Anda di halaman 1dari 154

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan pelayanan kesehatan utama

yang di berikan kepada ibu hamil, bersalin , nifas dan bayi baru lahir. Setiap

ibu hamil akan menghadapi resiko yang mengancam jiwanya maka dari itu

setiap ibu hamil memerlukan asuhan kebidanan selama kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir (Dwi 2018).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2017, wanita

meninggal pada tahun 2017 diperkirakan 810 wanita meninggal setiap

harinya dikarenakan komplikasi selama kehamilan atau persalinan secara

global, diseluru dunia angka kematian ibu atau (AKI) yaitu sebanyak 211 per

100.000 kelahiran hidup dan di harapkan pada tahun 2030 menjadi 70 per

100.000 KH. Sedangkan angka kematian bayi ( AKB) di dunia pada tahun

2017 yaitu sebanyak 18 per 1.000 KH (WHO, 2019).

Berdasarkan ( SUPAS ) tahun 2015 bahwa AKI di Indonesia adalah

305/100.000 kelahiran hidup dengan penyebab hipertensi,perdarahan,

komplikasi obstetric, infeksi dan penyebab lainnya.

Berdasarkan suvey demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) terakir

tahun 2017, AKI di indonesia sebanyak 359 per 100. 000 KH dan AKB

sebanyak 32 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan Data Kemenkes RI

11
2

tahun 2015 AKI sebanyak 305 per 100.000 KH dan AKB sebanyak 24 per

1.000 KH (Kemenkes RI 2019).

Data Laporan Kesga Dinkes Provinsi NTT Tahun 2021. Kasus kematian

ibu sebanyak 181 kasus (hamil, baersalin, nifas) dengan penyebab perdarahan

42%, HDK 13%, infeksi 4%, gangguan sistem peredaran darah 5%, dan lain-

lain36%. Sedangkan kasus kematian bayi di NTT adalah 955 kasus dengan

penyebab BBLR 34%, asfiksia 27 % tetanus Neonatorum 7%, kongenitas 8%,

pneumonia 7%, sepsis 4%, diare dan malaria 2%.

Berdasarkan Data KIA Dinas Kesehatan Provinsi NTT Tahun 2021

jumlah kunjungan K1 79,7%, K4 66,4%, KN1 78,9%, KN Lengkap 72,9%,

KF1 74,1%, KF3 70,7%, dan bersalin di Nakes79,1%.

Upaya pemerintah secara nasional untuk menurunan AKI dan AKB

adalah program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).

Program perencanaan P4K ini dapat meningkatkan peran aktif suami (suami

siaga), keluarga dan masyrakat dalam merencanakan persalinan yang aman.

Program ini juga meningkatkan persiapan menghadapi komplikasi pada saat

kehamilan, termaksud perencanaan pemakaian alat atau obat kontrasepsi

pasca persalinan. Selain itu, program P4K juga mendorong ibu hamil untuk

memeriksakan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi yang baru dilahirkan

oleh tenaga kesehatan.

Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB di Propinsi NTT adalah adanya

Revolusi KIA. Revolusi KIA salah satu bentuk upaya percepatan penurunan

AKI dan AKB melalui persalinan pada fasilitas kesehatan yang memadai,
3

tersedianya Puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK di Kabupaten

Kota, terselenggaranya sistem pelayanan dasar esensial dan emergensi

(obsterti neonatal) bagi ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan Bayi Baru

Lahir (BBL), (Dinkes NTT, 2016).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menyusun Laporan

Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada

Ny.E.M.V di Puskesmas Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kota Kupang

Tahun 2022”.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mampu melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.

E.M.V di Puskesmas Tarus dengan pendekatan manajemen kebidanan

dalam bentuk SOAP

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif mulai dari

hamil, bersalin, bayi baru lahir, neonatus dan nifas pada Ny.E.M.V di

Puskesmas Tarus.

b. Mampu melakukan analisa data /assessment dan masalah kebidanan

mulai dari hamil, bersalin, bayi baru lahir neonatus dan nifas pada Ny.

E.M.V di Puskesmas Tarus.

c. Mampu melakukan penatalaksanaan mulai dari hamil, bersalin, bayi

baru lahir neonatus dan nifas pada Ny. E.M.V di Puskesmas Tarus.
4

d. Mampu melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP pada

Ny. E.M.V di Puskesmas Tarus.

C. WAKTU DAN TEMPAT PENGAMBILAN KASUS

Pengambilan kasus dilakukan di ruang KIA Puskesmas Tarus dan Ruang

Bersalin Puskesmas Tarus dengan menerapkan asuhan kebidanan yang

dimulai tanggal:

1. 29 Januari 2022 : Pemeriksaan Kehamilan Pertama.

2. 09 Febuari 2022: Pemeriksaan Kehamilan Kedua.

3. 11 Febuari 2022 : Pertolongan Persalinan dan Bayi Baru Lahir

4. 12 Febuari 2022: Kunjungan Nifas Pertama dan Neonatus Pertama (6 jam

s/d 48 jam / KFI danKN1)

5. 18 Febuari 2022: Kunjungan Nifas Kedua dan Neonatus Kedua (hari 3-

7/KF2 dan KN2 )

6. 25 Febuari 2022: Kunjungan Nifas Ketiga dan Neonatus Ketiga (hari ke 8

—28/ KF3 dan KN3)

7. 12 Maret 2022 :Kunjungan Nifas Keempat (hari ke 29-42 /KF4 )


5

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. ANTENATAL CARE

1. Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional Kehamilan

yaitufertilisasi atau penyatuan dari Spermatozoa dengan Ovum dan

dilanjutkan dengannidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

sampai lahirnya bayi,kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu atau 9 bulan menurutkalender internasional. Kehamilan terbagi

menjadi 3 trimester, dimanatrimester satu berlangsung selama 12 minggu,

trimester kedua berlangsung selama 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-

27), trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu(minggu ke-28 hingga

ke-40), (Dartiwen,dkk, 2019).

2. Adaptasi Perubahan Fisik

Menurut Dartiwen, dkk (2019) perubahan fisik pada masa kehamilan

sebagai berikut.

a. Sistem ReproduksiS

1)Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama karena pengaruh.

Minggu pertama istmus rahim bertambah panjang danhipermetropi

sehingga terasa lebih lunak (tanda hegar). Pada kehamilan estrogen

dan progesteron yang meningkat. Pada kehamilan 8 minggu uterus

5
6

Membesar 5 bulan rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding

rahim tipis sehingga bagian-bagian anak dapat diraba melalui dinding

perut, terbentuk segmen atas rahim dan segmen bawah rahim.

Posisi rahim dalam kehamilan: awal kehamilan ante atau

retrofleksi akhir bulan kedua uterus teraba 1-2 jari di atas

simpisispubis. Uterus sering berkontraksi tanpa rasa nyeri, konsistensi

lunak, kontraksi ini disebut braxtonhicks, Kontraksi ini merupakan

tanda kemungkinan hamil dan kontraksi sampai akhir kehamilan

menjadi his.

2) ServiksUteri

Vaskularisasi ke serviks meningkat selama kehamilan

sehingga serviks menjadi lunak dan berwarna biru. Perubahan

serviks terutama terdiri atas jaringan fibrosa. Glandula

servikalismen sekresikan lebih banyak plokmucus yang akan

menutupi kanalis servikalis, fungsi utama dari plokmucus ini

adalah untuk menutup kanalisservikalis dan untuk memperkecil

risiko infeksi genital yang meluas keatas.

Menjelang akhir kehamilan kadar hormon relaksin memberikan

pengaruh perlunakan kandungan kolagen pada serviks. Dalam

persiapan persalinan, estrogen dan hormon plasenta relaksin

membuat serviks lebih lunak. Sumbat mucus yang disebut

operculum terbentuk dari sekresi kelenjar serviks pada kehamilan

minggu ke-8. Sumbat mucus tetap berada dalam serviks sampai


7

persalinan dimulai dan pada saat itu dilatasi serviks menyebabkan

sumbat tersebut terlepas. Mucus serviks merupakan salah satu

tanda awal persalinan.

3) Segmen Bawah Uterus

Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas

kanalisservikalis setinggi ostium interna bersama-sama

isthmusuteri. Segmen bawah lebih tipis dari pada segmen atas dan

menjadi lunak serta berdilatasi selama minggu terakhir kehamilan

sehingga memungkinkan segmen tersebut menampung

presentingpart janin. Serviks bagian bawah baru menipis dan

menegang setelah persalinan terjadi.

b. Sistem Endokrin

Kopus luteum dalam ovarium pada minggu pertama menghasil

estrogen dan progesteron, yang dalam stadium ini memiliki fungsi

utama untuk mempertahankan pertumbuhan desidua dan mencegah

pelepasan serta pembebasan desidua tersebut. Sel-sel trofoblast

menghasilkan hormon korionik gonadotropin yang akan

mempertahankan korpus luteum sampai plasenta berkembang penuh

dan mengambil alih produksi estrogen dan progesteron dari korpus

luteum. Estrogen merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

fetus, pertumbuhan payudara, retensi air dan natrium, pelepasan

hormon hipofise. Sementara itu, progesteron memengaruhi tubuh ibu

melalui relaksasi otot polos, relaksasi jaringan ikat, kenaikan suhu,


8

pengembangan duktus laktiferus dan alveoli, perubahan sekretorik

dalam payudara. Plasenta menghasilkan dua hormon spesifik lainnya,

yaitu hormon laktogenik dan relaksin. Hormon laktogenik meningkatk-

an pertumbuhan, menstimulasi perkembangan payudara dan

mempunyai peranan yang penting dalam metabolisme lemak maternal,

sedangkan hormon relaxin memberikan efek relaksan khususnya pada

jaringan ikat.Sekresi kelenjar hipofisis menurun dan selanjutkan akan

meningkatkan sekresi semua kelenjar endokrin (kelenjar tiroid,

paratiroid, adrenal). Prolaktin meningkat secara berangsur-angsur

menjelang akhir kehamilan namun fungsi prolaktin dalam memicu

laktasi disupresi sampai plasenta dilahirkan dan kadar

estrogenmenurun.

c. Sistem Kekebalan

Imunisasi sebagai salah satu cara preventif untuk mencegah

penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus diberikan

secara terus menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar

sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus

mata rantai penularan. Pada hakikatnya, kekebalan tubuh dapat

memiliki secara aktif maupun pasif keduanya dapat diperoleh secara

alami maupun buatan kekebalan pasif yang didapatkan secara alami

adalah kekebalan yang didapatkan secara transplasenta, yaitu antibodi

yang diberikan ibu kandung secara pasif melalui plasenta kepada janin

yang di kandungannya.Semua bayi yang dilahirkan memiliki sedikit


9

atau banyak antibodi dari ibu kandungnya. Kekebalan pasif buatan ada

lah pemberian antibodi yang sudah disiapkan dan dimasukkan kedalam

tubuh anak seperti pada bayi baru lahir dari ibu yang mempunyai

HbsAg.

d. SistemPerkemihan

Progesteron dengan efek relaksan pada serabut-serabut otot polos

menyebabkan terjadinya dilatasi, pemanjangan, dan penekukan ureter.

Penumpukan urine terjadi dalam ureter bagian bawah dan penurunan

tonus kandung kemih dapat menimbulkan pengosongan kandung

kemih yang tidak tuntas sehingga sering terjadi pielonefritis.

Ketidakmampuan untuk mengendalikan aliran urine, khususnya

akibat desakan yang ditimbulkan oleh peningkatan tekanan intra

abdomen dapat terjadi menjelang akhir kehamilan. Keadaan ini

disebabkan oleh penurunan tonus otot pada dasar pangrgul (akibat

progesteron) dan peningkatan tekanan akibat penambahan isi uterus.

Akibat perubahan ini pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung

kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga timbul

sering kencing keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila

uterus gravidus keluar dari rongga panggul.Pada akhir kehamilan, bila

kepala janin turun ke PAP, keluhan sering kencing akan timbul

kembali karena kandung kemih mulai tertekan. Di samping sering

kencing terdapat pula poliuria. Poliuria disebabkan oleh adanya

peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga filtrasi


10

di glomerulus juga meningkat sampai reabsorbsi di tubulus tidak

berubah, sehingga lebih banyak dikeluarkan urea, glukosa, asam

amino, asam folik dalam kehamilan.

e. SistemPencernaan

Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek

(nause)sebagai akibat hormon estrogen yang meningkat dan

peningkatan kadar HCG dalam darah, tonus otot traktus digestivus

menurun sehunmotilitas juga berkurang yang merupakan akibat dari

jumlah progesteron yang besar dan menurunnya kadar montalin, suatu

peptida hormon yang diketahui mempunyai efek perangsangan otot-

otot polos. Makan lebih lama dalam lambung dan apa yang telah

dicerna lebih lama berada dalam usus. Hal ini baik untuk reabsorpsi

akan tetapi menimbulkan obstipasi yang memang merupakan salah

satu keluhan utama wanita hamil. Dijumpai pada bulan- bulan pertama

kehamilan gejala muntah lemesis), yang biasanya terjadi pada pagi hari

dikenal dengan morningsickness. Nausea (mual) atau vomitus

(muntah) yang terjadi pada awal bulan kehamilan sering dijumpai dan

biasanya ringan. Penyebab yang pasti belum diketahui tetapi

kemungkinan besar keadaan ini merupakan reaksi terhadap

peningkatan kadar hormon. Jika berlangsung melebihi 14 minggu atau

bila terjadi hiperemesis, maka morning sickness ini dianggap sebagai

keadaan abnormal dan memerlukan tindakan aktif.Pada bagian mulut

terjadi hiperemi pada gusi, berongga, dan membengkak. 


11

Gusi cenderung mudah berdarah karena pengaruh dari kadar estrogen 

yang meningkat yang menyebabkan peningkatan vaskularisasi selektif

dan proliferasi jaringan ikat. Tidak ada peningkatan saliva namun wani

ta mengeluhkan ptialisme (kelebihan saliva). Perasaan ini diduga

akibat wanita secara tidak sadar jarang menelan saat mual.

Pembengkakan gusi fokal dan sangat vaskuler yang disebut epulis

kehamilan. Hemoroid cukup sering pada kehamilan, kelainan ini

sebagian besar disebabkan oleh konstipasi dan naiknya tekanan vena di

bawah uteri Refleks asam lambung (heartburn) disebabkan oleh

regurgitasi isi lambung esophagus bagian bawah. Progesteron

menyebabkan relaksasi sfingter kardiak pada lambung dan mengurangi

motilitas lambung sehat memperlambat pengosongan lambung.

Heartburn biasanya hanya terjadi pada satu atau dua bulan terakhir

kehamilan.

f. Sistem Muskuloskeletal

Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada

kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang

membesar. Lordosis menggeser pusat gravitasi ke belakang pada

tungkai bawah mobilitas sendi sacroiliaka, sacrocoksigealdan sendi

pubis bertambah besar dan karena ini menyebabkan tidak nyaman pada

dinding bagian bawah, khususnya pada akhir kehamilan.

Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat gaya

tarik bumi dan garis bentuk tubuh lengkung tulang belakang akan
12

berubah bentuk untuk mengimbang pembesaran abdomen dan

menjelang akhir kehamilan banyak wanita yang memperhatikan postur

tubuh yang khas (lordosis). Demikian juga jaringan ikat pada persendi-

an panggul akan melunak dalam mempersiapkanpersalinan.

g. Sistem Kardiovaskuler

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-

pembuluh darah yang membesar pula, dan alat lain yang memang

berfungsi berlebihan dalam kehamilan volume plasma puteramulya

mengatur pada saat usia kehamilan 10 min. Peribahastata volume

maternal berkisar antara 20%-100% selain itu pada minulloutput akan

meningkat dan perubahan terjadi pertandre pada akhir trimester I

terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran terta bertambahnya cardiac

output. Pada usia kehamilan 16 minggu, menjadi model. Setelah 24

minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali sebelum

aterm. Perubahan auskultasi mengiring perubahan ukuran dan posisi

jantung. Peningkatan volume darah dan curah jantung menimbulkan

perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi selama

masahamil. Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat

berkisar 5000- 12000 dan mencapai puncaknya pada saat awal dan

masa nifas berkisar 14000-15000. Penyebab peningkatan ini belum

diketahui.Respons yang sama diketahui terjadi selama dan setelah

melakukan latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga akan mengalami
13

perubahpadatrimester ke-3, terjadi peningkatan jumlah granulosit dan

limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit.

h. Sistem Integumen

Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis menye-

babkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen

selama masa kehamilan perubahan yang umum terjadi adalah peningka

tan ketebalan kulit dan lemak sub dermal, hiperpigmentasi,

pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat

dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan aktivitas. Jaringan

elastis kulit mudah pecah, menyebabkan striaegravidarum.

Akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan progesterone,

kadar MSH pun meningkat, terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan pengaruh kelenjar

suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide

atau alba, areola mamae, papilla mammae, linea nigra, pipi (chloasma

gravidarum), setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang.

Pada multipara selain striae, kemerahan itu sering kali ditemukan

garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae

sebelumnya. Pada kebanyakan perempuan kulit di garis pertengahan

perut akan berubah menjadi hitam kecokelatan yang disebut dengan

linea nigra. Kadang-kadang muncul dalam ukuran yang variasi, pada

wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melasmagravidar-

um. Selainitu,diaeroladan daerah genetalia juga akan terlihat


14

pigmentasiyang berlebihan,pigmentasi yang berlebihan biasanya akan

hilang setelah persalinan.

i. Metabolisme

Sistem metabolisme adalah istilah untuk menunjukkan perubah-

perubahan kimawi yang terjadi di dalam tubuh untuk pelaksana untuk

pelaksanaan berbagai fungsi vitalnya. Dengan terjadinya kehamilan,

metabolismetubuh mengalami perubahan yang mendasar, di mana

kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan

memberi ASI.

Pada wanita hamil basal metabolicrate (BMR) meningkat hinge

15% - 20% yang umumnya terjadi pada triwulan terakhir. BMR

kembali setelah hari ke 5 atau ke-6 postpartum. Peningkatan BMR

mencerminkan kebutuhan oksigen pada janin, plasenta, uterus serta

meningkatkan konsumsi oksigen akibat peningkatan kerja jantung ibu

pada kehamilan tahap awal banyak wanita mengeluh merasa lemah dan

letih setelah melakukan aktivitas ringan dengan terjadinya kehamilan,

metabolisme mengalami perubahan yang mendasar, tinggi untuk

pertumbuhan janin dan persiapan memberi ASI.

j. Berat Badan dan Indeks MasaTubuh

Berat badan wanita hamil akan mengalami kenaikan sekitar 6,5-

16,5 kg kenaikan berat badan terlalu banyak ditemukan pada kasus

preeklampsi dan eklampsi. Kenaikan berat badan ini disebabkan oleh

janin, ari-ari, air ketuban, uterus, payudara, kenaikan volume darah,


15

protein dan retrensi urine. Indeks Massa Tubuh (BodyMass Index,

BMI) mengidentifikasi jumlah jaringan adiposa berdasarkan hubungan

tinggi badan terhadap berat badan dan digunakan untuk menentukan

berat badan wanita.

k. Sistem Pernafasan

Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respons terhadap percep

atan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus

dan payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk

membuang karbon dioksida. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan

ligamentum pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga

dada meningkat.

Wanita hamil bernapas lebih dalam tetapi frekuensi napasnya

hanya sedikit meningkat. Penigkatan pernapasan yang berhubungan

dengan frekuensi napas normal menyebabkan peningkatan volume

napas satu menit sekitar 26%. Peningkatan volume napas satu menit

hiperventilasi kehamilan, yang menyebabkan konsentrasi karbon dioks

di alveoli menurun. Selain itu pada kehamilan terjadi juga perubahan

sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan. Di samping itu

terjadi desakan rahim yang membesar pada umur kehamilan kehamilan

32 minggu sebagai kompensasi terjadi desakan rahim dan kebutuhan

O2 yangmeningkat.
16

3. Adaptasi Psikologi Kehamilan

Menurut Walyani  (2020)  trimester tiga sering disebut periode penanti

an dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari

kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak

sabar menanti kehadiran sang bayi.

Trimester ketiga merupakan waktu persiapan yang aktif terlihat dalam

menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama

wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan. Pergerakan janin

dan pembesaran uterus keduanya menjadi hal yang terus menerus

mengingatkan tentang keberadaan bayi. Orang-orang di sekitarnya kini

mulai membuat rencana untuk bayi yang di nantikan. Wanita tersebut

menjadi lebih protektif terhadap bayi, mulai menghindari keramaianatau

seseorang atau apapun yang ia anggap berbahaya. Ia membayangkan

bahaya mengintip dalam dunia di luar sana. Memilih nama untuk bayinya

merupakan persiapan menanti kelahiranbayi. Pakaian-pakaian bayi mulai

di buat atau di beli. Kamar-kamar di susun atau di rapikan sebagian besar

pemikiran di fokuskan pada perawatan bayi.

Wanita merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya

sendiri, seperti: apakah nanti bayinya akan lahir abnormal, terkait persalin

an dan pelahiran, apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin atau

bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar atau

apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi.


17

Ia kemudian menyibukkan diri agar tidak memikirkan hal-hal lain

yang tidak diketahuinya.

Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya

perhatian dan hak istimewa khusus lain selama ia hamil, perpisahan antara

ia dan bayinya yang tidak dapat dihindarkan dan perasaan kehilangan

karena uterusnya yang penuh tiba-tiba akan mengempis dan ruang tersebut

menjadi kosong.

Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin

kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek,

berantakan dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten

dari pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat

seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena

abdomennya yang semakin besar menjadi halangan.

4. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Trimester III antara lain :

Menurut Dartiwen dan Nurhayati (2019), asuhan kebidanan pada

kehamilan trimester tiga yaitu:

a. Data Subjektif

Yaitu data yang dapat diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan

pasien.

1) Biodata

Biodata mencakup Identitas Pasien yaitu :

a) Nama, yang jelas dan lengkap bila perlu ditulis nama panggilan

sehari-hari.
18

b) Umur, dicatat dalam tahun berguna mengantisipasi diagnosa 

masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan. Usia aman

untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.

c) Agama, ditanyakan untuk kemungkinan pengaruhnyaterhadap

kebiasaan kesehatan pasien dan mempermudahpendekatan

didalam melaksanakan asuhan kebidanan.

d) Suku/bangsa, berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan

sehari-hari.

e) Pendidikan, ditanyakan untuk mengetahui tingka intelektualny

a, juga tingkat pengetahuan sikap perilaku kesehatan seseorang

f) Pekerjaan, gunanya untuk mengetahui dan mengukurtingkat

sosial ekonominya, karena ini juga berpengaruh dalam gizi 

pasien tersebut.

g) Alamat, ditanyakan untuk maksud memper mudah hubungan

bila diperlukan keadaan mendesak, dengan diketahui alamat

bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien dan lingkungan-

nya.

2) Keluhan Utama

Keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi ke

dokter atau mencari pertolongan. Keluhan utama harus didasari

dengan indikator waktu, berapa lama pasien mengalami hal

tersebut, misalnya ibu mengatakan sudah tidak haid sejak 2 bulan


19

yang lalu, ibu mengatakan mual muntah, ibu mengatakan pusing,

ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.

3) Riwayat Menstruasi

Untuk mengetahui alat reproduksi yang meliputi usia saat

menarche, siklus haid, lamanya haid, sifat darah dan nyeri yang

terjadi pada saat haid.

4) Riwayat Kehamilan yang Lalu

Ditanyakan apakahada gangguan selama kehamilan, selama hamil

melakukan pemeriksaan dimana.

5) Riwayat Perkawinan

Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah

atau tidak,karena tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan

psikologis

6) Riwayat Kehamilan Sekarang

Untuk mengetahui sejak kapan pergerakan anak dirasakan, keluhan

yang dialami saat hamil, imunisasi TT berapa kali dan terapi yang

didapatkan.

7) Riwayat Keluarga Berencana

Untuk mengetahui apakah pasien perna mengikuti KB dengan alat

kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggu

nakan kontrasepsi dan alasan berhenti dari KB.


20

8) Riwayat Kesehatan Keluarga

Data ini diperlukan untuk dapat mengetahui kemungkinan adanya

pengaruh penyakit keluarga terhadap kesehatan pasien dan

janinnya, yaitu apabila ada penyakit yang menyertai.

9) Keadaan Psikososial

Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap kehamilannya 

wanita mengalami perubahan emosi, psikologis selama masa

kehamilan.

10) Riwayat Pola Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan, frekuensi, jenis makanan

minuman dan keluhan.

11) Riwayat Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air

besar dan buang air kecil, meliputi frekuensi warna, bau dan

keluhan.

12) Pola Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien

tidur, dan keluhan yang dialami pasien saat istirahat

13) Riwayat Kebersihan Diri

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga, kebersihan

tubuh terutama pada daerah genetalia, karena pada masa kehamilan

terjadi peningkatan PH vagina.


21

b. Data Objektif

Data Obyektif adalah data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan

untuk melengkapi data kita dalam menegakkan diagnosis, maka kita harus

melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,

auskultasi dan perkusi yang dilakukan secara berurutan. Data-data yang

perlu untuk dikaji adalah sebagai berikut :

1) Pemeriksaan Fisik Umum

Keadaan umum pasien ditunjukkan dengan kesadaran, postur tubuh,

gerakan tubuh dan ekspresi wajah, TB, BB, LiLA.

2) Pengukuran Tanda-Tanda Vital

Suhu(36,50C – 37,50C), nadi (80-90x/menit), tekanan darah (110/70–

120/80mmHg), pernapasan (18-24x/menit) ini dapat menentukan

adanya gangguan kesehatan dalam tubuh pasien.

3) Pemeriksaan Khusus pada Ibu Hamil meliputi :

Inspeksi adalah memeriksa dengan cara melihat atau memandang,

untuk melihat keadaan umum klien, gejala kehamilan dan adanya

kelainan.

a) Inspeksi/pemeriksaan pandang tersebut meliputi :.

Kepala : Kepala apakah ada benjolan, ketombe atau

tidak. Rambut apakah mudah rontok, warna

merah, kusamdan kering atau tidak.

Wajah : Perhatikan ekspresi muka, observasi kulit

muka apakah ada pucat atau edema dan


22

cloasma atau tidak

Mata : Bentuk simestris

Hidung : Apakah ada polip dan secret

Telinga : Apakah simetris dan ada serumen yang berleb

ihan atau tidak

Leher : Apakah ada benjolan abnormal dan pembesar

an kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan pembend

ungan vena jugularis

Dada : Bentuknya, apakah ada benjolan abnormal,

putting susu menonjol atau tidak, adakah 

Hyperpigmentasi pada ereola dan pengeluaran

colostrum.

Abdomen : Apakah membesar sesuai masa kehamilan dan

apakah ada luka bekas operasi, strie dan linea

nigra.

Estermitas : Ekstremitas : Normal simetris dan tidak ada

Oedema.

Genetalia : Apakah ada kelainan, pengeluaran cairan

abnormal dari jalan lahir.

b) Pemeriksaan palpasi meliputi :

(1) Leopold I : untuk menentukan usia kehamilan, tinggi fundus

uteridan bagian apa yang terdapat pada fundus.

Pada Trimester III usia kehamilan:


23

1) 7 bulan : 3 jari atas pusat

2) 8 bulan : ½ pusat – PX

3) 9 bulan : 3 jari bawah PX

untuk menentukan letak punggung janin sebelah

(2) Leopold II : kanan atau kiri dan bagian terkecil janin, jika

teraba keras, datardan memanjang seperti papan

(punggung).

Untuk menentukan apa yangterdapat dibagian

(3) Leopold III : bawah (jika kepala maka teraba bulat, melenting,

dan keras), bokong (bulat, lunak, melenting) dan

apakah bagian bawah janin ini sudah atau belum

terpegang oleh pintu atas panggul.

(4) Leopold IV : Untuk menentukan apa yang menjadi bagian

bawah dan berapa masuknya bagian bawah

kedalam rongga panggul.

c) Pemeriksaan Auskultasi

Apakah DJJ terdengar atau tidak, frekuensi, jelas dan teratur atau

tidak, dan terdengar di kanan atau kiri perut ibu.DJJ normal 120-

160x/menit.

d) Pemeriksaan Perkusi

Tungkai refleks atau tidak.

4) Pemeriksaan Penunjang :

a) Pemeriksaan darah :
24

(1). Hb

Untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah, kadar Hb

normal 11gr% - 12 gr%.

(2). Golongan darah

Tes golongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil

bila diperlukan.

(3). Hepatitis B

Hasil pemeriksaan positif atau negatif.

b) Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Dilakukan atau tidak di lakukan sesuai indikasi.

c. Analisa (Diagnosa Kebidanan)

Analisa (diagnosa kebidanan) Assessment merupakan pendokumen

tasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan

objektif. Karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami

perubahan dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif

maupun objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat

dinamis. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data

pasien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada pasien, dapat

terus diikuti dan diambil keputusan / tindakan yang tepat. Contoh :

GIP0A0AH0 UK 39 minggu janin tunggal, hidup, presentasi kepala,

intrauteri.
25

d. Penatalaksanaan

1. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Menurut Kemenkes RI (2019), pelayanan ANC dengan 10T, yakni

a. Timbang Berat Badan dan Tinggi Badan

Pengukuran tinggi tinggi badan cukup satu kali, bila tinggi

badan<145cm, maka faktor risiko panggul sempit, kemungkinan

sulit melahirkan secara normal. Penimbangan berat badan setiap

kali periksa, sejak bulan ke-4 pertambahan BB paling sedikit 1 kg/

bulan.

Berat badan ditimbang setiap ibu datang atau berkunjung

untuk mengetahui kenaikan BB dan penurunan BB ibu hamil

normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg.

b. Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah (tensi), tekanan darah 120/80

mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan lebih

besar atau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor resiko hipertensi

(tekanan darah tinggi) dalam kehamilan. Apabila turun di bawah

normal kita pikirkan kearah anemia.

c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas(LILA)

Bila < 23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita kurang

energi kronis (ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi

berat lahir rendah (BBLR).

d. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri


26

Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan

janin apakah sesuai dengan usia kehamilan.

e. Penentuan Letak Janin (Presentasi Janin) dan perhitungan Denyut

Jantung Janin.

Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau

kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau

ada masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120

kali/menit atau lebih dari 160 kali/menitmenunjukkan ada tanda

gawat janin segera rujuk.

f. Pemberian Imunisasi TT

Penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh

petugas selanjutnya bila mana diperlukan mendapatkan suntikan

tetanus toksoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah

tetanus pada ibu dan bayi.

Tabel 1.1 Pemberian Imunisasi TT

Status TT Interval Minimal Masa Perlindugan


Pemberian
TT 1 Langka awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit tetanus
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun

TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun

TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun

TT 5 12 bulan setelah TT 4 Lebih dari 25 tahun

Sumber : Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Kemenkes RI, 2021)


27

g. Pemberian Tablet Tambah Darah (Tablet Fe)

Pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil sejak awal

kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal

selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari

untuk mengurangi rasa mual. Pemberian tablet tambahdarah

(Tablet Fe) berguna untuk memenuhi volume darah pada ibu hamil

dan nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring

dengan pertumbuhan janin.

h. Tes Laboratorium

(1). Tes golongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu

hamil bila diperlukan;

(2). Tes Hemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan

darah (Anemia). Periksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu

hamil yang pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persali-

nan;

(3). Tes Pemeriksaan Urine (Air kencing)

 Untuk mengetahui adanya

protein dalam urine ibu hamil, protein urine untuk mendeteksi

ibu hamil kearahpreeklamsi;

(4). Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria,

HIV, sifilis danlain-lain.

Pengambilan darah untuk pemeriksaan Veberal Desease

Research Laboratory (VDRL) untuk mengetahui adanya


28

treponema pallidum/penyakit menular seksual antara lain

syphilish.

i. Konseling (Penjelasan)

Tenaga kesehatan memberikan penjelasan mengenai perawatan

kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi

menyusui dini (IMD), nifas, perawatan bayi bayu lahir, ASI

eksklusif, keluarga berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan

ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibuhamil.

j. Tata Laksana atau mendapatkan pengobatan jika ibu memiliki

masalah pada saat hamil.

B. PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR (BBL) UMUR 1 JAM

1. Persalinan

a. Pengertian

Persalinan adalah rangkaiaan peristiwa keluarnya bayi yang sudah

cukup berada dalam rahim ibunya, dengan disusul oleh keluarnya

plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Fitriana dan Nurwiyandani,

2018).

b. Tanda-Tanda Persalinan yaitu: (Fitriana dan Nurwiandani, 2018)

1) Adanya kontraksi rahim

Secara umum tanda awal bahwa ibu hamil untuk melahirkan

adalah mengencangnya rahim atau dikenal dengan istilah

kontraksi. Kontraksi tersebut berirama, teratur dan involuter,


29

umumnya kontraksi bertujuan untuk menyiapkan mulut lahir untuk

membesar dan meningkatkan aliran darah didalam plasenta.

Setiap kontraksi uterus memiliki 3 fase yaitu :

a) Increment : Ketika intensitas terbentuk.

b) Acme : Puncak atau mxsimum.

c) Decement : Ketika otot relaksasi.

2) Keluarnya lendir bercampur darah

keluarnya lendir yang berwarna kemerahan bercampur darah dan

terdorong keluar oleh kontraksi yang membuka mulut rahim yang

menandakan bahwa mulut rahim menjadi lunak dan membuka.

Lendir inilah yang dimaksud sebagai bloody slim.

3) Keluarnya Air-Air (Ketuban)

Proses penting menjalin persalinan adalah pecahnya air ketuban.

Jika ketuban yang menjadi tempat perlindungan bayi sudah pecah,

maka sudah saatnya bayi harus keluar. Bila ibu hamil merasakan

ada cairan yang merembes keluar dari vaginadan keluarnya tidak

dapat ditahan lagi, tetapi tidak disertai mulas atau tanpa sakit,

merupakan tanda ketuban pecah dini, yakni ketuban pecah sebelum

terdapat tanda-tanda persalinan, sesudah itu akan terasa sakit

karena ada kemungkinan kontraksi. Normalnya air ketuban ialah

cairan yang bersih, jernih dan tidak berbau.


30

4) Pembukaan Serviks

Penipisan mendahului dilatasi serviks, pertama-tama aktivitas

uterus dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan

kemudian aktifitas uterus menghasilkan dilatasi serviks yang cepat.

Membukanya leher rahim sebagai respon terhadap kontraksi yang

berkembang.Tanda ini tidak dirasakan oleh pasien tetapi dapat

diketahui dengan pemeriksaan dalam.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan (Fitriana dan

Nurwiyandani, 2018 ) antara lain :

1) Power (Kekuatan)

Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin

keluar. Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam persalinan

ialah: his, kotraksi otot-otot perut, kontraksi diagfragma dan aksi

dari ligamen dengan kerja sama yang baik dan sempurnya.

2) Passanger (penumpang)

Faktor yang berpengaruh terhadap persalinan selain faktor

janin, meliputi, sikap janin, letak janin, presentase janin, bagian

terbawah, serta posisi janin, juga ada plasenta dan air ketuban.

3) Passage (jalan lahir)

Passage adalah jalan lahir atau biasa disebut dengan panggul

ibu.Passage memiliki dua bagian yaitu bagian keras dan bagian

lunak.
31

d. Tahapan Persalinan

Proses persalinan ini terdiri dari 4 kala (Fitriana dan Nuwiyandani,

2018) yaitu :

1) Kala I atau kala pembukaan

Tahap ini dimulai dari his persalinan yang pertama sampai

pembukaan serviks menjadi lengkap.Berdasarkan kemajuan

pembukaanmaka kala I dibagi menjadi sebagai berikut :

a) Fase laten

Fase laten adalah fase pembukaan yang sangat lambat dari 0-3

cm yang membutuhkan waktu 8 jam.

b) Fase aktif

Fase aktif adalah fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi

lagi menjadi berikut :

(1) Fase akselerasi (fase percepatan).

(2) Fase dilatasi maksimal.

(3) Fase dekelerasi (kurangnya kecepatan).

2) Kala II

Pengeluaran tahap persalinan kala II ini dimulai dari pembukaan

lengkap sampai lahirnya bayi.

3) Kala III

Tahap persalinan kala III ini dimulai dari lahirnya bayi sampai

dengan lahirnya plasenta


32

4) Kala IV

Masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. Dalam klinik, atas pertimbang

an-pertimbangan prakris masih diakui adanya kala IV persalinan 

meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masa dimulainya masa 

nifas (puerperium), mengingat pada masa ini sering timbul perdara

han.

e. Macam-Macam Persalinan

1) Menurut cara Persalinan

a) Partus Spontan

Proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga

ibu sendiri tanpa bantuan alat serta tidak melukai ibu dan bayi

dan umumnya berlangsung 24 jam.

b) Partus buatan adalah persalinan yang dibantu tenaga dari luar

seperti sectio caesaria, vacuum extractia, forceps.

c) Partus anjuran adalah persalinan yang tidak di mulai dengan

sendirinya tetapi baru dimulai setelah pengobatan misalnya

pemecahan ketuban, pemberian pitocin (prostagalandin) /

induksi.

2) Menurut Umur Kehamilan

a) Abortus adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat

hidup. BB janin < 500 gram, umur kehamilan 20 minggu.


33

b) Partus immaturus adalah pengeluaran buah kehamilan antara

20-28 minggu dengan berat janin antara 500-999 gram.

c) Partus prematurus adalah persalinan dengan umur kehamilan

28-36 minggu dengan berat badan janin antara 1000-2499

gram.

d) Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah persalinan

dengan umur kehamilan 36-42 minggu dengan BB janin 2500-

4000 gram

e) Partus postmaturus/serotinus adalah persalinan dengan umur

kehamilan lebih dari 43 minggu.

f) Partus presipitus adalah persalinan yang berlangsung cepat

dalam keadaan/ tempat dimana saja.

b) Evidence Based

Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu terbanyak di negara

berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan,

eklamsia, sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah.

Melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapa negara berkembangdan

hampir semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan dan

kematian ibu ke tingkat yang sangat rendah.

a) Asuhan kesehatan ibu untuk menurunkan angka kesakitan dan

kematian lebih berfokus pada keluarga berencana yakni membantu

para ibu dan suaminya merencanakan kehamilan yang diinginkan.


34

b) Asuhan Antenatal Terfokus

Memantau perkembangaan kehamilan mengenali gejala dan tanda

bahaya menyiapkaan persalina dan kesediaan menghadapi komplikasi.

c) Asuhan Pasca Keguguran

Menatalaksanakan gawat darurat keguguran dan komplikasinya serta

tanggapan terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi

lainnya.

d) Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi.

Kajian dan bukti ilmiah menunjukan bahwa asuhaan persalinan

bersih, aman dan tepat waktu merupakan salah satu upaya efektif

untuk mencegah terjadinya kesakitan dan kematian.

c) Asuhan kebidanan pada persalinan(Fitriana dan Nuwiyandani, 2018)

Asuhan kebidanan pada ibu bersalin merupakan asuhan yang diberikan

Bidan pada ibu bersalin.

1) Data Subjektif

Data yang diambil dari pasien/keluarga.Contohnya : ibu mengatakan

merasa nyeri pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang di sertai

keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir serta ingin BAB, sejak

kapan ibu mulai merasakan tanda-tanda persalinan, HPHT dan riwayat

persalinan yang lalu.

2) Data Objektif
35

Data yang diobservasi dan diukur oleh bidan melalui: pemeriksaan

umum meliputi: suhu, tekanan darah, nadi, pernapasan, DJJ, his.

Pemeriksaan fisik meliputi; abdomen, genitalia, pemeriksaan

dalam.Pemeriksaan penunjang meliputi: rontgen, golongan darah, HB,

protein urine dan USG.

1) Pemeriksaan umum meliputi: keadaan umum pasien yang

ditunjukan dengan postur tubuh, gerakan tubuh dan ekspresi wajah.

Suhu normal yaitu : 36,5ºC - 37,5ºC, jika lebih dari 38ºC maka

kemungkinan infeksi, TD : ibu hamil 110 / 70 – 120 / 80 mmHg.

Dikatakan tinggi bila lebih dari 140 - 90 mmHg normal. Nadi

normal dalam keadaan santai, denyut nadi normal sekitar 60 - 80x /

menit, pernapasan normal : 16 - 20x / menit, berat badan sebelum

hamil dan berat badan saat hamil, kenaikan normalnya 9 - 12 kg.

LiLA diperiksa pada tangan kiri, normalnya 23,5 cm jika kurang

dari 23,5 cm merupakan indikator status gizi kurang. Tinggi badan

normalnya > 145 cm, jika < 145 cm beresiko tinggi seperti

panggul sempit.

2) Pemeriksaan fisik meliputi: kepala: apakah ada benjolan atau tidak,

apakah ada ketombe atau tidak. Rambut: apakah mudah rontok,

warnanya merah, dan kering atau tidak. Wajah: perhatikan ekspresi

wajah apakah bahagia, cemas, marah atau gelisah. Apakah

oedema, pucat atau tidak. Mata: apakah konjungtiva pucat atau

tidak, sklera apakah putih normal atau tidak. Mulut dan gigi:
36

apakah bersih ada sariawan atau tidak dan ada caries pada gigi

atau tidak, apakah lidah tampak pucat atau tidak. Leher : apakah

ada pembesaran kelenjar tyroid, pembesaran kelenjar limfe dan

pembendungan vena jugularis atau tidak. Dada : apakah bentuk

simetris atau tidak, keadaan putting susu menonjol atau tidak,

pengeluaran ASI atau colostrum dan apakah ada massa atau tumor.

Abdomen: membesar sesuai umur kehamilan, striae lividae, dan

striae albikans pada primi dan luka bekas operasi atau tidak pada

multi. Genitali vulva: apakah ada varises, oedemaatau tidak.

Vagina: apakah ada pengeluaran lendir dan darah serta cairan

ketuban yang merembes warna putih keruh atau tidak. Anus:ada

hemoroid atau tidak. Ekstremitas atas: apakah oedema, pucat pada

telapak tangan jari tangan dan ujung kuku atau tidak. Ekstremitas

bawah: apakah oedema, varises, pucat pada telapak kaki dan ujung

kuku kaki atau tidak.

3) Pemeriksaan palpasi meliputi: leopold I: usia kehamilan 7 bulan3

jari atas pusat, 8 bulan : ½ pusat – px, 9 bulan : 3 jari bawah px,

leopold II : menentukan dimana letak punggung janin (kanan atau

kiri, teraba datar, keras, seperti papan) dan letak bagian-bagian

terkecil janin, leopold III : menentukan apakah yang terdapat di

bagian bawah dan apakah bagian terbawah janin sudah atau belum

terpegang oleh pintu atas panggul. Kepala (keras, bulat,

melenting), bokong (bulat, lunak, melenting), leopold IV :


37

divergen sudah masuk PAP berapa masuknya bagian terbawah ke

dalam rongga panggul, dengan gambar V / V.

4) Pemeriksaan Auskultasi: apakah DJJ terdengar atau tidak,

frekuensi, jelas dan teratur atau tidak, dan terdengar di kanan atau

kiri perut ibu. DJJ normal 120 - 160 x / menit.

5) Pemeriksaan Perkusi : Tungkai refleks atau tidak.

6) Pemeriksaan dalam: Hasil pemeriksaan dalam sesuai dengan

keadaan pasien dan kemajuan persalinan meliputi: Keadaan

vulva:tidak ada oedema, tidak ada massa, tidak ada varises,Vagina:

ada pengeluaran lendir, darah dan air ketuban. Porsio: tebal lunak,

tipis lunak, tidak teraba, kantong ketuban: ketuban positif atau

negatif. Pembukaan : pembukaan dimulai dari 1 - 10 cm, kepala:

proses penurunan kepala dalam tahapan persalinan yaitu hodge I –

IV.

3) Analisa

G P A AH UK minggu, tunggal/ gemeli, hidup, presentasi kepala

intra uterine, /sungsang /melintang, Inpartu kala I Fase laten/aktif –

kala IV.

4) Penatalaksanaan

Bidan melakukan observasi pada ibu bersalin yakni pada Kala I, Kala

II, Kala III dan Kala IV.

1) Penatalaksanaan Kala I

a) Fase Laten
38

Melakukan asuhan sayang ibu.Asuhan sayang ibu adalah asuhan

dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan

keinginan ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah mengikut

sertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan

kelahiran bayi. Perhatian dan dukungan kepada ibu selama

proses persalinan akan mendapatkan rasa aman dan pengeluaran

yang lebih baik, juga mengurangi jumlah persalinan dengan

tindakan (ekstraksi vakum, cunam dan seksio sesar) dan

persalinan akan berlangsung lebih cepat.

b) Fase Aktif

Pada Fase ini pembukaan serviks dihitung mulai dari pembukaa

n 4cm–10cm dan dipantau menggunakan lembar partograf.

2) Penatalaksanaan Kala II – Kala IV.

a) Mengenali tanda dan gejala kala II

Mendengarkan dan melihat adanya tanda-tanda persalinan kala

dua. Ibu merasa dorongan kuat untuk meneran, ibu merasakan

tekanan yang semakin meningkat pada rektum/vaginanya,

perineum menonjol,vulva vagina dan singfester ani membuka.

b) Menyiapkan pertolongan persalinan

1) Memastikan perlengkapan peralatan,bahan dan obat-obatan

esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksanaan

komplikasi ibu dan BBL. Untuk asfiksia tempat datar,keras,2

kain dan 1 handuk bersih dan kering,lampu sorot 60 watt


39

dengan jarak 60cm dari tubuh bayi. Menggelar kain diatas

perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu

bayi,menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali

pakai dalam partus set.

2) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

3) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah

siku.Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang

mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali

pakai/pribadi yang bersih.

4) Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril

untuk semuapemeriksaan dalam.

5) Masukan oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan

memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi/steril.

c) Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik

6) Membersihkan vulva, perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa

yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut

vagina, perineum dan anus terkontaminasi oleh kotoran

ibu,membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka

dari depan kebelakang.Membuang kapas atau kasa yang

terkontaminasi kedalam wadah yang benar,mengganti sarung

tangan jika terkontaminasi.


40

7) Dengan menggunakan teknik antiseptik, melakukan pemeriksa

an dalam untuk memstikan bahwa serviks sudah lengkap, bila 

selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah

lengkap lakukan amniotomi.

8) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelup tanga

n yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam

larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keada

an terbalik serta merendamnya dalam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit, mencuci tangan.

9) Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan

bahwa DJJ dalam keadaan baik dan semua hasil-hasil penilaian

serta asuhan lainnya di catat pada partograf.

d) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan

meneran

(1). Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik. Membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai keingina

nnya, menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk mene

ran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu

serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan

mendokumentasikan temuan-temuan, menjelaskan kepada ang

gota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memb

eri semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.

(2). Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu mene-
41

ran.

(3). Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada

dorongan untuk meneran.Bimbing ibu agar dapat meneran

secara benar dan efektif. Dukung dan beri semangat pada saat

meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesu

ai. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya

Anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi. Anjurkan kelu

arga untuk memberi semangat pada ibu.Berikan cukup asupan

cairan.Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai. Segera rujuk

bila bayi tidak lahir setelah 2 jam meneran (primigravida) atau

1 jam meneran (multigravida).

(4). Anjurkan pada ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil 

posisi yang nyaman. Jika ibu belum merasa ada dorongan unt-

uk meneran dalam 60 menit.

(5). Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut

ibu,jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-

6cm.

(6). Letakan kain bersih yang diletakan 1/3 bagian di bawah

bokong ibu.

(7). Buka tutup partus set dan perhatikan kembali perlengkapan

alat dan bahan.

(8). Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

e) Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi


42

(1). Setelah tampak kepala bayi diameter 5-6 cm membuka vulva

maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain

bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi

untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya

kepala.Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas

cepat dan dangkal.Dengan lembut,menyeka muka,mulut dan

hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih.

(2). Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil

tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan segera lanjutkan

proses kelahiran bayi.

(3). Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

(4). Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,pegang secara

biparietal. Menganjurkan ibu meneran saat kontraksi berikut-

nya dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar

hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan

kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar

untuk melahirkan bahu posterior.

(5). Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai

kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum

tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan

tersebut. Mengendalikan kelahiran dan tangan bayi saat mela -

wati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyang-
43

ga tubuh bayi saat dilahirkan.

(6). Setelah tubuh dan tangan lahir, menelusurkan tangan yang ada

di atas dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya

saat punggung dan kaki lahir memegang kedua mata kaki bayi

dengan hati-hati membantu kelahiran bayi.

f) Penanganan Bayi Baru Lahir

(1). Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), apakah bayi mena

ngis kuat atau bernafas tanpa kesulitan, apakah bayi bergerak 

kesulitan. Jika bayi tidak bernafas, tidak menangis lakukan

resusitasi, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dengan

posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali

pusat terlalu pendek,meletakkan bayi di tempat yang

memungkinkan).

(2). Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk

dan biarkan kontak kulit ibu dan bayi.Lakukan penyuntikan

oksitosin/IM

(3). Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3cm dari

pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem

kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama

(kearah ibu).

(4). Memegang tali pusat dengan satu tangan,melindungi bayi dari

gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.

(5). Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menye-
44

limuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering,

menutupi bagian kepala,membiarkan tali pusat terbuka.Jika

bayi mengalami kesulitan bernapas,ambil tindakan yang

sesuai.

(6). Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI.

g) Oksitosin

(1). Meletakkan kain yang bersih dan kering, melakukan palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi

kedua.

(2). Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik. Dalam

waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitosin 10 unit IM di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu

bagian luar,setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

h) Peregangan tali pusat terkendali

(1). Memindahkan klem pada tali pusat

(2). Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,tepat

di atas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk melaku

kan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.Memegang tali

pusat dan klem dengan tangan lain

(3). Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.
45

Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah

uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-

hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika

plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,hentikan penegangan

tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai. Jika

uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota

keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu.

i) Mengeluarkan Plasenta

(1). Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah

atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan

berlawanan arah pada uterus. Jika tali pusat bertambah panjang

, pindahkan klem hingga berjarak 5 – 10cm dari vulva.Jika

plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat

selama 15 menit: mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM,

menilai kandung kemih dan dilakukan katerisasi kandung

kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu. Memin-

ta keluarga untuk menyiapkan rujukan. Melakukan penegang-

an tali pusat selama 15 menit berikutnya,merujuk ibu jika

plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.

(2). Jika plasenta terlihat di introitus vagina,melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plas-

enta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta 
46

hingga selaput ketuban terpilih. Dengan lembut perlahan melah

irkan selaput ketuban tersebut. Jika selaput ketuban robek,

memakai sarung tangan disenfeksi tingkat tinggi atau steril dan

memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama mengguna-

kan jari-jari tangan atau klem atau forseps disenfeksi tingkat

tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang

tertinggal.

j) Pemijatan Uterus

Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,lakukan

masase uterus,meletakkan telapak tangan di fundus dan

melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut

hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

k) Menilai Perdarahan

(1). Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke

ibu. Maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan

bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan

utuh.Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau

tempat khusus.Jika uterus tidak berkontraksi setelah

melakukan masase selama 15 detik mengambil tindakan

yang sesuai.

(2). Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum

dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan

aktif.
47

l) Melakukan prosedur pasca persalinan

(1). Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi        

dengan baik.

(2). Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke

dalam larutan klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang

masih bersarung tangan tersebut dengan air disenfeksi

tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang

bersih dan kering

(3). Menempatkan klem tali pusat disenfeksi tingkat tinggi atau

steril atau mengikatkan tali disenfeksi tingkat tinggi dengan

simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat

(4). Mengikat satu lagi simpul di bagian pusat yang bersebrang-

an dengan simpul mati yang pertama.

(5). Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam

larutan clorin 0,5%

(6). Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering

(7). Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI

(8). Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam

(a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan

(b) Setiap 15 menit pada 1 menit pertama pasca persalinan


48

(c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan

(d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik,laksanakan

perawatan yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia

uteri

(e) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan,

lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan

menggunakan teknik yang sesuai.

(9). Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masa

se uterus dan memeriksa kontaraksi uterus

(10). Mengevaluasi kehilangan darah

(11). Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung

kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalina

dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.

Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama

dua jam pertama pascapersalinan.Melakukan tindakan yang

sesuai untuk temuan yang tidak normal.

m). Kebersihan dan keamanan

(1).Menempatkan semua peralatan di dalam larutan clorin 0,5%

untuk didekontaminasi (10 menit).Mencuci dan membilas

peralatan setelah dekontaminasi

(2).Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat

sampah yang sesuai.


49

(3).Membersihkan ibu dengan menggunakan air disenfeksi tingka

t tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Me-

mbantu ibu memakai pakian yang bersih dan kering.

(4).Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan

ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikanibu minuman

dan makanan yang diinginkan.

(5).Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.

(6).Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

(7).Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

n) . Dokumentasi

(a) Melengkapi partograf.

d) Bayi Baru Lahir Umur 1 Jam

a. Bayi Baru Lahir

1) Pengertian

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan berat lahir 2500-4000

gram, cukup bulan dan tidak ada kelainan yang kemudian harus

melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine.

(Noorbaya, dkk, 2020).

b. Evidence Based
50

Evidence based midwifery dalam rangka untuk membantu

mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan

tuguh bidan berorientasi akademis. Dalam melakukan asuhan kebidanan

bayi baru lahir yang berdasarkan evidence based kita dapat melakukan

tindakan yang diterapkan dengan mengikuti perkembangan dalam bidang

kesehatan yang diantaranya

1) Baby Friendly

Baby friendly atau baby friendly intiviate (inisasi sayang bayi)

adalah suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh WHO/UNICEF

pada tahun 1991 untuk mempromosikan, melindungi dan mendukung

inisiasi dan kelanjutan menyusui.

Pelaksanaan  Baby Friendly dapat dilakukan sebagai berikut:

a) Memulai memberikan ASI secara dini dan eksklusif yaitu

pemberian ASI dimulai segera setelah bayi lahir, maksimal setengah

jam pertama setelah persalinan.

b) Melakukan pemotongan tali pusat. Pemotongan tali pusat dilakukan

dengan adanya penundaan selama 3 menit.

c) Melakukan perawatan tali pusat. Perawatan tali pusat dilakukan

dengan cara :

(1) Membiarkan tali pusat kering sendiri

(2) Metode kasa kering

(3) Metode kasa alkohol 70%

(4) Metode antiseptik dan kasa kering.


51

d) Melakukan bounding attachment

Merupakan suatu ikatan yang terjadi antara orang tua dan bayi baru

lahir yang meliputi pemberian kasih sayang, pencurahan perhatian

yang saling tarik menarik. Keberhasilan dalam hubungan ikatan

batin antara seorang bayi dan ibunya dapat mempengaruhi

hubungan sepanjang masa dengan memberikan respon sensual

antara ibu dan bayi pada kontak awal kelahiran.

2) Regulasi suhu BBL dengan kontak kulit ke kulit

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga

akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam

rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini

menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit pada lingkungan yang

dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan

usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.

Kontak kulit bayi dengan ibu dengan perawatan metode kangguru dapat

mepertahankan suhu bayi dan mencegah bayi kedinginan/ hipotermi.

Keuntungan cara perawatan bayidengan metode ini selain bisa

memberikan kehangatan, bayi juga akan lebih sering menetek, banyak

tidur, tidak rewel dan kenaikan berat badan bayi lebih cepat. Ibu pun

akan merasa lebih dekat dengan bayi, bahkan ibu bisa tetap beraktivitas

sambil menggendong bayinya.

3) Perawatan Tali Pusat

Saat bayi dilahirkan, tali pusat (umbilikal) yang menghubungkan-
52

nya dan plasenta ibunya akan dipotong meski tidak semuanya. Tali

pusat yang melekat di perut bayi akan disisakan beberapa senti. Sisanya

ini akan dibiarkan hingga pelan - pelan menyusut dan mengering, lalu 

terlepas dengan sendirinya. Agar tidak menimbulkan infeksi, sisa poton

gan tadi harus dirawat dengan benar.

Cara Merawat Bayi adalah sebagai berikut:

(a) Saat memandikan bayi, usahakan tidak menarik tali pusat.

Membersihkan tali pusat saat bayi tidak berada di dalam bak air.

Hindari waktu yang lama bayi di air karena bisa menyebabkan

hipotermi.

(b) Setelah mandi, utamakan mengerjakan perawatan tali pusat terlebih

dahulu.

(c) Jangan mengolesi tali pusat dengan ramuan atau menaburi bedak

karena dapat menjadi media yang baik bagi tumbuhnya kuman.

(d) Tetaplah rawat tali pusat dengan menutupnya menggunakan kasa

steril hingga tali pusat lepas secara sempurna.

4) Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi

Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi adalah rangsangan yang

dilakukan sejak bayi baru lahir yang dilakukan setiap hari untuk

merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan,

pembauan dan pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak

kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi serta

merangsang perasaan yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita.


53

Rangsangan yang dilakukan sejak lahir, terus menerus, bervariasi

dengan suasana bermain dan kasih sayang akan memicu kecerdasan

anak. Stimulasi dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi dengan

bayi atau balita setiap hari, terus-menerus, bervariasi, dan disesuaikan

dengan umur perkembangan kemampuannya. Stimulasi juga harus

dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara

pengasuh dan bayi. Jangan memberikan stimulasi yang terburu-buru dan

tidak memperhatikan minat atau keinginan bayi, atau bayi sedang

mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. Pengasuh yang sering

marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari pengasuh justru memberikan

rangsangan emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua

ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh merupakan stimulasi yang

direkam, diingat dan akan ditiru atau justru menimbulkan ketakutan

bagi bayi.

C. Bayi dan Neonatus

Bayi baru lahir adalah bagian dari neonatus yaitu suatu organisme yang

sedang bertumbuh yang baru mengalami trauma kelahiran dan harus

menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.

Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus

menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstra uterin. Tiga

faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan peoses vital neonatus yaitu

maturasi, adaptasi dan toleransi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang
54

paling dramatik dan cepat berlangsung adalah pada sistem pernafasan,

sirkulasi, kemampuan menghasilkan glukosa (Jamil,2017).

1. Perubahan fisiologis pada masa neonatus

Menurut Johariyah (2017) Perubahan fisiologis masa neonatus

sebagaiberikut ;

(a) Perubahan Sistem Pernafasan

(1).Perkembangan Paru-Paru

Paru-paru bersal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx, yang

bercabang dan kemudian kembali membentuk struktur percabangan

bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar

usia 8 tahun sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan

sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya

bukti gerakan nafas sepanjang trimester II dan III

(2).Awal Adanya Nafas

Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi .

a) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkung

an luar rahim yang merangsang pusat pernafasan diotak.

b) Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi 

paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya

udara ke dalam paru-paru secara mekanis.

(3).Surfaktan dan upaya infirasibernafas

Upaya pernafasan pertama bayi berfungsi untuk :

a) Mengeluarkan cairan dalamparu-paru.


55

b) Mengeluarkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertamakali

(4).Dari Cairan Menuju Udara

Bayi cukup bulan mempunyai cairan dalam paru-parunya. Pada saat

bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini

diperas keluar dari paru-paru.Fungsi sistem pernafasan dalam

kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler.

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting

dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Peningkatan

pembuluh darah paru-paru akan memperlancarkan pertukaran gas

dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang

perubahan sirkulasi janin menjadi di luar rahim.

(b) Perubahan Sistem Sirkulasi

Setelah lahir bayi harus melewati paru-paru untuk mengambil

oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksige

n ke jaringan.Venaumlicus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali

pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah bayi lahir

dan setelah tali pusat di klem. Penutupan jaringan fibrosa berlangsung dalam

2-3 bulan.

(c) Perubahan Sistem Termoregulasi

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka,

sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan

lingkungan. Pada saat bayimeninggalkan lingkungan rahim yang hangat,

setelah lahir bayi tersebut berada di lingkungan yang dingin . Suhu dingin ini
56

menyebabkan air ketubah menguap lewat kulit,sehingga mendinginkan

darah bayi.Pembentukan suhu tanpa mekanisme mengigil merupakan hasil

penggunaan lemak coklat terdapat diseluruh tubuh bayi dan mereka mampu

meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat,

seorang bayi menggunakan glukosa untuk mendapatkan panas tubuh. Lemak

cokelat tidak dapat di produksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan

lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stres dingin.

(d) Perubahan SistemMetabolisme

Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat bayi lahir

seorang bayi harus mulai mempertahankan glukosa darahnya sendiri. Pada

setiap beyi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1

sampai 2 jam). Pencegahan penurunan glukosa pada bayi dapat dilakukan

dengan 3 hal:

1) Melalui pemberian ASI ( bayi baru lahir sehat harus didorong untuk

menyusu secepat mungkin setelahlahir)

2) Melalui penggunaan cadangan glikogen(glikogenesis)

3) Melalui pembuatan glukosa darisumber lain terutamalemak

(glukoneogenesis).

(b) Perubahan Sistem Gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan

menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah

terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir

cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu)


57

masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung

masih belum sempurna yang mengakibatkan gumoh pada bayi dan

neonatus. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting

contohnya memberi ASI ondemand.

(a) Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir masih belum matang,

sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi

dan alergi. Sistem kekebalan tubuh yang matang akan memberikan

kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri

dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan

infeksi.

Contoh kekebalan tubuh alami :

1) Perlindungan oleh kulit membarane mukosa.

2) Fungsi saringan salurannafas.

3) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit danusus.

4) Perlindungan kimia oleh lingkungan asamlambung.

Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada

praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama

kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi

sangatpenting.

1. Kebutuhan Dasar Neonatus

Menurut Jamil (2017) kebutuhan dasar neonatus terdiri dari kebutuhan

ASUH, ASIH dan ASAH


58

a. Asuh

Yang termasuk kebutuhan asuh adalah:

1. Nutrisi yang mencukupi danseimbang

Pemberian nutrisi sacara mencukupi pada anak harus sudah

dimulai sejak dalam kandungan,yaitu dengan pemberian nutrisi

yang cukup memadai pada ibu hamil. Setelah lahir harus

diupayakan pemberian ASI secara eksklusif yaitu pemberian

ASI saja sampai anak berumur 4-6 bulan. Sejak berumur enam

bulan, sudah waktunya anak diberi makanan tambahan atau

makanan pendamping ASI. Pemberian makanan tambahan ini

penting untuk melatih kebiasaan makan yang baik dan untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa

bayi dan prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan

perkembangan yang terjadi adalah sangat pesat, terutama

pertumbuhan Otak

2. Perawatan Kesehatan Dasar

Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang optimal

diperlukan beberapa upaya misal: imunisasi, kontrol ke

puskesmas secara berkala, diperiksa segera bila sakit. Dengan

upaya tersebut, keadaan kesehatan anak dapat dipantau secara

dini, sehingga bila ada kelainan maka anak segera mendapatkan

penanganan yang benar.

3. Pakaian
59

Anak perlu mandapatkan pakaian yang bersih dan nyaman

dipakai. Karena aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian

terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat.

4. Perumahan

Dengan memberikan tempat tinggal yang layak maka hal

tersebut akan membantu anak untuk bertumbuh dan berkembang

secara optimal. Tempat tinggal yang layak tidak berarti rumah

yang berukuran besar, tetapi bagaimana upaya kita untuk

mengatur rumah kita menjadi sehat, cukup ventilasi serta terjaga

kebersihan dan kerapiannya, tanpa mempedulikanberapapun

ukurannya.

5. Hygiene Diri dan Lingkungan

Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah

mengurangi resiko tertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain

itu lingkungan yang bersih akan memberikan kesempatan

kepada anak untuk melakukan aktifitas bermain secara aman.

6. Kesegaran Jasmani

Aktivitas olahraga dan rekreasi digunakan untuk melatih

kekuatan otot-otot tubuh dan membuang sisa metabolisme,

selain itu juga membantu meningkatkan motorik anak, dan

aspek perkembangan lainnya. Aktivitas olahraga dan rekreasi

bagi anak balita merupakan aktivitas bermain yang

menyenangkan.
60

b. Asih

Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat dimulai sedini

mungkin. Bahkan sejak anak berada dalam kandungan, perlu

diupayakan kontak psikologis antara ibu dan anak, misanya: dengan

mengajak berbicara. Setelah lahir upaya tersebut dapat dilakukan

dengan mendekap bayi di dada ibu. Ikatan emosi dan kasih sayang

yang erat antara ibu dan anak sangatlah penting, karena berguna

untuk menentukan perilaku anak dikemudian hari, merangsang

perkembangan otak anak,serta merangsang perhatian anak terhadap

dunia luar.

Kebutuhan asih ini meliputi:

1) Kasih Sayang Orang Tua

Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak

dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti

memanjakan atau tidak pernah memarahi, tetapi bagaimana

orang tua menciptakan hubungan yang hangat dengan

anak,sehingga anak merasa aman dan senang.

2) Rasa Aman

Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak akan

memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas

sehari-harinya,

3) Harga Diri

Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya. Apabila


61

anak diacuhkan maka hal ini dapat menyebabkan frustasi.

4) Dukungan dan Dorongan

Dalam melakukan aktifitas anak perlu memperoleh dukungan

dari lingkungannya. Apabila orang tua sering melarang aktivitas

yang akan dilakukan, maka hal tersebut dapat menyebabkan

anak ragu-ragu dalam melakukan setiap aktivitasnya. Selain itu

orang tua perlu memberikan dukungan agar anak dapat

mengatasi stress atau masalah yang dihadapi.

5) Mandiri

Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak

harus dilatih untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya.

Dalam melatih anakuntuk mandiri tentunya harus menyesuaikan

dengan kemampuan dan perkembangan anak.

6) Rasa Memiliki

Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap

barang- barang yang dipunyainya, sehingga anak tersebut akan

mempunyai rasa tanggung jawab untuk memelihara barangnya.

7) Kebutuhan akan Sukses

Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai

dengan kemampuan dan sifat-sifat bawaannya. Tidak pada

tempatnya jika orang tua memaksakan keinginannya untuk

dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan kemauan anak.

c. Asah
62

Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak,

yang berupa latihan atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan

yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat

berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan

stimulasi. Pemberian stimulusi ini sudah dapat dilakukan sejak

masa prenatal, dan setelah lahir dengan cara menetekkan bayi pada

ibunya sedini mungkin. Asah merupakan kebutuhan untuk

perkembangan mental psikososial anak yang dapat dilakukan

dengan pendidikan danpelatihan.

2. Jadwal Kunjungan Neonatus

Menurut Jamil (2017) standar kunjungan neonatus minimal dilakukan

3 kali;

a. Kunjungan pertama dilakukan saat usia bayi 6 sampai 48jam.

b. Kunjungan kedua dilakukan saat usia bayi 3 sampai 7hari.

c. Kunjungan ketiga dilakukan saat usia bayi 8 sampai 28hari.

D. NIFAS

 Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang

berlangsung selama 6 minggu atau ±40 hari ( Fitri dalam Sutanto, 2018).

1. Adaptasi psikologis masa nifas


63

Menurut Sutanto (2018) berikut ini 3 tahap penyesuaian psikologi ibu

dalam masa nifas yaitu:

a. Fase Taking In

1) Setelah melahirkan sampai hari ke-2

2) Perasaan ibu berfokus pada dirinya.

3) Ibu masih pasif dan tergantung dengan orang lain.

4) Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya.

5) Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu

melahirkan.

6) Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan

keadaan tubuh ke kondisi normal

7) Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan 

peningkatan nutrisi

8) Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian

kondisi tubuh tidak berlangsung normal.

9) Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu pada fase

ini adalah sebagaiberikut.

a) Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang di inginkan

tentang bayinya. Misalnya, jenis kelamin tertentu, warna kulit,

dan sebagainya.

b) Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang di

alami. Misalnya , rasa mules akibat dari kontraksi rahim,

payudara bengkak, akibat luka jahitan dan sebagainya.


64

c) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.

d) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawa

t bayinya dengan cenderung melihat saja tanpa membantu. Ibu

akan merasa tidak nyaman karna sebenarnya hal tersebut

bukan hanya tanggung jawab ibu saja, tetapi tanggung jawab

bersama.

b. Fase taking hold

1) Hari ke-3 sampai 10

2) Ibu merasa khawatir akan ketidak mampuan merawat bayi,

muncul perasaan sedih (baby blues)

3) Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan

meningkatkan tanggung jawab akan bayinya.

4) Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, B

AK, BAB, dan daya tahantubuh.

5) Ibu berusaha untuk menguasi keterampilan -merawat bayi 

seperti menggendong, menyusui, memandikan, dan mengganti 

popok.

6) Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan pri

badi.

7) Kemungkinan ibu mengalami depresi post partum karena mera

sa tidak mampu membesarkan bayinya.

8) Wanita pada saat ini sangat sensitive akan ketidak mampuanny

a, cepat tersinggung dan cenderung menganggap pemberitahua
65

n bidan sebagai tegur.Dianjurkan untuk berhati-hati dalam berk

omunikasi dengan wanitaini dan\ perlu memberi support.

c. Fase Letting Go

1) Hari ke-10 sampai akhir masa nifas

2) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya.

Setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan

serta perhatian keluarga.

3) Ibu sudah menggambil tanggung jawab dalam merawat bayi

dan memahami kebutuhanbayi.

a. Adaptasi Perubahan Fisik Masa Nifas

Perubahan Fisologis yang terjadi pada Masa Nifas Menurut Sutanto

(2018):

1) Perubahan Sistem Reproduksi

a. Uterus

Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras karena

kontraksi dan retraksi otot-ototnya, sehingga dapat menutup

pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi

plasenta. Otot rahim tersebut terdiri dari tiga lapis otot yang

membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup

sempurna, dengan demikian terhindar dari perdarahan

postpartum.Fundus uteri 3 jari dibawah pusat selama 2 hari,

berikutnya besarnya tidak seberapa berkurang tetapi sesudah2

hari ini uterus mengecil dengan cepat, sehingga pada hari ke 10


66

tidak teraba lagi dan sampai dengan 6 minggu tercapai lagi

ukurannya yang normal.

Tabel 1.2 Perbandingan TFU dan Berat Uterus di Masa Involusi

Involusi TFU Berat


Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1.000 gr
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 750 gr
2 minggu Tidak teraba di atas simpisis 500 gr
6 minggu Normal 50 gr
8 minggu Normal seperti sebelum hamil 30 gr
Sumber : Asuhan Kebidanan dan Menyusui (Sutanto, 2018)

b. Lokhea

Lokhea merupakan cairan yang berasal dari vagina.

Tabel 1.3 Macam-Macam Lokhea

Lokhea Waktu Warna Ciri-ciri


Rubra (k 1-3 hari Merah Terdiri dari darah
ruenta) kehitaman segar, jaringan sisa-
sisa plasenta, dinding
rahim, lemak bayi,
lanugo (rambut bayi)
dan sisa meconium.
Lokhea rubra yang
menetap pada awal
periode postpartum
menunjukkan adanya
perdarahan
postpartum sekunder
yang mungkin
disebabkan
tinggalnya sisa atau
selaput plasenta.
Sanginole 4-7 hari Merah Sisa darah bercampur
nta kecoklatan lendir
dan
berlendir
Serosa 7-14 hari Kuning Lebih sedikit darah
67

kecoklatan
dan lebih banyak
serum, juga terdiri
dari
leukosit dan robekan 
atau
laserasi plasenta. Lok
hea serosa dan alba
yang berlanjut
bisa menandakan ada
nya
endometritis, terutam
a jika disertai demam,
rasa sakit atau nyeri
tekan pada abdomen.
Alba > 14 hari Putih Mengandung
leukosit, sel desidua
dan sel epitel, selaput
lendir serviks serta
serabut jaringan yang
mati
Lokhea Terjadi infeksi keluar
purulenta cairan seperti nanah
berbau busuk
Lokheasta Lokhea tidak lancar
sis keluarnya
Sumber: Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui (Sutanto,

2018)

c. Vulva dan Vagina

Setelah 3 minggu Vulva dan vagina kembali ke keadaansebelum

hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur angsur akan

muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

d. Serviks

Serviks mengalami involusi bersama sama uterus. Setelah

persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki 2 hingga 3 jari

tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.

e. Payudara
68

Setelah kelahiran plasenta konsentrasi estrogen dan progesteron

menurun, prolaktin dilepaskan dan sintesis ASI dimulai. Air

susu saat di produksi di simpan di alveoli dan pelepasan oksitosi

n dari kelenjar hipofise posterior distimulsi oleh isapan bayi.

ASI yang di dapat di hasilkan oleh ibu pada setiap harinya 150-

300 ml, ASI dapat di hasilkan oleh kelenjar susu yang di

pengaruhi oleh kerja hormon-hormon diantaranya hormon

laktogen.

ASI yang pertama muncul pada awal nifas adalah ASI berwarna

kekuningan yang biasa dikenal dengan colostrum, yang sudah

terbentuk pada usia kehamilan 12 minggu .

Perubahan pada payudara :

a) penurunan kadar progesteron secara tepat dengan

peningkatanhormonprolaktin setelah persalinan.

b) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi asi menjadi

pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelahpersalinan.

c) Payudara menjadi keras dan besar sebagai tanda mulainya

proses laktasi.

f. Perineum

Segera setelah melahirkan perineum menjadi kendur karena

sebelumnya terenggang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak

maju. Pada post natal hari ke 5 perineum sudah mendapatkan

kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur


69

dari pada keadaan sebelum melahirkan.

2) Sistem Pencernaan

Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan, hal ini

umumnya disebabkan karena makanan padat dan kurangnya

berserat selama persalinan. Disamping itu rasa takut buang air besar

sehubung dengan jahitan perineum jangan sampai lepas dan juga

takut akan rasa nyeri. Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari

setelah persalinan. Bilamana masih juga terjadi konstipasi dan BAB

mungkin keras dapat diberikan obat rangsang per oral atau rektal,

bila masih juga belum berhasil dilakukan klisma/enema.

3) Perineum

Segera setelah melahirkan perineum menjadi kendur karena

sebelumnya terenggang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak

maju. Pada post natal hari ke 5 perineum sudah mendapatkan

kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari

pada keadaan sebelum melahirkan.

4) Sistem Pencernaan

Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan, hal ini

umumnya disebabkan karena makanan padat dan kurangnya

berserat selama persalinan. Disamping itu rasa takut buang air besar

sehubung dengan jahitan perineum jangan sampai lepas dan juga

takut akan rasa nyeri. Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari

setelah persalinan. Bilamana masih juga terjadi konstipasi dan BAB


70

mungkin keras dapat diberikan obat laksan per oral atau rektal, bila

masih juga belum berhasil dilakukan klisma/enema.

5) SistemPerkemihan

Pelvis, ginjal dan ureter yang meregang dan berdilatasi selama

kehamilan kembali normal pada akhir minggu keempat setelah

melahirkan.

Diuresis yang normal dimulai segera setelah bersalin sampai hari

kelima setelah persalinan. Jumlah urine yang keluar dapat melebihi

3000 ml perharinya. Tindakan ini diperkirakan merupakan bagian

normal dari kehamilan. Selain itu, didapati adanya keringat yang

banyak beberapa hari pertama setelah melahirkan.

6) SistemGastrointestinal

Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali

normal. Meskipun kadar progerteron menurun setelah melahirkan,

namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu

atau sampai dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah

sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit

didaerah perineum dapat menghalangi keinginanbelakang.

7) Sistem Endokrin

Kadar estrogen menurun 10 % dalam waktu sekitar 3 jam post

partum. Progesteron pada hari ke 3 post partum. Kadar prolaktin

dalam darah berngsur- amgsur hilang.

8) Sistem Muskuloskeletal
71

Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum. Ambulasi

dini sangat membantu untuk mencegah kompilasi dan mempercepat

proses involusi.

9) SistemIntegumen

a. Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan b

erkurangnya  hyperpigmentasikulit.

b.Perubahan pembuluh darah yang tampak pad kulit karena

kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogenmenurun

b. Standar Kunjungan Masa Nifas

Menurut Sutanto (2018) Kebijakan Program Nasional Kunjungan

Masa Nifas Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang

dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk

mencegah, mendeteksi serta menangani masalah- masalah yang terjadi.

Tabel 1.4 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan Waktu Tujuan


Pertama 6-42 jam a. Mencegah pendarahan masa nifas
setelah karena atonia uteri.
persalinan b. Mendeteksi dan merawat
penyabab lain pendarahan, meruju
k bila pendarahanberlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu
atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah pendarahan
masa nifas karena atoniauteri.
d. Pemberian ASIawal
e. Melakukan hubungan antara ibu
danbayi
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermi.
Kedua 3-7 hari a. Memastikan involusi uterus berjal
setelah an normal: uterus berkontraksi,
persalinan fundus dibawah umbilicus, tidak
72

ada pendarahan abnormal,tidak


adabau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demm
infeksi atau pendarahanabnormal.
c. Memastikan ibu mendapatkan cuk
up makanan, minuman, dan istirah
at.
d. Memastikan ibu menyusui dengan
dan memperhatikan tanda –tanda
penyakit.
e. Memberikan konseling kepada ibu
mengenaiasuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat,
dan merawat bayi sehari – hari.
Ketiga 8-28 hari a. Memastikan involusi uterus berjal
setelah an normal: uterus berkontraksi,
persalinan fundus dibawah umbilicus, tidak
ada pendarahan abnormal,tidak
adabau.
b. Menilai adanya tanda- tanda dem
m infeksi atau pendarahan abnorm
al
c. Memastikan ibu mendapatkan cuk
up makanan, minuman, dan
istirahat.
d. Memastikan ibu menyusuidengan
memperhatikan tanda-tandapenya
kit.
e. Memberikan konseling kepada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat,menjaga bayi tetaphangat,
dan merawat bayi sehari-hari.
Keempat 29-42 hari a. Menanyakan ibu tentang penyakit
setelah penyakit yangdialami.
persalinan b. Memberikan konseling untuk KB
secaradini.
Sumber: Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui (Sutanto, 2018)

c. Tanda Bahaya dalam Masa Nifas (Sutanto, 2018)

Berikut ini beberapa tanda bahaya dalam masa nifas, yaitu:

a. Adanya Tanda-Tanda Infeksi Puerperalis


73

Peningkatan suhu tubuh merupakan suatu diagnosa awal yang

masih membutuhkan diagnosa lebih lanjut untuk menentukan

apakah ibu bersalin mengalami gangguan payudara, perdarahan

bahkan infeksi karena keadaan-keadaan tersebut sama-sama

mempunyai gejala peningkatan suhu tubuh.

(b) Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih

Pada masa nifas dini, sensivitas kandung kemih terhadap

tegangan air kemih didalam vesika sering menurun akibat traum

persalinan serta analgesia epidural atau spinal.

Setelah melahirkan terutama saat infus oksitosin dihentikan

terjadi diuresis yang disertai peningkatan produksi urin dan distensi

kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk

mengeluarkan air kemih sering menyebabkan infeksi saluran

kemih.

(c) Sembelit atau Hemoroid

Asuhan yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri, yaitu:

1) Memasukkan kembali haeomoroid yang keluar ke dalam

rektum

2) Rendam duduk dengan air hangat atau dingin sedalam 10-15

cm selama 30 menit, 2-3 kali sehari

3) Meletakkan kantong es pada daerah anus

4) Berbaring miring

5) Minum lebih banyak dan makan dengan diet tinggi serat


74

6) Kalau perlu pemberian obat supositoria

(d) Sakit kepala, nueri epigastik dan penglihatan kabur

Kondisi sakit kepala, nyeri epigastrik dan penglihatan kabur

biasanya dialami ibu yang baru melahirkan sering mengeluh sakit

kepala dan pemglihatan kabur.

d. Laktasi

Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan

untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya.

Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI

(refleks prolaktin) dan pengeluaran ASI oleh oksitosin (refleks aliran

atau let down reflect). (Sutanto, 2018)

a. Produksi ASI (Refleks Prolaktin)(Sutanto, 2018)

Produksi ASI dan payudara yang membesar selain disebabkan

oleh hormon prolaktin juga disebabkan oleh Human Chorionic

Somatomammotropin (HCS) atau Human Placental Lactogen

(hPL), yaitu hormon peptida yang dikeluarkan oleh plasenta.

Human Placental Lactogen (HPL)memiliki struktur kimia yang

mirip dengan prolaktin. Pada trimester pertama kehamilan,

plasenta ini ibarat pabrik kimia yang memproduksi hormon-

hormon wanita dan kehamilan dimana hormon-hormon yang

dihasilkan akan mempunyai perannya masing-masing seperti :

1) Mengubah tubuh agar dapat mempertahankan kehamilan

2) Mempersiapkan laktasi
75

3) Menjaga kesehatan organ-organ produksi

4) Menjaga fungsi plasenta agar janin hidup dan cukup

mendapatkan makanan.

Setelah masa persalinan plasenta akan lepas dan berkurangnya

fungsi korpus luteum. Selanjutnya, estrogen dan progesteron juga

berkurang konsentrasinya ditambah dengan hisapan bayi pada

putting susu akan merangsang ujung-ujung saraf sensoris.

Fungsinya sebagai reseptor mekanik untuk memproduksi ASI.

Hisapan putting oleh bayi tersebut menyebabkan dilepaskannya

impuls aferens melalui medula spinalis ke batang otak dan

hipotalamus.

Hormon prolaktin distimuli oleh PRH (Prolactin Releasing

Hormon), dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior yang ada

didasar otak. Hormon ini merangsang sel-sel alveolus yang

berfungsi untuk membuat air susu. Pengeluaran prolaktin sendiri

dirangsang oleh pengosongan ASI dari sinus lactiferus. Semakin

banyak ASI yang dikeluarkan dari payudara maka semakin banyak

ASI yang diproduksi, sebaliknya apabila bayi berhenti menghisap

maka payudara akan berhenti memproduksi ASI. Rangsangan

payudara sampai pengeluaran ASI disebut dengan refleks produksi

ASI (refleks prolaktin).

b. Pengeluaran ASI (oksitosin) atau reflex aliran (Let Down Reflect)    

(Sutanto, 2018)
76

Pengeluaran ASI (oksitosin) adalah refleks aliran yang timbul

akibat perangsangan putting susu dikarenakan hisapan bayi.

Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh hisapan bayi, juga

oleh reseptor yang terletak pada duktus laktiferus.

E. TEORI PENDOKUMENTASIAN SOAP

Pendokumentasian SOAP merupakan metode pendokumentasian yang di

kerjakan oleh bidan, setelah memberikan asuhan kepada pasien yang

meliputi: status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, dan kegiatan asuhan serta

respon pasien terhadap asuhan yang telah diterimanya (Anjarwati, 2016).

Pendokumentasian manajemen kebidanan menggunakan SOAP yaitu :

1. Data subjektif

Data subjectif (S) merupakan pendokumentasian kebidanan menurut

Helen Varney langkah pertama ( pengkajian data ) terutama data yang

diperoleh melalui anamnesis. Data subjectif ini berhubungan dengan

masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai

kekhwatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung

dengan diagnosis. Data subjectif ini nantinya akan menguatkan diagnosis

yang akan disusun.

2. Data objectif

Data objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney pertama (pengkajian data) terutama

data yang diperoleh melalui hasil observasi dari pemeriksaan pasien,


77

pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostic lain, catatan medic

dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukan dalam data

objectif ini. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan

fakta yang berhubungan dengan diagnosa.

3. Analisa

Analisa merupakan pendokumentasian hasil analisa dan intervensi

(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Dalam pendokumentasian

manenjemen kebidanan, keadaan pasien yang setiap saat bisa mngalami

perubahan dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjectif

maupun objektif. Analisa/assessment merupakan pendokumentasian

metode kebidanaan menurut Hellen Varney langkah kedua, ketiga dan

keempat sehingga mencakup hal hal berikut ini : diagnosis/masalah

kebidanan, diagnosis masalah potensial serta perlunya identifiksi

kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis atau masalah

potensial, kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi menurut

kewenangan bidan, meliputi: tindakan mandiri, kolaborasi dan merujuk

pasien.

4. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan

datang. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya

kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraan.

Dalam SOAP meliputi pendokumentasian manejemen kebidanan menurut

Hallen Varney langkah kelima, keenam dan ketujuh. Pendokumentasian dalam


78

SOAP ini adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang disusun sesuai

dengan keadaan dalam rangka mengatasi masalah pasien. Pelaksanaan tindakan

harus disetujui oleh pasien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan atau

membahayakan keselamatan pasien.

Dalam penatalaksanaan ini harus mencantumkan evaluasi yaitu

tafsiran dari efek tindakan yang diambil untuk menilai efektifitas asuhan

atau hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah

dicapai dan merupakan fokus ketetapan nilai tindakan atau asuhan. Untuk

pendokumentasian proses evaluasi ini, diperlukan catatan perkembangan,

dengan tetap mengacu pada metode SOAP dan 7 Langkah Varney.

SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan

tertulis. Adapun SOAP digunakan untuk pendokumentasian karena

pendokumentasian metode SOAP merupakan kemajuan informasi yang

sistematis yang mengorganisir penemuan dan kesimpulan menjadi suatu

rencana asuhan. Metode ini merupakan penyaringan dari intisari proses

penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan

pendokumentasian (Pusdiknas, 2016)


80

BAB III

PERKEMBANGAN KASUS

A. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

1. Kunjungan pertama Tanggal : 29 Januari 2022

Jam : 16.00 WITA

Identitas

Nama ibu : Ny. S.B Nama Suami : Tn. M.N

Umur : 24Tahun Umur : 21Tahun

Agama : Protestan Agama : Kristen

Protestan

Suku/bangsa : Timor/WNI Suku/bangsa : Timor/WNI

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : OJEK

Penghasilan :- Penghasilan : Rp. < 500.000

Alamat : Penfui Timur Alamat : Penfui Timur

a) Data Subjektif

(1).Keluhan Utama / Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan hamil anak keempat, pernah melahirkan tiga kali,

tidak pernah keguguran dan ibu mengatakan sudah tidak haid ± 9

bulan yang lalu dan ingin memeriksakan kehamilannya.

80
81

(2).Riwayat Haid

Manarche Umur 14 Tahun, Sirkulasi haid 28 hari, lamanya 3 hari

banyaknya 2 kali ganti pembalut, tidak ada nyeri HPHT tanggal 05-

05-2021. Tafsiran persalinan 12-02-2022.

(3).Riwayat Keluarga Berencana

Ibu mengatakan KB yang perna di gunakan KB suntik 3 bulan, lama

3 tahun efek samping tidak ada.

(4).Riwayat Perkawinan

Status perkawiana sah, lama menikah 15 tahun, Umur saat menikah

20 tahun, menikah 1 kali.

(5).Riwayat Kehamilan yang lalu

Ibu mengatakan selama hamil memeriksakan kehamilannya di

puskesmas sebanyak 5 kali, tidak ada masalah seperti muntah yang

berlebihan.

(6).Riwayat Kehamilan Sekarang

Trimester I:  Pemeriksaan Kehamilan dilakukan 1 Kali.

Bidan : 1 kali di Puskesmas Tarus, keluhan mual muntah, terapi vit B6.

Dokter : Tidak dilakukan

Trimester II: Pemeriksaan Kehamilan dilakukan 1 kali .

Bidan : 1 kali di Puskesmas Tarus, tidak ada keluhan dan terapi vit C,

kalk, tablet Fe (60 tablet).

Dokter : Tidak dilakukan.


82

Trimester III : Pemeriksaan dilakukan 2 kali.

Bidan : 2 kali di Puskesmas Tarus tidak ada keluhan dan terapi kalk,

vit C, tablet Fe (30 tablet tersisa 12 tablet)

Bidan: Tidak dilakukan.

Imunisasi TT1 : 12-04-2014

Imunisasi TT2 : 20-10 -2022

Pergerakan janin dirasakan 10 kali gerakan dalam 2 jam.

(7).Riwayat Persalinan dan nifas yang lalu

Anak I. Lahir tahun 2008, lahir cukup bulan, spontan, di tolong oleh

bidan, tidak ada penyulitan, jenis kelamin perempuan, BB 2600 gram,

PB 48 cm, keadaan sehat.

Anak II. Lahir tahun 2010, lahir cukup bulan, spontan, di tolong oleh

bidan, tidak ada penyulitan, jenis kelamin perempuan, BB 2800 gram,

PB, 49 cm, keadaan sehat.

Anak III. Lahir tahun 2014, lahir cukup bulan, spontan di tolong oleh

bidan, tidak ada penyulitan,jenis kelamin perempuan, BB 2900 gram,

PB 49 cm, keadaan sehat.

(8).Riwayat Kesehatan Ibu.

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti :

HIV/AIDS, Hepatitis B, shyfilis dan penyakit kronis lainya.

(9).Riwayat Kesehatan dalam Keluarga dan Penyakit Keturunan

Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang mendrita penyakit penyakit

kronis dan keturunan kembar.


83

(10). Kondisi psikososial (keluarga inti, perkawinan, kehamilan)Suami

selalu mendukung ibu selama masa kehamilan dan dengan senang

hati menerima kehamilan ini.

(11). Perilaku Kesehatan

Merokok : ( Pasif, Aktif) : Pasif

Miras : Tidak Perna

Konsumsi Obat Terlarang : Tidak perna

Minum kopi ( saat minum SF) : Tidak perna

(12). Latar Belakang Budaya

Kebiasaan melahirkan di tolong bidan, Pantangan makanan tidak ada,

Kepercayaan yang berhubungan dengan persalinan tidak ada,

Kepercayaan yang berhubungan dengan nifas tidak ada.

(13). Riwayat Seksual

Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual jika suami

menginginkan dan tidak ada keluhan.

(14). Riwayat dan kebiasaan sehari-hari: makan, personal hygiene dan

eliminasi.

Pola makan ibu 3 kali sehari, nafsu makan baik, jenis makanan: nasi

sayur hijau, ikan, tempe dan minum air putih 7-8 gelas/hari.Mandi 2

kali sehari, gosok gigi dua kali sehari, ganti pakaian dalam 2 kali

sehari, ganti pakaian luar 2 kali sehari.BAB dua kali sehari, bau khas

feses dan tidak ada keluhan. BAK 4-5 kali sehari, bau khas amoniak

dan tidak ada keluhan.


84

(15). P4K terdiri dari :

1) Persiapan tempat persalinan :Puskesmas Tarus

2) Penolong persalinan : Bidan

3) Biaya : Sudah disiapkan

4) Donor darah : Ada pendonor darah

5) Emergency dan rujukan : Ibu siap dirujuk jika ada gawat

b) Data obyektif

1) Pemeriksaan Umum:

a) Keadaan umum: baik

b) Kesadaran: composmentis

c) Bentuk tubuh: normal

d) Tanda-tanda vital :

Tekanan Darah : 110 /80 mmHg

Suhu : 36,50c

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 22x/menit

BB sebelum hamil : 55kg

BB saat ini : 60 kg

LiLA : 28 cm.

Tafsiran persalinan : 12-02-2022.

2) Pemeriksaan Obstetric

TFU 3 jari dibawah Px (30 cm), di fundus teraba bokong, di sebelah

kanan perut ibu teraba punggung dan sebelah kiri perut teraba
85

extermitas, bagian terendah teraba kepala dan sudah masuk PAP.TBJ

3000 gram.

DJJ 145x/menit, teratur punctum maksimum satu tempat di

sebelah kanan bawah pusat.

Pada vulva tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada

kondiloma, tidak ada pengeluaran pervaginam, tidak ada

haemoroid.

3) Pemeriksaan penunjang

Diberikan Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium di Puskesmas Tarus

pada Tanggal : 20/10 /2021

(1).Darah : HB : 11 gr/dl golongan darah O

(2).Urine : reduksi tidak ada, protein urine tidak ada.

(3).USG: tidak di lakukan.

c) Analisa

GIVPIIIA0AHIII UK 38-39 minggu, Janin Tunggal, Hidup, Presentasi

Kepala, Intrauterin.

d) Penatalaksanaan

1) Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan, keadaan kesehatan ibu dan janin baik yaitu: TD:

110/80 mmHg ,S : 36,50C, N : 80x/menit,RR : 22x/menit, DJJ :

145x/menit, letak kepala bayi beradadibagian bawah perut ibu,

kepala sudah masuk PAP.


86

Ibu merasa senang dengan dengan hasil pemeriksaan yaitu : TD:

110/80 mmHg, S : 36,50C, N : 80x/menit, RR: 22x/menit, DJJ:

145x/menit, letak kepala bayi berada dibagian bawah perut ibu,

kepala sudah masuk PAP

2) Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan

trimester III yaitu: perdarahan tiba-tiba dari jalan lahir; nyeri perut

yang hebat; muntah-muntah sehingga ibu tidak mau makan; tekanan

darah tinggi, bengkak di wajah, tangan dan kaki, sakit kepala yang

hebat disertai penglihatan kabur; demam tinggi; keputihan banyak

dan berbau; pergerakan janin kurang dirasakan; ketuban keluar

sebelum waktunya. Memberitahu ibu untuk segera menghubungi

bidan dan memeriksakan diri jika mengalami hal tersebut

Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan dapat

mengulangi kembali yaitu: pendarahan tiba-tiba dari jalan lahir, nyeri

perut yang hebat, pengelihatan kabur, bengkak diwaja, kaki dan

tangan.

3) Menganjurkankan ibu untuk menjaga pola makan, 3xsehari

terutama yang mengandung zat besi seperti; telur, susu, ikan, daging,

kacang-kacangan, sayuran hijau berwarna tua dan buah-buahan.

Ibu menerima anjuran yang diberikan dan akan makan-makanan

bergizi.

4) Menganjurkan Kepada ibu untuk istirahat yang cukup yaitu siang

hari tidur atau berbaring 1-2 jam, malam tidur paling sedikit 6-7 jam.
87

Ibu menerima anjuran yang diberikan dan akan istirahat yang cukup.

5) Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan dirinya yaitu

mencuci tangan sebelum dan setelah makan, setelah BAK dan BAB,

menyikat gigi secara benar dan teratur, merawat payudara, keramas

rambut 3 kali /minggu, ganti pakaian dalam 3-4 kali /hari.

Ibu bersedia melakukan apa yang dianjurkan.

6) Menjelaskan kepada ibu tentang P4K yaitu :

(a) Persiapan tempat persalinan

(b) Penolong persalinan

(c) Biaya

(d) Donor darah

(e) Emergency dan rujukan

Ibu sudah mengerti dan ibu merencanakan bersalin di Rumah Sakit

Bhayangakara, persalinan di tolong oleh bidan, biayanya sudah

disiapkan, sudah ada pendonor darah, ibu siap dirujuk jika gawat.

7) Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda persalinan yaitu : lebih sering

buang air kecil, perubahan emosional, rasa sakit atau nyeri diperut

bagian bawah, keluar lender bercampur darah dari jalan lahir, air

ketuban pecah.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mampu

menyebut kembali tanda-tanda persalinan yaitu : keluar lendir

bercampur darah dari jalan lahir, dan rasa sakit atau nyeri pada perut

bagian bawah.
88

8) Menganjurkan ibu untuk minum obat yang diberikan

Ibu menerima anjuran yang diberikan dan bersedia untuk minum

obat yang sudah diberikan.

9) Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang tanggal 05 februari 2022.

Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.

2. Kunjungan kedua Tanggal: 09 februari 2022

Jam: 16.00 WITA

a) Subyektif

Ibu mengatakan keadaanya baik dan tidak ada keluhan.

b) Obyektif

1) Pemeriksaan umum

(a) Keadaan umum: baik

(b) Kesadaran : composimenti

(c) Bentuk tubuh: normal

(d) Tanda-Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg, suhu 36,50c,

nadi : 80 x/menit, pernapasan: 22x/menit, BB saat ini 60 kg,

LiLA 28 cm. Tafsiran persalinan 12-02-2022.

2) Pemeriksaan Obstetric

TFU 3 jari dibawah prossesus xipoideus (30 cm), di fundus teraba

bokong, di sebelah kanan perut ibu teraba punggung dan sebelah kiri
89

perut perut teraba extermitas, bagian terendah teraba kepala dan

sudah masuk PAP.TBJ 3000 gram.

DJJ 145x/menit, teratur punctum maksimum satu tempat di

sebelah kanan bawah pusat.

Pada vulva tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada

kondiloma, tidak ada pengeluaran pervaginam, tidak ada

haemoroid.

3) Pemeriksaan Penunjang

Diberikan Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium di Puskesmas Tarus

pada Tanggal 10-12-2021.

(a) Darah : HB : 11 gr/dl golongan darah O

(b) Urine : reduksi tidak ada, protein urine tidak ada.

(c) USG: tidak di lakukan.

c) Analisa

GIV PIII A0 AHIII UK 40 minggu, Janin Tunggal, Hidup, Presentasi

Kepala, Intrauterin.

d) Penatalaksanaan

1) . Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan, keadaan kesehatan ibu dan janinbaik yaitu: TD: 120/80

mmHg, S : 36,60C, N : 83x/menit, RR: 20x/menit, DJJ : 145x/menit,

letak kepala bayi berada dibagian bawah perut ibu, kepala sudah

masuk PAP. Ibu mengerti dan merasa senang dengan hasil

pemeriksaan
90

2) Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan persalinan yaitu, kenda-

raan, pakaian ibu dan perlengkapan bayi.

Ibu mengatakan sudah siapkan perlengkapan ibu dan perlengkapan

bayi.

3) Menjelaskan kepada ibu ketidaknyamanan pada trimester III seperti

nyeri pinggang, solusinya yaitu olah raga ringan, berikan pijatan, ibu

sudah mengerti dan akan melakukannya.

4) Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu

nyeri pada pinggang menjalar ke perut bagian bagian bawah, keluar

lendir dan darah dari jalan lahir, dan segera ke fasilitas

kesehatan bila terdapat tanda gejala tersebut. 

Ibu mengerti penjelasan yang diberikan .

5) Mengingatkan ibu pola istirahat sehingga stamina ibu tetap terjaga

selama hamil minimal 2 jam pada siang hari dan pada malam 7 jam

Ibu menerima dan akan istirahat yang cukup.

6) Mengingatkan kepadaibu untuk selalu mengkonsumsi makan yang

bergizi seperti nasi, sayuran hijau, daging, ikan, tempe, tahu, buah-

buahan, dan minum air yang cukup minimal 10-12 gelas perhari.

Ibu menerima anjuran yang diberikan dan akan mengkonsumsi

makan-makanan bergizi seperti : nasi, sayuran hijau, daging, ikan,

tempe, tahu, buah-buahan, dan minum air yang cukup minimal 10-12

gelas perhari
91

7) Menganjurkan ibu untuk segera kefasilitas kesehatan bila sudah ada

tanda-tanda persalinan seperti: nyeri perut bagian bawah, keluar

lendir bercampur darah dari jalan lahir.

Ibu mengerti dan akan segera ke faselitas kesehatan jika ada tanda-

tanda persalinan seperti nyeri perut bagian bawah, keluar lender

bercampur darah dari jalan lahir.

8) Menganjurkan ibu kontrol ulang 1 minggu lagi pada tanggal 11-02-

2022. Dan segera kembali jika ada keluhan, ibu mengerti dan

menyepakati kunjungan berikutnya.Ibu mengerti dan akan

melakukan kontrol ulang.

B. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

1. Kala1, Tanggal Pengkajian : 11 Februari 2022

Jam 17:00 WITA

a) Subyektif

Keluhan utama : Ibu mengeluh sakit perut bagian bawah menjalar ke

pinggang

sejak tanggal 11 februari 2022 jam 14:00 Wita, dan merasakan

pergerakkan janin aktif (10 – 12 x /hari)

b) Obyektif

Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD: 110/80 MmHg,

suhu 36,70c, nadi 80x/menit, pernapasan 20x/menit, BB 60 kg,DJJ

145x/ menit tafsiran persalinan 12-02-2022


92

1) Pemeriksaan obstetric

Leopold 1 : TFU 2 jari dibawah px pada bagian fundus teraba

bulat, lunak dan tidak melenting bokong (30 cm).

Leopold 2 : pada bagian kanan perut ibu teraba keras memanjang

seperti papan ( punggung kanan).

Leopold 3 : pada sekmen bawah rahim teraba bulat, keras

melenting, (kepala)

Leopold 4 : kepala sudah masuk PAP.

MC Donald : 30 cm

TBBJ :3000 gram.

DJJ 145x/menit. Teratur

2) Pemeriksaan dalam (VT) tanggal 11 februari 2022 jam: 17: 00 Wita

Vulva : tidak ada kelainan , tidak ada varises, tidak ada

oedema

Vagina : ada pengeluaran dan lendir

Portio : tebal dan lunak

Pembukaan : VI

Kantong ketuban : peca sepontan

Bagian terendah : kepala

Posisi/presentasi : kepala

Turun hodge : lll

His : 4x10 : ‘’40-45’


93

c) Analisa

GIV PIII A0 AHIII UK 40-41 minggu, Janin Tunggal, Hidup Presentasi

Kepala, Intrauteri. Inpartu kala 1 fase aktif

d) Penatalaksanaan

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bawah

keadaan ibu dan janin baik : TTV : TD : 110/80 mmHg, nadi :

80x/menit, RR : 20x/ menit suhu : 36,20c, DJJ 145x/menit.

Ibu dan keluarga merasa senang dengan informasi yang diberikan

bahwa keadaan ibu dan janin baik

2. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada his seperti:

nasi, sayur, daging, telur, serta minum air putih dan the hangat.

Ibu menerima anjuran yang diberikan dan sudah makan nasi, sayur

dan ikan serta minum air putih dan the hangat.

3. Menganjurkan ibu untuk tidur miring kekiri agar oksigen dapat

disalurkan dengan baik kejanin.

Ibu menerima anjuran yang diberikan dan sedang tidur miring kekiri

4. Menganjurkan ibu untuk berkemih atau mengosongkan kandung

kemih secara teratur

Ibu menerima anjuran yang diberikan dan sudah mengosongkan

kandung kemih

5. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan serta kondisi ibu dan

janin.
94

Tabel 1.4 Pemantauan Persalianan

Waku Kontraksi DJJ Nadi Suhu TD Bukaan Penurunan


4x10:40- 110/
17:00 136 80 36,6 6cm Hodge III
45 70
4x10:40-
18:00 138 83 - - - -
45
4x10:40-
19:00 140 84 - - - -
45
4x10:40- Hodge IV-
21:00 10cm
45 V

Pemantauan kala 1 sudah dilakukan keadaan ibu dan janin baik.

6. Menganjurkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi yaitu dengan cara

menarik nafas panjang saat ada kontraksi melalui hidung dan

hembuskan secara perlahan melalui mulut

Ibu menerima anjuran yang diberikan dan sedang melakukan teknik

relaksasi

7. Memberikan dukungan mental dan motivasi pada ibu untuk

menghadapi persalinan.

Ibu merasa nyaman dan tidak cemas

8. Menyiapkan alat dan bahan untuk menolong persalinan

1) Saft 1

a) Partus set berisi:

1) Klem tali pusat 2 buah

2) Gunting tali pusat 1 buah

3) Gunting episiotomy 1 buah

4) ½ kokher 1 buah
95

5) Penjepit tali pusat 1 buah

6) Kasa steril secukupnya

7) Handscon steril 2 pasang

b) Heating Set berisi

1) Naifulder 1 buah

2) Gunting benang 1 buah

3) Pinset sirurgis

4) Kasa secukupnya

c) Tempat berisi obat

Oxitocyin 1 ampul dan dispo 3cc

d) Kom berisi air DTT, kapas sublimit pada tempatnya, korentang

pada tempatnya, jeli dan pita ukur

2) Safe II

Pengisapan lendir, tempat plasenta, larutan klorin 0,5, tempat

sampah, tensimeter dan stetoskop.

3) Saft III

a) Perlengkapan ibu : Keranjang pakayan berisi handuk alas perut

ibu, 1 buah kain sarung, 1 buah kain panjang Perlengkapan bayi :

sarung tangan dan topi, handuk bersih, kain untuk membungkus

bayi, underpad.

b) APD, topi, masker, celemek, sepatu boad, dan kaca mata.

c) Keranjang berisi cairan RL dan NACI, infuse set, abocath 3

buah, methelrilgo 2 ampul.


96

d) Perlengkapan yang diperlukan diletakan dibawah tempat tidur,

ember berisi larutan klorin 0,5%, ember berisi air DTT, Tempat

pakayan kotor tempat sampah infeksius dan tempat sampah non

e) infeksius

f) Tempat cuci tangan, sabun, air, tisu, dan handuk yang kering

Alat dan bahan untuk menolong persalinan dalam keadaan siap

pakai

9. Melakukan pertolongan persalinan sesuai standar APN

Pertolongan persalinan telah dilakukan sesuai standar APN

10. Melakukan pendokumentasian

Pendokumentasi sudah dilakukan

2. KalaII, Tanggal : 11-02-2022

Jam : 21:00 WITA

a) Subyektif

Ibu mengatakan nyeri perut bertambah dan semakin sering, ibu

merasakan ada dorongan yang kuat untuk meneran saat kontraksi dan

ibu merasa ingin BAB.

b) Obyektif

1) Keadaan umum : baik

2) Kesadaran: Composmentis

3) Ekpresi waja : meringgis kesakitan

4) Tanda-tanda vital:

TD :120/80 mmHgNadi : 80 x/menitSuhu: 36,6oCRR: 20 x/menit


97

a) His :4 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik

b) DJJ :145 x/menit teratur

5) Pemeriksaan dalam jam: 21:00 wita

a. Vulva : tidak ada kelainan

b. Vagina : tidak ada kelainan

c. Pembukaan : 10 cm

d. Effacement : molase tidak ada

e. Kantong ketuban : pecah spontan(+), jerni

f. Posisi /presentase : kepala

g. Denominator : posisi ubun-ubun kecil kanan depan

h. Turun hodge : IV-V

c) Analisa

G1V PIIIA0 AHIII UK 40-41 minggu Janin Tunggal, Hidup, Presentasi

Kepala, Intrauteri inpartu kala II.

d) Penatalaksanaan

Menganjurkan ibu cara mengedan yang benar, mendekatkan alat,

memimpin persalinan, dengan APN 60 langkah oleh Bidan di Puskesmas

Tarus

1) Melihat tanda gejala kala II: ada dorongan yang kuat untuk meneran

tekanan pada anus, perineum menonjol, vagina dan vulva membuka.

Sudah ada tanda dan gejalah kala II.

2) Memastikan kelengkapan alat dan bahan pertolongan persalinan

yaitu APD, oxytocin, dispo 3cc, bengkok, air DTT, betadin


98

danpartus set berisi : 2 pasang handscoon steril, 1 buah gunting tali

pusat, 1 buah penjepit tali pusat, 1 buah ½ koher, 1 buah gunting

episiotomy, 1 buah klem, kasa steril, heating set berisi : satu buah

pinset anatomi, satu buah gunting anatomi, satu buah jarum, satuh

buah benang daging, satu buah klem, air DTTdalam emeber, air

klorin 0,5%, tempat plasenta,sampah medis dan non medis : pakaian

ibu dan bayi sudah tersedia.

3) Memakai alat pelindung diri yaitu: masker, kaca mata, topi, celemek,

sepatu boot. sudah memakai alat pelindung diri.

4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dijari dan tangan, dan

mencuci tangan sesuai 6 langkah dengan air mengalir dan sabun lalu

keringkan dengan tissue atau handuk bersih.

5) Memakai sarung tangan steril untuk melakukan pemeriksaan dalam

yaitu : Vulva /vagina : tidak ada kelainan, portio tidak teraba,

pembukaan 10 cm, kantong ketuban (-), bagian terenda kepala, posisi

ubun-ubun kecil kanan depan kepala turun hodge lV-V Pemeriksaan

dalam sudah dilakukan

6) Mengambil spuit 3 cc dan menghisap oxytosin 10 IU kemudian

masukkan dalam partus set (gunakan tangan yang memakai sarung

tangan DTT/ steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat

suntik). Sudah dilakukan

7) Membersihkan vulva dan perineum dengan hati-hati dari depan

kebelakang dengan menggunakan kasa


99

8) Melakukan pemeriksaan dalam dan pembukaan sudah lengkap (10

cm). sudah dilakukan

9) Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

mendekontaminasi sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% . Sudah

dilakukan

10) Memeriksa DJJ setelah konraksi (his). Frekuensi 140x/menit

11) Memberitahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan

keadaan janin baik. Membantu ibu memilih posisi yang nyaman saat

meneran dan ibu memilih posisi setengah duduk.

12) Memberitahu keluarga untuk membantu ibu menyiapkan posisi

meneran jika ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat, pada

kondisi itu ibu diposisikan setengah duduk atau posisi yang

diinginkan dan nyaman bagi ibu. Sudah memberitahu keluarga dan

posisi ibu sudah setengah duduk

13) Membimbing ibu untuk meneran saat ada dorongan yang kuat untuk

meneran yaitu kedua tangan merangkul paha dan menariknya kearah

dada, dagu ditempel pada perut ibu, mata melihat kearah perut dan 

ibu mengedan. 

14) Menganjurkan  keluarga memberi ibu minum saat tidak ada his. Men

dengarkan DJJ setelah kontraksi selesai.

15) Menganjurkan ibu untuk mengambil posisi yang aman dan ibu

memilih posisi setengah duduk


100

16) Menaruh handuk bersih diatas perut ibu. Kepala bayi nampak di

depan vulva 5-6cm.

17) Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong

ibu.

18) Membuka partus set dan periksa kembali kelengkapan alat dan

bahan.

19) Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan untuk menolong

kelahiran bayi.

20) Pada saat his ibu meneran kepala bayi makin maju dan nampak

divulva. Lalu menyokong perineum dengan dilapisi kain bersih dan

kering. Kemudian lakukan episiotomy mediolateral sinistra saat ada

his.

21) Memeriksa lilitan tali pusat. Sudah dilakukan dan tidak ada lilitan

tali pusat.

22) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan. Kepala bayi sudah melakukan putaran paksi luar.

23) Menunggu kepala melakukan putaran paksi luar dan melahirkan bayi

dengan cara kedua tanggan diletakan secara bipariental pada kepala

bayi lalu menarik kepala kearah bawah untuk melahirkan bahu depan

dan menarik kepala keatas untuk melahirkan bahu belakang.

24) Setelah kedua bahu lahir, menelusurkan tangan mulai dari kepala

bayi yang berada dibagian bawah kearah perenium tangan,

membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut


101

mengendalikan kelahiran dan tangan bayi saat melewati perenium,

gunakan lengan bagian bahwa untuk menyangga tubuh saat

dilahirkan. Sudah di lakukan.

25) Setelah tubuh dari lengan lahir (sangga susur) dari punggung

kemudian kearah kaki bayi dan pegang kedua mata kaki bayi, dengan

hati-hati membantu kelahiran bayi.

Bayi lahir jam 20:10 wita tanggal 11 febuari 2022

26) Menilai bayi dengan cepat. Bayi menangis kuat, bernafas sepontan

gerakan aktif dan warna kulit kemerahan.

Sudah dilakukan penilaian pada bayi.

27) Mengeringkan tubuh bayi kecuali kedua tanggan dan menyelimuti

bayi dengan kain bersih dan kering. Bayi sudah di keringkan

28) Memeriksa fundus ternyata tidak ada bayi kedua. Sudah di lakukan

pemeriksaan pada fundus dan tidak ada janin kedua.

29) Memberitahukan kepada ibu bahwa ia akan disuntik oxsitocyn agar

uterus berkontraksi dengan baik.

Ibu bersedia di suntik.

30) Memberikan suntikan oxitosyn 10 IU secara IM di 1/3 distallateral

paha ibu.

Sudah di lakukan penyuntikan oxitosyn 10 IU.

31) Menjepit tali pusat 3 cm dari pangkal tali pusat bayi. Melakukan

pengurutan isi tali pusat kearah ibu dan memasang klem 2 cm dari

penjepit tali pusat ibu.


102

Sudah di lakukan penjepitan tali pusat.

32) Menjepit tali pusat dan potong.

Pemotongan tali pusat sudah di lakukan.

33) Melakukan kontak kulit antara ibu dan bayi.

Sudah di lakukan kontak kulit ibu dan bayi.

3. Kala III, Tanggal : 26-02-2022

Jam : 21:25 WITA

a) Obyektif

Ibu mengatakan legah karena bayinya telah lahir dan merasa mules

pada perut.

b) Subyektif

Jumlah pendarahan :100cc

Abdomen

a. Uterus : keras, baik.

b. TFU : stinggi pusat

Genetalia : semburan darah tiba-tiba dan tali pusat bertambah panjang

c) Analisa

PIV A0 AHIV partus kala III

d) Penatalaksanaan

1) Memindahkan klem dari tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari

vulva.Klem sudah di pindahkan


103

2) Meletakkan  tangan kiri diatas simpisis dan tangan kanan

memegang klem untuk meregang tali pusat. Tangan kiri sudah di

letakan atas simpisis.

3) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukaan

peregangan tali pusat terkendali. Sudah dilakukan.

4) Menunggu uterus berkontraksi kemudian melakukan peregangan tali

pusat terkendali dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri

melakukan tekanan pada uterus secara dorsocranial. Sudah di

lakukan penekanan pada uterus secara dorsalcranial.

5) Terima plasenta dengan kedua tangan, putar plasenta searah jarum

jam sampai plasenta dan selaput ketuban lahir. Sudah di lakukan

6) Melakukan masase uterus dengan meletakan telapak tangan difundus

dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dan lembut hingga

uterus teraba keras. Sudah di lakukan masase.

7) Memeriksa kelengkapan plasenta seperti amnion, korion dan

kotiledon lengkap dengan selaput.

8) Memeriksa perenium tidak ada rupture tambahan selain luka

episiotomi dan melakukan penjahitan secara jelujur tunggal. Sudah

di lakukan pemeriksaan perenium.

4. Kala IV, Tanggal : 11 Februari 2022

jam : 23 :10 WITA

a. Obyektif
104

Ibu mengatakan lega karena proses persalinan berjalan dengan baik,

perut terasa mules, ada rasa nyeri pada daerah jalan lahir.

b. Subyektif

pemeriksaan umum

1) Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap pukul 21:25 wita

2) Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar, kesadaran

composmentis

3) TTV : TD 110/80 mmHg, Nadi 84x / menit, suhu 36,5°c, RR

20x / menit,

4) TFU 2 jari dibawah pusat.

5) KK kosong

6) perineum  utuh

c. Analisa

PIV A0 AHIV partus kala IV

d. Penatalaksanaan

1) Memeriksa kontraksi uterus didapatkan baik. Sudah di lakukan

pemeriksaan kontraksi uterus.

2) Kandung kemih ibu kosong. Sudah di lakukan pemeriksaan

kandung kemih.

3) Mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%

bersihkan noda darah dan cairan tubuh. Sudah mencelupkan

sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5 %


105

4) Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara masase dengan telapak

tangan pada perut ibu secara berputar. Sudah di ajarkan masase

pada keluarga.

5) Memeriksa nadi ibu dan keadaan umum ibu baik. Sudah

melakukan pemeriksaan

6) Jumlah kehilangan darah 50cc .

7) Pantauan keadaan ibu dan bayi. Bernapasnormal dengan baik

( 40-60 x/menit). Sudah di lakukan pemantauan

8) Merendam alat-alat dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

Alat –alat sudah di rendam dalam larutan Klorin 0,5%

9) Membuang semua bahan-bahan yang terkontaminasi dalam

tempat sampah. Sampah yang terkontaminasi sudah di buang

pada tempat sampah.

10) Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh kemudian

bantu ibu memakai pakaiannya. Sudah di lakukan pembersihan

sisa-sisa darah pada tubuh ibu.

11) Menganjurkan keluarga untuk member ibu makan dan minum.

Ibu sudah di beri makanan dan minuman

12) Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan 0,5%. Sudah

dilakukan dekontaminasi tempat bersalin.

13) Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%

dan merendam dalam 10 menit. Sudah dilakukanperendaman

sarung tangan selama10 menit.


106

14) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Sudah mencuci

tangan.

15) Memakai sarung tangan untuk pemeriksaan fisik pada bayi.

Sudah memakai sarung tangan.

16) Melakukan pemeriksaan pada bayi dan kondisi bayi normal

dengan pernapasan 45x/menit dan Suhu : 36,5°c. Sudah di

lakukan pemeriksaan pada bayi.

17) Setelah 1 jam pemberian vitamin K, diberikan Hepatitis B dipaha

kanan bawah lateral. Sudah menyuntikan Vitamin K dan Hepatiti

B.

18) Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan buang

ditempat sampah medis. Sudah melepas sarung tangan secara

terbalik.

19) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan

dengan handuk atau tisu.Sudah mencuci tangan.

20) Melengkapi partograf dari halaman depan dan belakang.

Patograf sudah di lengkapi.

C. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

1. Tanggal  Pengkajian : 11-02-2022

Jam : 22 :10 WITA

a. Subyektif
107

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang keempat , bayinya lahir

dengan normal pada tanggal 11-02-2022 jam 21 :10 wita  jenis kelamin

perempuan

b. Obyektif

1) Keadaan umum: baik

2) Kesadaran : composmetis

Tanda– tanda vital : suhu 360c, RR 48x/menit, HR 149x/menit,N :80

x/menit

3) Pemeriksaan antropometri

a) Berat badan : 2800 gram

b) Panjang badan : 48 cm

c) Lingkar kepala : 31cm

d) Lingkar perut : 31 cm

e) Lingkar dada : 30 cm

Bayi lahir hidup langsung menangis, bernapas spontan

a. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala : tidak  ada  cepal hematoma, caput dan tidak ada

benjolan.

2) Mata : simetris, sclera putih.

3) Hidung : simetris tidak ada polip, tidak ada secret

4) Mulut : bibir lembab dan warna merah mudah dan tidak

ada kelainan.

5) Telinga : simetris tidak ada kelainan.


108

6) Leher : simetris tidak terdapat bendungan vena jugalaris

7) dada : simetris tidak ada pembesaran.

8) Abdomen : simetris tidak ada pembesaran hepar

9) tali pusat : masih basah, dan tidak bernanah

10) kulit : kemerahan

11) ekstrimitas atas dan bawah bergerak aktif dan lengkap

12) genetalia : normal, tidak ada kelainan, ada labiominora dan

labiomayora

13) anus : berlubang tidak ada kelainan

14) Refleks :

a. Morro : (+)ubah posisi dengan tiba-tiba / terkejut

b. Rotting : (+) menoleh bila ada sentuhan pipi

c. Sucking : (+) Bayi menghisap dengan kuat areola

mamae putting susu ibu.

d. Swallowing : (+) bayi menelan ASI dengan baik

e. Babinski : (+) telapak tangan disentuh bayi

langsung menggenggam.

f. Tonicneck : (+) posisi menengadah muncul pada

usia satu bulan dan akan menghilang

pada sekitar usia 5 bulan.

A/S : 8/9 Keadaan saat lahir :


109

Bayi lahir hidup langsung menangis, bernapas spontan.

Tempat dan penolong persalinan: persalinan ditolong

oleh Bidan di Puskesmas Tarus IMD 1 jam berhasil

c. Analisa

Bayi baru lahir normal umur 1 jam

d. Penatalaksanaan

1. Menyiapkan alat-alat pemeriksaan pada bayi baru lahir yaitu:

timbangan berat badan, metline, thermometer, stetoskop, sarung

tangan steril, vitamin K, Hepatitis B, salep mata. Alat-alat

pemeriksaan sudah disiapkan.

2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakuan pemeriksaan dan

perawatan pada bayi. Sudah mencuci tangan.

3. Melakukan pemeriksaan padaa bayi yaitu: timbang berat badan, ukur

panjangn badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, suhu

tubuh, pernapasan, nadi. Sudah melakukan pemeriksaan

4. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayinya yaitu : keadaan

umum baik, kesadaran composmetis, suhu 370c, RR 48x/menit, HR

149x/menit, BB : 2800 gram keadaannya sehat.

Ibu merasa senang dengan hasil pemeriksaan pada bayinya yaitu

keadaan umum baik, kesadaran composmetis, suhu 370c, RR

48x/menit, HR 149x/menit, BB : 2800 gram Keadaannya sehat.


110

5. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga untuk menjaga bayi agar tetap

hangat dan mencegah hipotermi pada bayi dengan membungkus

yaitu: bayi tetap berpakaian dan diselimuti setiap saat ganti popok

dan pakaian atau selimut yang basah jangan tidurkan, jangan biarkan

bayi ditempat yang dingin, bayi harus menggunakan topi, kaos kaki

dan kaos tangan, dan pakaian yang hangat.

6. Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar yaitu:Seluruh

putting payudara ada ditengah mulut bayi. Saat bayi mengisap, gusi

bayi harus menyentuh seluruh putting dan lidah bayi berada di atas

gusi bawah bayi. Pastikan bayi tidak hanya mengisap ujung puting

payudara. Posisi bayi agar tetap dekat dengan ibu.

Ibu mengerti dan menerima anjuran yang diberikan dan bisa

mempraktekkan sendiri dirumah untuk cara menyusui bayi yang baik

dan benar.

7. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga cara merawatan tali pusat yang

benar dengan cara membersihkan memakai sabun dan bersihkan

keringkan dan dibiarkan terbuka tanpa dibubuhi apapun

Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang

perawatan tali pusat dan tali pusat bayi tampak bersih dan tidak

terbungkus dan dibubuhi apapun.

8. Memakai identitas pada bayi perempuan ditangan berwarna biru

9. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu:
111

a. Bayi kuning setelah 24 jam pertama ditemukan pada usia 14 hari

atau lebih tinja berwarna pucat, kuning sampai lutut dan siku.

b. Infeksi tali pusat yaitu tali pusat berbau, merah dan bernanah

sianosis maka segera kefasilitas kesehatan untuk melakukan

penanganan.

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan dapat

mengulangi kembali tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu :

infeksi tali pusat berbau, merah dan bernanah.

10. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa bayinya telah

diberikan antibiotik

a. Salep mata oxytetrasiklin pada kedua mata bayi untuk mencegah

terjadinya infeksi pada mata.

b. Memberikan suntikan vitamin K 0,5 mg pada bagian luar paha kiri

bayi 1 jam setelah bayi lahir untuk mencegah terjadinya perdarah

yang terjadi secara IM

c. Imunisasi Hepatitis B pada bagian luar paha kanan bayi 1 jam

setelah pemberian vitamin K untuk mencegah terjadinya penyakit

hepatitis B terhadap bayi

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan merasa senang

karena bayinya telah diberikan antibiotic

11. Menganjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

setiap 2 jam. Ibu mengerti dan mau menyusui bayinya setiap 2 jam
112

12. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yang telah

diberikan.

Sudah dilakukan pendokumentasian

2. Kunjungan Neonatus I (KN1)

Tanggal  Pengkajian : 12 -02-2022

jam : 16 :00 WITA

a) Subyektif

Ibu mengatakan bayinya sehat, tidak rewel, menyusui kuat.

b) Obyektif

1) Pemeriksaan umum

a) keadaan umum : baik

b)kesadaran : composmentis

c) tanda –tanda vital : S: 36,5℃, RR/HR : 48/149 x/menit

N : 82 x/menit

d)Berat badan : 2800 gram

2) Pemeriksaan fisik

Kulit : kemerahan

Kepala : tidak ada caput succedaneum, chepal hematom

Mata : Konjungtiva : merah muda

Sklera : putih.

Palpebra : normal

Secret : tidak ada


113

Hidung : tidak ada polip

Mulut : bersih, mukosa bibir lembab

Dada : tidak ada tarikan dinding dada

Abdomen : simetris tidak ada pembesaran hepar, tidak kembung,

tali pusat mengering, tidak ada infeksi tali pusat

Tangisan : menangis kuat

Tonus otot : pergerakan aktif

Genetalia : normal

Anus : berlubang , tidak ada kelainan

Ekstremitas: lengkap gerakan aktif

3) Riwayat Eliminasi

BAB 1 x/hari, warna coklat kehitaman,bau khas mekonial. BAK 2

kali, warna jernih, bau khas amoniak.

c) Analisa

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 1 hari.

d) Penatalaksanaan

1) Menyiapkan alat-alat pemeriksaan pada bayi yaitu: thermometer,

stetoskop.

Alat-alat pemeriksaan sudah disiapkan.

2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakuan pemeriksaan dan

perawatan pada bayi.

Sudah melakukan cuci tangan dengan 6 langka.


114

3) Melakukan pemeriksaan pada bayi yaitu: suhu tubuh,

pernapasan, nadi. Sudah melakukan pemeriksaan.

4.) Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayi yaitu : S: 36,5℃, RR

/HR: 48/142 x/menit BB :2800 gram

Ibu dan keluarga senang dengan hasil pemeriksaan yang

disampaikan bahwa bayi dalam keadaan sehat..

5.) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada

bayinya selama 6 bulan karena ASI eksklusif dapat memenuhi

kebutuhan nutrisi bayi dan mendukung tumbuh kembang bayi.

Ibu mengerti dan mengatakan akan memberikan ASI eksklusif

kepada bayinya.

6.) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan

menyelimuti bayi gunakan selimut tebal dan kering, pakaikan

sarung tangan, topi, kaos kaki dan segera mengganti pakaian atau

popok saat bayi kencing untuk mencegah hipotermi.

Ibu mengerti dan mengatakan akan tetap menjaga kehangatan

bayinya.

7.) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga vulva hygiene bayi dengan

memandikan bayi 2 kali sehari setiap pagi dan sore.

Ibu mengerti dan mengatakan akan memandikan bayinya setiap

pagi dan sore hari.


115

8.) Menjelaskan pada ibu tentang cara merawat tali pusat bayi dengan:

menjaga tali pusat tetap kering, bersihkan tali pusat dengan air

bersih, jangan taburi bedak, minyak atau apapun pada tali pusat

bayi dan cuci tangan sebelum merawat tali pusat bayi.

Ibu mengerti dan tidak akan menaburi apapun pada tali pusat

bayi.

9.) Menjelaskan pada ibu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu: bayi

kuning, infeksi pada tali pusat seperti: kemerahan, bernanah,

berbau, bayi tidak mau menyusu, bayi rewel terus, sesak napas,

demam, mata bayi bernanah banyak, bayi biru(sianosisi), dan bayi

kejang. Jika terdapat tanda-tanda tersebut diharapkan

menghubungi petugas kesehatan dan segera kefasilitas kesehatan.

Ibu mengerti dan mengatakan akan membawa bayinya ke

puskesmas jika sakit.

10.) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yang telah

diberikan.

Sudah dilakukan pendokumentasian

11.) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir lalu keringkan

dengan tisu atau handuk bersih dan kering. Sudah mencuci

tangan.
116

3. Kunjungan Neonatus II (KN2)

Tanggal  Pengkajian : 18 -02-2022

Jam : 16 .00 WITA

a) Subyektif

Ibu mengatakan bayinya sehat, tidak rewel, menyusui kuat.

b) Obyektif

Pemeriksaan umum

1) Keadaan umum : baik

a. Kesadaran : compos mentis

b. Tanda –Tanda Vital : S: 36,7℃, RR/HR : 48 /142 x/menit N : 80

x/menit

c. Berat badan sekarang : 2800 gram

d. Panjang badan sekarang : 48 cm

2) Pemeriksaan fisik

Kulit : kemerahan

Kepala : tidak ada caput succedaneum, chepal hematom.

Mata : simetris, tidak ada strabismus

Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung

Mulut : bersih, mukosa bibi lembab

Dada : tidak ada tarikan dinding dada

Abdomen : tidak ada pembesaran massa

Tangisan : menangis kuat

Tonus otot : pergerakan aktif


117

Genetalia : tidak adaa kelainan

Anus : tidak adaa kelainan

Ekstremitas : simetris, ekstremitas tidak ada kebiruan dan ikterus

c) Analisa

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 7 hari.

d) Penatalaksanaan

1) Menyiapkan alat-alat pemeriksaan pada bayi yaitu: timbangan berat

badan, thermometer, stetoskop. Alat-alat pemeriksaan sudah

disiapkan.

2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakuan pemeriksaan dan

perawatan pada bayi, Sudah mencuci tangan dengan 6 langkah.

3) Melakukan pemeriksaan pada bayi yaitu: berat badan, suhu tubuh,

pernapasan, nadi, Sudah melakukan pemeriksaan.

4) Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan  yang  telah  dilakukan pada bayi yaitu : S: 36,7℃, RR/

HR: 142 x/menit, BB: 2900 gram BAB 3x/hari, BAK: 4-5 x/hari. 

Ibu dan keluarga senang dengan hasil pemeriksaan yang

disampaikan bahwa bayi dalam keadaan sehat.

5) Mengingatkan kembali kepada ibu untuk menyusui bayinya sesering

mungkin, jika bayinya tidur lebih dari2 jam, bangunkan untuk susui

bayi, menyusui bayi harus pada kedua payudara. Ibu mngerti dan

mengatakan akan menyusui bayinya sesering mungkin.


118

6) Mengingatkan ibu untuk menjaga bayi tetap hangat dengan cara bayi

diselimuti denganselimut tebal dan kering, pakaikan sarung tangan,

topi, kaos kaki dan segera mengganti pakaian atau popok saat bayi

kencing untuk mencegah hipotermi.

Ibu mengerti dan mengatakan akan tetap menjaga kehangatan

bayinya.

7) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene bayi

dengan memandikan bayi 2 kali sehari setiap pagi dan sore.

Ibu mengerti dan mengatakan akan memandikan bayinya setiap pagi

dan sore hari.

8) Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke RS/PKM untuk DI

imunisasi. Imunisasi dapat memberikan kekebalan pada bayi terhada

p penyakit, ibu bersedia membawa bayinya ke RS/ PKM untuk

mendapatkan imunisasi BCG

Ibu menerima anjuran yang diberikan dan bersedia untuk membawah

bayinya keposyandu

9) Mengingatkan kembali kepada ibu tanda bahaya pada neonatus

seperti panas tinggi, ikterus/ bayi kuning, tali pusat bernanah, kejang.

Apabila ada tanda seperti ini segera ke fasilitas kesehatan, ibu sudah

mengetahui tanda bahaya pada bayi dan akan membawa bayinya ke

fasilitas kesehatan jika ada tanda-tanda tersebut.

Ibu mengerti dan mengatakan akan membawa bayinya ke puskesmas

jika ada tanda bahaya yang sudah dijelaskan.


119

10) Memastikan kembali ibu menyusui bayinya sesering mungkin yaitu

setiap 2 jam/ minimal 8 kali /hari dan jika bayi tidur lebih dari 3 jam

bayi dibangunkan kemudian susui.

Ibu menerima anjuran yang diberikan dan mau melakukan menyusui

bayinya sesering mungkin yaitu setiap 2 jam/hari.

11) Memastikan ibu ASI cukup tanpa susuh formula atau makanan

tambahan lainnya selain ASI. Ibu mengerti dan saat ini bayinya

mendapatkan ASI yang cukup.

12) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yang telah

diberikan. Sudah dilakukan pendokumentasian

13) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir lalu keringkan

dengan tisu atau handuk bersih dan kering. Sudah dilakukan.

4. Kunjungan Neonatus III (KN3)

Tanggal  Pengkajian : 25-02-2022

Jam : 16.00 WITA

(a) Subyektif

Ibu mengatakan keadaan bayinya sehat.

(b) Obyektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran : compos mentis

c. Tanda – tanda vital : S : 36℃, RR/HR :40/148 x/menit


120

     N : 82 x/menit

d. Berat badan sekarang : 2900 gram

e. Panjang badan sekarang : 48, 6 cm

2. Pemeriksaan fisik

Kulit : kemerahan

Kepala : tidak ada caput succedaneum, chepal hematom.

Mata : simetris, tidak ada strabismus

Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung

Mulut : bersih, mukosa bibi lembab

Dada : tidak ada tarikan dinding dada

Abdomen : tidak ada pembesaran massa

Tangisan : menangis kuat

Tonus otot : pergerakan aktif

Genetalia : tidak adaa kelainan

Anus : tidak adaa kelainan

Ekstremitas : simetris, ekstremitas tidak ada kebiruan dan ikterus

3. Riwayat Eliminasi

BAB 1 x/hari, warna coklat kehitaman,bau khas feses. BAK 3 kali,

warna jernih, bau khas ammoniak

(c) Analisa

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 14 hari


121

(d) Penatalaksanaan

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, Sudah

mencuci tangan

2. Melakukan pemeriksaan yaitu Keadaan umum baik, Kesadaran

composimentis, suhu 360c, RR 40x/menit, HR 148x/menit, BB :

2800 gram, Ibu sudah mengetahui keadaan bayinya

3. Mengingatkan kembali kepada ibu memberikan ASI esklusif

selama   6   bulan.   ASI   esklusif    adalah    ASI    yang    diberikan

selama   6   bulan   tanpa    makanan    tambahan    lainnya karena me

ngandung banyak  zat- zat yang dibutuhkan untuk gizi  bayi. Ibu

sudah mengerti dan mau mengikuti anjuran yang diberikan.

4. Mengingatkan kembali kepada ibu tanda bahaya pada neonates

seperti panas tinggi, ikterus/ bayi kuning, tali pusat bernanah, kejang.

Apabila ada tanda seperti ini segera ke fasilitas kesehatan, ibu sudah

mengetahui tanda bahaya pada bayi dan akan membawa bayinya ke

fasilitas kesehatan jika ada tanda-tanda tersebut.

5. Melakukan pendokumentasian

Dokumentasi sudah dilakukan


122

D. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

1. Post partum 6 jam, Tanggal : 12 -02-2022

Jam : 03 :10 WITA

a. Subjektif

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang keempat pada tanggal

11-02-2022 , jam 21:10 WITA dan tidak ada keluhan.

b. Objektif

1) Pemeriksaan umum

Keadaan umum baik, kesadaran composimentis, TD 120/80 MmHg,

suhu 36,70c, pernapasan 21x/menit, nadi 84x/menit.

2) Pemeriksaan fisik

TFU : 2 jari bawahPusat

Kontraksi : baik dan keras

vesika urinia : kosong.

Vulva/ Vagina:

Lochea : rubra warna merah

banyaknya darah ±50 cc

tanda-tanda infeksi : tidak ada haemoroid pada anus,ekstremitas atas

dan bawah tidak ada oedema, tidak ada varices.

c. Analisa

PIV A0 AHIV Post Partum 6 Jam

d. Penatalaksanaan

1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu yaitu :


123

TD 120/80 MmHg, suhu 36,70c, pernapasan 21x/menit, nadi

84x/menit.

TFU : 2 jariatas simfisis pubis

Kontraksi : baik dan keras

Kandung kemih : kosong.

Pendarahan : ±50 cc

Lochea : rubra warna merah

2. Istirahat yang cukup minimal siang 2 jam dan malam 6-7 jam,dan

mengkonsumsi makanan bergizi seperti nasi, ikan, telur, daging,

sayuran hijau dan buah-buahan, serta cara menjaga kebersihan diri

yaitu mandi 2x sehari,setelah BAK dan BAB cuci vulva sampai

bersih dari depan kebelakang dan mengganti pembalut 2-3x sehari,

Sudah diberitahukan kepada ibu Health education tentang istirahat

yang cukup,cara menjaga kebersihan diri. Ibu sudah mengerti dengan

penjelasan yang diberikan.

3. Memberitahu ibu Tanda bahaya masa nifas seperti pendarahan yang

banyak dari jalan lahir, keluar cairan berbau, kejang, payudara

bengkak, demam lebih dari 2 hari, dan sakit kepala yang hebat.

Sudah disampaikan dan ibu sudah mengerti

4. Memberitahu ibu waktu yang tepat untuk menyusui bayi yaitu susui

bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8x sehari, bila bayi

tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui sampai payudara kosong
124

lalu pindah ke payudara sisi yang lain. Penjelasan sudah diberikan

dan ibu sudah mengerti.

5. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan perawatan payudara di

rumah. Ibu bersedia dan mau mengikuti anjuran yang diberikan.

6. Menginformasikan waktu untuk control ulang lagi yaitu tanggal 01-

03-2022 atau bila muncul tanda-tanda bahaya yang sudah dijelaskan

Sudah diberitahukan tanggal kontrol dan ibu sudah tau kapan akan

kontrol kembali.

2. Kunjungan Nifas 1 (KF1), Tanggal : 12-02-2022

Jam : 16.00 WITA

a) Subjektif

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang keempat pada tanggal

11-02-2022, jam 21:10 WITA dan tidak ada keluhan.

b) Objektif

1) Pemeriksaan umum

a) Keadaan umum: baik

b) Kesadaran : composimentis

c) Ekpresi wajah : ceria

d) Penampilan : rapi

e) Tanda – tanda vital :

TD 120/80 MmHg, suhu 36,70c, pernapasan 21x/menit, nadi

84x/menit.

2) Pemeriksaan fisik
125

a) Mata

Conjungtiva : merah muda

Sclera : putih

Palpebra : normal

b) Dada

Mamae : simetris

Putting susu : menonjol

Areola mamae : ada hiperpygmentasi

Tanda – tanda infeksi : tidak ada

Laktasi : posetif (+)

c) Abdomen

Dinding perut : normal

Involusi : baik

TFU : 2 jari dibawah pusat

Kontraksi : baik

Vesika urinaria : kosong

d) Vulva/vagina

Lochea : rubra

Warna : merah

Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut

Luka episiotomi : tidak ada

Kondisi jahitan : baik

Tanda infeksi : tidak ada


126

Perlukaan yang bukan infeksi : tidak ada

e) Anus

Hemoroid : tidak ada

f) Ekstremitas atas/bawah

Refleks patella : kaki kanan/kaki kiri ( +/+)

Oedema : tidak ada

Varices : tidak ada

c) Analisa

P4 A0 AH4 Nifas Hari ke 1

d) Penatalaksanaan

1) Menyiapkan alat-alat pemeriksaan pada ibu yaitu: tensimeter,

stetoskop, thermometer.Alat-alat pemeriksaan sudah disiapkan.

2) Melakukan pemeriksaan padaa ibu yaitu:mengukur tekanan darah

ibu, suhu tubuh, pernapasan, nadi, TFU, kontraksi, kandung kemih,

pendarahan dan lochea. Sudah melakukan pemeriksaan

3) Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu : TD 120/80 MmHg, suhu

36,70c, pernapasan 21x/menit, nadi 84x/menit.TFU: 1/2 pusat

simpisis, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, lochea rubra,

dan keadaan ibu baik-baik saja.Ibu dan keluarga mengerti dengan

penjelasan yang diberikan.

4) Memberitahu ibu bahwa penyebab keluhan yang dirasakan ibu

adalah hal yang normal dialami oleh ibu nifas. Rasa mules
127

diakibatkan dari kontraksi uterus untuk mencegah perdarahan. Luka

jahitan pada perineum akan sembuh dengan sendirinya selama 6-7

hari jika tidak terinfeksi. Ibu mengerti dengan penjelasan yang

diberikan.

5) Menganjurkan pada ibu untuk melakukan mobilisasi secara dini,

untuk memperlancar pengeluaran lochea dan mempercepat

pemulihan. Ibu mengerti dan mau melakukannya.

6) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

seperti: nasi, sayuran hijau, tempe, tahu, ikan, telur, minum susu dan

banyak minum air putih minimal 8-10 gelas per hari. Ibu bersedia

melakukan anjuran yang disampaikan.

7) Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup untuk menghindari

kelelahan, tidur siang minimal 1-2 jam, tidur malam minimal 7-8

jam. Ibu bersedia melakukan anjuran yang disampaikan.

8) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah

genetalia dengan mandi 2 kali sehari, selalu mencuci daerah

genetalia setelah BAK dan BAB dengan cara cebok bersih dari arah

depan kebelakang dan selalu ganti celana dalam setiap kali mandi

dan pembalut harus selalu diganti setiap merasa sudah penuh.

Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang disampaikan.

9) Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, semau

bayi paling sedikit 8 kali sehari, bila bayi tidur lebih dari 2 jam,

bangunkan lalu susui sampai payudara kosong lalu pindah ke


128

payudara sisi yang lain. Ibu mengerti dan mengatakan akan

menyususi bayinya sesering mungkin.

10) Memberikan ibu KIE tentang cara menyusui yang benar yaitu ibu

duduk atau tidur / berbaring santai, perah sedikit kolostrum atau ASI

dan oleskan pada daerah puting susu dan sekitarnya, bayi diletakakan

menghadap ke ibu dengan posisi perut bayi menempel ke perut ibu,

dagu bayi menempel ke payudara ibu, telingan dan lengan bayi

berada dalam satu garis lurus, mulut bayi terbuka lebar menutupi

daerah gelap sekitar putting susu, berikan ASI dari satu payudara

sampai kosong sebelum pindah ke payudara yang lain, pemberian

ASI berikutnya mulai dari payudara yang belum kosong tadi.

Ibu mengerti dan dapat mengulang kembali cara menyusui yang

benar serta bersedia melakukannya.

11) Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet fe yang

mengandung asam folat yang diminum 1 hari 1 tablet pada malam

hari untuk membantu proses pembentukan sel-sel darah merah untuk

mencegah anemia. Ibu mengerti dan mau mengkonsumsi tablet fe.

12) Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada masa nifass yaitu:

keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkan pada wajah, tangaa dan

kaki serta sakit kepala daan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari,

payudara bengkak, merah disertai rasa sakit, ibu terlihat sedih,

murung dan menangis tanpa sebab, jika terdapat salah satu tanda

tersebutsegera kefasilitas kesehatan.


129

Ibu mengerti dan mengataakaan akan segera kefasilitas kesehatan

apabila mengalami tanda bahaya masa nifas.

13) Mendokumentasikan asuhan yang diberikan. Dokumentasi sudah

diberikan.

3. Kunjungan Nifas 2 (KFI1), Tanggal : 18-02-2022

Jam : 16.00 WITA

a) Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan sudah bisa berjalan disetiap

ruangan.

b) Objektif

1) Pemeriksaan umum

Tanda –tanda vital :

TD : 120/80 mmHg, Suhu: 36,5℃, RR/HR: 20x/menit /81 x/menit.

2) Abdomen

Dinding perut : nomal

Involusi : involusi uterus baik

TFU : ½ simpisis pusat

Kontraksi : baik

Vesika urinaria : kandung kemih kosong

3) Vulva/vagina

Lochea : lochea sangunolenta

Warna : merah kekuningan


130

Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut

Kondisi jahitan : baik

Tanda infeksi : tidak ada

c) Analisa

PIV A0 AHIV Nifas Hari ke 7.

d) Penatalaksanaan

1) Menyiapkan alat-alat pemeriksaan pada ibu yaitu: tensimeter,

stetoskop, thermometer. Alat-alat pemeriksaan sudah disiapkan.

2) Melakukan pemeriksaan padaa ibu yaitu:mengukur tekanan darah

ibu, suhu tubuh, pernapasan, nadi. Sudah melakukan pemeriksaan

3) Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu : TD: 120/80 mmHg, S:

36,5℃, N: 81 x/menit, RR: 20 x/menit, TFU: ½ simpisis pusat,

kandung kemih kosong, lochea rubra, dan keadaan ibu baik-baik

saja. Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

4) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

seperti: nasi, sayuran hijau, tempe, tahu, ikan, telur, minum susu dan

banyak minum air putih minimal 8-10 gelas per hari. Ibu bersedia

melakukan anjuran yang disampaikan.

5) Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup untuk menghindari

kelelahan, tidur siang minimal 1-2 jam, tidur malam minimal 7-8

jam. Ibu bersedia melakukan anjuran yang disampaikan.


131

6) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah

genetalia dengan mandi 2 kali sehari, selalu mencuci daerah

genetalia setelah BAK dan BAB dengan cara cebok bersih dari arah

depan kebelakang dan selalu ganti celana dalam setiap kali mandi

dan pembalut harus selalu diganti setiap merasa sudah penuh. Ibu

mengerti dan mau melakukan anjuran yang disampaikan.

7) Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, semau

bayi paling sedikit 8 kali sehari, bila bayi tidur lebih dari 2 jam,

bangunkan lalu susui sampai payudara kosong lalu pindah ke

payudara sisi yang lain. Ibu mengerti dan mengatakan akan

menyususi bayinya sesering mungkin.

8) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

selama 6 bulan karena ASI eksklusif mengandung nutrisi yang cukup

untuk bayi dan mendukung tumbuh kembang bayi. Ibu mengerti dan

mau memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

9) Menganjurkan ibu untuk membawah bayinya ke puskesmas untuk

memeriksakan bayinya dan timbang berat badan bayi dan imunisasi.

Ibu mengerti dan mau membawa bayinya ke puskesmas.

10) Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas yaitu:

keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkan pada wajah, tangan dan

kaki serta sakit kepala dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari,

payudara bengkak, merah disertai rasa sakit, ibu terlihat sedih,

murung dan menangis tanpa sebab, jika terdapat salah satu tanda
132

tersebut segera kefasilita kesehatan. Ibu mengerti dan mengatakan

akan segera kefasilitas kesehatan apabila mengalami tanda bahaya

masa nifas.

4. Kunjungan Nifas 3 (KFIII), Tanggal : 25 -02 -2022

Jam : 16.00 WITA

a) Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan sudah bisa merawat bayinya.

b) Objektif

1) Pemeriksaan umum

Tanda –tanda vital: TD : 110/80 mmHg, Suhu : 36,5℃

   RR/HR : 24x/m 80x /menit.

2) Pemeriksaan fisik

a. Dada

Payudara : Tidak ada tanda – tanda infeksi

Laktasi : (+) bayi menyusu baik

b. Abdomen

Dinding perut : normal

Involusi : involusi uterus baik

TFU : 2 jari atas simfisis pubis

Kontraksi : baik

Vesika/urinaria : kandung kemih kosong

c. Vulva /vagina
133

Lochea : serosa

Warna : merah kecoklatan

Banyaknya : 2 kali ganti pembalut

Luka episiotomy : tidak ada

Kondisi jahitan : tidak ada

Tanda infeksi : tidak ada

c) Analisa

P4 A0 AH4 Nifas hari ke 14.

d) Penatalaksanaan

1) Menyiapkan alat-alat pemeriksaan pada ibu yaitu: tensimeter,

stetoskop, thermometer. Alat-alat pemeriksaan sudah disiapkan.

2) Melakukan pemeriksaan padaa ibu yaitu:mengukur tekanan darah

ibu, suhu tubuh, pernapasan, nadi. Sudah melakukan pemeriksaan

3) Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu: TD: 110/80 mmHg, S:

36,5℃, N: 78 x/menit, RR: 24 x/menit, TFU: pertengahan pusat dan

simpisis, kandung kemih kosong, lochea sanguinolenta, dan keadaan

ibu baik-baik saja. Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan

yang diberikan.

4) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

seperti: nasi, sayuran hijau, tempe, tahu, ikan, telur, minum susu dan

banyak minum air putih minimal 8-10 gelas per hari. Ibu bersedia

melakukan anjuran yang disampaikan.


134

5) Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup untuk menghindari

kelelahan, tidur siang minimal 1-2 jam, tidur malam minimal 7-8

jam. Ibu bersedia melakukan anjuran yang disampaikan.

6) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah

genetalia dengan mandi 2 kali/ hari , selalu mencuci daerah genetalia

setelah BAK dan BAB dengan cara cebok bersih dari arah depan

kebelakang dan selalu ganti celana dalam setiap kali mandi dan

pembalut harus selalu diganti setiap merasa sudah penuh. Ibu

mengerti dan mau melakukan anjuran yang disampaikan.

7) Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, semau

bayi paling sedikit 8 kali sehari, bila bayi tidur lebih dari 2 jam,

bangunkan lalu susui sampai payudara kosong lalu pindah ke

payudara sisi yang lain. Ibu mengerti dan mengatakan akan

menyususi bayinya sesering mungkin.

8) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

selama 6 bulan karena ASI eksklusif mengandung nutrisi yang cukup

untuk bayi dan mendukung tumbuh kembang bayi. Ibu mengerti dan

mau memberikan ASI eksklusif kepad bayinya.

9) Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke puskesmas untuk

memeriksakan bayinya dan timbang berat badan bayi dan imunisasi.

Ibu mengerti dan mau membawa bayinya ke puskesmas.

10) Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada masa nifass yaitu:

keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkan pada wajah, tangaa dan
135

kaki serta sakit kepala dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari,

payudara bengkak, merah disertai rasa sakit, ibu terlihat sedih,

murung dan menangis tanpa sebab, jika terdapat salah satu tanda

tersebut segera kefasilita kesehatan. Ibu mengerti dan mengatakan

akan segera kefasilitas kesehatan apabila mengalami tanda bahaya

masa nifas.

11) Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk

mendapatkan imunisasi.

5. Kunjungan Nifas 4 (KFIV), Tanggal : 12-03 -2022

Jam : 16.00 WITA

a) Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan sudah bisa melakukan pekerjaan

rumah dan merawatnya bayinya sendiri.

b) Objektif

1) Pemeriksaan umum

Tanda –tanda vital : TD : 110/80 mmHg, Suhu : 36,5℃

   RR/HR : 24x/m 80x /menit.

2) Pemeriksaan fisik

a. Dada

Payudara : Tidak ada tanda – tanda infeksi

Laktasi : (+) bayi menyusui baik


136

b. Abdomen

Dinding perut : normal

Involusi : involusi uterus baik

TFU : tidak teraba

Kontraksi : baik

Vesika/urinaria : kandung kemih kosong

c. Vulva /vagina

Lochea : alba

Warna : putih

Banyaknya : 1 kali ganti pembalut

Tanda infeksi : tidak ada

c) Analisa

P4 A0 AH4 Nifas hari ke 29

d) Penatalaksanaan

1) Menyiapkan alat-alat pemeriksaan pada ibu yaitu: tensimeter,

stetoskop, thermometer. Alat-alat pemeriksaan sudah disiapkan.

2) Melakukan pemeriksaan padaa ibu yaitu:mengukur tekanan darah

ibu, suhu tubuh, pernapasan, nadi. Sudah melakukan pemeriksaan

3) Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan yaitu : TD: 110/80 mmHg, S: 36,5℃, N: 78

x/menit, RR: 24 x/menit, TFU: pertengahan pusat dan simpisis, kandung

kemih kosong, lochea sanguinolenta, dan keadaan ibu baik-baik saja. Ibu

dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan.


137

4) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

seperti: nasi, sayuran hijau, tempe, tahu, ikan, telur, minum susu dan

banyak minum air putih minimal 8-10 gelas per hari. Ibu bersedia

melakukan anjuran yang disampaikan.

5) Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup untuk menghindari

kelelahan, tidur siang minimal 1-2 jam, tidur malam minimal 7-8

jam. Ibu bersedia melakukan anjuran yang disampaikan.

6) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama daerah

genetalia dengan mandi 2 kali/ hari, selalu mencuci daerah genetalia

setelah BAK dan BAB dengan cara cebok bersih dari arah depan

kebelakang dan selalu ganti celana dalam setiap kali mandi dan

pembalut harus selalu diganti setiap merasa sudah penuh. Ibu

mengerti dan mau melakukan anjuran yang disampaikan.

7) Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, semau

bayi paling sedikit 8 kali sehari, bila bayi tidur lebih dari 2 jam,

bangunkan lalu susui sampai payudara kosong lalu pindah ke

payudara sisi yang lain. Ibu mengerti dan mengatakan akan

menyususi bayinya sesering mungkin.

8) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

selama 6 bulan karena ASI eksklusif mengandung nutrisi yang cukup

untuk bayi dan mendukung tumbuh kembang bayi. Ibu mengerti dan

mau memberikan ASI eksklusif kepad bayinya.


138

9) Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke puskesmas untuk

memeriksakan bayinya dan timbang berat badan bayi dan imunisasi.

Ibu mengerti dan mau membawa bayinya ke puskesmas.

10) Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas yaitu:

keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkan pada wajah, tangan dan

kaki serta sakit kepala dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari,

payudara bengkak, merah disertai rasa sakit, ibu terlihat sedih,

murung dan menangis tanpa sebab, jika terdapat salah satu tanda

tersebut segera kefasilita kesehatan. Ibu mengerti dan mengatakan

akan segera kefasilitas kesehatan apabila mengalami tanda bahaya

masa nifas.

11) Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk

mendapatkan imunisasi.
151

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Pada Bab ini penulis membandingkan hasil asuhan dengan tinjauan

teori yang ada pada Bab II dan analisa faktor pendukung maupun faktor

penghambat sehingga hasil asuhan ada yang sesuai dan ada yang tidak sesuai.

Pembahasan mencakup :

A. ANTE NATAL CARE

Pada kasus Ny. E.M.V G4 P3 A0 AH3 Umur Kehamilan 38-39

minggu, Janin Tunggal, Hidup, Presentasi Kepala, Intrauterine mendapat

pemeriksaan kehamilan pada trimester III sebanyak 2 kali.Asuhan yang

diberikan pada ANC I adalah menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu

dan keluarga bahwa keadaan ibu dan janin baik, menjelaskan kepada ibu

tentang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu pendarahan tiba-tiba

dari jalan lahir, nyeri perut yang hebat, muntah-muntah sehingga ibu tidak

mau makan, tekanan darah tinggi, bengkak di wajah, tangan, dan kaki, sakit

kepala yang hebat disertai penglihatan kabur,demam tinggi, keputihan banyak

dan berbau, pergerakan janin kurang dirasakan, ketuban keluar sebelum

waktunya, memberikan KIE pada ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi

seimbang yang terdiri dari zat tenaga yaitu nasi, jagung, ubi, zat pembangun

yaitu daging, ikan, telur, tempe, tahu, kacang-kacangan, zat pengatur yaitu

sayur kangkung, bayam, wortel, tomat, apel, pisang; memberikan KIE kepada

139
152

ibu untuk istirahat yang cukup yaitu istirahat siang 1-2 jam, tidur malam

paling sedikit 6-7 jam; memberikan KIE pada ibu untuk selalu menjaga

kebersihan dirinya yaitu mencuci tangan sebelum dan setelah makan, setelah

BAK dan BAB, menyikat gigi secara benar dan teratur, keramas rambut 3

kali /minggu, ganti pakaian dalam 4-5 kali /hari; menjelaskan pada ibu tentang

persiapan persalinan seperti tempat persalinan, biayanya persalinan,

pendamping persalinan, pendonor darah, kendaraan, perlengkapan ibu yaitu

pakaian ibu, pembalut dan celana dalam, perlengkapan bayi yaitu sarung

tangan dan topi, handuk bersih, kain untuk membungkus bayi; memberikan

KIE pada ibu untuk melakukan aktivitas fisik seperti mengerjakan pekerjaan

sehari- hari dibantu oleh suami, jalan-jalan pada pagi hari dan sore hari.

Tujuan melakukan aktivitas fisik yaitu untuk memperlancar persalinan ;

memberikan KIE kepada ibu hal-hal yang harus dihindari ibu selama hamil

seperti kerja berat, merokok atau terpapar asap rokok, minum minuman

bersoda, beralkohol dan jamu, tidur terlentang > 10 menit pada masa hamil tua

untuk menghindari kekurangan oksigen pada janin, ibu hamil minum obat

tanpa resep dokter dan tidak boleh stress berlebihan ; memberikan KIE pada

ibu tentang tanda awal persalinan seperti perut mules – mules yang teratur,

semakin sering dan semakin lama, keluar lendir bercampur darah dari jalan

lahir; menginformasikan pada ibu bahwa akan melakukan kunjungan ulang

pada tanggal 05 Februari 2022.

Kunjungan Antenatal Care kedua pada tanggal 09 Februari 2022.

Asuhan yang diberikan adalah menginformasikan hasil pemeriksaan kepada


153

ibu dan keluarga, keadaan kesehatan ibu baik dan keadaan janin baik;

mengevaluasi kembali pemahaman ibu tentang makanan bergizi yang telah

dianjurkan pada kunjungan pertama ; menilai kembali pemahaan ibu tentang

istirahat yang cukup ; menilai kembali pemahaman ibu tentang kebersihan diri;

mengevaluasi kembali ibu tentang persiapan persalinan; mengevaluasi kembali

ibu tentang aktivitas fisik; mengevaluasi kembali ibu tentang hal-hal yang

harus dihindari ibu selama hamil; mengevaluasi kembali ibu tentang tanda

awal persalinan; mengevaluasi kembali ibu tentang tanda-tanda bahaya

kehamilan trimester III.

Berdasarkan kasus Ny.E.M.V dan kajian teori ada kesenjangan pada

Ny.E.M.V. Yaitu Ny. E.M.V tidak melakukan pemeriksaan kehamilan di

dokter, sesuai program pemerintah (Buku KIA, 2021) ibu hamil harus

memeriksakan kehamilan dengan dokter minimal dua kali pemeriksaan

selama kehamilan.

B. INTRA NATAL CARE

Pada kasus Ny.E.M.V P4 A0 AH4 UK 40-41 minggu, Janin Tunggal,

Hidup, Presentase Kepala, Intrauterine Inpartu fase aktif. Asuhan yang

diberikan antara lain : memberi support dan motivasi pada ibu agar ibu tetap

optimis dalam menghadapi persalinan selalu merasa aman dan diperhatikan,

menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri, dengan kaki kiri diluruskan dan

kaki kanan ditekuk ke salah satu sisi agar dapat meningkatkan oksigenasi janin

untuk mencegah penekanan vena cava inferior uterus yang membesar yang
154

dapat mengurangi suplai darah ibu ke jantung dan output jantung sehingga

suplai darah ke plasenta tetap lancar, menyiapkan alat dan bahan yang

digunakan untuk menolong persalinan, mengajarkan teknik relaksasi dan

pengaturan napas saat timbul kontraksi yaitu dengan menarik napas melalui

hidung dan mnghembuskan melalui mulut, memberi hidrasi dan intake yang

cukup, ibu makan nasi 1 piring dan minum air putih 1 gelas sehingga dapat

melancarkan metabolisme tubuh dan memberi tenaga bagi ibu dalam

persalinan, melakukan pemantauan persalinan keadaan ibu dan janin dengan

partograf.

Teori kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. Kala

I dinamakan kala pembukaan. Proses membukanya serviks dibagi dalam 2

macam yaitu fase laten merupakan fase pembukaan. Proses membukanya

serviks dibagi dalam 2 macam yaitu fase laten merupakan fase pembukaan

yang lama dari 0 - 3 cm membutuhkan waktu 8 jam. Fase aktif merupakan fase

yang berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 macam yaitu : (1). Fase

akselerasi (fase percepatan): dalam waktu 2 jam pembukaan dari 3 cm menjadi

4 cm. (2). Fase dilatasi maksimal: dalam 2 jam pembukaan berlangsung cepat

dari 4 cm menjadi 9 cm. (3). Fase deselerasi (kurangnya percepatan) :

pembukaan menjadi lambat dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi

lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung 12 jam dan pada multigravida 8

jam.

Asuhan kala II yang diberikan antara lain: memberitahu ibu dan

keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta
155

bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi setengah duduk yang nyaman untuk

ibu meneran posisi ibu saat meneran (pada saat ada his bantu ibu dalam posisi

setengah duduk dan ia merasa nyaman), melakukan pimpinan meneran pada saat

ibu merasa ada dorongan yang kuat untuk meneran, memastikan kelengkapan

alat partus, memakai APD, menolong kelahiran kepala, memastikan tidak ada

lilitan tali pusat, menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan, melahirkan bahu bayi, melahirkan bayi sampai tungkai.

Jam 21:10 Wita Bayi Lahir Spontan, letak belakang kepala, langsung

menangis kuat, kulit kemerahan, bernapas spontan, mengeringkan tubuh bayi,

memeriksa uterus untuk memastikan tidak ada lagi janin, melakukan suntikan 10

IU di paha bagian luar, melakukan penjepitan tali pusat dengan klem plastik 3

cm dari pangkal pusat, memotong tali pusat diantara kedua klem sambil tangan

kiri melindungi perut bayi, melakukan kontak kulit ibu dan bayi dengan

meletakkan bayi secara tengkurap diatas perut atau dada ibu, menyelimuti ibu

dan bayi dengan kain kering dan bersih dan memasang topi dikepala bayi. Kala

II berlangsung 10 menit, bayi lahir spontan, menangis kuat, bergerak aktif, jenis

kelamin laki-laki, TFU setinggi pusat, keluar darah banyak dari jalan lahir,

kontraksi uterus baik, uterus teraba keras dan bundar serta tali pusat bertambah

panjang.

Teori kala II disebut juga kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari

pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Pada primigravida kala II berlangsung

1 jam dan pada multigravida 10 menit. Pimpin meneran 2 jam pada


156

primigravida dan 1 jam pada multigravida dan menolong persalinan

mnggunakan APN 60 langkah. (Kuswani, 2018).

Asuhan kala III yang diberikan antara lain : memindahkan klem

hingga berjarak 5 – 10 cm, meletakkan tangan kiri diatas kain pada perut ibu,

ditepi atas symphisis untuk mendeteksi dan tangan kanan meregang tali pusat.

Uterus membundar (kontraksi baik), adanya semburan darah secara tiba-tiba dari

jalan lahir, tali pusat bertambah panjang, pada saat uterus berkontraksi tangan

kanan menegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan kiri mendorong

uterus kearah belakang atas (dorsokranial) secara hati-hati.

Melakukan peregangan tali pusat dan dorongan dorsokranial hingga

plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil penolong menarik tali

pusat ke arah sejajar lantai kemudian kearah atas mengikuti jalan lahir dan

tangan kiri tetap melakukan tekanan dorsokranial. Pada saat plasenta muncul di

introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan memegang dan memutar

plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian melahirkan plasenta

seluruhnya dan meletakkan ditempat plasenta. Tanggal 11 Februari 2022, jam

21:00 wita plasenta lahir spontan, melakukan masase uterus segera setelah

plasenta lahir, memeriksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta, selaput

amnion dan korion utuh, kotiledon lengkap, tebal plasenta ± 45 cm, berat

plasenta ± 420 gram. Kala III berlangsung selama 15 menit.

Teori kala III disebut kala uri. Setelah plasenta lahir uterus teraba

keras dengan fundus uteri 1 jari bawah pusat. Biasa plasenta lahir dalam 6 – 15

menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus
157

uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100 –

200 cc. (Kuswani, 2018).

Asuhan kala IV yang diberikan antara lain: memeriksa kembali

kontraksi uterus dan memastikan kontraksi uterus baik, memberitahu ibu bahwa

bayi tetap diatas perut ibu, melakukan kontak kulit antara ibu dan bayi paling

sedikit 1 jam, memberitahu ibu bahwa setelah kontak kulit, bidan akan

melakukan perawatan bayi baru lahir, memberitahu ibu bahwa bayinya akan

diberikan suntikan HB0 setelah 1 jam dari suntikan vitamik K, selanjutnya

pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam, menganjurkan ibu

untuk merasakan uterus berkontraksi baik yaitu uterus teraba bundar dan keras.

Asuhan selanjutnya adalah menganjurkan ibu agar melakukan masase

apabila terjadi kontraksi, mengevaluasi perdarahan, memeriksa TTV dan

kandung kemih setiap 15 menit pada jam pertama pasca persalinan dan 30 menit

pada jam ke-2 pasca persalinan, periksa kembali bayi untuk memastikan kembali

bahwa bayi bernapas dengan baik dan suhu bayi normal, merendam semua alat

bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit kemudian mencuci dan

menyikat dengan air sabun dan bilas dengan air bersih lalu keringkan untuk

disterilkan, membersihkan badan ibu dengan menggunakan air DTT dari sisa

ketuban, lendir dan darah, membantu ibu memakai pakaian yang kering dan

bersih, memastikan ibu merasa nyaman, memberitahu ibu memberikan ASI

pada bayinya. Kala IV dilakukan selama 2 jam.


158

Teori kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1 – 2 jam. Hal-hal

yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali dalam

bentuk normal (Walyani dan Purwoastuti, 2019).

Berdasarkan kajian pada kasus Ny. E.M.V dan kajian tidak terdapat

kesenjangan karena telah mendapat asuhan pertolongan persalinan secara

normal yaitu 60 langkah APN dan sesuai langkah prosedur.

C. BAYI BARU LAHIR

Pada kasus bayi Ny. E.M.V asuhan kebidanan dilakukan sebanyak 4

kali kunjungan meliputi : Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir umur 1 jam

meliputi : menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa

kesadaan bayi sehat ; menjaga kehangatan bayi ; melakukan IMD ; memberi

salep mata ; menyuntik Vit K.

Asuhan kebidanan pada bayi Ny. E.M.V kunjungan neonatus

pertama (KN I) dilakukan pada tanggal 12 Februari 2022 umur 1 hari dengan

asuhan kebidanan meliputi : menginformasikan hasil pemeriksaan keadaan

umum dan tanda-tanda vital bayi; menjelaskan pada ibu tentang cara

kehilangan suhu tubuh bayi; menjelaskan pada ibu cara menjaga kebersihan

bayi; menjelaskan pada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin;

menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir; mengajarkan ibu

cara perawatan tali pusat.

Kunjungan neonatal kedua (KN II) dilakukan pada tanggal 18 febuari

2022 umur 7 hari dengan asuhan kebidanan meliputi: menginformasikan


159

keadaan umum dan tanda vital bayi; melakukan evaluasi kembali pada ibu

tentang cara kehilangan suhu tubuh bayi ; melakukan evaluasi pada ibu

tentang cara menjaga kebersihan bayi ; melakukan evaluasi kembali tentang

pemberian ASI ; melakukan evaluasi pada ibu tentang tanda bahaya neonatus.

Kunjungan neonatus ketiga (KN III) di lakukan pada tanggal 25

febuari 2022 umur 14 hari dengan asuhan kebidanan meliputi: mengobservasi

keadaan umum dan tanda vital bayi; megevaluasi kembali ibu tentang cara

menjaga kebersihan bayi; mengevaluasi cara menjaga kehangatan bayi,

mengevaluasi pemberian ASI, mengevaluasi kembali pada ibu tentang tanda

bahaya neonatus; mengingatkan pada ibu untuk kunjungan ulang untuk

penimbangan bayi dan mendapatkan imunisasi BCG serta polio.

Menurut Kemenkes RI (2020) pelayanan kesehatan pada bayi baru

lahir sampai umur 28 hari masa neonatus mendapat pelayanan neonatal 3 kali

yaitu pada umur 6-48 jam setelah lahir, kunjungan kedua 3-7 hari setelah lahir

dan kunjungan ketiga 8-28 hari setelah lahir. Asuhan yang diberikan meliputi :

pencegahan infeksi, penilaian segera setelah lahir, pencegahan kehilangan

panas, asuhan tali pusat, IMD, pemberian salep mata, vitamik K1, imunisasi

HB0, pemeriksaan BBL, kunjungan ulang, dan imunisasi sesuai jadwal yang

ditentukan.

Berdasarkan kajian pada kasus Bayi Ny.E.M.V dan kajian teori tidak

terdapat kesenjangan karena telah mendapatkan asuhan bayi baru lahir sesuai

program pemerintah.
160

1. POST NATAL CARE

Pada kasus Ny. E.M.V P4 A0 AH4 Kunjungan nifas I (KF I) pada

tanggal 12 Februari 2022, nifas 1 hari asuhan yang diberikan meliputi:

mengobservasi keadaan umum dan tanda vital ibu; memberikan KIE pada ibu

tentang makanan bergizi seimbang ; menjelaskan pada ibu tentang kebutuhan

air minum pada ibu menyusui ; menganjurkan ibu untuk melakukan personal

hygiene ; menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup ; memberikan KIE

pada ibu tentang cara perawatan bayi yang benar ; memberikan KIE pada ibu

tentang teknik menyusui yang baik dan benar ; menjelaskan pada ibu untuk

jangan membiarkan bayi menangis terlalu lama ; memberitahukan ibu tentang

hal-hal yang harus dihindari oleh ibu selama masa nifas ; menjelaskan pada

ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.

Kunjungan nifas kedua (KF II) pada tanggal 18 Febuari 2022, nifas

hari ke 7 dengan asuhan kebidanan meliputi: mengobservasi keadaan umum

dan tanda vital ibu; mengevaluasi kembali pemahaman ibu tentang makanan

bergizi seimbang; mengevaluasi kembali ibu tentang kebutuhan air minum

pada ibu menyusui; mengevaluasi kembali ibu untuk menjaga personal

hygiene; mengevaluasi pola istirahat ibu ; mengevaluasi kembali ibu tentang

cara perawatan bayi yang benar.

Kunjungan nifas ketiga (KF III) pada tanggal 25 febuari 2022, nifas

hari ke 14 dengan asuhan kebidanan meliputi : mengobservasi keadaan umum

dan tanda vital ibu; menilai kembali cara menyusui yang baik dan benar;

mengevaluasi kembali hal-hal yang dihindari selama masa nifas ;


161

mengevaluasi kembali ibu tentang tanda bahaya masa nifas ; memberikan

konseling tentang KB atau alat kontrasepsi.

Kunjungan nifas ketiga (KF IV) pada tanggal 12 Maret 2022, nifas hari ke

29 dengan asuhan kebidanan meliputi : mengobservasi keadaan umum dan

tanda vital ibu; menilai kembali cara menyusui yang baik dan benar;

mengevaluasi kembali hal-hal yang dihindari selama masa nifas ;

mengevaluasi kembali ibu tentang tanda bahaya masa nifas ; memberikan

konseling tentang KB atau alat kontrasepsi.

Menurut Kemenkes RI (2020) bahwa pelayanan kesehatan dalam

masa nifas yaitu mulai 6 jam sampai 42 hari dengan mendapat kunjungan

untuk pelayanan nifas sebanyak 3 kali yaitu pada saat 6 jam – 3 hari setelah

melahirkan, kunjungan kedua 4-28 hari setelah melahirkan, kunjungan ketiga

29-42 hari setelah melahirkan. Asuhan yang di berikan meliputi : keadaan

umum, tanda-tanda vital, lochea dan perdarahan, kontraksi rahim, tanda-tanda

infeksi, memberi nasehat yaitu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang,

memperhatikan asupan cairan, menjaga kebersihan diri, mengajarkan cara

menyusui yang benar dan memberikan ASI secara eksklusif, mengajarkan cara

perawatan bayi yang benar, menjelaskan tanda tanda bahaya masa nifas,

menjelaskan tentang KB.

Berdasarkan kajian pada kasus Ny.E.M.V dan kajian teori tidak

terdapat kesenjangan karena telah mendapatkan asuhan pada ibu nifas sesuai

program pemerintah.
162

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Setelah penulis melaksanakan asuhankebidanan secara komprehensif

dan pendokumentasian secara SOAP pada Ny. E.M.V dari kehamilan,

bersalin, nifas, BBL dan neonatus. Maka penulis mengambil kesimpualan

bahwa:

1. Pengkajian Data Subjektif dan Data Objektif

Pada kunjugan ANC pertama Ny. E.M.V pengkajian data subjektif

dan objektif telah di lakukan dan terdapat masalah.Terdapat masalah yang

di temukan pada kehamilan trimester satu dan tiga Ny. E.M.V tidak

melakukan kunjugan ANC dengan dokter sesuai dengan program

pemerintah, sedangkan trimester kedua dilakukan dan tidak di temukan

masalah.

Kunjugan ibu bersalin, BBL, neonatus dan nifas pengkajian data

subjektif dan objektif juga di lakukan dan tidak terdapat masalah yang di

temukan.

2. Analisa Data / assesment

Pada Kunjugan ANC, ibu bersalin, BBL, neonatus dan nifas

Ny.E.M.V penulis mampu membuat analisa data/ assesment sesuai

dengan hasil pengkajian data subjektif dan objektif.

162
163

3. Penatalaksanaan

Pada kunjugan ANC pertama dan kedua Ny. E.M.V penatalaksanaan

telah di lakukan sesuai program pemerintah. Pada kehamilan trimester tiga

asuhan yang di berikan adalah 10 T tetapi karna di sesuaikan dengan usia

kehamilan Ny.E.M.V maka asuhan yang di beriakn hanya 7T. Yaitu

timbang berat badan dan tinggi badan, tekanan darah, LILA , tinggi fundus

uteri, presentasi janin, DJJ, tatalaksana, temu wicara.

Pada kunjugan ibu bersalin Ny. E.M.V asuhan yang diberikan sesuai

yaitu menolong persalinan dengan 60 langkah APN serta mampu

mendokumentasiakn ke dalam patogragaf.

Pada kunjugan neonatus telah di lakukan sebanyak tiga kali. Kunjugan

neonatus pertama, asuhan yang di berikan sesuai dengan kebutuhan By.

Ny. E.M.V dan tidak terdapat masalah.

Pada kunjugan nifas telah di lakukan sebanyak 3 kali. Asuhan yang di

berikan sesuai dengan kebutuhan Ny. E..M.V dan tidak terdapat masalah.

4. Pendokumentasian

Penulis telah melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan dalam bentuk SOAP mulai dari hamil

UK 38-39 minggu, bersalin,BBL,neonatus dan nifas sampai hari ke 40.


164

A. SARAN

1. Bagi Puskesmas

Bagi petugas kesehatan di Puskesmas agar tetap menjaga kualitas

dalam melakukan asuhan kebidanan yang selama ini telah melakukan

asuhan kebidanan dengan baik diharapkan dapat lebih

mengembangkan asuhan dengan teori dan cara terbaru dalam

memberikan pelayanan kesehatan demi asuhan yang lebih baik lagi.

meningkatkan penyuluhan dan konseling saat antenatal agar

meningkatkan pengetahuan ibu.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi Pendidikan diharapkan studi kasus ini terus dilakukan dan

ditingkatkan dalam upaya peningkatan pemahaman asuhan kebidanan

serta diharapkan lebih memberikan proses belajar tentang asuhan

kebidanan secara mendalam dan khusus, supaya mahasiswa kebidanan

dapat melaksanakan asuhan kebidanan dengan benar dan akurat.

3. Bagi Profesi

a. Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan penjelasan pada

setiap ibu hamil, bersalin, nifas juga pada bayi tentang apa saja

yang harus diketahui tentang keadaan ibu dan bayinya dengan

jelas sehingga apabila terdapat tanda-tanda bahaya bisa cepat

ditangani.

b. Perlu adanya komunikasi yang edukatif antara tenaga kesehatan

dan pasien agar dapat menciptakan suasana yang harmonis dan


165

dapat meningkatkan pelayanan kebidanan terutama dalam

pelayanan kehamilan, persalinan nifas dan bayi baru lahir.

4. Bagi Masyarakat

Untuk keluarga yang mempunyai ibu hamil dalam rumah harus

memberikan dukungan pada ibu hamil supaya ibu dapat menjalani

proses kehamilan, persalinan dan masa nifas dengan baik tanpa ada

masalah.
166

DAFTAR PUSTAKA

Dewi. (2018). Asuhan Kebidanan Komprehensif. Yogyakarta : Media Pustaka.

Dartiwen dan Nurhayati. (2019). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta

: Pustaka Pelajar.

Data World Health Organization ( WHO). (2017). Kematian Ibu dan Anak di

Indonesia. Jakarta.

Data Survei Penduduk Antar Sensus.( 2015). Angka Kematian Ibu. SUPAS.

Jakarta.

Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. (2017). Data Angka kematian

Bayi. SDKI :Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur.( 2020). Laporan Tahunan.

Dinkes Provinsi NTT.

Fitrianan dan Nuwiyandani. (2018). Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Jakarta :

Nuha Medika.

Indawani .(2016). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Jakarta : Nuha Medika.

Marmi .(2017). Asuhan kebidanan pada persalinan. Jakarta : Nuha Medika.

Yulianti. (2016). Bayi Baru Lahir. Jakrta : Nuha Medika.

Kemenkes RI. (2018). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kemenkes.

166
167

Indawani. (2017). Kehamilan Trimester III. Yogyakarta : Nuha Medika.

Kusmayati. (2018). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Jakarta : Trans Medika.

Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi NTT. (2020). Data KIA. Dinkes

Provinsi NTT.

Sastrawinata.( 2017). Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Susanto dan Fitriyani .(2021). Asuhan pada Kehamilan.Jogyakarta : Pustaka Baru

Press.

Anda mungkin juga menyukai