Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

R GIP00000 USIA 19 TAHUN


UMUR KEHAMILAN 27 / 28 MINGGU DENGAN LETAK
SUNGSANG

Oleh :
Mega Safira Mahardini
P27824113063
REGULER B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA
2014 / 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu hal yang sangat penting dan istimewa bagi seorang wanita
dan merupakan masa yang paling membahagiakan tetapi masa kehamilan juga merupakan
masa yang rawan. Karena pada masa ini banyak sekali perubahan perubahan yang terjadi.
Perubahan ini meliputi perubahan fisik dan perubahan psikologis yang berlangsung secara
fisiologis maupun patologis.
Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian besar
kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15 % menderita komplikasi berat,
dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam ibu. Komplikasi ini
mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun. Dari jumlah ini
diperkirakan 90 % terjadi di Asia dan Afrika, 10 % di negara berkembang lainnya, dan
kurang dari 1 % di negara negara maju. Di beberapa negara kematian ibu lebih tinggi dari 1
dalam 10 kehamilan, sedangkan di negara maju resiko ini kurang dari 1 dalam 6 kehamilan.
(Prawirohardjo, 2009 : 53)
Menurut hasil survey Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007, AKI di
Indonesia masih berada pada angka 228 / 100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian ibu
bersalin sebesar 49,5%, hamil 26,0 %, nifas 24 % (Dinkes, 2011)
Penyebab utama AKI masih tetap trias penyebab kematian yaitu berupa perdarahan
(60%), infeksi (25%) dan gestosis (15%). Penyebab lainnya hanya menimbulkan 5 %
kematian maternal dan perinatal.
Peran bidan dalam upaya menurunkan AKI adalah menghindari terjadinya komplikasi
bagi ibu maupun bayinya, untuk mengurangi terjadinya komplikasi atau resiko kehamilan
letak sungsang tersebut maka perlu dilakukan ANC yang berkualitas. Anc berkualitas
diharapkan mampu mendeteksi secara dini adanya kelainan letak sungsang agar tidak terjadi
persalinan letak sungsang. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil
judul Asuhan Kebidanan Ny. R G1P00000 Usia 19 Tahun UK 27 / 28 Minggu dengan
Kehamilan Letak Sungsang.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak sungsang
dengan pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Penulis dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak sungsang
dengan manajemen kebidanan, meliputi :
1.1.2.1Melaksanakan pengkajian pada Ny. R G1P00000 usia 19 tahun UK 27 / 28
minggu dengan kehamilan letak sungsang.
1.2.2.2Menginterpretasikan data pada Ny. R G 1P00000 usia 19 tahun UK 27 / 28
minggu dengan kehamilan letak sungsang.
1.2.2.3Mengidentifikasi diagnosa potensial Ny. R G1P00000 usia 19 tahun UK 27 / 28
minggu dengan kehamilan letak sungsang.
1.2.2.4Menentukan antisipasi masalah yang muncul pada Ny. R G1P00000 usia 19 tahun
UK 27 / 28 minggu dengan kehamilan letak sungsang.
1.2.2.5Membuat perencanaan yang sesuai dengan diagnosa kebidanan dan masalah
pada Ny. R G1P00000 usia 19 tahun UK 27 / 28 minggu dengan kehamilan letak
sungsang.
1.2.2.6Melaksanakan rencana tindakan secara efisien dan aman pada Ny. R G 1P00000
usia 19 tahun UK 27 / 28 minggu dengan kehamilan letak sungsang.
1.2.2.7Mengevaluasi dari tindakan yang telah diberikan pada Ny. R G 1P00000 usia 19
tahun UK 27 / 28 minggu dengan kehamilan letak sungsang.
1.3 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan komprehensif ini terdiri dari 4 bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latarbelakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini terdiri dari teori medis meliputi pengertian kehamilan, etiologi kehamilan,
patofisiologi kehamilan, tanda dan gejala kehamilan, perubahan perubahan pada
ibu hamil, kebutuhan dasar ibu hamil, pengertian letak sungsang, etiologi letak

sungsang, patofisiologi letak sungsang, tanda dan gejala letak sungsang,


klasifikasi letak sungsang, diagnosa letak sungsang, komplikasi letak sungsang,
penatalaksanaan letak sungsang, fase fase pada persalinan letak sungsang,
konsep dasar asuhan kebidanan pada kehamilan letak sungsang
BAB III TINJAUAN KASUS
Bab ini berisi tinjauan kasus yang meliputi pengkajian data yang terdiri dari data
subjektif dan data objektif, analisa data, dan penatalaksanaan
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran untuk menjawab tujuan
penulisan dan menyatakan inti dari pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Pengertian
Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan
sehingga menghasilkan janin yang akan tumbuh di dalam rahim seorang wanita
(Waryana, 2010)
Kehamilan adalah hasilkonsepsi yang didefinisikan sebagai pertemuan antara
sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini merupakan
rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi
(pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus
(Sujiyatini, 2008)
Kehamilan adalah hasil masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2006)
2.1.2 Etiologi Kehamilan
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat lima aspek berikut ini, yaitu:
2.1.2.1 Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter

0.1 mm yang terdiri dari suatu

nukleus yang terapung apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh
kromosom radiata
2.1.2.2 Sperma
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng
berisi inti. Leher yang menghubungkan bagian kepala dengan bagian tengah dan
ekor yang dapat bergerak shingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
2.1.2.3 Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopi
2.1.2.4 Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium
2.1.2.5 Plasenta

Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukaran zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya. (Mochtar, 1998)
2.1.3 Patofisiologi Kehamilan
Proses terjadinya kehamilan dimulai pada saat pematangan sel telur dan sperma
kemudian mengalami konsepsi / fertilisasi. Ovum yang telah dibuahi segera membelah
diri sambil bergerak oleh rambut getar tba menuju ruang rahim. Peristiwa ini disebut
nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira kira enam
sampai tujuh hari (Mochtar, 1998).
Kemudian

setelah

tahap

nidasi,

terjadi

proses

plasentasi

kemudian

embryogenesis, dimana pada saat blastokista berkembang menjadi embrio dan dibagi
menjadi 3 bagian, dimana ketiga komponen ini masing masing akan membentuk
organ bayi, yaitu :
a

Endoderm : membentuk organ dalam seperti paru paru, hati, pencernaan,

pankreas
Mesoderm : membentuk organ tengah, seperti otot, tulang, ginjal, pembuluh

darah, jantung
Ectoderm : membentuk organ luar seperti kulit, rambut, lensa mata, email gigi
Pada dua minggu pertama, hasil konsepsi masih merupakan perkembangan

ovum yang dibuahi, dari minggu ke 3 sampai minggu ke 6 disebut mudigah (embrio),
dan setelah minggu ke 6 disebut dengan fetus. Organogenesis merupakan proses
pertumbuhan dan perkembangan organ fetus, yaitu : (Mochtar, 1998)
UK

Panjang Fetus

4 minggu

8 minggu

250 mm

Pembentukan Organ
Rudimental mata, telinga dan
hidung
Hidung, telinga, jari jemari
mulai dibentuk kepala mulai
menekur dada
Daun telinga

lebih

jelas,

kelopak mata melekat, leher


12 minggu

9 cm

terbentuk,

alat

kandungan

luar mulai terbentuk namun


16 minggu

16 18 cm

belum berdiferensiasi
Genetalia terbentuk dan dapat

dikenal, kulit tipis dan warna


merah
Kulit lebih
20 minggu

25 cm

24 minggu

30 32 cm

28 minggu

35 cm

tebal,

rambut

mulai tumbuh, dan lanugo


tumbuh di kulit
Kedua kelopak mata dan bulu
mata terbentuk
Kulit warna merah ditutupi
vernix caseosa, bila lahir
dapat

bernafas,

menangis

pelan dan lemah


Kulit merah dan keriput, bila
32 minggu

36 minggu

40 - 43 cm

46 cm

lahir

kelihatan

seperti

orangtua kecil
Muka berseri, tidak keriput,
bayi premature
Bayi cukup bulan, kulit licin,
vernix

caseosa

banyak,

rambut kepala tumbuh, organ


40 minggu

50 55 cm

organ matang. Pada pria


testis sudah berada dalam
skrotum, pada labia mayora
berkembang baik.

2.1.4 Tanda dan Gejala Kehamilan


2.1.4.1 Tanda dugaan hamil
a

Amenorea (terlambat datang bulan)


Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus negle dapat

dan ovulasi
Nausea (mual) dan emesis (muntah)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang

ditentukan perkiraan persalinan


Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan Folikel de Graff

berlebihan
Umumnya terjadi pada bulan bulan pertama kehamilan, sering terjadi pada pagi

hari (morning sickness)


Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
Sering BAK

Trimester I : karena kandung kemih tertekan uterus yang mulai membesar


Trimester III : karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali

ke kandung kemih
Pigmentasi kulit
Terjadi karena pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanosfer
dan kulit.
Sekitar pipi (Cloasma Gravidarum)
Keluarnya melanophore stimulating hormon hipofisis anterior menyebabkan

pigmentasi pada kulit


Dinding perut : striae livide, striae nigra, line alba
Sekitar payudara (hiperpigmentasi pada areola mammae, putting susu menonjol,

kelenjar montgomery menonjol)


Anoreksia (tidak nafsu makan)
Terjadi pada bulan bulan pertama kehamilan, tapi setelah itu nafsu makan akan timbul

lagi.
Payudara tegang dan membesar
Disebabkan oleh pengaruh hormon esterogen dan progesteron yang merangsang

duktuli dan alveoli di mammae glandula montgomery tampak lebih jelas


Obstipasi / konstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid

h
i
j

sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar


Epulis
Varises dan penampakan pembuluh darah
Mengidam
Wanita sering menginginkan makanan tertentu keinginan yang demikian disebut

ngidam.
Sinkope atau pingsan
Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan
saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah
umur kehamilan 16 minggu.

2.1.4.2 Tanda Tanda Mungkin Hamil


a. Rahim membesar
b. Pada pemeriksaan dalam dijumpai :
Tanda hegar (uterus segmen bawah lebih lunak daripada bagian lain)
Tanda piscaseck (uterus membesar kesalah satu jurusan hingga menonjol jelas

ke jurusan pembesaran perut)


Tanda chadwick (perubahan warna pada serviks dan vagina mrnjadi kebiru

biruan)
Tanda braxton hicks (uterus mudah berkontraksi apabila dirangsang)
Teraba ballotement

c. Pemeriksaan tes kehamilan positif


2.1.4.3 Tanda Tanda Pasti Kehamilan
a.
b.
c.
d.

Terdengar Detak Jantung Janin (DJJ)


Terasa gerakan janin dalam rahim
Pemeriksaan USG
Pemeriksaann Rontgen

(Sarwono, 1999)

2.1.5 Perubahan Perubahan Fisiologi pada Ibu Hamil


2.1.5.1 Uterus
Rahim atau uterus yang besarnya semula sejempol atau beratnya 30 gram akan
mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir
kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan
dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin. (Manuaba, 2010 :87)
Pada usia kehamilan 16 minggu , cavum uteri seluruhnya diisi amnion, dimana
desidua kapsularis dan desidua parietalis telah menjadi satu. Tinggi rahim adalah setengah
dari jarak symphisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus rahim terletak dua jari dibawah pusat,
sedangkan pada usia kehamilan 24 minggu tepat di tepi atas pusat. Pada usia kehamilan 28
minggu, TFU sekitar 3 jari atas pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan px. Pada usia
kehamilan 32 minggu, TFU adalah setengah jarak px dan pusat. Pada usia kehamilan 36
minggu, TFU sekitar satu jari dibawah px dan kepala bayi belum masuk PAP.
Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun setinggi tiga jari dibawah px
karena saat ini kepala janin telah masuk pintu atas panggul. (Manuaba, 2010 : 87 88)
2.1.5.2 Serviks
Mengandung lebih banyak jaringan serabut dan sedikit jaringan otot dibandingkan
uterus. Dalam pengaruh progesteron, sel sekret mukus endoserviks menjadi lebih tebal dari
serviks. Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak yang disebut tanda Goodel.

Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid yang
disebut tanda Chadwick. (Mochtar, 1998 : 35)
2.1.5.3 Ovarium
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum gravidota sampai terbentuknya
plasenta yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron (kira kira pada
kehamilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm ).
(Mochtar, 1998 : 35)
2.1.5.4 Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh estrogen. Akibat dari
vaskularisasi, vagina dan vulva menjadi terlihat merah dan kebiruan. (Mochtar, 1998)
2.1.5.5 Dinding Perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut
elastis dibawah kulit sehingga timbul striae gravidarum. Kulit perut pada linea alba
bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra. (Mochtar, 1998 : 36)
2.1.5.6 Payudara
Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, berat. Dapat teraba nodul
nodul akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan bayangan vena lebih membiru.
Hiperpigmentasi pada putting susu dan areola payudara. Apabia diperas akan keluar
kolostrum (air susu) berwarna kuning. (Mochtar, 1998 : 40)
2.1.5.7 Sirkulasi Darah Ibu
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya
pada usia kehamilan 32 minggu. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak pada usia
kehamilan 16 minggu. (Manuaba, 2010 : 93)
Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan
peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis
(Manuaba 2010 : 93)

2.1.5.8 Sistem Respirasi


Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi
kebutuhan O2 . Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang
membesar pada usia kehamilan 32 minggu (Manuaba, 2010 : 93)
2.1.5.9 Sistem Pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat dan dapat
menyebabkan :
a.
b.
c.
d.

Hipersalivasi (pengeluaran air liur yang berlebihan)


Mual dipagi hari
Emesis dan hiperemesis gravidarum
Obstipasi karena gerak usus berkurang

(Manuaba, 2010 : 94)


2.1.5.10 Sistem Perkemihan
Desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua dapat menyebabkan
gangguan miksi atau sering kencing. Desakan tersebut membuat kandung kemih cepat penuh.
Terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan air
seni betambah (Manuaba, 2010 : 94)
2.1.5.11 Perubahan pada kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh
melanophore stimulating hormon, hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis
(Manuaba, 2010 : 94)
2.1.5.12 Perubahan Metabolisme
Metabolisme basal naik sebesar 15 20 % dari semula terutama pada trimester ketiga.
Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq / liter menjadi 145 mEq / liter
disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin
Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, perkembangan organ kehamilan dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan
protein tinggi sekitar 0,5 gram / Kg BB atau sebutir telur ayam sehari.

Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5 16,5 kg. Kenaikan berat badan
wanita hamil disebabkan oleh faktor faktor berikut :
a. Janin, plasenta, air ketuban, dan uterus
b. Payudara, kenaikan volume darah, lemak, protein dan retensi air.
Metabolisme lemak juga terjadi, kadar kolesterol meningkat sampai 350 mg atau lebih
100 cc. Kalsium dibutuhkan rata rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk pembentukan tulang
dalam trimester akhir dibutuhkan 30 40 gram. Fosfor dibutuhkan rata rata 2 gram / hari.
Dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg atau 30 50 mg sehari. Air wanita hamil
cenderung mengalami retensi air. (Mochtar, 1998 : 39 40)
2.1.6 Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil
2.1.6.1 Trimester I
Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen kehamilan akan
meningkat. Hal ini akan menyebabkan terjadinya mual dan muntah pada pagi hari, lemah,
lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci
kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kecewa, penolakan dan kesedihan. Seringkali
pada awal kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil. (Vivian, 2011 : 108 109)
Pada trimester pertama, seorang ibu selalu mencari

tanda tanda untuk lebih

meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada dirinya akan
selalu diperhatikan dengan seksama. (Pusdiknakes, 2003 : 27)
Hasrat untuk melakukan hubungan seksual pada trimester pertama ini berbeda.
Walaupun beberapa wanita mengalami gairah seksual yang lebih tinggi, kebanyakan mereka
mengalami penuruna libido selama periode iini (Vivian, 2011 : 109)
2.1.6.2 Trimester II
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah yerbiasa dengan kadar
hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Ibu sudah
menerima kehamilannya dan mulai dapar menggunakan energi dan pikirannya secara lebih
konstruktif. Banyak ibu yang merasa lepas dari kecemasan, rasa tidak nyaman, seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido. (Pusdiknakes,
2003 : 27)

2.1.6.3 Trimester III


Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab saat itu ibu
merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Terkadang ibu merasa khawatir bahwa
bayinya akan lahir sewaktu waktu. Keadaan ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan. (Vivian, 2011 : 110)
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak
ibu yang merasa bahwa dirinya jelek. Pada trimester inilah ibu memerlukan dukungan suami,
keluarga dan bidan. (Vivian, 2011 : 110)
2.1.7 Kebutuhan Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
2.1.7.1 Body Mekanik
Body mekanik (sikap tubuh yang baik) diinstruksikan kepada wanita hamil karena
diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari hari yang aman dan nyaman selama
kehamilan. Karena sikap tubuh seorang wanita yang kurang baik dapat mengakibatkan sakit
pinggang.
Untuk menjangkau objek pada lantai yaitu dengan cara membengkokkan kedua lutut,
punggung harus lurus, kaki terpisah 12 18 inchi untuk menjaga keeimbangan
Untuk duduk yang lama caranya yaitu duduk yang rendah menapakkan kaki pada
lantai lebih disukai dengan lutut lebih tinggi daripada paha.
Menyarankan agar ibu memakai sepatu yang kokoh atau menopang dan tumit yang
rendah dari 1 inchi.
`2.1.7.2 Oksigen
Paru paru bekerja lebih berat untuk keperluan ibu dan janin. Pada hamil tua sebelum
kepala masuk panggul, paru paru terdesak keatas sehingga menyebabkan sesak nafas.
Untuk mencegah hal tersebut maka ibu hamil perlu :
a
b
c
d
e

Latihan nafas dengan senam hamil


Tidur dengan bantal yang tinggi
Makan tidak terlalu banyak
Hentikan merokok
Konsultasikan ke dokter apabila ada gangguan nafas

Posisi miring ke kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi
fetoplasenta dengan mengurangi tekanan vena asendon.

2.1.7.3 Nutrisi
Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15 % dibandikan dengan kebutuhan wanita
notmal. Beberapa hal yang harus diperhatikan ibu hamil untuk menjalani proses kehamilan
yang sehat :
a Konsumsilah makanan dengan porsi cukup dan teratur
b Hindari makanan yang terlalu asin, pedas, lemak cukup tinggi
c Hindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol, bahan pengawet dan zat
pewarna
d Hindari merokok
e Konsumsi makanan yang terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu menu yang
mengandung unsur unsur sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
2.1.7.4 Personal Hygiene
Personal hygiene adalah kebersihan yang dilakukan untuk diri sendiri. Personal
hygiene terdiri dari cara merawat gigi, mandi, perawatan rambut, payudara, perawatan vagina
dan perawatan kuku.
Hal hal yang harus diperhatikan adalah :
a
b
c
d

Celana dalam harus dalam keadaan kering


Jangan gunakan obat / penyemprot ke dalam vagina
Cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan genetalia
Sesudah BAB / BAK dilap dengan lap khusus

2.1.7.5 Pakaian
Pakaian yang dikenakan ibu hamil harus nyaman, mudah menyerap keringat, mudah
dicuci, tanpa sabuk / pita yang menekan bagian perut / pergelangan tangan, pakaian juga
tidak baik terlalu ketat dan sepatu bertumit tinggi.
Pakaian yang memenuhi kriteria pada ibu hamil :
a

Nyaman : pakaian sebaiknya tidak ada penekanan penekanan pada bagian tertentu

sehingga ibu tidak dapat bergerak bebas


b Longgar : bukan berarti pakai baju yang terlalu besar tetapi yang dapat membuat ibu
hamil dapat bergerak bebas

Tidak tebal : pakaian tebal akan menumbulkan rasa panas dan keluarnya keringat

sehingga tidak bebas bergerak


d Menarik : enak dipandang mata
e Menyerap keringat : karena pada ibu hamil banyak keringat, maka dianjurkan
memakai pakaian yang menyerap keringat.
2.1.7.6 Senam Hamil
Manfaat senam hamil :
a

Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot otot dinding perut dan dasar

panggul yang penting dalam proses persalinan


b Melatih sikap tubuh guna menghindari / meringankan keluhan keluhan seperti sakit
c Ibu hami yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat menjalani persalinan secara
lancar dan dapat memanfaatkan tenaga dan kemampuan sebaik baiknya sehingga
proses persalinan normal dapat berlangsung relatif cepat
d Membuat tubuh lebih rileks (membantu mengatasi stress dan rasa sakit akibat his
ketika bersalin
2.1.7.7 Istirahat dan Tidur
Selama hamil, ibu butuh tidur selama 6 8 jama sehari. Ini sama dengan orang sehat
pada umumnya. Hanya saja berbagai perubahan membuat ibu hamil gampang lebih lelah dan
mengantuk. Ibu hamil perlu tambahan waktu istirahat dan tidur sekitar 30 menit hingga 1
jam.
2.1.7.8 Seksualitas
Secara umum, hubungan seksual tidak dianjurkan pada kasus kasus kehamilan
tertentu yaitu :
a
b
c
d
e
f
g
h
i

Ancaman keguguran / riwayat keguguran


Plasenta letak rendah / plasenta previa
Riwayat kelahiran premature
Dilatasi serviks
Perdarahan pervaginam atau keluar cairan yang tidak diketahui penyebabnya
Penyakit menular seksual
Kesehatan ibu dan janin
Kebutuhan untuk bedrest
Infeksi pada genetalia

2.1.7.9 Mobilisasi

Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita


keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. (Soelaiman,
1993)
Menurut Carpenito (2000), dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak :
a

Rentang gerak pasif (berguna untuk menjaga kelenturan otot otot dan persendian
dengan menggerakkan otot denagan bantuan orang lain secara pasif, misalnya perawat

mengangkat dan menggerakkan kaki pasien)


b Rentang gerak aktif (hal iniuntuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi
dengan menggerakkan otot ototnya secara aktif misalnya pasien berbaring dengan
c

menggerakkan kakinya)
Rentang gerak fungsional (memperkuat otot otot dan sendi dengan melakukan
aktivitas yang diperlukan)

2.1.7.10 Eliminasi
Kebutuhan eliminasi pada ibu hami trimester I, II, dan III :
a

Trimester I : frekuensi BAK meningkat karena kandung kencing tertekan oleh

pembesaran uterus , BAB normal konsistensi lunak


b Trimester II : frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari rongga
c

panggul.
Trimester III : frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala bayi, BAB sering

obstipasi karena hormon progesteron meningkat


Hal hal untuk mengatasi terjadinya masalah eliminasi pada ibu hamil :
BAK : untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu minum dan

menjaga kebersihan daerah sekitar alat kelamin


b BAB : untuk mengatasi obstipasi dianjurkan meninhkaykan aktivitas jasmani dan
makan makanan berserat tinggi
2.1.7.11 Imunisasi
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus toksoid
(TT). Gunanya dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi karena tetanus. Ia juga
mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus.
Jadwal pemberian suntikan tetanu9s adalah :
a TT1 selama kunjungan antenatal I
b TT2 yaitu 4 minggu setelah TT1

c TT3 yaitu 6 minggu setelah TT2


d TT4 yaitu 1 tahun setelah TT3
e TT5 yaitu 1 tahun setelah TT4
2.1.7.12 Kegiatan di luar Rumah (Berpergian)
Sama seperti olahraga, berpergian selama hamil juga bisa membantu mengatasi rasa
bosan, karena kecenderungan untuk selalu tinggal di rumah. Wanita hamil harus berhati hati
melakukan perjalanan yang cenderung lama dan melelahkan, karena dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta oedema tungkai karena kaki
tergantung jika duduk terlalu lama. Sabuk pengaman yang dikenakan di kendaraan jangan
sampai menekan perut yang menonjol.
Jika mungkin perjalanan yang jauh sebaiknya dilakukan dengan pesawat udara.
Ketinggian tidak mempengaruhi kehamilan, bila kehamilan telah 35 minggu ada perusahaan
penerbangan yang menolak membawa ibu hamil, namun ada juga yang menerima dengan
catatan keterangan dokter yang menyatakan cukup sehat untuk berpergian. Berpergian dapat
menimbulkan masalah lain, seperti konstipasi / diare karena asupan makanan dan minuman
cenderung berbeda seperti biasanya karena akibat perjalanan yang melelahkan.
Selama masa kehamilan perlu selalu diingat bahwa akan selalu ada kemungkinan
terjadi sesuatu yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Untuk itu bila memang akan pergi
sebaiknya mempersiapkan segala sesuatu sebaik baiknya. Misalnya membawa pembalut
secukupnya dan buku catatan kehamilan guna menghadapi kalau mengalami perdarahan,
ketuban pecah dan sebagainya. Hindari memaksakan diri membuat jadwal yang padat
sehingga kurang memiliki waktu istirahat.

2.2 Konsep Dasar Letak Sungsang


2.2.1 Pengertian Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala
di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri . (Prawirohardjo, 2008)

Letak sungsang adalah letak membujur dengan kepala janin berada dibagian fundus
uteri sedangkan bokongnya di pintu atas panggul (Manuaba, 1999 : 166)
Letak sungsang adalah persalinan bayi dan presentasi bokong (sungsang) dimana
letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong
merupakan bagian terbawah (didaerah pintu atas panggul / simpisis). (Saiffuddin, 2001 : 520)
2.2.2 Etiologi
Letak janin di dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan di
dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu / jumlah air ketuban relative
lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak leluasa. Dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang, ataupun letak lintang
Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang
diantaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa dan
panggul sempit, kadang kadang kelainan letak sungsang disebabkan kelainan uterus, dan
kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak di kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan
letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus (Prawirohardjo,
2008)
2.2.3 Patofisiologi
Letak janin di dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan di
dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu / jumlah air ketuban relative
lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak leluasa. Dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang, ataupun letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relative berkurang, karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala,
maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan
kepala berada di ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat
dimengerti bahwa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi,
sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dapam presentasi
kepala

2.2.4 Tanda dan Gejala


2.2.4.1 Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut dibagian bawah pusat dan ibu sering
merasa benda keras (kepala mendesak tulang iga)
2.2.4.2 Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri
2.2.4.3 Punggung anak dapat teraba pada salah satu sisi perut dari bagian bagian kecil pada
pihak yang berlawanan. Diatas sympisis terba bagian kurang bundar dan lunak
2.2.4.4 Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi pusat

2.2.5 Klasifikasi Letak Sungsang


2.2.5.1 Presentasi bokong murni (frank breech)
Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki terangkat keatas sehingga ujung kaki setinggi
bahu atau kepala janin.
2.2.5.2 Presentasi bokong kaki sempurna (Complete Breech)
Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki menyilang sempurna dan disamping bokong
dapat diraba kedua kaki.
2.2.5.3 Presentasi bokong kaki tidak sempurna (Uncomplete Breech)
Yaitu letak sungsang dimana hanya satu kaki disamping bokong, sedangkan kaki yang
lain terangkat keatas
(Kasdu, 2005)
2.2.6 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis maka yang harus dilakukan oleh seorang bidan adalah
melakukan :
2.2.6.1 Anamnesis : pergerakkan anak teraba oleh ibu dibagian perut bawah, ibu sering
merasa ada benda keras atau kepala yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada daerah
tulang iga karena kepala janin.

2.2.6.2 Palpasi : teraba bagian keras, bundar, melenting pada fundus, punggung dapat diraba
pada salah satu sisi perut, bagian kecil pada sisi yang berlawanan, diatas symphisis teraba
bagian yang kurang bundar dan lunak
2.2.6.3 Auskultasi : Denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas pada
tempat yang paling tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat)
2.2.6.4 Vagina Toucher : terbagi tiga tonjolan tulang yaitu kedua tubera ossis ischia dan ujung
os sacrum, anus, genetalia anak edema tidak terlalu besar dapat diraba
2.2.6.5 Perbedaan antara letak sungsang dan kepala pada pemeriksaan dalam jika anus posisi
terendah maka teraba lubang kecil, tidak ada tulang, tidak menghisap, keluar meconium, jika
presentasi kaki maka akan teraba

90 , terasa jari jari, pada presentasi lutut akan terasa

patela dan popliteal. Pada presentasi mulut akan terasa ada hisapan jari, teraba rahang dan
lidah, presentasi tangan siku, terasa jari panjang, tidak rata, patella
2.2.6.6 Untuk menentukan perbedaan tangan dan kaki, pada kaki ada kalkaneous, sehingga
terjadi tonjolan tulang yaitu mata kaki dan kalkaneous. Pada tangan hanya ada mata di
pergelangan tangan. Kaki tidak dapat diluruskan terhadap tungkai, jari kaki jauh lebih pendek
dari telapak kaki.
2.2.7 Komplikasi
2.2.7.1 Komplikasi pada ibu yaitu perdarahan, robekan jalan lahir, infeksi
2.2.7.2 Komplikasi pada bayi yaitu :
a

Asfiksia, dapat disebabkan oleh kemacetan persalinan kepala (aspirasi air ketuban
lendir), perdarahan atau edema jaringan otak, kerusakan medula oblongata ,

kerusakan persendian tulang leher, kematian bayi karena asfiksia berat.


b Trauma persalinan, disebabkan karena dislokasi, kerusakan alat vital
c Infeksi, dapat disebabkan karena persalinan lama, ketuban pecah dini, manipulasi
dengan pemeriksaan dalam
2.2.8 Penatalaksanaan
2.2.8.1 Penatalaksanaan dalam kehamilan

Pada pasien dengan kehamilan sungsang 28 30 minggu dilakukan pemeriksaan USG


untuk mengetahui adanya plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda, kelainan
uterus dan juga dilakukan pengukuran dan evaluasi panggul. Jika hasil USG tidak ditemukan
kelainan maka dapat dilakukan
a. Knee Chest Position
Knee Chest Position adalah teknik merangsang terjadinya perubahan letak menjadi
letak kepala. Posisi ini dilakukan dimana pantat lebih tinggi dari dada dan dada
menyentuh permukaan bidang alas. Teknik ini dilakukan selama 10 menit setiap
harinya.

2.2.8.2 Penatalaksanaan dalam persalinan


a. Pervaginam
Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat yang harus
dipenuhi yaitu pembukaan benar benar lengkap, kulit ketuban sudah pecah, his
adekuat, dan tafsiran berat janin kurang dari 3600 gram.
Persalinan pervaginam tidak dilakukan apabila terdapat kontraindikasi
persalinan pervaginam bagi ibu dan janin, presentasi kaki, hiperekstensi kepala janin,
dan berat bayi > 3600 gram, tidak ada informed consent, dan tidak adanya petugas
yang berpengalaman. (Prawirohardjo, 2008)
Persalinan spontan (Spontaneous Breech)
Yaitu janin dilahirkan dengan kekuatan ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara

bracht
Manual Aid
Yaitu dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi
dengan tenaga penolong. Pada persalinan cara manual aid ada 3 tahapam yaitu
tahap pertama lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan
ibu sendiri, tahap kedua lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong
dengan cara klasik, muller, lovset. Tahap ketiga lahirnya kepala dengan memakai

cara mauriceau dan forceps piper.


Ekstraksi Sungsang
Yaitu janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong. Ekstraksi
sungsang dilakukan jika ada indikasi dan memenuhi syarat untuk mengakhiri
persalinan serta tidak ada kontraindikasi. Indikasi ekstraksi sungsang yaitu gawat
janin, tali pusat menumbung, persalinan macet.

b. Perabdominan

Sectio secarea bisa dipertimbangkan pada keadaan ibu yang primitua, riwayat
persalinan jelek, riwayat kehamilan perinatal, curiga panggul sempit, ada indikasi
janin untuk mengakhiri persalinan (hipertensi, KPD lebih dari 12 jam, fetal distres).
Kontraksi uterus tidak adekuat, ingin steril, dan bekas SC. Sedangkan secti secarea
bisa dipertimbangkan pada bayi yang prematuritas lebih dari 26 minggu dalam fase
aktif atau perlu dilahirkan, IUGR berat, hiperekstensi kepala, presentasi kaki dan janin
lebih dari 3500 gram.
2.2.9 Pencegahan
2.2.9.1 Jika diketahui janin letak sungsang pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu tidak
perlu dilakukan intervensi apapun, karena janin masih cukup kecil dan cairan amnion masih
cukup banyak, sehingga kemungkinan besar janin masih dapat memutar dengan sendirinya.
2.2.9.2 Lakukan rujukan atau kolaborasi dengan dokter kandungan untuk melakukan USG
pada usia kehamilan 35 36 minggu. Untuk mengetahui presentasi janin, mengetahui jumlah
cairan amnion, letak plasenta dan keadaannya.
2.2.9.3 Konseling mengenai pilihan untuk melahirkan jika saat umur kehamilan 35 36
minggu bagian terendah janin bukan kepala

2.2.10 Fase dalam Persalinan Sungsang


2.2.10.1 Tahap lambat : mulai lahirnya bokong sampai pusar merupakan fase yang tidak
berbahaya
2.2.10.2 Tahap cepat : dari lahirnya pusar sampai mulut, pada fase ini kepala janin masuk
PAP, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit.
2.2.10.3 Tahap lama : lahirnya mulut sampai seluruh bagian kepala, kepala keluar dari
ruangan yang bertekanan tinggi (uterus) ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah sehingga
kepala harus dilahirkan perlahan lahan untuk menghindari perdarahan intrakranial .

2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


A. Pengkajian Data

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber daya berkaitan dengan kondisi klien. Bila pasien mengalami komplikasi yang
perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kebidanan
a. Data Subjektif
a Identitas Ibu
Nama Ibu : Dikaji dengan jelas dan lengkap agar tidak terjadi kekeliruan dalam

memberikan asuhan kebidanan


Umur Ibu : Dikaji untuk mengetahui umur ibu yang kurang dari 19 tahun
memiliki peluang untuk melahirkan bayi premature atau mengalami ratardasi
pertumbuhan dan lebih dari 35 tahun biasanya merupakan akibat dari kelainan
kromosom atau komplikasi medis akibat penyakit kronis yang lebih sering terjadi

pada wanita yang beranjak tua.


Agama : dikaji untuk mengantisipasi kebiasaan religius yang berkaitan dengan

kehamilan
Suku Bangsa : dikaji untuk mengetahui bahasa yang digunakan pasien sehingga

mempermudah dalam berkomunikasi


Pendidikan : dikaji untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam memahami

klien sebagai individu dan memberikan gambaran kemampuan baca tulisnya


Pekerjaan : untuk mengkaji kecukupan ekonomi pada keluarga klien dan untuk
mendeteksi adanya kemungkinan bayi premature dan adanya kemungkinan

ancaman bahaya lingkungan kerja yang dapat membahayakan janin.


Alamat : dikaji secara jelas dan lengkap diperlukan agar bila sewaktu waktu
pasien terjadi kegawatdaruratan atau perlu tindakan segera dapat dengan mudah
menghubunginya disamping itu dikaji untuk kepentingan kunjungan rumah.

Alasan Datang
Dikaji untuk mengetahui tujuan utama pasien datang ke tenaga kesehatan. Pada kasus
ibu hamil letak sungsang alasan datang adalah ingin memeriksakan kehamilan dan
mengetahui keadaan janin.

Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pertama kali pada pasien. Pada kasus
kehamilan letak sungsang keluhan yang dirasakan ibu adalah gerakan janin terasa
lebih banyak di bagian pertu bagian bawah.

Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui menarche, siklus menstruasi, lama menstruasi, banyaknya
menstruasi, teratur atau tidak, sifat darah, dismenorrhea atau tidak

Riwayat Hamil Ini


HPHT : dikaji untuk menghitung usia kehamilan dan tanggal tafsiran persalinan
HPL : dikaji untuk mengetahui perkiraan lahir bayi, apakah bayi lahir premature atau
postmature yang merupakan faktor predisposisi dari letak sungsang

Riwayat Kesehatan Sekarang


Dikaji tanda tanda dan gejala gejala yang ditemukan ibu hamil untuk petunjuk dini
adanya respon wanita tersebut terhadap kehamilannya, mungkin diperlukan terapi
untuk mengatasi gejala dini atau penyelidikan lebih lanjut jika terdapat gejala
abnormal
Riwayat Kesehatan yang Lalu
Dikaji semua riwayat sakit, cidera, reaksi terhadap pengobatan, perawatan
rumah sakit, alergi yang diketahui, transfusi darah, semua riwayat pembedahan,
khususnya yang berhubungan dengan struktur panggul untuk penyelidikan
khusus yang diperlukan untuk memperkirakan atau mencegah semua komplikasi

yang mungkin terjadi dalam persalinan


Riwayat Kesehatan Sistemik
Untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit jantung, ginjal, asma / TBC,

hepatitis, DM, hipertensi, dan epilepsi


Riwayat Penyakit Keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit
menular, dan menurun seperti, hipertensi, DM, penyakit jantung, TBC, PMS,

dll.
Riwayat Keturunan Kembar
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga mempunyai keturunan kembar atau

tidak
Riwayat Operasi
Untuk mengetahui apakah ibu pernah melakukan operasi atau tidak yang
berhubungan dengan tindakan kebidanan

Riwayat Perkawinan
Dikaji untuk mengetahui berapa kali dan berapa lama menikah karena status
perkawinan ibu yang jelas atau terjadi kehamilan diluar nikah akan mengganggu
keadaan psikologis ibu.

Riwayat KB
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah menjadi akseptor KB atau belum dan
pada multigravida dianjurkan untuk menjarangkan kehamilan dengan jumlah 2 orang
dan jarak antara kelahiran 2 3 tahun.

Riwayat Kehamilan , Persalinan, dan nifas yang lalu


Kehamilan : adakah gangguan seperti mual, muntah berlbihan, hipertensi kehamilan
dan perdarahan pada kehamilan.
Persalinan : Spontan atau buatab, lahir aterm atau lahir premature, ada perdarahan
waktu persalinan atau tidak, ditolong oleh siapa dan dimana tempat melahirkan
Nifas : adakah terjadi perdarahan, infeksi dan bagaimana laktasinya
Anak : jenis kelamin, hidup atau mati, berat badan waktu lahir, panjang badan lahir,
lingkar kepala dan lingkar dada

Pola Kebiasaan Sehari hari


Nutrisi : untuk mengetahui gizi ibu, apakah sudah memenuhi standar makanan
yang dibutuhkan seorang ibu hamil, kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat
menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil. Kekurangan
nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus prematurus, inversio uteri, hemoragia
postpartum

dan

sepsis

puerperalis,

sedangkan

makanan

berlebihan

mengakibatkan komplikasi antara lain, preeklampsim, makrosomnia, sebaiknya

makan secukupnya
Eliminasi : BAK ditanyakan adakah perubahan pola BAK sebelum dan sesudah
hamil, sering kencing terjadi karena rahim ke depan menyebabkan kandung
kemih terasa penuh, pada triwulan kedua sudah menghilang. BAB pada wanita
hamil biasanya obstipasi karena pengaruh hormon progesteron dapat menghambat

peristaltik usus menyebabkan kesulitan untuk Buang Air Besar (BAB).


Aktivitas : untuk mengetahui aktivitas ibu berlebihan atau tidak, adakah trauma

atau kecelakaan kerja.


Istirahat : wanita hamil dianjurkan untuk istirahat. Untuk merencanakan istirahat
yang cukup dan teratur khususnya seiring dengan kemajuan kehamilan, jadwal
istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani

untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin


Personal Hygiene : dikaji kebiasaan ibu dalam menjaga kebersihannya yaitu

kebiasaan mandi, gosok gigi, dll.


Hubungan Seksual : dikaji untuk mengetahui pola hubungan seksual dengan
suami karena sperma terdapat hormon prostaglandin yang dapat memicu adanya
kontraksi.

Riwayat Psikologis, sosial dan ekonomi


Psikologis perlu dikaji untuk mengetahui bahwa kehamilan diterima oleh dirinya,
suami dan keluarga atau tidak, apabila tidak mendapatkan dukungan sehingga
psikologi ibu terganggu dan dapat mengganggu kehamilannya.

Penggunaan obat obatan atau jamu dikaji untuk mengetahui apakah ibu
mengkonsumsi jamu atau obat sehingga membahayakan kehamilannya karena
dapat menimbulkan kelainan organ pada janin

b. Data Objektif
a Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Untuk mengetahui keadaan pasien dan kesan pertama pada

klien
Kesadaran
Tekanan Darah

sebagai dasar untuk memantau tekanan darah selama kehamilan


Nadi
: Pada ibu hamil nadi dikatakan normal 80 84 kali / menit

: Kesadaran penuh akan mempermudah anamnesa


: Tekanan darah diukur untuk mengetahui kenormalan dan

(Winkjosastro , 2005)

: Suhu normal pada ibu hamil adalah 36 - 37

Suhu

keadaan suhu tinggi menunjukkan adanya infeksi


Pernafasan
: Apabila ibu sesak nafas akan berpengaruh pada janin dan

. jika

sering terjadi keguguran atau berat badan janin tidak sesuai dengan usia

kehamilan
Berat Badan

: Dikaji untuk mengetahui berat badan pasien selama hamil,

kenaikan berat badan wanita hamil rata rata 6,5 kg sampai 16 kg. Kenaikan
berat badan yang berlebihan kemungkinan bayi besar , sebab janin besar dapat

menyebabkan disproporsi meskipun ukuran panggul normal


Tinggi Badan
: Berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit bila tinggi

badan kurang
LILA

: Untuk mengetahui gizi ibu. LILA normal pada ibu hamil tidak

kurang dari 23,5 cm


Pemeriksaan Fisik
Wajah
: Pada bagian wajah, inspeksi apakah pucat atau tidak (menunjukkan
tanda tanda anemia), terdapat bengkak pada wajah atau tidak (menunjukkan

tanda bahaya kehamilan), terdapat cloasma gravidarum atau tidak


Mata
: Pemeriksaan konjungtiva (menunjukkan tanda tanda anemia), dan

pemeriksaan sklera kuning atau tidak


Mulut
: mukosan bibir lembab atau tidak (menunjukkan tanda tanda

dehidrasi) dan apakah ada atau tidak adanya karies pada gigi.
Leher
: Pemeriksaan pada leher untuk menentukan adanya pembesaran
kelenjar tiroid, limfe atau pembuluh vena jugularis atau tidak

Payudara : Inspeksi ada atau tidak adanya hiperpigmentasi pada areola , keadaan
putting susu menonjol atau tidak, kolostrum sudah keluar atau belum, dan palpasi

adanya benjolan abnormal pada payudara atau tidak


Abdomen :
Inspeksi : apakah pembesaran abdomen sesuai dengan umur kehamilan atau
tidak, terdapat bekas operasi atau tidak, kaji apakah terdapat striae gravidarum,
lina alba atau linea nigra.
Palpasi : teraba bagian keras, bundar, melenting pada fundus, punggung dapat
diraba pada salah satu sisi perut, bagian kecil pada sisi yang berlawanan, diatas
symphisis teraba bagian yang kurang bundar dan lunak
Auskultasi : Denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas

pada tempat yang paling tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat)
Genetalia : Inspeksi keadaan genetalia bersih atau tidak. Pada kehamilan letak
sungsang, dilakukan vagina toucher akan didapatkan hasil : terbagi 3 tonjolan
tulang yaitu tuber ossis ischia dan ujung os sacrum, anus , genetalia janin dapat

diraba
Ekstremitas :
Atas
: Ada atau tidaknya oedema
Bawah
: Ada atau tidaknya oedema, varieses

Pemeriksaan Penunjang
USG untuk menilai kehamilan apakah ada plasenta previa, kalainan kongenital,
kehamilan ganda, dan kelainan uterus.

B. Interpretasi Data
a

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkungan praktek


kebidanan dan memenuhi standar diagnosa kebidanan dari hasil pengkajian atau yang
menyertai diagnosa
Ny ... Umur ... G... P... A... Umur Kehamilan ... minggu, tunggal / kembar, hidup /

mati, intra / ekstrauterine, letak membuju / melintang, presentasi kepala / bokong


b Masalah
Masalah pada ibu hamil dengan letak sungsang yaitu merasa cemas atau khawatir
c

dengan kehamilannya
Kebutuhan
Kebutuhan ibu hamil dengan letak sungsang yaitu memberikan KIE dan posisi knee
chest.

C. Diagnosa Potensial

Diagnosa potensiap atau masalah potensial pada ibu hamil letak sungsang muncul bila
kehamilan letak sungsang > 36 minggu yaitu posisi tetap dalam letak sungsang. Pada
kehamilan letak sungsang potensial terjadi : ibu mengalami perdarahan, trauma persalinan
dan infeksi, sedangkan pada bayi terjadi perdarahan, infeksi pasca partus seperti meningitis,
trauma persalinan seperti kerusakan organ vital, dll.
D. Tindakan Segera
Apabila tafsiran bbl berat, lakukan kolaborasi dengan dokter karena ditakutkan terjadi
kesulitan saat persalinan. Apabila ada tanda tanda bahaya kehamilan segera merujuk.
E. Perencanaan
a. Lakukan pemeriksaan USG pada pasien dengan kehamilan 28 30 minggu
Rasional : untuk mengetahui adanya plasenta previa, kelainan konginetal, kehamilan
ganda, kelainan uterus
b. Lakukan evaluasi panggul
Rasional : untuk mengetahui kemungkinan persalinan pervaginam
c. Anjurkan pasien untuk melakukan knee chest position
Rasional : untuk merangsang terjadinya perubahan letak kepala
F. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah disusun dan dibuat.

G. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari Asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
akan bantuan yang benar benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi.

BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkaji

: Mega Safira Mahardini

Tempat Pengkajian

: Poli Hamil RSU Haji Surabaya

Tanggal / jam

: 01 Juli 2015 / pk. 10:00 WIB

No. Register

: 739311

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif

1. Identitas
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Suku / Bangsa
Alamat

Istri
Ny. P
19 tahun
Islam
SMP
Jawa / Indonesia
Panjang Jiwo besar 31B /
UPTD Lariya Werdha Medhokan

:
:
:
:
:
:
:

Suami
-

2. Anamnesa
a Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan mules dan sakit perut bagian bawah
b Riwayat Haid
Menarche
: 12 tahun
Siklus
: 28 hari
HPHT
: 10 12 2014
HPL
: 17 9 2015
Teratur / tidak
: Teratur
Lama
: 6 7 hari
Sifat
: Encer
Dismenorrea
: Ya, pada hari pertama haid
Fluor Albus
: tidak ada
c
N

Riwayat Obstetri
KEHAMILAN

Suami

1.

UK

PERSALINAN

NIFAS

Penyulit

Penolong

Tempat

Jenis

Penyulit

Penyulit

ANAK
JK

BB

H/M

Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB

Riwayat Kehamilan Sekarang


Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya. Ibu sudah melakukan ANC di
Bidan 6 xdan mendapatkan imunisasi TT1. Ibu mengatakan mulai merasakan
gerakan janin usia 4 bulan

Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu mengatakan pernah menderita penyakit paru paru dan hipertensi. Ibu tidak
pernah atau sedang menderita diabetes mellitus, asma, penyakit jantung, TBC

dan HIV/AIDS.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan ada anggota keluarganya yang menderita penyakit paru paru
dan hipertensi serta memiliki penyakit psikosis

ASI

Perilaku Kesehatan
Ibu mengatakan bahwa dirinya tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol dan
tidak pernah minum jamu serta melakukan pijat perut

Riwayat Perkawinan
-

Pola Kebutuhan Sehari hari


Nutrisi
Porsi makan sehari
: satu piring ppenuh habis, frekuensi 3 x sehari
Jenis
: sayur, nasi, lauk pauk
Makanan pantang
: tidak ada
Pola minum
: minum 5 6 kali / hari
Masalah
: tidak ada

Eliminasi
BAK
: frekuensi 6 7 kali / hari dengan konsistensi kuning jernih.
Keluhan : tidak ada
BAB
: frekuensi 1 kali / hari dengan konsistensi kuning kecoklatan, agak
keras
Keluhan : tidak ada

Aktifitas dan istirahat


Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah seperti biasanya seperti
membersihkan rumah, mencuci, dll. Ibu tidur siang selama 2 jam dan tidur
malam selama 8 jam.

Data Psikososial
Ibu mengatakan cemas terhadap kehamilannya dan pengambil keputusan adalah
keluarganya.

B. Data Objektif
a

Pemeriksaan Umum
KU
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
TB
: 156 cm
BB
: 50,5 kg
Vital Sign

TD

: 100 / 70 mmHg

: 36,7

: 80 x / menit

RR

: 20 x / menit

Pemeriksaan Fisik
Rambut
: Rambut bersih, hitam , tidak rontok

Muka
Mata
Mulut
Leher

: Terdapat cloasma gravidarum, tidak oedem dan tidak pucat


: Sklera putih, konjungtiva merah muda
: Mukosa bibir lembab, tidak ada karies gigi, lidah tidak pucat
: Tidak ada pembesaran vena jugulari, kelenjar tiroid dan kelenjar

limfe
Dada

: Terdapat hiperpigmentasi pada areola, putting susu menonjol, tidak

ada benjolan abnormal, kolostrum belum keluar - / Abdomen


: Tidak terdapat bekas SC atau operasi, pembesaran sesuai dengan usia
kehamilan, terdapat striae livide, terdapat linea nigra
Palpasi :
Leopold I
: TFU 2 jari dibawah pusat, melenting, bulat, keras
Leopold II
: Dibagian perut ibu samping kiri teraba bagian kecil janin
sedangkan bagian kanan ibu teraba keras memanjang seperti papa
Leopold III
: Teraba lunak, bulat, tidak melenting, mudah digoyangkan
Leopold IV : Konvergen
Auskultasi :
DJJ : 134 kali / menit
Genetalia

: Bersih, tidak ada oedema, tidak ada varises

Anus

: Tidak ada haemoroid

Ekstremitas

Atas

: tidak oedem - / - , tidak ada nyeri tekan

Bawah : tidak oedem - / - , tidak ada varises dan nyeri tekan, kuku tidak pucat

Pemeriksaan Penunjang
USG : Letsu
UK
: 27 / 28 minggu
TBJ : 1146 gram

C. Analisa Data
Ny. R usia 19 tahun dengan GIP00000n UK 27 / 28 minggu janin tunggal, hidup, intrauterine,
letak membujur, presentasi bokong, KU ibu dan janin baik
D. Penatalaksanaan
Tanggal
: 01 Juli 2015
Jam
: 10.00 WIB
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin
baik namun janin dalam keadaan sungsang, ibu sudah mengerti dan memahami
keadaannya dan janinnnya

2. Kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi yaitu Fe 1 x 1 dan As. Fola 1
x 1, ibu bersedia minum obat yang diberikan
3. Memberikan KIE tentang :
Tanda bahaya kehamilan
Posisi Knee Chest
P4K
Nutrisi
Kunjungan Ulang 1 bulan lagi pada tanggal 01 Agustus 2015
Ibu mengerti penjelasan petugas dan bersedia kontrol / kunjungan ulang pada tanggal
01 Agustus 2015

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
4.1.1 Kehamilan adalah hasil masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir.
4.1.2 Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri .

4.1.3 Kehamilan Letak sungsang adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin
dimana keadaan janin terletak memanjang dengan kepala difundus uter dan bokong berada di
kavum uteri
4.1.4 Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya
adalah letak janin, multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa dan
panggul sempit, kadang kadang kelainan letak sungsang disebabkan kelainan uterus, dan
kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak di kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan
letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus
4.1.5 Tanda dan gejala letak sungsang :
Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut dibagian bawah pusat dan ibu sering
merasa benda keras (kepala mendesak tulang iga)
Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri
Punggung anak dapat teraba pada salah satu sisi perut dari bagian bagian kecil pada
pihak yang berlawanan. Diatas sympisis terba bagian kurang bundar dan lunak
Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi pusat
4.1.6 Klasifikasi Letak Sungsang
Presentasi bokong murni (frank breech)
Presentasi bokong kaki sempurna (Complete Breech)
Presentasi bokong kaki tidak sempurna (Uncomplete Breech)
2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.7.1 Penatalaksanaan dalam kehamilan yaitu Knee Chest Position
2.1.7.2 Penatalaksanaan dalam persalinan
a

Pervaginam :
Persalinan spontan (Spontaneous Breech)
Manual Aid
Ekstraksi Sungsang
Perabdominan (SC)

2.1.8 Pencegahan

Jika diketahui janin letak sungsang pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu tidak
perlu dilakukan intervensi apapun, karena janin masih cukup kecil dan cairan amnion

masih cukup banyak, sehingga kemungkinan besar janin masih dapat memutar dengan

sendirinya.
Lakukan rujukan atau kolaborasi dengan dokter kandungan untuk melakukan USG
pada usia kehamilan 35 36 minggu. Untuk mengetahui presentasi janin, mengetahui

jumlah cairan amnion, letak plasenta dan keadaannya.


Konseling mengenai pilihan untuk melahirkan jika saat umur kehamilan 35 36
minggu bagian terendah janin bukan kepala

4.2 Saran
4.2.1 Semoga laporan komprehensif ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan diharapkan
menjadi acuan atau pedoman dalam membuat asuhan kebidanan dengan kelainan letak
sungsang
4.2.2 bagi mahaasiswa kebidanan agar senantiasa meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan tentang kehamilan letak sungsang atau letak lintang
4.2.3 Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan komprehensif ini banyak
kekurangan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
pembuatan laporan komprehensif selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Nanny, Vivian.2011.Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika


Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri . Jakarta : EGC
Manuaba, IBG. 2010, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB, Jakarta EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Edisi IV. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai