Anda di halaman 1dari 153

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Angka Kematian ibu (AKI) merupakan indikator yang digunakan untuk

mengukur status kesehatan ibu pada suatu wilayah. Kematian ibu adalah

kamatian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah kehamilan

akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau

penangananya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera.

Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat

dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.

Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan

komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre

eklampsia/elklampsia, infeksi, persalinan macet dan abortus. Penyebab tidak

langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu

hamil seperti empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan,

dan terlalu dekat jarak kelahiran), maupun yang mempersulit proses penanganan

kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti tiga terlambat (terlambat

mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas

kesehatan dan terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan). Faktor

penyebab yang berkontribusi pada kematian bayi yaitu secara langsung seperti

kematian segera setelah lahir, asfiksia, BBLR, infeksi dan tetanus. Penyebab

pada kematian bayi tidak langsung seperti gizi buruk. (Dinkes Prov.NTT 2016).
2

Menurut data WHO tahun 2015, AKI di dunia yaitu 216/100.000 KH

dan Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2015 adalah 32/1000 kelahiran

hidup. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2017 menunjukan bahwa AKI 306/100.000 KH dan AKB 15/1.000

KH. (Departemen kesehatan (Depkes 2017). AKI di Propinsi NTT pada

tahun 2017 adalah 131/100.000 KH dan AKB 11/1000 KH. (Profil

Kesehatan 2017). Berdasarkan data dari Puskesmas Oesapa Kecamatan

Kelapa Lima Kota Kupang tahun 2019 jumlah kematian ibu adalah 2 orang

dari 152 ibu hamil sedangkan untuk jumlah kematian bayi adalah 3 orang

dari 129 bayi.

Upaya secara nasional yang dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan

AKI dan AKB adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K). Program perencanaan stiker ini dapat meningkatkan peran

aktif suami (suami siaga), keluarga dan masyrakat dalam merencanakan

persalinan yang aman. Program ini juga meningkatkan persiapan menghadapi

komplikasi pada saat kehamilan, termasuk perencanaan pemakaian alat atau

obat kontrasepsi pasca persalinan. Selain itu, program P4K juga mendorong

ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi yang

baru dilahirkan oleh tenaga kesehatan termasuk skrining status imunisasi

tetanus lengkap pada ibu hamil. (Kemenkes RI 2015)

Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB di Propinsi NTT adalah adanya

Revolusi KIA. Revolusi KIA salah satu bentuk upaya percepatan penurunan

AKI dan AKB melalui persalinan pada fasilitas kesehatan yang memadai,
3

tersediannya puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK di

Kabupaten/Kota, terselenggaranya sistem pelayanan dasar esensial dan

emergensi (obstetri neonatal) bagi ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan

Bayi Baru Lahir (BBL). (Dinkes Prov. NTT 2016)

Continuity Of Care ( COC ) adalah suatu proses dimana tenaga kesehatan

yang kooperatif terlibat dalam manajemen pelayanan kesehatan secara terus

menerus menuju pelayanan yang berkualitas tinggi, biaya perawatan medis

yang efektif. COC awalnya merupakan ciri dan tujuan utama pengobatan

keluarga yang lebih menitik beratkan kepada kualitas pelayanan kepada

pasien (keluarga) dengan dapat membantu bidan (tenaga kesehatan). Selama

kehamilan trimester III pemeriksaan kehamilan 2 kali, melahirkan, kunjungan

neonatus 3 kali, dan kunjungan nifas 3 kali (Estiningtyas, dkk 2014).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik mengambil judul “asuhan

kebidanan komprehensif pada Ny. T.T mulai dari kehamilan, persalinan, bayi

baru lahir dan nifas.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. T.

T dalam masa hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas.

2. Tujuan Khusus
4

a. Dapat melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif pada

Ny. T. T dalam masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas

b. Dapat menganalisa masalah, diagnose kebidanan pada Ny. T. T dalam

masa hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas.

c. Dapat melakukan penatalaksanaan pada Ny. T. T dalam masa hamil,

bersalin, bayi baru lahir dan nifas.

d. Dapat melakukan pendokumentasi dengan metode SOAP

C. WAKTU DAN TEMPAT PENGAMBILAN KASUS

Pengambilan kasus dilakukan di Puskesmas Oesapa Kecamatan Kelapa

Lima dengan menerapkan asuhan kebidanan yang mulai dari tanggal :

1. 08 Februari 2020 : Pemeriksaan kehamilan pertama

2. 10 Februari 2020 : Pemeriksaan kehamilan kedua

3. 18 Februari 2020 : Pertolongan persalinan.

4. 20 Februari 2020 : kunjungan nifas pertama 6 jam s/d 3 hari/KF 1

5. 25 Februari 2020 : Kunjungan rumah kedua, nifas hari ke 4-28/KF 2

6. 05 Maret 2020 : Kunjungan rumah ketiga neonatus hari ke 7-28/KN3

7. 22 Maret 2020 : Kunjungan rumah ketiga nifas hari ke 29-42/KF 3


5

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. ANTENATAL CARE : FOCUSSING KEHAMILAN TRIMESTER III

1. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam

tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan

kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan (Nugroho, 2014).

Kehamilan adalah proses pertemuan dan persenyawaan antara

spermatozoa (sel mani) dengan sel telur (ovum) yang menghasilkan

zigot dan berakhir sampai permulaan persalinan (Maritalia dkk, 2012).

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi yang berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan (Sarwono, 2011).

2. Adaptasi Perubahan Fisik

Perubahan anatomi fisiologi kehamilan trimester III (Asrinah dkk,

2010 ) yaitu:

a. Uterus

Uterus yang semula biasanya 30 gram akan mengalami hipertropi

dan hyperplasia karena pengaruh hormone estrogen dan progesterone


6

sehingga pada akhir kehamilan uterus ini menjadi 1000 gram, dengan

panjang 20 cm.

b. Vulva dan Vagina

Perubahan hormon estrogen mengakibatkan adanya

hypervaskularisasi sehingga vulva dan vagina tampak lebih merah, agak

kebiruan (livide). Tanda ini disebut dengan tanda Chadwick. Pada akhir

kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.

c. Serviks Uteri

Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan karena hormon

estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya

hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri

lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Selain

itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-

minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah

berdilatasi pada waktu persalinan.

d. Mammae atau Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi, hormone yang

mempengaruhi :

1) Estrogen

a) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga

payudara tampak semakin membesar.


7

b) Tekanan serta syaraf akibat penimbunan lemak dan air serta

garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.

2) Somatotropin

a) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.

b) Merangsang pengeluaran colostrum pada payudara.

3) Progesterone

Mempersiapkan acinus sehingga dapat berfungsi :

a) Menambah jumalah sel acinus.

b) Pegeluaran ASI belum berlangsung karena prolactin belum

berfungsi

c) Setelah persalinan, hambatan prolactin tidak ada sehingga

membuat ASI dapat keluar dengan lancer.

e. Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hyperpigmentasi alat-alat

tertentu akibat peningkatan MSH (Melanophore Stimulating Hormon).

Hyperpigmentasi dapat terjadi di wajah, leher alveolar mammae dan

abdomen.

f. Sirkulasi Darah

Volume darah semakin meningkat kira-kira 25% dimana jumlah

serumdarah lebih besar dari pada pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi

semacam pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia 32


8

minggu, terjadi supine hypotensive syndrome karena penekanan vena kava

inverior.

g. Sistem Pernafasan

Pada usia kehamilan 33 sampai 36 minggu ibu hamil akan merasa sesak

nafas karena tekanan janin yang berada dibawah diafragma menekan

paru-paru ibu.

h. Traktus Digestivus

Akibat meningkatnya kadar esterogen tubuh perasaan enek (nausea)

pada kehamilan muda. Tonus-tonus otot traktus digestivus menurun,

sehingga motilitas traktus digestivus berkurang. Hal ini untuk resorbsi

tetapi menimbulkan obstipasi. Juga terjadi pengeluaran air liur

berlebihan yang disebut salviasi.

i. Abdomen

Munculnya kontraksi Braxton hiks.

3. Adaptasi Psikologis Kehamilan

4. Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester III (Asrinah dkk, 2010)

yakni :

a. Trimeter III sering disebut sebagai periode penantian, yang mana pada

trimester ketiga ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian

dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya dan

ada perasaan yang tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat

waktu.
9

b. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan

kedudukan sebagai orang tua, dan ini dapat menimbulkan perasaan

khawatir.

c. Pada Trimester III dapat timbul perasaan kekhawatiran terhadap

bayinya, khawatir bayinya mengalami ketidak normalan (kecacatan).

Akan tetapi kesibukan dalam mempersiapkan kelahiran bayinya dapat

mengurangi kekhawatirannya.

d. Hasrat seksual tidak seperti pada trimester kedua hal ini dipengaruhi

oleh perubahan bentuk perut yang semakin membesar dan adanya

perasaan khawatir terjadi sesuatu terhadap bayinya. 

e. Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin

kuat menjelang akhir kehamilan. Ibu akan merasa canggung, jelek,

berantakan, dan memerlukan dukungan dari pasangannya yang sangat

besar.

5. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan ( Kusmyati, 2010 )

a. Data Subjektif

Data subjektif adalah data yang diperoleh dari pasien berupa data fokus

yang dibutuhkan untuk menilai keadaan ibu yang sesuai dengan

kondisinya. Contohnya; ibu mengatakan mual dan muntah, ibu

mengatakan sudah tidak haid lagi 2 bulan yang lalu, ibu mengatakan

pusing, ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.

Jenis data yang dikumpulkan adalah :

1) Biodata
10

Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan

klien secar keseluruhan yang terdiri dari data ibu dan suami meliputi:

a) Nama ibu dan suami

Untuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu dan untuk

mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama.

b) Umur

Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman

untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun

c) Suku/bangsa

Mengetahui kondisi social budaya ibu yang mempengaruhi

perilaku kesehatan.

d) Agama

Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita yang

berkaitan dengan ketentuan agama. Dalam keadaan yang gawat

ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui

dengan siapa harus berhubungan.

e) Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan

pengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.

f) Pekerjaan

Untuk mengetahui tarif hidup dan social ekonomi agar nasehat

kita sesuai. Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk mengetahui

apakah ada pengaruh pada kehamilan.


11

g) Alamat

Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan

bila ada ibu yang namanya bersamaan. Ditanyakan alamatnya,

agar dapat dipastikan ibu yang mana hendak ditolong. Alamat

juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada penderita.

2) Alasan Kunjungan

Apakah alasan kunjungan ini karena ada keluhan atau hanya untuk

memeriksakan kehamilanya.

3) Keluhan Utama

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang

kefasilitas pelayanan kesehatan.

4) Riwayat menstruasi

Data ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang

keadaan dasar dari organ reproduksi pasien. Beberapa data yang

harus kita peroleh dari riwayat menstruasi antara lan yaitu

menarche (usia pertama kali mengalami menstruasi yang pada

umunya wanita mengalami menarche pada usia sekitar 12-16

tahun), siklus menstruasi (jarak antara menstruasi yang dialami

dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari yang biasanya

sekitar 23-32 hari), keluhan, beberapa wanita menyampaikan

keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi dan dapat

merujuk kepada diagnosa tertentu.

5) Riwayat Perkawinan
12

yang perlu dikaji adalah berapa usia klien pertama kali menikah,

berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak, karena tanpa

status yang jelas akan berkaitan denga psikologis

6) Riwayat  obstetric

Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan

dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu,

tipe persalinan (spontan, forsep,ekstrasi vakum, atau bedah sesar),

lama persalinan ( lebih baik dihitung dari kontraksi pertama), berat

lahir, jenis kelamin, dan komplikasi lain, kesehatan fisik dan emosi

terakhir harus diperhatikan:

a) Usia gestasi saat bayi yang terdahulu lahir harus diketahui

karena kelahiran preterm cenderung terjadi lagi dan karena

beberapa wanita mengalami kesulitan mengembangkan ikatan

dengan bayi yang dihospitalisasi dalam waktu yang lama.

b) Lama persalinan merupakan faktor yang penting karena

persalinan yang lama mencerminkan suatu masalah dapat

berulang. Persalinan pertama yang lama jarang berulang pada

persalinan berikutnya. Berat lahir sangat penting untuk

mengidentifikasi apakah bayi kecil untuk masa kehamilan

(BBMK) atau bayi besar untuk masa kehamilan (BBMK), suatu

kondisi yang biasanya berulang, apabila persalinan pervaginam,

berat lahir mencerminkan bahwa bayi dengan ukuran tertentu

berhasil memotong pelvis maternal.


13

c) Jenis kelamin

Dengan membicarakan jenis kelamin bayi terdahulu klinisi

memiliki kesempatan untuk menanyai klien tentang perasaannya

terhadap anak laki-laki dan perempuan serta keinginannya dan

pasangannya sehubungan dengan jenis kelamin bayi yang

dikandungnya saat ini..

7) Riwayat kontrasepsi

Untuk mengetahui apakah pasien pernah mengikuti KB

dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama

menggunakan kontrasepsi, dan alasan berhenti dari KB

8) Riwayat kesehatan, dari data riwayat kesehatan ini dapat kita

gunakan sebagai penanda (warning) akan adanya penyulit selama

masa hamil. Adanya perubahan fisk dan fisiologi pada masa hamil

yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi

organ yang mengalami gangguan.

9) Keadaan Psikososial

a) Respon ibu terhadap kehamilan ini

Dalam mengkaji data yang ini, kita dapat menanyakan langsung

kepada klien mengenai bagaimana perasaannya terhadap

kehamilannya.

b) Respon keluarga terhadap kehamilan ini


14

Hal ini sangat penting untuk kenyamanan psikologi ibu. Adanya

respon yang positif dari keluarga terhadap kehamilan, akan

mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima perannya.

c) Pengetahuan ibu tentang perawatan kehamilan. Data ini dapat

kita peroleh dari beberapa pertayaan yang kita ajukan kepada

pasien mengenai perawatan selama hamil.

10) Pola kehidupan sehari-hari

(1) Pola makan

Ini penting untuk diketahui supaya mendapatkan gambaran

bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil.

(a) Menu

Jika pengaturan menu makan yang dilakukan oleh pasien

kurang seimbang sehingga ada kemungkinan beberapa

komponen gizi tidak akan terpenuhi. Bidan dapat

memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyusunan

menu seimbang bagi ibu.

(b) Frekwensi

Data ini akan memberi pentujuk bagi kita tentang seberapa

banyak asupan makanan yang dikonsumsi ibu.

(c) Jumlah perhari

Data ini memberi kita informasi seberapa banyak makanan

yang ibu makan dalam waktu satu kali makan.


15

(d) Pantangan sangat penting untuk dikaji karena ada

kemungkinan pasien berpantang terhadap makanan yang

justru dapat mendukung pemulihan fisiknya, misalnya

daging, ikan dan telur.

(e) Pola minum

Dapat memperoleh data tentang kebiasaan pasien dalam

memenuhi kebutuhan cairannya. Dalam masa hamil asupan

cairan yang cukup sangat dibutuhkan.

(2) Pola istirahat

Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Bidan perlu menggali

kebiasaan istirahat ibu supaya diketahui hambatan ibu yang

mungkin muncul jika didapatkan data yang senjang tentang

pemenuhan kebutuhan istirahat.

(3) Aktifitas sehari-hari

Perlu mengkaji kebiasaan sehari-hari pasien karena data ini

memberikan gambaran tentang seberapa berat aktifitas yang

biasa dilakukan oleh pasien dirumah.

(4) Personal hygiene

Data ini perlu dikaji karena bagaimana kebersihan akan

mempengaruhi kesehatan pasien dan janinnya. Jika pasien

mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan

kebersihan dirinya, maka bidan harus dapat memberi bimbingan

mengenai cara perawatan kebersihan diri sedini mungkin.


16

b. Data Objektif

Data obyektif adalah data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan

untuk melengkapi data kita dalam menegakkan diagnosis, maka kita

harus melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi,

palpasi, auskultasi dan perkusi yang dilakukan secara berurutan. Data-

data yang perlu untuk dikaji adalah sebagai berikut :

1) Pemeriksaan Umum:

a) Keadaan umum : baik

b) Kesadaran: composmentis

c) Tinggi Badan: ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm

tergolong resiko tinggi

d) Berat Badan: ditimbang tiap kali kunjungan untuk mengetahui

penambahan berat badan ibu. Normalnya penambahan berat

badan tiap minggu adalah 0,5 kg, penambahan berat badan setiap

bulan adalah 1 kg dan penambahan berat badan ibu dari awal

sampai akhir kehamilan adalah 9-12 kg.

e) LiLA (Lingkar Lengan Atas) pada bagian kiri : LiLA kurang dari

23,5 cm merupakan indicator kuat untuk status gizi ibu yang

kurang/buruk, sehingga ibu beresiko untuk melahirkan BBLR.

2) Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

a) Tekanan Darah : Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari

140/90 mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yatu sistoik 30

mmHg atau lebih, dan distolic 15 mmHg atau lebih, kelainan ini
17

dapat berlanjut menjadi pre eklamsi dan eklamsi kalau tidak

ditangani dengan cepat.

b) Nadi : dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60-80

x/menit. Denyut nadi 100x/menit atau lebih dalam keadaan santai

merupakan pertanda buruk. Jika denyut nadi ibu 100x/menit atau

lebih, mungkin ibu mengalami salah satu atau lebih keluhan

seperti tegang, ketakutan, atau cemas akibat masalah tertentu,

perdarahan berat, anemia sakit/demam, gangguan tyroid,

gangguan jantung.

c) Pernafasan : untuk mengetahui fungsi system pernafasan.

Normalnya 16-24 x/menit

d) Suhu tubuh : suhu tubuh yang normal adalah 36,5C -37,5C

perlu diiwaspadai adanya infeksi.

3) Pemeriksaan khusus pada ibu hamil meliputi :

a) Inspeksi adalah memeriksa dengan cara melihat atau

memandang. Tujuannya untuk melihat keadaan umum klien,

gejala kehamilan dan adanya kelainan. Inspeksi/pemeriksaan

pandang tersebut meliputi :

(1) Rambut : Bersih atau kotor, pertumbuhan, warna,

mudah rontok atau tidak. Rambut yang

mudah dicabut menandakan kurang gizi

atau ada kelainan tertentu

(2) Muka : tampak cloasma gravidarum sebagai


18

akibat deposit  pigment yang berlebihan,

tidak sebab. Bentuk muka oval.

(3) Mata : Bentuk simetris, konjungtiva normal

warna merah muda, bila pucat

menandakan anemia. Sclera normal

berwarna putih, bila kuning menandakan

ibu mngkin terinfeksi hepatitis, bila

merah kemungkinan ada konjungtivitis.

Kelopak mata yang bengkak

kemungkinan adanya pre eklamsi.

(4) Hidung : Normal tidak ada polip, kelainan bentuk

kebersihan cukup.

(5) Telinga : Normal  tidak ada serumen yang

berlebihan dan tidak berbau, bentuk

simetris.

(6) Mulut : Adakah sariawan, bagaiman

kebersihannya. Dalam kehamilan sering

timbul stomatitis dan gigivitis yang

mengandung pembuluh darah dan mudah

berdarah maka perlu perawatan mulut

agar selalu bersih.

(8) Gigi : Adakah caries, atau keropos yang

menandakan ibu kekurangan kalsium.


19

Saat hamil sering terjadi caries yang

berkaitan dengan emesis, hiperemesis

gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat

menjadi sumber infeksi.

(9) Leher : Normal tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar

limfe dan tidak ditemukan bendungan

vena jugularis.

(10 Dada : Normal bentuk simetris, hiperpigmentasi

) areola, puting susu bersih dan menonjol.

(11 Abdomen : bentuk, bekas luka operasi, terdapat

) linea nigra, striae livida dan terdapat

pembesaran abdomen.

(12 Vagina : Normal tidak terdapat varises pada

) vulva dan vagina, tidak odema, tidak ada

condyloma akuminata, tidak ada

condyloma lata.

(13 Anus : Normal tidak ada benjolan atau

) pengeluaran darah dari anus.

(14 Ekstremitas : Normal simetris dan tidak odema

)
20

b) Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba.

Tujuannya untuk mengetahui adanya kelainan, mengetahui

perkembangan kehamilan.

(1) Leher : untuk mengetahui ada tidaknya

pembesaran kelenjar tiroid. Pembesaran

kelenjar limfe dan ada tidaknya

bendungan pada vena jugularis.

(2) Dada : mengetahui ada tidaknya benjolan atau

massa pada payudara.

(3) Abdomen

(a) Leopold I : Normal tinggi fundus uteri sesuai

dengan usia kehamilan. Pada fundus

teraba bagian lunak dan tidak

melenting (bokong)

Tujuan : Untuk mengetahui tinggi

fundus uteri dan bagian yang berada

difundus.

(b) Leopold II : Normal teraba bagian panjang, keras

seperti papan (punggung) pada satu

sisi uterus dan pada sisi lain teraba

bagian kecil.

Tujuan : untuk mengetahui batas

kiri/kanan pada uterus ibu, yaitu :


21

punggung pada letak bujur dan kepala

pada letak lintang.

(c) Leopold III : Normal pada bagian bawah janin

teraba bagian yang bulat, keras dan

melintang (kepala janin)

Tujuan :  mengetahui  presentasi /

bagian terbawah janin yang ada di

sympisis ibu.

(d) Leopold IV  : posisi tangan masih bisa bertemu, dan

belum masuk PAP (konvergen), posisi

tangan tidak bertemu dan sudah

masuk PAP (divergen).

Tujuan : untuk mengetahui seberapa

jauh masuknya bagian terendah janin

kedalam PAP.

c) Auskultasi

Normal terdengar denyut jantung dibawah pusat ibu (baik

dibagian kiri atau dibagian kanan). Mendengar denyut jantung

bayi meliputi frekuensi dan keteraturannya. DJJ dihitung selama

1 menit penuh. Jumlah DJJ normal antara 120 sampai 160

x/menit.

d) Perkusi

Reflek Pattela Normal : tungkai bawah akan bergerak sedikit


22

ketika tendon diketuk. Bila gerakannya berlebihan dan cepat,

maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklamsi. Bila reflek

patella negatif kemungkinan pasien mengalami kekurangan B1.

4) Pemeriksaan Laboratarium

a) Darah

Yang diperiksa adalah golongan darah ibu, kadar hemoglobin

dan HBsAg. Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk

mendeteksi faktor resiko kehamilan yang adanya anemia. Bila

kadar ibu kurang dari 10 gr% berarti ibu dalam keadaan anemia,

terlebih bila kadar Hb kurang dari 8.00 gr% berarti bu anemia

berat. Batas terendah untuk kadar Hb dalam kehamilan 10 gr/100

ml. Wanita yang mempunyai Hb kurang dari 10 gr/100ml baru

disebut menderita anemia dalam kehamilan.

b) Urine

Pemeriksaan yang dilakukan adalah reduksi urine dan kadar

albumin dalam urine sehingga diketahui apakah ibu menderita

preeklamsi atau tidak.

c. Analisa (diagnose kebidanan)

Assessment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan

interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena

keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan akan

ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun objektif, maka

proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Analisis yang tepat
23

dan akurat mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin cepat

diketahuinya perubahan pada pasien, dapat terus diikuti dan diambil

keputusan / tindakan yang tepat.

Contoh : GIP0A0AH0 UK 39 minggu janin tunggal,hidup, intrauteri,

presentasi kepala

d. Penatalaksanaan (pendokumentasian dari perencanaan, tindakan, dan

evaluasi)

Standar 10 T untuk pelayanan Antenatal Care ( Manuaba, 2010) yakni :

1) Timbang berat badan dan ukur Tinggi Badan.

Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, Bila tinggi badan < 145

cm, maka faktor risiko panggul sempit, kemungkinan sulit

melahirkan secara normal.

Bandingkan berat badan sebelum hamil catat jumlah kg, berat badan

beberapa minggu sejak kunjungan terakhir, catat pola perkembangan

berat badan. Pada pemeriksaan kehamilan pertama, perhatikan

apakah berat badan ibu sesuai dengan tinggi badan ibu dan usia

kehamilan. Berat badan ibu hamil bertambah 0,5 kg perminggu atau

6,5 kg sampai 12,5 kg selama kehamilan teori ini . Bila peningkatan

berat badan kurang dari 0,5 kg perminggu, perhatikan apakah ada

malnutrisi awasi, adanya pertumbuhan janin terlambat, insufisiensi

plasenta, kemungkinan kelahiran premature, bila peningkatan berat

badan lebih dari 0,5 kg perminggu, perhatikan adanya diabetes

mellitus, kehamilan ganda, hidromion dan makrosomia.


24

2) Pengukuran tekanan darah ( tensi )

Mengukur tekanan darah dilakukan pada saat pertama kali mencatat

riwayat klien, sebagai data dasar pada saat setiap pemeriksaan

antenatal. Tekanan darah normal 120/80 MmHg. Selama kehamilan

ada gejala-gejala seperti Tekanan darah tinggi 140/90 MmHg atau

lebih, sakit kepala, pengelihatan kabur dan proteinuria adalah pre

eklamsia jika disertai dengan kejang adalah eklamsia dapat

menyebabkan bayi pretermatur dan BBLR.

3) Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)

LiLA <23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi

Kronis (KEK) dan beresiko melahirkan bayi berat lahir rendah

(BBLR)

4) Pengukuran tinggi rahim (TFU)

Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin

apakah sesuai dengan usia kehamilan.

2.1 Tabel Tinggi Fundus Uteri (TFU) sesuai leopold

Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri sesuai leopold


12 Minggu Tinggi Fundus Uteri 1-2 jari diatas sympisis
16 Minggu Tinggi Fundus Uteri pertengahan sympisis-
pusat
20 Minggu Tinggi Fundus Uteri 3 jari dibawah pusat
24 Minggu Tinggi Fundus Uteri setinggi pusat
28 Minggu Tinggi Fundus Uteri 3 jari diatas pusat
32 Minggu Tinggi Fundus Uteri pertengahan pusat-
prosesus xyphoideus
36 Minggu Tinggi Fundus Uteri 3 jari dibawah prosesus
xyphoideus
25

40 Minggu Tinggi Fundus Uteri 2 jari dibawah prosesus


xyphoideus

2.2 Tabel Tinggi Fundus Uteri (TFU) sesuai MC donald

Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri sesuai MC donal


24 Minggu 24 cm
28 Minggu 28 cm
32 Minggu 32 cm
36 Minggu 36 cm
40 Minggu 40 cm

5) Penentuan letak janin ( presentasi janin ) dan penghitungan denyut

jantung janin.

Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala

belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada

masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit

atau lebih dari 160 kali/menit menunjukkan ada tanda gawat janin,

segera rujuk.

6) Penentuan status imunisasi tetanus toksoid ( TT ), untuk mencegah

penyakit tetanus pada ibu dan bayi.

Pemeberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan

dosis 0,5 cc di injeksi intramuskular/subcutan (dalam otot atau

dibawah kulit). Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum

kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT 1

dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya

diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil kesarana kesehatan.

Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 adalah

minimal 4 minggu. Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada


26

kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama di

berikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk kedua diberikan 4

minggu kemudian akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan

maka dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil

Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Interval (selang %
Antigen Lama perlindungan
waktu minimal) Perlindungan
Langkah awal
Pada kunjungan pembentukan
TT1 antenatal kekebalan tubuh -
pertama terhadap penyakit
tetanus
4 minggu setelah
TT2 3 tahun 80%
TT1
6 bulan setelah
TT3 5 tahun 95%
TT2
1 tahun setelah
TT4 10 tahun 95%
TT3
1 tahun setelah 25 tahun/ seumur
TT 5 99%
TT4 hidup

7) Pemberian Tablet Tambah Darah minimal 90 Tablet selama

kehamilan. Dimulai dengan memberikan 1 tablet sehari sesegera

mungkin setelah rasa mual hilang. Setiap ibu hamil minimal mendapat

90 tablet selama kehamilannya. Setiap tablet besi mengandung FeSO4

320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 0,5 mg. Mamfaat tablet

tambah darah untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil dan

Zat besi digunakan untuk membuat hemoglobin, yaitu sebuah protein

dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh sel dalam

tubuh. Selain itu, juga sebagai komponen untuk membentuk kolagen


27

(protein dalam tulang, tulang rawan, dan jaringan konektif lainnya),

dan dibutuhkan untuk membentuk banyak enzim.

8) Tes laboratorium

Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila

diperlukan.

Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah

(anemia).

Tes HIV dilakuka untuk mengetahui ibu hamil positif HIV, atau

negatif HIV. Bila ibu hamil positif HIV penanganan medis akan

dilakukan untuk mengurangi risiko penularan HIV kepada bayi dan

mencegah berkembangnya infeksi HIV menjadi lebih berat.

Tes sifilis untuk mengetahui ibu hamil mempunyai infeksi menular

seksual. Sifilis yang tidak ditangani dapat menyebabkan cacat berat

pada bayi, bahkan pada kasus yang lebih fatal, bayi bisa lahir dalam

keadaan meninggal.

ibu hamil perlu menjalani tes darah untuk mendeteksi virus hepatitis B

atau tes HbsAg sejak dini, dan mendapatkan pengobatan jika hasil

tesnya positif. Saat lahir, bayi dari ibu yang menderita hepatitis B

perlu mendapat imunisasi hepatitis B secepatnya (paling lambat 12

jam setelah lahir)

Tes pemeriksaan urine ( air kencing ).

9) Konseling dan penjelasan


28

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan

kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi

menyusu dini (IMD ), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif,

keluarga berencana dan imunisasi pada bayi.

Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu

hamil.

10) Tata laksana atau mendapatkan pengobatan

Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.

B. PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR ( BBL) UMUR 1 JAM

1. Persalinan

a. Persalinan

1) Pengertian

Persalinan adalah rangkaian dari ritme, kontraksi progresif pada

rahim yang biasanya memindahkan janin melalui bagian bawah

rahim (servik) dan saluran lahir (vagina) menuju dunia Luar

(Nugroho, 2014).

Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal jika

prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37

minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai dari

(inpartu)  sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan

pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya


29

plasenta secara lengkap. Ibu belum dikatakan inpartu jika kontraksi

uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (Manuba, 2010).

2) Tanda-tanda persalinan yaitu :

a) Terjadinya his persalinan, mempunyai ciri khas pinggang terasa

nyeri yang menjalar ke depan, sifatnya teratur, interval makin

pendek dan kekuatannya makin besar, mempunyai pengaruh

terhadap perubahan serviks, semakin beraktifitas kekuatan

makin bertambah.

b) Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda). Dengan his

persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan

pendataran dan pembukaan. Pembukaan menyebabkan lendir

yang terdapat pada kanalis servikalis lepas. Terjadi perdarahan

karena kapiler pembuluh darah pecah.

c) Pengeluaran cairan

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan

pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah

menjelang menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya

ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu

24 jam.

3) Sebab-sebab  mulainya  persalinan

Sebab mulainya persalinan belum diketaui secara pasti, baik faktor

yang memegang peranan dan bekerja sama sehingga terjadi


30

persalinan. Beberapa teori yang dikemukan sebagai penyebab

persalinan adalah :

a) Penurunan Kadar Progeteron

Menurunnya kadar progesteron pada akhir kehamilan memicu

timbulnya his dan menyebabkan membukannya servik uteri.

Blood show yang keluar akibat dilatasi servik ini merupakan

tanda kala I persalinan.

b) Teori Oksitoksin
Kadar oksitosin bertambah pada akhir kehamilan juga dapat

merangsang timbulnya kontaksi uterus.

(1) Keregangan otot-otot Rahim

Pada akhir kehamilan otot- otot rahim semakin meregang

karena diisi oleh janin yang berat dan ukurannya semakin

bertambah.

(2) Pengaruh janin

Hipotalamus, hipofise, dan kelenjar suprarenalis janin

merupakan pemicu terjadinya persalinan. Oleh karena itu

bayi anensepalus, kehamilanya sering lebih lama karena

tidak terbentuk hipotalamus.

c) Teori prostaglandin

Terjadinya peninngkatan prostaglandin pada akhir kehamilan


31

dan pada saat inpartu. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desi

dua dapat menimbulkan kontraksi myometrium.

Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus frankenhauser

yang terletak dibelakang servik oleh kepala janin akan memicu

timbulnya kontaksi uterus.

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan menyatakan bahwa,

persalinan ditentukan oleh 5 faktor “P” utama  yaitu :

a) Power (Tenaga atau kekuatan), yaitu his (kontraksi otot rahim),

kontraksi otot dinding perut atau kekuatan meneran, ketegangan

kontraksi ligamentum rotundum.

b) Passenger, yaitu keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/ berat

janin, ada/tidak kelainan), dan plasenta.

c) Passage, yaitu keadaan jalan lahir yang terdiri dari bagian keras

tulang panggul dan bagian lunak yaitu otot-otot jaringan, dan

ligament-ligament.

d) Psikologi, yaitu psikis ibu mempengaruhi proses persalinan

dimana psikis sangat mempengaruhi keadaan emosional ibu

dalam proses persalinan.

e) Penolong, yaitu penolong mempengaruhi proses persalinan

dimana persalinan yang ditolong oleh dokter / bidan yang

profesional.

5) Tahapan Persalinan ( JNPK-KR,2011 )

a) Kala 1
32

Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus

yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya)

sehingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala satu

persalinan terdiri atas dua fase,yaitu :

(1) Fase Laten

Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan

pembukaan serviks secara lengkap, berlangsung hingga

serviks membuka kurang dari 4cm dan pada umumnya fase

latin berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

(2) Fase Aktif

Berlangsung sekitar 6 jam, pembukaan serviks dari

4 sampai dengan 10 cm. Fase aktif dibagi menjadi 3 fase

lagi yaitu :

(a) Fase akselerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3cm

sampai 4cm yang dicapai dalam 2 jam.

(b) Fase dilatasi maksimal dari pembukaan 4cm sampai

9cm yang dicapai dalam 2 jam.

(c) Fase deselerasi ( kurangnya kecepatan ) dari

pembukaan 9 cm sampai 10 cm selama 2 jam.

b) Kala II

Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)

dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut

sebagai kala pengeluaran bayi. Tanda dan gejala kala dua di


33

antaranya: ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan

terjadinya kontraksi. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan

pada rektum dan vaginanya. Perineum menonjol, vulva vagina

dan sfingter ani membuka, meningkatnya pengeluaran lendir

bercampur darah.

c) Kala III

Menyatakan bahwa Manajemen Aktif Kala (MAK) III

terdiri dari pemberian suntik oksitosin dalam satu menit pertama

setelah bayi lahir dengan dosis 10 internasional unit (IU) serta

Intra Muskular (IM), melakukan peregangan tali pusat

terkendali dan masase fundus uteri selam 15 menit. Lepasnya

plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-

tanda seperti uterus menjadi bulat, uterus terdorong keatas

karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali pusat

bertambah panjang, terjadi perdarahan.

d) Kala IV

Kala IV dimaksudkan untuk melahirkan observasi karena

perdarahan pasca persalinan paling sering terjadi pada 2 jam

pertama. Observasi yang dilakukan adalah tingkat kesadaran

penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, terjadi

perdarahan. Selama kala IV, petugas harus memantau ibu setiap

15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua

setelah persalinan.
34

6) Mekanisme persalinan (Sarwono, 2011)

a) Engagement

Kepala dikatakan telah menancap (engager) pada pintu atas

panggul apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas

panggul. Pada nulipara,hal ini terjadi sebelum persalinan aktif

dimulai karena otot-otot abdomen masih tegang sehingga bagian

presentasi terdorong kedalam panggul. Pada multipara yang otot-

otot abdomennya lebih kendur kepala seringkali tetap dapat

digerakkan diatas permukaan panggul sampai persalinan dimulai

b) Descent (penurunan)

Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II

persalinan, disebabkan kerena adanya kontraksi dan retraksi dari

segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus

pada bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi

dari segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan dan dilatasi

serviks. Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong kedalam jalan

lahir. Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan

intra uterin,kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-otot

abdomen, kontraksi diafragma dan melurusnya badan anak.

c) Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-

ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan

dari bertambahnya fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih


35

kecil melalui jalan lahir, diameter suboksipito-bregmatika

(9,5cm). Fleksi ini disebabkan karena anak di dorong maju dan

sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul,

serviks, dinding panggul atau dasar panggul.

d) Putar paksi dalam

Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan

memutar ke depan ke bawah simfisis. Putaran paksi dalam mutlak

perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan

suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk

jalan lahir khususnya untuk bidan tengah dan pintu bawah

panggul.

e) Ekstensi

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar

panggul, terjadilah ekstensi dari kepala. Hal ini disebabkan karena

sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan

atas, sehingga kepala harus mengadakan eksitensi untuk

melaluinya. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu

mendesaknya ke bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar

panggul yang menolaknya ke atas. Setelah suboksiput tertahan

pada pinggir bawah simfisis maka yang dapat maju karena

kekuatan tersebut di atas bagian yang berhadapan dengan

suboksiput, maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas


36

perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya

dagu dengan gerakan ekstensi.

f) Putar paksi luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali

kearah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher

yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut

putaran restirusi. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang

kepala berhadapan dengan tuber ishiadikum sepihak. Gerakan

yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan

disebabkan karena ukuran bahu menempatan diri dalam diameter

anteroposterior dari pintu bawah panggul.

g) Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah

simfisis dan menjadi hipomoklion untuk melahirkan bahu

belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya

seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

b. Evidence Based

Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara

berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan,

eklamsia, sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah.

Melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapaa negara berkembang


37

dan hampir semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan

dan kematiaan ibu ke tingkat yang sangat rendah.

Asuhan kesehatan ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus pada :

1) Keluarga Berencana

Membantu para ibu dan suaminya merencanakan kehamilan yang

diinginkan.

2) Asuhan antenatal terfokus

Memantau perkembangaan kehamilan mengenali gejala dan tanda

baahaya menyiapkaan persalina dan kesediaan menghadapi

komplikasi.

3) Asuhan pasca keguguran

Menatalaksanakan gawat darurat keguguran dan komplikasinya serta

tanggap terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi

lainnya.

4) Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi.

Kajian dan bukti ilmiah menunjukan bahwa asuhaan persalinan

bersih, aman dan tepat waktu merupakan salaah saatu upaya efektif

untuk mencegah terjadinya kesakitan dan kematian.

5) Penatalaksanaan

Komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan setelah persalinan.

Dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu, perlu

diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk

menatalaksanakan komplikasi pada jenjang pelayanan tertentu.


38

Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi dan ketersediaan

sarana pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan

penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berbeda

menurut derajat, keadaan dan tempat terjadinya. Fokus asuhan

persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah

terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari

menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi,menjadi

pencegahan komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta

pencegahan komplikasi selama dan pasca persalinan terbukti mampu

mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir.

c. Asuhan kebidanan pada Pesalinan

Menurut (Sarwono Prawirahardjo, 2014 )

1) Data Subjektif

Data subyektif adalah data yang didapat dari klien sebagai pendapat

terhadap suatu siuasi dan kejadian(marmi,2011).

a) Ibu mengatakan hamil anak pertama dan tidak pernah keguguran

b) Terakhir kali haid

c) Nyeri perut tembus kebelakang disertai pelepasan lendir serta

nyeri hilang timbul.

d) Ibu mengatakan tidak pernah sakit jantung, diabetes melitus,

asma dan penyakit menular seksual.

2) Data Obyektif

Data yang diobservasi dan diukur oleh bidan (marmi, 2011).


39

a) Pemeriksaan umum yaitu keadaan umum, kesadaran, tanda-

tanda vital ( tekanan darah, suhu, nadi, respirasi dan berat badan

b) Pemeriksaan khusus obstertic

(1) Abdomen

(a) Inspeksi : perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada

pembesaran, ada luka bekas operasi atau tidak, striae

gravidarum, linea nigra, atau alba (Manuaba 2011)

(b) Palpasi

Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri

dan bagian janin apa yang terdapat di

fundus.(Marni,2011)

Leopold II : Untuk menentukan letak punggung

janin dapat digunakan untuk

mendengar detak jantung.

Leopold III : Untuk mengetahui bagian terbawah

janin, bokong atau kepala.

Leopold IV : Untuk mengetahui apakah bagian

terbawah janin sudah masuk PAP atau

belum.

(c) Auskultasi : Denyut jantung janin (DJJ) terdengar

menunjukan bahwa janin hidup dan tanda pasti kehamilan.

Frekuensi di atas 120-160x/menit keterangan denyut jantung


40

janin menunjukan keseimbangan asam basa atau kurang O 2

pada janin (Manuaba,2011).

(2) Genetalia

Pemeriksaan pada vulva dan perinium untuk mengetahui ada

atau tidaknya varices, kondiloma, oedema, kelainan lain, bekas

episiotomi, portio, ketuban, pembukaan, presentasi kepala,

molase, penurunan kepala, kesan panggul. (Manuaba 2011).

3) Analisa

Kesimpulan yang dibuat untuk mengambil suatu diagnosa

berdasarkan data subjektif dan data objektif.

Contoh analisa : G1 P0 A0 AH0 UK 37-40 minggu, tunggal hidup,

presentasi kepala, intra uteri, inpartu kala I fase laten/aktif.

4) Penatalaksanaan

Prosedur Asuhan Persalinan Normal normal 60 langkah antara lain.

a) Mengenali tanda dan gejala kala II

(1) Mendengarkan dan melihat adanya tanda-tanda persalinan

kala dua. Ibu merasa dorongan kuat untuk meneran,ibu

merasakan tekanan yang semakin meningkat pada

rektum/vaginanya, perineum menonjol, vulva vagina dan

singfester ani membuka

b) Menyiapkan pertolongan persalinan

(2) Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan

esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksanaan


41

komplikasi ibu dan BBL. Untuk asfiksia tempat datar, keras,

2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt

dengan jarak 60cm dari tubuh bayi. Menggelar kain diatas

perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi,

menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali

pakai dalam partus set.

(3) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

(4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku.

Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang

mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali

pakai/pribadi yang bersih.

(5) Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril

untuk semua pemeriksaan dalam.

(6) Masukan oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan

memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi/steril.

c) Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik

(7) Membersihkan vulva, perineum, menyekanya dengan hati-

hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau

kasa yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi. Jika

mulut vagina, perineum dan anus terkontaminasi oleh

kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara

menyeka dari depan kebelakang. Membuang kapas atau kasa


42

yang terkontaminasi kedalam wadah yang benar,mengganti

sarung tangan jik terkontaminasi.

(8) Dengan menggunakan teknik antiseptik, melakukan

pemeriksaan dalam untuk memstikan bahwa serviks sudah

lengkap,bila selaput ketuban belum pecah,sedangkan

pembukaan sudah lengkap lakukan amniotomi.

(9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan

tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam

larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam

keadaan terbalik serta merendamnya dalam larutan klorin

0,5% selama 10 menit, mencuci tangan.

(10) Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk

memastikan bahwa DJJ dalam keadaan baik dan semua

hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya di catat pada

partograf.

d) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan

meneran

(11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik. Membantu ibu dalam posisi yang nyaman

sesuai keinginannya, menunggu hingga ibu mempunyai

keinginan untuk meneran. Melanjutkan pemantauan

kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan

pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan


43

temuan-temuan,menjelaskan kepada anggota bagaimana

mereka dapat mendukung dan memberi semngat kepada

ibu saat ibu mulai meneran.

(12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu

meneran.

(13) Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa

ada dorongan untuk meneran. Bimbing ibu agar dapat

meneran secara benar dan efektif. Dukung dan beri

semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran

apabila caranya tidak sesuai. Bantu ibu mengambil posisi

yang nyaman sesuai pilihannya.Anjurkan ibu untuk

istirahat diantara kontraksi. Anjurkan keluarga untuk

memberi semangat pada ibu. Berikan cukup asupan cairan.

Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai. Segera rujuk

bila bayi tidak lahir setelah 2 jam meneran (primigravida)

atau 1 jam meneran (multigravida).

(14) Anjurkan pada ibu untuk berjalan,berjongkok atau

mengambil posisi yang nyaman. Jika ibu belum merasa

ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

(15) Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut

ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan

diameter 5-6cm.
44

(16) Letakan kain bersih yang diletakan 1/3 bagian di bawah

bokong ibu.

(17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali

perlengkapan alat dan bahan.

(18) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

e) Persiapan pertolongan kelahiran bayi

(19) Setelah tampak kepala bayi diameter 5 - 6cm membuka

vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang

dilapisi kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan

kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu

lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan

atau bernafas cepat dan dangkal. Dengan lembut, menyeka

muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang

bersih.

(20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil

tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan segera

lanjutkan proses kelahiran bayi.

(21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi

luar secara spontan.

(22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,pegang

secara biparietal. Menganjurkan ibu meneran saat

kontraksi berikutnya dengan lembut menariknya ke arah

bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di


45

bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik

ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu

posterior.

(23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan

mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah

perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior

lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran dan

tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan

bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat

dilahirkan.

(24) Setelah tubuh dan tangan lahir, menelusurkan tangan yang

ada di atas dari punggung ke arah kaki bayi untuk

menyangganya saat punggung dan kaki lahir memegang

kedua mata kaki bayi, dengan hati-hati membantu

kelahiran bayi.

f) Penanganan bayi baru lahir

(25) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), apakah bayi

menangis kuat atau bernafas tanpa kesulitan, apakah bayi

bergerak kesulitan. Jika bayi tidak bernafas,tidak

menangis lakukan resusitasi, kemudian meletakkan bayi

di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih

rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek,

meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan


46

(26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan

handuk dan biarkan kontak kulit ibu dan bayi. Lakukan

penyuntikan oksitosin/IM

(27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3cm dari

pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari

klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2cm dari

klem pertama (ke arah ibu).

(28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi

dari gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem

tersebut.

(29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah, dan

menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih

dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali

pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas,

ambil tindakan yang sesuai

(30) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu

untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI

g) Oksitosin

(31) Meletakkan kain yang bersih dan kering, melakukan palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi

kedua.
47

(32) Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik

(33) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitosin 10 unit Imdi gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu

bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

h) Penegangan tali pusat terkendali

(34) Memindahkan klem pada tali pusat

(35) Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,

tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk

melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.

Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain

(36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah

uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-

hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri.

Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan

penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi

berikut mulai. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu

atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan

puting susu.

i) Mengeluarkan plasenta

(37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,


48

mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan

berlawanan arah pada uterus. Jika tali pusat bertambah

panjang, pindahkan klem hingga berjarak 5-10cm dari vulva.

Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali

pusat selama 15 menit: mengulangi pemberian oksitosin 10

unit IM, menilai kandung kemih dan dilakukan katerisasi

kandung kemih dengan menngunakan teknik aseptik jika

perlu. Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

Melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit

berikutnya, merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu

30 menit sejak kelahiran bayi

(38) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan

kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan.

Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati

memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan

lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut. Jika

selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disenfeksi

tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina daan serviks

ibu dengan seksama menggunakan jari-jari tangan atau klem

atau forseps disenfeksi tingkat tinggi atau steril untuk

melepaskan bagian selaput yang tertinggal.

j) Pemijatan Uterus
49

(39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan

melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut

hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

k) Menilai Perdarahan

(40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu

maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa

plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan

plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus. Jika

uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama

15 detik mengambil tindakan yang sesuai.

(41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalaami perdarahan aktif.

l) Melakukan Prosedur Pascapersalinan

(42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi

dengan baik

(43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke

dalam larutan klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang

masih bersarung tangan tersebut dengan air disenfeksi tingkat

tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan

kering.
50

(44) Menempatkan klem tali pusat disenfeksi tingkat tinggi atau

steril atau mengikatkan tali disenfeksi tingkat tinggi dengan

simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

(45) Mengikat satu lagi simpul di bagian pusat yang bersebrangan

dengan simpul mati yang pertama.

(46) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan

clorin 0,5%.

(47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

(48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI

(49) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam

(a) 1 kali dalam 15 menit pada jam pertama pasca

persalinan

(b) 1 kali dalam 30 menit pada jam kedua pasca persalinan

(c) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan

perawatan yang sesuai untuk menatalaksana antonia uteri

(d) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan,

lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan

menggunakan teknik yang sesuai.

(50) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan

masase uterus dan memeriksa kontaraksi uterus

(51) Mengevaluasi kehilangan darah


51

(52) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaaan kandung kemih

setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalina dan

setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.

Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua

jam pertama pascapersalinan.Melakukan tindakan yang

sesuai untuk temuan yang tidak normal

m) Kebersihan dan Keamanan

(53) Menempatkan semua peralatan di dalam larutan clorin 0,5%

untuk didekontaminasi (10 menit).Mencuci dan membilas

peralatan setelah dekontaminasi

(54) Membuang bahan- bahan yang terkontamiinasi ke dalam

tempat sampah yang sesuai.

(55) Memebersihkan ibu dengan menggunakan air disenfeksi

tingkat tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan

darah. Membantu ibu memakai pakian yang bersih dan

kering

(56) Memastikan bahwa ibu nyaman. Memebantu ibu memberikan

ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu

minuman dan makanan yang diinginkan.

(57) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.


52

(58) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

(59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

n) Dokumentasi

(60) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

2. Bayi Baru Lahir umur 1 Jam

a. Bayi Baru Lahir 1 jam

1) Pengertian BBL

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa melalui alat, pada usia

kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan

berat badan 2500 – 4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat

bawaan (Yulianti, 2010).

Bayi baru lahir normal adalah Asuhan yang diberikan pada

bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran (Sarwono

Prawirohardjo, 2011)

2) Ciri-ciri BBL Normal (Yulianti, 2010)

Ciri-ciri BBL Normal yaitu :

a) Berat badan 2500-4000 gram

b) Panjang badan lahir 48-52 cm

c) Nilai AS 7-10

d) LIDA 30-38 cm
53

e) LIKA 33-35 cm

f) Bunyi jantung dalam menit pertama 180x/menit,kemudian

menurun 120x/menit.

g) Pernapasan pada menit pertama cepat 80x/menit kemudian

menurun 40x/menit.

h) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan

cukup terbentuk dan diliputi vernik caseosa

i) Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya

telah sempurna.

j) Genetalia ( P ) : labia mayora sudah menutupi labia minora


( L ) : testis sudah turun ke scrotum

k) Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

l) Reflek morro sudah baik, bila dikagetkan akan

memperlihatkan gerakan seperti memeluk.

m) Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda

di atas telapak tangan bayi akan menggenggam

n) Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam

24 jam pertama mekonium berwarna hitam kecoklatan.

3) Perubahan yang terjadi pada Bayi Baru Lahir

Perubahan yang terjadi pada Bayi Baru Lahir, yaitu :

a) Perubahan metabolisme karbohidrat dalam waktu 2 jam

setelah lahir bayi akan terjadi penurunan kadar gula darah

untuk menambah energi pada jam pertama setelah bayi

diambil dari metabolisme asam lemak


54

b) Perubahan suhu tubuh

Ketika bayi baru lahir, bayi berada dalam satu lingkungan

yang lebih rendah dari suhu didalam rahim ibu,akibatnya

metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan O2 juga

c) Perubahan pernapasan

Selama dalam uterus janin mendapatkan O2 dari plasenta,

setelah lahir melalui paru-paru bayi

d) Perubahan sirkulasi

Dengan berkembangnya paru, tekanan O2 meningkat

CO2 menurun mengakibatkan resistensi pembuluh darah

sehingga aliran darah meningkat hal ini menyebabkan

darah dalam uterus pulmonalis mengalir ke paru dan

duktus arteriesus menutup

e) Perubahan alat pencernaan, hati, ginjal mulai berfungsi

4) Penanganan BBL

Penanganan Bayi Baru Lahir yaitu :

a) Mencegah pelepasan panas yang berlebihan

Bayi baru lahir dapat mengalami kehilangan panas

tubuhnya melalui proses konveksi, konduksi, evaporasi

dan radiasi

(1) Konduksi adalah proses hilangnya panas tubuh

melalui kontak langsung dengan benda- benda yang

mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi.


55

(2) Konveksi adalah proses hilangnya panas melalui

kontak dengan udara yang dingin disekitarnya,

misalnya saat bayi berada di ruangan terbuka dimana

angin secara langsung mengenai tubuhnya.

(3) Evaporasi adalah proses hilangnya panas tubuh bayi

bila bayi berada dalam keadaan basah, misalnya bila

bayi tidak segera dikeringkan, setelah proses

kelahirannya atau setelah mandi

(4) Radiasi adalah proses hilangnya panas tubuh bila

bayi diletakkan dekat dengan benda- benda yang

lebih rendah suhunya dari suhu tubuhnya.

b) Cara mencegah hilangnya panas dari tubuh bayi

Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban atau

cairan lain dengan kain hangat dan kering untuk

mencegah terjadinya hipotermi. Selimuti bayi dengan

kain kering terutama bagian kepala. Ganti handuk atau

kain yang basah. Jangan menimbang bayi dalam keadaan

tidak berpakian. Jangan memandikan setidak-tidaknya 6

jam setelah persalinan. Letakkan bayi pada lingkungan

yang hangat.

c) Bebaskan atau bersihkan jalan nafas

Bersihkan jalan nafas bayi dengan cara mengusap

mukanya dengan kain atau kapas yang bersih dari lendir


56

segera setelah kepala lahir. Jika bayi lahir bernafas

spontan atau segera menangis, jangan lakukan

penghisapan rutin pada jalan nafasnya.

d) Rangsangan taktil

Mengeringkan tubuh bayi pada dasarnya merupakan

tindakan rangsangan pada bayi dan mengeringkan tubuh

bayi cukup merangsang upaya bernafas.

e) Laktasi

Laktasi merupakan bagian dari rawat gabung,setelah

bayi dibersihkan, segera lakukan kontak dini agar bayi

mulai mendapat ASI. Dengan kontak dini dan laktasi

bertujuan untuk melatih refleks hisap bayi, membina

hubungan psikologis ibu dan anak, membantu kontraksi

uterus melalui rangsangan pada puting susu, memberi

ketenangan pada ibu dan perlindungan bagi bayinya serta

mencegah panas yang berlebihan pada bayi.

f) Mencegah  infeksi  pada  mata

Berikan tetes mata atau salep mata antibiotik 2 jam

pertama setelah proses kelahiran.

g) Identifikasi bayi

Dengan membuat dan memeriksa catatan mengenai jam dan

tanggal kelahiran bayi, jenis kelamin dan pemeriksaan

tentang cacat bawaan. Selain itu identifikasi dilakukan


57

dengan memasang gelang identitas pada bayi dan gelang ini

tidak boleh lepas sampai penyerahan bayi.

h) Penilaian BBL

Penilaian bayi baru lahir dilakukan dengan

menggunakan sistem penilaian Apgar. Dalam melakukan

pertolongan persalinan merupakan kewajiban untuk

melakukan : Pencatatan (jam dan tanggal kelahiran, jenis

kelamin bayi, pemeriksaan tentang cacat bawaan).

Identifikasi bayi (rawat gabung, identifikasi sangat penting

untuk menghindari bayi tertukar, gelang identitas tidak

boleh dilepaskan sampai penyerahan bayi).  Pemeriksaan

ulang setelah 24 jam pertama sangat penting dengan

pertimbangan pemeriksaan saat lahir belum sempurna

Tabel 2.4 Penilaian Secara Apgar

Tampilan 0 1 2
Badan merah,
Appearance Seluruh tubuh
A Pucat ekstremitas
(warna kulit) kemerah-merahan
biru
Pulse rate Kurang dari Lebih dari 100
P Tidak ada
(frekuensi nadi) 100 x/menit x/menit
Grimace  (reaksi Sedikit gerak
G terhadap Tidak ada mimik, Batuk dan bersin
rangsangan) menyeringai
Ekstremitas
Activity
A Tidak ada dalam sedikit Gerakan aktif
(tonus otot)
fleksi
Resfiration  Lemah/tidak Baik / menangis
R Tidak ada
(pernafasan) teratur kuat

Keterangan :

(1) Asfiksia berat     : Jumlah nilai 0 sampai 3


58

(2) Asfiksia sedang  : Jumlah nilai 4 sampai 6

(3) Vigerious baby   : Jumlah nilai 7 sampai.

5) Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir

Tanda bahaya pada bayi baru lahir yakni: Sesak nafas, frekuensi

pernafasan 60 kali/menit, gerak retraksi di dada, malas minum

(menyusu), panas atau suhu tubuh badan bayi rendah, sianosis

sentral (lidah biru), perut kembung, periode apnu, kejang/periode

kejang-kejang kecil, merintih, perdarahan tali pusat, sangat kuning.

b. Evidance Based

Menurut (Asrinah, dkk.2010)

1) Memulai pemberian ASI dini dan ekslusif

Berdasarkan evidence based yang up to date, upaya untuk

peningkatan sumber daya manusia antara lain dengan jalan

memberikan ASI sedini mungkin (IMD) yang dimaksudkan untuk

meningkatkan kesehatan dan gizi bayi baru lahir yang akhirnya

bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). Inisiasi

Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah

dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya

sendiri (tidak disodorkan ke puting susu).

2) Baby friendly

Baby friendly atau dikenal dengan baby friendly initiative

(Inisiasi sayang bayi) adalah suatu prakarsa internasional yang


59

didirikan oleh WHO/UNICEF pada tahun 1991 untuk

mempromosikan, melindungi dan mendukung inisiasi dan

kelanjutan menyusui. Program ini mendorong rumah sakit dan

fasilitas bersalin yang menawarkan tingkat optimal perawatan untuk

ibu dan bayi. Sebuah fasilitas baby friendly hospital/ maternity

berfokus pada kebutuhan bayi dan memberdayakan ibu untuk

memberikan bayi mereka awal kehidupan yang baik. Dalam istilah

praaktis, rumah sakit sayang bayi mendorong dan membantu wanita

untuk sukses memulai dan terus menyusui bayi mereka dan akan

menerima penghargaan khusus karena telah melakukannya. Sejak

awal program, lebih dari 18.000 rumah sakit di seluruh dunia telah

menerapkan program baby friendly. Negara –negara industri seperti

Australia, Denmark, Finlandia, Jerman, Jepang, Belanda,

Norwegia, Spanyol, Swiss, Swedia, Inggris dan Amerika Serikat

telah resmi ditetapkan sebagai rumah sakit sayang bayi.

3) Regulasi suhu bayi baru lahir dengan kontak kulit ke kulit

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya,sehingga

akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari

dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi.

Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit pada

lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme

menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk

mendapatkan kembali panas tubuhnya. Kontak kulit bayi dengan


60

ibu dengan perawatan metode kangguru dapat mempertahankan

suhu bayi dan mencegah bayi kedinginan/hipotermi. Keuntungan

cara perawataan bayi dengan metode ini selain bisa memberikan

kehangatan, bayi juga akan lebih sering menetek, banyak tidur,

tidak rewel dan kenaikan berat badan bayi lebih cepat. Ibu pun akan

merasa lebih dekat dengan bayi bahkan ibu bisa tetap beraktivitas

sambil menggendong bayinya. ( Rochmah dkk, 2012 )

4) Perawatan tali pusat

Saat bayi dilahirkan, tali pusat (umbilikal) yang menghubungkanny

a dan plasenta ibunya akan dipotong meski tidak semuanya. Tali

pusat yang melekat di perut bayi, akan disisakan beberapa senti.

Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan

mengering, lalu terlepas dengan sendirinya.

Agar tidak menimbulkan infeksi, sisa potongan tadi harus

dirawat dengan benar. Cara merawatnya adalah sebagai berikut:

a) Saat memandikan bayi, usahakan tidak menarik tali pusat.

Membersihkan tali pusat saat bayi tidak berada di dalam bak air.

Hindari waktu yang lama bayi di air karena bisa menyebabkan

hipotermi.

b) Setelah mandi, utamakan mengerjakan perawatan tali pusat

terlebih dahulu.

c) Perawatan sehari-hari cukup dibungkus dengan kasa steril

kering tanpa diolesi dengan alkohol. Jangan pakai betadine


61

karena yodium yang terkandung di dalamnya dapat masuk ke

dalam peredaran darah bayi dan menyebabkan gangguan

pertumbuhan kelenjar gondok.

d) Jangan mengolesi tali pusat dengan ramuan atau menaburi

bedak karena dapat menjadi media yang baik bagi tumbuhnya

kuman.

e) Tetaplah rawat tali pusat dengan membiarkan tali pusat terbuka

dan tidak menutupnya hingga tali pusat lepas secara sempurna.

5) Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan

dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun

individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,

kilogram), ukuran panjang (cm, meter). Sedangkan perkembangan

(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.

Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita adalah

rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir yang dilakukan

setiap hari untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran,

penglihatan perabaan, pembauan, dan pengecapan). Selain itu harus

pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari,

mengajak berkomunikasi serta merangsang perasaan yang

menyenangkan dan pikiran bayi dan balita. Rangsangan yang


62

dilakukan sejak lahir, terus menerus, bervariasi dengan suasana

bermain dan kasih sayang akan memicu kecerdasan anak. Stimulasi

dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi dengan bayi atau

balita setiap hari, terus-menerus, bervariasi, dan disesuaikan dengan

umur perkembangan kemampuannya. Stimulasi juga harus

dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan kegembiraan

antara pengasuh dan bayi/ balitanya. Jangan memberikan stimulasi

yang terburu-buru dan tidak memperhatikan minat atau keinginan

bayi/ balita, atau bayi sedang mengantuk, bosan atau ingin bermain

yang lain. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal, maka tanpa

disadari pengasuhjustru memberikan rangsangan emosional yang

negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan

pengasuh merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan

ditiru atau justru menimbulkan ketakutan bagi bayi / balitanya.

(Sodikin, 2009)

c. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir umur 1 Jam

1) Subjektif

Informasi atau data yang diperoleh dari apa yang dikatakan oleh

keluarga klien. Misalnya perasaan ibu setelah melahirkan, frekuensi

BAK dan BAB bayi dalam 1 jam pertama, dan kuat atau lemahnya

isapan bayi saat di susui.

2) Objektif
63

Data yang dari hasil observasi melalui pemeriksaan umum,

pemeriksaan antropometri, dan pemeriksaan fisik pada BBL umur 1

jam.

3) Analisa

Kesimpulan yang dibuat untuk mengambil suatu diagnosa

berdasarkan data subjektif dan data objektif.

Contoh : Bayi baru lahir normal usia 1 jam

4) Penatalaksanaan

Asuhan kebidanan pada Bayi baru lahir umur satu jam menurut

(JNPK-KR, 2011) yaitu :

a) Pencegahan infeksi

BBL sangat rentan terhadap infeksi mikrooganisme yang

terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun

beberapa saat setelah lahir. Oleh karena itu dalam asuhan BBL

pastikan tangan, semua peralatan dan pakaian dalam keadaan

bersih.

b) Penilaian segera setelah lahir

Penilaian meliputi apakah bayi cukup bulan, apakah air ketuban

jernih dan tidak bercampur mekonium, apakah bayi menangis

atau bernafas, apakah tonus otot bayi baik.

c) Pencegahan kehilangan panas

BBL dapat mengalami kehilangan panas tubuhnya melalui proses

konduksi, konveksi, evaporasi dan radiasi. Segera setelah bayi


64

lahir upayakan untuk mencegah hilangnya panas dari tubuh bayi,

hal ini dapat dilakukan dengan cara mengeringkan tubuh bayi,

selimuti bayi terutama bagian kepala dengan kain yang kering,

jangan mandikan bayi sebelum suhu tubuhnya stabil, yaitu 6 jam

setelah bayi lahir, lingkungan yang hangat.

d) Asuhan tali pusat

Setelah tali pusat dipotong dan diikat, biarkan tali pusat tetap

dalam keadaan terbuka tanpa mengoleskan cairan atau bahan

apapun ke puntung tali pusat. Mengoleskan alkohol atau povidon

iodin masih diperbolehkan, tetapi tidak dikompreskan karena

akan menyebabkan tali pusat basah dan lembab. Jika tali pusat

basah atau kotor bersihkan menggunakan air DTT dan sabun

kemudian segera dikeringkan dengan kain atau handuk bersih.

Apabila tali pusat berdarah, bernanah, kemerahan yang meluas

dan berbau maka segera ke pelayanan kesehatan untuk segera

ditangani.

e) Inisiasi Menyusui Dini

Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera

setelah lahir selama kurang lebih 1 jam. Bayi harus menggunakan

naluri alamiahnya untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini.

f) Manajemen laktasi

Memberikan ASI dini akan membina ikatan emosional dan

kehangatan ibu dan bayi. Manajemen laktasi meliputi masa


65

antenatal, segera setelah bayi lahir, masa neonatal dan masa

menyusui selanjutnya.

g) Pencegahan infeksi mata

Pencegahan infeksi tersebut menggunakan antibiotika eritromisin 

1%. Salep antibiotika harus tepat diberikan pada waktu satu jam

setelah kelahiran.

h) Pemberian vitamin K1

Pemberian K1  diberikan secara injeksi IM setelah kontak kulit ke

kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL

akibat defisiensi vitamin K yang dialami sebagian BBL.

i) Pemberian imunisasi Hb0

Imunisasi hepatitis B bermafaat untuk mencegah infeksi hepatitis

B terhadap bayi, terutama jalur penularan melalui ibu

kepada bayi. Imunisasi ini diberikan 1 jam setelah pemberian

vitamin K1, pada saat bayi baru berumur 2 jam.

j) Pemeriksaan BBL

Pemeriksaan BBL dapat dilakukan 1 jam setelah kontak kulit ke

kulit. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan antropometri.

C. BAYI

1. Bayi umur 1 jam sampai dengan 40 hari

a. Pengertian
66

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa melalui alat, pada usia

kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat

badan 2500 – 4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan

(Yulianti, 2010).

Bayi baru lahir normal adalah Asuhan yang diberikan pada bayi

tersebut selama jam pertama setelah kelahiran (Sarwono

Prawirohardjo, 2011).

b. Tanda-Tanda Yang Harus Diwaspadai Pada BBL

1) Pernapasan: sulit atau lebih dari 60x/menit

2) Kehangatan: terlalu panas (>38c) atau terlalu dingin (<36C)

3) Warna: kuning (terutama pada 24 jam pertama) biru atau pucat,

memar

4) Pemberian makan: hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak

muntah

5) Tali pusat: merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah

6) Infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan atau

nanah, bau busuk, pernapasan sulit

7) Tinja/ kemih: tidak berkemih dalam 24 jam,tinja lembek, sering,

hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja

8) Aktivitas: menggigil atau tangis tidak biasa,sangat mudah

tersinggung, lemah, mudah mengantuk, lunglai, kejang, kejang

halus, tidak bisa tenang, menangis terus-menerus.


67

c. Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir

Perubahan-perubahan yang terjadi pada Bayi Baru Lahir yaitu :

1) Perubahan metabolisme karbohidrat dalam waktu 2 jam

setelah lahir bayi akan terjadi penurunan kadar gula darah

untuk menambah energi pada jam pertama setelah bayi

diambil dari metabolisme asam lemak.

2) Perubahan suhu tubuh

Ketika bayi baru lahir, bayi berada dalam satu lingkungan

yang lebih rendah dari suhu didalam rahim ibu, akibatnya

metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan O2 juga

3) Perubahan pernapasan

Selama dalam uterus janin mendapatkan O2 dari plasenta,

setelah lahir melalui paru-paru bayi

4) Perubahan sirkulasi

Dengan berkembangnya paru, tekanan O2 meningkat CO2

menurun mengakibatkan resistensi pembuluh darah sehingga

aliran darah meningkat hal ini menyebabkan darah dalam

uterus pulmonalis mengalir ke paru dan duktus arteriesus

menutup

5) Perubahan alat pencernaan, hati, ginjal mulai berfungsi.

2. Asuhan kebidanan pada Bayi baru lahir umur satu jam sampai 40

hari

a. Data Subjektif
68

Informasi atau data yang diperoleh dari apa yang dikatakan

oleh keluarga klien, misalnya perasaan ibu setelah melahirkan,

frekuensi BAK dan BAB bayi dalam 1 jam sampai 40 hari,

dan kuat atau lemahnya isapan bayi saat di susui saat

melakukan kunjungan ulang.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan umum : Keadaan umum baik,sedang,lemah.

Kesadaran sebagai composimentis, apatis, somnolen, spoor,

delirium.

2) Tanda vital, meliputi : pernapasan, suhu, denyut jantung

3) Pemeriksaan fisik sistematis (mata, abdomen, kulit,

genetalia, anus ).

c. Analisa

Kesimpulan yang dibuat untuk mengambil suatu diagnosa

berdasarkan data subjektif dan data objektif.

Contoh : BBL normal umur 1 hari

d. Penatalaksanaan

1) Menjaga dan mempertahankan kehangatan

2) Menganjurkan kepada ibu untuk memberi ASI ekslusif

kepada bayi tanpa makanan tambahan

3) Mengobservasi tanda-tanda vital

4) Melakukan perawatan tali pusat


69

5) Menjelaskan tentang perawatan bayi dan tanda bahaya

pada bayi

6) Menjelaskan macam-macam imunisasi

D. Nifas

Meliputi adaptasi masa nifas, adaptasi perubaahan fisik masa nifas, laktasi,

terdiri dari :

1. Nifas dini

a. Pengertian Masa Nifas (Puerperium)

Masa nifas dimulai setelah lahir dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung

kira-kira 6 minggu (APN, 2010).

Masa Nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika

organ-organ reproduksi kembali seperti semula dan berlangsung kira-

kira 6 minggu (Saifuddin, 2012).

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun

psikologik.

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati, atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi,

KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan

bayi sehat.
70

4) Memberikan pelayanan KB.

c. Perubahan Fisologis yang Terjadi pada Masa Nifas

1) Perubahan pada uterus

Terjadi kontraksi yang meningkat setelah bayi keluar.Hal yang

menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan sehingga jaringan

perlekatan antara plasenta dan dinding uterus mengalami nekrosis

dan lepas.

Ukuran uterus kembali mengecil kembali setelah 2 hari pasca

persalinan, setinggi sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk

panggul, setelah 4 mingggu kembali pada ukuran sebelum hamil.

Jika sampai 2 minggu postpartum uterus belum masuk panggul

dicurigai adanya subinvolusi hal ini dapat disebabkan oleh infeksi

atau perdarahan lanjut (late postpartum haemorrage). Jika terjadi

subinvolusi dengan kecuragaan infeksi, diberikan antibioka.

Untuk memperbaiki kontraksi uterus dapat diberikan

uterotonika (ergometrin maleat), namun ergometrin mempunyai

efek samping menghambat produksi laktasi karena menghambat

produksi prolaktin tetapi uterus akan mengalami pengecilan secara

berangsur-angsur sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.

Tabel 2.5 Perubahan Tinggi Fundus Uteri dan Berat uterus

Menurut Masa Involusi

Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus


Bayi baru lahir Setinggi pusat 1000 gr
Uri lahir Dua jari dibawah pusat 750 gr
71

1 minggu Pertengahan pusat- 500 gr


sympisis
2 minggu Bertambah kecil 350 gr
6 minggu Sebesar normal 50 gr
8 minggu 30 gr

2) Serviks

Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti

corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak

kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi

lahir, tangan masih biasa masuk rongga rahim, setelah 2 jam

dapat dilalui oleh 2-3 jari, dan setelah 7 hari hanya dapat

dilalui 1 jari.

3) Ligamen-ligamen.

Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu

persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi

mengecil dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh

kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligmentum rotundum

menjadi kendor.

4) Vagina dan Perineum

a) Vagina

Pada minggu ketiga, vagina akan mengecil dan timbul

rugae (lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali.

Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka

perineum tidak sering dijumpai. Mungkin ditemukan setelah

persalinan, tetapi juga sering terjadi akibat ektraksi cunam,


72

terlebih apabila kepala janin harus diputar. Robekan terdapat

pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan

spekulum.

b) Perubahan pada Perineum

Terjadinya robekan perineum pada hampir semua persalinan

pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya.

Robekan perineum umunya terjadi digaris tangan dan bisa

menjadi luas apabila kepala janin lahir terlebih dahulu dan

terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasanya,

kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran

yang lebih besar dari sirkumferensia suboksipito bregmatika.

5) Sistem Pencernaan

Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan, hal ini

umumnya disebabkan karena makanan padat dan kurangnya

berserat selama persalinan. Disamping itu rasa takut buang air besar

sehubung dengan jahitan perineum jangan sampai lepas dan juga

takut akan rasa nyeri.

Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan.

Bilamana masih juga terjadi konstipasi dan BAB mungkin keras

dapat diberikan obat laksan per oral atau rektal, bila masih juga

belum berhasil dilakukan klisma/enema.

6) Sistem Perkemihan
73

Saluran Kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu,

tergantung pada :

a) Keadaan atau status sebelum persalinan

b) Lamanya partus kala II dilalui

c) Besarnya tekanan kepala janin yang menekan pada saat

persalinan

7) Sistem Muskuloskeletal atau Diatesis Rectie Abdominalis

a) Diatesis

Setiap wanita nifas memiliki derajat diatesis/konstitusi (yakni

keadaan tubuh yang membuat jaringan-jaringan tubuh beraksi

secara kuar biasa terhadap rangsangan-rangsangan luar tertentu

sehingga membuat orang itu lebih peka terhadap penyakit-

penyakit tertentu). Seberapa diatesis terpisah ini tergantung dan

beberapa faktor termasuk kondisi umum dan tonus otot.

Sebagian besar wanita melakukan ambulasi (ambulation=

bisa berjalan) 4-8 jam post partum. Ambulasi dini dianjurkan

untuk menghindari komplikasi, meningkatkan involusi dan

meningkatkan cara pandang emosional.

Konstipasi terjadi umunya selama periode post partum awal

karena penurunan tonus otot, rasa tidak nyaman pada perineum

dan kecemasan. Hemoroid adalah peristiwa lazim pada periode

post partum awal karena tekanan pada dasar panggul dan

merejan selama persalinan.


74

b) Abdominalis dan peritoneum

Akibat peritorium berkontraksi beretraksi pasca persalinan

dan beberapa hari setelah itu, peritonium yang membungkus

sebagian besar dari uterus membentuk lipatan-lipatan dan

kerutan-kerutan. Ligamentum rotundum sangat lebih kendor dari

kondisi sebelum hamil. Memerlukan waktu cukup lama agar

dapat kembali normal seperti semula.

Hal ini disebabkan karena sebagian konsekuensi dari

putusnya serat-serat elastis kulit dan distensi yang berlangsung

lama aklibat pembesaran uterus selama hamil. Pemulihannya

dengan cara berlatih.

8) Kulit

Pada waktu hamil terjadi pigmentasi kulit pada beberapa tempat

karena proses hormonal. Pigmentasi berupa kloasma gravidarum

pada pipi, hiperpigmentasi kulit sekitar payudara, hiperpigmentasi

kulit dinding perut (striae graviarum).Setelah persalinan hormonal

berkurang dan hiperpigmentasipun menghilang. Pada dinding perut

akan menjadi putih mengkilap (striae albican).

9) Tanda-Tanda Vital

a) Suhu Badan

Sekitar hari ke 4 setelah persalinan, suhu ibu mungkin naik

sedikit antara 37,2ºC sampai 37,5ºC kemungkinan disebabkan

dari aktivitas payudara (produksi ASI). Bila kenaikan mencapai


75

38ºC pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya harus

diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.

b) Denyut Nadi

(1) Denyut nadi ibu akan melambat sekitar 60X /menit yakni

pada waktu setelah persalianan karena ibu dalm keadaan

istirahat penuh ini terjadi utamanya pada minggu utama post

partum.

(2) Pada ibu yang nerfus bisa cepat, kira-kira 110X /menit. Bisa

juga terjadi gejala shock karena infeksi, khusunya bila

disertai peningktan suhu tubuh.

c) Tekanan Darah

(1) Tekanan darah <140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut

dapat meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post

partum.

(2) Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan adanya

pendarahan post partum. Sebaliknya bila tekanan darah

tinggi menunjukkan kemungkinan adanya pre-eklamsi

yang bisa timbul pada masa nifas.

d) Respirasi

(1) Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal, hal ini

karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi

istirahat.
76

(2) Bila ada respirasi cepat post partum (>30X/menit), mungkin

adanya tanda-tanda shock.

d. Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan

telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar payudara yaitu :

1) Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan

lemak bertambah.

2) Keluaran cairan susu kental dari duktus laktiferus disebut

colostrum, berwarna kuning putih susu.

3) Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana

vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas.

4) Setelah persalinan, pengaruh supresiastrogen dan progesteron

hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau

prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu,

pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu

berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak

sesudah 2-3 hari pasca persalinan.

e. Psikologis

Tiga tahap perubahan perilaku menurut Reva Rubin yaitu :

1) Taking In
77

Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan

sangat tergantung, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih

mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami,

kebutuhan tidur meningkat.

2) Taking Hold
Berlangsung 3-4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada

kemampuannya menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap

perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif

sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk

mengatasi kritikan yang dialami ibu.

3) Letting Go

Dialami setelah tiba dirumah secara penuh merupakan

pengaturan bersama keluarga, ibu menerima tanggung jawab

sebagai ibu dan ibu menyadari atau merasa kebutuhan bayi yang

sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.

2. Nifas Lanjut

a. Tindak lanjut asuhan masa nifas di rumah

Kunjungan rumah postpartum dilakukan sebagai suatu tindakan

untuk pemeriksaan postpartum lanjutan. Kunjungan rumah

direncanakan untuk bekerja sama dengan keluarga dan dijadwalkan

berdasarkan kebutuhan.

Kunjungan bisa dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Paling

sedikit empat kali dilakukan kunjungan masa nifas untuk menilai status
78

ibu dan bayi baru lahir, juga untuk mencegah, mendeteksi, dan

menangani masalah – masalah yang terjadi.

b. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

1) Subjektif :

Data yang diperoleh dari pasien atau keluarga

Contohnya :

a) Ibu mengatakan telah melahirkan 6 jam yang lalu

b) Ibu mengatakan sakit pada jalan lahir

c) Ibu mengatatakan pusing

2) Objektif :

a) Pemeriksaan Umum :

(1 Keadaan umum : Baik. Cukup, Buruk.

(2 Kesadaran : Composmentis / tidak

(3 TTV : TD Normal : 120/80 mmHg, suhu :

) 36,50 C– 37,50 C, Nadi : 80 – 100 x

/Mnt, pernapasan 16 – 24 x/M

b) Pemeriksaan fisik

(1) Kepala dan wajah : Untuk mengetahui kebersihan, kerontokan

dan warna rambut,

(2) Mata : conjungtiva merah muda/tidak skleraputih/tidak.


79

(3) Mulut dan gigi : Untuk mengetahui kebersihan, adakah

sianosis atau caries gigi

(4)  Leher: Ada atau tidak pembesaran vena jugularis, kelenjar

limfe, thiroid, atau stroma.

(5) Payudara :

Bentuk : Normalnya berbentuk simetris

Areola : Terjadi Hyperpigmentasi /

Putting susu : Sudah menonjol atau belum

Keluaran : Apa keluarnya ASI,

(6) Abdomen

Luka jahitan SC : Untuk mengetahui ada tidaknya infeksi

TFU : Untuk mengetahui involusi Uteri

Konsistensi Uterus : Keras / lembek

Kontraksi uterus : Kuat / lemah.

(7) Pengeluaran Pervaginaan / Lochea

Warna : Merah, putih, atau yang lainnya.

Jumlah : Banyaknya Lochea yang keluar tiaphari.

Bau : Berbau busuk atau tidak

(8) Perineum

Bekas jahitan : Ada  atau tidk  bekas  jahitan pada

perineum  kering atau tidak, Keadaan Perineum bersih atau

tidak, Ada oedema pada perineum atau tidak

(9) Anus : Ada tidaknya hemoroid


80

(10) Ekstremitas : Ada / tidak oedema padaekstermitas

3) Analisa

Kesimpulan yang dibuat untuk mengambil suatu diagnosa

berdasarkan data subyektif dan data obyektif P1 A0 AH1 , nifas

normal 6 jam – 42 hari.

4) Penatalaksanaan

a) Kunjungan I ( 6-3 hari setelah persalinan)

(1) Mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri

(2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika

perdarahan berlanjut

(3) Memberikan konseling pada ibu atau satah satu anggota

keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri

(4) Pemberian ASI awal

(5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

(6)  Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hipotermi

(7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah

kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil

b) Kunjungan II ( 4-28 hari setelah persalinan)

(1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi

dengan baik, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan

abnormal atau tidak ada bau.


81

(2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal.

(3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan

istirahat.

(4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda tanda penyulit.

(5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

c) Kunjungan III ( 29-42 hari setelah persalinan)

(1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami.

(2) Memberikan konseling untuk KB secara di

E. Teori pendokumentasian SOAP

1. Definisi SOAP

SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan

tertulis. Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses

pemikiran penatalaksaan kebidanan. Dipakai untuk mendokumenkan

asuhan pasien dalam rekaman medis pasien sebagai catatan kemajuan.

Model SOAP sering digunakan dalam catatan perkembangan

pasien. Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali dia

bertemu dengan pasiennya. Selama antepartum, seorang bidan bisa

menulis satu catatan SOAP untuk setiap kunjungan, sementara dalam masa

intrapartum, seorang bidan boleh menulis lebih dari satu catatan untuk satu

pasien dalam satu hari.


82

2. Pembagian SOAP

Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses

pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk mendokumenkan

asuhan pasien dalam rekaman medis pasien sebagai catatan

perkembangan.

Bentuk SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasien, dengan

cara penulisannya adalah sebagai berikut :

S (subjektif) : Data subektif Berisi data dari pasien melalui anamnesis

(wawancara) yang merupakan ungkapan langsung.

O (objektif) :  Data objektif Data yang diperoleh dari hasil observasi

melalui pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan  penunjang.  

A (assesment) : Analisis dan interpretasi Berdasarkan data yang terkumpul

kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis,

antisipasi diagnosis atau masalah potensial, serta perlu

tidaknya dilakukan tindakan segera.  

P (penatalaksanaan)   : Perencanaan Merupakan rencana dari tindakan

yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi,

diagnosis atau labolatorium, serta konseling   untuk  tindak

lanjut.

3. Pentingnya pendokumentasian SOAP


83

a. Menciptakan catatan permanen tentang asuhan kebidanan yang diberikan

kepada pasien

b. Kemungkinan berbagai informasi diantara para pemberi asuhan

c. Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan

d. Memungkinkan pengevaluasian dari asuhan yang diberikan

e. Memberikan data untuk catatan nasional, riset, dan statistic mortalitas

morbiditas

f. Meningkatakan pemberi asuhan yang lebih aman, bermutu tinggi pada

klien

4. Alasan SOAP digunakan untuk pendokumentasian

a.  Pembuatan grafik metode SOAP merupakan progesi informasi yang

systematis yang mengorganisir penemuan dan konklusi bidan menjadi

suatu rencana asuhan.

b. Metode ini merupakan penyulingan inti sari dari proses penatalaksanaan

kebidanan untuk tujuan penyediaan dan pendokumentasian asuhan.

c. SOAP merupakan urutan-urutan yang dapat membantu bidan dalam

mengorganisir pikiran bidan dan memberikan asuhan yang menyeluruh.


84

BAB III

PERKEMBANGAN KASUS

A. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL.

Kunjungan I Tanggal : 8 Februari 2020 Jam : 16.00 WITA

Identitas

Nama ibu : Ny. T. T. Nama Suami : Tn. W. B. N

Umur : 35 Tahun Umur : 41 Tahun

Agama : Katolik Agama : Katolik

Suku /bangsa : Sabu/Indonesia Suku /Bangsa : Sabu/Indonesia

Pendidikan : SMP Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Sopir

Penghasilan : Tidak ada Penghasilan : ± Rp. 1.000.000

Alamat : Jln.Lasiana Alamat : Jln.Lasiana , RT  

, RT  08/RW 03 08/ RW 03
85

1. Data Subjektif

a. Alasan datang

Ibu mengatakan hamil anak keenam, pernah melahirkan lima kali,

tidak pernah keguguran dan ibu ingin memeriksakan kehamilannya.

b. Riwayat menstruasi

HPHT 15-05-2019, lamanya haid 3-4 hari, banyaknya 3-4 kali ganti

pembalut/hari, siklus haid 28 hari, dan tidak ada nyeri haid.

c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Anak I. lahir tahun 2004, lahir cukup bulan, spontan, ditolong oleh

bidan, tidak ada penyulit, jenis kelamin perempuan, BB 3500 gram,

keadaan sehat, nifas baik.

Anak II. lahir tahun 2008, lahir cukup bulan, spontan, ditolong oleh

dukun, tidak ada penyulit, jenis kelamin perempuan, BB 3500 gram,

keadaan sehat, nifas baik.

Anak III. lahir tahun 2010, lahir cukup bulan, spontan, ditolong oleh

dukun, tidak ada penyulit, jenis kelamin perempuan, BB 4000 gram,

keadaan sehat, nifas baik

Anak 1V. lahir tahun 2012, lahir cukup bulan, spontan, ditolong oleh

dukun, tidak ada penyulit, jenis kelamin perempuan, BB 4500 gram,

keadaan sehat, nifas baik.


86

Anak V. lahir tahun 2018, lahir cukup bulan, spontan, ditolong oleh

dukun, tidak ada penyulit, jenis kelamin perempuan, BB 4500 gram,

keadaan sehat, nifas baik.

d. Riwayat keluarga berencana

Ibu mengatakan pernah menggunakan KB susuk setelah melahirkan

anak keempat lamanya 5 tahun, dan tidak ada efek samping, alasan

ibu berhenti menggunakan KB karena mau hamil lagi.

e. Riwayat penyakit yang sedang diderita

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, penyakit

menular seksual dan tidak ada penyakit keturunan.

f. Riwayat dan kebiasaan sehari-hari : makan, personal hygiene dan

eliminasi.

Pola makan ibu 3 kali sehari, nafsu makan baik, jenis makanan : nasi

sayur hijau, ikan, tempe dan minum air putih 7-8 gelas/hari.

Mandi 1 kali sehari, gosok gigi satu kali sehari, ganti pakaian dalam 2

kali sehari, ganti pakaian luar 1 kali sehari.

BAB satu kali sehari, bau khas feses dan tidak ada keluhan. BAK 4-5

kali sehari, bau khas amoniak dan tidak ada keluhan.

g. Kondisi psikososial ( keluarga inti, perkawinan, kehamilan )

Suami selalu mendukung ibu selama masa kehamilan dan dengan

senang hati menerima kehamilan ini.

h. Riwayat kehamilan ini trimester I,II,III


87

TM I pemeriksaan kehamilan satu kali, keluhan mual muntah, terapi

vit B6.

TM II pemeriksaan kehamilan tiga kali, tidak ada keluhan dan terapi

vit C, kalak, tablet Fe 60 tablet.

TM III pemeriksaan kehamilan lima kali, tidak ada keluhan, (HB 10

gram/dl ) dan terapi kalak, vit C, tablet Fe 60 tablet.

i. P4K terdiri dari :

a) Persiapan tempat persalinan : Klinik bersalin Lasiana

b) Penolong persalinan : Bidan

c) Biaya : Sudah siap dananya

d) Donor darah : Ada

e) Emergency dan rujukan : Siap dirujuk ketika gawat

2. Data obyektif

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 120/70 MmHg,

suhu 36,50c, nadi 85 x/menit, pernapasan 20x/menit, TB 155 cm, BB

sebelumnya 60 kg, BB saat ini 68 kgLiLA 34 cm. Tafsiran persalinan

22-02-2020.

b. Pemeriksaan fisik

Kepala tidak ada benjolan, rambut bersih tidak ada ketombe, muka

tidak ada oedema, konjungtiva merah muda, sclera putih, telinga

tidak serumen, mukosa mulut lembab, tidak ada caries gigi, tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid, leher tidak ada pembengkakan kelenjar


88

limfe, tidak ada pembendungan vena jugularis, areola mamae

hyperpigmentasi, puting susu menonjol, di abdomen tidak ada bekas

luka operasi, ada strie alba, ada linea nigra, genetalia tidak ada

oedema, anus tidak ada haemoroid, refleks patella kiri/kanan positif,

normal.

c. Pemeriksaan obstetrik

TFU 3 jari dibawah px (36 cm), difundus teraba bundar lunak tidak

melenting, disebelah kiri perut ibu teraba keras datar memanjang

seperti papan, dan sebelah kanan perut ibu teraba ekstremitas, bagian

terendah teraba bulat keras melenting, dan belum masuk PAP. TBBJ

(TFU-12x155 = 3,720 gram.)

DJJ 130x/menit. teratur, punctum maksimum satu tempat disebelah

kanan dibawah pusat.

Pada vulva tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada kondiloma,

tidak ada pengeluaran pervaginam, tidak ada haemoroid pada anus.

d. Pemeriksaan penunjang (tanggal : 12 Agustus 2019)

a) Laboratorium

(1) Darah

(a) Hb 11 gram%

(b) HBsAg : Negatif

(c) HIV : Negatif

(d) Sifilis : Negatif

(2) Urine : reduksi negatif, protein urine negatif


89

b) USG : posisi bayi letak kepala, usia kehamilan 38 minggu

3. Analisa/diagnosa kebidanan

G6 P5 A0 AH5 UK 38 minggu, janin, tunggal, hidup, presentasi kepala,

intra uterine,.

4. Penatalaksanaan

1) Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan meliputi keadaan kesehatan ibu baik dan keadaan

janin baik. Tekanan darah ibu 120/70 mmHg termasuk normal,

berat badan 68 kg, denyut jantung janin 130x/menit normal,

Ibu mengatakan senang dengan hasil pemeriksaannya yaitu keadaan

ibu dan keadaan janin baik.

2) Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan

trimester III yaitu:

a) Perdarahan tiba-tiba dari jalan lahir

b) Nyeri perut yang hebat

c) Muntah-muntah sehingga ibu tidak mau makan

d) Tekanan darah tinggi

e) Bengkak di wajah, tangan dan kaki,

f) Sakit kepala yang hebat disertai penglihatan kabur

g) Demam tinggi

h) Keputihan banyak dan berbau

i) Pergerakan janin kurang dirasakan

j) Ketuban keluar sebelum waktunya


90

Ibu sudah mengerti penjelasan yang di berikan dengan menyebut

kembali 3 tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu :

(1) Tekanan darahtinggi

(2) Ketuban keluar sebelum waktunya

(3) Bengkak di wajah, tangan dan kaki

3) Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu nyeri

pada pinggang menjalar ke perut bagian bawah, serta keluar lendir dan

darah dari jalan lahir.

Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dengan

menjelaskan kembali tanda-tanda persalinan yaitu nyeri pada

pinggang menjalar ke perut bagian bawah, serta keluar lendir dan

darah dari jalan lahir.

4) Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan persalinan yaitu kendaraan,

pakaian ibu dan perlengkapan bayi.

Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan ibu sudah

menyiapkan perlengkapan ibu dan perlengkapan bayinya

5) Menjelaskan kepada ibu tentang P4K

a) Persiapan tempat persalinan

b) Penolong persalinan

c) Biaya

d) Donor darah

e) Emergency dan rujukan


91

Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang P4K

yaitu ibu rencana bersalin di Klinik bersalin Lasiana , persalinan di

tolong oleh bidan, biayaya sudah disiapkan, sudah ada pendonor darah

dan ibu siap di rujuk apabila gawat.

Kunjungan II

Tanggal : 10 Februari 2020 Jam : 15.00 Wita

a. Data Subjektif

Alasan datang : Ibu mengatakan tidak ada keluhan lain dan ibu

ingin periksa kehamilannya.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD 120/70

mmHg, suhu 36,60c, nadi 80 x/menit, pernapasan 19x/menit, BB

68 kg.

2) Pemeriksaan fisik

Muka tidak ada oedema, konjungtiva masih pucat, sclera putih,

tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, leher tidak ada

pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada pembendungan vena

jugularis, areola mamae hyperpigmentasi, puting susu menonjol,

di abdomen tidak ada bekas luka operasi, ada strie alba, ada linea

nigra, genetalia tidak ada oedema, refleks patella kiri/kanan

positif, normal.
92

3) Pemeriksaan obstetric

TFU 3 jari dibawah px (36 cm), difundus teraba bundar lunak

tidak melenting, disebelah kanan perut ibu teraba keras datar

memanjang seperti papan dan sebelah kiri perut ibu teraba

ekstremitas, bagian terendah teraba bulat keras melenting dan

sudah masuk PAP. TBBJ 3,720 gram (Rumus TFU-12x155).

DJJ 135x/menit. Teratur, punctum maksimum satu tempat

disebelah kanan dibawah pusat.

Pada vulva tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada

kondiloma, tidak ada pengeluaran pervaginam, tidak ada

haemoroid pada anus.

c. Analisa/diagnosa kebidanan

G6 P5 A0 AH5 UK 38 minggu, janin, tunggal, hidup, presentasi

kepala, intra uteri.

d. Penatalaksanaan

1) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga,

keadaan kesehatan ibu baik dan keadaan janin baik. Tekanan

darah ibu 120/70 mmHg termasuk normal, denyut jantung janin

135x/menit normal dan posisi janin dalam rahim normal yaitu

letak kepala.

Ibu mengatakan senang dengan hasil pemeriksaan yaitu keadaan

ibu dan keaadaan janin baik.

2) Mengingatkan kembali pada ibu tentang :


93

a) Tanda-tanda persalinan yaitu nyeri pada pinggang menjalar

ke perut bagian bagian bawah, keluar lendir dan darah dari

jalan lahir, dan segera ke fasilitas kesehatan bila terdapat

tanda gejala tersebut.

Ibu sudah mengetahui tentang tanda –tanda persalinan yaitu

nyeri pinggang menjalar ke perut, keluar lendir bercampur

darah.

b) Tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu: perdarahan

tiba-tiba dari jalan lahir, nyeri perut yang hebat, muntah-

muntah sehingga ibu tidak mau makan, tekanan darah tinggi,

bengkak di wajah, tangan dan kaki, sakit kepala yang hebat

disertai penglihatan kabur, demam tinggi, keputihan banyak

dan berbau, pergerakan janin kurang dirasakan, ketuban

keluar sebelum waktunya.

Ibu sudah mengerti dengan menyebutkan kembali 3 tanda

bahaya trimester III yaitu tekanan darah tinggi, sakit kepala

yang hebat, muntah-muntah sehingga tidak mau makan.

c) Persiapan persalinan yaitu, kendaraan, pakaian ibu dan

perlengkapan bayi.

Ibu sudah mempersiapkan perlengkapan ibu dan perlengkapan

bayi.

d) P4K yaitu : Persiapan tempat persalinan penolong persalinan,

biayanya , donor darah, emergency dan rujukan.


94

Ibu sudah merencanakan persalinan di Klinik bersalin

Lasiana, persalinan di tolong oleh bidan, biayaya sudah

disiapkan, sudah ada pendonor darah dan jika gawat ibu siap

untuk di rujuk.

B. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

1. kala 1 Tanggal Pengkajian : 18 Februari 2020 Jam 04.00 Wita

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah dari jalan sejak jam

05.00 Wita dan ibu mengeluh sakit perut bagian bawah menjalar ke

pinggang, merasakan pergerakkan janin ( 10 – 12 x /hari )

b. Data Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 110/70 MmHg,

suhu 36,70c, nadi 80x/menit, pernapasan 19x/menit, BB 68 kg.

Tafsiran persalinan 22-02-2020

2) Pemeriksaan Fisik

Wajah tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema

pada muka, mata sklera putih, conjungtiva sedikit pucat. tidak ada

pembesaran kelenjar tyroid, leher tidak ada pembengkakan kelenjar

limfe, tidak ada pembendungan vena jugularis. Dada

simetris,colostrum negatif, puting susu menonjol, ada

hyperpigmentasi pada areola mamae. Perut tidak ada bekas luka


95

operasi. Vulva tidak ada oedema, tidak ada kelainan, keluar lendir

dan darah. Ekstremitas atas dan bawah tidak ada varices, tidak ada

oedema, refleks patella positf.

3) Pemeriksaan obstetrick

TFU 38 cm, difundus teraba bundar lunak tidak melenting yaitu

bokong, disebelah kanan perut ibu teraba keras datar memanjang

seperti papan yaitu punggung dan sebelah kiri perut ibu teraba

ekstremitas, bagian terendah teraba bulat keras melenting yaitu

kepala dan sudah masuk PAP. TBJJ 4,030 gram.

DJJ 135x/menit. Teratur, punctum maksimum satu tempat disebelah

kanan dibawah pusat.

Vulva/vagina tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada

kelainan, keluar lendir bercampur darah, portio tipis masih tebal,

pembukaan 9 cm, kantong ketuban utuh, bagian terendah kepala,

posisi ubun-ubun kecil, turun hodge III-IV.

c. Analisa Masalah

Ibu G6 P5 A0 AH5, 39 minggu, janin ,tunggal, hidup, presentasi

kepala, intra uterin inpartu kala 1 fase aktif

d. Pelaksanaan

Tanggal : 18- 02- 2020 Jam : 06.00 Wita

1) Menjelaskan pada ibu tentang :

a) Hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga yaitu keadaan ibu dan

janin baik.
96

b) Posisi ibu saat bersalin : litotomi, jongkok, merangkak,

berbaring miring, posisi setengah duduk.

c) Pentingnya makanan dan minuman selama proses persalinan

2) Mengobservasi kontraksi, his, penurunan kepala, dan pembukaan

serviks. Kontraksi uterus (+), 3x10 lamanya 40 detik, DJJ (+),

frekuensi 135x / menit, nadi 80 x / menit, tekanan darah 120/70

mmHg

3) Menganjurkan ibu tidur dalam posisi miring untuk mempercepat

proses penurunan kepala

4) Memberi dukungan mental dan emosional pada ibu yaitu dengan

menyemangati ibu kalau ibu mampu menghadapi persalinan.

5) Menyiapkan alat yang digunakan pada saat persalinan sesuai saft

yaitu :

a) Saft I

(1) Baki berisi partus set (handscoon 2 pasang, setengah

koher, kasa steril, gunting tali pusat, gunting epis, klem 2

buah, pengikat tali pusat

(2) Funanduscope /dopler

(3) Betadine

(4) Air DTT

(5) Baki steril

(6) Clorin spray

(7) Hand sanitizer


97

(8) Tempat berisi dispo 1cc,3cc,dan5cc

(9) Obat-obatan esensial

(10) Jam weaker

b) Saft II

(1) Wadah plastik berisi klorin 0,5% untuk sarung tangan bekas

pakai

(2) Tempat placenta yang dialasi plastik merah

(3) Penghisap lender

(4) Heatcing set

(5) Tensimeter

(6) Stetoscope

(7) Benang catgut choomic pada tempatnya

(8) Tempat ampul bekas

c) Saft III

(1) Keranjang yang berisi perlengkapan ibu dan bayi

(2) Celemek

(3) Topi

(4) Masker

(5) Kacamata

(6) Cairan infuse

(7) Abocath No 16-18

(8) Infus set

(9) Torniquet
98

(10) Handscoon

d) Di bawah tempat tidur

(1) Ember berisi cairan clorin 0,5%

(2) Air bersih

(3) Air DTT

(4) Tempat sampah medis

(5) Sepatu bout

6) Mendokumentasikan proses persalinan pada partograf

2. Kala II, Tanggal : 18 Februari 2020 Jam : 06.20 Wita

a. Subyektif

Ibu mengatakan ingin BAB dan ingin meneran

b. Obyektif

Keadaan ibu baik dan keadaan janin baik. Tekanan darah ibu 110/70

mmHg, Nadi : 87x/menit, Suhu: 370c, Pernapasan : 20x/menit, denyut

jantung janin 142x/menit.

Perineum menonjol vulva membuka. vulva vagina tidak ada kelainan,

portio tidak teraba, pembukaan lengkap (10 cm), Ketuban pecah

spontan warna jernih, presentasi kepala, petunjuk ubun-ubun kecil,

hodge IV.

c. Analisa

G6 P5 A0 AH5 UK 39 minggu janin tunggal, hidup, presentasi kepala,

intra uterin inpartu kala II

d. Penatalaksanaan
99

1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua : ibu mempunyai

keinginan untuk meneran, ibu merasakan tekanan yang semakin

meningkat pada rectum dan/atau vagina, perineum menonjol vulva

vagina dan sfingter ani membuka.

2. memastikan perlengkapan peralatan,bahan dan obat-obatan esensial

siap digunakan. Alat partus dalam keadaan siap pakai. Mematahkan

ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril

sekali pakai di dalam partus set.

3. Mengenakan celemek plastik yang bersih.

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku. Mencuci

kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan

mengeringkan tangan dengan handuk satu sekali pakai.

5. Memakai sarung tangan DTT untuk pemeriksaan dalam

6. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik dan

meletakkan kembali ke partus set.

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang

sudah dibasahi air DTT. Jika mulut vulva , perineum atau anus

terkontaminasi oleh kotoran ibu, bersihkan dengan cara seksama

8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa

pembukaan serviks sudah lengkap dan ternyata pembukaan sudah

lengkap
100

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan

yang bersarung ke dalam larutan clorin 0,5%, cuci tangan kembali

dengan sabun dan air mengalir

10. Memeriksa Djj setelah kontraksi uterus berakhir untuk memastikan

Djj dalam batas normal 120-160x/menit dan hasil pemeriksaan DJJ

146x/menit.

11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his bila ia sudah merasa

ingin meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi untuk meneran

(pada saat ada his kuat bantu ibu dalam posisi setengah duduk atau

posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman). Ibu

memilih posisi setengah duduk.

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang

kuat untuk meneran

14. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,

memasang handuk bersih untuk mengeringkan bayi pada perut ibu

15. Mengambil kain bersih dilipat 1/3 bagian dan meletakkannya di

bawah bokong ibu

16. Membuka partus set

17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

18. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka

vulva, maka lindungi perineum dengan tangan kanan yang dilapisi


101

dengan kain bersih dan kering. Sementara tangan kiri menahan

puncak kepala bayi agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat

kepala lahir (minta ibu untuk tidak meneran dengan bernapas

pendek-pendek).

19. Mengusapkan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin

dari lender dan darah

20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin dan jika ada

ambil tindakan yang sesuai dan ternyata tidak ada lilitan.

21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar

secara spontan

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala secara

biparietal. Tarik secara hati-hati kea rah bawah sampai bahu depan

lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas sampai bahu belakang

lahir.

23. Setelah bahu lahir geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk

menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah gunakan lengan

atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penyusuran tangan di atas berlanjut

ke punggung, tungkai dan kaki, pegang kedua mata kaki ( selipkan

jari telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki

dengan ibu jari dan jari lainnya

25. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan

kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap kearah penolong.


102

Nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi

kepala lebih rendah dari badan.

26. Segera mengeringkan tubuh bayi, membungkus kepala dan badan

bayi kecuali bagian tali pusat.

27. Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih,

membungkus bayi hingga kepala.

28. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari

umbilicus bayi. Melakukan pengurutan pada tali pusat kearah ibu

dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama.

29. Memegang tali pusat di antara kedua klem menggunakan tangan

kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat

diantara kedua klem.

30. Memberikan bayi kepada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki

3. Kala III Tanggal : 18-02-2020 Jam : 06.45 Wita

a. Subyektif

Ibu merasa perutnya mules-mules dan keluar darah dari jalan lahir.

b. Obyektif

TFU `setinggi pusat, kontraksi uterus baik, bentuk uterus membulat,

serta keluar darah dari jalan lahir. KU : baik, Kesadaran

Composmentis, TTV : TD : 120 / 70 Mmhg, N : 80x /menit, Suhu :

36,8 °C

c. Analisa

Ibu P6 A0 AH6 partus kala III


103

d. Penatalaksanaan

31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal, dan

ternyata tidak ada kehamilan ganda

32. Memberitahu ibu akan disuntik

33. Menyuntikkan oksitosin 10 unit secara intramuscular pada bagian

luar paha kanan 1/3 atas, setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu

untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh

darah.

34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari

vulva

35. Meletakkan satu tangan kiri di atas shymphysis menahan bagian

bawah uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat

menggunakan klem dengan jarak 5-10 cm dari vulva.

36. Saat uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan

kanan sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah

dorso cranial.

37. Lakukan penegangan dan dorsal kranial hingga plasenta

terlepas ,minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat

dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti

proses jalan lahir ( tetap dilakukan tegangan tali pusat dorso kranial)

38. Setelah plasenta muncul di intrainus vagina, teruskan melahirkan

plasenta dengan hati-hati. Bila merasa ada tahanan, pegang plasenta


104

dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu

pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga kontraksi uterus

baik (fundus teraba keras)

40. sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa

bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan

untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban

sudah lahir lengkap, dan masukkan ke dalam kantong plastik yang

tersedia.

41. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perineum

yang menimbulkan perdarahan aktif dan ternyata tidak ada

leserasi/robekan jalan lahir.

4. Kala IV Tanggal : 18- Februari – 2020 jam : 07.00 Wita

a. Data Subyektif

Ibu merasa lega dan senang dengan kelahiran bayinya

b. Data obyektif

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV : TD 120/70

Mmhg, Nadi 80x / menit, suhu 36,8°c, RR 20x / menit, Kontraksi

uterus baik , TFU 2 jari dibawah pusat , KK kosong , perineum  utuh.

c. Analisa

P6 A0 AH6 Kala IV

d. Penatalaksanaan
105

42. Periksa kembali uterus dan tanda adanya perdarahan pervaginam ,

dan hasil pemeriksaan uterus berkontraksi baik, tidak ada

perdarahan pervaginam abnormal.

43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5% ; membilas kedua tangan yang masih bersarung

tangan dengan air DTT dan mengeringkannya dengan kain yang

bersih

44. Menempatkan klem tali pusat DTT/steril atau mengikatkan tali DTT

dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1cm dari tali pusat

45. Mengikat satu lagi si,pul mati di bagian pusat yang berseberangan

dengan simpul mati yang pertama.

46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin

0,5%

47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya

Memastikan handuk atau kainnya bersih dan kering

48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI

49. Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanpa perdarahan

per vaginam dan tanda vital ibu. Kontraksi uterus baik, TTV ibu

dalam batas normal.

50. Mengajarkan ibu atau keluarga untuk memeriksa/merasakan uterus

yang memiliki kontraksi baik dan mengajarkan untuk melakukan

masase uterus apabila kontraksi uterus tidak baik


106

51. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi. Jumlah perdarahan

normal.

52. Memeriksa nadi ibu dan tekanan darah, nadi 89x/m , TD: 110/70

mmHg

53. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan clorin 0,5%

untuk dekontaminasi ( 10 menit ) cuci dengan air sabun ( detergent )

bilas dengan air bersih dan keringkan.

54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat yang

disediakan.

55. Membersihkan ibu dari sisa cairan ketuban, lendir dan darah dan

mengganti pakaiannya dengan pakaian yang bersih/kering.

56. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk

membantu ibu apabila ibu ingin minum

57. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan clorin 0,5%

58. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan clorin 0,5%,

melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

merendamnya dalam larutan 0,5%

59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

60. Melengkapi partograf

C. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

1. Asuhan BBL 1 jam

Tanggal  Pengkajian : 18-02-2020 jam : 08.00 Wita


107

a. Subjektif

Ibu mengatakan baru habis melahirkan anaknya yang ke lima jenis

kelamin perempuan dan ibu merasa senang bersalin dengan normal,

keadaan bayinya baik.

b. Data objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, suhu 36,90c, RR

45x/menit, HR 140x/menit.

Pemeriksaan antropometri :

A/S : 8/10 LK : 34 cm

BB : 3,300 gram LD : 32 cm

PB : 49 cm LP : 31cm.

2) Pemeriksaan Fisik

Kepala tidak   ada   gejala  hematofa,  tidak   ada   benjolan.  Mata

Conjungtiva merah muda sclera putih, Hidung tidak ada polip,

mulut Bersih, Telinga simetris tidak ada serumen, tidak ada

pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfa,

dada mama’e ada, tidak ada pergerakan dinding dada. Abdomen

tidak kembung, lembek, tali pusat basah, kulit kemerahan,

ekstrimitas atas dan bawah bergerak aktif dan lengkap genetalia

normal, tidak ada kelainan, labia mayora sudah menutupi labia

minora, ada lubang pada anus.

Refleks
108

Morro : Positif (terkejut refleks ini ketika mendengar

suara yang keras)

Rotting : Positif (mencari refleks ini terjadi ketika ada

sentuhan di pinggir mulut)

Sucking : Positif (mengisap refleks ini terjadi ketika ada

sentuhan pada langit-langit)

Swallowing : Positif (menelan refleks ini terjadi ketika bayi

menyusu )

Babynski : positif (geli refleks ini terjadi ketika menggaruk

telapak kaki bayi)

3) Riwayat Eliminasi

BAB 1x, warna coklat kehitaman,bau khas feses. Belum BAK,

warna jernih, bau khas ammoniak

c.  Analisa masalah/ Diagnosa kebidanan

BBL normal umur 1 jam.

d. Penatalaksanaan

Tanggal : 18-02-2020 Jam : 08.00 Wita

1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

Sudah mencuci tangan

2) Mengimformasikan hasil pemeriksaan yaitu Keadaan umum baik,

kesadaran composimentis, suhu 36,90c, RR 45x/menit, HR

140x/menit.
109

Ibu sudah mengetahui keadaan bayinya dan ibu merasa senang

dengan keadaan bayi baik.

3) Melakukan penilaian segera setelah lahir. Keadaan saat lahir : Bayi

lahir hidup langsung menangis kuat, bernapas spontan, tonus otot

aktif, warna kulit kemerahan.

4) Menjelaskan kepada ibu cara menjaga bayi tetap hangat.

a) Memandikan bayi setelah 6 jam dan dimandikan dengan air

hangat.

b) Bayi harus tetap berpakaian dan diselimuti setiap saat, memakai

pakaian kering dan lembut

c) Ganti popok dan baju jika basah


d) Jangan tidurkan bayi di tempat dingin dan angin

e) Jaga bayi tetap hangat dengan menggunakan topi, kaos kaki,

kaos tangan dan pakaian yang hangat pada saat tidak dalam

dekapan.

Ibu sudah mengerti dengan menyebutkan kembali 3 cara menjaga

bayi tetap hangat yaitu :

(1) Jangan tidurkan bayi di tempat dingin

(2) Ganti popok dan baju jika basah

(3) Bayi harus berpakaian dan diselimuti setiap saat, memakai

pakaian kering dan lembut.

5) Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selama 1 jam.

Ibu sdh melakukan IMD.

6) Memberikan salep mata antibiotika eritromisin  1% pada bayi.


110

Telah memberikan salep mata pada bayi.

7) Melakukan injeksi vitamin K 1 mg/IM pada bayi

Telah melakukan injeksi vitamin K 1 mg/IM pada bayi

8) Melakukan pemberian imunisasi HB0 pada bayi.

Telah memberikan HB0

9) Menganjurkan ibu untuk memberiksn ASI pertama yang keluar

berwarna kuning ( colostrums ) ada pada hari ke 1-3 setelah bayi

lahir dan mengandung zat kekebalan tubuh untuk mencegah

terjadinya penyakit.

Ibu sudah mengerti dan bersedia untuk memberikan pada bayinya.

2. Kunjungan Neonatus I / KN1 umur 2 hari.

Tanggal  Pengkajian : 20-02-2020 Jam : 14.30 Wita

a. Subjektif

Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan baik, tidak ada masalah,

bayinya menyusu dengan sering dan hisapan kuat

b. Data objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, suhu 370c, RR 40x/menit, HR 130x/menit,

BB : 3300 gram.

2) Pemeriksaan Fisik

Abdomen tidak kembung, lembek, tali pusat sudah kering dan

sudah lepas, tidak ada tanda-tanda infeksi, kulit kemerahan,

ekstrimitas atas dan bawah bergerak aktif.


111

3) Riwayat Eliminasi

BAB 1-2x/hari, warna mekonium, BAK 4-5 kali/hari

c. Analisa masalah/ Diagnosa kebidanan

BBL normal umur 2 hari

d. Penatalaksanaan

1) Menginformasikan hasil pemeriksa kepada ibu yaitu Keadaan

umum bayi baik, suhu 370c, RR 40x/menit, HR 130x/menit, BB :

3300 gram.

Ibu dan keluarga mengatakan senang dengan hasil pemeriksaa yaitu

bayi dalam keadaan sehat.

2) Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar yaitu :

a) Posisi menyusui yang benar

(1) Seluruh badan bayi tersangga dengan baik

(2) Kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus

(3) Wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan

dengan puting

(4) Badan bayi di dekatkan ke badan ibu


b) Cara pelekatan menyusui yang benar

(1) Dagu menyentuh payudara ibu

(2) Sebagian besar areola ( bagian hitam disekitar puting)

masuk ke dalam mulut bayi

(3) Mulut terbuka lebar

(4) Bibir bawah melengkung keluar

c) Bayi mengisap efektif


112

(1) Mengisap kuat

(2) Mengisap dalam

(3) Diselingi istirahat

(4) Terdengar suara menelan

Ibu sudah mengerti dengan menyebutkan kembali posisi menyusui

yang benar yaitu : Seluruh badan bayi tersangga dengan baik,

kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus, wajah bayi

menghadap payudara, hidung berhadapan dengan puting, badan

bayi di dekatkan ke badan ibu

3) Menjelakan kepada ibu cara memperbanyak ASI yaitu menyusui

bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8x sehari, bila

bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui sampai payudara

kosong lalu pindah ke payudara sisi yang lain.

Ibu sudah mengerti dan ibu mengatakan akan menyusui bayinya

sesuai dengan waktu yang telah di jelaskan yaitu : yaitu susui bayi

sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8x sehari, bila bayi

tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui sampai payudara

kosong lalu pindah ke payudara sisi yang lain.

4) Menjelaskan pada ibu cara merawat tali pusar bayi yaitu :

a) Selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum

dan sesudah memegang bayi

b) Jangan memberikan apapun pada tali pusar

c) Rawat tali pusar terbuka dan kering


113

d) Bila tali pusar kotor atau basah, cuci dengan air bersih dan sabun

mandi lalu keringkan dengan kain bersih.

Ibu sudah mengerti dengan menyebutkan kembali 4 cara merawat

tali pusat yaitu :

(1) Selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum

dan sesudah memegang bayi

(2) Jangan memberikan apapun pada tali pusar

(3) Rawat tali pusar terbuka dan kering

(4) Bila tali pusar kotor atau basah, cuci dengan air bersih dan sabun

mandi lalu keringkan dengan kain bersih.

5) Menjelaskan tanda bahaya pada neonatus yaitu :

a) Tidak mau menyusu

b) Lemah, kejang-kejang

c) Sesak napas ( lebih besar atau sama dengan 60 kali/menit),

tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.

d) Tali pusar kemerahan sampai dinding perut, berbau atau

bernanah.

e) Demam/panas tinggi, mata bayi, bernanah

f) Diare / buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari

g) Kulit dan mata bayi kuning

Ibu sudah mengerti dengan menyebutkan kembali 4 tanda bahaya

pada neonatu yaitu :

(1) Tidak mau menyusu


114

(2) Lemah, kejang-kejang

(3) Tali pusar kemerahan sampai dinding perut, berbau atau

bernanah.

(4) Kulit dan mata bayi kuning

6) Mengingatkan kepada ibu cara menjaga bayi tetap hangat :

a) Memandikan bayi setelah 6 jam dan dimandikan dengan air

hangat.

b) Bayi harus tetap berpakaian dan diselimuti setiap saat, memakai

pakaian kering dan lembut

c) Ganti popok dan baju jika basah

d) Jangan tidurkan bayi di tempat dingin dan angin

e) Jaga bayi tetap hangat dengan menggunakan topi, kaos kaki,

kaos tangan dan pakaian yang hangat pada saat tidak dalam

dekapan.

Ibu sudah mengerti dengan menyebutkan kembali 3 cara menjaga

bayi tetap hangat yaitu :

(1) Jangan tidurkan bayi di tempat dingin

(2) Ganti popok dan baju jika basah

(3) Bayi harus berpakaian dan diselimuti setiap saat, memakai

pakaian kering dan lembut.

3. Kunjungan Neonatus II / KN2 umur 6 hari

Tanggal  Pengkajian : 23-02-2020 Jam : 14.00 Wita

a. Data Subjektif
115

ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, tidak ada masalah

dengan bayi, tali pusat sudah kering dan sudah lepas dengan sendirinya

pada tanggal 23-02-2020.

b. Data objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, suhu 36,90c, RR 45x/menit, HR 120x/menit,

BB 3,400 gram.

2) Pemeriksaan Fisik

Abdomen tidak kembung, lembek, tali pusat sudah kering dan

sudah lepas, tidak ada tanda-tanda infeksi, kulit kemerahan,

ekstrimitas atas dan bawah bergerak aktif.

3) Riwayat Eliminasi

BAB 2-3x/hari, warna coklat kehitaman,bau khas feses. BAK 4-5

kali, warna jernih, bau khas ammoniak.

c. Analisa masalah/ Diagnosa kebidanan

BBL normal umur 6 hari

d. Penatalaksanaan

1) Mengimformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bayinya yaitu

keadaan umum baik, suhu 36,90c, RR 45x/menit, HR 120x/menit,

BB 3400 gram.

Ibu mengatakan dan keluarga senang dengan hasil pemeriksan

bayinya yaitu keadaan bayi baik dan sehat.

2) Mengingatkan kembali tentang :


116

a) Mempertahankan kehangatan bayi.

(1) Bayi harus tetap berpakaian dan diselimuti setiap saat,

memakai pakaian kering dan lembut

(2) Ganti popok dan baju jika basah

(3) Jangan tidurkan bayi di tempat dingin dan angin

(4) Jaga bayi tetap hangat dengan menggunakan topi, kaos kaki,

kaos tangan dan pakaian yang hangat pada saat tidak dalam

dekapan

Ibu sudah mengerti dengan menyebutkan kembali 2 cara

menjaga bayi tetap hangat yaitu :

(1) Ganti popok dan baju jika basah

(2) Jangan tidurkan bayi di tempat dingin dan angin

b) Tanda bahaya pada neonates :

(1) Tidak mau menyusu

(2) Lemah, kejang-kejang

(3) Sesak napas ( lebih besar atau sama dengan 60 kali/menit),

tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.

(4) Tali pusar kemerahan sampai dinding perut, berbau atau

bernanah.

(5) Demam/panas tinggi, mata bayi, bernanah

(6) Diare / buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari

(7) Kulit dan mata bayi kuning


117

Ibu sudah mengerti dan bisa menyebutkan kembali 3 tanda

bahaya pada neonatus yaitu :

(1) Diare / buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari

(2) Kulit dan mata bayi kuning

(3) Tidak mau menyusu.

3) Menjelaskan kepada ibu tentang ASI esklusif. ASI esklusif

adalah   ASI   yang   diberikan   selama   6   bulan   

tanpa  makanan  tambahan lainnya  karena mengandung banyak

zat zat yang dibutuhkan untuk gizi bayi.

Ibu sudah mengerti dan bersedia untuk tidak memberikan makanan

tambahan sebelum bayinya berusia lebih dari 6 bulan.

4. Kunjungan Neonatus III / KN3 umur 16 hari

Tanggal  Pengkajian : 05-03-2020 jam : 13.30 Wita

a. Subjektif

Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, minum ASI banyak,

isapan kuat.

b. Data objektif

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, suhu 36,90c, RR 40x/menit, HR 135x/menit,

BB 3600 gram

2) Pemeriksaan Fisik

Abdomen tidak kembung, tidak ada tanda-tanda infeksi,

kulit kemerahan, ekstrimitas atas dan bawah bergerak aktif.


118

3) Riwayat Eliminasi

BAB 2-3x/hari, warna coklat kehitaman,bau khas feses. BAK 4-5

kali, warna jernih, bau khas ammoniak

c. Analisa masalah/ Diagnosa kebidanan

BBL normal umur 16 hari

d. Penatalaksanaan

1) Mengimformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bayinya yaitu

Keadaan umum baik, suhu 36,90c, RR 40x/menit, HR 135x/menit.

2) Mengingatkan kembali kepada ibu tentang :

a) Mempertahankan kehangatan bayi :

(1) Bayi harus tetap berpakaian dan diselimuti setiap saat,

memakai pakaian kering dan lembut

(2) Ganti popok dan baju jika basah

(3) Jangan tidurkan bayi di tempat dingin dan angin

(4) Jaga bayi tetap hangat dengan menggunakan topi, kaos kaki,

kaos tangan dan pakaian yang hangat pada saat tidak dalam

dekapan.

Ibu sudah mengerti dengan menyebutkan kembali 2 cara

menjaga bayi tetap hangat yaitu :

(1) Ganti popok dan baju jika basah

(2) Jangan tidurkan bayi di tempat dingin dan angin

b) Memberikan ASI esklusif selama 6 bulan.

ASI  esklusif    adalah   ASI   yang   diberikan   selama   6   bulan
119

tanpa    makanan    tambahan    lainnya     karena    mengandung 

banyak zat zat yang dibutuhkan untuk gizi bayi.

Ibu sudah mengerti dan bersedia untuk tidak memberikan

makanan tambahan sebelum bayinya berusia lebih dari 6 bulan.

c) Tanda bahaya pada neonates yaitu :

(1) Tidak mau menyusu

(2) Lemah, kejang-kejang

(3) Sesak napas ( lebih besar atau sama dengan 60 kali/menit),

tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.

(4) Tali pusar kemerahan sampai dinding perut, berbau atau

bernanah.

(5) Demam/panas tinggi, mata bayi, bernanah

(6) Diare / buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari

(7) Kulit dan mata bayi kuning

Ibu mengerti dan bisa menyebutkan kembali 3 tanda bahaya

pada neonatus yaitu :

(1) Diare / buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari

(2) Kulit dan mata bayi kuning

(3) Tidak mau menyusu.

3) Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke RS/PKM untuk

dimunisasi. Imunisasi dapat memberikan kekebalan pada bayi

terhadap penyakit.
120

Ibu akan membawa bayinya pergi ke RS/PKM untuk mendapatkan

imunisasi.

D. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

1. Post partum 2 jam

Tanggal : 18-02-2020 Jam : 07.00 Wita

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang keenam pada tanggal

18-02-2020, jam 07.00 Wita dan tidak ada keluhan.

b. Data Obyektif

1) Pemeriksaan umum

Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 120/70 MmHg,

suhu 36,70c, pernapasan 20x/menit, nadi 80x/menit.

2) Pemeriksaan fisik

Conjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ada pembesaran

kelenjar tyroid dan tidak ada pembendungan vena jugularis

mamae     teraba   keras,   putting   susu   menonjol,   areola    mamae

hyperpigmentasi, laktasi kurang baik, ASI sudah keluar berupan

colostrums, tidak ada tanda-tanda infeksi. Tidak ada bekas luka

operasi, involusi baik, TFU sepusat, kontraksi baik dan keras, vesika

urinia kosong. Vulva/ Vagina : lochea rubra,warna merah,

banyaknya darah ±150 cc, tidak ada luka episiotomi dan tidak ada
121

tanda infeksi, tidak ada haemoroid pada anus, ekstremitas atas dan

bawah tidak ada oedema, tidak ada varices.

c. Analisa

P6 A0 AH6 Post partum normal 2 jam

d. Penatalaksanaan

1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum

baik, kesadaran composmentis,TD 120/70 MmHg, Nadi 80 x/menit,

suhu 37°C,RR 20x/ menit, TFU sepusat, kontraksi baik dankeras,

laktasi baik,ASI keluar berupa colostrum.

Hasil pemeriksaan sudah diberitahu kepada ibu dan ibu sudah tahu.

2) Memberitahu ibu Health education tentang  :

Istirahat yang cukup minimal siang 2 jam dan malam 7-8 jam,dan

mengkonsumsi makanan bergizi seperti nasi, ikan, telur, daging,

sayuran hijau dan buah-buahan, serta cara menjaga kebersihan diri

yaitu mandi 2x sehari,setelah BAK dan BAB cuci vulva sampai

bersih dari depan kebelakang dan mengganti pembalut 2-3x sehari.

Sudah diberitahukan kepada ibu Health education tentang istirahat

yang cukup,cara menjaga kebersihan diri, dan ibu sudah mengerti

dengan penjelasan yang diberikan.

3) Memberitahu ibu Tanda bahaya masa nifas seperti pendarahan yang

banyak dari jalan lahir, keluar cairan berbau, kejang, payudara

bengkak, demam lebih dari 2 hari, dan sakit kepala yang hebat.

Sudah disampaikan dan ibu sudah mengerti


122

4) Memberitahu ibu waktu yang tepat untuk menyusui bayi yaitu susui

bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8x sehari, bila

bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui sampai payudara

kosong lalu pindah ke payudara sisi yang lain.

Penjelasan sudah diberikan dan ibu sudah mengerti.

5) Memberikan ibu obat therapy oral berupa Amoxilin 500 mg, sf dan

vitamin C masing-masing 1 strip.

Sudah diberikan obat dan ibu sudah meminumnya.

2. Kunjungan Nifas I / KF1

Tanggal : 18-02-2020 Jam : 15.00 Wita

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang keenam pada tanggal

18-02-2020, jam 06.35 Wita

b. Data Obyektif

1) Pemeriksaan umum

Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 110/70

mmHg, suhu 36,50c, pernapasan 19x/menit, nadi 85x/menit.

2) Pemeriksaan fisik

Conjungtiva merah muda, sclera putih, tidak

ada pembesaran   kelenjar  tyroid  dan  tidak   ada   pembendungan  

vena   jugularis,   mamae  teraba  keras,   putting  susu   menonjol, 

areola  mamae  hyperpigmentasi, laktasi kurang baik, ada tanda-

tanda infeksi. Tidak ada bekas luka operasi, involusi baik, TFU 2
123

jari bawah Pusat, kontraksi baik dan keras, vesika urinaria kosong.

Vulva/ Vagina lochea sanguilenta, warna merah kecoklatan,

banyaknya darah ±10 cc, tidak ada luka episiotomi dan tidak ada

tanda infeksi, ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema, tidak

ada varices.

c. Analisa

P6 A0 AH6 nifas normal hari ke 2

d. Penatalaksanaan

1) Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa

keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 110/70 MmHg,

suhu 36,50c, pernapasan 19x/menit, nadi 85x/menit.

Ibu mengatakan senang dengan hasil pemeriksaannya yaitu keadaan

ibu baik.

2) Menjelaskan kepada ibu cara perawatan payudara yaitu


a) Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil

selama + 5 menit, kemudian puting susu dibersihkan.

b) Tempelkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara

Pengurutan dimulai kearah atas, kesamping lalu kearah bawah.

Dalam pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri, telapak

tangan kanan kearah sisi kanan

c) Pengurutan diteruskan kearah bawah, kesamping selanjutnya

melintang, lalu telapak tangan mengurut kedepan kemudian kedua

tangan dilepaskan dari payudara, ulangi gerakan 20-30 kali.

d) Gerakan-gerakan pada perawatan payudara yaitu:


124

(1) Gerakan pertama

Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara

payudara, gerakan tangan kearah atas pusat kesamping,

kebawah kemudian payudara diangkat sedikit dan dilepaskan,

lakukan 20-30 kali.

(2) Gerakan kedua

Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang lain

mengurut payudara dengan pinggir tangan dari arah pangkal

ke puting susu, dilakukan 20-30 kali secara bergantian.

(3) Gerakan  ketiga

Satu tangan menahan payudara di bagian bawah, tangan yang

lain mengurut dengan bahu, jari tangan mengepal, lakukan

pengurutan dari arah pangkal ke puting susu, 20-30 kali

secara bergantian.

e) Selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan

dingin bergantian selama + 5 menit, keringkan dengan handuk

bersih kemudian gunakan BH yang bersih dan menopang

f) Bersihkan payudara terutama bekas minyak

g)  Pakailah BH yang terbuka bagian depannya dan yang

menyangga payudara.

Ibu mengatakan bersedia untuk melakukan perawatan payudara

di rumah dan ibu sudah mengerti dengan menyebutkan kembali

3 cara perawatan payudara yaitu :


125

(b) Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau

baby oil selama + 5 menit, kemudian puting susu

dibersihkan.

(c) Gerakan pertama

Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara

payudara, gerakan tangan kearah atas pusat kesamping,

kebawah kemudian payudara diangkat sedikit dan

dilepaskan, lakukan 20-30 kali.

(d) Gerakan kedua. Satu tangan menahan payudara dari bawah,

tangan yang lain mengurut payudara dengan pinggir tangan

dari arah pangkal ke puting susu, dilakukan 20-30 kali

secara bergantian.

3) Menjelaskan kepada ibu waktu yang tepat untuk menyusui bayi

yaitu susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8x

sehari, bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui

sampai payudara kosong lalu pindah ke payudara sisi yang lain.

Ibu sudah mengerti dan ibu mengatakan akan menyusui bayinya

sesuai dengan waktu yang telah di jelaskan yaitu : yaitu susui bayi

sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8x sehari, bila bayi

tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui sampai payudara

kosong lalu pindah ke payudara sisi yang lain.

4) Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar yaitu :

a) Posisi menyusui yang benar


126

(1) Seluruh badan bayi tersangga dengan baik

(2) Kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus

(3) Wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan

puting

(4) Badan bayi di dekatkan ke badan ibu

b) Cara pelekatan menyusui yang benar

(1) Dagu menyentuh payudara ibu

(2) Sebagian besar areola ( bagian hitam disekitar puting) masuk

ke dalam mulut bayi

(3) Mulut terbuka lebar

(4) Bibir bawah melengkung keluar

c) Bayi mengisap efektif

(1) Mengisap kuat

(2) Mengisap dalam

(3) Diselingi istirahat

(4) Terdengar suara menelan

Ibu sudah mengerti dengan menyebutkan kembali posisi menyusui

yang benar yaitu : Seluruh badan bayi tersangga dengan baik,

kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus, wajah bayi

menghadap payudara, hidung berhadapan dengan puting, badan

bayi di dekatkan ke badan ibu

5) Memberitahu ibu Tanda bahaya masa nifas seperti; pendarahan

yang banyak dari jalan lahir, keluar cairan berbau, kejang,


127

payudara bengkak, demam lebih dari 2 hari, dan sakit kepala yang

hebat.

Ibu sudah mengerti dan menjelaskan kembali tanda bahaya masa

nifas sepaerti pendarahan yang banyak dari jalan lahir, keluar

cairan berbau, kejang, payudara bengkak, demam lebih dari 2 hari,

dan sakit kepala yang hebat.

6) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal siang 2 jam

dan malam 7-8 jam.

Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan yaitu istirahat yang

cukup minimal siang 2 jam dan malam 7-8 jam.

7) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi seperti

nasi, ikan, telur, daging, sayuran hijau dan buah-buahan.

Ibu mengatakan akan mengkonsumsi makanan bergizi seperti nasi,

ikan, telur, daging, sayuran hijau dan buah-buahan.

8) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri yaitu mandi 2x

sehari, setelah BAK dan BAB cuci vulva sampai bersih dari depan

kebelakang.

Ibu mengatakan akan mengikuti anjuran yang diberikan tentang

menjaga kebersihan yaitu mandi 2x sehari, setelah BAK dan BAB

cuci vulva sampai bersih dari depan kebelakang.

9) Menginformasikan waktu untuk kunjungan ulang tanggal 25-02-

2020 dan apabila muncul tanda-tanda bahaya yang sudah

dijelaskan segera ke fasilitas kesehatan.


128

Ibu sudah mengetahui waktu kunjungan ulang yaitu tanggal 25-02-

2020

3. Kunjungan nifas kedua / KF2

Tanggal : 25-02-2020 Jam :14 .00 Wita

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan masih ada cairan kecoklatan dari jalan lahir dan ASI

keluar banyak, bayi sering menyusui.

b. Obyektif

1) Pemeriksaan umum

Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 110/70 MmHg,

suhu 36,50c, pernapasan 20x/menit, nadi 80x/menit.

2) Pemeriksaan fisik

Mamae   teraba   tidak   keras   lagi,   putting   susu  menonjol,  areola

mamae hyperpigmentasi, laktasi sudah baik, tidak ada tanda-tanda

infeksi. Involusi baik, TFU tidak teraba, kontraksi baik, vesika urinia

kosong. Vulva/ Vagina lochea serosa, warna kuning, tidak ada tanda

infeksi, ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema, tidak ada

varices.

c. Analisa

P6A0AH6 nifas normal hari ke 6

d. Penatalaksanaan
129

1) Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa

Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 110/70 MmHg,

suhu 36,50c, pernapasan 20x/menit, nadi 80x/menit.

Ibu mengatakan senang dengan hasil pemeriksaannya yaitu keadaan

ibu baik.

1) Mengingatkan kembali kepada ibu tentang :

a) Tanda bahaya masa nifas seperti; pendarahan yang banyak dari

jalan lahir, keluar cairan berbau, kejang, payudara bengkak,

demam lebih dari 2 hari, dan sakit kepala yang hebat.

b) Istirahat yang cukup minimal siang 2 jam dan malam 7-8 jam.

c) mengkonsumsi makanan bergizi seperti nasi, ikan, telur, daging,

sayuran hijau dan buah-buahan

d) Menjaga kebersihan diri yaitu mandi 2x sehari, setelah BAK dan

BAB cuci vulva sampai bersih dari depan kebelakang

Ibu sudah mengetahui tentang tanda bahaya masa nifas yaitu

pendarahan yang banyak dari jalan lahir, keluar cairan berbau,

kejang, payudara bengkak, demam lebih dari 2 hari, dan sakit kepala

yang hebat. Ibu akan Istirahat yang cukup minimal siang 2 jam dan

malam 7-8 jam, mengkonsumsi makanan bergizi seperti nasi, ikan,

telur, daging, sayuran hijau dan buah-buahan, menjaga kebersihan

diri yaitu mandi 2x sehari, setelah BAK dan BAB cuci vulva sampai

bersih dari depan kebelakang


130

2) Menganjurkan ibu untuk menjaga payudara tetap bersih dan kering.

Terutama putting susu, dan ibu harus memakai BH yang

menyongkong payudara.

Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan yaitu

menjaga payudara tetap bersih dan kering. Terutama putting susu,

dan ibu harus memakai BH yang menyongkong payudara.

3) Menginformasikan waktu untuk control ulang 22-03-2020 dan

apabila muncul tanda-tanda bahaya yang sudah dijelaskan segera ke

fasilitas kesehatan.

Ibu bersedia untuk kontrol ulang pada tanggal 22-03-2020

4. Kunjungan nifas ketiga / KF3

Tanggal : 22-03-2020 Jam : 16.00 Wita

a. Data Subyektif

Ibu mengatakan ASI keluar banyak, bayi sering menyusui dan ibu

mengatakan tidak ada keluhan.

b. Obyektif

1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 120/80 MmHg,

suhu 36,50c, pernapasan 21x/menit, nadi 88x/menit.

2) Pemeriksaan fisik

Mamae     tidak     keras   putting    susu    menonjol,    areola     mamae

hyperpigmentasi, laktasi baik, tidak ada tanda-tanda infeksi. involusi

baik, TFU tidak teraba, kontraksi baik, vesika urinia kosong. Vulva/

Vagina lochea alba, warna putih, tidak ada tanda infeksi, tidak ada
131

haemoroid pada anus, ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema,

tidak ada varices.

c. Analisa

P6A0AH6 nifas normal hari ke 34


d. Penatalaksanaan

1) Mengimformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa

Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 120/80 MmHg,

suhu 36,50c, pernapasan 21x/menit, nadi 88x/menit.

Ibu mengatakan senang dengan hasil pemeriksaanya yaitu keadaan

ibu baik.

2) Menjelaskan kepada ibu tentang senam nifas yaitu

a) Tidur terlentang, tangan di samping badan. Tekuk salah satu kaki,

kemudian gerakkan ke atas mendekati peru. Lakukan gerakan ini

sebanyak 15 kali secara bergantian untuk kaki kanan dan kiri.

Setelah itu rileks selama 10 hitungan.

b) Berbaring terlentang, tangan di atas perut, kedua kaki ditekuk.

Kerutkan otot bokong dan perut bersamaan dengan mengangkat

kepala, mata memandang ke perut selama 5 kali hitungan.

Lakukan gerakan ini sebanyak 15 kali. Rileks selama 10 hitungan

c) Tidur terlentan, tangan di samping badan,angkat bokong sambil

mengerutkan otot anus selama 5 hitungan. Lakukan gerakan ini

sebanyak 15 kali. Rileks selama 10 hitungan.


132

d) Tidur terlentang, tangan di samping badan. Angkat kaki kiri lurus ke

atas sambil menahan otot perut. Lakukan gerakan sebanyak 15 kali

hitungan. Rileks selama 10 hitungan.

e) Tidur terlentang, letakkan kedua tangan di bawah kepala, kemudian

bangun tanpa mengubah posisi kedua kaki (kaki tetap lurus).

Lakukan gerakan sebanyak 15 kali hitungan, kemudian rileks 10

hitungan sambil menarik napas panjang lewat hidung, keluarkan

lewat mulut.

f) Posisi badan nungging, perut dan paha membentuk sudut 90 0.

Gerakkan perut ke atas sambil otot perut dan anus dikerutkan sekuat

mungkin, tahan selama 5 hitungan. Lakukan gerakan ini sebanyak 15

kali, kemudian rileks selama 10 hitungan.

Ibu sudah mengerti dengan menyebutkan kembali 2 langkah senam

nifas yaitu :

(1) Tidur terlentang, tangan di samping badan. Tekuk salah satu

kaki, kemudian gerakkan ke atas mendekati peru. Lakukan

gerakan ini sebanyak 15 kali secara bergantian untuk kaki kanan

dan kiri. Setelah itu rileks selama 10 hitungan.

(2) Berbaring terlentang, tangan di atas perut, kedua kaki ditekuk.

Kerutkan otot bokong dan perut bersamaan dengan mengangkat

kepala, mata memandang ke perut selama 5 kali hitungan.

Lakukan gerakan ini sebanyak 15 kali. Rileks selama 10

hitungan
133

Ibu akan melakukan di rumah pada pagi hari

3) Menjelaskan kepada ibu dan suami tentang alat kontrasepsi yang

tidak mempengaruhi ASI yaitu alat kontrasepsi MOW, IUD, susuk,

suntik ulang 3 bulan.

Ibu mengatakan akan mengakhiri kehamilan dengan menggunakan

alat kontrasepsi MOW.

4) Memberitahukan pada ibu bahwa aman untuk memulai hubungan

suami istri apabila sudah menggunakan alat kontrasepsi kapan saja

ibu siap.
134

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Pada Bab ini penulis membandingkn hasil asuhan dengan tinjauan teori

yang ada bab II dan analisa faktor pendukung maupun faktor penghambat

sehingga hasil asuhan ada yang sesuai dan ada yang tidak sesuai. Pembahasan

mencakup kasus yang di ambil, kajian teori dan analisa kesenjangan kasus dan

teori.

A. ANTE NATAL CARE

Pada kasus Ny. T. T G6 P5 A0 AH5 UK 39 minggu, janin, tunggal,

hidup, presentasi kepala, intra uteri, mendapat pemeriksaan kehamilan oleh

petugas sebanyak 4 kali. Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu melakukan

10 T :

1. Timbang berat badan dan ukur Tinggi Badan.

Pada kasus Ny. T. T saat pemeriksaan pertama pengukuran tinggi badan

155 cm dan penimbangan berat badan sebelumnya 60 kg, berat badan saat

ini 68 kg. Pada kasus Ny.T. T kenaikan berat badan selama hamil 8 kg.
135

Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, Bila tinggi badan < 145 cm,

maka faktor risiko panggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara

normal. Bandingkan berat badan sebelum hamil catat jumlah kg, berat

badan beberapa minggu sejak kunjungan terakhir, catat pola perkembangan

berat badan. Pada pemeriksaan kehamilan pertama, perhatikan apakah berat

badan ibu sesuai dengan tinggi badan ibu dan usia kehamilan. Berat badan

ibu hamil bertambah 0,5 kg perminggu atau 6,5 kg sampai 12,5 kg selama

kehamilan. Bila peningkatan berat badan kurang dari 0,5 kg perminggu,

perhatikan apakah ada malnutrisi awasi, adanya pertumbuhan janin

terlambat, insufisiensi plasenta, kemungkinan kelahiran premature, bila

peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg perminggu, perhatikan adanya

diabetes mellitus, kehamilan ganda, hidromion dan makrosomia.

(Kemenkes RI 2015)

Berdasarkan kajian pada Ny. T.T. Dan kajian teori tidak terdapat

kesenjangan.

2. Pengukuran tekanan darah ( tensi )

Pada kasus Ny. T.T kunjungan pertama tanggal 8-02-2020 hasil

pemeriksaan tekanan darah 120/80 MmHg dan pada kunjungan kedua

tanggal 10-02-2020 hasil pemeriksaan tekanan darah 120/80 mmHg.

Mengukur tekanan darah dilakukan pada saat pertama kali mencatat

riwayat klien, sebagai data dasar pada saat setiap pemeriksaan antenatal.

Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Selama kehamilan ada gejala-gejala

seperti Tekanan darah tinggi 140/90 MmHg atau lebih, sakit kepala,
136

pengelihatan kabur dan proteinuria adalah pre eklamsia jika disertai dengan

kejang adalah eklamsia dapat menyebabkan bayi pretermatur dan BBLR.

(Kemenkes RI 2015).

Berdasarkan kajian pada Ny. T.T. Dan kajian teori tidak terdapat

kesenjangan.

3. Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)

Pada kasus Ny. T. T hasil pemeriksaan lingkar lengan atas 34 cm.

LiLA <23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis

(KEK) dan beresiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

Pengukuran lila normal >23,5 cm (Kemenkes RI 2015).

Berdasarkan kajian pada Ny. T. T. Dan kajian teori tidak terdapat

kesenjangan.

4. Pengukuran tinggi rahim (TFU)

Pada kasus Ny. T. T saat melakukan pemeriksaan hasil tinggi

fundus uteri (TFU) 3 jari dibawah px (38 cm).

Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin

apakah sesuai dengan usia kehamilan. (Kemenkes RI 2015).

Tinggi Fundus Uteri (TFU) sesuai leopold

Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri sesuai leopold

12 Minggu Tinggi Fundus Uteri 1-2 jari diatas


sympisis

16 Minggu Tinggi Fundus Uteri pertengahan


sympisis-pusat

20 Minggu Tinggi Fundus Uteri 3 jari dibawah pusat

24 Minggu Tinggi Fundus Uteri setinggi pusat


137

28 Minggu Tinggi Fundus Uteri 3 jari diatas pusat

32 Minggu Tinggi Fundus Uteri pertengahan pusat-


prosesus xyphoideus

36 Minggu Tinggi Fundus Uteri 3 jari dibawah


prosesus xyphoideus

40 Minggu Tinggi Fundus Uteri 2 jari dibawah


prosesus xyphoideus

Tinggi Fundus Uteri (TFU) sesuai MC donald

Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri sesuai MC donal

24 Minggu 24 cm

28 Minggu 28 cm

32 Minggu 32 cm

36 Minggu 36 cm

40 Minggu 40 cm

Berdasarkan kajian pada Ny. T. T. Tidak terdapat kesenjangan

karena pengukuran TFU menggunakan MC donal sesuai dengan teori.

5. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut jantung

janin.

Pada kasus Ny. T. T saat ANC 1 tanggal 08-02-2020 hasil

pemeriksaan DJJ 130 x/menit, presentasi kepala belum masuk PAP

Pada saat ANC 2 tanggal 10-02-2020 hasil pemeriksaan DJJ 135 x/menit,

presentasi kepala belum masuk PAP


138

Pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala

belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah

lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari

160 kali/menit menunjukkan ada tanda gawat janin, segera rujuk.

DJJ normal 120-160 x/menit (Kemenkes RI 2015).

Berdasarkan kajian pada Ny. T. T. Dan kajian teori tidak terdapat

kesenjangan.

6. Penentuan status imunisasi tetanus toksoid ( TT ), untuk mencegah

penyakit tetanus pada ibu dan bayi.

Pada saat kajian ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi

sebanyak 5 kali atau imunisasi TT lengkap pada saat hamil anak ke 4.

Jadwal Pemberian Imunisasi TT

%
Interval (selang
Antigen Lama perlindungan perlindu
waktu minimal)
ngan
Langkah awal
Pada kunjungan pembentukan kekebalan
TT1 -
antenatal pertama tubuh terhadap penyakit
tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun 80%
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95%
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 95%
TT 5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/ seumur hidup 99%

Berdasarkan kajian pada Ny. T. T. Dan kajian teori tidak terdapat

kesenjangan.

7. Pemberian Tablet Tambah Darah

Pada kasus Ny. T. T selama hamil telah mendapatkan tablet tambah

darah sebanyak 120 tablet. Pada kehamilan trimester II ibu


139

mendapatkan 60 tablet Fe dan pada kehaamilan trimeseter III ibu

mendapatakan 60 tablet Fe

Pemberian Tablet Tambah Darah minimal 90 Tablet selama

kehamilan. Dimulai dengan memberikan 1 tablet sehari segera mungkin

setelah rasa mual hilang. Setiap ibu hamil minimal mendapat 90 tablet

selama kehamilannya. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat

besi 60 mg) dan asam folat 0,5 mg. Manfaat tablet tambah darah untuk

mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil dan zat besi digunakan

untuk membuat hemoglobin, yaitu sebuah protein dalam sel darah merah

yang membawa oksigen ke seluruh sel dalam tubuh. Selain itu, juga

sebagai komponen untuk membentuk kolagen (protein dalam tulang,

tulang rawan, dan jaringan konektif lainnya), dan dibutuhkan untuk

membentuk banyak enzim (Kemenkes RI 2015).

Berdasarkan kajian pada Ny. T. T. Dan kajian teori tidak terdapat

kesenjangan.

8. Tes laboratorium

Pada kasus Ny. T. T hasil pemeriksaan laboratorium, Hb 11

gram/dl, HBsAg negatif, HIV negatif, sifilis negatif, protein urine

negatif. Tes golongan darah A , untuk mempersiapkan donor bagi ibu

hamil bila diperlukan. Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu

kekurangan darah (anemia).

Tes HIV dilakukan untuk mengetahui ibu hamil positif HIV, atau

negatif HIV. Bila ibu hamil positif HIV penanganan medis akan
140

dilakukan untuk mengurangi risiko penularan HIV kepada bayi dan

mencegah berkembangnya infeksi HIV menjadi lebih berat.

Tes sifilis untuk mengetahui ibu hamil mempunyai infeksi menular

seksual. Sifilis yang tidak ditangani dapat menyebabkan cacat berat pada

bayi, bahkan pada kasus yang lebih fatal, bayi bisa lahir dalam keadaan

meninggal.

Ibu hamil perlu menjalani tes darah untuk mendeteksi virus

hepatitis B atau tes HBsAg sejak dini, dan mendapatkan pengobatan jika

hasil tesnya positif. Saat lahir, bayi dari ibu yang menderita hepatitis B

perlu mendapat imunisasi hepatitis B secepatnya (paling lambat 12 jam

setelah lahir). (Kemenkes RI 2015).

Tes pemeriksaan urine ( air kencing ) untuk mengetahui kehamilan

Berdasarkan kajian pada Ny. T. T. Dan kajian teori tidak terdapat

kesenjangan

9. Konseling dan penjelasan

Pada kasus Ny. T. T diberikan penjelasan tentang : hasil pemeriksaan

umum dan pemeriksaan fisik, tanda-tanda bahaya kehamilan trimester

III, tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan, tentang P4K.

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan

kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi

menyusu dini (IMD ), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif,

keluarga berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini diberikan

secara bertahap pada saat kunjungan ibu hamil.(Kemenkes RI 2015).


141

Berdasarkan kajian pada Ny. T. T. Dan kajian teori tidak terdapat

kesenjangan

10. Tata laksana atau mendapatkan pengobatan

Pada kasus Ny. T. T Tidak ditemukan masalah dan tidak mendapat

pengobatan.

B. INTRA NATAL CARE

1. Kala 1

Pada kasus Ny. T. T G6P5A0AH5 UK 39 minggu, janin, tunggal, hidup,

presentasi kepala, intra uterine dengan inpartu kala 1 fase aktif. Tanggal 18-

02-2020 jam 06.35 wita Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah dari

jalan sejak jam 05.00 Wita dan ibu mengeluh sakit perut bagian bawah

menjalar ke pinggang, merasakan pergerakkan janin ( 10 – 12 x /hari ).

Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 110/70 MmHg, suhu

36,70c, nadi 80x/menit, pernapasan 19x/menit, DJJ 135x/menit,

vulva/vagina tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada kelainan, keluar

lendir bercampur darah, portio tipis masih tebal, pembukaan 9 cm, kantong

ketuban utuh, bagian terendah kepala, posisi ubun-ubun kecil, turun hodge

III-IV. Asuhan kebidanan meliputi menjelaskan pada ibu tentang hasil

pemeriksaan, posisi ibu saat bersalin, pentingnya makanan dan minuman

selama proses persalinan, mengobservasi kontraksi, menganjurkan ibu tidur

dalam posisi miring, memberi dukungan mental dan emosional, menyiapkan


142

alat yang digunakan pada saat persalinan, mendokumentasikan proses

persalinan pada partograf.

Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang

teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) sehingga serviks

membuka lengkap (10 cm). Asuhan kebidanan yang diberikan meliputi

melakukan pengkajian, melakukan pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan dalam, mengobservasi his, menganjukrkan tidur miring,

menyiapkan alat pada saat persalinan. Lama kala 1 pada multigravida 8 jam

dan lama kala 2 pada multigravida 1 jam. (JNPK-KR,2011).

Berdasarkan kajian pada kasus Ny. T. T tidak terdapat kesenjangan

karena telah mendapatkan asuhan persalinan kala 1 sesuai dengan kajian

teori.

2. kala II

Pada kasus Ny. T. T G6P5A0AH5 UK 39 minggu, janin, tunggal,

hidup, presentasi kepala, intra uterine dengan inpartu kala II.

Ibu mengatakan ingin BAB dan meneran. Keadaan ibu baik dan keadaan

janin baik. Tekanan darah ibu 110/70 MmHg, nadi 87x/menit, suhu

370c, Pernapasan 20x/menit, denyut jantung janin 142x/menit. Perineum

menonjol vulva membuka. vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak

teraba, pembukaan lengkap (10 cm), ketuban pecah spontan warna jernih,

presentasi kepala, petunjuk ubun-ubun kecil, hodge IV. Asuhan kebidanan

meliputi, mengenali tanda dan gejala kala II, menyiapkan pertolongan

persalinan, memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik,


143

menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran,

persiapan pertolongan kelahiran bayi.

Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan

berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala

pengeluaran bayi. Tanda dan gejala kala dua di antaranya ibu merasa ingin

meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi. Ibu merasakan adanya

peningkatan tekanan pada rektum dan vaginanya. Perineum menonjol, vulva

vagina dan sfingter ani membuka, meningkatnya pengeluaran lendir

bercampur darah. (JNPK-KR,2011).

Asuhan kebidanan meliputi, mengenali tanda dan gejala kala II, menyiapkan

pertolongan persalinan, memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin

baik, menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan

meneran, persiapan pertolongan kelahiran bayi. (Sarwono Prawirahardjo,

2014).

Berdasarkan kajian pada kasus Ny. T. T tidak terdapat kesenjangan

karena telah mendapatkan asuhan persalinan kala II sesuai dengan kajian

teori.

3. Kala III

Pada kasus Ny. T. T P6A0AH6 partus kala III. Ibu merasa perutnya

mules-mules dan keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir. TFU

setinggi pusat, kontraksi uterus baik, bentuk uterus membulat, serta keluar

darah dari jalan lahir. KU baik, Kesadaran Composmentis, tekanan darah

120/70 Mmhg, nadi 80x /menit, Suhu 36,8 °C. Ibu P6 A0 AH6 partus kala
144

III. Asuhan yang diberikan meliputi, suntik oksitosin, peregangan tali pusat

terkendali, mengeluarkan plasenta, melakukan pemijatan uterus, menilai

perdarahan.

Kala III dimulai dari setelah bayi lahir sampai plasenta lahir. Tanda-

tanda seperti uterus menjadi bulat, uterus terdorong keatas karena plasenta

dilepas ke segmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi

perdarahan. (JNPK-KR,2011). Manajemen Aktif Kala (MAK) meliputi

suntik ksitosin, melakukan peregangan tali pusat terkendali, mengeluarkan

plasenta, melakukan pemijatan uterus, menilai perdarahan. (Sarwono

Prawirahardjo, 2014).

Berdasarkan kajian pada kasus Ny. T. T tidak terdapat kesenjangan

karena telah mendapatkan asuhan persalinan kala III sesuai dengan kajian

teori.

4. Kala IV

Pada kasus Ny. T. T P6A0AH6 partus kala IV. Ibu merasa lega dan

senang dengan kelahiran bayinya. Keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, tekanan darah 120/70 Mmhg, Nadi 80x / menit, suhu

36,8°C, RR 20x / menit, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat ,

KK kosong , perineum  utuh. Ibu P6 A0 AH6 Kala IV partus kala IV.

Asuhan kebidanan meliputi, penanganan bayi baru lahir, melakukan

prosedur pasca persalinan, kebersihan dan keamanan, dokumentasi.

Kala IV di mulai dari plasenta lahir sampai 2 jam. Melakukan observasi

karena perdarahan pasca persalinan paling sering terjadi pada 2 jam


145

pertama. Observasi yang dilakukan adalah tingkat kesadaran penderita,

pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, terjadi perdarahan. Selama

kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan

setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Asuhan yang diberikan

meliputi : penanganan bayi baru lahir, Melakukan Prosedur Pascapersalinan,

Kebersihan dan keamanan, Dokumentasi. Berdasarkan kajian pada kasus

Ny. T. T tidak terdapat kesenjangan karena telah mendapatkan asuhan

persalinan kala IV sesuai dengan kajian teori.

C. BAYI BARU LAHIR

Pada kasus bayi Ny. T. T hasil pengkajian bayi perempuan lahir normal,

di tolong oleh bidan, BB 3300 gram, PB 49 cm, LK 34 cm, LD 32 cm, LP 31

cm.

Kunjungan neonatus pertama (KN1) di lakukan pada umur 2 hari dengan

asuhan meliputi, melakukan pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik,

menjelaskan tentang tanda-tanda BBL, menjelaskan tentang colostrum/ASI

yang keluar pertama, menjaga kehangatan bayi, perawatan tali pusat.

Kunjungan neonatus kedua (KN2) di lakukan pada umur 6 hari dengan

asuhan meliputi, melakukan pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan

mengigatkan kembali kepada ibu tentang menjaga kehangatan bayi,

pemberian ASI ekslusif, tanda-tanda BBL.

Kunjungan neonatus ketiga (KN3) dilakukan pada umur 16 hari dengan

asuhan meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, mengigatkan kembali


146

kepada ibu tentang menjaga kehangatan bayi, pemberian ASI ekslusif, tanda-

tanda BBL,  Imunisasi .

Program pemerintah bahwa pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir

sampai umur 28 hari masa neonatus mendapat pelayanan neonatal 3 kali yaitu

pada umur 6-48 jam jam setelah lahir, kunjungan kedua 3-7 hari setelah lahir

dan kunjungan ketiga 8-28 hari setelah lahir. Asuhan yang diberikan meliputi

pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, perawatan BBL, menjelaskan tentang

tanda bahaya BBL, pemberian ASI ekslusif, menjaga kehangatan bayi,

perawatan tali pusat, imunisasi. (kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan kajian pada kasus Bayi Ny. T. T dan kajian teori tidak

terdapat kesenjangan

D. POST NATAL CARE

Pada kasus Ny. T.T P6 A0 AH6 post partum normal.

Kunjungan nifas pertama (KF1) di lakukan pada hari ke 2, hasil pemeriksaan

keadaan ibu baik, suhu 36,50c, TD 110/70 MmHg, RR 19x/menit, nadi

85x/menit dengan asuhan meliputi, pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik,

teknik menyusui, waktu yang tepat untuk menyusui, perawatan payudara,

penanganan pada payudara yang terasa keras, istirahat yang cukup, makan-

makanan yang bergizi, kebersihan diri.

Kunjungan nifas kedua (KF2) di lakukan pada hari ke 6, keadaan ibu baik,

suhu 36,50c, TD 110/70 MmHg, RR 20x/menit, nadi 80x/menit dengan asuhan

meliputi, pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, istirahat yang cukup, makan-


147

makanan bergizi, kebersihan diri, tanda bahaya pada neonatus, menjaga

payudara tetap bersih dan kering.

Kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan pada hari ke 34, keadaan ibu baik,

suhu 36,50c, RR 21x/menit, nadi 88x/menit, dengan asuhan meliputi

pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, jelaskan tentang hubungan seksual,

alat kontrasepsi dan senam nifas.

Program pemerintah bahwa pelayanan kesehatan dalam masa nifas yaitu

mulai 6 jam sampai 42 hari dengan mendapat kunjungan untuk pelayanan

nifas sebanyak 3 kali yaitu pada saat 6 jam-3 hari setelah melahirkan,

kunjungan kedua 4-28 hari, kunjungan ketiga 29-42 hari setelah melahirkan.

Asuhan yang di berikan meliputi : pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik,

pemberian kapsul vit A, waktu menyusui, teknik menyusui, perawatan

payudara dan tanda bahaya masa nifas, kontrasepsi pasca persalinan.

(Kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan kajian pada kasus Ny. T. T dan kajian teori terdapat

kesenjangan karena telah mendapatkan asuhan pada ibu nifas penanganan

payudara terasa keras.


148

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan asuhan kebidanan komprehensif yang telah dilakukan pada

Ny “T. T” tidak terdapat komplikasi mulai dari kehamilan, persalinan. Dan

terdapat komplikasi atau masalah lain pada bayi baru lahir yaitu minum susu

formula menggunakan dot dan pada nifas terjadi bendungan ASI maka

penulis dapat menyimpulkan :

1. Pengawasan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny “T. T”

Tanggal 08-02-2020 pemeriksaan kehamilan pertama, tanggal 10-

02-2020 pemeriksaan kehamilan kedua, Ibu mengatakan hamil anak

keenam, pernah melahirkan empat kali, pernah keguguran satu kali, dan

ibu mengatakan sudah tidak haid 9 bulan yang lalu dan ingin

memeriksakan kehamilannya. HPHT : 15-05-2019. Keadaan umum baik,

kesadaran composimentis, TD 120/70 MmHg, suhu 36,50c, nadi 85


149

x/menit, pernapasan 20x/menit, BB saat ini 68 kg, LiLA 34 cm. Tafsiran

persalinan 22-02-2020. TFU 36 cm, difundus teraba bundar lunak tidak

melenting, disebelah kanan perut ibu teraba keras datar memanjang seperti

papan, dan sebelah kiri perut ibu teraba ekstremitas, bagian terendah

teraba bulat keras melenting, dan belum masuk PAP. TBJ 3,720 gram. DJJ

130x/menit. teratur, punctum maksimum satu tempat disebelah kanan

dibawah pusat. GVI PV A0 AHV UK 39 minggu, janin tunggal, hidup, intra

uterine, presentasi kepala. Asuhan pada kehamilan trimester III :

menjelakskan tanda bahaya kehamilan trimester III, tanda persalinan,

persiapan persalinan, P4K.

2. Pengawasan Asuhan kebidanan persalinan Ny. “T.T”

Tanggal 18-02-2020 jam 04.00 wita persalinan kala I, jam 06.20

kala II, jam 06.45 kala III, Jam 07.00 kala IV. Ibu mengeluh sakit perut

bagian bawah menjalar ke pinggang dari jam 04.00 Wita, dan merasakan

pergerakkan janin aktif (10 – 12 x /hari). Keadaan umum baik, kesadaran

composimentis, TD 110/70 MmHg, suhu 36,70c, nadi 80x/menit,

pernapasan 19x/menit, DJJ 135x/menit, vulva/vagina tidak ada oedema,

tidak ada varices, tidak ada kelainan, keluar lendir bercampur darah, portio

tipis masih tebal, pembukaan 9 cm, kantong ketuban utuh, bagian terendah

kepala, posisi ubun-ubun kecil, turun hodge III-IV. Ibu G6 P5 A0 AH5, 39

minggu, Janin, tunggal, hidup, intra uteri letak kepala inpartu kala 1 fase

aktif. Asuhan kebidanan meliputi menjelaskan pada ibu tentang Hasil

pemeriksaan, pentingnya makanan dan minuman selama proses persalinan,


150

mengobservasi kontraksi, menganjurkan ibu tidur dalam posisi miring,

memberi dukungan mental dan emosional, menyiapkan alat yang

digunakan pada saat persalinan, mendokumentasikan proses persalinan

pada partograf, melakuka pertolongan persalinan dengan 60 langkah.

3. Pengawasan Asuhan kebidanan masa nifas pada Ny. “T.T”

Pada tanggal 18-02-2020 kunjungan nifas pertama, tanggal

25-02-2020 kunjungan nifas kedua, tanggal 22-03-2020 kunjungan nifas

ketiga, Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang kelima dan ibu

mengeluh payudaranya sakit, kencang dan teraba keras, ASI keluar

sedikit. Keadaan umum  baik,  kesadaran  composimentis,  TD  110/70

MmHg,    suhu   36,50c, pernapasan 19x/menit, nadi 85x/ menit, mamae

teraba keras, putting  susu  menonjol,  areola  mamae hyperpigmentasi,

laktasi kurang baik, ada tanda-tanda infeksi. Tidak ada bekas luka operasi,

involusi baik, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik dan keras, vesika

urinaria kosong. vulva/vagina lochea sanguilenta, warna merah

kecoklatan, banyaknya darah ±10 cc, tidak ada luka episiotomi dan tidak

ada tanda infeksi, ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema, tidak ada

varices. P6A0AH6 nifas normal hari ke 2. Asuhan masa nifas

menjelaskan cara perawatan payudara, penanganan payudara yang terasa

keras, waktu yang tepat untuk menyusui bayi, teknik menyusui bayi, tanda

bahaya masa nifas, istirahat cukup, makan makanan bergizi, menjaga

kebersihan diri, alat kontrasepsi, senam nifas.

4. Asuhan kebidanan pada bayi Ny. T. T


151

Pada tanggal 18-02-2020 kunjungan neonatus pertama, tanggal 25-02-

2020 kunjungan neonatus kedua, tanggal 05-03-2020 kunjungan neonatus

ketiga, Ibu mengatakan ASInya tidak keluar dan bayi rewel. Keadaan

umum baik, suhu 36,50c, RR 40x/menit, HR 130x/menit, BB : 3300 gram.

BBL normal hari ke 2. Asuhan BBL, menjelaskan tentang colostrum/ASI

yang keluar pertama, menjelakan tentang ASI ekslusif, mnjaga bayi tetap

hangat, perawatan tali pusat, tanda bahaya neonatus.

5. Semua hasil asuhan kebidanan komprehensif pada Ny “T.T” dari masa

dalam masa hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas yang telah dilakukan

oleh penulis telah didokumentasikan dengan menggunakan metode SOAP

yang ada dalam studi kasus ini.

B. SARAN

1. Bagi Puskesmas

Asuhan yang diberikan pada klien sudah cukup baik dan hendaknya lebih

meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan yang lebih

baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan setiap

asuhan kebidanan sesuai dengan teori mulai dari kehamilan, persalinan,

nifas dan BBL. Lebih meningkatkan penyuluhan dan konseling pada saat

antenatal agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu akan dirinya.

2. Bagi Institusi Pendidikan


152

a. Bagi Pendidikan diharapkan studi kasus ini terus dilakukan dan

ditingkatkan dalam upaya peningkatan pemahaman asuhan kebidanan

serta diharapkan lebih memberikan proses belajar tentang asuhan

kebidanan secara mendalam dan khusus, supaya mahasiswa kebidanan

dapat melaksanakan asuhan kebidanan dengan benar dan akurat.

b. Istitusi perlu menyediakan komputer sehingga mahasiswa lebih muda

mengakses internet terkait dengan tugas-tugas serta data mahasiswa

secara online dan perlu menyediakan buku-buku sumber terbaru

tentang asuhan agar mahasiswa mudah mengerjakan tugas dan

meningkatkan pengetahuan tentang asuhan dengan membaca buku

sumber terbaru

3. Bagi Profesi

a. Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan penjelasan pada

setiap ibu hamil, bersalin, nifas juga pada bayi tentang apa saja yang

harus diketahui tentang keadaan ibu dan bayinya dengan jelas

sehingga apabila terdapat tanda-tanda bahaya bisa cepat ditangani.

b. Perlu adanya komunikasi yang edukatif antara tenaga kesehatan dan

pasien agar dapat menciptakan suasana yang harmonis dan dapat

meningkatkan pelayanan kebidanan terutama dalam pelayanan

kehamilan, persalinan nifas dan bayi baru lahir.

4. Bagi Masyarakat

Untuk keluarga yang mempunyai ibu hamil harus memberikan dukungan

agar ibu dapat memeriksakan kehamilannya secara teratur sehingga akan


153

merasa lebih yakin dan nyaman karena mendapat gambaran tentang

pentingnya pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas dan BBL dengan

melakukan pemeriksaan rutin di fasilitas kesehatan

Anda mungkin juga menyukai