Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE
DI PUSKESMAS OESAPA

OLEH

SULASTRI SAMSUDIN

NIM : 184702721

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2023

Mengetahui Mengetahui

Pembimbing Klinik/ CI Pembimbing Akademik


A. KONSEP ANTENTAL CARE
1. Definisi

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal


dari terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan
ovum sehingga akan terbentuk zigot yang pada akhirnya
membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum
dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir dalam hitungan
medis ± 40 minggu (masriroh,2013).
Ante Natal Care (ANC) ialah suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil,
untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan
persalinan yang aman dan memuaskan (Walyani, 2015).
Antenatal Care adalah perawatan yang dilakukan atau diberikan
kepada ibu hamil mulai dari saat awal kehamilan hingga
saat persalinan (Rahmatullah, 2016).
Antenatal Care (ANC) adalah suatu pelayanan yang
diberikan oleh perawat kepada ibu hamil, seperti pemantauan
kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan
kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang
tua (Wagiyo & Putrono, 2016)
2. Tujuan Antenatal Care

Tujuan antenatal care untuk menjamin perlindungan


terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor
risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan.
(Kemenkes RI, 2018). Tujuan asuhan keperawatan antenatal
adalah mendeteksi secara dini risiko komplikasi yang mungkin
dialami ibu selama hamil, mencegah komplikasi selama hamil,
memantau kesehatan ibu dan janin, membantu dan memfasilitasi
proses adptasi yang terjadi sehingga ibu dapat beradaptasi dengan
perubahan fisik dan peran barunya, menginformasikan kunjungan
ulang, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan,
menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal

3. Etiologi

Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek :


1. Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nucleus yang terapung – apung dalam vitelus dilingkari oleh zona
pellusida dan kromoson radiate.
2. Spermatozoa adalah berbentuk seperti terdiri dari kepala berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti leher yang menghubungkan kepala
dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak.
3. Konsepsi adalah peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopi.
4.Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
5. Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukaran zat antara ibu, anaknya dan sebaliknya.
4. Klasifikasi
Umur kehamilan ibu umumnya berlangsung 40 minggu atau
280 hari. Umur kehamilan ibu adalah batas waktu ibu
mengandung, yang dihitung mulai dari hari pertama haid terakhir
(HPHT). Klasifikasi kehamilan yaitu:
1. Menurut usia kehamilan, kehamilan digolongkan:

a. Kehamilan prematur: usia kehamilan antara 28 sampai 37


minggu

b. Kehamilan aterm: kehamilan antara 37 dan 42 minggu

c. Kehamilan posterm: kehamilan yang melewati


294 hari atau lebih 42 minggu.

2. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian:

a. Kehamilan trimester I: antara 0 sampai 12 minggu.

b. Kehamilan trimester II: antara 12 sampai 28 minggu.

c. Kehamilan trimester III: antara 28 sampai 42 minggu.


5. Tanda Dan Gejala
1. Trimester 1
a) Morning sickness, mual, muntah.
b) Pembesaran payudara
c) Sering buang air kecil
d) Konstipasi atau sembelit
e) Sakit kepala
f) Kram perut
g) Serung meludah.
h) Peningkatan berat badan
2. Trimester 2
a) Perut semakin membesar
b) Rasa panas di perut
c) Pertumbuhan rambut dan kuku lebih cepat
d) Sakit perut bagian bawah
e) Pusing
f) hidung dan gusi berdarah
g) Perubahan kulit
h) perubahan payudara
i) sedikit pembengkakan.
3. Trimester 3
a) Sakit bagian tubuh belakang
b) Konstipasi
c) Gangguan pernapasan
d) Sering BAK
e) Varises
f) Kontraksi perut
g) Bengkak
h) Kram pada kaki

6. Standar Pelayanan Ante Natal Care ( ANC ) 14T


1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari
TM I sampai TM III yang berkisar anatar 7 - 12 kg dan kenaikan berat badan
setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II.
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko
terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
2. Ukur Tekanan Darah ( T2).
Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg
perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 )
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan
umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan
hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai
dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang
dicantumkan dalam HPHT.

Usia Kehamilan sesuai Jarak dari simfisis


minggu
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28  Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm

4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan ( T4 )


5. Pemberian Imunisasi TT ( T5 )
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang wanita hamil
melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Imunisasi Selang Waktu minimal Lama Perlindungan
TT pemberian Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun
TT4 12 Bulan setelah TT3 10 Tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 ≥25 Tahun

6. Pemeriksaan Hb ( T6 )
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu
ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi
suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
7. Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 )
Pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil spesimen
darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan
dan rujukan..
8. Pemeriksaan Protein urine ( T8 )
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak
untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
9. Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 ) 
Untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.

10. Perawatan Payudara ( T10 )


Senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali sehari
sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
Selain itu dilakukan juga dilakukan pemeriksaan untuk menentukan usia kehamilan
dapat dilakukan dengan 4 cara manuver leopold yaitu (Manuaba (2010):
Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuhfetus apa
yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tanganmempalpasi
fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus makaakan terassa keras, bulat dan
melenting. Jika bokong teraba difundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan
gerakan kurang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan padakedua sisi
abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lainmempalpasi sisi yang
berbeda untuk menemukan bagian punggungjanin. Jika punggung akan teraba
cembung dan resisten.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerahpelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomendi atas
simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan menghembuskannya.
Pada saat mengeluarkan napas, gerakkantangan turun perlahan dan menekan sekitar
daerah tersebut. Jikakepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh.
Jikabokong akan teraba lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janinmasuk ke
pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turunke sisi
abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tanganmerasakan bagian tulang yang
timbul. Ada 3 keadaan yaitu:Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian
kecil,sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitujika hampir
sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalamrongga panggul.

Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:


a. Hari +7, Bulan -3, Tahun +1 jika bulan HPHT bulan April s/dDesember
b. Hari +7, Bulan+9, Tahun Tetap jika bulan HPHT bulan Januari s/dMaret

Pemeriksaan panggul luar, dengan tujuan:

1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak


2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.

Pemeriksaan panggul dilakukan:

1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.


2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yanglalu.
3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan
diriterutama pada primipara.

Ukuran-ukuran luar yang terpenting:

1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dankiri
( normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dankiri
(normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis danujung
prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiacaanterior
superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan kepertengahan
trochanter mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anteriorsuperior kiri kemudian
kembali ke atas simpisis (normal : 80-90 cm).
a. Penentuan Letak Janin (Presentase janin) dan perhitungan Denyut Jantung Janin.
Apabila Trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum masuk
panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung
kurang dari 120 kali/menit menujukan ada tanda GAWAT JANIN, SEGERA
RUJUK (Buku KIA 2016).

b. Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)


Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas untuk selanjutnya
bilamana diperlukan mendapatkan suntikan Tetanus Toksoid sesuai anjuran petugas
kesehatan untuk mencegah Tetanus pada Ibu dan Bayi (Buku KIA 2016).
c. Pemberian Tablet Tambah Darah
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal
selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi
rasa mual (Buku KIA 2016).
d. Tes Laboratorium
1) Tesgolongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila diperlukan
2) Tes haemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah (Anemia).
3) Tes pemeriksaan urine (air kencing).
4) Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan sifilis, sementara pemeriksaan
malaria dilakukan di daerah endemis (Buku KIA 2016).
e. Konseling atau Penjelasan
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan, pencegahan
kelaianan, persalinan dan inisiasi menyusui dini (IMD), ASI eksklusif, Keluarga
Berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada
saat kunjungan hamil (Buku KIA 2016)
f. Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan.
7. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dan indung telur atau
oviduk yang ditangkap oleh umbal-umbal (vimbrac) dan masuk ke dalam sel telur,
waktu pertumbuhan, cairan sperma, tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta sel mati
(sperma) bergerak mengikuti rongga Rahim, lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel
telur sperma biasanya terjadi dibagian yang mengembang oleh tuba palopi. Disekitar sel
telur hanya berkumpul sprema yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah
satu sel sperma dan kemudian bersatu dnegan sel telur ini disebut pembuahan. Ovum
yang telah dibuahi ini segera membelah diri smabil bergerak (oleh rambut getar tuba)
menuju ruang Rahim, peristiwa ini disebut midasi (implantasi). Dari pembuahan sampai
nidasi diperluakn waktu 6-7 hari. Untuk menyumplai darah ke sel-sel makanan, untuk
janin disiapkan ari (plasenta)

Pathway

8. Jadwal kunjungan antenatal care


Program pelayanan kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali selama masa kehamilan.
Pemeriksaan kehamilan sesuai dengan frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu minimal
satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal satu kali pada
trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal dua kali pada trimester
ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan) (Kemenkes RI, 2018). Ibu hamil
melakukan kunjungan antenatal care minimal empat kali yaitu :
1. Kunjungan pertama/K1 (Trimester I)
K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil pada masa kehamilan ke pelayanan
kesehatan. Pemeriksaan pertama kehamilan diharapkan dapat menetapkan data
dasar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dan
kesehatan ibu sampai persalinan. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
anamnesa, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan khusus obstetri, penilaian risiko
kehamilan, menentukan taksiran berat badan janin, pemberian imunisasi TT1, KIE
pada ibu hamil, penilaian status gizi, dan pemeriksaan laboratorium (Wagiyo &
Putrono, 2016).

2. Kunjungan kedua/K2 (Trimester II)


Pada masa ini ibu dianjurkan untuk melakukan kujungan antenatal care minimal
satu kali. Pemeriksaan terutama untuk menilai risiko kehamilan, laju pertumbuhan
janin, atau cacat bawaan. Kegiatan yang dilakukan pada masa ini adalah anamnesis
keluhan dan perkembangan yang dirasakan ibu, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
USG, penilaian risiko kehamilan, KIE pada ibu, dan pemberian vitamin (Wagiyo &
Putrono, 2016).
3. Kunjungan ketiga dan ke-empat/K3 dan K4 (Trimester III)
Pada masa ini sebaiknya ibu melakukan kunjungan antenatal care setiap dua
minggu sampai adanya tanda kelahiran. Pada masa ini dilakukan pemeriksaan:
anamnesis keluhan dan gerak janin, pemberian imunisasi TT2, pengamatan gerak
janin, pemeriksaan fisik dan obstetri, nasihat senam hamil, penilaian risiko
kehamilan, KIE ibu hamil, pemeriksaan USG, pemeriksaan laboratorium ulang
(Wagiyo & Putrono, 2016).
9. Tempat pelayanan Antenatal Care
Pelayanan antenatal care bisa didapatkan di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan
Praktek Swasta, Dokter Praktek Swasta, Posyandu. Pelayanan antenatal care hanya
diberikan oleh tenaga kesehatan dan bukan dukun bayi (Ika dan Saryono, 2010).
10. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan antenatal care
Kepatuhan ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care di pengaruhi oleh
beberapa faktor. Pembagian faktor yang memengaruhi perilaku kepatuhan ibu hamil
dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan guna melakukan antenatal care mencakup
hal-hal sebagai berikut (Rachmawati, Puspitasari, & Cania, 2017) :
1) Usia
Usia memengaruhi pola pikir seseorang. Ibu dengan usia produktif (20-35
tahun) dapat berfikir lebih rasional dibandingkan dengan ibu dengan usia yang lebih
muda atau terlalu tua. Sehingga ibu dengan usia produktif memiliki motivasi lebih
dalam memeriksakan kehamilannya.
2) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang menentukan seberapa besar pengetahuan yang
dimilikinya. ibu hamil yang berpendidikan memiliki pemahaman yang lebih
mengenai masalah kesehatan sehingga memengaruhi sikap mereka terhadap
kehamilannya sendiri maupun pemenuhan gizinya selama hamil.

3) Status pekerjaan
Ibu hamil yang bekerja dengan aktivitas tinggi dan padat lebih memilih untuk
mementingkan karirnya dibandingkan dengan kesehatannya sendiri, sehingga sulit
untuk patuh dalam melakukan kunjungan ANC dibandingkan dengan ibu rumah
tangga yang memiliki waktu yang lebih luang untuk dapat mengatur dan
menjadwalkan kunjungan ANC secara optimal.
4) Paritas ibu hamil
Paritas adalah banyaknya jumlah kelahiran hidup yang dialami oleh seorang
wanita. Ibu dengan jumlah paritas yang tinggi tidak terlalu khawatir dengan
kehamilannya lagi sehingga menurunkan angka kunjungannya, sedangkan ibu
dengan kehamilan pertama merasa ANC merupakan sesuatu yang baru sehingga ibu
memiliki motivasi yang lebih tinggi dalam pelaksanaannya.
5) Pengetahuan ibu hamil
Sebagai indikator seseorang dalam melakukan suatu tindakan, pengetahuan
merupakan faktor penting yang memengaruhi motivasi ibu hamil untuk melakukan
kunjungan ANC. Bagi ibu dengan pengetahuan yang tinggi mengenai kesehatan
kehamilan menganggap kunjungan ANC bukan sekedar untuk memenuhi kewajiban,
melainkan menjadi sebuah kebutuhan untuk kehamilannya.
6) Sikap ibu hamil
Sikap ibu hamil terhadap layanan pemeriksaan kehamilan memengaruhi
kepatuhannya dalam melakukan kunjungan ANC. Sikap yang positif atau respon
yang baik mencerminkan kepeduliannya terhadap kesehatan diri dan janinnya
sehingga dapat meningkatkan angka kunjunan. Sedangkan, sikap yang negatif
membuat ibu hamil kehilangan motivasinya untuk melakukan kunjungan.
7) Jarak tempat tinggal
Semakin jauh jarak fasilitas kesehatan dari tempat tinggal ibu hamil serta
semakin sulit akses menuju ke fasilitas kesehatan akan menurunkan motivasi ibu
hamil untuk melakukan kunjungan ANC. Jauhnya jarak akan membuat ibu berfikir
dua kali untuk melakukan kunjungan karena akan memakan banyak tenaga dan
waktu setiap melakukan kunjungan. Ibu yang tidak menggunakan transportasi dan
harus berjalan kaki menuju ke tempat pelayanan kesehatan mayoritas memiliki
angka kunjungan kurang dari empat kali selama masa kehamilan.

8) Penghasilan keluarga
Ibu hamil dengan penghasilan keluarga yang rendah
lebihmemprioritaskanpemenuhan kebutuhan pokok untuk keluarganya sehingga hal
lain menjadi terabaikan, termasuk kesehatan kehamilannya. Sehingga, semakin
rendah penghasilan keluarga maka semakin rendah angka kunjungan ibu ke fasilitas
pelayanan ke sehatan untuk memeriksakan kehamilannya.
9) Sarana media informasi
Media informasi yang mencakup informasi mengenai pentingnya pelayanan
antenatal pada ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu dalam
melakukan kunjungan. Edukasi melalui media biasanya menjadi salah satu cara yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tingkat
pendidikan dan pengetahuan yang rendah. Media yang digunakan dapat berupa
media cetak, seperti leaflet, poster, koran, majalah, dan lain-lain ataupun media
elektronik seperti televisi, internet, dan lain-lain.
10) Dukungan suami
Sebagai calon seorang ayah, sikap suami terhadap ibu hamil, yang dalam hal ini
adalah istrinya, sangat menentukan rasa sayangnya terhadap kesehatan istri dan
calon anaknya. Melalui dukungan suami yang baik sebagai pendamping terdekat ibu,
semakin tinggi dorongan yang didapatkan ibu hamil untuk menjaga kehamilannya,
sehingga ibu termotivasi untuk melakukan kunjungan ANC.
11) Dukungan keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap
anggota keluarganya. Sebagai lingkungan yang terdekat dengan ibu hamil, dukungan
dari keluarga memegang peranan penting dalam memengaruhi psikologi dan
motivasi ibu dalam melakukan perilaku kesehatan. Dengan dukungan yang baik dari
keluarga, ibu akan lebih memperhatikan kesehatan diri dan janinnya, yaitu dengan
secara rutin berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan ANC.
Dukungan dari keluarga dapat berupa bantuan, perhatian, penghargaan, atau dalam
bentuk kepedulian terhadap ibu hamil.

12) Faktor dukungan dari petugas kesehatan


Sikap petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan memengaruhi
frekuensi kunjungan ANC ibu hamil. Semakin baik sikap petugas kesehatan maka
semakin sering pula seorang ibu hamil menginjungi fasilitas kesehatan untuk
memeriksakan kehamilannya. Belum meratanya petugas kesehatan yang ada di
daerah terpencil juga dapat menurunkan akses ibu hamil untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan.
11. Penatalaksanaan Antenatal Care
Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga Kesehatan yang kompeten
yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari:10,12
1) Anamnesa
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan ketika melakukan anamnesa, yaitu:14
a) Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibusaat ini.
b) Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan
penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:13
- Muntah berlebihan
Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama pada
pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah kehamilan berumur tiga
bulan. Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali kalau memang cukup
berat, hingga tidak dapat makan dan berat badan menurun terus.
- Pusing
Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabilapusing sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.
- Sakit kepala
Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin dapat
membahayakan kesehatan ibu dan janin.
- Perdarahan
Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikitsudah merupakan tanda
bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.
Sakit perut hebat Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan
ibu dan janinnya.
- Demam
Demam tinggi lebih dari dua hari atau keluarnya cairan berlebihan dari
liang rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu tanda bahaya
pada kehamilan.
- Batuk lama
Batuk lama lebih dari dua minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut dan dapat
dicurigai ibu hamil menderita tuberkulosis.
- Berdebar-debar
Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu masalah pada
kehamilan yang harus diwaspadai.
- Cepat Lelah
Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul rasa lelah,
mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya terjadi pada sore
hari. Kemungkinan ibu menderita kurang darah.
- Sesak nafas atau sukar bernafas
Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit sesak bila
bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila hal ini terjadi
berlebihanmaka perlu diwaspadai.
- Keputihan yang berbau
Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada ibu hamil.
- Gerakan janin
Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan keempat.
Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini, gerakan yang
semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu hamil harus waspada.
- Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri, bicara
sendiri, tidak mandi, dan sebagainya. Selama kehamilan, ibu bisa
mengalami perubahan perilaku. Hal ini disebabkan karena perubahan
hormonal. Pada kondisi yang mengganggu kesehatan ibu dan janinnya
maka akan dikonsulkan ke psikiater.
- Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP)
Selama kehamilan, informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan
terutama ibu hamil seringkali sulit untuk digali. Korban kekerasan tidak
selalu mau berterus terang pada kunjungan pertama, yang mungkin
disebabkan oleh rasa takut atau belum mampu mengemukakan masalahnya
kepada orang lain, termasuk petugas kesehatan. Dalam keadaan ini, petugas
kesehatan diharapkan dapat mengenali korban dan memberikan dukungan
agar mau membuka diri.
Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat kehamilan yang
sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan riwayat
penyakit yang diderita ibu hamil.
- Menanyakan status imunisasi Tetanus ibu hamil (17)Menanyakan jumlah
tablet tambah darah (tablet Fe) yang dikonsumsi ibu hamil
- Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti:
antihipertensi, diuretika, antivomitus, antipiretika, antibiotika, obat
tuberculosis dan sebagainya.
- Di daerah endemis malaria, tanyakan gejala malaria dan riwayat pemakaian
obat malaria.
- Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit
pada pasangannya. Informasi ini penting untuk Langkah langkah
penanggulangan penyakit menular seksual.
- Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah, frekuensi
dan kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan gizinya.

12. Perubahan dan Adaptasi Fisiologis pada Masa Kehamilan


1. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran ini
dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
2. Vagina
a. Elastisitas vagina bertambah
b. Getah dalam vagina biasanya bertambah, reaksi asam Ph 3,5-6.
c. Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
berwarna kebiru-biruan (tanda chadwick).

3. Ovarium
Ovulasi terhenti, masih dapat corpus luteum gravidatatis sampai terbentuknya uri
yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron.
4. Kulit terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal dan
linea alba.
5. Dinding perut
Pembesaran dinding rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan
selaput elastis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.

6. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari aveoli putting
susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Aerola mamae melebar dan lebih
tua warnanya.
7. Sistem respirasi
Wanita hamil terkadang mengeluh sering sesak nafas yang sering ditemukan pada
kehamilan 3 minggu keatas, hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah
diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas pasru meningkat sedikit selama
kehamilan sehingga Ibu akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25%.
8. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang
membesar dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI.
13. Komplikasi Kehamilan
1. Hipertensi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang
menyebabkan gangguan serius pada kehamilan. Biasanya terjadi pada usia
kehamilan memasuki 20 minggu.
2. Pre eklamsia
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan
oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola
hidatidosa.
3. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28
minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan
sebelum 28 minggu. Jika perdarahan terjadi di tempat yang jauh dari fasilitas
pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak mampu
melakukan tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian maternal akan
terjadi.

4. Kelainan letak (lintang dan sungsang)


a. Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus
dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Letak lintang adalah suatu keadaan di
mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu
sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada
sedikit lebih tinggi dari pada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu
atas panggul.
b. Letak sungsang
Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan
tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan bokong atau kaki di bawah.
Bayi letak sungsang lebih sukar lahir, karena kepala lahir terakhir.
5. Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini mulai
tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau sangat cepat.
Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ sampai 1 liter. Karena rahim sangat
besar akan menekan pada organ tubuh sekitarnya.
6. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.
Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka disebut
ketuban pecah dini pada kehamilan prematur.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian ibu pada masa kehamilan terdiri dari pengkajian riwayat menstruasi, riwayat
obstetri, riwayat kontrasepsi, riwayat penyakit dan operasi, dan riwayat kesehatan
(Ratnawati, 2017).
a. Biodata klien : nama klien dan suami, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, suku
bangsa, agama, alamat (Manurung et al., 2011).
b. Keluhan utama : anamnesa yang perlu diarahkan untuk menggali keluhan utama ibu
hamil, keluhan yang dirasakan oleh ibu tentang kehamilannya (Manurung et al.,
2011)
c. Riwayat kesehatan keluarga : data ini meliputi penyakit keluarga yang bersifat
penyakit keturunan (asma, diabetes mellitus, haemophili, keturunan kembar) dan
penyakit kronis (Manurung et al., 2011)
d. Riwayat menstruasi : menarche, lama haid, siklus, jumlah darah haid, dismenorrhae,
keluhan haid (Manurung et al., 2011), hari pertama haid terakhir (HPHT) guna
menentukan taksiran persalinan (TP) (Ratnawati, 2017).
e. Riwayat obstetri : memberikan informasi mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan saat ini. Riwayat
obstetri pada kehamilan dan persalinan sebelumnya antara lain, gravida, para-
abortus, dan anak hidup (GPAH), berat badan bayi saat lahir dan usia gestasi,
pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan,
jenis anastesi dan kesulitan persalinan, komplikasi maternal, komplikasi pada bayi,
riwayat nifas sebelumnya (Ratnawati, 2017).
f. Riwayat kontrasepsi : penggunaan KB yang lalu, beberapa kontrasepsi dapat
berakibat buruk pada janin, ibu atau keduanya. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum
kelahilan dan berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk
pada pembentukan organ janin (Ratnawati, 2017).
g. Riwayat pola hidup sehari-hari : data yang perlu dikaji pemenuhan kebutuhan
fisiologis dalam kehidupan sehari-hari selama periode kehamilan meliputi :
kebutuhan nutrisi, eliminasi, seksualitas, aktivitas dan istirahat tidur, imunisasi dan
pola gaya hidup (penggunaan zat adiktif, alkohol dan merokok) (Manurung et al.,
2011).

h. Riwayat psikososial : pengaruh praktik budaya yang dijalankan oleh keluarga/klien


selama periode kehamilan, penerimaan keluarga terhadap kehamilan, penerimaan
keluarga terhadap kehamilan saat ini, perubahan gambaran diri sehubungan dengan
perubahan postur tubuh selama kehamilan (Manurung et al., 2011).
i. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum, kelainan bentuk badan serta kesadaran, keadaan vital sign.
2) Pemeriksaan
Muka: pigmentasi muka (kloasma grafidarum), conjunctiva (adakah anemis),
sclera (adakah ikterik), kelopak mata (apakah cekung?)
Leher: pigmentasi (apakah ada peningkatan), kelenjar tiroid dan paratiroid, vena
jugularis (apakah ada pembesaran?).
Dada: Keadaan paru-paru (inspeksi, palpasi pecusi, auskultasi), dypsnea,
payudara (apakah ada hiperpigmentasi, pembesaran?).
Perut: pigmentasi (linea nigra/ alba, strie, pemeriksaan leopold Mc Donald)
a) Leopold I : Menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus
b) Leopold II : Menentukan batas samping rahim kanan kiri. Menentukan
c) Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin
d) Leopold IV : Menentukan seberapa bagian bawah janin masuk PAP
Pemeriksaan penunjang : Urine, Darah : Hb, Ht, golongan darah, faeses, USG,
pap smear dan kultur getah serviks.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Trimester I
 Nausea berhubungan dengan biokimiawi, peningkata progesteron dan
HCG .
 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan
.
 Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas gastrointestinal .
 Kesiapan peningkatan menjadi orang tua .

2. Trimester II
 Nyeri berhubungan dengan agen pencedara fisik ( kehamilan ).
 Keletihan berhubungan kondisi fisiologis ( kehamilan ).
 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ( kehamilan ).
3. Trimester III
 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru.
 Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan vesika urinari.
 Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan fisiologis
kehamilan .

3. Rencana Asuhan Keperawatan


TRIMESTER I
No SDKI (D.0077 SLKI(L 080066) SIKI( 1.08238)
)
1. > SDKI SLKI(L.08065) SIKI(I.03117)
(D.0076) Setelah dilakukan tindakan Manajemen mual
Nousea keperawatan selama 1x30 menit Observasi
tingkat nosea menurun dengan 1. Identifikasi pengalaman mual
Kriteria hasil: 2.  identifikasi isyarat nonverbal ketida
1. Nafsu makan meningkat(5) nyamanan
2. Keluhan mual menurun(5) 3. Identifikasi dampak mual terhadap kuali
3. Perasaan ingin muntah as hidup(mis.nafsu
menurun(5) makan,aktivitas,kinerja,tanggung jawa
4. perasaan asam di mulut peran,dan tidur)
menurun (5) 4. Identifikasi faktor penyebab mual(mis.p
5. Sensasi panas menurun(5) ngobatan dan prosedur)
6. Sensasi dingin menurun(5) 5. Identifikasi antiemetik untuk mencegah 
Frekuensi menelan (5) mual(kecuali mual pada khamilan)
6. Monitor mual(mis frekuensi,durasi,dan t
ngkat keparahan)
7. Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
8. Kendalikan faktor lingkuang penyebab 
mual(mis.bau tak sedap,suara,dan ransan
gan visual yang tidak menyenangkan).
9. Kurangi atau hilangkan keadaan penyeb
b mual(mis.kecemasan,ketakutan,kelelah
an.
10. Berikan makanan dalam jumlah kecil da
n menarik.
11. Berikan makanan dingin,cairan bening,tid
ak berbau dan tidak berwarna,jika perlu)
Edukasi
12. Anjurkan istirahat dan tidur yag cukup
13. Anjurkan sering membersihkan mulut,kec
uali jika meransang mual
14. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat,dan
rendah lemak
15. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmokolo
gis untuk menagatsi mual(mis.biofeedbac
,hipnosis,relaksasi,terapi
musik,akupresur).
2. Kolaborasi
SDKI
Kolaborasi pemberian antiemetik,jika perlu.
( D.0019) SLKI ( L.03030)
Defisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi selama
SIKI ( I.03119)
1x30 menit, diharapkan nutrisi
Manejemen Nutrisi
kembali membaik, dengsn kriteria
Observasi :
hasil :
1. Identifikasi status nutrisi
1. Kekuatan otot mengunyah
2. Identifikasi makanan yang disukai
meningkat ( 5)
3. Identifikasi kebutuhan kalori da
2. Kekuatan otot menelan
jenis nutrien
meningkat (5)
4. Monitor asupan makanan
3. Perasaan cepat kenyang
5. Monitor hasil pemeriksaa
menurun ( 5)
laboratorium
4. Frekuensi makan cukup
Terapeutik
membaik ( 4)
1. Lakukan oral hygiene sebelum
5. Nafsu makan membaik ( 5)
makan jika perlu
2. Sajikan makanan secara menarik da
suhu yang sesuai
3. Berikan makanan tinggi serat untu
mencegah konstipasi
4. Berikan makanan tinggi kalori da
tinggi protein, jika perlu

Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu

Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untu
menentukan jumlah kalori dan jeni
nutrien yang dibutuhkan
TRIMESTER II

N DIAGNONOSA SLKI SIKI


O KEPERAWATA
N
( 0077) Setelah diberikan Majemen nyeri
Nyeri akut intervensi selama Observasi
berhubungan 1x30 menit , 1. Identifikasi
dengan agen diharapkan tingkat lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intens
pencederaan nyeri dapat menurun itas nyeri
fisik(kehamilan ) dengan kriteria 2. Identifikasi skala nyeri.
hasil : 3. Identifikasi respon nyeri non verbal.
1. Keluhan nyer 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
i menurun. memperingan nyeri.
(5) 5. Identifikasi pengetahuan dan keyaninan tentang
2. Meringis nyeri.
menurun(5) 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
3. Sikap protekt nyeri
if menurun(5 7. Moniitor keberhasilan terapi komple    menter
) yang sudah di berikan.
4. Gelisah 8. Monitor efek samping penggunaan  analgetik.
menurun(5) Terapeutik
5. Kesulitan tid 9. Berikan teknik nonfarmokologis untuk mengurang
ur i rasa nyeri(mis. TENS,hipnosis,akupresur,terapi 
menurun(5) musik,terapi pijat,kompres hangat atau
6. Mual dingin,terapi bermain).
menurun(5( 10. Kontrol lingkungan yang  memperberat rasa nyeri(
7. Tekanan dara mis.suhu ruangan,percahayaan,kebisingan)
h 11. .Fasilitas istrahat dan tidur.
membaik(5) 12. Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam
8. Nafsu makan pemilihan strategi meredakan nyeri.
membaik(5) Edukasi
9. pola tidur 13. Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri.
membaik (5) 14. Jelaskan strategi meredakan nyeri.
15.  Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
16.  Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.unt
uk mengurangi rasa nyeri.
17. Ajarkan teknik nonfarmokologis
Kolaborasi18. Kolaborasi pemberian analgetik jika   
perlu
2. ( D.0080) Setelah dilakukan Observasi
Ansietas intervensi 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah ( mis :
keperawatan selama kondisi, waktu, stresor )
1x30 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
menit,diharapkan 3. Monitor tanda – tanda ansietas
tingkat ansietas Terapeutik
dapat menurun 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
dengan kriteria menumbuhkan kepercayaan
hasil : 2. Tman pasien untuk mengurangi kecemasan,
1. Verbalisasi jika memungkinkan
kebingungan 3. Pahami situasi yang membuat ansietas
menurun ( 5) 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
2. Verbalisasi 5. Gunakan pendekatan yang tenang dan
khawatir menyakinkan
akibat 6. Tempatkan barang pribadi yang memberikan
kondisi yang kenyamanan
dihadapi 7. Disusi perencanaan realistis tentang peristiwa
menurun ( 5) yang akan datang
3. Perilaku Edukasi
gelisah 1. Jelaskan prosedur termaksud sensai yang
menurun ( 5) mungkin akan di alami
4. Perilaku 2. Informasikan secara faktual mengenai
tegang diagnosis, pengobatan , dan prognosis
menurun (5) 3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama klien ,
jika perlu
4. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
5. Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan dan
persepsi
6. Latih teknik relaksasi
TRIMESTER III

N DIAGNOSA SLKI SIKI


O KEPERAWATAN
1. ( D. 0055) Setelah dilakukan Observasi
Gangguan pola
intervensi keperawatan 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
tidur
selama 1x30 menit, 2. Identifikasi factor pengganggu tidur
diharapkan pola tidur (fisik dan/atau psikologis)
membaik dengan kriteria 3. Identifikasi makanan dan minuman
hasil : yang mengganggu tidur (mis
1. Keluhan sulit tidur kopi,the,alcohol,makan mendekati
menurun waktu tidur ,minum banyak air waktu
2. Keluhan sering tidur)
terjaga menurun 4. Identivikasi obat tidur yang di
konsumsi
3. Keluhan tidak puas
tidur menurun Terapeutik :
4. Keluhan pola tidur 1. Modifikasi Lingkungan (misnya
berubah menurun pencahayaan,kebisingan suhu,matras
dan tempat tidur )
2. Batasi waktu tidur siang,jika perlu
3. Fasilitasi menghilangkan stress
sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Sesuaikan jadwal pemberian obat
dana tau tindakan untuk menunjang
siklus tidur terjaga.

Edukasi :
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
3. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
4. Anjurkan penggunaan obat tidur
yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis
psikologis,gaya hidup,sering berubah
shift bekerja .
5. Anjurkan Relaksasi otot autogenic
atau cara nonfarmakologi lainnya .

2. ( D.0040) Setelah dilakukan Observasi


Gangguan
intervensi keperawatan 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi
eliminasi urin
selama 1x30 menit atau inkontinensia urin
diharapkan eliminasi urin 2. Identifikasi faktor yang
dapat membaik dengan menyebabkan retensi atau
kriteria hasil : inkontinensia urine
1. Sensai berkemih 3. Monitor eliminasi urin ( mis :
sedang ( 3) frekuennsi , konsistesi, aroma ,
2. Frekuensi BAK volume , dan warna )
membaik ( 5) Terapeutik
3. Volume residu rine 1. Catat waktu- waktu dan haluaran
sedang ( 3) berkemih
Karakteristik urine cukup 2. Batasi asupan cairan, jika perlu
membbaik ( 4) 3. Ambil sampel urin tengah atau kultur
Edukasi
1. Ajarkan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mengenali tanda
berkemih dan waktu yang tepat untuk
berkemih
3. Ajarkan terapi modalitas penguatan
otot- otot panggul
4. Anjurkan minum yang cukup, jika
tidak ada kontraindikasi
5. Anjurkan mengurangi minum
menjelang tidur
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
supositoria, jika perlu

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan
adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang mencakup peningkatan kesehatan
yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping. (Ika dan Saryono, 2010).

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang digunakan sebagai alat
untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses ini berlangsung terus
menerus yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang diinginkan (Ika dan Saryono,
2010). Ada tiga yang dapat terjadi pada tahap evaluasi, yaitu :
1. Masalah teratasi seluruhnya.
2. Masalah tidak teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2016. Pedoman Pelayanan dan Preeklampsia

Antono, S.D., & Rahayu, D.E. (2014). Hubungan Keteraturan Ibu


Hamil Dalam Melaksanakan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Terhadap Hasil Deteksi Dini Risiko Tinggi Ibu Hamil di Poli
KIA RSUD Gambiran Kota Kediri. Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2),
35—45. ISSN: 2303-1433.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Tindakan keperawatan, edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, edisi 1. Jakara : DP PPNI

Herdman, T.H & Kamitsuru, S. 2014. NANDA International Nursing Diagnosis : Definition
and Classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.

Rusari. (2014). Asuhan Keperawatan. http://askep.blog.rusari.com/

Anda mungkin juga menyukai