Anda di halaman 1dari 24

BAB 2

4
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR TEORI ANTENATAL CARE (ANC)


2.1.1 Pengertian Antenatal Care (ANC)
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 1996).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan dimana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Hanifa
Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan).
Pemeriksaan kehamilan dini atau Ante Natal Care (ANC) merupakan
pemeriksaan yang dilakukan oleh seseorang wanita untuk pertama kali ketika
menyadari dirinya hamil dengan tujuan dilakukannya pemeriksaan kehamilan
secara dini adalah untuk mengetahui apakah wanita tersebut benar-benar hamil,
untuk menentukan usia kehamilan, melakukan deteksi adanya faktor resiko dan
komplikasi pada kehamilan, perencanaan penyuluhan dan pengobatan yang
diperlukan, kemudian melakukan rujukan dan kolaborasi bila kehamilan
mengalami komplikasi dan faktor resiko yang memungkinkan komplikasi terjadi
(Yulianti, 2010:3).
Jadi, ANC adalah suatu pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa kondisi ibu dan janin, dan untuk mengetahui jika terdapat gangguan
selama masa kehamilan serta untuk menghadapi persalinan kelak sampai ke masa
nifas dan kembalinya fungsi reproduksi seperti sedia kala.
2.1.2 Tujuan Pelayanan Antenatal Care (ANC)
Tujuan pelayanan Antenatal Care (ANC), antara lain :
2.1.2.1 Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2.1.2.2 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial
ibu.
2.1.2.3 Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan,
dan pembedahan.
2.1.2.4 Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

4
5

2.1.2.5 Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif.
2.1.2.6 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
2.1.2.7 Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
2.1.2.8 Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan,
dan kala nifas.
2.1.2.9 Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
2.1.3 Standar Pelayanan Ante Natal Care (ANC) 14T
Menurut (Prawiroharjo, 2005: 90-91) standar pelayanan ANC yaitu :
2.1.3.1 Ukur Berat badan dan Tinggi Badan (T1).
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil
dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 7-12 kg dan
kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4-0,5
kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan
untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering
berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
2.1.3.2 Ukur Tekanan Darah (T2).
Tekanan darah yang normal 110/80-140/90 mmHg, bila melebihi 140/90
mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
2.1.3.3 Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah
menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di
bandingkan dengan hasil anamnesis Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama
dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.
6

Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan


Usia Kehamilan Sesuai Minggu Jarak Dari Simfisis
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm

2.1.3.4 Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)


2.1.3.5 Pemberian Imunisasi TT (T5)
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang
wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada
minggu ke-Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Selang Waktu
Imunisasi TT minimal pemberian Lama Perlindungan
Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap penyakit
Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
TT4 12 Bulan setelah TT3 10 Tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 ≥25 Tahun

2.1.3.6 Pemeriksaan Hb (T6)


Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan
minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka
harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi
11 gr% atau lebih.
2.1.3.7 Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab.) (T7)
Pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil
spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka
dilakukan pengobatan dan rujukan.
7

2.1.3.8 Pemeriksaan Protein urine (T8)


Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau
tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
2.1.3.9 Pemeriksaan Urine Reduksi (T9)
Untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.
2.1.3.10 Perawatan Payudara (T10)
Senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali
sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
2.1.3.11 Senam Hamil (T11)
2.1.3.12 Pemberian Obat Malaria (T12)
Diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil
dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil
apusan darah yang positif.
2.1.3.13 Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah
endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang Manusia.
2.1.3.14 Temu wicara/Konseling (T14)
2.1.4 Pemeriksaan Kehamilan
Bila HPHT tidak diketahui, usia kehamilan ditentukan dengan cara :
1) TFU (Cm x 7/8 = Usia dalam minggu)
2) Terabanya ballotement di simpisis  12 mgg
3) DJJ (+) dg Dopller  10-12 mgg
4) DJJ (+) dg fetoscop  20 mgg
5) Quickening  20 mgg
Perhitungan Taksiran Partus (Naegle) :
1) Hari + 7
2) Bulan (1-3) + 9, B (4-12) – 3
3) Tahun (1-3) + 0, T (4-12) + 1
Perhitungan Taksiran Berat Janin :
1) TFU – (11 belum masuk PAP) X 155 = ….gr
2) TFU – (13 sudah masuk PAP) X 155 = ….gr
8

Frekuensi Kunjungan :
1) Kunjungan I (12-24 minggu)
Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik dan obstetri, pemeriksaan
laboratorium, antopometri, penilaian resiko kehamilan, KIE.
2) Kunjungan II (28-32 minggu)
Anamnesis, USG, penilaian resiko kehamilan, nasehat perawatan payudara
dan senam hamil, vaksin TT I.
3) Kunjungan III (34 mgg)
Anamnesis, pemeriksaan ulang laboratorium, vaksin TT II.
4) Kunjungan IV, V, VII & VIII (36-42 mgg)
Anamnesis, perawatan payudara dan persiapan persalinan.
2.1.5 Cara Pelayanan Antenatal Care
Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal
menurut Depkes RI yang terdiri dari :
a. Kunjungan Pertama
- Catat identitas ibu hamil
- Catat kehamilan sekarang
- Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
- Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
- Pemeriksaan fisik diagnostik dan laboratorium
- Pemeriksaan obstetric
- Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
- Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, kalsium, multivitamin, dan mineral
lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi
- Penyuluhan/konseling
b. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode antenatal :
- Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
- Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 - 28).
9

- Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 - 36 dan


sesudah minggu ke 36). (Saifudin, dkk.,2002)
- Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan
atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam (Pusdiknakes, 2003: 45).
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya,
diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan
penyakit rubella.
Nilai Tidak Diagnosis Masalah
Tes Lab Nilai Normal
Normal Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia

Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine


Bening/negatif
Glukosa dalam urin Warna hijau Kuning, orange, Diabetes
coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh - Rh sensitization
Golongan Darah A B O AB - Ketidakcocokan
ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Feses untuk ova/telur Negatif Positif Anemia akibat
cacing dan parasit cacing

b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke
IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi-
kondisi
 Diperlukan tanda pasti hamil
 Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
 Mencari sebab dari hidraamnion
 Untuk menentukan kelainan anak
10

c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
 Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
 Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
 Mengetahui posisi plasenta
 Mengetahui adanya IUFD
Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk, 2010;
95-97).
2.2 MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN ANC
2.2.1 Pengkajian
1. Anamnesa
a) Anamnesa identitas istri dan suami.
b) Anamnesa umum: keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri ulu
hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan.
c) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya.
Riwayat Keperawatan :
a. Aktivitas atau istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal (8 – 12 minggu),
kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan
teakhir. Denyut nadi dmeningkat 10 – 15 cm. murmur sistolik pendek
dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume, varises, sedikit
edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trimester terakhir).
b. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
c. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi
perkemihan, urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid.
d. Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama: nyeri ulu hati
umum terjadi, penambahan BB 2-4 kg trimester pertama.
11

e. Nyeri/ketidaknyamanan
Kram kaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton
hicks terlihat setelah 28 minggu, nyeri punggung.
f. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi
pernapasan dapat meningkat relative terhadap ukuran/tinggi uterus,
pernapasan torakal.
g. Keamanan
Suhu 98–99,6 F (36,1–37,6°C), irama jantung janin terdengar dengan
daptone (mulai 10–12 minggu) atau fetoskop (17–20 minggu), gerakan
janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu, sensasi gerakan
janin pada abdomen diantara 16–20 minggu, ballottement ada pada
bukan keempat dan kelima.
h. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea
mungkin ada, peningkatan progresif pada ukuran uterus, perubahan
payudara: pembesaran jaringan adipose, peningkatan vaskularitas,
lunak bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12 minggu, perubahan
pigmentasi: kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-tanda
goodell, hegar, Chadwick positif.
i. Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap
maturasi/perkembangan bervariasi tapi dapat mundur dengan stressor
kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif
dan mendukung sampai disfungsional.
j. Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan
tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan
terhadap anak, stabilitas ekonomik.
12

2. Pemeriksaan Fisik Diagnostik


a) Keadaan umum. Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai
keadaan panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga
bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek,
adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah ketupat dari
michealis (tidak simetris).
b) Tinggi badan. Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko
untuk ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
c) Berat badan. Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan
selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing
bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah
9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko
bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
d) Lingkar lengan atas (LILA). LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator
kuat untuk status gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak
dengan BBLR.
e) Tanda-tanda vital:
- Tekanan darah. TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan
resiko dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30
mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat
berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
- Denyut nadi. Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
- Suhu. Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
- Pernapasan. Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20
kali/menit. Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan
mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
13

f) Kepala dan Leher


- Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
- Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna
kuning/jaundice pada sklera
- Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
- Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis.
g) Payudara
- Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan
besar
- Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
- Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
- Retraksi akibat adanya lesi
- Masa atau pembesaran pembuluh limfe
h) Abdomen
- Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
- Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan
> 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
- Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
i) Pemeriksaan Leopold:
Cara palpasi Leopold menurut Sulistyawati (2009:89), yaitu sebagai berikut.
(a) Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui Tinggi Fundus Uteri (TFU) dan bagian
janin yang ada di fundus.
14

Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan :

Usia Kehamilan Sesuai Minggu Jarak Dari Simfisis

22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm

Cara pelaksanaannya yaitu:


- Pemeriksa menghadap pasien.
- Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus
uteri.
- Meraba bagian apa yang ada di fundus. Jika teraba benda bulat melenting,
mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba benda bulat,
besar lunak, tidak melengking, dan mudah digerakkan maka itu adalah
bokong janin.

Gambar 1.1 Leopold I


(b) Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan
atau kiri ibu.

Cara pelaksanaannya yaitu:

- Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri ibu.


- Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut
sebelah kiri ke arah kanan.
15

- Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian apa
yang ada di sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, tidak teraba bagian
kecil, terasa ada tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba
bagian-bagian kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian kecil janin).

Gambar 1.2 Leopold II


(c) Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus.

Cara pelaksanaannya yaitu:

- Tangan kiri menahan fundus uteri.


- Tangan kanan meraba bagian yang ada dibagian bawah uterus. Jika teraba
bagian yang bulat, melenting, keras, dan dapat digoyangkan, maka itu
adalah kepala. Namun jika teraba bagian bulat, besar lunak, dan sulit
digerakkan, maka itu adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak ditemukan
kedua bagian seperti di atas, maka pertimbangkan apakah janin dalam letak
melintang.
- Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika tangan kanan
menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballottement
(pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7
bulan)
- Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala, goyangkan, jika
masih mudah digoyangkan, berarti kepala belum masuk panggul, namun
jika tidak dapat digoyangkan, berarti kepala sudah masuk panggul), lalu
lanjutkan pada pemeriksaan Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh
kepala sudah masuk panggul.
16

Gambar 1.3 Leopold III

(d) Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan untuk
mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum.

Cara pelaksanaannya yaitu:

- Pemeriksa menghadap kaki pasien.


- Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah.
- Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang
berlawanan di bagian bawah.
- Jika kedua tangan pemeriksa konvergen (dapat saling bertemu) berarti
kepala belum masuk panggul.
- Jika kedua tangan pemeriksa divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala
sudah masuk panggul.

Gambar 1.4 Leopold IV


17

j) Tangan dan kaki


- Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
- Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
- Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo
atau hiper
k) Pemeriksaan panggul
a. Panggul: genital luar. Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris,
lubang uretra, introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka,
varises, cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau)
b. Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
c. Panggul: menggunakan spekulum. Memeriksa serviks untuk melihat
adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau
belum, Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah
dan luka
d. Panggul: pemeriksaan bimanual. Mencari letak serviks dan merasakan
untuk mengetahui pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan
(nyeri tekan atau nyeri goyang) dan Menggunakan dua tangan, satu
tangan di atas abdomen, dua jari di dalam vagina untuk palpasi uterus.
Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
l) Auskultasi untuk mendengar Denyut Jantung Janin (DJJ) :
Dari Janin:
- DJJ pada bulan ke 4-5
- Bising tali pusat
- Gerakan dan tendangan janin
Dari ibu:
- Bising rahim
- Bising aorta
- Peristaltik usus
18

m) Pemeriksaan Dalam
- Vaginal Toucher (VT)
- Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
- Pembukaan serviks: berapa cm/ jari
- Bagian anak paling bawah: kepala, bokong serta posisinya
- Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Golongan darah
ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap inkompatibilitas
b. Usap vagina/rectal
Tes untuk neisseria gonorrhoea, Chlamydia
c. Tes serologi
Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan kelamin.
d. Skrining
Terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
e. Papanicoloan Smear
Mengidentifikasi neoplasia, herpeks simplex tipe II
f. Urinalisis
Skrin untuk kondisi medis (misal: pemastian kehamilan, infeksi, diabetes,
penyakit ginjal).
2.2.2 Diagnosa keperawatan
Trimester I
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebih akibat muntah
3. Keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolisme karbohidrat,
perubahan kimia tubuh, peningkatan kebutuhan energi untuk melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari.
19

Trimester II
1. Perubahan pola eliminasi urine b/d pembesaran uterus, peningkatan tekanan
abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan lajuh feltrasi glomerulus.
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran uterus.
3. Gangguan pertukaran gas, kerusakan terhadap janin b/d perubahan aliran
darah dalam desidua, perubahan suplai oksigen/ perubahan kapasitas
pembawa oksigen darah (anemia, merokok).
Trimester III
1. Ketidaknyamanan b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal
2. Gangguan pola tidur b/d perubahan pada tingkat aktivitas, stress psikologis,
ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
3. Resiko tinggi terhadap dekompensasi curah jantung b/d peningkatan volume
cairan/ perubahan permeabilitas kapiler .
20

2.2.3 Intervensi Keperawatan ANC


Trisemester I (Doenges, Marylinn E, 2001)
a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
Tujuan :
- Klien mampu menjelaskan komponen diet seimbang pranatal.
- Klien mampu mengikuti diet yang dianjurkan.
- Klien mampu menunjukkan penambahan berat badan yang sesuai minimal 1,5 kg pada
akhir trimester pertama.
Intervensi Rasional

1. Tentukan keadekuatan kebiasaan 1. Kesejateraan janin/ibu tergantung pada nutrisi


asupam mutrisi dulu/sekarang ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2
dengan menggunakan batasan 24 tahun sebelum kehamilan.
jam, perhatikan kondisi rambut, 2. Materi referensi yang dapat dipelajari di
kuku dan kulit. rumah, meningkatkan kemungkinan klien
2. Berikan informasi yang tepat memilih diet seimbang.
tentang dietprenatal dan 3. Memakan bahan bukan makanan pada
suplemen vitamin/zat besi setiap kehamilan mungkin didasarkan pada
hari. kebutuhan psikologis, fenomena budaya,
3. Perhatikan adanya respon terhadap lapar dan respon tubuh
pika/mengidam. Kaji pilihan terhadap kebutuhan nutrisi.
bahan bukan makanan dan 4. Ketidakadekuatan penambahan berat badan
tingkat motivasi untuk pranatal atau dibawah brat badan normal
memakannya. masa kehamilan, meningkatkan resiko
4. Timbang berat badan klien; retardasi pertumbuhan intrauterine pada janin
pastikan berat badan pregravid dengan berat badan lahir rendah.
biasanya. 5. Mual/muntah trimester pertama dapat
5. Tinjau ulang frekuensi dan berdampak negatif pada status nutrisi
beratnya mual/muntah. pranatal, khusuohisnya pada periode karbritis
6. Pantau kadar Hb/hematokrit perkembangan janin.
7. Tes urine terhadap aseton, 6. Mengidentifikasi adanya anemia dan
albumin dan glukosa. potensial penurunan kapasitas pembawa
8. Ukur pembesaran uterus oksigen ke ibu.
7. Menetapkan data dasar, dilakukan secara
rutin untuk mendeteksi situasi potensial
resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan
karbohidrat dan hipertensi karena kehamilan.
8. Malnutrisi ibu berefek negatif terhadap
pertumbuhan janin dan memperberat
penurunan komplemen sel otak pada janin,
yang mengakibatkan kemunduran
21

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebih akibat
muntah.
Tujuan :
- Klien mampu mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk menurunkan frekuensi
dan keparahan mual/muntah.
- Klien mampu mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala-gejala dehidrasi yang
memerlukan tindakan.
Intervensi Rasional

1. Tentukan frekuensi/beratnya 1. Memberikan data berkenaan dengan semua


mual dan muntah. kondisi. Peningkatan kadar hormon
2. Tinjau ulang riwayat gonadotropin cronik (HCG), perubahan
kemungkinan masalah medis mtabolisme karbohidrat, dan penurunan
lain; misal ulkus peptikum, motilitas gastric memperberat mual dan
gastritis. muntah pada trimester pertama.
3. Anjurkan klien mempertahankan 2. Membantu dalam mengenyampingkan
maasukan/haluaran, tes urine dan penyebab lain.
penurunan berat badan setiap 3. Membantu dalam menentukan adanya muntah
hari. yang tidak dapat dikontrol.
4. Kaji suhu dan turgor kulit, 4. Indikator dalam membantu untuk mengevalua
membran mukosa, tekanan darah, sitingkat/kebutuhan dehidrasi.
suhu, masukan/haluaran, dan 5. Membantu dalam meminimalkan
berat jenis urine. Timbang berat mual/muntahdengan menurunkan keasaman
badan klien dan bandingkan lambung.
dengan standar.
5. Anjurkan peningkatan masukan
minuman berkarbonat , makan
enam kali sehari dengan jumlah
yang sedikit, dan makanan tinggi
karbohidrat.

c. Keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolisme karbohidrat, perubahan kimia


tubuh, peningkatan kebutuhan energi untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Tujuan :
- Klien mampu mengidentifikasi dasar yang mengakibatkan kelelahan dan area kontrol
individu.
- Klien mampu memodifikasi gaya hidup untuk memenuhi perubahan
kebutuhan/tingkat energi,
22

Intervensi Rasional

1. Tentukan siklus tidur bangun yang 1. Membantu menyusun perioritas yang realistik
normal dan komitmen terhadap dan waktu untuk menguji komitmen.
pekerjaan, keluarga, komunitas dan 2. Istirahat untuk memenuhi kebutuhan
diri sendiri. metabolisme berkenaan dengan pertumbuhan
2. Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam jaringan ibu/janin.
setiap hari, 8 jam setiap tidur malam. 3. Kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan
3. Pantau kadar Hb lebih besar akibat penurunan jumlah
pembawa oksigen.

Trisemester II
1. Gangguan pertukaran gas, kerusakan terhadap janin b/d perubahan aliran darah dalam
desidua, perubahan suplai oksigen/ perubahan kapasitas pembawa oksigen darah
(anemia, merokok).
Tujuan : untuk mengatasi perubahan suplai oksigen / perubahan kapasitas pembawa
oksigen darah
criteria hasil: Mengidentifikasi factor – factor resiko individu, menunjukkan denyut
jantung janin normal gerakan janin setiap hari normal dan kemajuan perkembangan
fundus.
Intervensi Rasional

1. Evaluasi kemajuan pertumbuhan 1. Perkiraan tinggi fundus pada gestasi minggu


normal dengan menggunakan ke 28 adalah 28 cm, dan ini meningkat kira –
pengukuran tinggi fundus dan kira 1 cm/minggu sampai penipisan terjafdi
ukuran luar janin. pada gestasi minggu ke 38.
2. bantu klien/ pasangan mengkaji 2. Insufisiensi plasenta dapat dideteksi dengan
gerakan janin adanya penurunan gerakan janin
3. anjurkan penghentian penggunaan 3. Tembakau dapat mempengaruhi sirkulasi
tembakau plasenta secara negative
4. anjurkan klien untuk mengikuti 4. Karena latihan yang keras aliran darah pada
latihan yang tidak terlalu berat, uterus dapat menurun sampai 70%, terjadi
bukan latihan beban BB. bradikardi janin sementara, kemungkinan
hipertermia janin,retardasi pertumbuhan
intrauterus.
23

2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran uterus


Tujuan : Keluhan - keluhan sesak nafas, dispnea , perubahan kedalaman pernapasan
Kriteria hasil : - Melaporkan penurunan frekuensi/ beratnya keluhan
- Mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernapasan
Intervensi Rasional
1. Kaji status pernapasan, misalnya 1. Menentukan luas beratnya masalah yang
sesak napas dalam pengerahan terjadi kira- kira 60% klien prenatal
tenaga,kelelahan) 2. Masalah lain dapat terus mengubah pola
2. Dapatkan riwayat dan pantau pernapasan dan menurunkan oksigenasi
gejala medis yang terjadi atau jaringan ibu dan janin
sebelumya (alergi,renitis,asma 3. Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu
sinusitis dan tuberculosis). 24- 32 mengecerkan kadar HB, mengakibatkan
3. Kaji kadar hemoglobin dan kemungkinan anemia dan menurunkan
hemotokrit tekankan pentingnya pembawa oksigen
masukan vitamin/ferosulfat 4. Menurunkan kemungkinan gejala – gejala
setiap hari (kecuali pada klien pernapasan disebabkan oleh
dengan anemia sel sabit) 5. Postur yang baik dan makan yang sedikit dapat
4. Berikan informasi tentang membantu memaksimalkan penurunan
rasional kesulitan bernapas dan diaframatik meningkatkan ketersediaan ruang
program aktivitas dan latihan untuk ekspansi paru.merokok menurunkan
realistis anjurkan sering persediaan oksigen untuk pertukaran ibu janin.
istirahat,tambah waktu untuk pengubahan posisi tegak dapat mningkatkan
melakukan aktivutas dan latihan ekspansi paru. penurunan uterus grafik
ringan seperti berjalan
5. Tinjau ulang tindakan yang dapat
dilakukan klien untuk
mengurangi masalah misalnya
postur yang baik, menghindari
merokok makan sedikit tapi
sering dengan menggunakan
posisi semi fowler untuk duduk
dan tidur bila gejala berat.

3. Perubahan pola eliminasi urine b/d pembesaran uterus, peningkatan tekanan abdomen,
fluktuasi aliran darah ginjal dan lajuh feltrasi glomerulus.
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi perubahan pola eliminasi
urine
Kriteria hasil: klien dapat mengunkapkan pemahaman tentang kondisi dan
mengidentifikasi cara – cara untuk mencegah statis urinarius dan edema jaringan.
24

Intervensi Rasional
1. Berikan info tentang perubahan 1. Membantu klien memahami perubahan
berkemih. fisiologi dari frekuensi berkemih.
2. Anjurkan pada klien untuk 2. Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi
melakukan posisi miring kiri saat bagian yang mengalami edema.
tidur 3. Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom
3. Anjurkan klien untuk menghindari vena kava dan menurunkan aliran ke vena
posisi tegak atau supine 4. Kehilangan / pembatasan natrimn dapat
4. Berikan info tentang bahaya sangat menurunkan regulator 24 ennin-
menggunakan diuretik angiotensin-aklosteron dari kadar cairan,
5. Tes urin midstream untu memeriksa mengakibatkan dehidrasi.
albumin. 5. Dapat mengidentifikasikan spasme
glomerulus atau penurunan perfusi ginjal
berkenaan dengan HAK

Trimester III
a. Ketidaknyamanan b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal
Tujuan; untuk mengetahui perubahan fisik pada ibu hamil dengan criteria; melakukan
aktifitas perawatan diri dengan tepat untuk mengurangi ketidaknyamanan
Intervensi Rasional

1. Kaji secara terus-menerus 1. Data dasar terbaru untuk merencanakan


ketidaknyamanan klien dan metode perawatan.
dan untuk mengatasinya. 2. Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus
2. Kaji status pernapasan klien menekan diafragma, mengakibatkan dispnea,
3. Perhatikan adanya keluhan khususnya pada multigravida yang tidak
ketegangan pada punggung dan mengalami kelegaan dengan ikatan antara ibu
perubahan cara jalan. dan bayi dalam kandungannya (keringanan)
4. Perhatikan adanya kram pada kaki. sampai awitan persalinan.
5. Kaji adanya/ frekuensi kontraksi 3. Lordosis dan regangan otot disebabkan oleh
Braxton Hicks. pengaruh hormone (relaksin, progesteron)
6. Perhatikan parestesia jari kaki dan pada sambungan pelvis dan perpindahan
jari tangan. pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran
7. Perhatikan keluhan frekuensi BAK uterus.
dan tekanan pada kandung kemih. 4. Menurunkan ketidaknyamanan berkenaan
8. Kaji adanya konstipasi dan dengan perubahan pada kadar kalsium/
hemoroid. ketidakseimbangan kalsium –fosfor, atau
9. Diskusikan bahayanya penggunaan karena tekanan dari pembesaran uterus pada
pencahar selama bulan ke Sembilan saraf yang mensuplai ekstremitas bawah.
dan anjurkan cara – cara lain untuk 5. Kontraksi ini dapat menciptakan
mengatasi konstipasi seperti diet ketidaknyamanan pada multigravida padsa
tinggi serat. trimester ke dua maupun ketiga
10. Kaji adanya pirosis (nyeri ulu hati). 6. Menurunkan efek postur lordotik ekstrem,
25

11. Kolaborasi pemberian suplemen edema, tekanan saraf terowongan/ligament


kalsium dengan tepat. karpal, dan defisiensi vit. B6
7. Pembesran uterus trimester ke tiga
menurunkan kapasitas kandung kemih,
mengakibatkan sering berkemih.
8. Peningkatan pemindahan posisi usus
pemberat masalah eliminasi.
9. Penggunaan pencahar dapat meransang
awitan persalinan awal.
10. Masalah sering terjadi pada trimester ke dua
dan dapat berlanjut khususnya bila diet tidak
di modifikasi.
11. Penambahan produk susu bila intoleransi
dapat menjadi masalah.

b. Gangguan pola tidur b/d perubahan pada tingkat aktivitas, stress psikologis,
ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
Tujuan; untuk mengatsi gangguan pola tidur terhadap perubahan pada tingkat aktifitas
dengan criteria; Klien dapatmelaporkan perbaikan tidur/ istirahat dan peningkatan rasa
sejahtera dan perasaan segar.
Intervensi Rasional

1. Tentukan pola tidur saat ini 1. Membantu mengidentifikasi kebutuhan untuk


2. Anjurkan klien untuk istirahat menetapkan pola tidur yang berbeda
1-2 jam dan dapatkan 8 jam 2. Peningkatan retensi cairan, penambahan BB, dan
tidur permalam pertumbuhan janin semua memperberat perasaan
3. Kaji terhadap kejadian lelah, khususnya pada multipara dengan anak lain
insomnia dan respon klien dan/ atau kebutuhan lain.
terhadap penurunan tidur 3. Ansietas yang berlebihan, kegembiraan ,
4. Anjurkan tidur pada posisi ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan aktifitas
semifowler janin dapat mempersulit tidur.
5. Kolaborasi ; dapatkan sel 4. Pada posisi recumbent, pembesaran uterus serta
darah merah dan kadar HB organ abdomen menekan diafragma, sehingga
membatasi ekspansi paru
5. Anemia dan penurunan kadar HB/ SDM,
mengakibatkan penurunan oksigenasi jaringan
serta mempengaruhi perasaan lelah berlebihan.
26

c. Resiko tinggi terhadap dekompensasi curah jantung b/d peningkatan volume cairan/
perubahan permeabilitas kapiler .
Tujuan : Untuk mengetahui resiko tinggi terhadap dekompensasi curah jantung Kriteria
hasil : TD tetap normal, bebas edema patologis dan menunjukkan albuminuria tidak lebih
besar dari 1 +
Intervensi Rasional

1. Tinjau ulang perubahan 1. Mendekati saatnya, volume cairan terus


fisiologis normal meningkat sampai penamvbahan 700 ml,
2. Pantau frekuensi nadi/jantung mengiringi peningkatan curah jantung.
3. Catat tanda – tanda HAK; 2. Pada saat ini frekuensi jantung istirahat
misalnya edema umum, meningkat secara normal sebanyak 15 dpm
albuminuria 2+, HT dengan untuk memudahkan sirkulasi tambahan volume
peningkatan sistolik lebih besar cairan.
dari 30 mmHg atau diastolic 3. Membedakan antara edema fisiologis normal
lebi8h besar dari 15 mmHg dan potensial
4. Tentukan pengetahuan klien 4. Posisi supine / rekumben dan posisi lama sangat
tentang pengaruh perubahan menurunkan aliran balik vena dan curah jantung
posisi pada fungsi jantung. pada trimester ketiga, secara negative
5. Anjurkan perubahan posisi yang mempengaruhi aliran pada uterus dan ginjal
sering 5. Meningkatkan aliran balik vena, sehingga
menurunkan edema

2.2.4 Implementasi Keperawatan


Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan keperawatan yang
telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan
rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal,
intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat
dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis.
27

2.2.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah
diberikan implementasi keperawatan.
O : Keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang
obyektif.
A : Merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.
P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis (Suprajitno,2004)

Evaluasi yang diharapkan yaitu :


1) Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2) Cairan terpenuhi secara adekuat
3) Pola napas efektif
4) Rasa nyaman terpenuhi
5) Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
6) BAB lancar

Anda mungkin juga menyukai