Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE ( ANC )


I. KONSEP MEDIS
A. Pengertian
ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Guttmacher, 2013).Antenatal
Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang bukan saja bila ibu
sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan wanita hamil agar tidak
terjadi kelainan sehingga ibu dan anak sehat (Mochtar, 2010). Pelayanan antenatal
adalah untuk mencegah adanya komplikasi obstretri dan memastikan bahwa
komplikasi dideteksi sedini mungkin (Saifuddin, dkk., 2014)
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin
agar melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental
ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan oftimal, karena kesehatan ibu
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya ( Departemen
Kesehatan, 2010)
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalianan yang aman dan memuaskan (Handaya, 2012).
Adapun standar pelayanan yang di canangkan oleh pemerintah dalam hal ini :
1. Identifikasi ibu hamil
Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini dan teratur.
Hasil yang diharapkan dari identifikasi ibu hamil ini adalah
a Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan,
b Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan
secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan kehamilan.
c Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum
kehamilan 16 minggu.
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal dan memeriksakan minimal pada ibu
hamil
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan
Kunjungan Waktu Alasan
Trimester I Sebelum 14  Mendeteksi masalah yang dapat ditangani
minggu sebelum membahayakan jiwa.

 Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal,


anemia, kebiasaan tradisional yang
berbahaya)

 Membangun hubungan saling percaya

 Memulai persiapan kelahiran & kesiapan


menghadapi komplikasi.

 Mendorong perilaku sehat (nutrisi,


kebersihan , olahraga, istirahat, seks, dsb).

Trimester II 14 – 28 Sama dengan trimester I ditambah:


minggu kewaspadaan khusus terhadap hipertensi
kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau
TD, evaluasi edema, proteinuria)

Trimester III 28 – 36 Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.


minggu
Setelah 36
– Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau
minggu kondisi yang memerlukan persalinan di RS.

3. Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi,
bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul
untuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pengelolaan Anemia pada kehamilan
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat
besi pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu
menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari (Tablet mengandung FeSO4 320 mg = zat
besi 60 mg dan asam folat 500 µg), kebutuhannya meningkat secara signifikan
pada trimester II karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan satu tablet
sehari sesegera mungkin stelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet
semasa kehamilan.
5. Pengelolaan Dini Hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan,
mengenali tanda dan gejala preeklampsia lainnya, mengambil tindakan yang
tepat, dan merujuknya.
6. Persiapan persalinan
Memberi saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan persiapan
persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, biaya. Bidan sebaiknya
melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. Dalam memberikan
asuhan/pelayanan standar minimal 7 T (timbang BB), ukur tekanan darah, ukur
tinggi fundus uteri, TT, tablet besimin 90 tablet selama hamil, tes PMS, temu
wicara dalam rangka persiapan rujukan. Namun standar ini sudah berkembang
menjadi 10 T hingga 14 T.
B. Tujuan pelayanan antenatal care (ANC), antara lain :
1. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.
3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara optimal.
C. Standar Pelayanan Ante Natal Care ( ANC ) 14T
1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari
TM I sampai TM III yang berkisar anatar 7 - 12 kg dan kenaikan berat badan
setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM
II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko
terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
2. Ukur Tekanan Darah ( T2).
Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90
mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 )
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan
umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan
hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin
mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang
dicantumkan dalam HPHT.

Usia Kehamilan sesuai Jarak dari simfisis


minggu
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm

4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan ( T4 )


5. Pemberian Imunisasi TT ( T5 )
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang wanita
hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Imunisasi Selang Waktu minimal Lama Perlindungan
TT pemberian Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
TT4 12 Bulan setelah TT3 10 Tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 ≥25 Tahun

6. Pemeriksaan Hb ( T6 )
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan
minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus
diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau
lebih.
7. Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 )
Pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil spesimen
darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka dilakukan
pengobatan dan rujukan..
8. Pemeriksaan Protein urine ( T8 )
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak
untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
9. Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 )
Untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.
10. Perawatan Payudara ( T10 )
Senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali sehari
sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
D. Pemeriksaan kehamilan
Bila HPHT tidak diketahui, usia kehamilan ditentukan dengan cara :
1. TFU (Cm x 7/8 = Usia dalam minggu)
2. Terabanya ballotement di simpisis  12 mgg
3. DJJ (+) dg Dopller  10-12 mgg
4. DJJ (+) dg fetoscop  20 mgg
5. Quickening  20 mgg
Perhitungan Taksiran Partus (Naegle)
1. Hari + 7
2. Bulan (1-3) + 9, B (4-12) – 3
3. Tahun (1-3) + 0, T (4-12) + 1
Perhitungan Taksiran Berat Janin
1. TFU – (11 belum masuk PAP) X 155 = ….gr
2. TFU – (13 sudah masuk PAP) X 155 = ….gr

E. FISIOLOGOI KEHAMILAN
a Kehamilan
Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama
haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal
periode antepartum (Helen Varney, 2007 ; 492).
b Proses kehamilan
1) Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya didaerah
ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu:
2) Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa
menembus korona radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi.
c Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi hanya satu
terlihat mampu menembus oosit.
d Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid
(44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX unutk wanita
dan XY untuk laki - laki)
e Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8 sel,
sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah
gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan membelah
membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai
menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel
dalam.
f Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista)
kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior
korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim
sedang berada pada fase sekretorik ( 2 – 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini,
kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok – kelok. Jaringan ini
mengandung banyak cairan. (Marjati,dkk.2014 ; 37)
F. Tanda dan gejala kehamilan
a Tanda presumtif kehamilan
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de
Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari
pertama haid terrakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran
persalinan.
2) Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari.
Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
4) Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan
saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur
kehamilan lebih dari 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan deposit
lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada
kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah
itu nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga
panggul.
8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormone
estrogen.
9) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
a) Pipi : - Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
b) Perut : - Striae livide
Striae albican, Linea alba makin menghitam
c) Payudara : - hipepigmentasi areola mamae
Varises atau penampakan pembuluh vena. Karena pengaruh estrogen
dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena. Terutama
bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu
terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta payudara.
b Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
1) Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
2) Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus.
3) Tanda Goodel.
Pelunakan serviks
4) Tanda Chadwiks.
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk
juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piskacek.
Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi
pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih
dulu.
6) Kontraksi Braxton Hicks.
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam otot
uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul
pada kehamilan 8 minggu.
G. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya,
diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit
rubella
Nilai Tidak Diagnosis Masalah
Tes Lab Nilai Normal
Normal Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine
Bening/negatif
Glukosa Warna hijau Kuning, Diabetes
dalam urin orange,
coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan A B O AB - Ketidakcocokan ABO
Darah
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat cacing
ova/telur
cacing dan
parasit

H. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV
rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi – kondisi
1) Diperlukan tanda pasti hamil
2) Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
3) Mencari sebab dari hidraamnion
4) Untuk menentukan kelainan anak
I. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
3) Mengetahui posisi plasenta
4) Mengetahui adanya IUFD
5) Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.
(Marjati dkk, 2014:95-97)
11. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnese
a. Anamnese identitas istri dan suami
b. Anamnese umum :
1) Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
dan sebagainya.
2) Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir (HT). bila hari pertama haid
terakhir diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran tunggal persalinan.
B. Pemeriksaan fisik
a. Teknik inspeksi
1. Daerah muka
Adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, adakah
oedema pada wajah, bagaimana keadaan lidah dan gigi.
2. Leher
Apakah vena terbendung di leher (mis : pada penyakit jantung) apakah
kelenjar gondok membesar atau kelenjar limpa membengkak.
3. Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan areola mammae, keadaan
putting susu, adakah colostrums.
4. Perut
Perut membesar kedapat atau kesamping (pada ascites perut membesar ke
samping), keadaan pusat, pigmentasi linea alba, nampak ada gerakan anak atau
kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau jaringan parut.
5. Vulva
Keadaan perineum, adakah varises, tanda Chadwick, condiloma, flour albus.
Anggota gerak bawah
Adakah ascites, oedema, luka, cykatrik pada lipat paha.
b. Tekhnik palpasi
Maksud periksa palpasi adalah: Untuk menentukan besarnya rahim (tuanya
kehamilan) dan untuk menentukan letaknya anak dalam rahim. Macam-
macam palpasi, ada tiga macam yaitu :
Palpasi menurut Leopold, terdiri atas 4 bagian :
Leopold I
1) Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha
2) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka klien
3) Rahim dibawah ke tengah
4) Tinggi fundus uteri ditentukan
5) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri. Sifat
kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah lunak,
kurang bundar dan kurang melenting, pada letak lintang fundus uteri
kosong. Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau bokong
dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis.

Leopold II
1) Kedua tangan pindah ke samping
2) Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
3) Tentukan letak punggung anak
4) Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin
Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana
letaknya bagian-bagian kecil).
Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung dengan satu tangan
menekan di fundus.

Leopold III
1) Dipergunakan satu tangan saja
2) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
3) Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah bagian bawah
anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul).
Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan pinggir tangan
kiri diletakkan tegak di tengah perut.

Leopold IV
1) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si penderita.
2) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
4) Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan :
Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar kepala sudah
melewati pintu atas panggul). Kedua tangan pada pinggir kepala
convergent (ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas panggul).
Leopold IV untuk menentukan bagian yang terendah dan berapa
masuknya bagian yang bawah ke dalam rongga panggul
c. Auskultasi
a. Djj terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik berselang, 30
menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
b. Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit
atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial (kekurangan O2)
d. Penampilan umum
Dapat dilakukan dengan pemeriksaan umum
Tujuan :
a. Untuk mengetahui keadaan umum ibu
b. Untuk mentehahui adanya kelainan-kelainan yang dapat mempengaruhi
kehamilan
c. Untuk membantu menetapkan diagnosis.
Dilakukan pada : Ibu yang pertama kali datang periksa dan Ibu yang akan
melahirkan dan belum pernah memeriksakan diri.
Macam-macam pemeriksaan
 Bagaimana keadaan umum klien, keadaan gizi, kelainan bentuk badan,
kesadaran
 Adakah anemia, cyanosis, ikterus dan dyspnoe
 Keadaaan jantung dan keadaan paru
 Adakah oedema
 Tekanan darah
 Berat badan
 Pemeriksaan laboratorium
e. Pemeriksaan semua sistem : dilakukan dengan anamneses
f. Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
1. Untuk mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
2. Untuk memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Untuk mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang
g. Pemeriksaan laboratorium
 Urine Albumin
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada air kemih, missal :
gejala pre-eklampsia, penyakit ginjal, radang kandung kencing.
 Urine Reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, sehingga dapat mendeteksi
penyakit DM pada ibu hamil yang merupakan faktor risiko dalam kehamilan
maupun persalinan.
 Haemoglobin
Untuk mendeteksi adanya anemia, bila Hb kurang dari 10 gr%. (normalnya :
11 gr%)
h. USG
Untuk mengetahui keadaan janin, letak janin, usia kehamilan dan perkiraan
persalinan.
 Pola kebiasaan sehari-hariNutrisi
Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama hamil, apakah
sudah selesai kebutuhan ibu hamil.
 Eliminasi
Bagaimana pola BABnya, konstipasi merupakan hal yang umum selama
kehamilan karena aksi hormonal yang mengurangi gerakan peristaltik usus
dan pembesaran uterus yang menahannya. Sering kencing merupakan hal
umum yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir masa kehamilan
karena rongga perut dipenuhi oleh pembesaran uterus.
 Istirahat
Waktu istirahat lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil.Istirahat
hendaknya diadakan pula waktu siang hari
 Aktivitas
Bagi ibu hamil pekerjaan rumah tangga dapat dilaksanakan, bekerja sesuai
kemampuan dan makin dikurangi semakin tuanya kehamilan.
 Personal hygiene
Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang perlu
diperhatikan dalam hygiene kehamilan meliputi : kebersihan mulut,
pemeliharan gigi, kebersihan tubuh, kulit, muka dan kebersihan pakaian
luar dan dalam.
 Sexual Perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi selama
kehamilan, berapa kali dalam seminggu melakukannya.

C. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, D.0080
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan D.0056
3) Konstipasi b/d penurunan gastrointestinal D.0049

D. Rencana keperawatan

No Dx keperawatan Kriteria hasil Rencana/intervensi


1. Ansietas b/d krisis 1. pemahaman makna Observasi:
situasi situasi meningkat 1. identifikasi kemampuan
2. kemampuan mengambil keputusan
membuat keputusan 2. monitor tanda tanda ansietas
meningkat terapeutik:
3. orientasi kognitif 1. ciptakan suasana terapeutik
cukup meningkat untuk menyembuhkan
kepercayaan
2. temani pasien untuk
mengurangi kecemasan
3. pahami situasi yang membuat
ansietas
4. dengarkan dengan penuh
perhatian
5. gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
edukasi:
1. anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien
2. anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
3. latihan teknik relaksasi
kolaborasi
1. kolaborasi pemberian obat
anti ansietas

2. Intoleransi aktivitas 1. kemampuan Observasi:


berhubungan dengan melakukan aktifitas 1. identifikasi gangguan fungsi
kelemahan rutin meningkat tubuh yang mengakibatkan
2. keluhan lelah kelelahan
menurun 2. monitor pola dan tidur
3. kekuatan tubuh 3. monitor kelelahan fisik
bagian atas dan terapeutik:
bawah meningkat 1. sediakan lingkungan yang
4. perasaan lemah nyaman
menurun 2. berikan aktifitas distraksi
yang menenangkan
3. fasilitasi tempat duduk di
samping tempat tidur
edukasi:
1. anjurkan tirah baring
2. anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
3. ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
kolaborasi
1. kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningktkan
asupan makanan
3. Konstipasi b/d 1. Konsistensi feses Observasi:
penurunan membaik 1. Identifikasi masalah usus dan
gastrointestinal 2. Peristaltik usus penggunaan obat pencahar
membaik 2. Identifikasi pengobatan yang
3. Nyeri abdomen berefek pada kondisi
menurun gastrointestinal
3. Monitor buang air besar
4. Monitor tanda gejala diare
Terapeutik:
1. Berikan air hangat setelah
makan
2. Sediakan makanan yang
tinggi serat
Edukasi:
1. Jelaskan jenis makanan yang
membantu meningkatkan
keteraturan peristaltik usus
2. Anjurkan meningkatkan
aktifitas fisik sesuai toleransi
3. Anjurkan meningkatkan
konsumsi cairan

E. Implementasi Keperawat
Implementasi merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan, pengolahan
dan tahap perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, kolaborasi, dan tindakan
rujukan (Bararah,2013).
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan.
Evaluasi keperawatan adalah evaluasi yang dicatat disesuaikan dengan setiap
diagnoasa keperawatan. Evaluasi keperawatan terdiri dari dua tingkat yaitu evaluasi
sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi sumatif yaitu evaluasi evaluasi respon (jangka
panjang) terhadap tujuan, dengan kata lain, bagaimana penilaian terhadap
perkembangan kemajuan ke arah tujuan atau hasil akhir yang diharapkan. Evaluasi
formatif atau disebut juga dengan evaluasi proses, yaitu evaluasi terhadap respon yang
segera timbul setelah intervensi keperawatan di lakukan. Format evaluasi yang
digunakan adalah SOAP.S : Subjective yaitu pernyataan atau keluhan dari pasien, O :
Objective yaitu data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga, A: Analisys yaitu
kesimpulan dari objektif dan subjektif, P: Planning yaitu rencana tindakan yang akan
dilakukan berdasarkan analisis (Nurhaeni,2013).

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, R. Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial, jilid 2. EGC : Jakarta. 2002.

Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI

Tim pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI
Tim pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI

Manuaba, Ida Bagus Gde.2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Asuhan kebidanan I, 2014,ika pantikawati,S.Si.T and saryono, S.Kp.,M.Kes)
Doenges, Marylinn E 2011. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk
perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC
Hamilton, Persis. (2012). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. EGC: Jakarta.
Hidayati, Ratna. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan
Patologis. Jakarta : Salemba Medika.
Mochtar, Rustam. (2011). Synopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi. EGC:
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai