Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE (ANC)

Oleh:
Ghonifah Al-Matnu Aryoppi Javanka Putri
(G3A022022)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKUKTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2022/2023
ANTENATAL CARE (ANC)

A. Pengertian
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 1996).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan dimana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik
(Hanifa Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan).

B. Tujuan Pelayanan Antenatal Care


1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran
bayi.
2. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah ataupun
obstetri selama kehamilan.
3. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan
menghadapi komplikasi.
4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan
puerperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologi dan social
(Kusmiyati, et al., 2008).

C. Pelayanan Antenatal Care


Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan
standar minimal “7T” yang terdiri dari:
1. Timbang badan dan tinggi badan dengan alat ukur yang terstandar
Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri,
karena hubungannnya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi.
Berat badan ibu hamil yang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg sejak
sebelum hamil (Nadesul, 2006). Tinggi badan hanya diukur pada
kunjungan pertama. Ibu dengan tinggi <145 cm perlu diperhatikan
kemungkinan panggul sempit sehingga menyulitkan pada saat persalinan
(Depkes RI, 1998).
2. Mengukur tekanan darah dengan prosedur yang benar
Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan
tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala
preeklamsi. Tekanan darah tinggi, protein urin positif, pandangan kabur
atau oedema pada ekstremitas. Apabila tekanan darah mengalami
kenaikan 15 mmHg dalam dua kali pengukuran dengan jarak 1 jam atau
tekanan darah > 140/90 mmHg, maka ibu hamil mengalami preeklamsi.
Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi maka akan menjadi eklamsi
(Mufdlillah, 2009).
3. Mengukur Tinggi fundus uteri dengan prosedur yang benar
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin untuk
mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin. Indikator
pertumbuhan janin intrauterin, tinggi fundus uteri juga dapat digunakan
untuk mendeteksi terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau
hidramnion (Nadesul, 2006)
4. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap (sesuai jadwal).
Pemberian imunisasi TT untuk mencegah terjadinya penyakit
tetanus. Jadwal pemberian imunisasi TT sebagai berikut:

Interval (selang Lama %


Antigen
waktu minimal) perlindungan perlindungan
Pada kunjungan
TT1 - -
antenata pertama
4 minggu setelah
TT2 3 tahun * 80
TT1
6 bulan setelah
TT3 5 tahun 95
TT2
1 tahun setelah
TT4 10 tahun 99
TT3
1 tahun setelah 25 tahun/seumur
TT5 99
TT4 hidup
Ket : * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi yang
dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum) sumber: (Prawirohardjo,
2006).

5. Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama


kehamilan
Pemberian tablet tambah darah dimulai setelah rasa mual hilang
satu tablet setiap hari, minimal 90 tablet. Tiap tablet mengandung FeSO4
320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 μg. Tablet besi sebaiknya
tidak minum bersama kopi, teh karena dapat mengganggu penyerapan
(Prawirohardjo, 2006).
6. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan
hemoglobin, protein urine, gula darah, dan hepatitis B. Pemeriksaan
khusus dilakukan didaerah prevalensi tinggi dan atau kelompok perilaku
terhadap HIV, sifilis, malaria, tubercolusis, cacingan dan thalasemia.
(Meilani, et al., 2009).
7. Temu wicara (konseling)
Memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan seperti
perawatan diri selam hamil, perawatan payudara, gizi ibu hamil,
tandatanda bahaya kehamilan dan janin sehingga ibu dan keluarga dapat
segera mengambil keputusan dalam perawatan selanjutnya dan
mendengarkan keluhan yang disampaikan (Meilani, et al., 2009).

D. Progam-progam dalam Antenatal Care


Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan antenatal
terintegrasi meliputi :
1. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
2. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika)
3. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK)
4. Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia
5. Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)
6. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)
7. Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta
8. Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)
9. Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada Kehamilan (PAGIN).
(Depkes RI, 2009)

E. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care

Kunjugan Waktu Informasi Penting


Trimester Pertama Sebelum minggu ke 14 o Membangun hubungan
saling percaya antara
petugas kesehatan
dengan ibu hamil
o Mendeteksi masalah
dan menanganinya
o Melakukan tindakan
pencegahan seperti
tetanus neonatorum,
anemis kekurangan zat
besi, penggunaan

praktik tradisional yang


merugikan
o Memulai persiapan
kelahiran bayi dan
kesiapan untuk
menghadapi
komplikasi
o Mendorong
perilakuk yang sehat
(giat, latihan dan
kebersihan, dsb)
Trimester kedua Sebelum minggu ke 28 Sama seperti diatas
ditambah kewaspadaan
khusus mengenai
preeklampsia ( tanya ibu
tentang gejala – gejala
preeklapmsia, pantau TD,
evaluasi edema, periksa
untuk mengetahui
proteinuria)

Trimester ketiga Antara minggu 28 – 36 Sama seperti diatas,


ditambah palpasi
abdominal untuk
mengetahui apakah ada
kehamilan ganda

Trimester ketiga Sama seperti diatas,


ditambah deteksi letak bayi
yang tidak normal, atau
kondisi lain yang
memerlukan kelahiran
dirumah sakit.

ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian ANC


1. Anamnesa
- Anamnesa identitas istri dan suami
- Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri ulu
hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
- Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya
2. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
a. Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan
panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila
terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek,
adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah ketupat dari
michealis (tidak simetris).
b. Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu
hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan
sang ibu memiliki panggul sempit.
c. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan
selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-
masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan
total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan
adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi
yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
e. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko
dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg
atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut
menjadi preeklamsi dan eklamsi.
 Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
 Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,50C dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
 Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit.
Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah
atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
f. Kepala dan Leher
- Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
- Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna
kuning/jaundice pada sklera
- Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
- Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
g. Payudara
- Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar,
agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
- Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
- Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
- Retraksi akibat adanya lesi
- Masa atau pembesaran pembuluh limfe
h. Abdomen
- Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
- Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan >
12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
- Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I
 Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
 Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
 Konsistensi uterus
Leopold II
 Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
 Menentukan letak punggung janin
 Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III
 Menentukan bagian terbawah janin
 Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV
 Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
 Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
sudah masuk PAP

Tinggi Fundus Uteri berdasarkan minggu kehamilan

i. Tangan dan kaki


- Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
- Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
- Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau
hiper

j. Pemeriksaan panggul
Panggul : genital luar
 Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina
untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna,
konsistensi, jumlah, bau)
 Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
Panggul : menggunakan spekulum
 Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah
serviks sudah membuka atau belum
 Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luk
Panggul : pemeriksaan bimanual
 Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi)
dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
 Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam
vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri,
serta adanya masa.

Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :


Dari Janin :
 Djj pada bulan ke 4-5
 Bising tali pusat
 Gerakan dan tendangan janin
Dari ibu :
 Bising rahim
 Bising aorta
 Peristaltik usus

Pemeriksaan Dalam
(1) Vaginal Toucher (VT)
(2) Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
 Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
 Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
 Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk


perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC

Hamilton, Persis. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. EGC: Jakarta.

Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan


Patologis. Jakarta : Salemba Medika.

Mochtar, Rustam. (1998). Synopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi. EGC:
Jakarta.

Rusari. (2008). Asuhan Keperawatan. http://askep.blog.rusari.com/

_______. (2008). Ante Natal Care. http://www.media-ilmu-keperawatan.com/

_______. (2008). http://farms-area.blogspot.com/2008/08/askep-ibu-hamil.com

_______. (2009). http://blog.asuhan keperawatan.com/

Anda mungkin juga menyukai