Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN PERSALINAN NORMAL

UPTD PUSKESMAS BANGGAI


BAB I
A. DEFINISI

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada


kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan
presentasibelakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin (Prawihardjo, 2008)Persalinan normal WHO
adalah persalinan yang dimulai secara spontan beresiko rendah pada awal
persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi dilahirkan
spontan dengan presentasi

belakang kepada pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap.


Setelah persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik.

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban


keluar dari uterus ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) (JNPK-KR
DepKes RI, 2008; 37).

. A. TUJUAN
Untuk memberikan asuhan yang memadai selama persalinandalam upaya
mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan
memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.

B. SASARAN
Seluruh ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo

C. DASAR HUKUM
1. Pasal 14 ayat (2) dan ayat (3) menjelaskan adanya 5 aspek dasar dalam persalinan
yang merupakan bagian dari standar Asuhan Persalinan Normal (APN), yakni,
membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan
infeksi, pencatatan (rekam medis) asuhan persalinan, dan rujukan pada kasus
komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Semua aspek tersebut hanya dapat dilakukan di
Fasyankes
2. Permenkes No. 97 Tahun 2014 tidak memiliki ketentuan sanksi apalagi sanksi
pidana yang ketentuannya hanya ada di Undangundang dan Peraturan Daerah.
Tidak dicantumkannya sanksi dalam Permenkes ini dilatarbelakangi bahwa
substansi pengaturan hanya berisi program-program kebijakan pemerintah.
Tujuannya untuk menjaga kesehatan ibu dan mengurangi angka kematian ibu.
BAB II RUANG LINGKUP

1. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan merupakan gerakan-gerakan janin
pada proses persalinan yang meliputi langkah sbb :

a. Turunnya kepala, meliputi :


1) Masuknya kepala dalam PAP
2) Dimana sutura sagitalis terdapat ditengah– tengah jalan lahir tepat
diantara symfisis dan promontorium, disebut synclitismus. Kalau pada
synclitismus os.parietal depan dan belakang sama tingginya jika sutura
sagitalis agak kedepan mendekati symfisis atau agak kebelakang
mendekati promontorium disebut Asynclitismus.
3) Jika sutura sagitalis mendekati symfisis disebut asynclitismus posterior jika
sebaliknya disebut asynclitismus anterior.

b. Fleksi
Fleksi disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya
mendapat tahanan dari pinggir PAP serviks, dinding panggul atau
dasar Panggul Putaran paksi dalam Yaitu putaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar
ke depan ke bawah symfisis.

c. Ekstensi
Setelah kepala di dasar panggul terjadilah distensi dari kepala hal ini
disebabkan karena lahir pada intu bawah panggul mengarah ke depan dan
keatas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.

d. Putaran paksi luar


Setelah kepala lahir maka kepala anak memutar kembali
kearah punggung anak torsi pada leher yang terjadi karena
putaran paksi dalam.

e. Ekspulsi
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar sesuai arah
punggung dilakukan pengeluaran anak dengan gerakan biparietal
sampai tampak ¼ bahu ke arah anterior dan posterior dan badan bayi
keluar dengan sangga susur.

2. Tahapan Persalinan
Pada proses persalinan menurut (Mochtar,R, 2001) di bagi 4 kala yaitu:
a. Kala 1 : Kala pembukaan
Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan
lengkap (10 cm). Dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :

1) Fase laten

 Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan


pembukaan serviks secara bertahap

 Pembukaan kurang dari 4 cm

 Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam

2) Fase aktif
 Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
adekuat / 3 kali atau lebih dalam 10 menit dan berlangsung selama 40
detik atau lebih)
 Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan 1cm/lebih
perjam hingga pembukaan lengkap (10)
 Terjadi penurunan bagian terbawah janin
 Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu :

b. Kala II : Kala pengeluaran janin


Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan
mendorong janin hingga keluar.
Pada kala II ini memiliki ciri khas :

 His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali
 Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris
menimbulkan rasa ingin mengejan
 Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB
 Anus membuka
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang, dengan his dan mengejan
yang terpimpin kepala akan lahir dan diikuti seluruh badan janin.

Menurut Kismoyo (2014) lama pada kala II ini pada primi dan
multipara berbeda yaitu :

1. Primipara kala II berlangsung sekitar 2 jam

2. Multipara kala II berlangsung sekitar 1 jam

Pimpinan persalinan
Ada 2 cara ibu mengejan pada kala II yaitu menurut dalam letak
berbaring, merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai batas
siku, kepala diangkat sedikit sehingga dagu mengenai dada, mulut dikatup;
dengan sikap seperti diatas, tetapi badan miring kearah dimana punggung
janin berada dan hanya satu kaki yang dirangkul yaitu yang sebelah
atas(JNPKR dan Depkes, 2002).

c. Kala III : Kala uri


Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Setelah bayi
lahir kontraksi rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya.
Beberapa saat kemudian timbul his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam
waktu 1 – 5 menit plasenta terlepas terdorong kedalam vagina dan akan lahir
spontan atau dengan sedikit dorongan (brand androw,seluruh proses biasanya
berlangsung 5 – 30 menit setelah bayi lahir. Dan pada pengeluaran plasenta
biasanya disertai dengan pengeluaran darah kira – kira 100-200cc.

Tanda kala III terdiri dari 2 fase :

1). Fase pelepasan uri

Mekanisme pelepasan uri terdiri atas:

a) Schultze

Data ini sebanyak 80 % yang lepas terlebih dahulu di tengah kemudian


terjadi reteroplasenterhematoma yang menolak uri mula-mula di tengah
kemudian seluruhnya, menurut cara ini perdarahan biasanya tidak ada
sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir.

b) Dunchan
Lepasnya uri mulai dari pinggirnya, jadi lahir terlebih dahulu dari pinggir
(20%) Darah akan mengalir semua antara selaput ketuban

c) Serempak dari tengah dan pinggir plasenta

2). Fase pengeluaran uri


Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri yaitu :
a). Kustner
Meletakkan tangan dengan tekanan pada / diatas
simfisis, tali pusat diregangkan, bila plasenta masuk berarti belum
lepas, bila tali pusat diam dan maju (memanjang) berarti plasenta
sudah terlepas.
b) Klien
Sewaktu ada his kita dorong sedikit rahim, bila tali pusat kembali
berarti belum lepas, bila diam/turun berarti sudah terlepas.
c) Strastman
Tegangkan tali pusat dan ketuk pada fundus, bila tali pusat
bergetar berarti belum lepas, bila tidak bergetar berarti sudah
terlepas.
d) Rahim menonjol diatas symfisis
e) Tali pusat bertambah panjang
f) Rahim bundar dan keras
g) Keluar darah secara tiba-tiba

d. Kala IV: Kala pengawasan


Yaitu waktu setelah bayi lahir dan uri selama 1-2 jam dan waktu
dimana untuk mengetahui keadaan ibu terutama terhadap bahaya
perdarahan post partum. Pengawasan kala 4 ini dilakukan setelah ibu
merasa nyaman. Pada 1 jam pertama, dilakukan pemeriksaan TTV
setiap 15 menit sekali. Sedangkan pada 1 jam kedua dilakukan setiap
30 menit sekali.
BAB III TATA LAKSANA

A. LINGKUP KEGIATAN
Pertolongan Persalinan Pertolongan Persalinan dilakukan sesuai
dengan standar Asuhan Persalinan Normal - Simulasi Kegawatdaruratan
Simulasi kegawatdaruratan dilakukan di puskemsas meliputi dua hal penting,
yakni simulasi kegawatdaruratan neonatal dan kegawatdaruratan obstetri. -
Pelatihan Klinis (APN) Pelatihan dilakukan dapat dengan mengirim bidan
untuk mengikuti pelatihan misalnya APN, ASI Eksklusif, Midwifery Update,
tapi dapat pula berupa pelatihan yang dilakukan di Puskesmas sendiri
dengan memanggil pemateri, misalnya pelatihan resusitasi bayi dan
sebagainya.

B. METODE
1. Anamnesis

2. Pemeriksaan Fisik

3. Pemantauan persalinan dengan menggunakan partograf

4. Pemberian pelayanan sesuai dengan kebutuhan

5. Menentukan tindakan yang tepat

6. Pencatatan persalinan

C. LANGKAH KEGIATAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan
2. Pimpin ibu cara mengejan yang benar dan ataur posisi ibu
3. Lakukan pertolongan kala II sesuai APN
Pelaksnaan tanggal
1) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa sudah pembukaan
lengkap.
2) Memberitahu ibu cara mengejan yang benar dan mengatur posisi ibu
senyaman mungkin
3) Melakukan pertolongan persalinan normal
4) Melihat tanda-tanda persalinana kala II( doranteknusperjolvulka)
5) Memastikan kelengkapan alat persalinan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan
6) Memakai APD lengkap
7) Cuci tangan 7 langkah, melepas perhiasan yang dipakai
8) Memakai sarung tangan DTT
9) Memaksukkan oksitosin dalam spuit
10)Membersihkan vulva dan perinium dengan kapas DTT
11)Melakukan VT untuk memastikan pembukaan lengkap jika sudah
pembukaanlengkap tapi selaput ketuban masih ada lakukan
amniontomi
12)Dekontaminasi sarung tangan dilarutan klorin dan lepas sarung tangan
secara terbalik
13)Memeriksa DJJ dalam batas normal 120-160 kali/menit
14)Memeberitahu bahwa pembukaan sudh lengkap dan beritahu ibu dan
keluarga untuk membantu ibu meneran
15)Minta keluarga untuk mensiapkan posisi meneran
16)Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran atau saat His kuat
17)Menganjurkan ibu untuk mengejan dengan posisi yang nyaman
18)Meletakkan handuk bersih untuk mengeringkan di perut ibu jika
kepala bayi telah tampak 5-6cm di vulva
19)Meletakkan kain segitiga dibawah bokong ibu
20)Membuka set partus dan cek kembali kelengkapan
21)Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan Saat kepala janin
terlihat di vulva diameter 5-6 cm lakukan penahanan perineum dengan
tangan kanan dan tangan kiri menahan kepala bayi agar tidak defleksi
maksimal
22)Setelah kepala lahir seluruhnya, cek lilitan tali pusat pada janin
23)Menunggu janin putaran paksi luar secara spontan
24)Setelah janin melakukan putar paksi luar, pegang kepala janin secara
biparietal dan dengan lembut tarik janin kebawah untuk melahirkan
bahu depanSetelah bahu depan lahir, geser tangan kearah atas
untuk melahirkan bahu belakang. Geser tangan kanan ke bagian
bahu janin untuk menyangga dan dengan tangan lainnya menyusuri
bahu, lengan hingga kaki bayi untuk mencegah robekan pada vulva
25)Setelah badan dan kaki lahir tangan menjari kaki bayi hingga tungkai,
selipkan jari pada tungkai bawah
26)Melakukan penilaian sesaat apakah bayi menangis kuat, warna
kemerahan, dan gerakannya aktif
27)Meletakkan bayi di perut ibu, dan mengeringkan dengan handuk.
Mengganti handuk basah dengan handuk kering
BAB IV
DOKUMENTASI

Didokumentasikan di:

1. Rekam Medis
2. Form Observasi
3. Partograf
4. Buku Laporan

TINJAUAN PUSTAKA

Achmad. 2008. Asuhan kebidanan Ibu hamil. Jakarta : EGC.

Andriyani, A. 2014. Modul 3: Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin


Normal. Yogyakarta: Aditya Media

Depkes RI. 2002. Asuhan persalinan normal.


Jakarta : Dinas Kesehatan. Jannah, N. 2012. Buku
asuhan kehamilan. Yogyakarta : Andi Media JNPK-KR,
Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal , Revisi, 2007

Kismoyo, C.P., dkk. 2014. Modul 2 Persalinan Normal:


Persalinan Bagi Ibu dan Bayi.

Anda mungkin juga menyukai