KEPERAWATAN MATERNITAS
KELOMPOK RUANG VK
MINGGU KE III
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini masih diprioritaskan pada
upaya peningkatan derajat kesehatan kesehatan ibu dan anak. Kebutuhan asuhan
persalinan normal yang diberikan pada pasien tetap perlu di berikan dengan
memperhatikan kondisi masih berlangsungnya pandemi COVID-19 serta tindakan yang
perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga. Perencanaan persalinan dapat
dilakukan manakala ibu, suami dan keluarga memiliki pengetahuan mengenai resiko
tinggi dan tanda-tanda bahaya kehamilan serta bahaya COVID-19. Pada masa pandemi
COVID-19 banyak hal dalam pelayanan kebidanan perlu adanya penyesuaian pelayanan
sesuai dengan protokol kesehatan. Permasalahan kesehatan ibu dan anak menjadi hal
yang perlu perhatian dalam kesuksesan program-program kesehatan khususnya ibu dan
anak untuk menurunkan jumlah angka morbiditas dan mortalitas di tengah pandemic
COVID-19 (Munafiah & Wulandari, 2020)
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam
kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan
keluarga. Peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peranan keluarga adalah
memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan. Dalam hal
ini peranan petugas kesehatan tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan
dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman
baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan. Persalinan normal adalah persalinan
bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran
paradigma dari menunggu terjadinya dan menangani komplikasi menjadi proaktif dalam
persiapan persalinan dan pencegahan komplikasi. Hal ini terbukti mampu mengurangi
kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir (Sulfianti et al., 2020)
Persalinan normal adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 - 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir, serta
berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (Ardriaansz, 2017). Sedangkan menurut
WHO persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan, berisiko rendah
pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara
spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42
minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat
(Mutmainnah et al., 2017).
Persalinan terdiri dari empat kala yaitu, kala I dimulai sejak pembukaan serviks
hingga pembukaan lengkap (10 cm), kala II dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir,
kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak
lebih dari 30 menit dan kala IV dari lahirnya plasenta sampai dua jam pertama postpartum
(Sutanto & Fitriana, 2018).
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pelaksanaan asuhan keperawtan pada ibu G3P2A0 Presentasi Bokong
KPD dan Oligohidramnio?
C. Tujuan
1. Mengidentifikasu pengkajian ibu bersalin normal ibu G3P2A0 Presentasi Bokong
KPD dan Oligohidramnion
2. Merumuskan diagnose keperawatan pada ibu bersalin mengidentifikasu pengkajian
ibu bersalin normal ibu G3P2A0 Presentasi Bokong KPD dan Oligohidramnion
3. Merencanakan intervensi keperawatan pada ibu bersalin normal ibu G3P2A0
Presentasi Bokong KPD dan Oligohidramnion
4. Melakukan intervensi keperawatan pada ibu bersalin normal G3P2A0 Presentasi
Bokong KPD dan Oligohidramnion
5. Melakuksn evaluadi krperawatan ibu besalin normal G3P2A0 Presentasi Bokong
KPD dan Oligohidramnion
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Medis
1. Definisi
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan
prematur atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai
setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (bukaan partus presipitatus atau
partus lama), mempunyai janin (tunggal) dengan presentasi verteks (puncak kepala) dan
oksiput pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan artifical (seperti forceps),
tidak mencakup komplikasi (seperti perdarahan hebat), dan mencakup kelahiran plasenta
yang normal. (Sulfianti et al,. 2020).
2. Etiologi
Menurut (Hafifah, 2017) Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa
teori menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi.
a. Teori penurunan hormone
Sebelum partus mulai kira-kira 1-2 minggu, terjadi penurunan hormone progesterone
dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglionservikale (fleksus franterrhauss). Bila ganglion ini
digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban, dan oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
3. Klasifikasi
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2016) yaitu:
a. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase
1) Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan berlangsung 2 jam,
cepat menjadi 9 cm.
2) Fase aktik
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase:
1) periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
2) periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan berlangsung 2
jam, cepat menjadi 9 cm.
3) periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm.Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan
vagina menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus
kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala
janin turun ke pelvis.
b) Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala
janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada
otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan arena
tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka.
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh
seluruh badan janin. Kala II pada primi 1, 5-2 jam, pada multi 0,5 jam.Mekanisme
persalinan:Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar
95% dari semua kehamilan. Presentasi janin paling umum dipastikan dengan
palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal
persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan kasus,
presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul dengan sutura sagitalis
melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme persalinan dalam
presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu, sedangkan ukuran-ukuran
kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran dalam panggul, maka
jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan bentuk panggul mulai dari
pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul dan pada pintu bawah panggul,
supaya anak dapat lahir. Jika sutura sagitalis dalam arah muka belakang pada
pintu atas panggul, maka hal ini akan mempersulit persalinan, karena diameter
antero posterior adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya
pada pintu bawah panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang
menguntungkan karena ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah
diameter antero posterior. Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan
adalah:
1) Penurunan kepala.
2) Fleksi.
3) Rotasi dalam (putaran paksi dalam)
4) Ekstensi.
5) Ekspulsi.
6) Rotasiluar (putaran paksi luar)
c) Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras
dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya.
Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta
terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan
sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30
menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah
kira-kira 100-200 cc.
d) Kala IV (pengawasan perdarahan)
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan menjaga
kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus.Tugas uterus ini
dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.
4. Tanda dan Gejala
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada
primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering-sering
atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah
janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
diuterus (fase labor pains). Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya
bertambah bisa bercampur darah (bloody show) (Hafifah, 2017).
Tanda-tanda inpartu adalah:
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
3. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada
5. Patofiiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan
progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala
bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR (Segmen Atas Rahim)
dan penipisan SBR (Segmen Bawah Rahim). Penipisan SBR menyebabkan
pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain
enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi
kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa
mengejan sehingga terjadi ekspulsi.Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan
jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan
berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi
area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta
terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan
lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending
yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta
maka produksi estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga
hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.
6. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan urine protein (Albumin)
Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya
gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan
b) Pemeriksaan urin gula
Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
c) Pemeriksaan darah
d) Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari
janin, plasenta dan uterus
1) Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah
tersebut disebut fungtum maksimum.
2) Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi
jantung janin dan tocodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus
kemudian keduanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat gambaran
keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama.
7. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu dengan persalinan normal
adalah:
a. Memimpin persalinan dengan mengajarkan ibu untuk mengejan setiap ada his
dengan cara tarik nafas sedalam mungkin dipertahankan dengan demikian
diafragma membantu otot dinding rahim mendorong ke arah jalan rahim. Bila
kontraksi hilang ibu dianjurkan nafas dalam secara teratur.
b. Demikian seterusnya sampai kepala anak akan lahir lalu ibu diminta untuk
bernafas hal ini agar perinium meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala
tidak terlalu cepat.
c. Menolong melahirkan kepala
1) Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat.
2) Menahan perinium dengan satu tangan lainnya yang dialasi duk steril agar
tidak terjadi robekan.
3) Setelah muka bayi lahir diusap dengan kasa steril untuk membersihkan dari
kotoran.
4) Melahirkan bayi Periksa tali pusat. Bila ada lilitan tali pusat dilonggarkan
dulu dan bila lilitan terlalu erat maka diklem pada dua tempat dan dipotong
sambil melindungi leher anak.
d. Melahirkan anak dan anggota seluruhnya
1) Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi (biparietal).
2) Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan tarikan
ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
3) Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil
menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya kepunggung bayi untuk
mengeluarkan tubuh seluruhnya.
e. Merawat bayi
1) Pegang erat bayi agar jangan jatuh, letakkan di perut ibu.
2) Bebaskan jalan nafas bayi dengan menghisap lendir dari mulut dan hidung
bayi.
3) Potong tali pusat yang sebelumnya diklem 15 cm dari perut bayi dan klem
kedua 2 cm dari klem pertama lalu dipotong diantaranya, kemudian dijepit
atau ditali, dibungkus kasa betadin atau kasa alkohol 70%.
4) Setelah bayi lahir jangan lupa perhatikan perdarahan, kontraksi uterus dan
robekan perinium. Jika ada dilakukan penjahitan.
8. Komplikasi
Komplikasi yang biasanya terjadi pada ibu dengan persalinan normal antara lain:
a. Persalinan lama
b. Perdarahan pasca persalinan
c. Malpresentasi dan malposisi
d. Distosia bahu
e. Distensi uterus
f. Persalinan dengan parut uterus
g. Gawat janin dan prolapsus tali pusat
h. Demam dalam persalinan
i. Demam pasca persalinan
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. KALA I (fase laten)
1) Pengakajian
a) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
b) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
c) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau terdiri
dari flek lendir.
2) Diagnosa Keperawatan
a) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
b) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang mengingat
informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
c) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d ketidakadekuatan
system pendukung.
3) Intervensi
2 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji persiapan, tingkat pengetahuan dan
tentang kemajuan keperawatan selama 1x24 jam harapan klien
persalinan b/d pengetahuan pasien tentang 2. Beri informasi dan kemajuan persalinan
kurang mengingat persalinan meningkat dengan normal
informasi yang kriteria hasil: 3. Demonstrasikan teknik pernapasan atau
diberikan, kesalahan Pasien dapat relaksasi dengan tepat untuk setiap fase
interpretasi informasi mendemonstrasikan persalinan
teknik pernafasan dan
posisi yang tepat
untuk fase persalinan
3. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan pemahaman dan harapan
koping individu tidak keperawatan selama 1x24 jam terhadap proses persalinan
efektif b/d diharapkan koping pasien 2. Anjurkan mengungkapkan perasaan
ketidakadekuatan efektif dengan kriteria hasil: 3. Beri anjuran kuat thd mekanisme koping
system pendukung Pasien dapat positif dan bantu relaksasi
mengungkapkan
perasaannya
2) Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian presentasi
(kontraksi).
b. Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi mekanik
kandung kemih.
c. Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi.
3) Intervensi
NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji derajat ketidaknyamanan secara
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam verbal dan nonverbal
tekanan mekanik dari diharapkan nyeri terkontrol 2. Pantau dilatasi servik
bagian presentasi dengan kriteria hasil: 3. Pantau tanda vital dan DJJ
TTV dalam batas normal 4. Bantu penggunaan teknik pernapasan
Pasien dapat dan relaksasi
mendemonstrasikan 5. Bantu tindakan kenyamanan seperti
kontrol nyeri gosok punggung, kaki
6. Anjurkan pasien berkemih 1-2 jam
7. Berikan informasi tentang ketersediaan
analgesik
8. ukung keputusan klien menggunakan
obat-obatan/tidak
9. Berikan lingkungan yang tenang
2 Perubahan eliminasi Setelah dilakukan asuhan 1. Palpasi di atas simpisis pubis
urin b/d perubahan keperawatan selama 1x24 jam 2. Monitor masukan dan haluaran
masukan dan diharapkan eliminasi urine 3. Anjurkan upaya berkemih sedikitnya 1-
kompresi mekanik pasien normal dengan kriteria 2 jam
kandung kemih hasil: 4. Posisikan klien tegak dan cucurkan air
Cairan seimbang hangat di atas perineum
Berkemih teratur 5. Ukur suhu dan nadi, kaji adanya
peningkatan
6. Kaji kekeringan kulit dan membrane
mukosa
7.
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan pemahaman dan harapan
terhadap koping keperawatan selama 1x24 jam terhadap proses persalinan
individu tidak efektif diharapkan koping pasien 2. Anjurkan mengungkapkan perasaan
b/d krisis situas efektif dengan kriteria hasil: 3. Beri anjuran kuat terhadap mekanisme
Pasien dapat koping positif dan bantu relaksasi
mengungkapkan
perasaannya
3. KALA II
1) Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Melaporkan kelelahan, Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan
sendiri/teknik relaksasi, Lingkaran hitam di bawah mata
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
c. Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
d. Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
e. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat merintih / menangis selama kontraksi-Melaporkan rasa terbakar/
meregang pada perineum, Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong,
Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5–2 menit
f. Pernafasan
Peningkatan frekuensi pernafasan
g. Seksualitas
Servik dilatasi penuh (10 cm), Peningkatan perdarahan pervagina, Membrane
mungkin rupture apabila masih utuh, Peningkatan pengeluaran cairan amnion
selama kontraksi
2) Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Melahirkan b/d Pengeluaran janin
b. Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
c. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi
hipertonik
3) Intervensi
NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri Melahirkan b/d Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi derajat ketidaknyamanan
Pengeluaran janin keperawatan selama 1x24 jam 2. Berikan tanda/tindakan kenyamanan
diharapkan nyeri terkontrol seperti perawatan kulit, mulut, perineal
dengan kriteria hasil: dan alat-alat tahun yang kering
TTV dalam batas 3. Bantu pasien memilih posisi yang
normal nyaman untuk mengedan
Pasien dapat 4. Pantau tanda vital ibu dan DJJ
mendemostrasikan 5. Kolaborasi pemberian obat dan
nafas dalam dan pemasangan kateter, bila diperlukan
teknik mengejan
2 Perubahan curah Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau tekanan darah dan nadi tiap 5–15
jantung b/d fluktasi keperawatan selama 2x24 jam menit
aliran balik vena diharapkan kondisi 2. Anjurkan pasien untuk inhalasi dan
kardiovaskuler pasien ekhalasi selama upaya mengedan
membaik dengan kriteria hasil: 3. Anjurkan klien / pasangan memilih
TD dan nadi dalam posisi persalinan yang mengoptimalkan
batas normal sirkulasi
Suplay O2 tersedia
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan 1. Bantu klien dan pasangan pada posisi
terhadap kerusakan keperawatan selama 2x24 jam tepat
integritas kulit b/d diharapkan integritas kulit 2. Bantu klien sesuai kebutuhan
pada interaksi terkontrol dengan kriteria hasil: 3. Kolaborasi epiostomi garis tengah atau
hipertonik Luka perineum medic lateral
tertutup (epiostomi) 4. Kolaborasi terhadap pemantauan
kandung kemih dan kateterisasi
4. KALA III
1) Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
b. Sirkulasi
Hipotensi akibat analgetik dan anastesi-Nadi melambat
c. Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 –300 ml
d. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
e. Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas, Tali pusat
memanjang pada muara vagina
2) Diagnosa Keperawatan
a) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan oral,
muntah, perdarahan.
b) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
c) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
3) Intervensi
NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan 1. Instruksikan klien untuk mendorong
kekurangan volume keperawatan selama 1x24 jam pada kontraksi
cairan b/d kurang diharapkan cairan seimbang 2. Kaji tanda vital setelah pemberian
masukan oral, muntah, denngan kriteria hasil: oksitosin
perdarahan. TTV dalam batas 3. Palpasi uterus
normal 4. Kaji tanda dan gejala shock
Darah yang keluar ± 5. Massase uterus dengan perlahan setelah
200 –300 cc pengeluaran plasenta
6. Kolaborasi pemberian cairan parentral
2 Nyeri akut b/d trauma Setelah dilakukan asuhan 1. Bantu penggunaan teknik pernapasan
jaringan setelah keperawatan selama 2x24 jam 2. Berikan kompres es pada perineum
melahirkan diharapkan nyeri terkontrol setelah melahirkan
dengan kriteria hasil: 3. Ganti pakaian pasien
Pasien dapat kontrol 4. Berikan selimut penghangat
nyeri 5. Kolaborasi pemberian analgesik
3. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan 1. Palpasi fundus uteri dan massase dengan
cedera maternal b/d keperawatan selama 2x24 jam perlahan
posisi selama diharapkan cidera terkontrol 2. Kaji irama pernafasan
persalinan dengan kriteria hasil: 3. Bersihkan vulva dan perineum dengan
Plasenta keluar utuh air dan larutan antiseptik
TTV dalam batas 4. Kaji perilaku klien dan perubahan sistem
normal saraf pusat
5. Dapatkan sampel darah tali pusat, kirim
ke laboratorium untuk menentukan
golongan darah bayi
6. Kolaborasi pemberian cairan parenteral
5. KALA IV
1) Pengkajian
a. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih
rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon
pemberian oksitisin atau HKK, edema, kehilangan darah selama persalinan
400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
c. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
d. Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
e. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
f. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
h. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
i. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.
2) Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d efek hormone, trauma, edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
2) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan miometri
3) Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/penambahan anggota keluarga
3) Intervensi
NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri akut b/d efek Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji sifat dan derajat ketidaknyamanan
hormone, trauma, keperawatan selama 1x24 jam 2. Beri informasi yang tepat tentang
edema jaringan, diharapkan nyeri terkontrol perawatan selama periode pascapartum
kelelahan fisik dan dengan kriteria hasil: 3. Lakukan tindakan kenyamanan
psikologis, ansietas Pasien dapat kontrol 4. Anjurkan penggunaan teknik relaksasi
nyeri 5. Beri analgesik sesuai indikasi
2 Resiko tinggi Setelah dilakukan asuhan 1. Tempatkan klien pada posisi rekumben
kekurangan volume keperawatan selama 2x24 jam 2. Kaji hal yang memperberat kejadian
cairan b/d diharapkan cairan simbang intrapartal
kelelahan/ dengan kriteria hasil: 3. Kaji masukan dan haluaran
ketegangan TD dalam batas normal 4. Perhatikan jenis persalinan dan anastesi
miometri Jumlah dan warna 5. Kaji tekanan darah dan nadi setiap 15
lokhea dalam batas menit
normal
6. Dengan perlahan massase fundus bila
lunak
7. Kaji jumlah, warna dan sifat aliran
lokhea
8. Kolaborasi pemberian cairan parentral
3. Perubahan ikatan Setelah dilakukan asuhan 1. Anjurkan klien untuk menggendong
proses keluarga b/d keperawatan selama 2x24 jam bayi
transisi/peningkata diharapkan proses keluarga baik 2. Observasi dan catat interaksi bayi
n anggota keluarga dengan kriteria hasil: 3. Anjurkan dan bantu pemberian ASI,
Ada kedekatan ibu tergantung pada pilihan klien
dengan bayi
6. Implementasi
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan. Tahap ini muncul
jika perencanaan yang dibuat diapliksaikan pada klien. Aplikasi yang dilakukan
disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling dirasakan oleh
klien. Implementasi keperawatan membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas perawat.
Sebelum melakukan suatu tindakan, perawat harus mengetahui alasan mengapa tindakan
tersebut dilakukan.
7. Evaluasi
Evaluasi atau tahap penilaian adalah tahap kelima dari proses keperawatan.pada
tahap ini perawat membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria
hasil yang sudah ditetapkan serta menilai apakah masalah yang terjadi sudah teratasi
seluruhnya, hanya sebagian, atau bahkan belum teratasi semua.
BAB III
TINJAUAN KASUS
NO.REGISTER : 394320
A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
3. Pekerjaan : IRT
7. Agama : Islam
1. Keluhan Utama :
Pada saat pengkajian pukul 12.30 klien mengatakan nyeri perut karena adanya
kontraksi uterus, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada perut bagian bawah
dengan skala 7dan nyeri dirasakan ketika adanya kontraksi atau hilang timbul. Klien
mengatakan hamil 31-32 minggu dan klien merasakan perut terasa kencang serta
keluar cairan melalui vagina.
2. Pemeriksaan Awal :
(ekstermitas)
Masalah Keperawatan :
Nyeri Persalinan
II.Kala I Persalinan
1. Mulai Persalinan :
5. Keadaan Psikologis :
7. Tindakan :
8. Pengobatan :
Masalah keperawatan :
III.KALA II PERSALINAN
2. Tanda dan Gejala : Keluar lendir dan darah dari jalan lahir
3. Tanda – tanda vital : TD: 110/80 mMhg, N: 88x/ menit, RR: 22x/menit, S: 36oC
Masalah Keperawatan :
Nyeri Persalian
Catatan Kelahiran
K dan Hb0
Masalah keperawatan :
1. Tanda dan gejala : perdarahan dalam batas normal, kontraksi uterus ada,
Masalah keperawatan :
Nyeri persalinan
V. Kala IV persalinan
Suhu: 36oC
Masalah keperawatan :
Nyeri persalinan
Ansietas
VI. BAYI
6. Lingkar kepala : 32 cm
8. Suhu : 36,2oC
Masalah keperawatan :
Tanggal/Jam Keterangan
19/10/2021 Kala II
Kala III
19/10/2021
- Pengeluraan plasenta dengan spontan
15.20 wib
berlangsung 30 menit setelah bayi
dilahirkan
- Plasenta utuh
- Injeksi Oxytocin
19/10/2021 Kala IV
KEMUNGKINAN
NO DATA MASALAH
PENYEBAB
1 DS: Pengeluaran Janin Nyeri Melahirkan
Klien mengatakan perut terasa
nyeri, nyeri saat terjadi kontraksi,
skala nyeri 7, nyeri dirasakan saat
kontraksi
DO:
- Wajah tampak meringis
- TD 110/80 mmHg, Nadi 88
x/mnt, Suhu 36,5°C, RR 22x/mnt
- His 4 kali setiap 10 menit selama
40 detik
DO:
Klien menanyakan kondisi bayinya
DO:
- Klien tampak kelelahan
- TD 110/80 mmHg, Nadi 88
x/mnt, Suhu 36,5°C, RR 22x/mnt
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO TGL/JAM PARAF
1 19/10/2021 Nyeri Melahirkan b.d Pengeluaran Janin d.d
14.50 wib klien mengatakan perut terasa nyeri, nyeri saat
terjadi kontraksi, skala nyeri 7, nyeri dirasakan
saat kontraksi, wajah tampak meringis, TD
110/80 mmHg, Nadi 88 x/mnt, Suhu 36,5°C,
RR 22x/mnt His 4 kali setiap 10 menit selama
40 detik
2 19/10/2021 Ansietas b.d Krisis situasional d.d Klien
14.55 wib mengatakan cemas dengan proses persalinan,
klien menanyakan kondisi bayinya
3 19/10/2021 Resiko perdarahan b.d komplikasi pasca partum
15.00 wib d.d Setelah 30 menit persalinan, plasenta sudah
lahir, TD 100/90 mmHg, N: 90x/ menit, S:
36,8oC, RR: 24x/menit
4 19/10/2021 Keletihan b.d Kondisi Fisiologis d.d klien
15.05 wib mengatakan lemas setelah persalinan klien
tampak kelelahan, TD 110/80 mmHg, Nadi 88
x/mnt, Suhu 36,5°C, RR 22x/menit
PERENCANAAN KALA I
Diagnose
SLKI SIKI
Keperawatan
PERENCANAAN KALA II
Ansietas b.d Krisis Setelah dilakukan asuhan Terapi relaksasi (I.09326) Observasi
situasional keperawatan selama 1x30 mrnt
tingkat ansietas (L.09093) menurun Identifikasi penurunan tingkat
dengan kriteria hasil : energy, ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala lain
Verbalisasi kebingungan
yang menganggu kemampuan
menurun
kognitif
Verbalisasi khawatir akibat
Identifikasi teknik relaksasi yang
kondisi yang dihadapi
pernah efektif digunakan
menurun
Identifikasi kesediaan,
Perilaku gelisah menurun
kemampuan, dan penggunaan
Perilaku tegang menurun
teknik sebelumnya
Konsentrasi membaik
Periksa ketegangan otot, frekuensi
Pola tidur membaik nadi, tekanan darah, dan suhu
sebelum dan sesudah latihan
Monitor respons terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
Edukasi
PERENCANAAN KALA IV
Resiko perdarahan Setelah dilakukan intervensi Pencegahan Perdarahan (I.03098)
b.d komplikasi keperawatan selama 1x30 menit
pasca partum maka tingkat perdarhan (L.02017) Observasi
menurun dengan kriteria hasil :
- Monitor tanda dan gejala
- Membran mukosa lembab perdarahan
- Frekuensi nadi membaik - Monitor nilai Hb sebelum dan
- Pola nafas membaik
sesudah kehilangan darah
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
TGL/
NO TGL/JAM IMPLEMENTASI CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
JAM
Ardriaansz. G. (2017). persalinan. In Asuhan Persalinan Normal asuhan esensial bagi ibu
bersalin daan bayi baru lahir serta penatalaksanaan komplikasi segera pasca
persalinan dan nifas (lima, p. 37). JNPK-KR
Hafifah. (2017) Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal. Jakarta: EGC
Munafiah. D., & Wulandari. R. P. (2020). Semon (seminar online nasional) kebidanan
asuhan psikis dan fisik pada persalinan normal oleh praktik bidan mandiri (pmb) di
masa covid-19. Jurnal pengabdian masyarakat sasambo. Volume 2. Nomor 1,
November
Mutmainnah. A., Johan, H., Llyod, S. S. (2017). Buku Asuhan Persalinan Normal dan Bayi
Baru Lahir (p.3). Yogyakarta: ANDI (anggota IKAPI)
https://books.google.co.id/books?
id=5ppdDwAAQBAJ&newbks=1&newbks_redir=0&printsec=frontcover&dq=persa
linan+normal&hl=id&redir_esc=y#v=onepage&q=persalinan%20normal&f=false
Prawirohardjo. (2016). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sulfianti et al., (2020). Buku Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yayasan Kita Menulis
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=VLYKEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR13&dq=persalinan+normal&ots
=oVDhJ1tnTg&sig=aEQcM7o1cUHtv98WQYkFf7zJZfQ&redir_esc=y#v=onepage
&q&f=false
Sutanto. A., & Fitriana. Y. (2018). Persiapan Persalinan. In Asuhan pada Kehamilan
panduan lengkap asuhan selama kemahilan bagi praktisi kebidanan (p. 197).
Pustaka Baru Press