Anda di halaman 1dari 8

Nama: Anes Yuliana

Kelas: 2A
Nim: P05140119003
Ringkasan Evidence Based Dalam Asuhan Kehamilan

A. Pengertian Evidence Based Dalam Asuhan Kehamilan


Evidence based ditinjau dari pemenggalan kata (inggris) dapat diartikan
evidence adalah bukti atau fakta, based adalah dasar. Jadi evidence based
adalah praktik berdasarkan bukti. Evidence based adalah proses sistematis
untuk mencari, menilai, dan menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan klinis. Evidence based – midwifery dapat disimpulkan
sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruju
menurut metodelogi ilmiah yang sistematis.

B. Manfaat Evidence Based dalam asuhan kehamilan


Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan evidence based antara lain :
1. Keamanan bagi tenaga kesehatan
2. Meningkatkan kompetensi (kognitif)
3. Memenuhi tuntutan dan jewajiban sebagai profesional dalam memberikan
asuhan yang bermutu
4. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta
pengembangan ilmu pengetahuan dan teori.

C. Prinsip Asuhan kebidanan berdasarkan evidance based practice


1.Kunjungan ANC minimal 4 kali Kunjungan
No Trimester Waktu Alasan perlu kunjungan
1. Trimester I Sebelum empat 1.mendeteksi masalah yang
(4) minggu. dapat ditanagni sebelum
membahayakan jiwa.
2.mencegah masalah, misal :
tetanus neonatal, anemia, dan
kebiasaan tradisional yang
berbahaya.
3.membangun hubungan saling
percaya .
4. memulai persiapan kelahiran
dan kesiapan mengahdapi
komplikasi
5.mendorong perilaku sehat
( nutrisi, kebersihan, olahraga,
istirahat, seks, dll)
2. Trimester 2 14-28 minggu Sama sengan trimester I ,
ditambah : kewaspadaan khusus
terhadap hipertesi kehamilan
( deteksi gejala pre-eklampsi,
pantau tekanan darah, evaluasi
edema, proteinuria ).
3. Trimester 3 I.28-36 minggu -sama dengan trimester
sebelumnya ditambah deteksi
II.>36 minggu kehamilan ganda.
-sama dengan trimester
sebelumnya, ditambah kelainan
letak atau kondisi yang
memerlukan persalinan di rumah
sakit
*Prinsip Evidence Based
Evidence-based Medicine adalah pemberian informasi obat-obatan berdasarkan
bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan. Temuan obat baru yang
dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya dalam waktu beberapa bulan setelah
obat tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti memberikan efek samping
yang berat pada sebagian penggunanya.
Evidence-based Policy adalah satu sistem peningkatan mutu pelayanan kesehatan
dan kedokteran (Clinical Governance): suatu tantangan profesi kesehatan dan
kedokteran di masa mendatang.Evidence based Midwifery adalah pemberian
informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung
jawabkan. Evidence based report adalah merupakan bentuk penulisan laporan
kasus yang baru berkembang, memperlihatkan bagaimana hasil penelitian dapat
diterapkan pada semua tahapan penatalaksanaan pasien.

2.Pemberian suplemen mikronutrien

Tablet yang mengandung FeSO4, 320 mg ( setara dengan zat besi 60 mg )


dan asam folat 500 gr. Sebanyak 1 tablet per hari segera setelah rasa mual
hilang. Pemberian selama 90 hari ( 3 bulan ). Ibu hamil harus dinasehati agar
tidak meminumnya bersama dengan teh/ kopi agar tidak mengganggu
penyerapannya.
Berdasarkan penelitian yang ada, suplemen mikronutrien berguna untuk
mengurangi angka kesakitan ( morbiditas ) dan kematian ( mortalitas ) ibu hamil
secara langsung yakni dengan mengobati penyakit pada kehamilan atau secara
tidak langsung dengan menurunkan risiko komplikasi saat kehamilan dan
persalinan.
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah
untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah
otot. Tablet fe sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena
mengandung tannina atau pitat yang menghambat penyerapan zat besi(ika
pantiawati,2010).

3.Imunisasi TT 0,5 cc
Imunisasi adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya untuk
pencegahan ter hadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin kuman tetanus
yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.
TT Interval Lama % Perlindungan
Perlindungan
TT 1 Kunjungan ANC - -
pertama
TT 2 4 minggu 3 tahun 80%
setelah TT 1
TT 3 6 Bulan betelan 5 tahun 95%
TT 2
TT 4 1 Tahun setelah 10 tahun 99%
TT 3
TT 5 1 Tahun setelah 25 tahun / 99%
TT 4 seumur hidup

          
4. 10 T dalam pemeriksaan kehamilan dan 4 Terlalu
Pada pemeriksaan kehamilan bidan wajib memeriksa dan memberikan 10
T  ( Depker RI, 2009 ) yaitu:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Tablet Fe
3. Tekanan darah
4. Tetanus Toksoid ( suntik TT )
5. Tentukan status gizi ( mengukur LILA )
6. Tinggi Fundus Uteri
7. Tentukan presentasi Janin dan DJJ
8. Temu wicara
9. Tes PMS
10. Tes Laboratorium

5. Perkiraan hemoglobin pada kehamilan


Dalam kehamilan normal akan terjadi penurunan kadar hemoglobin. Kadar Hb
terendah terjadi sekitar pada umur kehamilan 30 minggu. Oleh karena itu
pemeriksaan Hb harus dilakukan pada kehamilan dini untuk melihat data awal,
lalu diulang pada sekitar 30 minggu. Untuk saat ini anemia dalam kehamilan di
Indonesia ditetapkan dengan kadar Hb <11g%. Pada Trimester I dan III atau Hb
<10,5g% pada trimester II.
Apabila hanya terjadi anemia ringan, sebab yang paling sering adalah
difisiensi zat besi dan dapat diobati secara efektif dengan suplementasi besi 60
mg/hari elemental besi dan 50µg asam folat untuk profilaksi anemia. Program
Kemenkes RI memberikan 90 tablet bsi selama 3 bulan.
Semua ibu hamil yang dapat suplementasi besi harus menghindari tembakau,
teh dan kopi serta dipastikan mereka mengonsumsi makanan kaya protein dan
vitamin C.

6. Perkiraan Tinggi Fundus Uteri


Pengukuran Tinggi Fundus UteriTinggi fundus uteri adalah tinggi puncak
tertinggi rahim sesuai usia kehamilan. Biasanya pengukuran inidilakukan saat
pemeriksaan abdomen ibu hamil tepatnya saat melakukan Leopold 1. Dari
pengukuranTFU dapat diketahui taksiran usia gestasi dan taksiran berat badan
janin. Pengukuran TFU menggunakan jari pemeriksa sebagai alat ukurnya,
namun kelemahannya tiap orang memiliki ukuran jari yang berbeda.TFU lebih
baik diukur menggunakan metylen dengan satuan cm, ujung metylen ditempelkan
padasimfisis pubis sedangkan ujung lain ditempelkan di puncak rahim.
a. TFU untuk mengetahui tafsiran usia kehamilan (UK).
Jika Fundus belum melewati pusat : UK (minggu) = Hasil ukur + 4
Jika Fundus sudah melewati pusat : UK (minggu ) = hasil ukur + 6

b. TFU untuk taksiran Berat Badan Janin.


TBJ ( gram ) =  (TFU – 12) X 155
gram

Terdapat variasi yang lebar antara operator yang melakukan pengukuran TFU
dengan cara tradisional ( jari tangan ).
Menggunakan pita ukur untuk mengukur jarak antara tepi atas simpisis pubis
dengan fundus uteri dalam centimeter adalah metoda yang dapat diandalkan
untuk memperkirakan TFU.
Jarak tersebut ( dalam cm ) sesuai dengan umur kehamilan ( dalam minggu )
setelah umur kehamilan 24 minggu.

7. Hipotensi Pada Saat Berbaring Terlentang.


Posisi terlentang mempengaruhi fisiologi ibu dan janin. Setiap ibu hamil
hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada kehamilan lanjut. Hal ini
disebabkan karena apabila berbaring terlentang akan terjadi penekanan oleh
uterus pada vena pelvis major dan vena cava inferior yang akan mengurangu
sirkulasi darah  ke jantung bagian kanan dan akan mengakibatkan pengaliran
oksigen ke otak dan akan mengakibatkan pingsan.
Keadaan tersebut lebih terkenal dengan supine hypotensif syndrome yang
dapat mengakibatkan denyut jantung janin ( DJJ ) abnormal. Namun apabila
posisi terlentang dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal kecil
dibawah sisi kiri punggung bawah.
Secara ringkas penelitian menunjukan hasil:
1. Posisi terlentag mempengaruhi fisiologi ibu dan janin.
2. Setiap ibu hamil hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada
kehamilan lanjut.
3. Bila posisi terlentang dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal
kecil dibawah sisi kiri punggung bawah.

D. Peran dan Tanggung jawab Bidan dalam asuhan kebidanan

a. Care Provider ( pemberi asuhan kebidanan)


Seseorang yang mempunyai kemampuan memberikan asuhan kebidanan secara
efektif, aman dan holistik dengan memperhatikan aspek budaya terhadap ibu hamil,
bersalin, nifas dan menyusui, bayi baru lahir, balita dan kesehatan reproduksi pada
kondisi normal berdasarkan standar praktek kebidanan dan kode etik profesi.
b. Community Leader (Penggerak masyarakat)
Bidan menjadi penggerak dan pengelola masyarakat dalam upaya peningkatan
kesehatan ibu dan anak dengan menggunakan prinsip partnership dan
pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kewewenang dan lingkup praktek bidan
c. Communicator (komunikator)
Bidan mampu berkomunikasi secara efektif dengan perempuan, keluarga,
masyarakat, sejawat dan profesi lain dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
ibu dan anak.
d. Decision Maker (pengambil keputusan dalam asuhan kebidanan)
Bidan mampu mengambil keputusan klinik dalam asuhan kebidanan kepada
individu, keluarga dan masyarakat dengan menggunakan prinsip partnership
e. Manager (pengelola)
Bidanmempunyai kemampuan mengelola klien dalam asuhan kebidanan dalam
tugassecara mandiri, kolaborasi (team) dan rujukan dalam kontek asuhan kepada
individu, keluarga dan masyarakat.

E. Evidence based dalam Praktik Kehamilan


Evidence based practice adalah praktik berdasarkan penelitian yang terpilih dan
terbukti bermanfaat serta merupakan penerapan yang sistematik, ilmiah dan eksplisit
dari penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan asuhan kebidanan. Hal
ini menghasilkan asuhan yang efektif. Asuhan yang tidak selalu melakukan
intervensi. Kajian ulang memunculkan asumsi bahwa sebagian besar komplikasi
obstetri yang mengancam jiwa sebenarnya bisa diprediksi atau dicegah. Menurut
MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal atau yang dikenal antenatal care
merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh bidan dalam membina suatu
hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil hingga persiapan persalinannya.
Dengan memberikan asuhan antenatal yang baik akan menjadi salah satu tiang
penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu dan perinatal. Anda perlu memahami bahwa dengan adanya evidence
based practice maka praktik asuhan antenatal menjadi lebih terfokus pada pilihan
praktik yang terbukti menguntungkan klien (refocusing antenatal).
Hal-hal yang mendorong efektifitas Antenatal Care adalah hal-hal sebagai berikut :
a. Asuhan diberikan oleh bidan yang terampil dan berkesinambungan.
b. Asuhan yang diberikan berdasarkan evidence based practice.
c. Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan memperkirakan serta
komplikasi.
d. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus toksoid,
suplemen gizi, pencegahan konsumsi alkohol dan rokok dan lain-lain).
e. Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang diderita ibu hamil
(HIV, sifilis, tuberkulosis, Hepatitis, penyakit medis lain yang diderita (misal:
hipertensi, diabetes, dan lainlain).
f. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil.
g. Kunjungan ANC secara rutin.
F. Kunjungan ANC
Sesuai standar asuhan maka ibu hamil begitu diketahu hamil disarankan sedini
mungkin segera melakukan kunjungan ANC. Esensi dari asuhan antenatal adalah
pendidikan dan promosi kesehatan serta upaya deteksi, sehingga begitu ada
kelainan segera diketemukan dan dilakukan upaya
penatalaksanaan.Berdasarkanstandar WHO, ibu hamil disarankan untuk melakukan
kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan; dengan komposisi waktu
kunjungan satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada
trimester III. Menurut standar pelayanan kebidanan, jadwal kunjungan ANC, adalah
sebagai berikut; satu kali setiap bulan pada trimester I, satu kali setiap 2 minggu
pada trimester II, dan satu kali setiapminggupada tri semester 3.

Anda mungkin juga menyukai