Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE

A. Definisi
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan
(SPK) (Depkes, 2010).

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk


mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC),
petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005).

B. Tujuan
1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi
2. Mendeteksi dini dan menatalaksanaan komplikasi medis, bedah atau obstetri
selama kehamilan.
3. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi
4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menyiabkan nifas
dengan normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan social
(Kusmiyati, 2008).

1
2

C. Tanda dan gejala kehamilan serta pemeriksaan


1. Presumatif
a. Amemore
b. Perubahan payudara
c. Mual dan muntah
d. Frekuensi beremih meningkat, disebabkan oleh fundus uteri menekan
dinding vesika urinaria
e. Leukorea
f. Tanda chadwiek’s
g. Quickening
2. Probabilitas
a. Pertumbuhan dan perubahan uterus
b. Tanda hegar’s yaitu melunaknaya sistem bawah uterus
c. Ballotement, yaitu lentingan janin di uterus saat palpasi
d. Braxton hick’s, adanya kontraksi selama kehamilan.
e. Perubahan dan pembesaran abdomen
f. Striace gravidarum
g. Pigmentasi pada linea nigra.
3. Absolut
a. Terdengar DJJ
b. Teraba bagian janin oleh pemeriksa
c. Terlihat hasil konsepsi dengan USG
d. Teraba gerakan janin oleh pemeriksa

D. Kebijakan program
1. Standart minimal asuhan antenatal (10T)
a. Timbang berat badan
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil
dihitung dari trimester I sampai trimester III yang berkisar antara 7-12 kg
dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah
0,4-0,5 kg tiap minggu mulai trimester II
3

b. Ukur tekanan darah


Tekanan darah yang normal adalah 110/80-140/90 mmHg, bila melebihi
140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklampsi.
c. Nilai status gizi (LILA)
Di seluruh provensi di Indonesia melaporkan, ambang batas yang
digunakan untuk menentukan seorang ibu hamil gizi kurang adalah 23,5
cm. ambang batas LILA , 23,5 cm atau dibagian pita merah LILA
menandakan gizi kurang dan > 23,5 cm menandakan gizi baik (ariyani,
2012).
d. Ukur tinggi fundus uteri
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan teknik Mc Donald. Mc Donald
adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya
bisa dibandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir
(HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal
harus sama dengan usia kehamilan dalam minggu yang dicantumkan
dalam HPHT. Ukuran fundus uteri sesuai kehamilan yaitu:mendeteksi
faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan
keadaan rongga panggul.

Usia Kehamilan Sesuai Minggu Jarak Dari Simfisis

22 – 28 Minggu 24 – 25 cm

28 Minggu 26,7 cm

30 Minggu 29,5 – 30 cm

32 Minggu 31 cm

34 Minggu 32 cm

36 Minggu 33 cm

40 Minggu 37,7 cm

e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin


Normalnya persentasi janin pada trimester I dan II adalah persentasi
bokong. Namun ketika masuk timister III persentasi normal pasien ada;ah
4

persentasi kepala. Rentang normal denyut jantung janin antara 120 sampai
160 x/menit.
f. Skreening Imunisasi TT dan berikan jika perlu
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera diberikan pada saat seorang
wanita hamil melakukan kunjungan pertama dan dilakukan pada minggu
ke 4. Interval dan lama perlindungan tetanus toxoid yaitu:

Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan


Imunisasi TT
Pemberian Imunisasi
TT1 - Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
tetanus

TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun

TT3 6 bulan setelah TT2 6 tahun

TT4 12 bulan setelah TT3 10 tahun

TT5 12 bulan setelah TT4 25 ahun

g. Pemberian tablet besi (minum 90 tablet selama kehamilan dan dimulai


usia kehamilan 20 minggu)
Tambahan besi dalam bentuk garam ferrous dengan jumlah dosis 30 mg
perhari biasanya mulai diberikan sejak kunjungan prenatal guna
mempertahankan cadangan ibu dan kebutuhan janin. Defisiensi besi atau
anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan oksigen untuk janin menurun,
mengakibatkan IUGR (intrauterine growth retardation) dan pada ibu
menyebabkan peningkatan gangguan jantung dan komplikasi lain selama
melahirkan.
h. Test laboratorium (rutin dan khusus)
1) HB
Pemeriksaan Hb pada wanita hamil harus dilakukan pada kunjungan
pertama dan minggu ke 28. Bila kadar Hb < 11 gr %, wanira hamil
dinyatakan anemia maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg
As.Folat hingga Hb menjadi 11 gr % atau lebih
5

2) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab)


Pemeriksaan dilakukan pada saat wanita hamil datang pertama kali
dan diambil spesimen darah vena kurang lebih 2cc. Apabila hasil tes
positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan.
3) Pemeriksaan Protein Urin
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urin mengandung protein
atau tidak untuk mendeteksi gejala preeklampsi.
4) Pemeriksaan Urin Reduksi
Untuk wanita hamil dengan riwayat diabetes mellitus. Bila hasil
positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah.
5) Standart minimal Kunjungan Kehamilan
Sebaiknya ibu memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama
kehamilan yang terdistribusi dalam 3 trimester, yaitu 1 kali pada
trimester I,1 kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III
6) Informasi Kunjungan Kehamilan

Kunjugan Waktu Informasi Penting


 Membangun hubungan saling
percaya antara petugas
kesehatan dengan ibu hamil
 Mendeteksi masalah dan
menanganinya
 Melakukan tindakan
pencegahan seperti tetanus
neonatorum, anemis
Sebelum
Trimester kekurangan zat besi,
minggu ke
Pertama penggunaan praktik tradisional
14
yang merugikan
 Memulai persiapan kelahiran
bayi dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi
 Mendorong perilaku yang sehat
(giat, latihan dan kebersihan,
dsb)

Trimester Sebelum Sama seperti diatas ditambah


kedua minggu ke kewaspadaan khusus mengenai
6

28 preeklampsia ( tanya ibu tentang


gejala – gejala preeklapmsia,
pantau TD, evaluasi edema,
periksa untuk mengetahui
proteinuria)

Sama seperti diatas, ditambah


Antara palpasi abdominal untuk
Trimester
minggu 28 – mengetahui apakah ada kehamilan
ketiga
36 ganda

Sama seperti diatas, ditambah


deteksi letak bayi yang tidak
Trimester normal, atau kondisi lain yang
ketiga memerlukan kelahiran dirumah
sakit.

E. Konsep Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi


1. Anatomi sistem reproduksi wanita eksternal

Gambar 1.1 Sistem reproduksi wanita eksternal

a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari
mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum,
orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
7

b. Mons pubis / mons veneris


Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
c. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada
pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.
Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura
posterior).
d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel
rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut
saraf.
e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva,
dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.
Homolog embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor
androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf,
sangat sensitif.
f. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia
minora. Berasal dari sinus urogenital.
Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus
vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-
kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
g. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan
tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen
normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk
bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus
atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak
beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen
8

postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput


dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen
imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah
menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
h. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri
di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di
sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior,
fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding
ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis,
berubah mengikuti siklus haid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan
ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk
kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus
urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan
lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3
anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus
vaginal.
i. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot
diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis
(m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body
adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum
meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk
memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
9

2. Anatomi sistem reproduksi wanita internal

Gambar 1.1 Sistem reproduksi wanita internal

a. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum
(serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi
dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus,
fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.
b. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan /
menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3
komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan
glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio
cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah
vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri
internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis
melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina
ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks
yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan
10

berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir
serviks dipengaruhi siklus haid.
c. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan
muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam
arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan
endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh
sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi
corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri
berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus
dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan
wanita (gambar).
d. Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum
cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium,
ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum
rectouterina.
e. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna,
serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
f. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba
kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum
dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan :
serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel
bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta
pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan
ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).
g. Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba
pengendali transfer gamet.
11

h. Pars ampularis (medial/ampula)


Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula /
infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi
implantasi di dinding tuba bagian ini. Pars infundibulum (distal).
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada
ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi
“menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium,
dan membawanya ke dalam tuba.
i. Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
j. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum,
sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan
pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium
berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum
(dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di
korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-
hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh
korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum
tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum
yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum
ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat
mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior
terhadap arteri renalis.

3. Fisiologi kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan
perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan
12

4. Proses kehamilan :
Fertilisasi yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya
didaerah ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase
yaitu:
a. Tahap penembusan korona radiate
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi yang
bisa menembus korona radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi.
b. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi hanya
satu terlihat mampu menembus oosit.
c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom
diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru
(XX unutk wanita dan XY untuk laki – laki)
a) Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel ,
8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk
sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut
akan membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk
rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam
ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur – angsur
ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah
rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian
dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona
pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa masuk
endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk
blastokista tingkat lanjut.
b) Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium
blastokista) kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya
terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada
saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase
13

sekretorik ( 2 – 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim


dan pembuluh nadi menjadi berkelok – kelok. Jaringan ini
mengandung banyak cairan.

F. Pathway

Kehamilan

Peningkatan Payudara besar Rahim membesar


progesterone

Prolaktin
Tonus otot meningkat meningkat Diafagma
Vesika
tertekan
urinaria
HCL menurun Sensitif tertekan
peristaltic menurun meningkat

Kapasitas VU
menurun Ekspansi
Mual, muntah Gangguan rasa paru
nyaman (nyeri)

Sekresi urin
menurun Pola napas
Perubahan Risiko defisit
nutrisi kurang volume cairan tidak efektif
dari kebutuhan
Risiko
infeksi

G. Komplikasi
Macam-macam komplikasi:
1. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
a. Perdarahan
b. Pre-eklampsia/eklampsia
c. Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
d. Hidramnion
e. Ketuban Pecah Dini
14

2. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung:


a. Penyakit Jantung
b. Tuberculosis
c. Anemia
d. Malaria
e. Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik misalnya
komplikasi akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran)

H. Prognosis
Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan kehamilan dapat diambil
kesimpulan akhir tentang kehamilan yang dapat digolongkan kedalam :
1. Kehamilan resiko rendah dan dapat bersalin setempat atau lahir spontan.
2. Kehamilan resiko meragukan dan resiko tinggi sehingga perlu bersalin di RS
dengan fasilitas lengkap sehingga tercapai well born baby dan well health
mother

I. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
a. Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak.
b. Muka : bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma gravidarum
sebagai tanda kehamilan. Muka pucat tanda anemia, perhatikan ekspresi
ibu, kesakitan atau meringis.
c. Mata : konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan
mempengaruhi kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, Sclera icterus
perlu dicurugai ibu mengidap hepatitis.
d. Hidung : simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
e. Mulut dan gigi : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda
dehidrasi, sariawan tanda ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi
menandakan ibu kekurangan kalsium.
f. Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu kekurangan
iodium, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi
dan bendungan vena jugularis/tidak.
15

g. Dada : bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada


areola mammae tanda kehamilan, puting susu datar atau tenggelam
membutuhkan perawatan payudara untuk persiapan menyusui.
Adakah striae gravidarum
h. Genetalia : bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak
keputihan/tidak.
i. Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat
dicurigai adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus,
varises.tidak, kaki sama panjang/tidak memepengaruhi jalannya
persalinan.

2. Palpasi
Tujuannya untuk mengetahui umur kehamilan, untuk mengetahui bagian
bagian janin, untuk mengetahui letak janin, janin tunggal atau tidak, sampai
dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga panggul, adakah
keseimbangan antara ukuran kepala dan janin.
a. Dada : Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker
payudara dan menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi pada usia
kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar pada usia 20 minggu
b. Abdomen :
1) Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dan
bagian yang teraba di fundus uteri. Pengukuran tinggi fundus uteri
 Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
 12 minggu TFU 1 – 2 jari diatas symphisis
 16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
 20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
 24 minggu TFU setinggi pusat
 28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
 32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xyphoideus
 36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xyphoideus
16

 40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus


xyphoideus
 Tanda kepala : keras, bundar, melenting
 Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang melenting.
2) Leopold II : Menentukan letak punggung janin padaletak memanjang
dan menentukan letak kepala pada letak lintang
3) Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah bagian
terbawah sudah masuk PAP atau belum
4) Leopold IV : Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP
c. Ekstremitas : Adanya pitting oedem pada ekstremitas atas atau bawah
dapat dicurigai adanya hipertensi hingga preeklampsi dan diabetes
melitus.

3. Auskultasi
Tujuan: menentukan hamil atau tidak, anak hidup atau mati, membantu
menentukan habitus, kedudukan punggung anak, presentasi anak tunggal/
kembar yaitu terdengar pada dua tempat dengan perbedaan 10 detik.
a. Dada : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau
TBC yang dapat memperberat kehamilan.
b. Abdomen : DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.

4. Perkusi
Reflek patella negatif menandakan ibu kekurangan vit B1.

J. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Nilai
Tidak Diagnosis
Tes Lab Nilai Normal
Normal Masalah Terkait

Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia

Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine


17

Bening/negatif
Glukosa dalam Warna hijau Kuning, Diabetes
urin orange,
coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan A B O AB - Ketidakcocokan
Darah ABO
HIV Negatif Positif AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada
janin jika ibu
terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat
ova/telur cacing
cacing dan
parasit

b. Pemeriksaan penunjang rontgen


Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum bulan ke
IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi
– kondisi diperlukan tanda pasti hamil, letak anak tidak dapat ditentukan
dengan jelas dengan palpasi, mencari sebab dari hidraamnion, untuk
menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya untuk diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan, penentuan
umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal, mengetahui posisi plasenta,
mengetahui adanya IUFD, mengetahui pergerakan janin dan detak jantung
janin.

K. Rencana Asuhan Klien Antenatal Care


I. Pengkajian
1. Dimulai dari biodata umum seperti nama, usia, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat dan penghasilan.
2. Alasan dating
18

Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol atau


kunjungan ulang ataupun ada keluhan.
3. Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu
hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
4. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu.
Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil
muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing
bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total
adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan
adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
5. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi
yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
6. Keluhan utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi, pada
saat hamil adalah sering buang air kecil (TM I dan III), Hemoroid (TM II
dan III), Keputihan (TM I,II, dan III), Sembelit (TM II dan III), Kram
kaki (TM II dan III), napas sesak (TM II dan III), Nyeri ligamentum
rotundum (TM II dan III), Pusing/sinkop (TM II dan III), mual muntah
(TM I), sakit punggung (II dan III).
7. Riwayat kesehatan
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi medis/sebaliknya.
Kondisi medis dapat dipengaruhi oleh kehamilan. Bila tidak diatasi dapat
berakibat serius bagi ibu.
Riwayat kesehatan yang dapat berpengaruh pada kehamilan antara lain:
a). Anemia (kurang darah), bahaya jika Hb < 6 gr % yaitu kematian janin
dalam kandungan, persalinan prematur, persalinan lama dan
perdarahan postpartum.
19

b). TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC berat akan
menurunkan kondisi ibu hamil, tenaga bahkan ASI juga berkuran.
Dapat terjadi abortus, bayi lahir prematur, persalinan lama dan
perdarahan postpartum
c). Jantung, bahayanya yaitu payah jantung bertambah berat, kelahiran
prematur/ lahir mati
d). Diabetes melitus, bahayanya yaitu dapat terjadi persalinan premature,
hydraamnion, kelainan bawaan,BBL besar, kematian janin dalam
kandungan.
e). HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi penularan melalui ASI
dan ibu mudah terinfeksi.
8. Riwayat kesehatan keluarga
Jika dalam keluarga ibu terdapat riwayat penyakit hipertensi, TBC,
jantung, DM, Asma akan berpotensi menurun kepada ibu dan akan
berdampak pada kehamilan.
9. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a). Kehamilan
Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan seperti
hyperemesis, perdarahan pervaginam, pusing hebat, pandangan kabur,
dan bengkak – bengkak ditangan dan wajah.
b). Persalinan
Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan
dan ditolong oleh siapa. Jika wanita pada kelahiran terdahulu
melahirkan secara bedah sesar, untuk kehamilan saat ini mungkin
melahirkan pervaginam. Keputusan ini tergantung pada lokasi insisi di
uterus, jika insisi uterus berada dibagian bawah melintang, nukan
vertikal maka bayi diupayakan untuk dikeluarkan pervaginam.
c). Nifas
Adakah panas, perdarahan, kejang – kejang, dan laktasi. Kesehatan
fisik dan emosi ibu harus diperhatikan.
20

d). Riwayat haid


Anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi /
kandungan, meliputi hal – hal seperti ; umur menarche (pada wanita
indonesia umumnya sekitar 12 – 16 tahun), lamanya(frekuensi haid
bervariasi 7 hari atau lebih), siklus haid ( lebih awal atau lebih lambat
dari siklus normal 28 hari), banyaknya darah, HPHT(membantu
penetapan tanggal perkiraan kelahiran), keluhan saat haid (keluhan
yang disampaikan dapat menunjukkan diagnose tertentu, seperti sakit
kepala sampai pingsan atau jumlah darah yang banyak).
e). Riwayat pernikahan
Ditanyakan menikah atau tidak, berapa kali menikah, usia pertama
menikah dan berapa lama menikah. Jika hamil diluar nikah dan
kehamilan tersebut tidak diharapkan, maka secara otomatis ibu akan
sangat membenci kehamilannya.
10. Riwayat kehamilan sekarang
Tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat
yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat. Sudah atau belum merasakan
gerakan janin, usia berapa merasakan gerakan janin(gerakan pertama
fetus pada primigravida dirasakan pada usia 18 minggu dan pada
multigravida 16 minggu), serta imunisasi yang didapat.
11. Riwayat KB
Apakah selama ini ibu menggunakan KB, jika iya ibu menggunakan KB
jenis apa, sudah berhenti berapa lama, keluhan selama ikut KB dan
rencana penggunaan KB setelah melahirkan. Hal ini untuk mengetahui
apakah kehamilan ini karena faktor gagal KB atau tidak.
12. Pola nutrisi
Energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5 gram/hari( trimester akhir
membutuhkan 30 – 40 gram), zat besi rata –rata 3,5 mg/hari, fosfor
2gr/hari dan vit A 50 gram. Dapat diperoleh dari 3xmakan dengan
komposisi 1 entong nasi, satu potong daging/telur/tahu/tempe, satu
mangkuk sayuran dan satu gelas susu dan buah.
21

13. Pola istirahat


Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup baik siang maupun malam
untuk menjaga kondisi kesehatan ibu dan bayinya, kebutuhan istirahat ibu
hamil malam + 8-10 jam/hari, siang + 1-2 jam/hari.
14. Pola eliminasi
BAB pada TM II mulai terganggu, relaksasi umum otot polos dan
kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar. Sedangkan untuk BAK
ibu trimester III mengalami ketidaknyamanan yaitu sering kencing.
15. Pola aktifitas
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari namun tidak terlalu lelah
dan berat karena dikhawatirkan mengganggu kehamilannya, ibu hamil
utamanya trimester I dan II membutuhkan bantuan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari agar tidak terlalu lelah. Kelelahan dalam beraktifitas
akan banyak menyebabkan komplikasi pada setiap ibu hamil misalnya
perdarahan dan abortus.
16. Pola seksual
Trimester I tidak boleh terlalu sering karena dapat menyebabkan abortus.
Trimester II boleh melakukan tetapi harus hati-hati karena perut ibu yang
mulai membesar. Trimester III tidak boleh terlalu sering dan hati-hati
karena dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan persalinan prematur.
17. Riwayat psikososial
Faktor – faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi sosial,
persepsi tentang hamil, apakah kehamilannya direncanakan/diinginkan.
Bagaimana dukungan keluarga. Adanya respon positif dari keluarga
terhadap kehamilannya akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam
menerima perannya.

L. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

perubahan napsu makan, mual dan muntah


22

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual

dan muntah

M. Intervensi Keperawatan
No. Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Perubahan nutrisi Setelah diberikan asuhan 1. Tentukan asupan
kurang dari keperawatan selama … x 24 nutrisi per 24 jam
kebutuhan tubuh jam diharapkan nutrisi 2. Kaji tentang
berhubungan terpenuhi secara adekuat. pengetahuan
dengan perubahan kriteria hasil : kebutuhan diet
napsu makan, Indikator ER IR 3. Berikan informasi
mual dan muntah 1. Mengikuti diet tertulis diet prenatal
yg dianjurkan & suplemen
2. Mengkonsumsi 4. Tanyakan
Zat besi/ keyakinan diet
vitamin sesuai budaya

2. Defisit volume Setelah diberikan asuhan 1. Auskultasi DJJ


cairan keperawatan selama … x 24 2. Tentukan beratnya
berhubungan jam diharapkan ]cairan mual/muntah
dengan perubahan terpenuhi secara adekuat 3. Tinjau riwayat
napsu makan, dengan kriteria hasil : (gastritis,
mual dan muntah Indikator ER IR kolesistiasis)
1. Mengidentifikas 4. Anjurkan
i & melakukan mempertahankan
kegiatan untuk asupan cairan
menurunkan
frekwensi &
keparahan
mual/muntah
2. Mengkonsumsi
cairan sesuai
kebutuhan
3. Mengidentifikas
i tanda & gejala
dehidrasi
23

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI.(2010). Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : DEPKES RI


Manuaba, I.B.G.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Kusmiayati, Y., Wahyuningtias, H.P., Sujiyatini. (2008). Perawatan Ibu Hamil.


Yogyakarta : Fitramaya

Syaifuddin, abdul B. (2005). Buku Panduan Praktis pelayanan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wilkinson, J.M. Ahern, N.R., 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai