Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MATERNITAS PADA PASIEN KETUBAN PECAH DINI

Untuk memenuhi praktik klinik Keperawatan Dasar


Yang dibina Oleh Ibu Kasiati, S.Kep,Ns, M.Kep

Oleh :
NURUL AFIDAH
P17220194061
Kelompok 8B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN LAWANG
2021
1. PERSALINAN SPONTAN
A. PENGERTIAN
Persalinan spontan atau normal merupakan proses pergerakan keluarnya janin,
plasenta dan membran dalam rahim melalui jalan lahir pada Letak Belakang Kepala
(LBK dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat – alat serta tidak melukai ibu dan
bayi yang berlangsung kurang dari 24 jam (Gita et al., 2020)
TAHAPAN PERSALINAN
- KALA 1
1. Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai
pembukaan 3 cm yang berlangsung selama 7 – 8 jam.
2. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dibagi menjadi 3 subfase :
a. Fase akselerasi : berlangsung 2 jam dengan pembukaan 4 cm
b. Fase dilatasi : maksimal selama 2 jam dan pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9 cm.
c. Fase deselerasi : berlangsung lambat selama 2 jam pembukaan menjadi 10
cm.
- KALA II
Pada kala II terjadi pengeluaran janin, his terkordinasi kuat dan cepat kira – ira 2 –
3 meniit sekali dengan lama 50 - 100 detik. His mengedan mengedan mendorong
kepala diikuti dengan selurh badan.
- KALA III
Otot uterus berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah
lahirnya bayi. Penyusutan ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat
perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tetap maka plasenta
akan terlipat, menebal dan kemudian akan terlepas dari dinding uterus. Tanda –
tanda lepasnya plasenta yaitu perubahan bentuk dan tinggi fundus uterus, tali
pusat memanjang, semburan darah mendadak dan singkat.
- KALA IV
Kala pengawasan terjadi selanag 2 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk
mengganti keadaan ibu teruttama erhadap bahaya perdarahan post partum. Ha
yang perlu dipantau pada kala IV yaitu pantau tekanan darah, nadi,suhu, tinggi
fundus, kandung kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit, massase uterus
untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik setiap 15 menit selama satu jam
pertama, nilai perdarahan, periksa perineum dan vagina selama 15 menit selama
satu jam pertama (YUNIARTI, 2019)

B. ETIOLOGI
1. Keregangan
Otot rahim memiliki kemampuan meregang dalam batas tertentu, apabila telah
melewati batas waktu akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
2. Penurunan progesteron
Perubahan pada vili korialis dan penurunan penurunan produksi progesteron dapat
menyebabkan otot rahim lebih sensitif terhadap oksitoin, akibatnya otot rahim
akan berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan tertentu.
3. Oksitosin internal
Karena adanya perubahan keseimbangan yang terjadi pada estrogen dan
progesteron yang menurun maka dapat menyebabkan oksitosin meningkat
sehingga terjadi kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan
4. Prostaglandin
Protaglandin yang dikeluarkan oleh deciduas knsentrasinya meningkat sejak usia
kehamilan 15 minggu, prostagladin dianggap dapat memicu terjadinya koontraksi
otot rahim dan pemicu terjadinya persalinan (Trisnawati, 2017)

Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan :

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan meliputi

1. Power (kekuatan)

Kekuatan his dan mengejan. Kemampuan untuk memberikan tuntunan persalina


sehingga kekuatan tersebut berlangsung baik agar tercapai bentuk persalinan spontan
belakang. Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan

yang mendorong janin keluar dalam persalinan yaitu his, kontraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang baik dan sempurna
2. Passenger (janin dan plasenta)

Bentuk besarnya, dan posisi harus normal sehingga mampu beradaptasi dengan baik
terhadap jalan lahir dan kekuatan pendorong sehingga proses persalinan dapat berjalan
dengan lancer dan normal.

Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi
uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan
utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.

3. Pasage (jalan lahir)

Jalan lahir terjadi atas jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak. Jalan lahir tulang harus
memenuhi syarat, bentuk ukuran luas bagian dalamnya batas normal sehingga proses
adaptasi dengan kepala baik, yang member kemungkinan persalinan berjalan normal.
Jalan lahir lunak terdiri atas otot dasar panggul, elastis, mampu membuka terbuka dengan
baik sehingga proses persalinan berjalan normal dan lancar.

Passager adalah janinnya sendiri, bagian yang paling besar dan keras pada janin adalah
kepala janin, posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan, kepala janin
ini pula yang paling banyak mengalami cedera pada persalinan, sehingga dapat
membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak, hidup sempurna, cacat atau akhirnya
meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian lain dengan
mudah menyusui kemudian (Trisnawati, 2017)

C. FISIOLOGI PERSALINAN
Mekanisme persalinan merupakan gerakan-gerakan janin pada proses persalinan yang
meliputi langkah sbb :
a. Turunnya kepala, meliputi :
- Masuknya kepala dalam PAP
- Dimana sutura sagitalis terdapat ditengah – tengah jalan lahir tepat diantara
symfisis dan promontorium ,disebut synclitismus.Kalau pada synclitismus
os.parietal depan dan belakang sam tingginya jika sutura sagitalis agak
kedepan mendekati symfisis atau agak kebelakang mendekati promontorium
disebut Asynclitismus.
- Jika sutura sagitalis mendekati symfisis disebut asynclitismus posterior jika
sebaliknya disebut asynclitismus anterior.
b. Fleksi
Fleksi disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan
dari pinggir PAP serviks, dinding panggul atau dasar panggul.
c. Putaran paksi dalam
Yaitu putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari
bagian depan memutar ke depan ke bawah symfisis.
d. Ekstensi
Setelah kepala di dasar panggul terjadilah distensi dari kepala hal ini disebabkan
karena lahir pada intu bawah panggul mengarah ke depan dan keatas sehingga
kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.
e. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir maka kepala anak memutar kembali kearah punggung anak
torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.

f. Ekspulsi
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar sesuai arah punggung dilakukan
pengeluaran anak dengan gerakan biparietal sampai tampak ¼ bahu ke arah
anterior dan posterior dan badan bayi keluar dengan sangga susur (Lilis, n.d.)

D. TANDA – TANDA PERSALINAN


1. Terjadi Lightening
Tanda primigavida muncul menjelang minggu ke-36 dimana terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi telah masuk pintu atas panggu yang disebabkan
karena kontraksi. Masuknya kepala bayi ke PAP menyebabkan ibu merasakan :
ringan di bagian atas, raa sesak berkurang, sesak di bagian bawah, sering kencing
dan kesulitan saat berjalan.
2. Terjadi HIS Permulaan
Makin tua usia kehamilan pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang
sehingga oksitosin meningkat yang mengakibatkan kontraksi yang lebih sering
sebagai his palsu. Sifat his palsu anatar lain : rasa nyeri ringan di bawah,
datangnya tidak teratur, tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda,
dan berdurasi pendek.
3. Timbulnya Persalinan Inpartu
a. Terjadinya HIS persalinan
b. Keluarnya gender bercampur darah pervaginam (show)
c. Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Dilatasi dan effacement (Oktarina, 2015)
E. KOMPLIKASI
Menurut SDKI 2007 kejadian komplikasi sebesar 47%, jenis – jenis komplikasi yang
terjadi pada persalinan yaitu :
- Persalinan lama sebanyak 37%
- Perdarahan 9%
- Demam 7%
- Kejang 2%
- Dan kompllikasi lainnya sebanyak 4% (Simarmata et al., 2012)
2. KETUBAN PECAH DINI

A. PENGERTIAN
Pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya persalinan atau sebelum pembukaan
pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm yang dapat
terjadi pada persalinan aterm maupun preterm. Ketuban pecah dini merupakan
masalah penting yang dapat menyebabkan infeksi pada ibu dan bayi serta dapat
meningkatkan kematian (Rohmawati & Wijayanti, 2018)

B. ETIOLOGI
Penyebab ketuban pecah dini masih belum diketahui secara pasti, namun terdapat
beberapa kondisi yang diduga terkait dengan ketuban pecah dini :
- Faktor Maternal
a. Usia kehamilan
b. Umur
c. Paritas
d. Polihidramnion
e. Anemia
f. Inkompetensi serviks
g. Riwayat ketuban pecah dini sebelumnya
h. Infeksi
- Faktor Neonatal
a. Gemeli
b. Letak sungsang
c. Makrosemia
- Faktor Eksternal
Status gizi diduga dapat mempengaruhi selaput ketuban karena penurunan
asupan gizi terutama protein dapat mengganggu proses metabolisme yang
membutuhkan asam amino untuk pembentukan selaput amnion yang tersusun
dari kolagen Tipe IV. Hal ini dapat menyebabkann rendahnya kekeuatan
amnion dan meningkatkan resiko ruptur (PATIA, 2018)
Sedangkan menurut (Islamy et al., 2020) penyebab terjadinya ketuban pecah
dini yaitu :
a. Kelemahan membran janin yang dapat menyebabkan pecahnya selaput
ketuban.
b. Prosedur invaif yang dilakukan selama persalinan dapat merusak membran
ketuban dan pecahnya selaput ketuban, seperti : amnionsintesis, chroni
villus sampling, fetskopi dan sirklase.

C. PATOFISIOLOGI
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intrauterine. Kemungkinan tekanan intrauterine yang kuat
adalah penyebab independen dari ketuban pecah dini dan selaput ketuban yang tidak
kuat akibat dari kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi atau mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban. Mekanisme
ketuban pecah dini berlangsung sebagai berikut :
1. Terjadinya pembukaan premature serviks
2. Membran terkait dengan pembukaan terjadi
3. Devaskularisasi
4. Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban makin berkurang
5. Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat dengan infeksi yang
mengeluarkan enzim preteolotik dan enzim kolagenase (PATIA, 2018)
Salah satu patofisiologi dari ketuban pecah dini adalah infeksi. Pathogen saluran
genitalia yang dikaitkan dengan ketuban pecah dini adalah Neisseria gonorrhoeae,
Chlamydia trachomatis, Trichomonas vaginalis, dan group B beta hemolytic
streptococcus. Pathogen tersebut paling sering ditemukan di cairan ketuban, pathogen
tersebut melepaskan mediator inflamsi yang menyebabkan kontraksi uterus. Hal ini
menyebabkan adanya perubahan dan pembukaan serviks, dan pecahnya selaput
ketuban. Selain itu akibat peningkatan tekanan secara mendadak membuat
peningkatan tekanan intraamniotik dan reflek mengedan sering terjadi pada kontraksi
uterus aterm atau preterm dapat menyebabkan pecahnya selaput ketuban. Peningkatan
sitokin lokal atau ketidakseimbangan antara MMP dan TIMP sebagai respon dari
kolnisasi mikroba juga dapat menyebabkan ketuban pecah dini.
Pada kasus hamil aterm atau cukup bulan, bila ketuban pecah sudah melebihi 6 jam
maka dilakukan terminasi kehamilan melalui induksi persalinan dengan oksitosin
dengan monitoring ketat terkait kesejahteranan janin meliputi denyut jantung dan
kontraksi rahim seta tanda-tanda infeksi
pada ibu. Ketuban pecah dini dapat terjadi dikarenakan berbagai sebab, pada umunya
KPD dapat terjadi akibat melemahnya membran secara fisiologis yang ditambah
dengan gesekan yang terjadi akibat adanya kontraksi uterus. Infeksi intrauterin telah
terbukti secara umum berhubungan dengan KPD, terutama pada usia kehamilan awal.
Riwayat KPD merupakan faktor risiko utama terjadinya KPD atau persalinan
prematur pada kehamilan berikutnya (Andalas et al., 2019)
Faktor maternal, neonatal dan eksternal

Infeksi genetalia Peningkatan tekanan


uterus mendadak

MO melepas
mediator inflamasi
Peningkatan amniotik

Kontraksi uterus
Reflek mengedan

Stimulus nyeri

Tidak adanya
Pembukaan serviks perlindungan dari luar
Nyeri Akut

MO masuk ke dalam
Ketuban Pecah Dini uterus

Defisit
Risiko infeksi
Pengetahuan

Ketidaktahuan
penyebab ketuban
pecah

Ansietas
D. TANDA DAN GEJALA
1. Adanya cairan berisi mekonium, vernic caseosa, lanugo atau berbau bila
berinfeksi.
2. Adanya cairan ketuban di vagina.
3. Cairan dapat keluar ketika duduk, berdiri maupun berjalan
4. Cairan berwarna putih, keruh, jernih dan hijau.
5. Pasien akan demam bila cairan telah peca terlalu lama karena mengalami infeksi
(PATIA, 2018)
6. Denyut jantung janin bertambah
7. Aroma cairan berbau manis tidak seperti amoniak
8. Cairan merembes atau menetes, cairan tidak akan berhentu karena terus
diproduksi sampai kelahiran.
9. Ibu merasa nyeri perut (Choirunissa & Indrayani, n.d.)

E. KOMPLIKASI
- Koriamnionitis
- Endometritis
- Persalinan preterm
- Prolapsus tali pusat yang dapat berakibat menjadi gawat janin
- Asfiksia
- Sepsis perinatal
- Kematian janin (Choirunissa & Indrayani, n.d.)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- USG : untuk membantu menentukan usia kehamilan, letak janin, berat janin,
letak plasenta serta jumlah air ketuban
- Tes lakmus (nitrazin) : bila kertas lakmus merah menjadi biru menunjukkan
alkalis (air ketuban)
- Pemeriksaan spekulum : untuk mengambil sampel cairan ketuban diforniks
posterior dan menambil sampel cairan untuk kultur dan bakteriologis.
- Pemeriksaan dalam : melakukan pemeriksaan dalam dengan hati – hati untuk
mengurangi kemungkinan infeksi dan persalinan prematur (PATIA, 2018)
- Pemeriksaan secara umum seperti TB, BB, Lila, eodema, kondisi puting susu
dan kandung kemih
- Pemeriksaan darah : Hemoglobin
- USG
- Doppler / DJJ
- Pemeriksaan vagina untuk melihat pembukaan dan anggota tubuh janin yang
sudah teraba
- Pemeriksaan abdomen meliputi TFU, kontraksi, penurunan kepala, letak janin
dan besar janin.

G. PENATALAKSANAAN
1. Konservatif
a. Rawat di rumah sakit
b. Berikan antibiotik (ampisislin 4x500 mg atau eritromisin bila tidak
tahan ampisilin dan metronidazol 2x500 mg selama 7 hari).
c. Jika umur kehamilan <32 minggu, dirawat selama air ketuban masih
keluar atau sampai air ketuban tidak kelaur lagi.
d. Jika umur kehamilan32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes basa
negatif, beri dexametason, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan
janin.
e. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
f. Jika umur kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik, dan
lakukan induksi, nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda
infeksi intrauterine).
g. Pada umur kehamilan 32-37 minggu, berikan steroid untuk memacu
kematangan paru janin, dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan
spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama
2 hari, dexametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
2. Aktif
a. Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin. Bila gagal lakukan seksio
sesarea. Dapatpula diberikan misoprostol 25 µg – 50µg intravaginal tiap 6 jam
maksimal 4 kali. Bila da tanda-tanda infeksi, berikan antibiotik dosis tinggi dan
persalinan diakhiri.
b. Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak
berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
c. Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan.
KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
1) Anamnesa

a) Nama, umur, dan alamat

b) Gravida dan para

c) Hari pertama haid terakhir (HPHT)

d) Riwayat alergi obat

e) Riwayat kehamilan sekarang:

ANC, masalah yang dialami selama kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai
kontraksi, apakah gerakan bayi masih terasa, apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika
ya, cairan warnanya apa? Kental/ encer? Kapan pecahnya? Apakah keluar daraH
pervagina? Bercak atau darah segar? Kapan ibu terakhir makan dan minum? Apakah
ibu kesulitan berkemih?

f) Riwayat kehamilan sebelumnya

g) Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, diabetes mellitus

h) Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau nyeri

epigastrium)

2) Pemeriksaan fisik

a) Tunjukkan sikap ramah

b) Minta mengosongkan kandung kemih

c) Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna konjungtiva,

kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh

d) Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi

lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.

e) Pemeriksaan abdomen
(1) Menentukan tinggi fundus

(2) Kontraksi uterus

(3) Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya kontraksi

 Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)

 Menentukan presentasi (bokong atau kepala)

 Menentukan penurunan bagian terbawah janin

 Pemeriksaan dalam

(4) Nilai pembukaan dan penipisan serviks

(5) Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk rongga panggul

(6) Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien mengeluh nyeri, wajah tampak
meringis, gelisah, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat.
2. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d pasien sering bertanya tentang
masalahnya, menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran
3. Ansietas b.d krisis situasional d.d merasa khawatir, bingung, tampak gelisah dan
tegang, frekuensi nafas dan nadi meningkat.
4. Risiko infeksi b.d peningkatan paparan organisme patogen lingkungan (TIM Pokja
SDKI DPP PPNI, 2016)
Intervensi Keperawatan

1. Intervensi Keperawatan pada Diagnosa Nyeri Akut


Kriteria Hasil :
- Keluhan nyeri menurun
- Gelisah menurun
- Wajah meringis menurun
- Pola nafas membaik
- Tekanan darah membaik

Intervensi Keperawatan :

- Identifikasi lokasi, karakteristik, skala, lokasi, intensitas, kualitas, frekuensi


dan durasi nyeri
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik
2. Intervensi Keperawatan pada Diagnosa Defisit Pengetahuan
Kriteria Hasil :
- Perilaku sesuai anjuran
- Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
- Kemampuan menjelaskan meningkat

Intervensi Keperawatan :

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
3. Intervensi Keperawatan pada Diagnosa Ansietas
Kriteria Hasil :
- Verbalisasi khawatir menurun
- Perilaku gelisah menurun
- Frekuensi nafas dan nadi menurun
- Tekanan darah membaik

Intervensi Keperawatan :
- Monitor tanda – tanda ansietas
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Ciptakan suasana terapeutik
- Anjurkan keluarga untuk menemani pasien
- Latih teknik relaksasi
4. Intervensi Keperawatan pada Diagnosa Risiko Infeksi
Kriteria Hasil :
- Nyeri menurun
- Kadar sel darah putih membaik
- Cairan berbau busuk menurun

Intervensi Keperawatan :

- Monitor tanda dan gejala infeksi


- Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan
- Kolaborasi pemberian antibiotik (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
DAFTAR PUSTAKA

Andalas, M., Maharani, C. R., Hendrawan, E. R., Florean, M. R., & Zulfahmi, Z. (2019).
Ketuban pecah dini dan tatalaksananya. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 19(3).

Choirunissa, R., & Indrayani, T. (n.d.). HUBUNGAN KONSUMSI VITAMIN C DENGAN


KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS MUSTIKA
JAYA BEKASI JAWA BARAT TAHUN 2019.

Gita, A. S., Yuniarty, Y., & Nurvembrianti, I. (2020). ASUHAN KEBIDANAN


KOMPREHENSIF PADA NY. H DAN BY. NY. H DI WILAYAH PONTIANAK KOTA.
Polytechnic of’Aisyiyah Pontianak.

Islamy, N., Yonata, A., & Hanriko, R. (2020). UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN
LEUKOSIT DAN HISTOPATOLOGI KORIOAMNIONITIS PADA PASIEN KETUBAN
PECAH DINI DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG.

Lilis, F. (n.d.). Diktat Persalinan.

Oktarina, M. (2015). Buku ajar asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir.
Deepublish.

PATIA, S. (2018). GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA IBU
BERSALIN BERDASARKAN FAKTOR MATERNAL DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2017.

Rohmawati, N., & Wijayanti, Y. (2018). Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Daerah
Ungaran. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 2(1), 23–32.

Simarmata, O. S., Armagustini, Y., & Bisara, D. (2012). Determinan kejadian komplikasi
persalinan di Indonesia (analisis data sekunder survei demografi dan kesehatan
Indonesia tahun 2007). Indonesian Journal of Health Ecology, 11(1), 79711.

TIM Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Trisnawati, N. A. N. (2017). ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN


PERSALINAN PADA NY. D GIP0A0 UMUR 19 TAHUN USIA KEHAMILAN 38
MINGGU DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD KRMT WONGSONEGORO
KOTA SEMARANG. Universitas Muhammadiyah Semarang.

YUNIARTI, E. V. I. (2019). ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY N UMUR 28


TAHUN GII PI AO HAMIL 40 MINGGU DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI
PUSKESMAS MARGOYOSO I PATI. Universitas Muhammadiyah Semarang.
FORMAT PENGKAJIAN POSTPARTUM

Nama Mahasiswa : NURUL AFIDAH


NIM : P172201944061
Tanggal Pengkajian : 20 Oktober 2021
Ruang / RS : Cempaka

A. DATA UMUM KLIEN


1. Nama klien : Ny.M
2. Usia : 20 Tahun
3. Agama : Islam
4. Status perkawinan : Kawin
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6. Pendidikan terakhir : SMA
7. Nama Suami : Tn. R
8. Umur : 21 Tahun
9. Agama : Islam
10. Pekerjaan : Pegawai Pabrik
11. Pendidikan : SMK
12. Alamat : Jl. Anjasmara No. 11 - Malang

B. ANAMNESA

1.Keluhan Utama : nyeri area genetalia


2. Keluhan saat Pengkajian :
P : tanda – tanda persalinan
Q : rasanya nyut – nyutan
R : perut bagian bawah dan daerah kelamin
S : pasien mengatakan skala nyeri 6
T : sering dan hilang timbul
3. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengatakan nyeri pada area kelamin dan perut bagian bawah rasanya nyut – nyutan
juga hilang timbul, saat ditanya skala nyeri 6. Usia kehamilan saat ini yaitu 38 minggu, Pada
tanggal 15 November 2021 pukul 04.00 keluar cairan dari vagina sehingga pasien dibawa ke
UGD RSUD dengan pembukaan 1, pada pukul 11.25 lahir bayi laki – laki dengan berat 3300
gram dengan panjang 50 cm yang ditolong oleh bidan di RSUD. Lahir spontan, ketuban
jernih, tidak ada cacat, terdapat robekan perineum.
4. Riwayat menstruasi :
a.Menarchea : Umur 13 th
b.Siklus : 30 hari
c.Jumlah : 3 kali ganti pembalut dalam sehari
d.Lamanya : 1 minggu
e.Keteraturan : teratur
f.Dismenorhea: payudara nyeri dan pinggang pegal

5.Riwayat perkawinan
1.Status perkawinan : Kawin
2.Perkawinan : 1 Kali
2.Dengan suami Sekarang : 1 Tahun
3.Umur pertama kali kawin : 19 Tahun

6. Riwayat kehamilan dan persalinan masa lalu

No Tahun Tipe Penolong Jenis BB Keadaan Masalah


Persalinan Kelamin Lahir Bayi wkt Kehamilan
Lahir
1 2021 Spontan Bidan L 3300 Lengkap -
2
3

7. Pengalaman menyusui (Ya/tidak) , belum pernah menyusui.


8. Riwayat kehamilan sekarang :
- Riwayat ANC berapa kali selama kehamilan ini : 4 kali
- Tempat ANC : Bidan desa
- Apakah ada masalah selama kehamilan : tidak ada

9.Riwayat persalinan sekarang


1.Jenis persalinan :
 Spontan (letak kepala/letak sungsang)
 Operasi SC indikasi……………………………………………..
2.Tanggal : 15 November 2021 /jam : 11.25
3. Jenis kelamin bayi ( L / P )
4. BB dan PB bayi : 3300 gr/ 50 Cm
5.APGAR SCORE : 8
- A : seluruh badan berwarna merah jambu (2)
- P : 136/menit (2)
- G : menangis saat dirangsang (1)
- A : Gerak aktif (2)
- R : nafas pelan (1)
6.Penolong persalinan : Bidan
7.Tempat persalinan : Kaber RSUD
8.Jumlah perdarahan : 500 cc
9.Penyulit dalam persalinan : tidak ada
10. Kondisi ketuban : ketuban berwarna jernih, ketuban merembes saat dibawah ke UGD
RSUD

7.Riwayat genekoloy/ Riwayat kesehatan yang lalu : tidak memiliki riwayat penyakit serius
Penyakit /operasi yang pernah dialami : tidak pernah

8.Riwayat KB
- Cara Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak pernah
- Cara kontrasepsi sebelum kehamilan ini : tidak ada
- Lama pemakaian kontrasepsi sebelum kehamilan : tidak ada
9..Riwayat kesehatan keluarga : pasien mengatakan keluarga tidak memiliki masalah kesehatan
serius
HPHT : 16 Februari 2021
HPL : 23 November 2021

10.Pola Aktivitas Sehari-hari

1. Eliminasi :
- BAB : 1 kali/ hari, bau khas feses, warna kuning kecoklatan, konsistensi padat.
- BAK : 5 – 6 kali/hari, warna kuning, bau khas urine
2. Nutrisi
- Makan :
Sebelum MRS : makan sehari 3x, jenis makanan nasi, sayur dan telur, habis 1
porsi
Saat MRS : makan 1x pada pukul 07.00, jenis makanan nasi, sayur, tempe dan
pepes ikan
- Minum :
Sebelum MRS : sering minum air putih ± 1 – 2 L
Saat MRS : minum air putih dan teh
3. Istirahat
- Tidur siang hari : sebelum MRS tidur 1 – 2 jam
- Tidur malam hari : sebelum MRS tidur malam 6 – 8 jam
- Saat MRS pasien mengatakan tidur saat perut tidak terasa kenceng - kenceng
4. Kebersihan
- Pemerilaharaan badan
Sebelum MRS : pasien mengatakan mandi 2x sehari
Saat MRS : pasien mengatakan belum mandi
- Pemeliharaan gigi dan mulut : pasien mengatakan gosok gigi setiap saat mandi
- Pemeliharaan kuku : pasien mengatakan memotong kuku setiap 1x dalam
seminggu, dan dibantu memotong kuku kaki oleh suami pasien.
11.Riwayat Psikososial
- Taking In : pasien merasa cemas karena ketuban pcah dini dan genitalia masih
nyeri sehingga beberapa kebutuhan dibantu oleh suami
- Taking Hold : pasien mengatakan tidak bisa cara menyusui yang benar dan
ASInya belum keluar
- Letting Go : pasien mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status obstetric : G1 P00000Ab000


2. Apakah bayi ditempatkan dirawat gabung ( Ya/tidak )
Jika tidak kenapa : ibu bayi mengalami ketuban pecah dini
3. Keadaan Umum ibu : lemah
4. Kesadaran : composmentis
5. BB / TB : BB sebelum hamil 46 kg, BB terakhir saat hamil 58 kg, TB : 156 cm
6. Tanda-tanda vital :
TD : 130/80 mmHg N : 86x/menit S : 36,8°C RR : 16x/menit
7. Pemeriksaan kepala leher
- Kepala : simetris, persebaran rambut merata, rambut sedikit kotor dan lengket
- Wajah : tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum, wajah nampak meringis
- Mata : konjungtiva merah, sclera tidak icterik
- Hidung : septumnasi tepat ditengah, cuping hidung elastis
- Mulut : tidak caries, tidak ada stomatitis
- Telinga : lengkap, bersih tidak ada serumen
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
- Masalah khusus : Defisit perawatan diri
8. Dada
- Bentuk payudara : simetris, konsistensi agak kenyal
- Puting susu : menonjol, areola hiperpigmentasi
- Pengeluaran colostrums / ASI : belum keluar
- Paru : Normal
- Jantung : Normal
- Masalah khusus yang ada : tidak mengetahui cara menyusui yang benar, ASI
belum keluar. Menyusui Tidak Efektif
9. Abdomen
- Bentuk abdomen : memanjang terdapat linea alba
- Strie albican : tidak ada
- Apakah ada bekas operasi (Ya/tidak )
- Proses involusio ( TFU : 3 jari di bawah pusat , Kontraksi : baik )
- Peristaltik usus : 9x/menit
- Kandung kemih :
- Masalah khusus
10. Perineum dan genetalia
1. Vagina :
- Integritas kulit : terdapat sobekan, jahitan ± 5 m
- Edema : terdapat tanda – tanda edema
- Memar : tidak ada
- Hematom : tidak ada

2. Perineum
- Utuh / Episiotomi / rupture
- Kemerahan ( Ya/tidak)
- Bengkak ( Ya /tidak )
- Echimosis ( Ya / tidak )
- Discharge ( serum/pus/ darah/tidak ada )
- Aproximate ( baik / tidak )
3. Lochea : lochea rubra 50cc, berwarna merah tua, berbau amis
4. Kebersihan : bersih
5. Haemorrhoid tidak ada hemoroid
6. Masalah khusus : Nyeri akut

11. Ekstremitas
1. Ekstremitas atas
- Oedema ( Ya/tidak )
- Kekuataan otot : Kuat
- Reflek : Baik
- Apakah ada kelainan : tidak ada
2. Ekstremitas bawah
- Oedema ( ya/tidak )
- Varises ( Ya/tidak ), bila ya lokasinya…………………..
- Tanda Homan ( + / - ) : negatif
- Kekuatan otot : (4) dapat melawan gravitasi, tahanan minimal
- Reflek : Baik
- Masalah khusus : Tidak ada
12. Eliminasi
1. Urine :
- Pasien BAK banyak, warna kuning dan tidak ada retensi urine
2. BAB :
- Kebiasaan : biasanya 1x sehari, namun sata ini belum BAB setelah melahirkan
- Apakah ada konstipasi Ya/tidak
- Apakah ada diare : Tidak
13. Istirahat dan kenyamanan
1. Pola tidur :
- Kebiasaan tidur : teratur
- Lama : 6 – 8 jam
- Gangguan tidur : tidak ada
2. Keluhan ketidaknyamanan (Nyeri akut)
- Apakah ada rasa tidak nyaman (ya/tidak)
- Lokasi : alat kelamin
- Sifat : nyut - nyutan
- Intensitas : hilang timbul, skala nyeri 6
14. Mobilisasi dan latihan : melakukan mobilisasi saat ingin BAK
15. Nutrisi dan cairan
- Asupan nutrisi : Nasi, sayur, tempe dan pepes ikan
- Asupan cairan : air putih 600 ml dan infus RL
- Nafsu makan : baik
- Masalah khusus : tidak ada
16. Keadaan mental ibu
- Adaptasi psikologis : pasien dapat beradaptasi
- Penerimaan terhadap bayi : dapat menerima bayinya
- Masalah khusus : tidak ada
17. Kemampuan menyusui bayinya : ASI belum keluar karena tidak mengetahui cara
menyusui yang benar
18. Penggunaan obat-obatan :
- Anbacim 1 x 1 gram (iv)
- Asam mefenamat 3 x 500 mg (oral)
19. Pemeriksaan penunjang dan loboratorium :
- Leukosit : 15.100 µ/L
- Hemoglobin : 12,3 g/dL
Kementrian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Malang
Jurusan Keperawatan

ANALISA DATA

Nama pasien : Ny. M


Umur : 20 tahun
No. Regester : 367079
Ruang : Cempaka

KEMUNGKINAN
NO DATA PENUNJANG MASALAH
PENYEBAB
DS :
1. P : sobekan dengan jahitan 5cm
Q : Nyut – nyutan
R : area genetalia
S : pasien mengatakan skala
nyeri 6
Nyeri akut Agen pencedera
T : hilang timbul
Fisiologis
DO :
- TD : 130/80 mmHg
- N : 88x/menit
- Wajah tampak meringis
- Terdapat jahitan 5 cm

DS :
Pasien mengatakan keluar
2. cairan dari vagina Risiko infeksi Ketuban pecah
Sebelum waktunya
DO :
- Leukosit : 15.100 /µL
- S : 36,8°C
- TFU : 3 jari di bawah
Pusat
- Lochea rubra 50 cc
- Muncul edema di kelamin

3.

Menyusui tidak Tidak rawat gabung


efektif
DS : Pasien mengatakan ASI
Belum keluar dan tidak tahu
Cara menyusui yang benar

DO :
- ASI tidak menetes
- Pemisahan ruangan bayi
dengan ibu
Kementrian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Malang
Jurusan Keperawatan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. M


Umur : 20 tahun
No. Regester : 367079
Ruang : Cempaka

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d terdapat jahitan karena robekan
sebesar 5 cm, pasien mengatakan nyeri terasa nyut – nyutan di area genetalia
dengan skala nyeri 6 dan nyerinya hilang timbul, wajah pasien tampak meringis
TD : 130/80 mmHg, N : 88x/menit.

2. Risiko infeksi b.d ketuban pecah sebelum waktunya.

3. Menyusui tidak efektif b.d tidak rawat gabung d.d pasien mengatakan ASI
belum keluar dan tidak tahu cara menyusui dengan benar, ASI tidak menetes,
pemisahan ruangan rawat antara ibu dan bayi.
Kementrian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Malang
Jurusan Keperawatan

DAFTAR MASALAH

Nama pasien : Ny. M


Umur : 20 tahun
No. Regester : 367079
Ruang : Cempaka

NO TANGGAL DIAGNOSA TANGGAL TANDA


DX MUNCUL KEPERAWATAN TERATASI TANGAN
Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
1. 20/10/2021 d.d terdapat jahitan karena robekan sebesar
5 cm, pasien mengatakan nyeri terasa 23/10/2021 NURUL
nyut – nyutan di area genetalia dengan skala AFIDAH
nyeri 6 dan nyerinya hilang timbul,
wajah pasien tampak meringisTD : 130/80
mmHg, N : 88x/menit.

2. 20/10/2021 22/10/2021
Risiko infeksi b.d ketuban pecah sebelum
NURUL
waktunya.
AFIDAH

3. 20/10/2021
Menyusui tidak efektif b.d tidak rawat gabung
d.d pasien mengatakan ASI belum keluar dan 21/10/2021
tidak tahu cara menyusui dengan benar, ASI
tidak menetes, pemisahan ruangan rawat antara NURUL
ibu dan bayi. AFIDAH
Kementrian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Malang
Jurusan Keperawatan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny. M
Umur : 20 tahun
No. Regester : 367079
Ruang : Cempaka
Diagnosa Tujuan
Tanggal NO Intervensi Rasional Tanda
Keperawatan Kriteria dan
DX tangan
Standart
Nyeri akut b.d Setelah diberikan Manajemen nyeri
agen pencedera Intervensi keperawatan - Identifikasi lokasi, skala, - Mengetahui karakteristik
20/10/21 1. fisiologis d.d selama 3 x 24 jam Intensitas, kualitas, frekuensi Nyeri yang dirasakan pasien
terdapat jahitan keluhan nyeri pada Nyeri. - Pengetahuan dan ketrampilan NURUL
karena robekan sebesar pasien berkurang - Ajarkan dan berikan teknik Pasien mengenai cara
5 cm, pasien dengan kriteria hasil : AFIDAH
Nonfarmakologis untuk Mengurangi nyeri meningkat
mengatakan nyeri - Keluhan nyeri Mengurangi nyeri. - Mengurangi nyeri dengan
terasa nyut – nyutan di Menurun - Kolaborasi pemberian Obat
area genetalia - Meringis menurun
dengan skala nyeri 6 analgetik
dan nyerinya - Tekanan darah
hilang timbul, wajah membaik
pasien tampak
meringisTD : 130/80
mmHg, N : 88x/menit.
20/10/21 2 Risiko infeksi b.d Setelah diberikan Pencegahan Infeksi dan
ketuban pecah sebelum Intervensi keperawatan Perawatan Pascapersalinan
waktunya. Selama 2 x 24 jam - Monitor tanda dan gejala - Mengetahui tanda gejala
Pasien dapat mencegah Infeksi Infeksi yang muncul pada
Terjadinya infeksi - Monitor keadaan lochea Pasien
Dengan kriteria hasil : - Pertahankan teknik aseptik - Mengetahui keadaan lochea NURUL
- Kadar sel darah Pasien AFIDAH
Pada pasien beresiko tinggi
Putih membaik - Jelaskan tanda dan gejala - Meminimalisir infeksi
- Nyeri menurun infeksi pada pasien
- Bengkak menurun - Kolaborasi pemberian - Agar pasien mengetahui
antibiotik tanda gejala infeksi dan
dapat melaporkan pada
perawat
- Mengurangi infeksi

Menyusui tidak efektif Setelah diberikan Edukasi Menyusui


b.d tidak rawat gabung intervensi keperawatan - Identifikasi kesiapan dan - Mengetahui kesiapan ibu
d.d pasien mengatakan selama 1 x 24 jam Kemampuan menerima Untuk menerima KIE
20/10/21 3 ASI belum keluar dan pasien dapat NURUL
Informasi - Memudahkan ibu untuk
tidak tahu cara menyusui anaknya AFIDAH
- Sediakan materi dan media Belajar
menyusui dengan benar, dengan kriteria hasil : penddikan kesehatan - Membantu dan mendukung
ASI tidak menetes, - Pancaran ASI - Libatkan suami dan keluarga Ibu
pemisahan ruangan Membaik
rawat antara ibu dan bayi. - Ajarkan posisi menyusui yang - Agar ibu mengetahui posisi
- Perlekatan bayi pada yang benar dan tau cara
Benar
Payudara ibu perawatan payudara
Membaik -Ajarkan perawatan payudara
postpartum
-Kemampuan ibu
memposisikan bayi
dengan benar
membaik
Kementrian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Malang
Jurusan Keperawatan

CATATAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. M
Umur : 20 tahun
No. Regester : 367079
Ruang : Cempaka
NO NO. TINDAKAN TTD
TANGGAL
DIAGNOSA
- Mengidentifikasi karakteristik nyeri pasien. NURUL
1 20/10/2021 P : sobekan dengan jahitan 5 cm AFIDAH
11.00 1 Q : nyut – nyutan
R : area genetalia
S : pasien mengatakan skala nyeri 6
T : hilang timbul
- Mengajarkan pasien menggunakan teknik nafas dalam untuk
mengurangi nyeri.
- Memberikan kompres hangat di perut bagian bawah untuk
Mengurangi nyeri
- Mengkolaborasikan dengan pemberian obat analgetik
2 20/10/2021 2 - Memonitor tanda dan gejala infeksi NURUL
12.00  Terdapat caiaran yang keluar dari vagina AFIDAH
 Leukosit : 15.100/µL
- Memonitor keadaan lochea : lochea rubra 50 cc
- Mempertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi dengan
menjaga kebersihan daerah kemaluan, sering mengganti pembalut
- Menjelaskan tanda dan gejala infeksi, seperti :
 Demam
 Bengkak dan kemerahan
 Nyeri
- Mengkolaborasikan dengan pemberian antibiotik
3. 20/10/2021 3 - Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan pasien menerima NURUL
13.00 Informasi dengan menanyakan langsung pada pasien AFIDAH
- Menyediakan leaflet dan boneka untuk media pasien belajar
- Melibatkan suami dan keluarga untuk membantu pasien
- Mengajarkan posisi menyusui yang benar, yaitu :
 Perlekatan mulut bayi tepat pada areola, bibir terbuka keluar,
dan dagu menempel pada payudara ibu
 Peluk kepala dan tubuh bayi dalam posisi lurus, kemudian
Arahkan muka ke puting susu
 Menyusui dapat dilakukan dengan berbaring atau duduk
 Menyusui bergantian antara payudara kiri dan kanan
-Mengajarkan perawatan payudara postpartum yaitu :
 Sebelum menyusui dapat dilakukan pijat oksitosin
menggunakan minyak kelapa atau dapat dikompres dengan
air hangat
 Memerah ASI untuk sediaan bayi.
Politeknik Kesehatan Malang
Jurusan Keperawatan

EVALUASI
Nama pasien : Ny. M
Umur : 20 tahun
No. Regester : 367079
Ruang : Cempaka

NO
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
DX
20/10/2021 21/10/2021 22/10/2021

1 S : Pasien mengatakan nyeri S : Pasien mengatakan nyeri berkurang S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
P : sobekan dengan jahitan 5 cm P : sobekan dengan jahitan 5 cm P : sobekan dengan jahitan 5 cm
Q : Nyut – nyutan Q : Nyut – nyutan Q : Nyut – nyutan
R : Area genetalia R : Area genetalia R : Area genetalia
S : Pasien mengatakan skala nyeri 6 S : Pasien mengatakan skala nyeri 4 S : Pasien mengatakan skala nyeri 2
T : Hilang timbul T : muncul saat dibuat gerak T : jarang

O: O: O:
- TD : 130/80 mmHg - TD : 120/80 mmHg - TD : 110/70 mmHg
- N : 88x/menit - N : 82x/menit - N : 86x/menit
- Wajah nampak meringis - Wajah nampak meringis - Wajah sudah tidak nampak meringis
- Terdapat jahitan 5 cm - Terdapat jahitan 5 cm - Terdapat jahitan 5 cm

A : nyeri akut A : nyeri akut A : nyeri akut


P : masalah belum teratasi P : masalah teratasi sebagian P : masalah teratasi sebagian
lanjutkan intervensi No. 1 - 4 lanjutkan intervensi No. 1 - 4 lanjutkan intervensi No. 1 dan 4
2. S : Pasien mengatakan keluar cairan dari S : Pasien mengatakan keluar cairan dari
vagina vagina

O: O:
- Leukosit : 15.100/µL - Leukosit : 12.000/µL
- S : 36,8°C - S : 36,2°C
- TFU : 3 jari di bawah pusat - TFU : 3 jari di bawah pusat
- Lochea rubra 50 cc - Lochea rubra 50 cc
- Muncul edema di kelamin - Muncul edema di kelamin

A : risiko infeksi A : risiko infeksi

P : masalah belum teratasi P : masalah teratasi sebagian


lanjutkan intervensi No. 1 - 5 lanjutkan intervensi No. 1,3 dan 5

3. S : Pasien mengatakan ASI belum keluar


Dan tidak tahu cara menyusui yang benar

O:
- ASI tidak menetes
- Pemisahan ruangan bayi dengan ibu

A : Menyusui tidak efektif


P : masalah teratasi hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai