Antenatal Care, Intranatal Care, Post Natal Care, Bayi Baru Lahir
Dosen pembimbing
Ns. Yessi Andriani, M.Kep, Sp Kep. Mat
Disusun oleh :
Aldo Febrianto
20230282025
1. Pengertian
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untukmemeriksa
keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI,1996).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan dimana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Hanifa
Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan).
Pelayanan AntenatalCare
Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar
minimal “7T” yang terdiri dari:
1. Timbang badan dan tinggi badan dengan alat ukur yangterstandar
Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri, karena
hubungannnya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi. Berat badan ibu hamil
yang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg sejak sebelum hamil (Nadesul, 2006).
Tinggi badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Ibu dengan tinggi <145 cm perlu
diperhatikan kemungkinan panggul sempit sehingga menyulitkan pada saat persalinan
(Depkes RI, 1998).
2. Mengukur tekanan darah dengan prosedur yangbenar
Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk
melakukandeteksidiniterhadapterjadinyatigagejalapreeklamsi.Tekanandarahtinggi,
protein urin positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas. Apabila tekanan
darah mengalami kenaikan 15 mmHg dalam dua kali pengukuran dengan jarak 1 jam
atau tekanan darah > 140/90 mmHg, maka ibu hamil mengalami preeklamsi. Apabila
preeklamsi tidak dapat diatasi maka akan menjadi eklamsi (Mufdlillah, 2009).
3. Mengukur Tinggi fundus uteri dengan prosedur yangbenar
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin untuk mendeteksi secara
dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin intrauterin, tinggi fundus
uteri juga dapat digunakan untuk mendeteksi terhadap terjadinya molahidatidosa, janin
ganda atau hidramnion (Nadesul, 2006)
4. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap (sesuaijadwal).
Pemberian imunisasi TT untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus. Jadwal
pemberian imunisasi TT sebagai berikut:
Interval(selang Lama
Antigen %
waktuminimal) perlindungan perlindungan
TT1 Padakunjungan - -
antenatapertama
TT2 4 minggu 3 tahun * 80
setelah
TT1
TT3 6 bulan setelah 5 tahun 95
TT2
TT4 1 tahun setelah 10 tahun 99
TT3
TT5 1 tahun setelah 25 99
tahun/seumur
TT4
hidup
Ket : * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi
yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum) sumber:
(Prawirohardjo, 2006).
j. Pemeriksaanpanggul
Panggul : genital luar
Memeriksalabiamayoradanminora,klitoris,lubanguretra,introitusvaginauntuk
melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi,
jumlah,bau)
Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairankista
Panggul : menggunakan spekulum
Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks
sudah membuka ataubelum
Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah danluka
Panggul : pemeriksaan bimanual
Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi) dan
rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyerigoyang)
Menggunakanduatangan,satutangandiatasabdomen,duajarididalamvagina untuk
palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta
adanyamasa.
Pemeriksaan Dalam
(1) Vaginal Toucher(VT)
(2) Rectal Toucher
(RT) Dapat dinilai:
Pembukaan serviks : berapa cm/jari
Bagian anak paling bawah : kepala, bokong sertaposisinya
Turunnya bagian terbawah menurut bidangHodge
INTRANATAL CARE
I. Pengertian.
- Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta
dan selaput janin dari tubuh ibu. (Sulaiman Sastrawinata, 1983).
- Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
turi) yang dapat hidup didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau
jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).
2. Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot – otot rahim.
3. Teori placenta menjadi tua.
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini
akan menimbulkan his.
4. Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan.
5. Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya
V. Gejala Persalianan.
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering
dan teratur
b. Keluarnya lendir bercampur darah lebih banyak. Hal ini
terjadi karena robekan – robekan kecil yang terjadi pada serviks
c. Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar, lunak dan
terdapat pembukaan
.
VI. Tanda – tanda permulaan persalinan.
- Kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida. Pada
primigravida kepala anak pada bulan terakhir berangsur – angsur turun
kedalam rongga panggul. Pada multigravida, dinding rahim dan perut
sudah kendor kekenyalannya sudah berkurang sehingga kekuatan
mendesak kebawah tidak seberapa, biasanya kepala bru turun pada
permulaan persalinan.
- Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
- Perasaan sering atau susah BAB karena vesika urinaria karena
tertekan oleh bagian terbawah janin.
- Perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya his.
- Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresi bertambah,
kadang – kadang bercampur darah
VII. Penurunan kepala janin.
PERIKSA LUAR PERIKSA DALAM KETERANGAN
- kepala
5/5 diatas PAP
- mudah
digerakkan
- sakit
4/5 H I – II digerakkan
- bagian
terbesar PAP
belum masuk
panggul
- bagian
3/5 terbesar kepala
H II – III
belum masuk
panggul
- bagian
2/5 H III + terbesar kepala
sudah masuk
panggul
- kepala
1/5 H III - IV didasar panggul
- diperine
HV um
0/5
Ket :
: kepala janin
: PAP
HI : sama dengan atas pintu panggul / PAP
H II : sejajara dengan H I melalui pinggir bawah simpisis
H III : sejajar dengan H I melalui spina iskhiadika
HV : sejajar dengan H I melalui ujung os coxigius
E. Laktasi
Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan pada kelenjar-
kelenjar mamma untuk menghadapi laktasi ini, perubahan yang terdapat pada
kedua mammae antara lain sebagai berikut.
1. Proliferasi jaringan terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus mammae dan
lemak.
2. Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat
dikeluarkan berwarna kuning (kolostrum).
3. Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam
mammae, pembuluh vena berdilatasi dan tampak dengan jelas.
4. Setelah partus, permukaan menekan estrogen dan progesterone terhadap
hipofisis hilang, timbul pengaruh hormone-hormon hipofisis kembali,
antara lain laktogenik hormone (prolaktin) yang akan mengakibatkan
kelenjar-kelenjar terisi air susu pengaruh hormone oksitosin
mengakibatkan miophthelium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi
sehingga terjadi pengeluaran susu.
Umumnya produksi air susu baru berlangsung benar pada hari ke-2 sampai ke-
3 post partum. Pada hari-hari pertama air susu mengandung kolostrum yang
merupakan cairan kuning lebih kental daripada air susu, mengandung banyak
protein, albumin dan globulin dan benda-benda kolostrum dengan diameter
0,001 – 0,025 mm. Karena mengandung banyak protein dan mudah dicerna
maka sebaiknya kolostrum jangan dibuang. Selain pengaruh hormonal
tersebut, salah satu rangsangan terbaik untuk mengeluarkan air susu adalah
dengan menyusui bagi ibu sendiri.
Kadar prolaktin akan meningkat dengan perangsangan fisik pada putting
mammae sendiri dan gonadotropin menurun pada laktasi, tetapi meningkat
lagi pada waktu frekuensi menetekkan.
Rangsangan psikis merupakan refleks dari mata ibu ke atas, mengakibatkan
oksitosin dihasilkan sehingga air susu dapat dikeluarkan dan pula, sebagai
efek sampingan.
Memperbaiki involusi uterus. Keuntungan lain menyusui bayi sendiri ialah
akan menjelmanya rasa kasih saying sehingga bertumbuh suatu pertalian yang
intim antara ibu dan anak. Air susu ibu (ASI) mempunyai sidat melindungi
bayi terhadap infeksi seperti gastroenteritis, radang jalan pernapasan dan paru-
paru, ototos media. Sambungan air susu ibu mengandung lactoferin,
lysozyme, dan immuno globulin A.
F. Perubahan lain Saat Nifas
1. After pain atau mules-mules sesudah partus akibat kontraksi uterus,
kadang-kadang sangat menganggu selama 2 -3 hari post partum, perasaan
mules ini lebih terasa bila wanita tersebut sedang menyusui, perasaan sakit
ibu pun timbul bila masih terdapat sisa-sisa dan selaput ketuban, sisa
placenta atau gumpalan darah di dalam kavum uteri.
2. Vital Sign
Suhu
a. Saat partus lebih 37,2 C
b. Sesudah partus naik 0,5 C
c. 12 jari pertama suhu kembali normal
d. suhu lebih 38 C mungkin ada infeksi.
Nadi
a. 60 – 80 kali/menit
b. segera setelah partus bradikardi.
Tekanan darah
Tekanan darah meningkat karena upaya persalinan dan keletihan, hal
ini akan normal kembali dalam waktu 1 jam.
3. Pengeluaran per vaginam
Lokhea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas.
Hari 1 – 3 : lokhea rubra
Terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo dan mekonium. Dalam
keadaan abnormal ; bekuan banyak, bau agak busuk, mengganti
pembalut terus menerus.
Hari 3 – 7 : lokhea sanguinolenta
Berwarna merah kuning, berisi darah dan lender.
Hari 7 – 14 : lokhea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi.
Setelah 2 minggu : lokhea alba
Cairan putih, bau agak sedikit amis.
Keadaan abnormal dari pengeluaran lokhea yaitu :
Perdarahan berkepanjangan
Pengeluaran lokhea tertahan (lokheastatis)
Lokhea purulenta, berisi nanah, dan berbau busuk
Rasa nyeri yang berlebihan
Dengan memperhatikan bentuk perubahan, dapat diduga
Terdapat sisa plasenta yang merupakan sumber perdarahan
Terjadi infeksi intrauteri.
4. Vital sign setelah kelahiran anak
Temperature
Selama 24 jam pertama mungkin kenaikan menjadi 38 C (100,4F)
disebabkan oleh efek dehidrasi dari persalinan, kerja otot yang
berlebihan selama kala II dan fluktuasi hormone. Setelah 24 jam
wanita keluara dari febris.
Nadi
Nadi panjang dengan stroke volume dan cardiac output, sisa kenaikan
pada jam pertama atau demikian setelah melahirkan anak. Kemudian
mulai berkurang rata-rata yang tidak diketahui. Dalam 8 sampai 10
minggu setelah kelahiran anak, harus turun ke rata-rata sebelum hamil.
Pernapasan
Pernapasan akan jauh ke dalam keadaan normal wanita sebelum
persalinan.
Tekanan darah
Tekanan darah berubah rendah semua. Atosiatik hipotensi adalah
indikasi merasa pusing atau pusing tiba-tiba setelah bangun, dapat
terjadi 48 jam pertama dihasilkan oleh spraichnic engorgement yang
mungkin terjadi setelah persalinan.
Penyimpangan dan Kondisi Normal dan Penyebab Masalah :
Diagnosis sepsis puepuralis adalah jika kenaikan pada maternal
suhu mancepai 38C (100,4F) catatan setelah 24 jam pertama
setelah kelahiran anak dan berulang-ulang atau berlangsung dalam
2 hari. Kemungkinan lain adalah mastitis endometritis, infeksi
traktus urinarius dan infeksi sitemik lainnya, milk fever.
Kecepatan rata-rata nadi atau satu yang bertambah mungkin
indikasi hipovolemik akibat perdarahan.
Hipoventilasi mungkin mengikuti keadaan luar biasa tingginya sub
arakhnoid (spiral) block.
Tekanan darah rendah mungkin refleks dan hipovolemik sekunder
dan perdarahan kenaikan menunjukkan bahwa kemungkinannya
disebabkan terlalu banyak menggunakan vasopressor atau
medikasi oksitosin.
System Kardiovaskular
Volume darah
Perubahan dalam volume darah tergantung beberapa factor sebagai contoh
kehilangan darah selama melahirkan anak, mobilisasi dan ekskresi air
ekstra vaskuler ( fisiologi edema)
Kehamilan menyebabkan hipovolume (bertambahnya paling sedikit 40%
lebih dari nilai keadaan sebelum hamil mendekati aterm). Memenuhi lebih
toleransi kehilangan darah selama kehilangan anak.
Wanita kehilangan 500 – 400 cc darah selama persalinan pervaginam pada
janin tunggal dan kira-kira dua kali selama persalinan cesarean. Respon
wanita pada kehilangan darah selama awal puerpurium berbeda dan wanita
yang tidak hamil.
o Eliminasi simulasi
uteroplasenta mengurangi ukuran dasar vaskularisasi maternal 10%
sampai 15%.
o Kehilangan fungsi
endokrin placenta melepaskan stimulus untuk vasodilatasi.
o Mobilisasi air ekstra
vaskuler disimpan selam terjadi kehamilan syok hipovolemik kadang-
kadang tidak terjadi dengan normalnya kehilangan darah.
Cardiac output
Rata-rata nadi, stroke volumedan cardiac output meningkat seluruhnya
pada kehamilan secara tiba-tiba setelah persalinantetap meningkat
mengalir terus ke utero placenta dan berkencing kemudian kembali
kesirkulasi umum.
Nilai kenaikan tanpa memperhatikan tipe persalinan atau menggunakan
konduksi anastesi.
Neurologi
Berubah selama puerperium diakibatkan reaksi kebalikan dan adaptasi
maternal ke kehamilan dan diakibatkan selama kehamilan dan melahirkan.
Sakit kepala saat postpartum mungkin disebabkan kondisi yang
bermacam-macam termasuk kehamilan dengan Hipertensi (PIH), stress
dan keluarnya cairan cerebrospinal kedalam ekstra dural selamam
penempatan jarum dari epidural atau anestesi spiral.
G. Perawatan Post Partum
1. Mobilisasi
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Ibu harus istirahat ,
tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan kemudian boleh miring-
miring kekiri dan kekanan untuk mencegah adanya trombosis dan
tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk dan latihan-latihan
senam, hari ke-3 jalan-jalan, hari ke-4 atau 5 boleh dipulangkan.
Mobolisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
2. Diet
Makanan harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya
makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran
dan buah-buahan.
3. Miksi
Berkemih harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Kadang-kadang
wanita mengalami sulit kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi m.sphincter ani selama persalinan, juga oleh
karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila
kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan
kateterisasi.
4. Defekasi
Dorong air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih
sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak merah dapat
diberikan obat laksans per oral atau per rectal. Bila masih belum bisa
dilakukan klisma.
5. Perawatan
Mammae
Kedua mammae harus sudah dirawat selama kehamilan, areolam mammae
dan putting susu dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak atau
cream, agar tetap lemas, jangan sampai mudah lecet atau pecah-pecah
sebelum menyusui mamae harus dibuat lemas dengan melakukan massage
secara menyeluruh. Setelah areola mammae dan putting susu dibersihkan,
barulah bayi dususui, bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan
cara :
Pembalutan mammae sampai tertekan
Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan
periodel, etomocryptin sehingga pengeluaran LH berlebihan
H. Pemeriksaan Post Natal
Ada kebiasaan atau kepercayaan bahwa wanita bersalin baru boleh keluar
rumah setelah habis nifas yaitu 40 hari. Bagi wanita dengan persalinan normal
ini baik dan dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu setelah persalinan
normal bagi wanita dengan persalinan luar biasa harus kembali untuk control
seminggu kemudian.
Pemeriksaan post natal antara lain meliputi :
a. Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan dan sebagainya.
b. Keadaan umum : suhu badan, selera makan, dan lain-lain.
c. Payudara : ASI dan putting susu.
d. Dinding perut apakah ada hernia
e. Keadaan perineum
f. Kandung kemih, apakah ada sistokel dan uretrokel.
g. Rectum, apakah ada rektrokel dan pemeriksaan tonus muskulus spingter
ani
h. Adanya flour albus
i. Keadaan serviks, uterus dan adneksa.
Nasehat untuk ibu post natal :
a. Fisioterapi postnatal sangat baik bila diberikan
b. Sebaiknya bayi disusui
c. Kerjakan gymnastic (senam nifas)
d. Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya melakukan KB
untuk menjarangkan anak.
e. Bawalah bayi anda untuk memperoleh informasi.
A. PENDAHULUAN
Bayi baru lahir atau neonatus adalah manusia yang memiliki rentang
umur 0 – 28 hari. Bayi yang baru keluar dari Rahim seorang ibu, memiliki
resiko yang tinggi terhadap paparan lingkungan yang baru di
rasakannya.Fungsi fisiologis dari bayi perlu waktu untuk dapat beradaptasi
dengan lingkungan baru tersebut.Banyak kasus kematian bayi terjadi pada
umur ini karena kegagalan dari bayi untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Adaptasi lingkungan bayi dipengaruhi oleh banyak factor.Kesehatan
ibu, perawatan saat ibu hamil, perawatan saat bayi baru lahir mempengaruhi
keadaan selanjutnya dari bayi.
Untuk itu, seorang perawat hendaknya dapat mengerti tentang bayi
baru lahir.Sehingga dapat merawat bayi dengan baik dan menurunkan angka
kematian dan kecacatan pada bayi.
B. DEFINISI
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan
berat badan 2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram
(Depkes RI, 2005).
Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4
minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan
yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri hingga
mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.
C. ETIOLOGI
1. His(Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
E. PATOFISIOLOGI
Adaptasi Fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu
bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan
pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan.Kelenjar
tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak
beberapa bulan sebelum lahir.
8. Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa
ruangan ekstraseluler luas.Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah
nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada ketidakseimbangan
antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal
blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang bila
dibandingkan dengan orang dewasa.
9. Susunan Saraf
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua
struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur.Epidermis dan dermis
tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa juga bersatu
dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan warna kulit
bayi berwarna merah muda.
12. Sistem Hematopoiesis.
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi
dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44
– 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah
bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin.Presentasi Hb janin
menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.
13. Sistem Skelet
F. KOMPLIKASI
1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterusfisiologi
5. gangguan sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata(seperti
mengdip)
6. Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur,
menghilangnya tekanan darah sistolik
7. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
8. Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. PENATALAKSANAAN
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
1) Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social
dan riwayat pekerjaan.
2) Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3) Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health
(DM,jantung)
4) Intra Partum event :
a) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I
dan II KPD 24 jam.
c) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120
x sampai dengan 140 x / menit.
e) Penggunaan analgesic
f) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
c. Pengkajian Fisik
1) Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada
telapak kaki, periksa potensi hidung dengan menutup sebelah
lubang hidung sambil mengobservasi pernafasan dan perubahan
kulit.
2) Dada
f. Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama,
bayi tampak semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyum
adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-
rata 20 jam.
2) Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir,
untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan
pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan metode
APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari
frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah,
ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi
normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama
setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60
kali/menit warna ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi
adalah kemerahan.Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78
dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari
hari ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah
sistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu
jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya
menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
3) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-
370C.Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau
pada rektal.
4) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus,
lembut dan padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada
telapak tangan, kaki dan selangkangan.Kulit biasanya dilapisi
dengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama di
daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
5) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan
bentuk, kelainan jumlah atau tidak sama sekali pada semua
anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki juga
lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
6) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena
umbilikalis.Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada
perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
7) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan
terbuka.
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan
dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam.
Plantar graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi
reaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada
bidang datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan
menoleh kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting
susu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke
dalam mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.
8) Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan
fisiologis.Namun harus waspada jangan sampai melampaui
10% dari berat badan lahir.Berat badan lahir normal adalah
2500 sampai 4000 gram.
9) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental
berwarna gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan
mulai keluar dalam 24 jam pertama.
10) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada,
lingkar lengan atas dan panjang badan dengan menggunakan
pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm,
suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.
Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal
10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
11) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau
edema, tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih
(smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia
pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis
biasa terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
c. Hipertermia
d. Hipotermia
e. Resiko infeksi
f. Resiko Cedera
g. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Rencana Keperawatan
a. Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafas
Intervensi
1) Observasi adanya pucat dan sianosis Sianosis menunjukkan adanya
gangguan pada pernafasan BBL
2) Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi
Mengetahui perkembangan kondisi BBL
3) Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan/tidak adanya
ventilasi dan adanya bunyi nafas tambahan Mengetahui adanya
kelainan dalam pernafasan BBL
4) Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkan
sekresi Secret yang menumpuk dapat mengakibatkan
ketidakefektifan pola nafas Kolaborasi: Berikan Non re-breathing
mask dengan oksigen Memenuhi kebutuhan oksigen BBL.
DAFTAR PUSTAKA