BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
mengukur status kesehatan ibu pada suatu wilayah. Kematian ibu adalah
akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat
hamil seperti empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan,
dan terlalu dekat jarak kelahiran), maupun yang mempersulit proses penanganan
penyebab yang berkontribusi pada kematian bayi yaitu secara langsung seperti
kematian segera setelah lahir, asfiksia, BBLR, infeksi dan tetanus. Penyebab
pada kematian bayi tidak langsung seperti gizi buruk. (Dinkes Prov.NTT 2016).
2
dan Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2015 adalah 32/1000 kelahiran
Kelapa Lima Kota Kupang tahun 2019 jumlah kematian ibu adalah 2 orang
dari 152 ibu hamil sedangkan untuk jumlah kematian bayi adalah 3 orang
obat kontrasepsi pasca persalinan. Selain itu, program P4K juga mendorong
ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi yang
Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB di Propinsi NTT adalah adanya
Revolusi KIA. Revolusi KIA salah satu bentuk upaya percepatan penurunan
AKI dan AKB melalui persalinan pada fasilitas kesehatan yang memadai,
3
emergensi (obstetri neonatal) bagi ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan
yang efektif. COC awalnya merupakan ciri dan tujuan utama pengobatan
kebidanan komprehensif pada Ny. T.T mulai dari kehamilan, persalinan, bayi
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
Ny. T. T dalam masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Kehamilan
a. Pengertian
2010 ) yaitu:
a. Uterus
sehingga pada akhir kehamilan uterus ini menjadi 1000 gram, dengan
panjang 20 cm.
kebiruan (livide). Tanda ini disebut dengan tanda Chadwick. Pada akhir
c. Serviks Uteri
lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Selain
mempengaruhi :
1) Estrogen
2) Somatotropin
3) Progesterone
berfungsi
e. Kulit
abdomen.
f. Sirkulasi Darah
serumdarah lebih besar dari pada pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi
inverior.
g. Sistem Pernafasan
Pada usia kehamilan 33 sampai 36 minggu ibu hamil akan merasa sesak
paru-paru ibu.
h. Traktus Digestivus
i. Abdomen
yakni :
a. Trimeter III sering disebut sebagai periode penantian, yang mana pada
dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya dan
ada perasaan yang tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat
waktu.
9
khawatir.
mengurangi kekhawatirannya.
d. Hasrat seksual tidak seperti pada trimester kedua hal ini dipengaruhi
besar.
a. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang diperoleh dari pasien berupa data fokus
mengatakan sudah tidak haid lagi 2 bulan yang lalu, ibu mengatakan
1) Biodata
10
klien secar keseluruhan yang terdiri dari data ibu dan suami meliputi:
b) Umur
c) Suku/bangsa
perilaku kesehatan.
d) Agama
e) Pendidikan
f) Pekerjaan
g) Alamat
2) Alasan Kunjungan
Apakah alasan kunjungan ini karena ada keluhan atau hanya untuk
memeriksakan kehamilanya.
3) Keluhan Utama
4) Riwayat menstruasi
5) Riwayat Perkawinan
12
yang perlu dikaji adalah berapa usia klien pertama kali menikah,
berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak, karena tanpa
6) Riwayat obstetric
dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu,
lahir, jenis kelamin, dan komplikasi lain, kesehatan fisik dan emosi
c) Jenis kelamin
7) Riwayat kontrasepsi
masa hamil. Adanya perubahan fisk dan fisiologi pada masa hamil
9) Keadaan Psikososial
kehamilannya.
(a) Menu
(b) Frekwensi
(e) Pola minum
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum:
b) Kesadaran: composmentis
c) Tinggi Badan: ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
badan tiap minggu adalah 0,5 kg, penambahan berat badan setiap
e) LiLA (Lingkar Lengan Atas) pada bagian kiri : LiLA kurang dari
mmHg atau lebih, dan distolic 15 mmHg atau lebih, kelainan ini
17
gangguan jantung.
kebersihan cukup.
simetris.
vena jugularis.
pembesaran abdomen.
condyloma lata.
)
20
perkembangan kehamilan.
(3) Abdomen
melenting (bokong)
difundus.
bagian kecil.
Tujuan : mengetahui presentasi /
sympisis ibu.
kedalam PAP.
c) Auskultasi
x/menit.
d) Perkusi
maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklamsi. Bila reflek
4) Pemeriksaan Laboratarium
a) Darah
kadar ibu kurang dari 10 gr% berarti ibu dalam keadaan anemia,
b) Urine
keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan akan
proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Analisis yang tepat
23
presentasi kepala
evaluasi)
Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, Bila tinggi badan < 145
Bandingkan berat badan sebelum hamil catat jumlah kg, berat badan
apakah berat badan ibu sesuai dengan tinggi badan ibu dan usia
3) Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA)
(BBLR)
jantung janin.
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala
masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit
atau lebih dari 160 kali/menit menunjukkan ada tanda gawat janin,
segera rujuk.
Interval (selang %
Antigen Lama perlindungan
waktu minimal) Perlindungan
Langkah awal
Pada kunjungan pembentukan
TT1 antenatal kekebalan tubuh -
pertama terhadap penyakit
tetanus
4 minggu setelah
TT2 3 tahun 80%
TT1
6 bulan setelah
TT3 5 tahun 95%
TT2
1 tahun setelah
TT4 10 tahun 95%
TT3
1 tahun setelah 25 tahun/ seumur
TT 5 99%
TT4 hidup
mungkin setelah rasa mual hilang. Setiap ibu hamil minimal mendapat
320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 0,5 mg. Mamfaat tablet
tambah darah untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil dan
dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh sel dalam
8) Tes laboratorium
Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila
diperlukan.
(anemia).
Tes HIV dilakuka untuk mengetahui ibu hamil positif HIV, atau
negatif HIV. Bila ibu hamil positif HIV penanganan medis akan
pada bayi, bahkan pada kasus yang lebih fatal, bayi bisa lahir dalam
keadaan meninggal.
ibu hamil perlu menjalani tes darah untuk mendeteksi virus hepatitis B
atau tes HbsAg sejak dini, dan mendapatkan pengobatan jika hasil
tesnya positif. Saat lahir, bayi dari ibu yang menderita hepatitis B
menyusu dini (IMD ), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif,
hamil.
1. Persalinan
a. Persalinan
1) Pengertian
(Nugroho, 2014).
makin bertambah.
c) Pengeluaran cairan
24 jam.
3) Sebab-sebab mulainya persalinan
persalinan adalah :
b) Teori Oksitoksin
Kadar oksitosin bertambah pada akhir kehamilan juga dapat
bertambah.
c) Teori prostaglandin
c) Passage, yaitu keadaan jalan lahir yang terdiri dari bagian keras
ligament-ligament.
profesional.
a) Kala 1
32
lagi yaitu :
b) Kala II
bercampur darah.
c) Kala III
d) Kala IV
15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua
setelah persalinan.
34
a) Engagement
b) Descent (penurunan)
c) Fleksi
panggul.
e) Ekstensi
yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan
g) Ekspulsi
b. Evidence Based
1) Keluarga Berencana
diinginkan.
komplikasi.
lainnya.
bersih, aman dan tepat waktu merupakan salaah saatu upaya efektif
5) Penatalaksanaan
1) Data Subjektif
Data subyektif adalah data yang didapat dari klien sebagai pendapat
2) Data Obyektif
tanda vital ( tekanan darah, suhu, nadi, respirasi dan berat badan
(1) Abdomen
(b) Palpasi
fundus.(Marni,2011)
belum.
(2) Genetalia
3) Analisa
4) Penatalaksanaan
partograf.
meneran
meneran.
diameter 5-6cm.
44
bokong ibu.
muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang
bersih.
posterior.
dilahirkan.
kelahiran bayi.
penyuntikan oksitosin/IM
tersebut.
g) Oksitosin
kedua.
47
oksitosin 10 unit Imdi gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu
(35) Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,
puting susu.
i) Mengeluarkan plasenta
j) Pemijatan Uterus
49
k) Menilai Perdarahan
dengan baik
kering.
50
clorin 0,5%.
pervaginam
persalinan
kering
n) Dokumentasi
1) Pengertian BBL
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
berat badan 2500 – 4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat
Prawirohardjo, 2011)
c) Nilai AS 7-10
d) LIDA 30-38 cm
53
e) LIKA 33-35 cm
menurun 120x/menit.
menurun 40x/menit.
telah sempurna.
c) Perubahan pernapasan
d) Perubahan sirkulasi
4) Penanganan BBL
dan radiasi
yang hangat.
d) Rangsangan taktil
e) Laktasi
f) Mencegah infeksi pada mata
g) Identifikasi bayi
h) Penilaian BBL
Tampilan 0 1 2
Badan merah,
Appearance Seluruh tubuh
A Pucat ekstremitas
(warna kulit) kemerah-merahan
biru
Pulse rate Kurang dari Lebih dari 100
P Tidak ada
(frekuensi nadi) 100 x/menit x/menit
Grimace (reaksi Sedikit gerak
G terhadap Tidak ada mimik, Batuk dan bersin
rangsangan) menyeringai
Ekstremitas
Activity
A Tidak ada dalam sedikit Gerakan aktif
(tonus otot)
fleksi
Resfiration Lemah/tidak Baik / menangis
R Tidak ada
(pernafasan) teratur kuat
Keterangan :
Tanda bahaya pada bayi baru lahir yakni: Sesak nafas, frekuensi
b. Evidance Based
2) Baby friendly
untuk sukses memulai dan terus menyusui bayi mereka dan akan
awal program, lebih dari 18.000 rumah sakit di seluruh dunia telah
Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit pada
tidak rewel dan kenaikan berat badan bayi lebih cepat. Ibu pun akan
merasa lebih dekat dengan bayi bahkan ibu bisa tetap beraktivitas
Saat bayi dilahirkan, tali pusat (umbilikal) yang menghubungkanny
Membersihkan tali pusat saat bayi tidak berada di dalam bak air.
hipotermi.
terlebih dahulu.
kuman.
dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari,
bayi/ balita, atau bayi sedang mengantuk, bosan atau ingin bermain
yang lain. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal, maka tanpa
(Sodikin, 2009)
1) Subjektif
Informasi atau data yang diperoleh dari apa yang dikatakan oleh
BAK dan BAB bayi dalam 1 jam pertama, dan kuat atau lemahnya
2) Objektif
63
jam.
3) Analisa
4) Penatalaksanaan
Asuhan kebidanan pada Bayi baru lahir umur satu jam menurut
a) Pencegahan infeksi
beberapa saat setelah lahir. Oleh karena itu dalam asuhan BBL
bersih.
Setelah tali pusat dipotong dan diikat, biarkan tali pusat tetap
akan menyebabkan tali pusat basah dan lembab. Jika tali pusat
ditangani.
f) Manajemen laktasi
menyusui selanjutnya.
Pencegahan infeksi tersebut menggunakan antibiotika eritromisin
1%. Salep antibiotika harus tepat diberikan pada waktu satu jam
setelah kelahiran.
h) Pemberian vitamin K1
j) Pemeriksaan BBL
C. BAYI
a. Pengertian
66
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
badan 2500 – 4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan
(Yulianti, 2010).
Bayi baru lahir normal adalah Asuhan yang diberikan pada bayi
Prawirohardjo, 2011).
memar
muntah
3) Perubahan pernapasan
4) Perubahan sirkulasi
menutup
2. Asuhan kebidanan pada Bayi baru lahir umur satu jam sampai 40
hari
a. Data Subjektif
68
b. Data Objektif
delirium.
genetalia, anus ).
c. Analisa
d. Penatalaksanaan
pada bayi
D. Nifas
Meliputi adaptasi masa nifas, adaptasi perubaahan fisik masa nifas, laktasi,
terdiri dari :
1. Nifas dini
kira-kira 6 minggu (APN, 2010).
Masa Nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
psikologik.
bayinya.
bayi sehat.
70
dan lepas.
2) Serviks
dapat dilalui oleh 2-3 jari, dan setelah 7 hari hanya dapat
dilalui 1 jari.
3) Ligamen-ligamen.
menjadi kendor.
a) Vagina
spekulum.
terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasanya,
5) Sistem Pencernaan
berserat selama persalinan. Disamping itu rasa takut buang air besar
dapat diberikan obat laksan per oral atau rektal, bila masih juga
6) Sistem Perkemihan
73
tergantung pada :
persalinan
a) Diatesis
8) Kulit
9) Tanda-Tanda Vital
a) Suhu Badan
b) Denyut Nadi
(1) Denyut nadi ibu akan melambat sekitar 60X /menit yakni
partum.
(2) Pada ibu yang nerfus bisa cepat, kira-kira 110X /menit. Bisa
c) Tekanan Darah
partum.
d) Respirasi
(1) Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal, hal ini
istirahat.
76
d. Laktasi
lemak bertambah.
e. Psikologis
1) Taking In
77
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan
2) Taking Hold
Berlangsung 3-4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada
3) Letting Go
sebagai ibu dan ibu menyadari atau merasa kebutuhan bayi yang
2. Nifas Lanjut
berdasarkan kebutuhan.
sedikit empat kali dilakukan kunjungan masa nifas untuk menilai status
78
ibu dan bayi baru lahir, juga untuk mencegah, mendeteksi, dan
1) Subjektif :
Contohnya :
2) Objektif :
a) Pemeriksaan Umum :
b) Pemeriksaan fisik
(5) Payudara :
(6) Abdomen
(8) Perineum
3) Analisa
4) Penatalaksanaan
perdarahan berlanjut
atonia uteri
(6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hipotermi
dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah
abnormal.
istirahat.
(5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
(1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami.
1. Definisi SOAP
tertulis. Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses
menulis satu catatan SOAP untuk setiap kunjungan, sementara dalam masa
intrapartum, seorang bidan boleh menulis lebih dari satu catatan untuk satu
2. Pembagian SOAP
perkembangan.
pemeriksaan penunjang.
lanjut.
kepada pasien
morbiditas
klien
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
Identitas
, RT 08/RW 03 08/ RW 03
85
1. Data Subjektif
a. Alasan datang
b. Riwayat menstruasi
HPHT 15-05-2019, lamanya haid 3-4 hari, banyaknya 3-4 kali ganti
Anak I. lahir tahun 2004, lahir cukup bulan, spontan, ditolong oleh
Anak II. lahir tahun 2008, lahir cukup bulan, spontan, ditolong oleh
Anak III. lahir tahun 2010, lahir cukup bulan, spontan, ditolong oleh
Anak 1V. lahir tahun 2012, lahir cukup bulan, spontan, ditolong oleh
Anak V. lahir tahun 2018, lahir cukup bulan, spontan, ditolong oleh
anak keempat lamanya 5 tahun, dan tidak ada efek samping, alasan
eliminasi.
Pola makan ibu 3 kali sehari, nafsu makan baik, jenis makanan : nasi
sayur hijau, ikan, tempe dan minum air putih 7-8 gelas/hari.
Mandi 1 kali sehari, gosok gigi satu kali sehari, ganti pakaian dalam 2
BAB satu kali sehari, bau khas feses dan tidak ada keluhan. BAK 4-5
vit B6.
2. Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
22-02-2020.
b. Pemeriksaan fisik
Kepala tidak ada benjolan, rambut bersih tidak ada ketombe, muka
tidak serumen, mukosa mulut lembab, tidak ada caries gigi, tidak ada
luka operasi, ada strie alba, ada linea nigra, genetalia tidak ada
normal.
c. Pemeriksaan obstetrik
TFU 3 jari dibawah px (36 cm), difundus teraba bundar lunak tidak
seperti papan, dan sebelah kanan perut ibu teraba ekstremitas, bagian
terendah teraba bulat keras melenting, dan belum masuk PAP. TBBJ
Pada vulva tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada kondiloma,
a) Laboratorium
(1) Darah
(a) Hb 11 gram%
3. Analisa/diagnosa kebidanan
intra uterine,.
4. Penatalaksanaan
g) Demam tinggi
pada pinggang menjalar ke perut bagian bawah, serta keluar lendir dan
Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan ibu sudah
b) Penolong persalinan
c) Biaya
d) Donor darah
tolong oleh bidan, biayaya sudah disiapkan, sudah ada pendonor darah
Kunjungan II
a. Data Subjektif
Alasan datang : Ibu mengatakan tidak ada keluhan lain dan ibu
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
68 kg.
2) Pemeriksaan fisik
di abdomen tidak ada bekas luka operasi, ada strie alba, ada linea
positif, normal.
92
3) Pemeriksaan obstetric
Pada vulva tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada
c. Analisa/diagnosa kebidanan
d. Penatalaksanaan
letak kepala.
darah.
perlengkapan bayi.
bayi.
disiapkan, sudah ada pendonor darah dan jika gawat ibu siap
untuk di rujuk.
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah dari jalan sejak jam
05.00 Wita dan ibu mengeluh sakit perut bagian bawah menjalar ke
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
2) Pemeriksaan Fisik
Wajah tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema
pada muka, mata sklera putih, conjungtiva sedikit pucat. tidak ada
operasi. Vulva tidak ada oedema, tidak ada kelainan, keluar lendir
dan darah. Ekstremitas atas dan bawah tidak ada varices, tidak ada
3) Pemeriksaan obstetrick
seperti papan yaitu punggung dan sebelah kiri perut ibu teraba
c. Analisa Masalah
d. Pelaksanaan
a) Hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga yaitu keadaan ibu dan
janin baik.
96
mmHg
yaitu :
a) Saft I
(3) Betadine
b) Saft II
(1) Wadah plastik berisi klorin 0,5% untuk sarung tangan bekas
pakai
(5) Tensimeter
(6) Stetoscope
c) Saft III
(2) Celemek
(3) Topi
(4) Masker
(5) Kacamata
(9) Torniquet
98
(10) Handscoon
a. Subyektif
b. Obyektif
Keadaan ibu baik dan keadaan janin baik. Tekanan darah ibu 110/70
hodge IV.
c. Analisa
d. Penatalaksanaan
99
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
sudah dibasahi air DTT. Jika mulut vulva , perineum atau anus
lengkap
100
146x/menit.
baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his bila ia sudah merasa
ingin meneran.
(pada saat ada his kuat bantu ibu dalam posisi setengah duduk atau
posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman). Ibu
14. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,
puncak kepala bayi agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat
pendek-pendek).
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin dan jika ada
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala secara
biparietal. Tarik secara hati-hati kea rah bawah sampai bahu depan
lahir.
23. Setelah bahu lahir geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk
atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penyusuran tangan di atas berlanjut
25. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan
Nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi
30. Memberikan bayi kepada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki
a. Subyektif
Ibu merasa perutnya mules-mules dan keluar darah dari jalan lahir.
b. Obyektif
36,8 °C
c. Analisa
d. Penatalaksanaan
luar paha kanan 1/3 atas, setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu
darah.
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
dorso cranial.
proses jalan lahir ( tetap dilakukan tegangan tali pusat dorso kranial)
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
40. sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa
tersedia.
41. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perineum
a. Data Subyektif
b. Data obyektif
c. Analisa
P6 A0 AH6 Kala IV
d. Penatalaksanaan
105
bersih
44. Menempatkan klem tali pusat DTT/steril atau mengikatkan tali DTT
dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1cm dari tali pusat
45. Mengikat satu lagi si,pul mati di bagian pusat yang berseberangan
0,5%
per vaginam dan tanda vital ibu. Kontraksi uterus baik, TTV ibu
normal.
52. Memeriksa nadi ibu dan tekanan darah, nadi 89x/m , TD: 110/70
mmHg
53. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan clorin 0,5%
disediakan.
55. Membersihkan ibu dari sisa cairan ketuban, lendir dan darah dan
a. Subjektif
b. Data objektif
1) Pemeriksaan Umum
45x/menit, HR 140x/menit.
Pemeriksaan antropometri :
A/S : 8/10 LK : 34 cm
BB : 3,300 gram LD : 32 cm
PB : 49 cm LP : 31cm.
2) Pemeriksaan Fisik
Kepala tidak ada gejala hematofa, tidak ada benjolan. Mata
Refleks
108
menyusu )
3) Riwayat Eliminasi
d. Penatalaksanaan
140x/menit.
109
hangat.
kaos tangan dan pakaian yang hangat pada saat tidak dalam
dekapan.
terjadinya penyakit.
a. Subjektif
b. Data objektif
1) Pemeriksaan Umum
BB : 3300 gram.
2) Pemeriksaan Fisik
3) Riwayat Eliminasi
d. Penatalaksanaan
3300 gram.
dengan puting
kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus, wajah bayi
bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui sampai payudara
sesuai dengan waktu yang telah di jelaskan yaitu : yaitu susui bayi
a) Selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum
d) Bila tali pusar kotor atau basah, cuci dengan air bersih dan sabun
(1) Selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum
(4) Bila tali pusar kotor atau basah, cuci dengan air bersih dan sabun
5) Menjelaskan tanda bahaya pada neonatus yaitu :
b) Lemah, kejang-kejang
bernanah.
bernanah.
hangat.
kaos tangan dan pakaian yang hangat pada saat tidak dalam
dekapan.
a. Data Subjektif
115
dengan bayi, tali pusat sudah kering dan sudah lepas dengan sendirinya
b. Data objektif
1) Pemeriksaan Umum
BB 3,400 gram.
2) Pemeriksaan Fisik
3) Riwayat Eliminasi
d. Penatalaksanaan
BB 3400 gram.
(4) Jaga bayi tetap hangat dengan menggunakan topi, kaos kaki,
kaos tangan dan pakaian yang hangat pada saat tidak dalam
dekapan
b) Tanda bahaya pada neonates :
bernanah.
(6) Diare / buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari
(1) Diare / buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari
adalah ASI yang diberikan selama 6 bulan
tanpa makanan tambahan lainnya karena mengandung banyak
zat zat yang dibutuhkan untuk gizi bayi.
a. Subjektif
isapan kuat.
b. Data objektif
1) Pemeriksaan Umum
BB 3600 gram
2) Pemeriksaan Fisik
3) Riwayat Eliminasi
d. Penatalaksanaan
(4) Jaga bayi tetap hangat dengan menggunakan topi, kaos kaki,
kaos tangan dan pakaian yang hangat pada saat tidak dalam
dekapan.
ASI esklusif adalah ASI yang diberikan selama 6 bulan
119
tanpa makanan tambahan lainnya karena mengandung
banyak zat zat yang dibutuhkan untuk gizi bayi.
bernanah.
(6) Diare / buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari
(1) Diare / buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari
terhadap penyakit.
120
imunisasi.
a. Data Subyektif
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
2) Pemeriksaan fisik
mamae teraba keras, putting susu menonjol, areola mamae
banyaknya darah ±150 cc, tidak ada luka episiotomi dan tidak ada
121
tanda infeksi, tidak ada haemoroid pada anus, ekstremitas atas dan
c. Analisa
d. Penatalaksanaan
Hasil pemeriksaan sudah diberitahu kepada ibu dan ibu sudah tahu.
2) Memberitahu ibu Health education tentang :
Istirahat yang cukup minimal siang 2 jam dan malam 7-8 jam,dan
bengkak, demam lebih dari 2 hari, dan sakit kepala yang hebat.
4) Memberitahu ibu waktu yang tepat untuk menyusui bayi yaitu susui
bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui sampai payudara
5) Memberikan ibu obat therapy oral berupa Amoxilin 500 mg, sf dan
a. Data Subyektif
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
2) Pemeriksaan fisik
ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada pembendungan
vena jugularis, mamae teraba keras, putting susu menonjol,
tanda infeksi. Tidak ada bekas luka operasi, involusi baik, TFU 2
123
banyaknya darah ±10 cc, tidak ada luka episiotomi dan tidak ada
tanda infeksi, ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema, tidak
ada varices.
c. Analisa
d. Penatalaksanaan
ibu baik.
(3) Gerakan ketiga
secara bergantian.
menyangga payudara.
dibersihkan.
secara bergantian.
sehari, bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui
sesuai dengan waktu yang telah di jelaskan yaitu : yaitu susui bayi
puting
kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus, wajah bayi
payudara bengkak, demam lebih dari 2 hari, dan sakit kepala yang
hebat.
sehari, setelah BAK dan BAB cuci vulva sampai bersih dari depan
kebelakang.
2020
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan masih ada cairan kecoklatan dari jalan lahir dan ASI
b. Obyektif
1) Pemeriksaan umum
2) Pemeriksaan fisik
Mamae teraba tidak keras lagi, putting susu menonjol, areola
infeksi. Involusi baik, TFU tidak teraba, kontraksi baik, vesika urinia
kosong. Vulva/ Vagina lochea serosa, warna kuning, tidak ada tanda
infeksi, ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema, tidak ada
varices.
c. Analisa
d. Penatalaksanaan
129
ibu baik.
b) Istirahat yang cukup minimal siang 2 jam dan malam 7-8 jam.
kejang, payudara bengkak, demam lebih dari 2 hari, dan sakit kepala
yang hebat. Ibu akan Istirahat yang cukup minimal siang 2 jam dan
diri yaitu mandi 2x sehari, setelah BAK dan BAB cuci vulva sampai
menyongkong payudara.
fasilitas kesehatan.
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan ASI keluar banyak, bayi sering menyusui dan ibu
b. Obyektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 120/80 MmHg,
2) Pemeriksaan fisik
Mamae tidak keras putting susu menonjol, areola mamae
baik, TFU tidak teraba, kontraksi baik, vesika urinia kosong. Vulva/
Vagina lochea alba, warna putih, tidak ada tanda infeksi, tidak ada
131
haemoroid pada anus, ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema,
c. Analisa
ibu baik.
lewat mulut.
Gerakkan perut ke atas sambil otot perut dan anus dikerutkan sekuat
nifas yaitu :
hitungan
133
ibu siap.
134
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Pada Bab ini penulis membandingkn hasil asuhan dengan tinjauan teori
yang ada bab II dan analisa faktor pendukung maupun faktor penghambat
sehingga hasil asuhan ada yang sesuai dan ada yang tidak sesuai. Pembahasan
mencakup kasus yang di ambil, kajian teori dan analisa kesenjangan kasus dan
teori.
10 T :
155 cm dan penimbangan berat badan sebelumnya 60 kg, berat badan saat
ini 68 kg. Pada kasus Ny.T. T kenaikan berat badan selama hamil 8 kg.
135
Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, Bila tinggi badan < 145 cm,
normal. Bandingkan berat badan sebelum hamil catat jumlah kg, berat
badan ibu sesuai dengan tinggi badan ibu dan usia kehamilan. Berat badan
ibu hamil bertambah 0,5 kg perminggu atau 6,5 kg sampai 12,5 kg selama
(Kemenkes RI 2015)
Berdasarkan kajian pada Ny. T.T. Dan kajian teori tidak terdapat
kesenjangan.
riwayat klien, sebagai data dasar pada saat setiap pemeriksaan antenatal.
seperti Tekanan darah tinggi 140/90 MmHg atau lebih, sakit kepala,
136
pengelihatan kabur dan proteinuria adalah pre eklamsia jika disertai dengan
(Kemenkes RI 2015).
Berdasarkan kajian pada Ny. T.T. Dan kajian teori tidak terdapat
kesenjangan.
kesenjangan.
24 Minggu 24 cm
28 Minggu 28 cm
32 Minggu 32 cm
36 Minggu 36 cm
40 Minggu 40 cm
janin.
Pada saat ANC 2 tanggal 10-02-2020 hasil pemeriksaan DJJ 135 x/menit,
Pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala
belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah
lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari
kesenjangan.
%
Interval (selang
Antigen Lama perlindungan perlindu
waktu minimal)
ngan
Langkah awal
Pada kunjungan pembentukan kekebalan
TT1 -
antenatal pertama tubuh terhadap penyakit
tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun 80%
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95%
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 95%
TT 5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/ seumur hidup 99%
kesenjangan.
mendapatakan 60 tablet Fe
setelah rasa mual hilang. Setiap ibu hamil minimal mendapat 90 tablet
besi 60 mg) dan asam folat 0,5 mg. Manfaat tablet tambah darah untuk
mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil dan zat besi digunakan
untuk membuat hemoglobin, yaitu sebuah protein dalam sel darah merah
yang membawa oksigen ke seluruh sel dalam tubuh. Selain itu, juga
kesenjangan.
8. Tes laboratorium
Tes HIV dilakukan untuk mengetahui ibu hamil positif HIV, atau
negatif HIV. Bila ibu hamil positif HIV penanganan medis akan
140
seksual. Sifilis yang tidak ditangani dapat menyebabkan cacat berat pada
bayi, bahkan pada kasus yang lebih fatal, bayi bisa lahir dalam keadaan
meninggal.
hepatitis B atau tes HBsAg sejak dini, dan mendapatkan pengobatan jika
hasil tesnya positif. Saat lahir, bayi dari ibu yang menderita hepatitis B
kesenjangan
menyusu dini (IMD ), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif,
kesenjangan
pengobatan.
1. Kala 1
presentasi kepala, intra uterine dengan inpartu kala 1 fase aktif. Tanggal 18-
02-2020 jam 06.35 wita Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah dari
jalan sejak jam 05.00 Wita dan ibu mengeluh sakit perut bagian bawah
vulva/vagina tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada kelainan, keluar
lendir bercampur darah, portio tipis masih tebal, pembukaan 9 cm, kantong
ketuban utuh, bagian terendah kepala, posisi ubun-ubun kecil, turun hodge
menyiapkan alat pada saat persalinan. Lama kala 1 pada multigravida 8 jam
teori.
2. kala II
Ibu mengatakan ingin BAB dan meneran. Keadaan ibu baik dan keadaan
janin baik. Tekanan darah ibu 110/70 MmHg, nadi 87x/menit, suhu
menonjol vulva membuka. vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak
teraba, pembukaan lengkap (10 cm), ketuban pecah spontan warna jernih,
Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala
pengeluaran bayi. Tanda dan gejala kala dua di antaranya ibu merasa ingin
Asuhan kebidanan meliputi, mengenali tanda dan gejala kala II, menyiapkan
2014).
teori.
3. Kala III
Pada kasus Ny. T. T P6A0AH6 partus kala III. Ibu merasa perutnya
mules-mules dan keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir. TFU
setinggi pusat, kontraksi uterus baik, bentuk uterus membulat, serta keluar
120/70 Mmhg, nadi 80x /menit, Suhu 36,8 °C. Ibu P6 A0 AH6 partus kala
144
III. Asuhan yang diberikan meliputi, suntik oksitosin, peregangan tali pusat
perdarahan.
Kala III dimulai dari setelah bayi lahir sampai plasenta lahir. Tanda-
tanda seperti uterus menjadi bulat, uterus terdorong keatas karena plasenta
Prawirahardjo, 2014).
karena telah mendapatkan asuhan persalinan kala III sesuai dengan kajian
teori.
4. Kala IV
Pada kasus Ny. T. T P6A0AH6 partus kala IV. Ibu merasa lega dan
36,8°C, RR 20x / menit, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat ,
kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan
setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Asuhan yang diberikan
Pada kasus bayi Ny. T. T hasil pengkajian bayi perempuan lahir normal,
cm.
sampai umur 28 hari masa neonatus mendapat pelayanan neonatal 3 kali yaitu
pada umur 6-48 jam jam setelah lahir, kunjungan kedua 3-7 hari setelah lahir
dan kunjungan ketiga 8-28 hari setelah lahir. Asuhan yang diberikan meliputi
Berdasarkan kajian pada kasus Bayi Ny. T. T dan kajian teori tidak
terdapat kesenjangan
penanganan pada payudara yang terasa keras, istirahat yang cukup, makan-
Kunjungan nifas kedua (KF2) di lakukan pada hari ke 6, keadaan ibu baik,
Kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan pada hari ke 34, keadaan ibu baik,
nifas sebanyak 3 kali yaitu pada saat 6 jam-3 hari setelah melahirkan,
kunjungan kedua 4-28 hari, kunjungan ketiga 29-42 hari setelah melahirkan.
BAB V
A. KESIMPULAN
terdapat komplikasi atau masalah lain pada bayi baru lahir yaitu minum susu
formula menggunakan dot dan pada nifas terjadi bendungan ASI maka
keenam, pernah melahirkan empat kali, pernah keguguran satu kali, dan
ibu mengatakan sudah tidak haid 9 bulan yang lalu dan ingin
melenting, disebelah kanan perut ibu teraba keras datar memanjang seperti
papan, dan sebelah kiri perut ibu teraba ekstremitas, bagian terendah
teraba bulat keras melenting, dan belum masuk PAP. TBJ 3,720 gram. DJJ
kala II, jam 06.45 kala III, Jam 07.00 kala IV. Ibu mengeluh sakit perut
bagian bawah menjalar ke pinggang dari jam 04.00 Wita, dan merasakan
tidak ada varices, tidak ada kelainan, keluar lendir bercampur darah, portio
tipis masih tebal, pembukaan 9 cm, kantong ketuban utuh, bagian terendah
minggu, Janin, tunggal, hidup, intra uteri letak kepala inpartu kala 1 fase
ketiga, Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang kelima dan ibu
laktasi kurang baik, ada tanda-tanda infeksi. Tidak ada bekas luka operasi,
involusi baik, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik dan keras, vesika
kecoklatan, banyaknya darah ±10 cc, tidak ada luka episiotomi dan tidak
ada tanda infeksi, ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema, tidak ada
keras, waktu yang tepat untuk menyusui bayi, teknik menyusui bayi, tanda
ketiga, Ibu mengatakan ASInya tidak keluar dan bayi rewel. Keadaan
yang keluar pertama, menjelakan tentang ASI ekslusif, mnjaga bayi tetap
dalam masa hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas yang telah dilakukan
B. SARAN
1. Bagi Puskesmas
Asuhan yang diberikan pada klien sudah cukup baik dan hendaknya lebih
nifas dan BBL. Lebih meningkatkan penyuluhan dan konseling pada saat
sumber terbaru
3. Bagi Profesi
setiap ibu hamil, bersalin, nifas juga pada bayi tentang apa saja yang
4. Bagi Masyarakat
pentingnya pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas dan BBL dengan