Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN

Dosen Pembimbing :
Verawati Pulungan, SST, MKM

Disusun Oleh :
Delimasari
PO71242230316

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan “LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN


KOMPREHENSIF KEHAMILAN” guna memenuhi tugas Stase Asuhan
Kebidanan Kehamilan program studi profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Jambi tahun
2023/2024.

Jambi, Oktober 2023


Mahasiswa

Delimasari
PO71242230316

Mengetahui :

Perseptor Akademik Perceptor Klinik

Verawati Pulungan, SST, MKM Hj. Murdaniah, SST


LAPORAN PENDAHULUAN

A. Diagnosa Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, adalah kira-kira

280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan dibagi

menjadi tiga triwulan, triwulan I dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu,

triwulan II dari 12 sampai 28 minggu dan triwulan III dari 28 sampai 40 minggu.

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi

sampai lahirnya bayi dengan lama 280 hari atau 40 minggu yang dihitung dari

hari pertama haid terakhir. Terbagi dala 3 triwulan yaitu triwulan pertam dimulai

dari konsepsi sampai usia 3 bulan, triwulan kedua yaitu empat bulan sampai enam

bulan dan triwulan ketiga yaitu bulan ke tujuh hingga sembilan bulan.

Diagnosis merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi suatu keadaan atau

kondisi seseorang berdasarkan hasil olah fikir atau analisis hasil pemeriksaan atau

gejala untuk mengetahui suatu keadaan atau penyebab. Sehingga diagnosis

kehamilan dapat diartikan sebagai cara-cara yang dilakukan untuk, dapat

menegakkan kondisi seorang dalam keadaan hamil, meliputi keadaan kehamilan,

keadaan janin dan masalah yang mungkin menyertai kehamilannya. Adapun

penegakkan diagnosis kehamilan yang dapat dilakukan bidan yaitu dengan

melakukan salah satu pemeriksaan, baik tanda awal kehamilan, pemeriksaan

hormonal sederhana dan atau pemeriksaan penunjang.


Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat kesehatan dan

pemeriksaan klinis berdasarkan tanda dan gejala kehamilan.

Tanda Dan Gejala kehamilan :

1. Tanda mungkin hamil

Adapun tanda tidak pasti hamil adalah sebagai berikut :

a. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya kehamilan.

b. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda Hegar, tanda Chadwick, tanda

Piskacek, kontraksi Braxton Hicks, dan teraba ballottement.

c. Pemeriksaan tes biologi kehamilan positif. Tetapi sebagian kemungkinan

positif palsu.

d. Teraba Ballotement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam

cairan ketuban yang dapat dirakan oleh tangan pemeriksa.

2. Tanda dugaan hamil

Berikut ini adalah tanda – tanda dugaan adanya kehamilan:

a. Amenorea ( terlambat datang bulan)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de

Graaf dan ovulasi.

b. Mual dan muntah (emesis)

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam

lambung yang berlebihan.

c. Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang

demikian disebut ngidam.


d. Syncope (Pingsan)

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan

iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan.

e. Kelelahan

Akibat dari penurunan kecepatan basal metabolisme pada kehamilan, yang

akan meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas

metabolisme hasil konsepsi.

f. Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh

estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.

g. Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar.

Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.

h. Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan

kesulitan buang air besar.

i. Pigmentasi Kulit

Oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma

gravidarum), areola payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra = grisea).

3. Tanda pasti hamil

Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin, yang

dapat dilihat langsung oleh pemeriksa. Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal –

hal berikut ini :


a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian–

bagian janin.

b. Denyut Jantung Janin

DJJ baru dapat di dengar pada usia kehamilan 18 – 20 minggu

c. Bagian – bagian Janin

Bagian janin dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih

Tua.

B. Komponen Dalam ANC

1. Definisi Antenatal Care / ANC

Antenatal Care / ANC sering disebut dengan perawatan kehamilan.

Kehamila adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan

pembuahan sel telur oleh sel sperma. Dalam proses kehamilan terdapat mata

rantai yang saling berkesinambungan, terdiri dari mulai ovulasi pelepasan

ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan

pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada rahim, pembentukan

plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai kehamilan matur atau aterm.

Antenatal Care adalah perawatan kesehatan yang diajukan kepada ibu hamil

sebelum dan selama hamil dengan tujuan mendeteksi secara dini masalah

kesehatan ibu dan janin, memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan

dan perencanaan persalinan. Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh

tenaga profesional untuk ibu hamil selama masa kehamilan yang dilaksanakan

sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan. Antenatal care

merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor,


mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau

bermasalah.

2. Tujuan Definisi Antenatal Care / ANC

Tujuan Asuhan kehamilan pada kunjungan awal yaitu, mengumpulkan

informasi mengenai ibu hamil yang dapat membantu bidan dalam membangun

membina hubungan yang baik saling percaya antara ibu dan bidan, mendeteksi

komplikasi yang mungkin terjadi, menggunakan data untuk menghitung usia

kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan, merencanakan asuhan khusus yang

dibutuhkan ibu. Tujuan dilakukannya pemeriksaan antenatal yaitu:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan sosial ibu

dan bayi.

c. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan

dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan

bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal.

3. Standar Pelayanan Minimal Antenatal

Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan ibu

hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang

dilakukan oleh bidan atau dokter spesialis kebidanan baik yang bekerja di

fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang memiliki Surat

Tanda Registrasi (STR). Pemeriksaan Antenatal Care terbaru sesuai dengan

standar pelayanan yaitu minimal 6 kali pemeriksaan selama kehamilan, dan

minimal 2 kali pemeriksaan oleh dokter pada trimester I dan III. 2 kali pada

trimester pertama ( kehamilan hingga 12 minggu ), 1 kali pada trimester kedua

( kehamilan diatas 12 minggu sampai 26 minggu ), 3 kali pada trimester ketiga

( kehamilan diatas 24 minggu sampai 40 minggu ) (Buku KIA Terbaru Revisi

tahun 2020).

Komponen dalam ANC/ asuhan antenatal yang diberikan memiliki standar

pelayanan yang sering disebut 10T, yaitu:

a. T1: tinggi & berat badan,

b. T2: tekanan darah,

c. T3: status gizi (ukur liLa),

d. T4: TFU,

e. T5: tentukan DJJ janin,

f. T6: status imunisasi (TT),

g. T7: tablet fe (90 Tablet),

h. T8: tes tab (gol darah, Hb, GDS, sifilis, HIV, hepatitis B, malaria, proteinuri,

sputum, BTA),

i. T9: tata laksana kasus, dan

j. T10: Temu wicara & konseling


C. Skrining Resiko Maternal Selama Kehamilan

Skrining kehamilan adalah pemeriksaan kesehatan atau skrining kehamilan

hanya dapat memberi ibu informasi, terkait potensi apakah janin berisiko

mengalami kondisi medis tertentu. Apabila salah satu tes yang dilakukan

menunjukkan hasil positif, maka biasanya akan diperlukan tes lainnya untuk

menguatkan diagnosis. Manfaat skrining kehamilan:

1. Menentukan kemungkinan bayi mungkin atau tidak memiliki trisomi 21

(sindrom Down) atau trisomi 18. Siapa pun mungkin memiliki kehamilan

dengan dua kondisi tersebut, terlepas dari riwayat keluarga. Peluang ini

meningkat seiring bertambahnya usia ibu.

2. Memberi tahu tentang kemungkinan kondisi genetik lainnya, seperti trisomi 13

dan perbedaan kromosom seks.

Skrining kehamilan dilakukan dengan melibatkan tes darah. Berikut ini beberapa

cek lab kehamilan dengan pengambilan darah beserta manfaatnya:

1. Pemeriksaan darah menyeluruh

Tes darah secara menyeluruh bermanfaat untuk mengetahui kadar sel darah

pada tubuh ibu hamil. Melalui cek lab kehamilan ini, ibu akan mengetahui

jumlah sel darah merah normal atau terlalu sedikit. Jika jumlah sel darah

merah rendah, maka bisa menjadi gejala awal anemia. Tes darah menyeluruh

juga bermanfaat untuk mengetahui jumlah darah putih dan platelet dalam

tubuh. Apabila jumlahnya meningkat, kemungkinan ibu mengalami infeksi.


Cek lab ibu hamil ini juga diperlukan untuk melihat kadar zat besi dan zat gizi

lain pada tubuh ibu, apakah ada kecenderungan kekurangan gizi atau tidak.

2. Kadar gula darah

Pemeriksaan kadar gula darah secara teratur juga perlu dijalani oleh ibu hamil.

Tes ini penting untuk mencegah berkembangnya penyakit diabetes. Selama

hamil, ibu hamil biasanya memiliki nafsu makan tinggi, termasuk makanan

manis, sehingga dikhawatirkan rentan terserang berbagai penyakit. Apalagi

makanan manis telah diketahui sebagai pemicu diabetes.

3. Tes golongan darah

Tes darah ini bertujuan untuk mengetahui golongan darah ibu. Pemeriksaan ini

hanya dilakukan sekali. Salah satu manfaatnya yaitu memudahkan jika suatu

saat ibu membutuhkan donor darah. Tes darah juga diperlukan untuk melihat

antibodi ibu dan janin.

4. Tes human immunodeficiency virus (HIV)

Perlu diwaspadai, jika ibu terinfeksi HIV, maka ada kemungkinan dapat

menularkannya pada janin. Penularan dapat terjadi saat kehamilan,

melahirkan, atau selama menyusui. Maka itu, penting untuk melakukan tes

HIV sedini mungkin, untuk mencegah atau mengurangi risiko penularan virus

dari ibu ke janin.

5. Pemeriksaan Hepatitis B dan C

Sama seperti HIV, virus hepatitis B dan C juga dapat ditularkan dari ibu ke

janin selama masa kehamilan. Virus tersebut merupakan penyebab penyakit


hati atau liver yang serius. Apabila bayi tertular virus, maka risiko infeksi bisa

bersifat jangka panjang pada penyakit hati.

Prosedur Skrining Kehamila, Prosedur skrining kehamilan yang dilakukan meliputi:

1. Trimester pertama

Selama trimester pertama, penyedia layanan kesehatan akan menawarkan tes

darah dan ultrasound untuk mengukur ukuran ruang kosong di jaringan di

belakang leher bayi (nuchal translucency). Pada sindrom Down dan kondisi

tertentu lainnya, pengukuran translusensi nuchal lebih besar dari biasanya.

2. Trimester kedua

Selama trimester kedua, penyedia layanan kesehatan akan menawarkan tes darah

lain yang disebut layar quad. Tes ini mengukur kadar empat zat di dalam

darah. Hasil pemeriksaan menunjukkan risiko ibu mengandung bayi yang

memiliki kondisi kromosom tertentu, seperti sindrom Down. Selain itu,

pemeriksaan ini juga dapat membantu mendeteksi cacat tabung saraf, kelainan

serius pada otak atau sumsum tulang belakang.

3. Skrining DNA bebas sel prenatal

Tes darah ini memeriksa DNA janin dalam aliran darah ibu untuk menyaring

kemungkinan peningkatan masalah kromosom tertentu, seperti sindrom Down.

Skrining ini juga dapat memberikan informasi tentang jenis kelamin bayi dan

golongan darah Rh.

Skrining kehamilan bisa ibu lakukan di klinik, rumah sakit umum, atau rumah sakit

ibu dan anak yang memiliki fasilitas penunjang yang lengkap.


D. Skrining Kesejahteraan Janin

Skrining ksesejahteraan janin adalah hal yang perlu dilakukan pada masa

kehamilan terutama pada saat persalinan, yang bertujuan untuk mengetahui

perkembangan janin. Faktor yang menyebabkan angka mortalitas perinatal

meningkat yaitu adanya trauma persalinan dan penyakit infeksi.

Selain ditujukan untuk terciptanya kehamilan dan kondisi ibu yang aman

pemeriksaan antenatal rutin juga untuk memastikan kondisi janin yang baik.

Pemeriksaan antenatal yang berorientasi pada janin difokuskan pada dua hal, yaitu

pemantauan pertumbuhan janin (fetal growth) dan pemantauan kesejahteraan anin

(fetal well-being).

Dalam rangka untuk meningkatkan akses dan jangkauan layanan kesehatan

ibu dan neonatal yang berkualitas maka digunakan beberapa teknologi untuk

pemantauan kesejahteraan janin. Teknologi pemantauan kesejahteraan janin,

yaitu:

1. Internal Electronic Fetal Monitoring

Pemeriksaan denyut jantung janin ini dilakukan langsung dari kulit kepala

janin. Merupakan tindakan invasive dengan cara memecahkan kulit ketuban.

Hasilnya berupa grafik gambar EKG (elektrokardiografi) berupa gelombang P,

QRS, dan T. Dari grafik ini dapat dilhat kondisi denyut jantung janin normal

atau abnormal.
2. Internal Electronic Contraction Monitoring

Merupakan tindakan invasive dengan cara memecahkan kulit

ketuban.Pemeriksaan tekanan intrauterin langsung didalam ketuban. Teknologi

ini digunakan apabila dokter tidak mendapatkan bacaan yang baik dari

pemeriksaan eksternal electronic monitoring biasa dikenal dengan Non Stress

Test. Dokter akan memasang elektroda kebagian tubuh bayi yang paling dekat

dengan pembukaan serviks biasanya adalah kepala bayi. Dokter juga

menyisipkan kateter tekanan kedalam rahim untuk memantau kontraksi.

3. Non Stress Test

Pemeriksaan Non Stress Test (NST). NST adalah cara pemeriksaan janin

dengan menggunakan kardiotokografi (CTG), pada umur kehamilan > 26

minggu. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat interaksi antara perubahan

denyut jantung dengan gerakan janin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik

pada saat kehamilan maupun persalinan. Pemeriksaan frekuensi denyut nadi

melalui Doppler ultrasound, bersamaan dengan tekanan otot rahim.

E. Ketidaknyamanan Umum Pada Kehamilan Dan Perilaku Serta Perubahan

1. Ketidaknyamanan Umum Pada Kehamilan

a. Nyeri punggung

Nyeri punggung pada kehamilan merupakan kondisi yang tidak

mengenakkan akibat pembesaran rahim. Cara mengatasinya :

1) Melakukan pemijitan bagian bawah dan seluruh pinggang

2) Rutin berolahraga

b. Nyeri payudara
Payudara atau sakit pada payudara adalah salah satu masalah kesehatan

yang sering dikeluhkan oleh para wanita. Cara mengatasinya :

1) Kompres dengan es atau air dingin

2) Mandi dengan air hangat

c. Konstipasi / sembelit

Konstipasi adalah yang ditandai dengan sulit buang air besar (BAB). Cara

mengatasinya :

1) Makan makanan yang berserat

2) Minum air putih yang banyak.

d. Pingsan / sinkop

Pingsang adalah hilangnya kesadaran sementara yang terkait kurangnya

aliran darah keotak. Cara mengatasinya :

1) Hindari berdiri dengan waktu yang lama

2) Memakai pakaian longgar

e. Fatigue / kelelahan

Kelelahan adalah dimana ibu selalu merasa lelah, lesuh, atau kurang darah.

Cara mengatasinya :

1) Mengomsumsi makanan yang bergizi

2) Mengurangi aktivitas untuk membatasi waktu bekerja

f. CTS
Sindrom lorong karpal / carpel tunnel. Syndrome adalah kondisi yang

membuat tangan mengalami sensasi kesemutan, mati rasa, nyeri / lemah.

Cara mengatasinya:

1) Makan makanan seimbang dan meminimalkan asupan garam

2) Berlatih yoga mengurasi rasa nyeri

g. Perdarahan postpartum

Perdarahan postpastum adalah perdarahan pervaginam 500 cc / lebih setelah

kala lll selesai setelah plasenta lahir. Cara mengatasinya :

1) Memberikan obat-obatan untuk memperkuat kontraksi seperti uterus,

seperti oksitosin

2) Pemberian transfusi darah

h. Sakit kepala

Sakit kepala adalah hal yang wajar terjadi pada ibu hamil. Cara

mengatasinya:

1) Lebih banyak tidur , istirahat

2) Ikut kelas yoga kehamilan.

i. Heartburn

Heartburn adalah kondisi kesehatan yang umum terjadi selama kehamilan.

Cara mengatasinya :

1) Makan dalam porsi sedikit tapi sering

2) Jangan berbaring setelah makan


3) Makan secara berlahan

4) Hindari makanan pemicu asam lambung.

j. Hemoroid

Hemoroid merupakan pelebaran inflamasi pembuluh darah vena didaerah

anus yang berasal dari plexus homorrhoidalis. Cara mengatasinya :

1) mengomsumsi obat pelancar BAB

2) Menjalani operasi pengakatan wasir

k. Kaki

Kram kaki merupakan salah satu keluhan yang biasanya dirasakan bumil.

Cara mengatasinya :

1) Melakukan senam ringan

2) Istirahat yang cukup

l. Mimisan

Mimisan dimasa kehamilan adalah hal wajar, sehingga bumil tidak perlu

khawatir berlebihan. Cara mengatasinya :

1) Duduk tegak dan tundukkan kepala sedikit

2) Pencet bagian bawah hidung menggunkan ibu jari & jari telunjuk

m. Perspiration increation

Perspiration/peningkatan keringat adalah kondisi ketika seseorang

berkeringat secara berlebihan. Cara mengtasinya :

1) Jaga agar ruangan tetap sejuk

2) Mandi dengan air hangat


n. Pica

Pica adalah istilah yang digunakan untuk makan sesuatu yang tidak lazim /

yang bukan makanan. Cara mengatasinya :

1) Kunjungi dokter / konsultasi pada dokter

2) Terapi pica saat hamil

o. Hiversalivasi

Merupakan kondisi dimana wanita hamil memliki air liur, menyebabkan

tumpah dari mulut kebibir. Cara mengatasinya :

1) Hindari makanan asam

2) Bawa tissue kemana saja

p. Sesak nafas

Sesak nafas adalah masalah umum bagi ibu hamil dan bukan hal yang

terlalu serius pada awal kehamiilan. Cara mengatasinya :

1) Istirahat dan lakukan relaksasi

2) Berolahraga dengan teratur

q. Perubahan warna kulit

Perbahan warna kulit / chloasma merupakan salah satu tanda kehamilan

yang kadang kala cukup menganggu penampilan ibu. Cara mengatasinya :

1) Menghindari waxing diwajah

2) Memilih produk kecantikan yang cocok dengan kulit

r. Edema

Edema adalah pembekakan disebabkan oleh kelebihan cairan yang

terperangkap dijaringan tubuh tertentu. Cara mengatasinya :

1) Mengurangi komsumsi garam

2) Jangan berdiri terlalu lama


s. Vaginal discharge

Vaginal discharge / keputihan adalah kondisi lendir kental atau cairan

bening keluar dari vagina. Cara mengatasinya :

1) Bersihkan vagina dengan sabun yang sudah ditentukan

2) Gunakan celana dalam yang berbahan katun

t. Varieses

Varieses adalah ibu hamil biasanya terjadi dikaki, area vagina, serta

disekitar bokong dan anus

1) Cara mengatasinya :

2) Menjaga berat badan

3) Melakukan olahraga rutin

2. Perilaku Serta Perubahan

a. Perubahan Fisik pada ibu hamil

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita,

khususnya pada alat genitalia externa dan interna dan payudara (mamamae).

Dalam hal ini hormon somatotropin, estrogen dan progesteron mempunyai

peranan penting. Perubahan yang terdapat pada ibu hamil ialah antara lain

sebagai berikut.

1) Sistem reproduksi

a) Vagina dan vulva

Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami

perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina

dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).

(Prawirohardjo, 2014).

b) Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan karena

hormon estrogen. Serviks banyak mengandung jaringan ikat.

Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen.

Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya

hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak

(Prawirohardjo, 2014).

c) Uterus

Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram,

menjadi 1000 gr, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm,

ukuran muka belakang 22 cm. pembesaran ini disebabkan oleh

hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi dalam kehamilan muda

terbentuk juga sel-sel yang baru.(Prawirihardjo, 2014).

d) Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus luteum

gravidatum sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira

kehamilan 16 minggu. Corpus luteum gravidatum berdiameter

kira-kira 3 cm. corpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan

progesteron. Lambat-laun fungsi ini diambil oleh plasenta.

Diperkirakan corpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin

dalam awal kehamilan. Relaxin mempunyai pengaruh

menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga

aterm (Prawirohardjo, 2014).

2) Sistem payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara


tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu

estrogen, progesteron dan somatotropin (Prawirohardjo, 2014).

3) Sirkulasi darah

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-

pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat-alat yang

memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan (Prawirohardjo,

2014).

4) Sistem respirasi

Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak

jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini

ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus

tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga

diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan

oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu

bernafas lebih dalam (Prawirohardjo, 2014)

5) Traktus urinarius

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala

bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering

kencing. Filtrasi pada glomerulus bertambah sekitar 69-70%. Pada

kehamilan ureter membesar untuk dapat menampung banyaknya

pembentukan urine, terutama pada ureter kanan karena peristaltik

ureter terhambat karena pengaruh progesterone. Apabila ibu hamil

trimester III sering mengalami buang air kecil penyebabnya karena

uterus membesar sehingga terjadi penurunan bagian kepala pada


bagian bawah janin yang menekan kandung kemih. Cara mengatasi

keluhan ini adalah jangan pernah menahan keinginan untuk buang air

kecil, meskipun mengalami sering buang air kecil, namun porsi

minum tidak boleh dikurangi. Sering buang air kecil bisa membuat

kondisi daerah alat kelamin lembab. Oleh karena itu, harus menjaga

alat kelamin dengan sebaik-baiknya agar tetap bersih dan terhindar

dari keputihan (Prawirohardjo, 2014).

6) Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat

tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh adanya peningkatan terhadap

melanophore stimulating hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh

lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada

dahi, pipi dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.

7) Metabolisme

Metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana

kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan

persiapan memberikan ASI.

a) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.

b) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :

Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30 sampai 40gram untuk

pembentukan tulang janin, Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari,

Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari, dan, air ibu hamil

memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.

b. Perubahan Psikologis pada ibu hamil


Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis

dan emosional.

1) Trimester I

Pada trimester pertma, seorang ibu akan selalu mencari tanda-

tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap

perubahan yang terjadi pada tubuhnya harsu selalu diperhatikan

dengan seksama. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan

merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya

kepada orang lain atau dirahasiakannya.

Hasrat untuk melakukan hubungan seksual pada wanita trimester

pertama ini berbeda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah

seksual yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan

libido selama periode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk

berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita

merasa butuh untuk di cintai dan merasakan kuat untuk mencintai,

namun tanpa melakukan hubungan seksual. Libido sangat dipengaruhi

oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan, dan

kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses

kehamilan pada trimester pertama.

2) Trimester II

Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu

sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak

nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar

sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima

kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya


secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan

gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai

seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas

dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya

pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido. Ibu

merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik, kondisi

atau keadaan ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan

perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum

menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan

mengerti tentang kehamilannya.

Pemberian zat besi secara oral dapat menimbulkan efek samping

pada saluran gastrointestinal bagi sebagian orang, seperti rasa tidak

enak di ulu hati, mual, muntah dan diare. Pemberian suplementasi

tablet Fe, pada sebagian wanita, menyebabkan sembelit. Mual pada

masa kehamilan adalah proses fisiologi sebagai dampak dari

terjadinya adaptasi hormonal. Selain itu mual dapat terjadi pada ibu

hamil sebagai efek samping dari minum tablet besi. Ibu hamil yang

mengalami mual sebagai dampak kehamilannya dapat merasakan

mual yang lebih parah dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak

mengalami keluhan mual sebelumnya.

Untuk mengurangi gejala di atas sangat dianjurkan minum tablet

zat besi setelah makan (perut tidak kosong) atau malam sebelum tidur.

Bagi remaja putri dan wanita usia subur yang mempunyai gangguan

lambung dianjurkan konsultasi kepada dokter (Susiloningtyas, 2013).


3) Trimester III

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan

waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu

kelahiran bayinya. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk

kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga

jenis kelamin bayinya dan akan mirip siapa. Bahkan mereka mungkin

juga sudah memilih sebuah nama untuk bayinya.

Berat badan ibu meningkat, adanya tekanan pada organ dalam,

adanya perasaan tidak nyaman karena janinnya semakin besar, adanya

perubahan gambaran diri (konsep diri, tidak mantap, merasa tersaing,

tidak dicintai, merasa tidak pasti, takut, juga senang karena kelahiran

sang bayi.

F. Kebutuhan Nutrisi

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan

sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan

nanti setelah anak tersebut lahir (Sukarni dan Wahyu, 2018). Kehamilan

merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini

dibagi atas 3 semester yaitu; kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu,

kehamilan trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan kehamilan trimester
ketiga mulai 28-42 minggu.

2. Definisi Nutrisi Ibu Hamil

Nutrisi Ibu Hamil adalah salah satu hal penting yang harus diperhatikan

selama masa kehamilan, nutrisi adalah Zat-zat yang diperlukan tubuh untuk

membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk

berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh. Ibu hamil

membutuhkan banyak nutrisi untuk membantu tumbuh kembang janin.

Tujuannya adalah agar saat si kecil lahir dan dapat tumbuh menjadi anak yang

sehat dan cerdas.

3. Manfaat Nutrisi Bagi Ibu Hamil

a. Menjaga kesehatan ibu hamil

b. Menjaga kesehatan janin yang ada dalam kandungan

c. Persiapan untuk menghadapi persalinan

4. Tanda Dan Gejala Kurangnya Nutrisi Ibu Hamil

a. Kelelahan dan kekurangan energi

b. Pusing

c. Sistem kekebalan tubuh rendah yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk

melawan infeksi

d. Kulit kering

e. Gusi bengkak dan berdarah

f. Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi lambat

g. Berat badan berkurang

h. Pertumbuhan yang lambat


i. Kelemahan pada otot

5. Manfaat Nutrisi Bagi Ibu Hamil

a. Menjaga kesehatan ibu hamil

b. Menjaga kesehatan janin yang ada dalam kandungan

c. Persiapan untuk menghadapi persalinan

6. Tujuan Nutrisi Pada Ibu Hamil

a. Cukup kalori, protein, vitamin, mineral dan cairan untuk memenuhi zat gizi

ibu, janin serta plasenta

b. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh

c. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat badan

selama kehamilan

d. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan

makan yang baik yang dapat dianjurkan kepada anaknya

7. Zat-Zat Nutrisi Penting Bagi Ibu Hamil

a. Karbohidrat : beras, kentang, bihun, pasta, roti, makaroni, krackers, dll

b. Protein : ayam, ikan, daging, telur, hati, keju, susu, kacang -kacangan, tahu,

tempe.

c. Lemak dan Omega 3 : Minyak jagung, minyak kelapa, ikan salmon, sarden,

dan tuna segar.

d. Zat besi : daging merah, kuning telur

e. Asam folat brokoli, kacang hijau, jeruk, tomat, pisang, anggur hijau

f. Kalsium sayuran, susu, kacang-kacangan, roti dan ikan

g. Vitamin A, D, E, K : sayuran hijau, minyak sayur, hati ikan, kacang kedelai,

telur, mentega, hati, keju, dan susu.

8. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil


a. Kebutuhan nutrisi trimester 1

1) Makanan hendaknya dipilih yang mudah dicerna. Buah-buahan segar dan

sayuranhijau biasanya dapat mengurangi rasa mual.

2) Porsi makanan sedikit, tetapi dengan frekuensi sering. Bila kurang

selera makan nasi, dapat diganti dengan kentang, macaroni, mie atau

jajanan lain yang bergizi.

b. Kebutuhan nutrisi trimester 2

Hendaknya lebih banyak memakan bahan makanan sumber protein

seperti ikan, daging, telur, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti

tempe, tahu, dan lain-lain.

c. Kebutuhan nutrisi trimester 3

Trimester ini adalah trimester terakhir kehamilan dimana janin ibu

sedang dalam tahap penyempurnaan dan akan semakin bertambah besar

sampai memenuhi rongga Rahim. Pada trimester 3 dibutuhkan nutrisi

seperti nasi, jagung, kentang, dan umbi-umbian untuk pertumbuhan janin

dan plasenta.

Porsi Makan Dan Minum Ibu Hamil Untuk Kebutuhan Sehari


9. Akibat Kekurangan Nutrisi Pada Ibu Hamil

a. Pada Janin

1) Proses perkembangan dan pertumbuhan akan terganggu

2) Risiko keguguran, cacat pada janin

3) BBLR

b. Pada Ibu

1) Ibu lemah dan kurang nafsu makan


2) Perdarahan dalam masa kehamilan

3) Kemungkinan terjadi infeksi tinggi

4) Kurang darah atau anemia

5) Preeklampsia

G. Drug In Pregnancy

Drug in pregnancy/ penggunaan obat pada kehamilan

Pemakaian obat-obat bebas dan obat resep perlu diperhatikan sepanjang

kehamilan sampai masa nifas.Pemakaian fisiologik pada ibu yang terjadi selama

masa kehamilan mempengaruhi kerja obat dan pemakaianya. Termasuk pengaruh

dari hormon-hormon steroid yang beredar dalam sirkulasi pada metabolisme

obat dalam hati, ekskresi obat melalui ginjal yang lebih cepat karena peningkatan

filtrasi glomerulus dan peningkatan perfusi ginjal, pengenceran obat karena

jumlah darah dalam sirkulasi ibu yang meningkat, dan perubahan–perubahan

dalam klirens obat pada akhir kehamilan menyebabkan penurunan kadar serum

dan konsentrasi obat dalam jaringan dengan demikian obat yang diresepkan secara

6 terapetik tidak dapat diberikan dengan dosis yang lebih rendah.

Adapun penggunaan obat dalam kehamilan, sebagai berikut:

1. Asam Folat

Selama kehamilan asam folat (vitamin B9, folasin) diperlukan dalam jumlah

yang lebih banyak.Defisiensi asam folat di awal kehamilan dapat menyebabkan

absorbsi spontaneous atau defek kelahiran (misal defek pada tabung saraf),

kelahiran prematur, berat badan lahir yang rendah, dan salurio plasenta

(pelepasan plasenta yang lebih dini dari seharusnya).Kebutuhan asam folat


yang direkomendasikan untuk sehari adalah 180 mcg.Untuk kehamilan

diperlukan asam folat sebanyak 400 sampai 800 mcg.

2. Asetaminofen

Asetaminofen (Tylenol, Datril, Panadol, Parasetamol) merupakan obat

kehamilan grub B. Obat ini adalah obat yang paling sering dipakai selama

kehamilan. Dipakai secara rutin pada semua trimester kehamilan untuk jangka

waktu yang pendek, terutama untuk efek analgesik dan terapetiknya.Obat ini

11 tidak memiliki efek anti inflamasi yang berarti. Asetaminofen menembus

plasenta selama kehamilan, ditemukan juga dalam air susu ibu dalam

konsentrasi yang kecil. Saat ini tidak ditemukan bukti nyata adanya abnomaly

janin akibat pemakaian obat ini. Pemakaian asetaminofen selama kehamilan

tidak boleh melebihi 12 tablet dalam 24 jam dari formulasi 325 mg (kekuatan

biasa) atau 8 tablet dalam 24 jam untuk tablet yang mengandung 500 mg

(kekuatan ekstra). Obat ini harus dipakai dengan jarak waktu 4-6 jam.

3. Vitamin

Salah satu faktor utama untuk mempertahankan kesehatan selama kehamilan

dan melahirkan janin yang sehat adalah masukkan zat-zat gizi yang cukup

dalam bentuk energi, protein, vitamin dan mineral.Penting untuk diketahui

bahwa kondisi hipervitaminosis dapat menyebabkan kelainan teratogenik,

misalnya hipervitaminosis vitamin A oleh karena pemberian berlebihan pada

kehamilan. Kelainan janin yang terjadi biasanya pada mata, susunan saraf

pusat, palatum dan alat urogenital.Ini terbukti jelas pada hewan percobaan

sehingga pemberian vitamin A selama kehamilan tidak melebihi batas yang

ditetapkan.Pemberian vitamin A dengan dosis melebihi 6000 IU/hari selama

kehamilan tidak dapat dijamin kepastian keamanannya.


4. Antibiotik

Antibiotik digunakan luas dalam kehamilan.Perubahan kinetika obat selama

kehamilan menyebabkan kadarnya dalam serum lebih rendah.Antibiotik

dengan bobot molekul rendah mudah larut dalam lemak dan ikatannya dalam

protein lemak mudah menembus uri. Kadar puncak antibiotik dalam tubuh

janin pada umumnya lebih rendah dari kadar yang dicapai dalam tubuh

ibunya. Amoxicillin diabsorpsi secara cepat dan sempurna baik setelah

pemberian oral maupun parenteral.Amoxicillin merupakan alternatif yang

perlu dipertimbangkan untuk dipilih jika dibutuhkan pemberian oral pada ibu

hamil. Kadar amoksisilin dalam darah ibu maupun janin kadarnya sekitar

seperempat sampai sepertiga kadar di sirkulasi ibu.

H. Etika, Kewenangan, Dan Lingkup Praktik Bidan Dalam Asuhan Kehamilan

Etika, wewenang, dan lingkup praktek kebidanan

1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya bidan dan klien

2. Menjaga agar selalu melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan

yang merugikan / membahayakan orang lain.

3. Menjaga privasi setiap individu

4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya

5. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak / dalam menganalisis suatu

masalah.

6. Menghasilkan tindakan yang benar

7. Mendapatkan informasi yang benar antara klien dan bidan.

8. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik dan mengatur hal hal yang

bersifat praktik.

9. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata
cara dalam organisasi profesi.

10. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang

biasa disebut kode etik profesi.

I. Manajemen Asuhan Pada Kehamilan

1. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

Pengumpulan data dasar secara Komprehensif untuk evaluasi pasien. Data

dasar ini termasuk Riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik, tinjauan catatan

saat ini, riwayat catatan kesehatan lampau, tinjauan singkat data penunjang dari

laboratorium dan pemeriksaan tambahan lainnya serta semua informasi dari

berbagai sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien.

2. Langkah II: Interpretasi Data

Interpretasi data dikembangkan dari data dasar ke masalah atau disgnosa

khusus yang terindetifikasi. Masalah dan diagnose sama-sama dipakai karena

beberapa masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnose tetapi tetap perlu

dipertimbangkan untuk membuat suatu perencanaan yang menyeluruh dalam

penaganan pasien/klien.

3. Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Diagnosa/masalah Potensia adalah mengidentifikasi dengan hati-hati dan

kritis pada pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan

kebidanan untuk membantu klien mengatasi dan mencegah masalah yang

spesifik.

Mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lainnya berdasarkan

masalah yang sudah ada adalah suatu bentuk antisipasi/pencegahan yang dirasa
perlu, serta suatu bentuk kewaspadaan dan persiapan dalam menghadapi

masalah/penyulit sehingga dapat memberikan asuhan yang aman dan sesuai

standar.

4. Langkah IV: Identifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera

Tindakan ini dilakukan jika ditemukan adanya diagnose atau masalah

potensial dengan tujuan agar dapat mengantisipasi masalah yang mungkin

muncul sehubungan dengan keadaan yang dialami ibu. Merefleksikan proses

manajemen yang sifatnya terus-menerus tidak hanya pada asuhan primer yang

periodic selama kunjungan ANC tetapi juga selama bidan terus bersama wanita

itu sampai siklus berikutnya (bersalin, nifas, KB, Menopouse dan sterusnya)

selama siklus kehidupan wanita.

5. Langkah V: Merencanakan Asuhan yang Komprehensif/Menyeluruh

Dibuat berdasarkan diagnose yang muncul serta membantu klien mengatasi

masalah dan kebutuhannya. Membuat rencana asuhan yang komprehensif

ditentukan oleh langkah sebelumnya yaitu dari masalah dan diagnose yang

sedang terjadi serta mencakup bimbingan atau konseling yang berkaitan

dengan masalah/kondisi pasien saat itu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak

diharapkan dan perubahan perilaku klien sesuai harapan.

6. Langkah VI: Melaksanakan Perencanaan/Impementasi

Pelaksanaan adalah sebuah proses menyelesaikan masalah klinis, membuat

suatu keputusan dan memberi perawatan. Pada tahap ini, kegiatannya adalah

melaksanakan perencanaan asuhan yang menyeluruh. Perencanaan ini dapat

dilakukan oleh bidan, bidan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, atau

oleh klien itu sendiri. Walaupun ada beberapa pelaksanaan yang tidak
dilakukan oleh bidan itu sendiri namun bidan tetap berkewajiban untuk

mengarahkan pelaksanaannya dan memastikan langkah-langkah tersebut benar-

benar terlaksana.

7. Langkah VII: Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dengan melakukan pengecekan

apakah rencana asuhan benar-benar terlaksana sesuai dengan identifikasi

diagnose, masalah dan kebutuhan.

J. Penyusunan Brith Plant

Penyusunan brith plant merupakan rencana tindakan yg dibuat ibu,anggota

keluarganya dan bidan untuk mengurangi kebingungan, kekacauan pada saat

persalinan, untuk meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan

menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu. Membuat rencana untuk

mengambil keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat mengambil

keputusan utama tidak ada, antara lain:

1. Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga

2. Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada

saat terjadi kegawatdaruratan

3. Siapa yg akan menjadi pendonor darah apabila terjadi perdarahan

4. Transport apa yg akan digunakan jika suatu saat harus dirujuk

Metode pendekatan yang akan dilakukan pada program pengabdian masyarakat

ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan mitra. Kegiatan pengabdian

masyarakat dilakukan selama 2 bulan


dengan tiga kali pertemuan dengan mitra. Kegiatan ini dilaksanakan di Praktek

Mandiri Bidan Mariani

Darwis. Kegiatan pengabdian ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap persiapan,

tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini dilaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya

pembuatan proposal, perencanaan dan merancang Panduan Praktis Birth Plan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dilaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya Pengisian

Kuisioner awal, edukasi birth plan, Pemasangan poster, Konseling Birht Plan,

Pengembangan media Promosi dan kunjungan rumah.

3. Evaluasi

Evaluasi kegiatan dilaksanakan untuk melihat perkembangan kegiatan yang

sudah dilakukan. Terdapat empat kegiatan yang harus dievaluasi yaitu diskusi

bersama permasalahan yang dihadapi mitra terkait dengan konsep Birth plan,

edukasi birth plan ,dan konseling birth plan serta kunjungan rumah. Evaluasi

dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap proses pelaksanaan kegiatan

dan capaian akhir yang dituju.

K. Skrining Resiko

Skrining resiko kehamilan merupakan prosedur pemeriksaan kesehatan yang

dilakukan selama periode kehamilan, guna mengetahui apakah janin berisiko

memiliki cacat atau kelainan lahir tertentu. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan

pada trimester pertama dan kedua, tetapi beberapa jenis tes juga dilakukan di

trimester ketiga. Ibu hamil harus melakukan periksa kehamilan minimal 6 kali
selama kehamilan dan minimal 2x pemeriksaan oleh dokter pada trimester 1 dan

3:

a. 1 kali pada trimester pertama (kehamilan hingga 12 minggu)

b. 2 kali pada trimester kedua (kehamilan 12-24 minggu)

c. 3 kali pada trimester ketiga (kehamilan 24-40 minggu)

Pastikan ibu hamil mendapatkan standar pelayanan antenatal yang meliputi

10T:

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

b. Tekanan darah

c. Status gizi

d. Ukur tinggi fundus uteri

e. Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)

f. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus bila diperlukan

g. Beri tablet tambah darah

h. Tes/periksa laboratorium

i. Tatalaksana/penanganan kasus bila ada

j. Temu wicara (konseling) dan penilaian kesehatan jiwa

L. Persiapan Keluarga

1. Pengertian Kesiapan/Persiapan

Kesiapan merupakan suatu keadaan untuk mempersiapkan sesuatu.17

Sedangkan persiapan merupakan perlengkapan, dan persediaan untuk sesuatu,

perbuatan bersiap-siap atau mempersiapkan, tindakan untuk sesuatu.17 Pada

dasarnya kesiapan dan persiapan memiliki arti yang tidak jauh berbeda yakni
“siap”. Perbedaan dari keduanya yaitu terletak pada penggunaannya. Persiapan

digunakan sebagai segala sesuatu bentuk perlengkapan, perencanaan, tindakan

dan upaya untuk mempersiapkan kehamilan. Sedangkan kesiapan digunakan

untuk menyatakan kemampuan dan keinginan seseorang atas persiapan-

persiapannya.

2. Kesiapan Kehamilan

Kesiapan dan persiapan prakehamilan atau prakonsepsi adalah istilah yang

mengacu pada proses identifikasi dari berbagai resiko sebelum kehamilan,

seperti resiko kesehatan, resiko psikologis dan resiko sosial.18 Untuk

mengurangi resiko yang ada perlu adanya kesiapan dan persiapan menghadapi

kehamilan melalui intervensi yang baik. Peraturan Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa

Sebelum Hamil, Saat Hamil, Persalinan dan Masa Setelah Melahirkan,

penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi serta pelayanan Kesehatan Seksual.

Sasaran dalam pelayanan yaitu remaja, calon pengantin, dan pasangan usia

subur bertujuan untuk menjamin kesehatan ibu sehingga dapat meghasilkan

generasi yang berkualitas, mengurangi angka kematian ibu maupun bayi,

pemenuhan hak-hak reproduksi.

3. Persiapan Keluarga Sebelum Hamil

Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum meghadapi kehamilan, antara

lain:

a. Kesiapan fisik

Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses kehamilan. Tanpa ada fisik

yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak akan terwujud atau bisa terwujud
namun fisik yang tidak prima akan mempengaruhi janin. Kesiapan fisik

yang perlu dipersiapkan sebelum terjadinya kehamilan meliputi:

1) Pemeriksaan fisik yang bertujuan menjamin kesehatan fisik calon ibu

dalam menjalani proses kehamilan nantinya. Pemeriksaan yang

dilakukan yaitu,

a) pemeriksaan tanda-tanda vital (suhu tubuh, denyut nadi, tekanan

darah, laju pernapasan); tinggi badan dan berat badan.

b) Pemeriksaan gizi dengan tujuan mencegah atau menanggulangi

terjadi kekurangan energi kronis (KEK).

2) Pemeriksaan penunjang dengan tujuan untuk melakukan skrining

seperti pemeriksaan kadar hemoglobin, pemeriksaan urin, dan

pemeriksaan darah.

3) Imunisasi sebagai upaya perlindungan dan pencegahan penyakit

tetanus. Imunisasi ini dilakukan hingga status TT 5, apabila belum

mencapai status TT 5 maka pemberian imunisasi dilakukan saat

pemeriksaan calon pengantin.

4) Menjaga kebersihan organ reproduksi

Organ reproduksi perlu dijaga kebersihannya agar terhindar dari hal-hal

yang dapat menganggu kesehatan reproduksi. Beberapa cara untuk

menjaga kesehatan reproduksi yaitu:

a) Pakaian dalam diganti minimal dua kali sehari

b) Tidak menggunakan pakaian dalam ketat dan berbahan non-sintetik

c) Memakai handuk yang bersih, kering tidak lembab atau bau

d) Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang

dengan menggunakan air bersih dan dikeringkan


e) Tidak menggunakan cairan pembilas vagina.

b. Kesiapan aspek psikologis dan mental

Kesiapan psikologis atau kesiapan mental merupakan hal penting yang

harus disiapkan sebelum menghadapi kehamilan. Kesiapan psikologis ini

berguna agar nantinya saat terjadi kehamilan, ibu tidak merasa khawatir,

cemas, stress dan dapat mengendalikan perasaannya. Wanita yang siap

untuk hamil berusaha untuk tidak stress, wanita yang mengalami stress

sebelum dan selama kehamilan memiliki 25-60% resiko terjadinya BBLR

dan kelahiran prematur. Stress dapat,meningkatkan kortisol, norepineprin

dan inflamasi yang berdampak pada kesehatan ibu dan perkembangan janin.

c. Kesiapan finansial

Finansial merupakan suatu kebutuhan yang mutlak yang harus disiapkan,

dimana kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan penghasilan atau

keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan

hingga saat bayi lahir.

d. Kesiapan pengetahuan

Pengetahuan mengenai kehamilan harus dipersiapkan sebelum adanya

kehamilan agar ibu mengetahui usia yang cukup untuk hamil, fisik yang

sehat dan lainnya. Pengetahuan akan berpengaruh pada sikap terhadap

kesiapan untuk menghadapi kehamilan yang sehat.

1) Informasi tentang kehamilan

c) Masa subur

Masa subur adalah periode siklus menstruasi dimana perubahan terjadi

karena periode tersebut sel telur telah matang dan siap dibuahi. Masa

subur dapat diketahui dengan menghitung ovulasi, masa subur terjadi


13 hari setelah haid hari pertama pada saat itu dinamakan puncak

masa subur dan masa subur terjadi kurang lebih 3 hari sebelum dan

sesudah puncak masa subur.

d) Usia dan jarak kehamilan

Usia terbaik untuk hamil adalah antara 20-35 tahun dan jarak antar

kelahiran idealnya 3-5 tahun atau tidak lebih dari 2 anak dalam satu

keluarga. Jarak kehamilan memberi kesempatan kepada ibu untuk

memulihkan kembali kesehatan reproduksinya dan memberikan

kesempatan bagi anak yang dilahirkan untuk tumbuh dan berkembang

dengan optimal serta mendapatkan perhatian dan kasih sayang penuh

dari orang tua.

4. Persiapan Keluarga Saat Hamil

Persiapan keluarga ibu hamil menjelan melahirkan merupakan hal yang

penting untuk dilakukan sebelum mendekati hari perkiraan lahir (HPL).

Pasalnya, persiapan yang dilakukan dengan matang dapat membuat ibu

menjadi lebih tenang saat menjalani proses persalinan. Adapun persiapan

keluarga, sebagai berikut:

1) Memilih dokter dan rumah sakit tempat bersalin

2) Mencari tahu informasi mengenai prosedure persalinan

3) Meluangkan waktu untuk diri sendiri sebelum menjalani persalinan

4) Menyiapkan barang yang perlu dibawah ke rumah sakit

5) Berdiskusi dengan pasangan

6) Mengikuti kelas persiapan persalinan


7) Menerapkan pola hidup sehat

M.Manajemen Dan Administrasi Obat Yang Digunakan Dalam Asuhan Kehamilan

1. Kategori A : Aman untuk janin seperti vitamin C asam folat, vit B6,

parasetamol, zinc, dan sebagainya.

2. Kategori B : Cukup aman untuk janin seperti amoksisilin, ampisilin,

azitromisin, bisakodil, cefadroksil, cefepim, cefixim, cefotaxim, ceftriaxon,

cetirizin, klopidogrel, eritromisin, ibuprofen, insulinlansoprazol, loratadin,

me penem, metformin, metildopa, metronidazol, dan sebagainya.

3. Kategori C : Dapat beresiko, digunakan jika perlu. Obat dianjurkan hanya

jika manfaat yang diperoleh oleh ibu atau janin melebihi resiko yang

mungkin tim bul pada janin. Contohnya albendazol, allopurinol, aspirin,

amitriptilin, kalsitriol, kalsium laktat, kloramfe nikol, ciprofloksasin,

klonidin, kotrimoksazol, codein + parasetamo dektrometorfan, digoksin,

enalapril, efedrin, flukonazol dan sebagainya.

4. Kategori D : Ada bukti positif dari resiko, digunakan jika darurat. Pengunaan

obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit

serius dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan.

Contohnya alprazolam, amikasin, amiodaron, carbamazepin, klordiaz

epoksid, diazepam, kanamisin, fenitoin, asam valproat, dan sebagainya.

5. Kategori X : Kontraindikasi dan sangat berbahaya bagi janin, conhnya

(amlodipi atorvastatin), atorvastatin, (kafein + ergotamin), (desogestrel +

etinil es tradiol), ergometrin, estradol, miso prostol, oksitosin, simvastatin,

Efikasi, kemanjuran (benefit) vs resiko (risk) adalah pertimbangan utama

menggunakan obat khususnya untuk A dan B, untuk obat yang masuk kategori C

dan D dianjurkan untuk benar-benar melalui pertimbangan dokter dengan


mempertimbangkan manfaat, keselamatan jiwa yang lebih besar dibandingkan

resikonya, untuk obat kategori X tidak boleh digunakan pada masa

kehamilan.warfarin.

N. Risk Assessment Tools

5. Pengertian risk assessment tools

Setelah risiko dapat teridentifikasi, dilakukan penilaian risiko dan evaluasi

risiko. Penilaian risiko atau risk assessment adalah proses analisa untuk menilai

risiko dan mengidentifikasi tindakan-tindakan kontrol yang diperlukan untuk

menghilangkan atau mengurangi risiko yang ada, agar masih dalam batas

ditoleransi.

Risiko dapat disajikan dalam berbagai cara untuk mengkomunikasikan hasil

analisis untuk membuat keputusan tentang pengendalian risiko.Berdasarkan

hasil analisa dapat ditentukan peringkat risiko yang memiliki dampak besar

terhadap perusahaan dan risiko yang ringan atau dapat diabaikan. Risk

assessmentyang dilaksanakan dengan tepat akan mendukung pelaksanaan

manajemen risikoyang baik.

6. Pengembangan Alat Deteksi Resiko Kehamilan

Tahap ini ada beberapa langkah yaitu menyusun draft deteksi resiko

kehamilan dengan desain yang telah di rancang dalam storyboard, dan

melakukan validasi dari aspek materi. Hasil dari tahap pengembangan alat

deteksi resiko kehamilan berbasis web dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Menu master
Bagian ini merupakan master dari sistem informasi dari alat deteksi resiko

kehamilan, pada bagian ini pihak puskesmas ataupun user dapat

menambahkan point resiko kehamilan sesuai dengan resiko kehamilan

terbanyak di wilayah kerja puskesmas

b. Menu Ibu Hamil

Bagian menu ibu hamil berisi input ibu hamil dan data ibu hamil. Input ibu

hamil berisi tentang identitas ibu hamil dan suami seperti nama ibu dan

suami, umur, gravida, paritas, abortus, HPHT, tempat lahir, alamat,

golongan darah, pekerjaan, agama dan nomor Hp. Sedangan data ibu hamil

berisi data ibu hamil yang telah di input serta di simpan.

c. Menu Kartu Resiko

Pada menu ini berisi 2 bagian yaitu kartu deteksi resiko kehamilan dan data

ibu hamil beresiko, pada bagian kartu deteksi berisi tentang kriteria resiko

dalam kehamilan yang telah dibuat sesuai dengan teori, dan data ibu hamil

beresiko berisi tentang data ibu hamil yang telah di simpan sesuai dengan

kriteria yang ditemukan dengan kategori KRR, KRT, dan KRST.

d. Menu Ganti Password

Pada menu ini, user atau pengguna dapat mengganti password sesuai dengan

yang diinginkan dan mudah di ingat.

O. Asuhan Antenatal Pada Ibu Dengan Kebutuhan Kompleks

1. Kebutuhan Oksigen

Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk dapat

memenuhi kebutuhan O2, di samping itu terjadi desakan diafragma karena

dorongan rahim yang membesar. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim

dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal
ini akan berhubungan dengan meningkatnya aktifitas paru-paru olehkarena

selain untuk mencukupi kebutuhan O2 ibu, juga harus mencukupi kebutuhan

O2 janin. Ibu hamil kadang–kadang merasakan sakit kepala, pusing ketika

berada di keramaian misalnya di pasar, hal ini disebabkan karena kekurangan

O2. Untuk menghindari kejadian tersebut hendaknya ibu hamil menghindari

tempat kerumunan banyak orang. Untuk memenuhi kecukupan O2 yang

meningkat, supaya melakukan jalan–jalan dipagi hari, duduk–dudukdi bawah

pohon yang rindang, berada di ruang yang ventilasinya cukup.

2. Kebutuhan Nutrisi

Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa hamil, banyak

diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari pada sebelum hamil.

Pada ibu hamil akan mengalami BB bertambah, penambahan BB bisa diukur

dari IMT (Indeks Masa Tubuh) / BMI (Body Mass Index) sebelum hamil. IMT

dihitung dengan cara BB sebelum hamil dalam kg dibagi (TB dlm

m)2misalnya : seorang perempuan hamil BB sebelum hamil 50 kg,TB 150 cm

maka IMT 50/(1,5)2= 22.22 (termasuk normal).

3. Personal Hygiene

Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang

kotor banyak mengandung kuman. Pada ibu hamil karena bertambahnya

aktifitas metabolisme tubuh maka ibu hamil cenderung menghasilkan keringat

yang berlebih, sehingga perlu menjaga kebersihan badan secara ekstra

disamping itu menjaga kebersihan badan juga dapat untuk mendapatkan rasa
nyaman bagi tubuh.

a. Mandi

Pada ibu hamil baik mandi siram pakai gayung, mandi pancuran dengan

shower atau mandi berendam tidak dilarang. Pada umur kehamilan trimester

III sebaiknya tidak mandi rendam karena ibu hamil dengan perut besar akan

kesulitan untuk keluar dari bak mandi Menjaga kebersihan diri terutama

lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genitalia) dengan cara

dibersihkan dan dikeringkan.Pada saat mandi supaya berhati–hati jangan

sampai terpeleset, kalau perlu pintu tidak usah dikunci, dapat digantungkan

tulisan”ISI” pada pintu. Air yang digunakan mandi sebaiknya tidak terlalu

panas dan tidak terlalu dingin.

b. Perawatan vulva dan vagina

Ibu hamil supaya selalu membersihkan vulva dan vagina setiap mandi,

setelah BAB / BAK, cara membersihkan dari depan ke belakang kemudian

dikeringkan dengan handuk kering. Pakaian dalam dari katun yang

menyerap keringat, jaga vulva dan vagina selalu dalam keadaan kering,

hindari keadaan lembab pada vulva dan vagina Penyemprotan vagina

(douching) harus dihindariselama kehamilan karena akan mengganggu

mekanisme pertahanan vagina yang normal, dan penyemprotan vagina yang

kuat (dengan memakai alat semprot) ke dalam vagina dapat menyebabkan

emboli udara atau emboli air. Penyemprotan pada saat membersihkan alat

kelamin ketika sehabis BAK/BAB diperbolehkan tetapi hanya

membersihkan vulva tidak boleh menyemprot sampai ke dalam vagina.

Deodorant vagina tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan dermatitis

alergika. Apabila mengalami infeksi pada kulit supaya diobati dengan segera
periksa ke dokter.

c. Perawatan gigi

Saat hamil sering terjadi karies yang disebabkan karena konsumsi kalsium

yang kurang, dapat juga karena emesis-hiperemesis gravidarum, hipersaliva

dapat menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan gigi

saat hamil diperlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi

sumber infeksi, perawatan gigi juga perlu dalam kehamilan karena hanya

gigi yang baik menjamin pencernaan yang sempurna. Untuk menjaga

supaya gigi tetap dalam keadaan sehat perlu dilakukan perawatan sebagai

berikut:

1) Periksa ke dokter gigi minimal satu kali selama hami.l

2) Makan makanan yang mengandung cukup kalsium (susu, ikan) kalau

perlu minum suplemen tablet kalsium.

3) Sikat gigi setiap selesai makan dengan sikat gigi yang lembut.

d. Perawatan kuku

Kuku supaya dijaga tetap pendek sehingga kuku perlu dipotong secara

teratur, untuk memotong kuku jari kaki mungkin perlu bantuan orang lain.

Setelah memotong kuku supaya dihaluskan sehingga tidak melukai kulit

yang mungkin dapat menyebabkan luka dan infeksi.

e. Perawatan rambut

Wanita hamil menghasilkan banyak keringat sehingga perlu sering mencuci

rambut untuk mmengurangi ketombe. Cuci rambut hendaknya dilakukan 2–

3 kali dalam satu minggu dengan cairan pencuci rambutyang lembut, dan

menggunakan air hangat supaya ibu hamil tidak kedinginan.

4. Pakaian
Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang longgar,

nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian perut atau

pergelangan tangan karena akan mengganggu sirkulasi darah.Stocking tungkai

yang sering dikenakan sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat

menghambat sirkulasi darah. Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan yang longgar

dan mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara yang makin

berkembang. Dalam memilih BH supaya yang mempunyai tali bahu yang lebar

sehingga tidak menimbulkan rasa sakit pada bahu.Sebaiknya memilih BH yang

bahannya dari katun karena selain mudah dicuci juga jarang menimbulkan

iritasi.

Celana dalam sebaiknya terbuat dari katun yang mudah menyerap

airsehingga untuk mencegah kelembaban yang dapat menyebabkan gatal dan

iritasi apalagiibu hamil biasanya sering BAK karena ada penekanan kandung

kemih oleh pembesaran uterus.Korset dapat membantu menahan perut bawah

yang melorot dan mengurangi nyeri punggung. Pemakaian korset tidak boleh

menimbulkan tekanan pada perut yang membesar dan dianjurkan korset yang

dapat menahan perut secara lembut. Korset yang tidak didesain untuk

kehamilan dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan tekanan pada uterus,

korset seperti ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil.

5. Eliminasi (BAB Dan BAK)

a. Buang Air Besar (BAB) Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi. Obstipasi

ini kemungkinan terjadi disebabkan oleh :

1) Kurang gerak badan

2) Hamil muda sering terjadi muntah dan kurang makan


3) Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormone

4) Tekanan pada rektum oleh kepala

b. Buang Air Kecil (BAK) Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan,

bahkan cukup lancar dan malahan justru lebih sering BAK karena ada

penekanan kandung kemih oleh pembesaran uterus. Dengan kehamilan

terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah.

Situasi ini menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh subur sehingga ibu

hamil mengeluh gatal dan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu,

sehingga sering digaruk dan menyebabkan saat berkemih sering sisa (residu)

yang memudahkan terjadinya infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan

dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan banyak minum dan

menjaga kebersihan sekitar kelamin.

6. Seksual

Hamil bukan merupakan halangan untukmelakukan hubungan

seksual.Hubungan seksual yang disarankan pada ibu hamil adalah :

a. Posisi diatur untuk menyesuaikan dengan pembesaran perut . Posisi

perempuan diatas dianjurkan karena perempuan dapat mengatur kedalaman

penetrasi penis dan juga dapat melindungi perut dan payudara. Posisi miring

dapat mengurangi energi dan tekanan perut yang membesar terutama pada

kehamilan trimester III.

b. Pada trimester III hubungan seksual supaya dilakukan dengan hati –hati

karena dapat menimbulkan kontraksi uterus sehingga kemungkinan dapat

terjadi partus prematur, fetal bradicardia pada janin sehingga dapat

menyebabkan fetal distress tetapi tidak berarti dilarang.

c. Hindari hubungan seksual yang menyebabkan kerusakan janin


d. Hindari kunikulus (stimulasi oral genetalia wanita) karena apabila

meniupkan udara ke vagina dapat menyebabkan emboli udara yang dapat

menyebabkan kematian.

e. Pada pasangan beresiko, hubungan seksual dengan memakai kondom

supaya dilanjutkan untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.

Hubungan seksual disarankan tidak dilakukan pada ibu hamil bila:

a. Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau

panas.

b. Terjadi perdarahan saat hubungan seksual.

c. Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak.

d. Terdapat perlukaan di sekitar alat kelamin bagian luar.

e. Serviks telah membuka

f. Plasenta letak rendah

g. Wanita yang sering mengalami keguguran, persalinan preterm, mengalami

kematian dalam kandungan atau sekitar 2 minggu menjelang persalinan.

P. Patient Safety Pada Asuhan Antenatal

7. Patient safety

Patient safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat

asuhan klien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu

tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

8. Tujuan patient safety

a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

b. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat

c. Menurunkan KTD di RS

d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi

pengulangan KTD

9. Langkah-langkah pelaksanaan patient safety

a. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan miring

b. Pastikan identifikasi pasien

c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien

d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuhbyang benar

e. Kendalikan cairan elektrolit pekat

f. Pastikan akurasi pemberian obat pada penglihatan pelayanan

g. Hindari salah kateter dan salah sambung slang

h. Gunakan alat injeksi sekali pakai

i. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nasokomial

Q. Pembelajaran Interprofessional Dan Bekerja Interdisiplin, Refleksi Praktik Klinik,

Penurunan Resiko Dan Promosi Kesehatan Dalam Antenatal

Pembelajaran interprofessional dan bekerja interdisiplin, refleksi praktik

klinik, penurunan resiko dan promosi kesehatan dalam antenatal yang efektif

merupakan prinsip kunci dalam pelayanan kesehatan. Dalam memberikan


pelayanan kesehatan secara kolaboratif, tidak dipungkiri tim profesi kesehatan

seringkali mengalami konflik.

Medical error atau kesalahan medis dan munculnya konflik antara profesi

kesehatan seringkali dikaitkan dengan kegagalan komunikasi dan perpecahan di

fungsi tim serta kurangnya kerjasama tim. Salah satu komponen yang sangat

penting agar kolaborasi dalam pelayanan kesehatan berjalan efektif yaitu

keterampilan tenaga kesehatan dalam kerjasama tim. Keterampilan kerja sama tim

merupakan kompetensi dasar untuk kolaborasi interprofessional yang sukses.

Kerjasama tim interprofesi berlaku dalam latar apapun di mana profesi kesehatan

berinteraksi untuk tujuan bersama dalam perawatan dengan pasien atau

masyarakat. Proses kerjasama tim mencerminkan tingkat saling ketergantungan

yang tertanam dalam tim, di unit kecil seperti unit rumah sakit, dan atau di antara

organisasi dan masyarakat.

Beberapa manfaat kerjasama tim pada mahasiswa adalah dapat memberikan

kesempatan berharga untuk mencapai kualitas hasil kerja yang tinggi,

mengembangkan kepercayaan diri dan mempersiapkan mahasiswa untuk siap

kerja. Penyedia layanan kesehatan masa depan perlu menerima pendidikan yang

memberi mereka kompetensi yang diperlukan untuk menjadi anggota tim yang

efektif. Tenaga kesehatan yang kompeten dituntut untuk bekerja sama dalam

lingkungan kesehatan yang kompleks dan dinamis untuk berkolaborasi dalam tim.

Sektor pendidikan tinggi dengan demikian terikat untuk menghasilkan tenaga

kesehatan yang mudah beradaptasi, dapat berkolaborasi dan bekerja melintasi

batas-batas profesional. Studi ini merupakan tinjauan pustaka (literature review),

mengkaji dan mengumpulkan berbagai informasi terkait keterampilan kerjasama

tim yang merupakan bagian dari kompetensi IPE.

Anda mungkin juga menyukai