksi
- Pasienmengatakangatal pada bekasoperasi
Do:
Jaringan
terbuka
invasi
bakteri
resiko
infeksi
- Memberikan metode
(C)Kolaborasi pemberian farmakologi yang
analgetik, jika perlu sesuai dengan
keadaan pasien.
2 08.00 Ganggua Setelah Dukungan ambulasi
Wita n dilakukanasuhankeperawatan (O) Identifikasi adanya - Obserfasi keadaan
11 juli mobilitas nyeri atau keluhan lainya pasien
selama3 x24 jam
2021 fisik (N) Melibatkan keluarga
diharapkangangguanmobilita untuk membantu pasien - Dukung aktifitas
ambulasi pasien
sfisik dalam meningkatkan
dengan bantuan alat.
ambulas
padapasiendapatberkurangde
ngankriteriahasil : (E) Jelaskan tujuan dan - Agar pasien tau apa
prosedur ambulasi dini tujuan dari ambulasi
Mobilitas fisik
dan meningkatkan
1.Pergerakan ekstremitas
rasa pasien untuk
meningkat dari skala 1 ke ambulasi
skala 5
2.kekuatan otot meningkat -Anjurkan ambulasi
dari skala 1 ke skala 5 sederhana yang harius
3.tentang gerak (ROM) dilakukan - Melatatih pasiena
meningkat dari skala 1 ke gar dapat melakukan
skala 5 ambulasi secara
mandiri
3 08.00 Resiko Setelah
Pencegahan Infeksi Mengetahui
Wita infeksi dilakukanasuhankeperawatan
-
11 juli (O) Monitor tanda dan terjadinya infeksi
selama3 x24 jam
2021 gejala infeksi local dan pada pasien
diharapkanresikoinfeksi
sistemik
padapasiendapatberkurangde
ngankriteriahasil :
(N)Cuci tangan sebelum - Mencegah luka
4.Kemerahan menurundariskala
1 keskala 5
IV. IMPLEMENTASI
Tgl/Jam No.Dx Implementasi Evaluasi Proses Paraf/
Nama
Manajemen nyeri:
11 juli 1 Ds: Pasien mengeluh nyeri
2021 P: Nyeri akibat post sectio caesarea Ayu
08.00 Q: Nyeri seperti disayat-sayat, namun
(O)Pengkajian nyeri yang Krisna
Wita lebih sudah berkurang dibanding
komprehensif meliputi
sebelumnya
lokasi, karakteristik,
R: Nyeri pada area bekas tindakan
onset/durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas beratnya sectio caesarea
nyeri dan faktor pencetus S: Dengan skala nyeri 6
(P,Q,R,S,T). T:Nyeri sudah sedikit dirasakan saat
mobilisas
Do:Pasien tampak sedikit meringis
1
(E)mengajarkan Teknik
Ds: Pasien mengatakan tingkat nyeri
nonfarmakologi untuk
sedikit berkurang
mengutangi rasa nyeri.yaitu
Do: Pasien tampak melakukan tindakan
Teknik relaksasi 5 jari
secara mandiri
2
-menganjurkan ambulasi Ds:pasien mengatakan menegerti
sederhana yang harius mengenai anjuran ambulasi
dilakukan Do:-
11 juli 3 Pencegahan Infeksi
2021 (O) memonitor tanda dan DS: Pasien mengatakan sedikit nyeri
08.00 dengan skala 6 Ayu
gejala infeksi local dan
Wita DO: Tidak ada cairan yang berbau busuk,
Krisna
sistemik pasien tidak menggigil
3
Ds:-
(N)memcuci tangan
Do:sudah mencusi tangan sebelum dan
sebelum dan sesudah sesudah kontak dengan pasien
kontak dengan pasien dan untuuk meminimalisir resiko
3 lingkungan pasien infeksi pada pasien.
11 juli
Manajemen nyeri:
2021 1
08.00 Ds: Pasien mengeluh nyeri Ayu
Wita P: Nyeri akibat post sectio caesarea
(O)Pengkajian nyeri yang Krisna
Q: Nyeri seperti disayat-sayat, namun
komprehensif meliputi lokasi,
lebih sudah berkurang dibanding
karakteristik, onset/durasi,
sebelumnya
frekuensi, kualitas, intensitas
beratnya nyeri dan faktor R: Nyeri pada area bekas tindakan
pencetus (P,Q,R,S,T) sectio caesarea
S: Dengan skala nyeri 4
T:Nyeri sudah sedikit dirasakan saat
mobilisas
Do:Pasien tampak sedikit meringis
(E)mengajarkan Teknik
1
nonfarmakologi untuk
Ds: Pasien mengatakan tingkat nyeri
mengutangi rasa nyeri.yaitu
Teknik relaksasi 5 jari sedikit berkurang
Do: Pasien tampak melakukan tindakan
1 (C)memkolaborasi pemberian secara mandiri
analgetik, jika perlu
Ds: Pasien mengatakan nyeri yang
dirasaka perlahan berkurang
Do: Pasien tampak tidak meringis
2
-menganjurkan ambulasi Ds:pasien mengatakan menegerti
sederhana yang harius mengenai anjuran ambulasi
dilakukan Do:-
pemberian analgetik
2
-menganjurkan ambulasi Ds:pasien mengatakan menegerti
sederhana yang harius mengenai anjuran ambulasi
dilakukan Do:-
V. EVALUASI
Tgl/Jam No Dx Evaluasi Hasil
14 juli 2021 08.00 1 S :Pasien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan telah
berkurang
P : Pasien mengatakan nyeri Post SC berkurang
Q : Pasien mengatakan sudah rileks
R : Pasien mengatakan sakit berkurang di bagian
perut Post SC
S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang yaitu dengan
skala 2
T : Pasien mengatakan nyeri tidak lagi dirasakan saat
mobilisasi
O :Pasien tampak tidak Nampak meringis
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 80 X/Menit
RR : 20 X/Menit
T: 36,60C
A :Masalah teratasi Sebagian
P :lanjutkan intervensi
14 juli 2021 08.00 2 S :pasien mengatakan nyeri sudah berkuran saat mobilasi
O :pasien sudah ddapat menggerakan ekstremitas bagian
bawah
A :masalah teratasi
P :pertahankan kondisi pasien