Anda di halaman 1dari 120

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut definisi WHO “angka kematian meternal ialah kamatian seorang
wanita waktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan,
terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk menghakhiri
kehamilan” (Prawirohardjo, 2012).

Angka kematian ibu merupakan suatu indikator untuk melihat derajat


kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang
telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium yaitu tujuan ke 5 adalah
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015
adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu (KemenPPPA, 2011).

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesda) menunjukan penyebab


kematian bayi 0-6 hari adalah gangguan pernafasan (35,9%), prematuritas
(32,4%) dan sepsis (12%). Penyebab kematian bayi 7-28 hari yaitu sepsis
(20,5%), malformasi kongenital (18,1%) dan pneumonia (15,4%). Penyebab
kematian bayi 29 hari-11 bulan yaitu Diare (31,4%), penumonia (23,8%) dan
meningitis/ ensefalitis (9,3%). Sedangkan penyebab langsung kematian ibu
adalah perdarahan 40-60%, preeklamsi dan eklamsi 20-30%, infeksi 20-30%,
sedangkan penyebab tidak langsung salah satunya adalah 35% ibu hamil
menderita anemia (WHO, 2010).

Salah satu upaya untuk menurunkan AKI dan AKB adalah dengan
meningkatkan pelayanan kebidanan dan kesehatan ibu, remaja, prahamil, KB,
serta pencegahan dan penanggulangan penyakit menular seksual, yang semuanya
terangkum dalam program PKRE (Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial),
juga kita telah mempunyai intervensi strategis yaitu empat pilar safe motherhood
yang terdiri dari Keluarga berencana, pelayanan antenatal, persalinan aman, serta
pelayanan obstetric neonatal esensial (Prawiroharjo, 2012).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melaksanakan Asuhan
Kebidanan pada pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi/balita
dan KB.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, dan
asuhan bayi baru lahir, bayi/balita dan Keluarga Berencana yang di
dokumentasikan melalui manajemen kebidanan dan SOAP.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi
baru lahir, bayi/balita, dan akseptor KB.
b. Mampu menginterpretasi data untuk menegakkan diagnosa pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, balita, dan akseptor KB.
c. Mampu menetapkan masalah potensial dan mengantisipasi penanganan
yang terjadi dalam masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,
bayi/balita, dan KB.
d. Mampu merencanakan asuhan kebidanan yang diberikan pada masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, bayi/balita dan KB.
e. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan ibu
pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, bayi/ balita, dan
KB.
f. Mampu melaksanankan evaluasi hasil asuhan masa kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir, bayi/balita dan KB.
g. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir, bayi/balita dan KB dengan metode subjektif,
objektif, analisa dan penatalaksanaan (SOAP).
BAB II

TINJAUAN KASUS

2.1. KONSEP KEHAMILAN


2.2.2. Pengertian Kehamilan
Menurut federasi obstetri ginekologi internasional, kehamilan
didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, kehamilan normal berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender nasional. Kehamilan terbagi
dalam 3 trimester dimana, trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu( minggu ke-13 hingga ke 27 ) dan trimester ketiga 13
minggu ( minggu ke-28 hingga 40 )(Prawihardjo, 2012:213).

“Proses kehamilan merupakan matarantai yang bekesinambungan dan


terdiri dari: ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm” (Manuaba, 2010).

2.2.2. Diagnosa Kehamilan


a. Tanda tidak pasti kehamilan
1) Amenorea
Amenorea atau tidak haid, gejala ini sangat penting karena umumnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari
pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan
bila persalinan akan terjadi.

2) Mual dan muntah


Pngaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan, menimbulkan mual dan muntah terutama pada pagi
hari yang disebut morning sickness akibat mual dan muntah nafsu
makan berkurang.
3) Mengidam
Mengidam (menginginkan makanan atau minum tertentu), sering
terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan
makin tuanya kehamilan.
4) Payudara menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktuli dan alveoli di payudara. Glandula montgomeri
tampak lebih jelas.
5) Sering buang air kecil
Sering buang air kecil terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul, pada akhir triwulan gejala ini
bisa timbul lagi karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan
menekan kembali kandung kemih.

2.2.3. Tanda-tanda kemungkinan hamil


1) Uterus membesar
2) Tanda piskacek’s
Uterus membesar secara simetris menjahui garis tengah tubuh
(setengah bagian terasa lebih keras dari yang lainnya), dimana uterus
membesar ke salah satu jurusan sehingga menonjol ke jurusan
pembesaran tersebut.
3) Braxton his
Tanda braxton hicks terjadi akibat peregangan miometrium yang di
sebabkan oleh terjadinya pembesaran uterus. Braxton hicks bersifat
non ritmik,tanpa disertai adanya nyeri, mulai timbul sejak kehamilan 6
minggu dan tidak terdeteksi melalui pemeriksaan bimanual pelvik.
Kontraksi ini baru dapat di kenali melalui pemeriksaan pelvik pada
kehamilan trimester ke II dan pemeriksaan palpasi abdomen pada
kehamilan TM III. (Sarwono, 2010)
b. Tanda pasti hamil
1) Terdengar DJJ
Jantung janin mulai berdenyut sejak awal minggu keempat setelah
fertilisasi, tetapi baru pada usia kehamilan 20 minggu bunyi jantung
janin dapat dideteksi dengan fetoskop dengan menggunakan tehnik
ultrasound atau sistem doppler, bunyi jantung janin dapat dikenali
lebih awal (usia kehamilan 12-20 minggu). (Sarwono, 2010)

2 Terasa gerakan janin


Gerakan janin juga bermula pada usia kehamilan mencapai 12
minggu, tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16-
20 minggu karena diusia kehamilan tersebut, dinding uerus mulai
menipis dan gerakan janin mulai kuat. (Sarwono, 2010).
3 Terasa Gerakan Janin
Pada kondisi tertentu, ibu hamil dapat merasakan gerakan halus
hingga tendangan kaki bayi di usia kehamilan 16-18 minggu (di
hitung dari hari pertama haid terakhir). Bagian- bagian tubuh janin
juga dapat di palpasi dengan mudah pada usia kehamilan 20 minggu.
(Sarwono, 2010).

2.2.4. Perubahan Fisiologis Masa Kehamilan


a. Perubahan Hormon
Progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum sangat diperlukan untuk
menyiapakan proses implantasi didinding uterus dan proses kehamilan dalam
trimester pertama sebelum nantinya fungsi ini diambil oleh plasenta pada
trimester kedua. Progesteron yang dihasilkan dari korpus luteum juga
menyebabkan peningkatan suhu tubuhbasal yang terjadi setelah ovulasi akan tetap
bertahan.

”Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasikan oleh plasenta


menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar), pigmentasi kulit
dan pembesaran uterus.Adanya hormon chorionic gonadotropin (hCG) digunakan
sebagai dasar uji imunologik kehamilan” (Prawiharjo,2012).
2.2.5. Perubahan Pada Sistem Reproduksi
1. Uterus
Menurut Prawihardjo (dalam TIM, 2013:39) Uterus akan membesar pada
bulan-bulan pertama di bawah pengaruh ekstrogen dan progesteron dan
kadarnya meningkat. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar,
sebesar telur bebek, pada kehamilan 12 minggu sebesar telur angsa, pada
16 minggu sebesar kepala bayi/tinju orang dewasa, dan semakin
membesar sesuai dengan usia kehamilan dan ketika usia kehamilan sudah
aterm dan pertumbuhan janin normal, pada usia kehamilan 28 minggu
tinggi fundus uteri 25 cm, pada kehamilan 40 minggu TFU turun kembali
dan terletak 3 jari dibawah prosesus xyfoideus.

Pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah, tetapi terjadi


pertumbuhan yang cepat didaerah implatasi plasenta, sehingga rahim
bentuknya tidak sama yang disebut TandaPiskacek.Pada kehamilan 5
bulan rahim teraba seperti berisi cairan air ketuban dinding rahim teraba tipis.

2. Serviks uteri
Bertambahnya vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang
disebut dengan tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus. Oleh karena pertambahan dan
pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid, dan ini disebut
dengan tanda chadwick (Salemba medika, 2009).
3. Vagina dan vulva
Akibat hipervaskularisasi vagina dan vulva kelihatan lebih merah atau
kebiru-biruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks disebut
tanda Chadwick, hal ini dipengaruuhi hormon estrogen dan
progesteron yang terus meningkat (Prawiharjo,2012).
4. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan pemberian ASI pada laktasi. Hormon yang berpengaruh
padaproses laktasi :
a) Estrogen merangsang pertumbuhan sistem penyaluran air susu
dan jaringan payudara
b) Progesteron berperan dalam perkembangan sistem alveoli
kelenjar susu
c) ChorionicSomatotropin menyebabkan pembesaran payudara yang
disertai rasa penuh atau tegang dan sensitif terhadap sentuhan
(dalam dua bulan pertama kehamilan), pembesaran puting susu
dan pengeluaran colostrum (mulai terlihat atau dapat
diekspresikan sejak kehamilan memasuki usia 12 minggu)
(Prawiharjo, 2012)
Sulistyawati, Ari (2009: 65) Payudara sebagai organ target untuk
proses laktasi mengalami banyak perubahan sebagai persiapan
setelah janin lahir. Beberapa perubahan yang dapat diamati ibu
adalah sebagai berikut.
 Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan
berat
 Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli
 Bayangan vena-vena lebih membiru
 Hiperpigmentasi pada aerola dan puting susu
 Jika diperas akan keluar kolostrum berwarna kuning
c. Sistem Sirkulasi Darah
Selama kehamilan sirkulasi darah ibu dipengaruhi oleh adanya sirkulasi
ke plasenta, uterus yg membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula,
payudara dan alat-alat lain yang berfungsi berlebihan selama kehamilan. Selama
kehamilan volume darah ibu semakin meningkat secara fisiologi dengan adanya
pencairan (hemodilusi). Volume darah akan bertambah besar sekitar 25% dengan
puncak kehamilan 32 minggu. Hemodilusi menyebabkan anemia fisiologi dalam
kehamilan. Berikut kadar Hb ibu hamil.

a) Hb 11 gr% = tidak anemia


b) 9 – 10 gr% = anemia ringan
c) 7 – 8 gr% = anemia sedang
d) < 7 gr% = anemia berat
d. Sistem Pernafasan
Perubahan sistem pernafasan juga dapat berubah untuk dapat memenuhi
kebutuhan O2. Terdapat desakan diafragma karena dorongan rahim yang
membesar pada 32 minggu. Ibu hamil bernafas 20-25% lebih dalam dari biasanya.

e. Sistem Pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat
menyebabkan :
a) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi)
b) Daerah lambung terasa panas
c) Terasa mual, pusing terutama dipagi hari (morning sickness)
d) Muntah (emesis gravidarum) Progesteron menimbulkan gerakan usus
(peristaltik) semakin berkurang sehingga menyebabkan obstipasi
f. Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan.
Akibat dari konvensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis
menggeser pusat daya berat kebelakang kearah dua tungkai, sendi sakroiliaka,
sakrokoksigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karna
pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu
dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagi bawah punggung
terutama pada akhir kehamilan (Prawihardjo,2012)

g. Traktus Urinarius
Pada bulan- bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh
uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan
ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga
panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu
keatas panggung, keluhan ini akan timbul kembali (Prawihardjo,2012)

h. Perubahan Pada Kulit


Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan,kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai payudara dan paha.
Perubahan ini di kenal dengan striae gravidarum.
Pada banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba)
akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-
kadang akan muncul pada wajah dan leher dalam ukuran yang bervariasi yang
disebut dengan cloasma gravidarum. Selain itu, pada aerola dan genetalia juga
akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu akan
hilang setelah persalinan. Adanya peningkatan kadar serum melanocyte
stimulating hormone pada akhir bulan kedua masih sangat diragukan sebagai
penyebabnya. Estrogen dan progesteron memiliki peran dalam melanogenesis dan
di duga bisa menjadi faktor pendorongnya (Prawihardjo,2012).

2. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Pada Trimester I, II, dan III


a. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
a. Oksigen
Kebutuhan oksigen berhubungan dengan perubahan system
pernafasan pada masa kehamilan. Kebutuhan oksigen pada masa
kehamilan sangat meningkat sebagai respon tubuh terhadap akselerasi
metabolisme rate perlu untuk menambah masa jaringan pada payudara,
hasil konsepsi dan massa uterus.

b. Nutrisi
Gizi pada ibu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu
hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat
besi dan minum cukup cairan. Jenis – jenis kebutuhan nutrisi pada
ibu hamil sebagai beriukut :
1. Kalori
Jumlah kalori yang dibutuhkan ibu hamil adalah 2300 – 2800 kkal yang
dipergunakan untuk produksi kalori. Sumber kalori yang mudah dipenuhi
yaitu sayur – sayuran, buah – buahan.

2. Protein
Jumlah protein yang dibutuhkan ibu hamil adalah 30 gr/hari yang
dibutuhkan untuk perkembangan kehamilan yaitu untuk pertumbuhan
janin, uterus, plasenta. Sumber protein yang mudah dipenuhi yaitu seperti
daging, susu, telur, keju dan ikan karena mengandung komposisi asam
amino yang lengkap.
3. Mineral
Pada umumnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan makanan
buah–buahan, sayur – sayuran dan susu untuk mencegah kemungkinan
terjadinya defisiensi.
c. Personal Hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa kehamilan karena ibu hamil
cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan
diri terutama pada lipatan kulit dijaga agar tidak lembab. Kebersihan gigi
dan mulut perlu mendapat perhatian karena sering kali mudah terjadi gigi
berlubang dan dapat menimbulkan karies gigi karena rasa mual selama
kehamilan dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut.
d. Pakaian Selama Hamil
Pakaian hendaknya digunakan yang longgar dan mudah dipakai dan
bahan yang mudah menyerap keringat. Hal yang harus diperhatikan yaitu
sabuk dan stoking yang terlalu ketat karena akan mengganggu aliran
balik. Sepatu dengan hak tinggi akan menambah lordosis sehingga sakit
pinggang akan bertambah.

e. Eliminasi
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan bahkan cukup lancar.
Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal sehingga daerah kelamin
menjadi mudah basah/lembab yang menyebabkan jamur tumbuh
sehingga ibu hamil mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan. Untuk
mengurangi terjadinya infeksi kandung kemih yaitu dengan minum dan
menjaga kebersihan alat kelamin yaitu dengan membersihkan dari depan
ke belakang setiap kali selesai berkemih atau buang air besar dan
menggunakan handuk bersih untuk mengeringkannya.
f. Seksual
Selama kehamilan berjalan normal melakukan hubungan suami istri
diperbolehkan jika tidak ada keluhan. Meningkatnya vaskularisasi
pada vagina dapat meningkatkan sensitifitas seksual sehingga
meningkatkan seksualitas.
g. Mobilisasi dan Body Mekanik
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan / aktifitas fisik biasa selama tidak
terlalu melelahkan. Exercise ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya
dengan cara berjalan – jalan dipagi hari, olahraga ringan dan senam
hamil.
h. Istirahat
Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik karena istirahat
dan tidur teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada
malam hari seharusnya kurang lebih 8 jam/hari dan pada siang hari
kurang lebih 1 jam/hari.
i. Imunisasi
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya
diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia
kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu
kemudian. Akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka
dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil, yaitu:

Tabel. 2.2Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Ibu Hamil

Antigen Interval (selang waktu Lama %


minimal) perlindungan perlindungan
TT I Pada kunjungan antenatal - -
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 Tahun 80
TT 3 6 Bulan setelah TT 2 5 Tahun 95
TT 4 1 Tahun setelah TT 3 10 Tahun 99
TT 5 1 Tahun setelah TT 4 15 Tahun 99

3. Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan


a. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 – 12 minggu)
1. Perdarahan Pada Kehamilan Muda
1) Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Hadijanto, 2008).Menurut SDKI
tahun 2007 penyebab kematian ibu karena abortus (5%). Berdasarkan jenisnya
Sujiyatini, dkk (2009) menyebutkan abortus dibagi menjadi:

a) Abortus Imminens (threatened)


Abortus imminens adalah abortus yang mengancam, abortus iminens
dapat atau tanpa disertai rasa mules ringan, sama dengan pada waktu
menstruasi atau nyeri pinggang bawah. Perdarahan pada abortus imminens
seringkali hanya sedikit, namun hal tersebut berlangsung beberapa hari atau
minggu. Pemeriksaan vagina pada kelainan ini memperlihatkan tidak adanya
pembukaan serviks.

b) Abortus Insipien (inevitable)


Abortus Insipien adalah abortus yang sedang berlangsung, tidak dapat
dipertahankan lagi ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya
pembukaan serviks. Pada keadaan ini didapatkan juga nyeri perut bagian
bawah atau nyeri kolek uterus yang hebat. Pada pemeriksaan vagina
memperlihatkan dilatasi osteum serviks dengan bagian kantung konsepsi
menonjol.

c) Abortus Incompletus (incomplete)


Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum
20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus. Pada
pemeriksaan vagina, canalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba
dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari osteum uteri
eksternum.

d) Abortus Completus (complete)


Pada abortus completus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada
penderita ditemukan perdarahan sedikit, osteum uteri telah menutup, dan
uterus sudah banyak mengecil. Selain itu, tidak ada lagi gejala kehamilan
dan uji kehamilan menjadi negatif. Pada Pemeriksaan USG didapatkan
uterus yang kosong.
e) Missed Abortion
Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu
tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

f) Abortus Habitualis (habitual abortion)


Adalah abortus spontan yang terjadi berturut-turut tiga kali atau lebih.
Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, namun kehamilannya
berakhir sebelum 28 minggu.

2) Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur
telah dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari
95% kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii). Patofisiologi
terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur yang telah dibuahi dalam
perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga embrio sudah berkembang
sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim.
Dari Pemeriksaan dalam serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan
dan kiri.

3) Mola hidatidosa
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar
dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami
perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik, molahidatidosa
mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi
cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2
cm.

b. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 – 27 minggu)


1. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan.

2. Bayi kurang bergerak seperti biasa


Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu
mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak
bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD
adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan.

3. Selaput kelopak mata pucat


Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah <10,5 gr% pada trimester
II. Anemia pada trimester II disebabkan oleh hemodilusi atau pengenceran
darah. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi.

c. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (28 – 40 minggu)


1. Perdarahan Pervaginam
Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah merah,
banyak dan kadang-kadang tidak disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan
semacam ini berarti plasenta previa. Plasenta previa adalah keadaan dimana
plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu segmen bawah rahim
sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri interna. Penyebab lain
adalah solusio plasenta dimana keadaan plasenta yang letaknya normal,
terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak
kehamilan 28 minggu.

2. Sakit Kepala Yang Hebat


Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang
menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap
dan tidak hilang dengan beristirahat.
3. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh
sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan
resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan
penglihatan.

4. Oedema di muka atau tangan


Oedema dapat menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada
permukaan muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan diikuti
dengan keluhan fisik yang lain.

5. Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa


Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu
mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak
bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD
adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan.

6. Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)


Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang pecah
pada kehamilan aterm dan disertai dengan munculnya tanda-tanda persalinan
adalah normal. Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan
dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-tanda persalinan ini disebut
ketuban pecah dini.

4. Senam Hamil
a. Defenisi
Senam hamil dimulai pada umur kehamian sesudah kehamilan 22 minggu.
Senam haamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot otot sehingga
dapat berfungsi secara optimal dalam persalian normal serta mengimbangi
perubahan titik berat tubuh.
b. Etiologi
Senam hamil ditujukan bagi ibu ibu hamil tanpa kelainan atau tidak
terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penykit jantung ginjal dan
penyulit dalam kehamilan
Syarat senam hamil adalah :
 Telah dilakukan pemeriksaan kehamilan oleh dokter dan bidan
 Latihan dilkukan setelah kehamilan 22 minggu
 Latihan dilakukan secara displin dan teratur.
5. Pelayanan/Asuhan Standart Minimal Asuhan Kehamilan (14 T)
1. Ukur berat badan dan tinggi badan (T1)
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil
dihitung dari TM 1 sampai TM 3 yang berkisar antara 9 sampai 13,9 kg
dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah
0,4 sampai 0,5 kg tiap minggu mulai TM2. Pengukuran tinggi badan
ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap
kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
2. Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110 / 80 samapi 140 / 90, bila melebihi
140/90 mmhg perlu diwaspadai adanya pre- eklamsi.
3. Ukur tinggi fundus uteri (T3)
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan teknik Mc.Donald adalah
menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa
dibandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir
(HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal
harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT
Table 2.3 Ukuran fundus uteri sesuai usia kehamilan

Usia Kehamilan sesuai minggu Jarak dari simfisis


22 – 28 Minggu 24-25 cm
28  Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm

4. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan


Dimulai dengan memberikan 1 tablet besi sehari segera mungkin
setelah rasa mual hilang . Tiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg
(zat besi 60 mg ) dan asam folat 500 mikrogram . Minimal masing –
masing 90 tablet besi . Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama
teh dan kopi karena akan mengganggu penyerapan. Anjurkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C bersamaan
dengan mengkonsumsi tablet zat besi karena vitamin C dapat
membantu penyerapan tablet besi sehingga tablet besi yang dikonsumsi
dapat terserap sempurna oleh tubuh.

5. Pemberian Imunisasi TT ( T5 ) 


Imunisasi Tetanus Toxoid  harus segera di berikan pada saat
seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan
dilakukan pada minggu ke-4.
Tabel 2.4 Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid

Imunisasi TT Selang Waktu minimal Lama Perlindungan


pemberian Imunisasi TT
TT1 - Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun

TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun

TT4 12 Bulan setelah TT3 10 Tahun

TT5 12 Bulan setelah TT4 ≥25 Tahun


6. Pemeriksaan Hb ( T6 ) 
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama
dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia,
maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga
Hb menjadi 11 gr% atau lebih.

7. Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 )


Pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali diambil
spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka
dilakukan pengobatan dan rujukan.
8. Pemeriksaan Protein urine ( T8 ) 
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein
atau tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
9. Pemeriksaan Urine Reduksi (T9) 
Untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.
10. Perawatan Payudara (T10) 
Senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2
kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11. Senam Hamil (T11)
12. Pemberian Obat Malaria (T12) 
Diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada
bumil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai menggigil dan
hasil apusan darah yang positif.
13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah
endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang
Manusia.

14. Temu wicara / Konseling (T14)


Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan
kunjungan. Bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan.

B. PERSALINAN

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran (kelahiran) hasil konsepsi yang


dapat hidup diluar uterus melalui vagina ke luar dunia( Sondakh, 2013: 2)

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan(setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit. Persalinan
dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkp. (JNPK-KR, 2012:52)

Persalinan (partus = labor) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi


(janin+uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau
dengan jalan lahir.(Amru Sofian,Sp.OG : 2011:71).

2. Etiologi Terjadinya Persalinan


Terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan
his sehingga menjadi awal mula terjadinya proses persalinan,walaupun hingga
kini belum dapat diketahui dengan pasti penyebab terjadinya persalinan.

a. Teori penurunan Progesteron


Kadar hormon progesteron akan mulai menurun pada kira-kira 1-2
Minggu sebelum persalinan dimulai (Prawiroharjo, ) Terjadinya kontraksi otot
polos uterus pada persalinan akan menyebabkan rasa nyeri yang hebat yang belum
diketahui secara pasti penyebabnya.Tetapi terdapat beberapa kemungkinan,yaitu :
a) Hipoksia pada miometrium yang sedang berkontraksi
b) Adanya penekanan ganglia saraf di serviks dan uterus bagian bawah otot-
otot yang saling bertautan
c) Peregangan serviks pada saat dilatasi atau pendataran serviks,yaitu
pemendekan saluran serviks dari panjang sekitar 2 cm menjadi hanya
berupa muara melingkar dengan tepi hampir setipis kertas
d) Peritoneum yang berada di atas fundus mengalami peregangan
b. Teori Keregangan
Ukuran uterus yang semakin membesar dan mengalami penegangan akan
mengakibatkan otot-otot uterus mengalami iskemia sehingga mungkin dapat
menjadi faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenta yang pada
akhirnya membuat plasenta mengalami degenerasi.Ketika uterus berkontraksi dan
menimbulkan tekanan pada selaput ketuban,tekanan hidrostatik kantong amnion
akan melebarkan saluran serviks.
c. Teori Oksitosin Interna
Hipofisi posterior menghasilkan hormon oksitosin.Adanya perubahan
keseimbangan antara esterogen dan progesteron dan mengubah tingkat sensitivitas
otot rahim dan akan mengakibatkan terjadinya kontraksi uterus yang disebut
braxton hicks.Penurunan kadar progesteron karena usia kehamilan yang sudah tua
akan mengakibatkan aktivitas oksitosin meningkat.

Beberapa tanda-tanda dimulainya proses persalinan adalah sebagai berikut:

1. Terjadinya His Persalinan


Sifat his persalinan adalah :
a. Pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan
b. Sifatnya teratur,interval makin pendek,dan kekuatan makin besar
c. Makin beraktivitas (berjalan,kekuatan akan makin bertambah
2. Pengeluaran Lendir dengan Darah
Terjadinya his persalianan mengakibatkan terjadinya perubahan pada
serviks yang akan menimbulkan :
a. Pendataran dan pembukaan
b. Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas.
c. Terjadi perdarahan karena kapile pembuluh darah pecah
3. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus persalinan akan terjadi pecah ketuban. Sebagian
besar, keadaan ini terjadi menjelang pembukaan lengkap.Setelah adanya
pecah ketuban,diharapkan proses persalinan akan berlangsung kurang dari
24 jam.
4. Hasil-hasil yang didapatkan pada Pemeriksaan Dalam
a. Perlukaan serviks
b. Pendataran serviks
c. Pembukaan serviks
3. Pembagian Proses Persalinan

Tahap dari persalinan terdiri atas kala I (kala pembukaan),Kala II (Kala


pengeluaran janin), Kala III (pelepasan plasenta),dan Kala IV (Kala pengawasan /
observasi / pemulihan).

a. Kala I (Pembukaan)
Kala I dimulai dari saat persalinan (pembukaan nol) sampai pembukaan
lengkap (10 cm), proses ini terbagi dalam 2 fase :
Fase Laten : berlangsung selama 8 jam,serviks membuka sampai 3 cm
Fase Aktif : berlangsung selama 7 jam,serviks membuka dari 4 cm sampai 10
cm, kontraksi lebih kuat dan sering.
Fase aktif dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1) Fase akselerasi (percepatan)
Dalam waktu 2jam pembukaan 3cm menjadi 4cm.
2) Fase dilatasi maksimal (lengkung maksimal)
Dalam waktu 2jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4cm
menjadi 9 cm.
3) Fase deselerasi (perlambatan)
Pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2 jam pembukaan
9 cm menjadi lengkap.
Proses diatas terjadi pada primigravida ataupun multigravida, tetapi
pada multigravida memiliki jangka waktu yang lebih pendek. Pada
primigravida, kala I berlangsung ± 12jam, sedangkan pada multigravida ±
8 jam. (Jenny J.S. Sondakh,2013:5)
b. Kala II (Kala pengeluaran janin)
Gejala utama kala II adalah sebagai berikut :
1. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit,dengan durasi 50
sampai 100 detik.
2. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak.
3. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginaan
mengedan akibat tertekannya pleksus Frankenhauser.
4. Kepala lahir seluruhnya diikuti oleh putar paksi luar,yaitu penyesuain
kepala pada punggung
5. Setelah kepala putar paksi luar maka kepala akan segera dilahirkan
6. Lamanya kala II untuk primigravida 1,5-2 jam dan multigravida 1,5-1
jam.
c. Kala III (Pelepasan Plasenta)
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya plasenta dapat diperkirakan
dengan mempertahankan tanda-tanda dibawah ini.

1. Uterus menjadi bundar


2. Uterus mendorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen bawah
rahim
3. Tali pusat bertambah panjang
4. Terjadi semburan darah tiba-tiba

d. Kala IV (Kala Pengawasan/Observasi/Pemulihan).


Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum.Kala
ini terutama bertujuan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum
sering terjadi pada 2 jam pertama. Darah yang keluar selama perdarahan harus
ditakar sebaik-baiknya. Kehilangan darah saat persalinan disebabkan oleh luka
pada saat pelepasan plasenta dan robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata
jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah 250 cc,biasanya 100-300 cc.
Jika perdarahan lebih dari 500 cc, hal ini dianggap abnormal, dengan demikian
harus dicari penyebabnya. Periksa ulang terlebih dahulu dan perhatikan 7 pokok
penting berikut :
1. Kontraksi rahim
2. Perdarahan
3. Kandung kemih
4. Luka-luka
5. Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap
6. Keadaan umum ibu
7. Bayi dalam keadaan baik
Asuhan pemantauan kala IV

Segera setelah plasenta lahir :

1. Lakukan rangsangan taktil (masase uterus) dapat membuat uterus


berkontraksi secara adekuat dan efektif.
2. Evaluasi tinggi fundus dilakukan dengan cara meletakkan telunjuk sejajar
tepi atas fundus. Umumnya , fundus uteri setinggi atau 2 jari dibawah
pusat.
3. Estimasi kehilangan darah secara keseluruhan.
4. Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi)
perineum.
5. Evaluasi keadaan ibu.
6. Dokumentasi semua asuhan/temuan selama persalinan kala IV dihalaman
2 partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian
dilakukan.
Memperkirakan kehilangan darah

Salah satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan melihat
volume darah yang terkumpul dan memperkirakan berapa banyak botol 500ml
dapat menampung semua darah tersebut. Jika darah bisa mengisi dua botol, ibu
telah kehilangan darah satu liter darah. Jika darah bisa mengisi setengah botol, ibu
kehilangan 250ml darah. Memperkirakan kehilangan darah hanyalah salah satu
cara untuk menilai kondisi ibu. Cara tak langsung untuk mengukur jumlah
kehilangan darah adalah melalui penampakan gejala dan tekanan darah.
Apabila perdarahan menyebabakan ibu lemas, pusing, dan kesadaran
menurun serta tekanan darah sistolik turun lebih dari 30 mmHg dari kondisi
sebelumnya maka telah terjadi perdarahan 500-1000ml. Bila ibu mengalami syok
hipovolemik maka ibu telah kehilangan darah 50% dari total jumlah darah ibu
(2000-2500ml). Penting untuk selalu memantau keadaan umum dan menilai
jumlah kehilangan darah ibu selama kala empat melalui tanda vital, jumlah darah
yang keluar dan kontraksi uterus.

Memeriksa Kondisi Perineum

Perhatikan dan temukan penyebab perdarahan dari laserasi/robekan


perineum atau vagina. Laserasi di klasifikasikan berdasarkan luasnya robekan.

Tabel 2.5 Derajat Luas Robekan Episiotomi

Derajat Area Robekan


Derajat Satu  Mukosa vagina
 Komisura posterior
 Kulit perineum
Derajat Dua  Mukosa vagina
 Komisura posterior
 Kulit perineum
 Otot perineum
Derajat Tiga  Mukosa vagina
 Komisura posterior
 Kulit perineum
 Otot perineum
 Otot sfingter ani
Derajat Empat  Mukosa vagina
 Komisura posterior
 Kulit perineum
 Otot perineum
 Otot sfingter ani
 Dinding depan rectum

Pencegahan infeksi
Setelah persalinan, dilakukan dekontaminasi plastik, tempat tidur, dan matras
dengan larutan klorin 0,5% kemudian dicuci dengan detergen dan dibilas dengan
air bersih. Jika sudah bersih, dikeringkan dengan kain bersih supaya ibu tidak
berbaring diatas matras yang basah. Linen yang digunakan selama persalinan
didekontaminasi dalam larutan klorin 0,5% kemudian segera dicuci dengan air
dan detergen.

4. Partograf

Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau,


mengevaluasi dan menatalaksana persalinan (Depkes, 2008). Partograf dapat
dipakai untuk memberikan peringatan awal bahwa suatu persalinan berlangsung
lama, adanya gawat ibu dan janin, serta perlunya rujukan (Saifuddin, 2002 dalam
APN 2012).

a. Waktu pengisian partograf.


Waktu yang tepat untuk pengisian partograf adalah saat dimana proses
persalinan telah berada dalam kala I fase aktif yaitu saat pembukaan serviks dari 4
sampai 10 cm dan berakhir pada pemantauan kala IV (Saifuddin, 2002).
b. Isi Partograf
Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh informasi ibu,
kondisi janin, kemajuan persalinan, waktu dan jam, kontraksi uterus, kondisi ibu,
obat-obatan yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, keputusan klinik dan
asuhan atau tindakan yang diberikan dicatat secara rinci sesuai cara pencatatan
partograf (Depkes, 2008 dalam APN 2012).
5.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Pada setiap persalinan, ada 5 faktor yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Power
Adalah tenaga yang mendorong keluar janin. Kekuatan yang berguna
untuk mendorong keluar janin adalah his, kontraksi otot –otot perut, kontraksi
diagfragma dan aksi ligamamnet, dengan kerja sama yang baik dan sempurma.
Ada dua power yang bekerja dalam proses persalinan. Yaitu HIS dan Tenaga
mengejan ibu. HIS merupakan kontraksi uterus karena otot-otot polos bekerja
dengan baik dan sempurna, pada saat kontraksi, otot-otot rahim menguncup
sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri lebih kecil mendorong
janin dan kantong amnion ke arah bawah rahim dan serviks. Sedangkan tenaga
mengejan ibu adalah tenaga selain HIS yang membantu pengeluaran.
b. Passage
Merupakan faktor jalan lahir, terbagi menjadi 2 yaitu :

(1) Bagian keras


Bagian ini terdiri dari tulang panggul (Os coxae, Os Sacrum, Os
Coccygis), dan Artikulasi (Simphisis pubis, Artikulasi sakro-iliaka,
artikulasi sakro-kosigiu). Dari tulang-tulang dasar dan artikulasi yng ada,
maka bagian keras janin dapat dinamakan Ruang panggul (Pelvis mayor
dan minor), pintu panggul (Pintu atas panggul, Ruang tengah panggul,
Pintu bawah panggul, dan ruang panggul yang sebenarnya yaitu antara
inlet dan outlet), Sumbu panggul (merupakan garis yang menghubungkan
titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung ke depan), Bidang –
bidang (Hogde I, Hodge II, Hodge III, den Hodge IV).

(2) Bagian lunak


Jalan lunak yang berpegaruh dalam persalinan adalah SBR, Serviks
Utreri, dan vagina. Disamping itu otot –otot, jaringan ikat, dan ligament
yang menyokong alat-alat urogenital juga sangat berperan penting dalam
persalinan.

c. Passanger
Faktor yang juga sangat mempengaruhi persalinan adalah faktor janin.
Meliputi sikap janin, letak janin, dan bagian terendah. Sikap janin
menunjukkan hubungan bagian –bagian janin dengan sumbu tubuh janin,
misalnya bagaimana sikap fleksi kepala, kaki, dan lengan. Letak janin dilihat
berdasarkan hubungan sumbu tubuh janin dibandingkan dengan sumbu tubuh
ibu. Ini berarti seorang janin dapat dikatakan letak longitudinal ( preskep dan
presbo), letak lintang, serta letak oblik. Bagian terbawah adalah istilah untuk
menunjukkan bagian janin apa yang paling bawah.

6. Perubahan Psikologis Pada Ibu Bersalin

Pada ibu bersalin terjadi beberapa perubahan psikologis diantaranya :

a. Rasa cemas pada bayinya yang akan lahir


b. Kesakitan saat kontraksi dan nyeri
c. Ketakutan saat melihat darah

7. Proses Adaptasi Dan Perubahan Kebutuhan Dasar

KALA I

1. Mengatur aktivitas dan posisi ibu


2. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his
3. Menjaga kebersihan ibu
4. Pemberian cairan dan nutrisi

KALA II
1. Menjaga kandung kemih tetap kosong
2. Menjaga kebersihan ibu
3. Pemberian cairan
4. Mengatur posisi ibu
KALA III
1. Menjaga kebersihan
2. Pemberian cairan dan nutrisi
3. Kebutuhan istirahat
8. Asuhan Persalinan Normal

Asuhan Persalinan Normal 58 LANGKAH APN (Asuhan Persalinan


Normal)

1 ) Mengenali Gejala dan Tanda Kala II


1. Mengenali dan Melihat adanya tanda persalinan kala II Yang dilakukan
adalah: tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda :

a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran


b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada  rektum dan
vaginanya.
b. Perineum menonjol .
c. Vulva vagina dan sfingter ani membuka.

2) Menyiapkan Pertolongan Persalinan .

2. Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk


menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Untuk resusitasi → tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk
atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt
dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi.

a. Menggelar kain diatas perut ibu. Dan tempat resusitasi serta ganjal bahu
bayi.

b. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam
partus set.

3. Pakai celemek plastik yang bersih.

4. Melepaskan dan menyimpan semua periasan yang dipakai, mencuci kedua


tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan 
tangan dengan handuk pribadi yang kering dan bersih.

5.Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk


pemeriksaan dalam.

6. Masukan  oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang


memakai sarung tangan disinfeksi  tinggkat tinggi atau steril)
3) Memastikan Pembukaan Lengkap Dan keadaan Janin Bayi.

7.Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan


kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah di basahi air
disinfeksi tingkat tinggi.

a. Jika Introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi tinja,


bersihkan dengan kasa dari arah depan ke belakang.
b. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia.
c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan
rendam dalam larutan klorin 0,5 % → langkah 9.
8.  Lakukan Periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap

Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka
lakukan amniotomi.

9.  Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan korin 0,5% dan kemudian
melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya selama 10
menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.

10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk


memastikan bahwa DJJ dalam batas normal.

4) Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu proses pimpinan


meneran.
11.Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk 


meneran.

( pada saat adanya his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan
dia merasa nyaman ).

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran.

14. Ajarkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.

5) Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm meletakan
handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

16. Meletakan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.

17. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.

18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

6) Persiapan Pertolongan Kelahiran kepala.

19. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakan tangan yang
lain di kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala, menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan saat kepala lahir.

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika
terjadi lilitan tali pusat.
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua tempat
dan potong diantara kedua klem tersebut.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.Lahirnya Bahu

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tepatkan ke dua tangan di
masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi berikutnya, dengan lembut menariknya kearah bawah dan
kearah luar sehingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan kearah luar untuk
melahirkan bahu posterior. Lahirnya badan dan tungkai

23. Setelah kedua bahu di lahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi
yang berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan
lengan posterior lahir ketangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku
dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan tangan bagian bawah
saat menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.Menggunakan tangan anterior
(bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior saat bayi
keduanya lahir.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
atas(anterior)dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangga saat
punggung dan kaki lahir memegang kedua mata kaki bayi dan dengan
hati– hati membantu kelahiran kaki.

7) Penanganan Bayi Baru Lahir.

25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakan bayi diatas perut ibu di
posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu
pendek, meletakan bayi di tempat yang memungkinkan).
26. Segera mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
lainnya kecuali tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut ibu.

27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
(hamil tunggal).

28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik.

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntukan oksitosin 10 unit IM
(Intara muskuler) 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin).

30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3
cm dari pusat  bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem dari
arah bayi dan memasang klem ke dua  2 cm dari klem pertama ke arah ibu.

31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat

a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi), dan lakukan penguntungan tali pusat diantara dua klem tersebut.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul
kunci pada sisi lainnya.
c. Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah disediakan.
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.Letakkan
bayi tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di
dada/perut ibu. Usahan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan
posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.

33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi.

8) Penatalaksanaan Aktif  Persalinan Kala III.

Oksitosin
34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.

35. Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang
pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan
menstabilkan uterus, memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang
lain.

36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang – atas ( dorso –
kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta
tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu
hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas.Jika uterus
tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi puting susu.

9) Mengeluarkan Plasenta

37. Lakukan penegangnan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta


terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir,
(tetap lakukan tekanan dorso-kranial)

a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak


sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
1.Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM

2.Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh.

3.Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

4.Ulangi penegangna tali pusat 15 menit berikutnya.

5.Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila
terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual.
38.Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
menggunakan ke dua tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilih kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah
yang telah disediakan.

a. Jika selaput ketuban robek, pakia sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan
atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal.
b. Rangsangan Taktil (Masase) Uterus.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan Masase
uterus, meletakan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi ( Fundus
menjadi keras).Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik masase.

10 ) Menilai Perdarahan

40. Memeriksa kedua sisi placenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan plesenta kedalam kantung
plastik atau tempat khusus.

41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.Bila ada robekan yang
menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjahitan.

11 ) Melakukan Prosedur paska persalinan

42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi  perdarahan
pervaginam.

43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini
dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung
sekitar 10-15 menit bayi cukup menyusu dari satu payudara.
b. Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah
berhasil menyusu.
44. Setelah 1 jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri antibiotika
salep mata pencegahan, dan vit K 1 mg IM di paha kiri anterolateral.

45. Setelah 1 jam pemberian vit K berikan suntikan imunisasi hepatitis B di


paha kanan anterolateral. Letakan bayi didalam jangkawan ibu agar
sewaktu-waktu bisa disusukan. Letakan kembali bayi pada dada ibu bila
bayi belum berhasil menyusui 1 jam pertama dan biarkan sampai bayi
berhasil menyusu.

11) Evaluasi

46. Lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

1) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.

2) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska persalinan.

3) Setiap 20-30 menit pada jam kedua paska persalinan

4) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai
untuk menatalaksanaan atonia uteri.

47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama paska persalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua paska persalinan.

a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam


pertama paska persalinan
b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
50. Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk pastikan bahwa bayi
bernapas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-
37,5 0C).

a. Jika bayi sulit bernapas, merintih atau retraksi, diresusitasi dan segera
merujuk kerumah sakit.
b. Jika bayi napas terlalu cepat, segera dirujuk.
c. Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Kembalikan bayi
kulit kekulit dengan ibunya dan selimuti ibu dan bayi dengan satu
selimut.

12) Kebersihan Dan keamanan

51. Tempatkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5% untuk


dekontaminasi(10 menit), mencuci dan membilas peralatan setelah
didekontaminasi.

52. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah


yang sesuai.

53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.


Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu untuk
memakai pakaian yang bersih dan kering.

54. Pastikan bahwa ibu nyaman, membantu ibu memberikan ASI,


menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan
yang diinginkan.

55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan klorin 0,5% .

56. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%


membalikan bagian sarung tangan dalam ke luar dan merendamnya
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
57. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang  mengalir.

13) Pendokumentasian

58. Lengkapi patograf (Halaman depan dan belakang, periksa tanda vital dan
asuhan kala IV).( APN 2012)

6. Deteksi Dini Komplikasi


a. Persentasi
a. Persentasi muka
Merupakan akibat kelainan sikap (habitus) berupa defleksi kepala
maksimum.pada presentasi muka terjadi hiperekstensi maksimum
kepala sehingga oksiput menempel dengan punggung janin dengan
demikian maka yang merupakan presentasi(bagian terendah)janin dan
sekaligus denominator adalah mentum.
b. Persentasi dahi
Bentuk darikelainan sikap(habitus)berupa gangguan
defleksi.presentasi yang sangat jarang.diagnosa ditegakkan apabila VT
pada PAP meraba orbital ridge dan ubun-ubun besar.biasanya kepala
berada diantara posisi fleksi sempurna.

c. Persentasi rangkap
Yang dimaksud dengan prolapsus lengan disamping
bagianterendah janin.

b. Posisi
(a) Posisi oksipitalis posterior
Suatu bentuk kelainan putar paksi dalam(internal rotation) pada
proses persalinan
(b) Posisi oksipitalis tranversal persisten pada umunya bersifat
sementara(penempatan) sebelum berakhir sebagai posisi occiput
anterior atau posterior.
c. Letak
Letak lintangadalah sumbu panjang janin tegak lurus dengan
sumbu panjang tubuh ibu.kadang-kadang sudut yang tidak tegal lurus
sehingga terjadi letak oblique yang sering bersifat sementara oleh karena
akan berubah menjadi presentasi bokong.Pada letak lintang ini bahu
biasanya berada di pintu atas panggul dengan bokong dan kepala berada
pada fossa iliaca.

d. Kehamilan kembar
 Kehamilan kembar monozigotik
 Kehamilan kembar fraternal (Dizigotik)
e. Distosia bahu

Distosia bahu adalah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior


macet diatas sacral promontory karena itu tidak bisa lewat promontorium,
tetapi mendapat halangan dari tulang sacrum (tulang ekor).

f. Kelainan letak sungsang

Merupakan suatu letak dimana bokong bayi merupakan bagian terendah


dengan atau tanpa kaki(keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri.

C. NIFAS

1. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai sejak 1 jam
setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu ( 42 hari ) setelah itu.
Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini, dan
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan
pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi
bagi ibu (Prawirohardjo, 2010 : 356).

Periode masa nifas (puerperium) adalah setelah kelahiran plasenta dan


berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai 6
minggu ( 42 hari ) setelah itu .( saleha,2011).

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali,mulai dari persalinan


selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.Lama masa nifas 6-8
minggu.(Sinopsis Obstetri).

2. Tujuan Asuhan Pada Masa Nifas

1. Menjaga kesehatan Ibu dan Bayi,baik fisik maupun psikologik


2. Melaksanakan skrining yang komprehensif,mendeteksi masalah,mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasu pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri,nutrisi,keluarga berencana,menyusui,pemberian imunisasi pada
bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana
(Buku Acuan Nasional,2010:122)
3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a) Uterus
Pada uterus terjadi proses involusi. Proses involusi adalah proses
kembalinya uterus kedalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini
dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Pada tahap ketiga persalinan, uterus berda digaris tengah, kira-kira 2 cm dibawah
umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat
ini, besar uterus kira-kira sama besar uterus sewaktu kehamilan 16 minggu ( kira-
kira sebesar jeruk asam ) dan bertanya kira-kira 100 gram.

Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus uteri mencapai kurang lebih 1 cm


diatas umbilicus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung
dengan cepat. Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari pasca
partum keenam fundus normal akan berada dipertengahan antara umbilicus dan
simpisis pubis. Uterus tidak bias dpalpasi pada abdomen pada hari ke-9 paska
partum.

Tabel 2.6Tinggi Fundus Uterus Menurut Masa Involusi

Involusi Tinggi fundus Uterus Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1.000 gram
Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram

b) Serviks
Serviks mengalami involusi berma-sama uterus. Periubahan-perubahan
yang terjadi pada serviks post partum adalah bentuk servik yang akan
menganga seperti corong. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat
perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga
rahim ,setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat
dalalui 1 jari.
c) Lokia
Lokia adalah ekskresi cairan pada rahim selama masa nifas dan
mempunyai reaksi basah yang dapat membuat organism berkembang lebih
cepat dari kondisi asam yang ada pada vagina normal. Pengeluaran lokia dapat
dibagi berdasarkan aktu dan warnanya.

(a) Lochia rubra :berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-
sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari
pasca persalinan.
(b) Lochia sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir, hari ke 3-7 pasca persalina.
(c) Lochia serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7-14 pascapersalinan.
(d) Lochia alba : Cairan putih, setelah 2 minggu
(e) Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk
(f) Lochiostasis : lochia tidak lancar keluarnya

d) Perubahan pada vagina dan perineum


Estrogen paska partum yang menurun berperan dalam penipisan mokosa
vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali
secara bertahan pada ukuran sebelum hamil selama 6-8 minggu setelah bayi lahir.

Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina dan


penipisan mukosa vagina. Kekeringan local dan rasa tidak nyaman saat koitus
(dispareunia) menetap sampai fungsi ovarium kembali normal dan menstruasi
dimulai lagi.

2. Perubahan Tanda-tanda Vital


(b)Suhu badan
Satu hari (24 jam) postpartum suhu bada akan naik sedikit (37,5˚C – 38
˚C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan, dan
kelelahan. Apabila keadaan normal, suhu badan menjadi biasa. Biasanya
pada hari ke-3 suhu badan naik lagi karena ada pembentukan ASI dan
payudara menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila
suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis,
traktus genitalis, atau sistem lain.
(c) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Sehabis melahirkan
biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.
(d) Tekanan Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah
melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum
dapat menandakan terjadinya preeclampsia postpartum.
(e) Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya,
kecuali apabila ada gangguan khusus pada pernapasan
3. Perubahan Sistem Hematologi
Selama minggu-minggu kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma, serta
factor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum kadar
fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun, tetapi darah lebih mengental dengan
peningkatan viskositas sehingga meningkatkan factor pembekuan darah.
Leokositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih dapat mencapai
15.000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa
postpartum. Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan
diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan haemoglobin pada hari ketiga
sampai ketujuh pospartu dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu postpartum.
4. Sistem Pencernaan
1) Nafsu Makan
Ibu biasanya masih lapar segera setelah melahirkan, sehingga ia boleh
mengkonsumsi makan ringan. Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia,
anesthesia dan keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar. Seringkali
untuk pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus
kembali normal.
2) Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap
selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan
anastesia bias memperlambat pengembalian tonou dan motilitas ke keadaan
normal.
3) Pengosongan Usus
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama 2-3 hari setelah ibu
melahirkan. Keadaan ini disebabkan karena tonus otot usus menurun sealama
proses persalinan dan pada awal masa paskapartum, diare sebelum persalinan,
enema sebelum melahirkan, kurang makan, atau dehidrasi. Kebiasaan
mengosongkan usus secara regular perlu dilatih kembali untuk merangsang
pengosongan usus. Sistem pencernaaan pada masa nifas membutuhkan waktu
yang berangsur-angsur untuk kembali normal.
5. Perubahan Musculoskeletal
Otot-otot uuterus berkontraksi segera setelah persalinan. Pembuluh-
pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit.
Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan. 
Ligamen-ligamen, diagfragma pelvis, serta fasia yang meregang pada
waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali
sehingga tak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi karena
ligamentum royundum menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada
6-8 minggu setelah persalinan.

4. Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas


Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting pada masa
ini,ibu nifas menjadi lebih sangat sensitive,sehingga diperlukan pengertian-
pengertian keluarga terdekat.Peran bidan sangat penting dalam hal memberi
pengarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang
dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang
patologis.

Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan,ibu akan melalui fase-fase


sebagai berikut:
a. Fase Taking In
Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan.Fokus perhatian ibu
terutama pada dirinya sendiri.Pengalaman selama proses persalinan
berulang kali diceritakannya.Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif
terhadaplingkungannya.Kehadiran suami dan keluarga sangat diperlukan

pada fase ini.

Gangguan psikologi yang mungkin dirasakan ibu pada fase ini adalah
sebagai berikut:

(a) Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan trntang


bayinya.Misalnya jenis kelamin tertentu,warna kulit dan sebagainya.
(b) Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami ibu
misalnya rasa mulesakibat dari kontraksi rahim,payudara bengkak,akibat
luka jahitan dan sebagainya.
(c) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya
(d) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat
bayinyadan cenderung melihat saja tanpa membantu.
b. Fase Taking Hold
Fase taking hold atau fase periode yang berlangsung antara 3 – 10
hari setelah melahirkan.Fada fase ini,ibu merasa kawatir akan
ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat
bayinya.Ibu memiliki perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah
tersinggung dan gampang marah sehingga kita perlu berhati-hati dalam
berkomunikasi dengan ibu.

c. Fase Letting Go
Fase letting go merupakan fase menerim tanggung jawab akan
peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan .Ibu
sudah dapat menyesuaikan diri merawat diri dan bayinya,serta
kepercayaan dirinya sudah meningkat.
5. Tahapan Masa Nifas.
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut:

a. Periode immediate postpartum


Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini
sering terdapat masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh
karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi
uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.
b. Periode early postpartum ( 24 jam- 1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak
ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Periode late postpartum ( 1 minggu – 5 minggu).
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari-hari serta konseling KB (Salemba Medika,saleha,2013)
6. Program Dan Kebijakan Teknis Masa Nifas
Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas dilakukan untuk menilai
keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi.

Tabel 2.7 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas

Kunju Waktu Tujuan


ngan
1. 6-8 jam a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
setelah b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan:
persalina rujuk jika perdarahan berlanjut
n c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermia
g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi
dalam keadaan stabil.
h.
2. 6 hari a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus
setelah berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada
persalina perdarahan abnormal, tidak ada bau
n b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan,
dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari
3. 2 minggu a. Sama seperti diatas ( 6 hari setelah persalinan)
setelah
persalina
n
4. 6 minggu a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang
setelah ia atau bayi alami
persalian b. Memberikan konseling tentang KB secara dini.

7. Deteksi Dini dan Tanda Bahaya Nifas


a. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin
didefenisikan sebagai perdarahan pasca persalinan.Terdapat beberapa
masalah mengenai defenisi ini :

 Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang


sebenarnya,kadang-kadang hanya setengah dari biasanya.Darah
tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine,darah
juga tersebar di spon,kain dan handuk di dalam ember dan dilantai
 Volume darah yang hilang juga bervariasi akibat sesuai dengan kadar
haemoglobin ibu.seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat
menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang dapat berakibat
fatal pada anemia.Seorang ibu yang sehat dan tidak anemic pun dapat
mengalami akibat yang fatal dari kehilangna darah.
 Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa
jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
b. Infeksi masa nifas
Gejala umum infeksi dapat dilihat dari temperatur atau suhu
pembengkakan takikardi dan malais.Sedangkan gejala lokal dapat berupa
uterus lembek,kemerahan ,dan rasa nyeri pada payudaraatau adanya
disuri,infeksi alat genitalia.Ibu beresiko terkena infeksi postpartumkarena
adanya luka pada bekas pelepasan plasenta,laserasi pada saluran genitalia
termasuk episiotomi pada perineum,dinding vagina dan serviks,infeksi
post SC yang terjadi.

c. Sakit kepala,nyeri epigastrik,penglihatan kabur


Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala yang hebat
dan penglihatan kabur.

Penangananya :
1. Jika ibu sadar periksa nadi,tekanan darah,pernafasan
2. Jika ibu tidak bernafas periksa lakukan ventilasi dengan balon atau
masker,lakukan intubasi dan beri oksigen 4-6 liter/menit
3. Jika pasien tidak sadar/koma bebaskan jalan nafas,baringkan pada
posisi kiri,ukur suhu,periksa apakah ada kaku tengkuk.
d. Pembengkakan wajah atau ekstremitas
1. Periksa adanya varises
2. Periksa adanya kemerahan pada betis
3. Periksa apakah tulang kering dan pergelangan kaki odema
e. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih
Pada masa nifas ini sensitivitas kandung kemih terhadap tegangan air
kemih didalam vesika sering menurun akibat trauma persalina serta
analgesia atau spinal sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin
berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan episiotomi yang
lebar.Setelah melahirkan terutama saat infuse oksitosin.Overdistensi yang
disertai keteterisasi untuk mengeluarkan air kemih sering mnyebabkan
infeksi saluran kemih.
f. Payudara yang berubah menjadi merah,panas dan terasa sakit
Payudara bengakak yang tidak disusu secara adekuat dapat menyebabkan
peyudara menjadi merah,panas,terasa sakit,akhiranya terjadi
mastitis.Puting lecet akan mengakibatkan masuknya kuman dan terjadinya
payudara bengkak.

Gejala :

a. Bengkak,nyeri seluruh payudara/nyeri lokal


b. Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal
c. Panas dalam dan rasa sakit umum
Penatalaksanaan :

1. Menyusui diteruskan
2. Berikan kompres panas
3. Ubahlah posisi menyusui dari waktu kewaktu
4. Pakailah baju BH yang longgar
5. Istirahat yang cukup,makan makanan yang bergizi
6. Banyak minum sekitar 2 liter/hari
g. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
Sesudah anak lahir ibu mungkin akan merasa lelah karena kehabisan
tenaga.Hendaknya lekas berikan minuman hangat,susu,kopi atau teh yang
bergula.Apabila ibu menghendaki makanan,berikanlah makanan yang
sifatnya ringan.

h. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya
sendiri.
Pada minggu-minggu awal persalinan sampai kurang lebih 1 tahun ibu
postpartum cendenrung mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada
umumnya,seperti merasa sedih,tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan
bayinya.

Faktor penyebab :
a. Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur rasa takut
yang dialami kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan
b. Rasa nyeri pada awal masa nifas
c. Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah melahirkan
kebanyakan di rumah sakit.
d. Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah
meninggalkan rumah sakit.
e. Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala
atau masalah kesehatan yang dialami oleh ibu nifas dengan
mengumpulkan data objektif dilakukan pemeriksaan terhadap pasien
(Ai Yeyeh Rukiah,2013).

D. BAYI BARU LAHIR

1. Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir disebut juga neonatus, bayi baru lahir adalah bayi yang
lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu mampu hidup diluar kandungan dan
berat 2500-4000 gr. ( Dewi, Dkk 2010 hal1 )

Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu
dengan berat badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm
(Sarwono, 2010 dalam Jenny J.S. sondakh)
2. Perubahan Yang Terjadi Sesudah Kelahiran.
Menurut Jenny J.S sondakh 2013

Fisiologis neonatus adalah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital
neonatus. Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin. Selain itu neonatus
adalah individu yang sedang bertumbuh.

a) Perubahan pada sistem pernapasan


Rangsangan untuk gerak pernapasan :

a. Tekanan mekanik dari toraks penurunan PAO2 dan kenaikan PACO2


b. Daerah Rangsangan dingin pada daerah muka.
Upaya pernapasan pertama pada seorang bayi berfungsi untuk :

1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru


2. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.

Tabel 2.8 Perkembangan Sistem Pulmoner

Umur kehamilan Perkembangan


24 hari Bakal paru-paru terbentuk
26-28 hari Kedua bronchi membesar
6 minggu Di bentuk segmen bronchus
12 minggu Diffrensial lobus
24 minggu Dibentuk alveolus
28 minggu Dibentuk surfaktan
34-36 minggu Struktur matang

a) Perubahan pada sistem kardiovaskuler


Terjadi perubahan besar yaitu :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta
c. Denyut jantung BBL rata-rata 140 detik/menit
d. Volume darah pada BBL berkisar 80-110 ml/kg
b) Perubahan pada sistem hemogenik
Empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan bayi
baru lahir kehilangan panas pada tubuhnya :
1. Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak
langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke
objek lain melalui kontak langsung). Sebagai contoh : konduksi bias
terjadi ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi
saat tangan dingin, dan menggunakan stetoskop dingin untuk
pemeriksaan BBL
2. Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak
(jumlah panas menghilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara)
Contoh: konveksi dapat terjadi ketika membiarkan/menempatkan BBL
dekat jendela atau membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas
angin.
3. Radiasi
Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya ke lingkungan yang
lebih dingin (pemindahan panas anatara 2 objek suhu yang berbeda)
Contoh : membiarkan BBL dalam AC tanpa diberikan pemanas
(radian warm),membiarkan BBL dalam keadaan telanjang, atau
menidurkan BBL berdekatan dengan ruangan yang dingin (dekat
tembok).
4. Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan dan bergantung pada kecepatan
dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara mengubah
cairan menjadi uap). Evoporasi ini dipengaruhi oleh jumlah panas yang
dipakai, tingkat kelembapan udara, dan aliran udara yang melewati.
Agar dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi, maka
lakukan hal berikut:
a. Keringkan bayi secara seksama
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih yang kering dan
hangat.
c. Tutup bagian kepala bayi.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
e. Jangan segera menimbang atau memandikan BBL.
f. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat.
c) Perubahan pada metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus relative lebih luas dari tubuh
orang dewasa, sehingga metabolisme basal/kg berat badan akan lebih
besar. Oleh karena itulah BBL harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru sehingga energy dapat diperoleh dari metabolisme
karbohidrat dan lemak.

Pada jam- jam pertama kehidupan, energy didapatkan dari


perubahan karbohidrat. Pada hari ke-2, energy berasal dari pembakaran
lemak. Setelah mendapat susu, sekitar dihari ke 6 energi diperoleh dari
lemak dan karbohidrat yang masing- masing sebesar 60 dan 40 %.

D Perubahan adaptasi Neurologis


1. Sistem neurologis secara anatomic atau fisiologis belum berkembang
sempurna.
2. BBL menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan
suhu yang labil, konrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor
pada ekstemitas.
3. Perkembangan neonatus menjadi lebih cepat. Saat bayi tumbuh,
perilaku yang lebih kompleks (misalnya : kontrol kepala, tersenyum
dan meraih dengan tujuan) akan berkembang.
4. Refleks BBL meruapakan indikator penting perkembangan normal.
Beberapa refleks yang terdapat pada BBL antara lain:

a. Refleks moro/peluk
b. Rooting refleks
c. Refleks menghisap dan menelan
d. Refleks batuk dan bersin
e. Refleks genggam
f. Refleks melangkah dan berjalan
g. Refleks otot leher.
d) Adaptasi Gastrointestinal
1. Enzim-enzim digestif aktif saat lahir dan dapat menyokong
kehidupan ekstrauterin pada kehamilan 36-38 minggu.
2. Perkembangan otot dan refleks yang penting untuk
menghantarkan makanan sudah terbentuk saat lahit\r.
3. Pencernaan protein dan karbohidrat telah tercapai, pencernaan
dan absorpsi lemak kurang baik karena tidak adekuatnya
enzim-enzim prankreas dan lipase.
4. Kelenjar saliva imatur saat lahir, sedikit saliva diolah sampai
bayi berusia 3 bulan.
5. Pengeluaran mekonium, yaitu feses bewarna hitam kehijauan,
lengket dan mBengandung darah samar, diekresikan dalam 24
jam pada 90% BBL yang normal.
6. Variasi besar terjadi diantara BBL tentang minat terhadap
makanan, gejala-gejala lapar, dan jumlah makanan yang ditelan
pada saat pemberian makanan.
7. Beberapa BBL menyusu segera bila diletakkan pada payudara,
sebagian lainnya memerlukan 48 jam untuk menyusui secara
aktif.
8. Gerakan acak tangan ke mulut dan menghisap jari tangan telah
diamati di dalam uterus, tindakan-tindkan ini berkembang baik
pada saat lahir dan diperkuat rasa lapar.
e) Adaptasi Ginjal
1. Laju filtrasi glomerolus relative rendah pada saat lahir disebabkan
oleh tidak adekuatnaya area permukaan kapiler glomerulus.
2. Meskipun keadaan ini tidak mengancam BBL yang normal, tetapi
menghambat kapasitas bayi untuk berespon terhadap stressor.
3. Penurunan kemampuan untuk mengekresikan obat-obatan dan
kehilangan cairan yang rlebihan mengakibatkan asidosis dan
ketidakseimbangan cairan.
4. Sebagian besar BBL berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir
dan 2-6 kali perhari pada 1-2 jam pertama, setelah itu mereka
berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.
5. Urine dapat keruh karena lendir dan garam urat, noda kemerahan
(debu batu bata) dapat diamati pada popok karena Kristal asam urat.
f) Adaptasi Hati
1. Selama kehiduapan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir,
hati terus membantu pembentukan darah.
2. Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial
untuk pembekuan darah.
3. Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai sampai bayi 5 bulan
kejidupan ekstrauterin, pada saat ini, BBL menjadi rentan terhadap
defisiensi zat Besi.
4. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang
bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan
dengan pemecahan sel-sel darah merah.
5. Bilirubin tidak terkonjugasi dapat meninggalkan sistem vascular
dan menembus jaringan lainnya, misalnya : kulit, sclera, dan
membrane mukosa oral mengakibatkan warna kuning yang disebut
jaundice atau ikterus.

6. Pada stress dingin lama, glikolisis aneorobik terjadi dan jika


terdapat defek fungsi pernapasan, asidosis respiratorik dapat
terjadi. Asam lemak yang berlebihan menggeser bilirubin dari
tempat-tempat peningkatan albumin. Peningkatan kadar bilirubin
tidak berikatan yang bersirkulasi mengakibatkan peningkatan
resiko kern-ikterus pada kadar bilirubin serum 10 mg/DL atau
kurang.
g) Perlindungan Termal (Termoregulasi)
1. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit
bayi dengan kulit ibu.
2. Gantilah handuk/ kain yang basah dan bungkus bayi tersebut
dengan selimut, serta jangan lupa memastikan bahwa kepala telah
terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
Pastikan bayi tetap hangat.
3. Mempertahankan lingkungan termal netral
a. Letakkan bayi dibawah alat penghangat pancaran dengan
menggunakan ensor kulit untuk mementau suhu sesuai
kebutuhan.

b. Tunda memandikan bayi sampai suhu bayi labil.

c. Pasang penutup kepala rajutan untuk mencegah kehilangan


panas dari kepala bayi.

3. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal.


a. Cara Memotong Tali Pusat
(a) Menjepit tali pusat dengan kleam dengan jarak 3 cm dari pusat, lalu
mengurut tali pusat kearah ibu dan memsang kleam ke -2 dengan
jarak 2 cm dari kleam.
(b) Memegang tali pusat diantara 2 kleam dengan menggunakan tangan
kiri (jari tengah melindunhi tubuh bayi) lalu memotong tali pusat
diantara 2 klem.
(c) Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilicus dengan
simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati.
Untuk kedua kalinya bungkus dalam wadah yang berisi larutan
klorin 0,5 %.
(d) Membungkus suhu tubuh BBL dan memberikannnya pada ibu.
b. Mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah hiportermia.
(a) Mengeringkan tubuh bayi segera kahir. Kondisi tubuh lahir dengan
tubuh basah karena air ketuban atau aliran udara melalui
jendela/pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan
yang akan mengakibatkan bayi lebih cepat kehilangan suhu tubuh.
Hal ini akan mengakibatkan serangan dingin yang merupakan gejala
awal hiportermia. Bayi kedinginan biasanya tidak memperliahatkan
gejala menggigil oleh karena kontrol suhunya belum sempurna.
(b) Untuk mencegah terjadinya hiportermia, bayi baru lahir harus
segera dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering kemudian
diletakkan telungkup diatas dada ibu untuk mendapatkan kehangatan
dari dekapan ibu.
(c) Menunda memandikan BBL sampai tubuh bayi stabil.
Pada BBL cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2500 gr dan
menangis kuat bisa dimandikan ±24 jam setelah kelahiran dengan
menggunakan tetap air hangat.

4. Penilaian Bayi Untuk Tanda - Tanda Kegawatan


Menurut Prawirohhardjo, 2010 BBL dinyatakan sakit apabila :
a. Sesak nafas : frekuensi pernafasan 60 kali/menit
b. Gerak retraksi di dada
c. Malas minum
d. Panas atau suhu badan bayi rendah
e. Kurang aktif
f. Berat lahir rendah ( 500 – 2500 gram)
g. Kesulitan minum.
Tanda- tanda bayi sakit berat, apabila :

1. Sulit minum.
2. Sianosis sentral ( tidak biru).
3. Perut kembung.
4. Periode apneu.
5. Kejang/periode kejang-kejang kecil.
6. Merintih.
7. Perdarahan.
8. Sangat kuning
9. Berat badan lahir < 1500 gram.

5. Inisiasi Menyusui Dini


1) Pengertian Inisiasi Menyusui Dini
Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyusui dini adalah bayi mulai
menyusui sendiri segera setelah lahir. Seperti halnya bayi mamalia lainnya, bayi
manusia mempunyai kemampuan untuk menyusui sendiri. Kontak antara kulit
bayi dengan kulit ibunya dibiarkan setidaknya selama 1 jam segera setelah lahir,
kemudian bayi akan mencari payudara ibu dengan sendirinya. Cara bayi untuk
melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan the brest crawl atau merangkak
mencari payudara.(Menurut Jenny J.S. Sondaks halaman 170)

Beberapa prinsip dalam pemberian ASI adalah sebagi berikut :

1. Setelah bayi lahir, tali pusat segera diikat.


2. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bersentuhan
langsung ke mulut ibu.
3. Biarkan kontak kulit berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih,
bahkan sampai bayi dapat menyusui sendiri apabila sebelumnya
tidak berhasil.
4. Bayi diberi topi dan diselimuti.
5. Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusui.
6. Menyusui dimulai 30 menit setelah bayi baru lahir.
7. Memberikan kolostrum kepada bayi.
8. Tidak memberikan makanan praklatal seperti air gula atau air tajin
kepada BBL sebelum ASI keluar, tetapi mengusahakan bayi
menghisap untuk merangsang produksi ASI.
9. Menyusui bayi dari kedua payudara secara bergantian sampai tetes
terakhir, masing-masing 15-25 menit.
10. Memberikan ASI saja selama 4-6 bulan pertama (on demand)
11. Memperhatikan posisi tubuh bayi saat menyusui dan
carabayimenghisap diman putting susu dan oreola mammae harus
masuk seluruhnya ke mulut untuk menghindari putting lecet.
12. Menyusui sesuai kebetuhan bayi (on demand).
13. Setelah berumur 4 bulan, selain ASI, MP-ASI sampai anak berusia 2
tahun.
14. Meneruskan menyusui bayi dengan tambahan MP-ASI sampai anak
berusia 2 tahun.
15. Berikan ASI lebih dahulu, baru MP-ASI.
16. Setelah usia 2 tahun, menyapih dilakukan secara bertahap.
17. Kebersihan ibu dan bayi, lingkungan dan peralatan yang digunakan
waktu member makan anak perlu diperhatikan.
18. Memperhatikan gizi/makanan ibu saat hamil dan menyusui. Ibu
memerlukan ekstra makanan dan minuman lebih banyak dari
keadaan sebelum hamil.
19. Bagi ibu yang bekerja, dapat memberikan ASI sebelum dan sesudah
pulang kerja.

2) Manfaat Imunisasi Menyusui Dini (IMD)


1. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi
a. Kehangatan dada ibu dapat menghangatkan bayi, dapat
menurunkan resiko hipotermia dan menurunkan kematian akibat
kedinginan.
b. Getaran cinta, saat ibu dipeluk oleh suaminya, maka akan
merasakan ketenangan, merasa dilindungi, dan kuat secara spikis.
c. Tidak ada yang meragukan kolostrum, cairan yang kaya akan
antibodi dan sangat penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan
terhadap infeksi yang sangat dibutuhkan bayi demi kelangsungan
hidupnya.
d. Pemberian makanan awal selain ASI (susu hewan) yang
mengandung bukan protein susu manusia dapat sangat menganggu
pertumbuhan fungsi usus.
e. Bayi yang diberikan kesempatan menyusu dini akan mempunyai
kesempatan lebih berhasil menyusui ekslusif dan mempertahankan
menyusui kesempatan menyusui daripada yang menunda menyusu
dini.
2. Keuntungan Inisiasi Menyusui Dini Untuk Bayi
a. makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal. Mendapat
kolostrum segera, disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
b. Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi. Kolostrum adalah
imunisasi pertama bagi bayi.
c. Meningkatkan kecerdasan
d. Membantu bayi mengoordinasikan kemampuan menghisap,
menelan, dan napas.
e. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi.
f. Mencegah kehilangan panas.
g. Meningkatkan berat badan.

6. Tanda Tanda Bahaya Pada Bayi


Tanda dan gejala sakit berat pada bayi baru lahir dan bayi muda sering
tidak spesifik. Tanda ini dapat terlihat pada saat atau sesudah bayi lahir, saat bayi
baru lahir datang atau saat perawatan di rumah sakit. Pengelolaan awal bayi baru
lahir dengan tanda ini adalah stabilisasi dan mencegah keadaan yang lebih buruk.
Tanda ini mencakup :

1. Tidak bisa menyusu


2. Kejang
3. Mengantuk atau tidak sadar
4. Frekuensi napas < 20 kali/menit atau apnu (pernapasan berhenti
selama >15 detik)
5. Frekuensi napas > 60 kali/menit
6. Merintih
7. Tarikan dada bawah ke dalam yang kuat
8. Sianosis sentral.

7. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir


Menurut Jenny J.S. Sondaks halaman 160
a. Kepala : pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura
menutup/melebar, adanya caput succedanum,sepal hematoma,
kraniotabes, dan sebagainya.
b. Mata : pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, tanda-tanda
infeksi (pus).
c. Hidung dan mulut : pemeriksaan terhadap labio skitis,
labiopalatokisis,dan refleks isap (dinilai saat bayi menyusu).
d. Telinga : pemeriksaan terhadap preaurical tog, kelainan
daun/bentuk/telinga.
e. Leher : pemeriksaan terhadap hematom sternocleidomastoideus,
ductus thyroglossalis, hygroma colli.
f. Dada : pemeriksaan terhadap bentuk, pembesaran buah dada,
pernapasan, retraksi intercrostal, subcostal sifoid, merintih, penapasan
cuping hidun, serta bunyi paru-paru (sonor, vesikuler, bronchial, dan
lain-lain)
g. Jantung : pemeriksaan terhadap pulsasi, frekuensi bunyi jantung,
kelainan bunyi jantung.
h. Abdomen :pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati, limfa,
tumor aster) scaphoid (kemungkinan bayi menderita
diafragmatika/atresia esofagus tanpa fistula)
i. Tali pusat :pemeriksaan terhadap perdarahan, jumlah darah pada tali
pusat,warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau selangkangan.
j. Alat Kelamin : pemeriksaan terhadap testis apakah berada dalam
skrotum, penis berlubang pada ujung (pada bayi laki-laki), vagina
berlubang, apakah labia mayora menutupi labio minora (bayi
perempuan)
k. Lain-lain : mekonium harus keluar dalam 24 jam setelah lahir, bila
tidak, harus waspada terhadap atresiani ani atau abstruksi anus. Selain
itu, urin juga harus keluar dalam 24 jam. Kadang pengeluaran urin tidak
diketahui karena pada saat bayi lahir, urin keluar bercampur dengan air
ketuban. Bila urin tidak keluar dalam 24 jam, maka harus diperhatikan
adanya obstruksi saluran kemih.
8. Jadwal imunisasi.
Jadwal imunisasi adalah informasi mengenai kapan suatu jenis vaksinasi
atau imunisasi harus diberikan kepada anak. Jadwal imunisasi suatu Negara dapat
berbeda dengan Negara lain tergantung kepada lembaga kesehatan yang
berwenang mengeluarkannya.

Berikut adalah jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter


Indonesia (IDAI) Periode 2004 (revisi September 2003):

Tabel 2.9 Keterangan Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI, Periode 2004

Umur Vaksin Keterangan


Saat lahir Hepatitis HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam
B-1 setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6
bulan.Apabila statusHbsAg-B ibu positif dalam
12 jam setelah lahir diberikan HbAg 0,5 ml
bersamaan dengan bersamaan dengan vaksin
HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak
diketahui dan ternyata dalam perjalanan
selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif
maka dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi
berumur 7 hari.
Polio- 0 Polio 0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk
bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan
saat bayi dipulangkan untuk menghindari
imunisasi virus vaksin kepada bayi lain)
1 bulan Hepatitis Hb-2 diberikan pada bayi umur 1 bulan, interval
B-2 HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.
0-2 bulan BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG
akan diberikan pada umur > 3 bulan dilakukan
uji tuberculin terlebih dahulu dan BCG
diberikan apabila uji Tuberkulin negative
2 bulan DPT-1 DPT-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu,
dapat dipergunakan DTwp atau DTap, DTP-1
diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-
T)
Hib-1 Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan
interval 2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara
terpisah atau dikombinasikan dengan DPT-1
Polio 1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DPT-
1
4 bulan DPT-2 DPT-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan
secara terpisah atau dikombinasikan dengan
Hib-2 (PRP-T)
Hib-2 Hib-2 dapat diberikan terpisah atau
dikombinasikan dengan DPT-2
Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DPT-2
6 bulan DPT-3 DPT-3 dapat diberikan terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T)
Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMG, Hib-3 pada
umur 6 bulan tidak perlu diberikan.
Polio-3 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DPT-3
Hepatitis HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk
B-3 mendapatkan respon imun optimal, interval HB-
2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.
9 bulan Campak 1 Campak-1 diberikan pada bayi umur 9 bulan,
campak-2 merupakan program BIAS pada SD
kelas 1, umur 6 bulan. Apabila telah mendapat
MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak
perlu diberikan.
15-18 bulan MMR Apabila sampai umur 12 bulan belum
mendapatkan imunisasi campak, MMR dapat
diberikan pada umur 12 bulan
Hib-4 Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau
PRP-OMP)
18 bulan DPT-4 DPT-4 (DPT atau DTap) diberikan 1 tahun
setelah DTP-3
Polio-4 Polio-4 diberikan bersamaan dengan DPT-4
2 tahun Hepatitis A Vaksin Hepatitis A direkomendasikan pada
umur > 2 tahun, diberikan dua kali dengan
interval 6-12 bulan.
2-3 tahun Tifoid Vaksin tifoid polisakarida injeksi
direkomendasikan untuk umur . 2 tahun.
Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu
diulang setiap 3 tahun.
5 tahun DPT-5 DPT-5 diberikan pada umur 5 tahun
(DTwp/DTap)
Polio -5 Polio-5 diberikan bersamaan dengan DPT-5
6 tahun MMR Diberikan untuk catch-upimmunization pada
anak yang belum mendapatkan MMR-1
10 tahun Dt/TT Menjelang pubertas, vaksin teanus ke-5 (Dt/TT)
diberikan untuk mendapatkan imunitas selama
25 tahun
Varisela Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. H USIA 24 TAHUN G2P1A0 USIA


KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI DI KLINIK MARIANA SUKADONO

Tanggal/Jam Pengkajian : 15 – 02 - 2017


Tempat : Klinik Mariana Sukadono

Pengkaji : Hermina f.laia

PENGUMPULAN DATA

A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny.H Nama Suami : Tn.E
Umur : 24 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Kristen Agama : Kristen
Suku/bangsa: Batak/indonesia Suku/bangsa : Batak/indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan :SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wiraswasta
Alamat :Gg. Mesjid Alamat : Gg. Mesjid
B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)

1. Alasan kunjungan : ingin memeriksakan kehamilan

2. Keluhan utama : sakit bagian simfisis

3. Riwayat menstruasi :

Menarche : 14 thn, siklus 28 hari, teratur/tidak teratur

Lama : 3-4 hari, Banyak : 3x ganti doek

Keluhan : tidak ada

4. Riwayat kehamilan/persalinan yang lalu

An Tgl UK Jenis Temp Peno Kompli Bayi Nifas


ak Lahir/ Persal at long kasi
Bay Ib PB/B Kead Kea lakt
ke Umur inan persal
i u B/JK aan daan asi
inan
1. 2thn Ate Spont Klinik Bida - - 51/30 Baik Baik baik
rm an n 00/LK
2 H A M I L I N I

5. Riwayat kehamilan sekarang


a. GII PI Ao
b. HPHT : 02-06-2016 HPL : 09-03-2017
c. UK : 38 mg 2 hari
d. Gerakan janin : >7 x sehari, pergerakan janin pertama kali bulan
6….
e. Imunisasi Toxoid Tetanus : sebanyak…..kali, yaitu :
f. Kecemasan : tidak ada
g. Tanda-tanda bahaya : tidak ada
h. Tanda-tanda persalinan : tidak ada

a. Imunisasi Toxoid Tetanus : -


b. Kecemasan : Tidak ada
c. Tanda-tanda bahaya : Tidak ada
d. Tanda-tanda persalinan : Tidak ada
i Riwayat penyakit yang pernah diderita

Jantung : Tidak ada


Hipertensi : Tidak ada
Diabetes Melitus : Tidak ada
Malaria : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
Riwayat operasi abdomen/SC: Ada
1. Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi : Tidak ada
Diabetes mellitus : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada riwayat kembar
2. Riwayat KB : Suntik KB 3 bulan
3. Riwayat Psikososial
Status Perkawinan : Sah
Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Senang
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
Tempat dan petugas yang diinginkan untuk membantu persalinan: klinik
Tempat rujukan jika ada komplikasi : Rumah sakit
Persiapan menjelang persalinan : Tabungan
4. Activity daily Living

a. Pola makan dan minum


Frekuensi : 3 kali
Jenis :
Pagi : Nasi, ikan, susu
Siang : Nasi, ikan, sayur
Malam : Nasi, ikan, sayur, susu
Porsi : sedang
Keluhan/Pantangan : tidak ada
b. Pola istirahat
Tidur siang : 1-2 jam
Tidur malam : 6-7 jam
c. Pola eliminasi
BAK :6-8 kali/hari,warna : kuning jerami
BAB :1-2 kali/hari,konsistensi : lembek

d. Personal hygiene
Mandi :2 kali/hari
Ganti pakaian/pakaian dalam: 2 kali/hari atau pada saat basah
e. Pola aktivitas
Pekerjaan sehari-hari : Selayaknya Ibu Rumah Tangga
f. Kebiasaan hidup
Merokok : Tidak ada
Minum-minuman keras : Tidak ada
Obat terlarang : Tidak ada
Minum jamu : Tidak ada

A. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 78 kali/menit
- Suhu : 36,5 C
- Respirasi : 20 kali/menit
3. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
- Berat badan : 58 kg, kenaikan BB selama hamil : 2 kg
- Tinggi badan : 160 cm
- LILA : 30 cm
4. Pemeriksaan fisik
a. Postur tubuh : Normal
b. Kepala
- Muka : Simetris Cloasma : Tidak ada Oedema : Tidak ada
- Mata : Simetris Conjungtiva: Merah muda Sclera: Putih
- Mulut/bibir: bersih
- Hidung : Polip : Tidak ada
c. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
d. Payudara
Bentuk Simetris : Ya
Keadaan putting susu : Menonjol
Areola mamae : Hiperpigmentasi
Colostrum : Tidak ada
e. Perut
- Inspeksi : Pembesaran perut sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas
luka operasi
- Palpasi :
a) Leopold I : TFU = 34 cm teraba lunak, lembek dan tidak melenting
b) Leopold II : Teraba keras, panjang, memapan, di sebelah kiri
abdomen ibu. Teraba bagian-bagian kecil di sebelah

kanan abdomen ibu (Punggung kiri)

c) Leopold III : Teraba Keras, bulat, melenting di bagian terbawah


janin, teraba bulat, lunak, tidak melenting di fundus

(Presentasi Kepala)

d) Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP


e) TBJ : 3265 gr
f) TFU : 34 cm
g) Kontraksi : Tidak ada
- Auskultasi : Ada
- DJJ : 134 x/i
h) Ekstremitas
Atas : Tidak ada oedema, Tidak ada pucat, jari-jari lengkap
Bawah : Tidak ada oedema, Tidak ada pucat,Tidak ada Varises,
jari-jari lengkap
i) Genetalia
Anus : Tidak ada Hemoroid
5. Pemeriksaan panggul
Lingkar Panggul : Tidak dilakukan
Distansia cristarum : Tidak dilakukan
Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
Conjugata Bourdeloque : Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
7. Pemeriksan penunjang : Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR :

Diagnosa : Ibu hamil usia 24 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 38 minggu


janin tunggal, hidup intrauterin, punggung kiri, presentasi kepala
belum masuk PAP keadaan ibu dan janin baik.
Data dasar:

DS : - Ibu mengatakan perutnya semakin membesar sesuai dengan usia


kehamilannya.

- Ibu mengatakan usia ibu saat ini adalah 24 tahun.


- Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan belum pernah
keguguran, anak hidup sehat.
- Ibu mengatakan HPHT tanggal 02 – 06 - 2016
- Ibu mengatakan merasakan gerakan janin pada satu arah

DO : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos menthis

Keadaan emosional : Stabil

Tanda-tanda vital

- TD : 110/70 mmHg
- T : 36,3 o C
- P : 80 x/m
- RR : 20 x/m
Berat badan : 58 kg, kenaikan BB selama hamil 2 kg

Tinggi badan : 160 cm

LILA : 25 cm

Pemeriksaan fisik dalam batas normal

Palpasi :

a) Leopold I : TFU = 34 cm teraba teraba lunak, lembek dan tidak


melenting
b) Leopold II : Teraba keras, panjang, memapan, di sebelah kiri abdomen
ibu. Teraba bagian-bagian kecil di sebelah kanan abdomen ibu
(Punggung kanan)
c) Leopold III : Teraba Keras, bulat, melenting di bagian terbawah janin,
teraba bulat, lunak, tidak melenting di fundus (Presentasi Kepala).
d) Leopold IV : Kepala belum masuk PAP
TFU : 34 cm

TBJ : 3565 gram

Djj : Teratur

Frekuensi : 140 x/i

Masalah : Ketidaknyamanan sehubungan dengan nyeri pinggang

Kebutuhan :- Penkes perubahan fisiologis pada ibu TM- III

- Ajarkan ibu posisi yang baik

- Ajarkan ibu senam hamil

III.ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Diagnosa masalah potensial : tidak ada

Masalah potensial : tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

V. INTERVENSI

Tanggal : 15– 02 - 2017 Pukul : 18.30 wib Oleh : Hermina f.laia

No. Intervensi Rasionalisasi

1 Beritahu kondisi/ hasil Memberitahu ibu hasil pemeriksaan


pemeriksaan pada ibu. setelah dilakukan pemeriksaan adalah
suatu tindakan objektif dan memberikan
kenyamanan bagi pasien karena sudah
mengetahui kondisinya.

2 Berikan penkes pada ibu Pendidikan kesehatan diberitahu kepada


tentang perubahan fisiologis ibu agar mengetahui betul apa yang sedang
TM-III dialaminya, dan tidak khawatir karena hal
tersebut normal.

3 Ajarkan ibu posisi yang baik Hal ini diberikan untuk mengurangi nyeri
untuk duduk, untuk tidur, pinggang pada ibu karena posisi yang
berdiri berjalan- jalan, salah dapat semakin memicu nyeri
bangun dari berbaring, pinggang pada ibu hamil.
membungkuk, dan
mengangkat.

4 Ajarkan ibu senam hamil Senam hamil baik untuk ibu hamil, untuk
menghindari nyeri pinggang, melancarkan
aliran darah sehingga terjadi relaksasi,
merelaksasikan otot-otot, mengurangi
bengkak pada kaki.

5 Berikan penkes tentang pola Nutrisi harus menjadi hal utama bagi ibu
nutrisi dan cairan pada ibu. untuk perkembangan janin dan untuk
kesehatan ibu.

6 Penkes tentang tanda- tanda Tanda- tanda bahaya kehamilan di


bahaya kehamilan TM-III beritahu agar ibu hamil mengerti dan dapat
segera memeriksakan kesehatan/ dirinya

VI. IMPLEMENTASI

No Tanggal Jam Implementasi Nama


.

1 15 – 2 - 18.30 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan: Hermina


2017 wib
Keadaan Umum : baik
TTP:02-06-2016

UK: 38 minggu 2 hari

Tanda-tanda vital

- Temp : 36,3o C

- Pols : 80 x/m

- RR : 22x/m

- TD : 110/80 mmHg

Pengukuran BB dan TB

- Berat badan : 58 kg, kenaikan BB


selama hamil 5 kg

- Tinggi badan : 160 cm

- LILA : 30 cm

Pemeriksaan fisik

Postur tubuh : Normal

Muka: simetris, tidak ada cloasma, tidak


ada oedema, tampak muka

Mata: simetris, Konjungtiva tidak pucat,


sklera: putih

Palpasi :

- Leopold I : TFU = 25 cm teraba


berbalotement di fundus
- Leopold II : Teraba keras, panjang,
memapan, di sebelah kiri abdomen ibu.
Teraba bagian-bagian kecil di sebelah
kanan abdomen ibu (Punggung kiri)
- Leopold III : Teraba Keras, bulat,
melenting di bagian terbawah janin,
teraba bulat, lunak, tidak melenting di
fundus (Presentasi Kepala)
- Leopold IV : Kepala belum masuk PAP
TFU : 25 cm

TBJ : 2015 gram

- Auskultasi

Djj : Ada ,teratur

Frekuensi :134 x/m

Evaluasi : Ibu sudah mendengarkan


penjelasan bidan mengenai keadaannya dan
keadaan bayinya saat ini dalam batas
normal.

2. 08-2-2017 18.40 Memberikan penkes tentang perubahan Hermina


wib fisiologis pada ibu hamil TM-III:

- Selama kehamilan, ligamen menjadi


lebih lunak dalam pengaruh relaksin dan
meregang untuk mempersiapkan tubuh
untuk persalinan
- Hal tersebut terutama difokuskan pada
sendi panggul dan ligamen yang menjadi
lebih fleksibel untuk mengakomodasikan
bayi saat pelahiran.
- Efek dapat menempatkan ketegangan
pada sendi punggung bawah dan
panggul, yang dapat menyebabkan nyeri
punggung.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti bahwa yang
dialaminya adalah suatu perubahan
fisiologis dari kehamilan.

3. 08-2-2017 18.45 Menganjurkan ibu posisi yang baik: Hermina


wib
a. Duduk
Menempatkan tangan di lutut dan tarik
tubuh ke posisi tegak, atur dagu ibu dan
tarik bagian atas kepala seperti ketika
ibu berdiri.

b. Berdiri
Menganjurkan ibu sikap berdiri yang
benar : berdiri dengan menegakkan bahu
dan mengangkat pantat, lurus dari
telinga sampai ke tumit memberitahu ibu
untuk tidak berdiri untuk jangka waktu
yang lama.

c. Berjalan
Memberitahu ibu untuk tidak memakai
sepatu berhak tinggi (tanpa hak), hindari
juga sepatu bertumit runcing karena
mudah menghilangkan keseimbangan.

d. Tidur
Sebaiknya setelah usia kehamilan 6
bulan, hindari tidur terlentang karena
tekanan rahim pembuluh darah utama
dapat menyebabkan pingsan, tidurlah
dengan kedua tungkai kaki lebih tinggi
dari badan dapat mengurang rasa lelah.
Dan anjurkan ibu untuk tidur miring ke
kanan ataupun ke kiri.

e. Bangun dari berbaring


Untuk bangun dari tempat tidur : geser
terlebih dahulu tubuh ibu ke tepi tempat
tidur, kemudian tekuk lutut, angkat
tubuh ibu perlahan dengan kedua tangan,
putar tubuh lalu perlahan turunkan kaki
ibu , diamkan dulu dalam posisi duduk ,
beberapa saat sebelum berdiri lakukan
setiap kali ibu bangun dari tidur.

4. 08-2-2017 18.48 Mengajarkan ibu senam hamil: Hermina


wib
1. Latihan pernafasan :
- Pernafasan dada: letakkan kedua
tangan diatas dada dan tarik nafas
sampai mengembang dan perlahan-
lahan buang nafas secara perlahan-
lahan.
- Pernafasan iga- iga: letakkan kedua
tangan di atas iga- iga tarik nafas dan
rasakan iga-iga mengembang lalu
buang nafas secara perlahan-lahan.
- Pernafasan perut: letakkan kedua
tangan diatas perut, tarik nafas dan
rasakan perut mengembang lalu
buang nafas secara perlahan- lahan.
2. Senam tungkai
- Duduk tegak bersandar di topang
kedua tangan , kedua tungkai kaki
diluruskan dan di buka sedikit seluruh
tubuh lemas dan relaks.
- Gerakkan kaki kiri jauh kedepan,
kaki kanan jauh ke belakang lalu
sebaliknya gerakkan kaki kanan jauh
ke depan, kaki kiri jauh kebelakang,
lakukan masing- masing 8x.
- Gerakkan kaki kanan dan kiri sama-
sama jauh kedepan dan ke belakang
( fleksi plantar dan dorsar).

- Gerakkan kaki kanan dan kiri


bersama- sama kearah dalam
(endorotasi), sampai ujung jari
menyentuh lantai lalu gerakkan kedua
kaki kearah luar (eksorotasi ).
- Angkat kedua lutut tanpa tanpa
menggeser kedua tumit dan bokong,
tekanan kedua tungkai kaki ke lantai
sambil mengerutkan otot, lalu tarik
otot- otot perut sebelah atas simpisis
ke dalam ( kempiskan perut),
kemudian relaks kembali lakukan
sebanyak 8 kali.

3. Sikap berbaring
- Sikap berbaring terlentang kedua
tangan di samping badan dan kedua
lutut di tekuk
- Angkat pinggul sampai badan dan
kedua tungkai atas membentuk sudut
dengan lantai yang di tahan oleh
kedua kaki dan bahu, turunkan pelan-
pelan.
4. Sikap merangkak
- Sikap merangkak, dua tangan sejajar
bahu/ tubuh sejajar dengan lantai,
sedangkan tangan dan paha tegak lurus
- Tundukkan kepala, sampai terlihat
kearah vulva pinggang diangkat
sambil mengempiskan perut bawah
dan mengerutkan.
- Lalu turunkan pinggang, angkat kepala
sambil lemaskan otot-otot dinding
perut dan dasar panggul ulangi
kegiatan diatas sebanyak 8 kali.
Evaluasi : ibu sudah melakukan praktek
untuk senam hamil tersebut dan ibu sudah
mengerti senam hamil dan ibu berjanji untuk
melaksanakannya.

5 08-3-2017 18.50 Memberikan penkes tentang pola nutrisi dan Hermina


wib cairan pada ibu mempertahankan pola
makan dan mengurangi makanan berlemak
(santan), tetap perbanyak makan buah-
buahan dan sayur untuk menambahkan
energi.

Untuk pola cairan : memberitahu ibu untuk


tidak mengurangi pola minum tetapi, pada
malam hari kurangi minum terutama pada
saat mau tidur agar ibu tidak terganggu tidur
dan untuk siang hari perbanyak minum.

Evaluasi : ibu sudah mengerti cara


memenuhi pola nutrisi dan cairan.

6 15- 2- 18.50 Memberikan penkes tentang tanda- tanda Hermina


2017 wib bahaya kehamilan TM-III yaitu antara lain :

- Adanya keluar darah dan cairan dari


kemaluan ibu
- Ibu mengalami sakit kepala yang berat
- Wajah dan ekstremitas bengkak
- Pandangan kabur
- Adanya nyeri abdomen yang hebat
- Tidak merasakan gerakan janin
Evaluasi : Ibu sudah mendengarkan
penjelasan bidan mengenai tanda-tanda
bahaya kehamilan TM-III dan ibu berjanji
akan segera mendatangi fasilitas kesehatan
apabila mengalami salah satu dari tanda
bahaya tersebut.

7 15-2-2017 18.55 Memberitahukan ibu untuk datang jika ada Hermina


wib keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu.

Evaluasi : ibu berjanji akan datang untuk


kunjungan ulang pada tanggal yang telah
ditentukan oleh bidan atau pada saat ibu
mengalami keluhan-keluhan istimewa.

VII. EVALUASI

Tanggal : 15-2-2017 Pukul : 18.40 wib Oleh: Hermina

S:

- Ibu mengatakan sudah mengerti akan penjelasan bidan mengenai


kondisinya dan kondisi janinnya saat ini.
- Ibu mengatakan sudah mengerti mengenai penjelasan bidan mengenai
nyeri pinggang yang dialaminya dan cara mengatasinya
- Ibu mengatakan merasakan gerakan janin pada satu arah
O:

- Keadaan Umum : Baik


- Kesadaran : Compos mentis.
Pemeriksaan Tanda vital
- TD : 110/80 mmHg
- Pols : 80 x / mnt
- Temp : 36,3° C
- RR : 20 x / mnt
- Pemeriksaan fisik : Dalam batas normals
Pemeriksaan Palpasi
- Leopold I : TFU = 34 cm teraba teraba lunak, lembek dan tidak
melenting
- Leopold II : Teraba keras, panjang, memapan, di sebelah kiri abdomen
ibu. Teraba bagian-bagian kecil di sebelah kanan abdomen ibu
(Punggung kanan)
- Leopold III : Teraba Keras, bulat, melenting di bagian terbawah janin,
teraba bulat, lunak, tidak melenting di fundus (Presentasi Kepala).
- Leopold IV : Kepala belum masuk PAP
TFU : 32 cm

TBJ : 3265 gram

Djj : 134 x/menit

A : Diagnosa : Ibu hamil usia 24 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 38 minggu, janin
tunggal, hidup intrauterin, punggung kiri, presentasi kepala belum
masuk PAP keadaan ibu dan janin baik.

Masalah : nyeri pada pinggang

Kebutuhan : - Penkes perubahan TM III yaitu nyeri pada pinggang

P:

1. Penkes ibu tentang pola nutrisi


2. Memberikan penkes tentang cara atau posisi yang nyaman tidur pada ibu
hamil dan menjelaskan cara pemenuhan pola istirahat yang cukup.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan senam hamil dirumah terutama
teknik relaksasi pernafasan untuk persiapan persalinan.
4. Anjurkan ibu untuk periksa apabila ada keluhan atau tanda-tanda
persalinan

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. H USIA 24 TAHUN G2P1A0


INPARTU KALA I FASE DI KLINIK MARIANA SUKADONO

Tanggal Masuk : 25 – 02 – 2017 Tgl pengkajian : 25-02-2017

Jam masuk : 02.00 wib jam pengkajian : 02.00 wib

Pengkaji : Hermina f.laia

S:
 Ibu mengatakan merupakan kehamilannya yang kedua dan tidak pernah
keguguran
 Ibu mengatakan nyeri dari perut hingga ke pinggang
 Ibu mengatakan keluar lendir dan darah dari kemaluan ibu sejak tanggal
25 – 02 - 2017 pukul 21.00 wib
 Ibu mengatakan kontraksi datang semakin sering dan semakin kuat
 Ibu mengatakan sudah melakukan pemeriksaan pada tanggal 25 – 02 -
2017 di klinik Mariana sukadono dan dilakukan pemeriksaan dalam
sudah pembukaan 4 cm
O:

 Keadaan umum : Baik


 Kesadaran : Compos menthis
 Tanda vital :
- TD : 110/70 mmHg
- P : 80 x/i
- RR : 20 x/i
- T : 36,5 °C
 Pemeriksaan Leopold :
 TFU : 30 cm
- Leopold I : TFU : 30 cm teraba bulat, lunak di fundus
- Leopold II : Teraba keras, panjang, memapan, di sebelah kiri
abdomen ibu. Teraba bagian-bagian kecil di sebelah kanan
abdomen ibu (Punggung kiri)

- Leopold III : Teraba Keras, bulat, melenting di bagian terbawah janin,


teraba bulat, lunak, tidak melenting di fundus (Presentasi

Kepala)

- Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP


TBJ : 2945 gr

Kontraksi : 3-4 x 10 menit, lama 40 detik, kuat, teratur

Kandung kemih : Kosong


- Auskultasi : DJJ :150 x/i
- Pemeriksaan dalam
* Dinding Vagina : Lunak

* Portio : Menipis

* Pembukaan Serviks : 4 cm

* Konsistensi : lembek

* Ketuban : utuh

* Presentasi fetus : kepala

* Posisi : UUK

* Penurunan bagian terendah : Hodge III

A:

Diagnosa : Ibu Inpartu G2P1A0 kala I fase keadaan ibu dan janin baik
Masalah : Nyeri di perut yang menjalar ke pinggang

Kebutuhan :

- Memberitahu ibu hasil pemeriksaan


- Memberi posisi yang nyaman
- Pemenuhan kebutuhan nutrisi
- Mengajari teknik meneran yang baik
- Persiapan alat partus set
- Pemantauan persalianan dengna partograf

P:

1. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan ibu saat ini.


Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan ibu saat ini :
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Compos menthis
 Tanda vital :

* TD : 110/70 mmHg

* P : 82 x/i

* RR : 20 x/i

* T : 36,5° C

 Pemeriksaan Leopold :
 TFU :30 cm
 Leopold I : TFU :30 cm teraba bulat, lunak di fundus
 Leopold II : Teraba keras, panjang, memapan, di sebelah
Kiri abdomen ibu. Teraba bagian-bagian
kecil di sebelah kanan abdomen ibu (Punggung
kiri)
 Leopold III : Teraba Keras, bulat, melenting di bagian
terbawah janin, teraba bulat, lunak, tidak
melenting di fundus (Presentasi Kepala)
 Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP
Kontraksi :3-4 x/10 menit,lama 40 detik,kuat,teratur

Kandung kemih : Kosong

- Auskultasi : DJJ :150 x/i


 Pemeriksaan dalam
Dinding Vagina : Lunak

Portio : Menipis

Pembukaan Serviks : 4 cm

Konsistensi : lembek

Ketuban : (-)
Presentasi fetus : kepala

Posisi : UUK

Penurunan bagian terendah : Hodge -III


2. Lakukan Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi
Melakukan Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi yaitu dengan :
 Memanggil ibu dengan namanya, dan memperlakukan ibu sesuai
martabatnya.
 Menjelaskan proses persalinan kepada keluarga
 Mendengarkan pernyataan ibu dan menanggapinya
 Memberikan dukungan dan menentramkan perasaan ibu beserta
anggota keluarganya
 Menganjurkan ibu untuk memilih siapa yang menjadi pendamping
persalinann
Menganjurkan kepada suami/keluarga untuk memberikan dukungan
kepada ibu yaitu dengan memberikan semnagat serta memberikan
minum cairan dan makanan ringan bila ibu menginginkannya.
3. Lakukan pemantauan kala I dan kesejahteraan Janin (DJJ dan cairan
amnion)
- Pukul :00 Djj : 144 x/i kontraksi 4 x 10’.30’’,N : 80 x
- Pukul :30 Djj : 140 x/i kontraksi 4 x 10’.40’’, N : 84 x/i
- Pukul Djj : 148 x/i kontraksi 4 x 10’.40’’ ,N :90 x/i
- Pukul :30 Djj : 158 x/i kontraksi 4x10’.45’’, N : 90 x/i, T : 36,6 oC,
kandung kemih kosong
- Pukul :00 Djj : 140 x/i kontraksi 5x10’.45’’, N : 84 x/i, pembukaan 10
cm,penurunan 2/5 bagian di H III, TD : 110/80 mmHg,T : 36,8 OC,
kandung kemih kosong, ketuban pecah spontan, warna: jernih
- Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua :
 Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningakat pada rektum
dan/atau vaginanya
 Perineum menonjol
 Vulva-vagina dan sfingter anal membuka
4. Penkes ibu cara teknik relaksasi pernafasan dan anjurkan ibu untuk
memilih posisi yang diinginkannya
- Mengajarkan ibu cara teknik relaksasi pernafasan dan anjurkan ibu
untuk memilih posisi yang diinginkannya yaitu menganjurkan ibu
untuk menatik nafas dari hidung dan membuangnya dari mulut.
Melakukan teknik pernafasan dengan lembut dan mantap.
5. Lakukan persiapan alat pertolongan persalinan
- Melakukan persiapan alat pertolongan persalinan, antara lain :

SAFT 1 :

1. Partus set di dalam wadah steril tertutup

 Gunting tali pusat : 1 buah


 Arteri klem : 2 buah
 Benang tali pusat /umbilical cord : 2 buah
 Handscone DTT/steril : 2 pasang
 ½ kocher : 1 buah
 Gunting episiotomi : 1 buah
 Kassa atau kain kecil
a. Stetoskop monoral
b. Tensi meter
2. Stetoskop bimonoral
3. Obat-obat oksitosin : lidocain
4. Spuit 3 cc 1 buah, 5 cc 1 buah
5. Neirbeken
6. Kom bertutup berisi kapas steril dan kering
7. Korentang dan tempatnya
8. Tempat benda-benda tajam (ampul) dan tempat spuit bekas
SAFT 2 :

1. Bak instrument steril (heacting set)


 Nald heacting : 2 buah
 Nald folder : 1 buah
 Pinset anatomis : 1 buah
 Pinset cirurgis : 1 buah
 Gunting benang : 1 buah
 Kain kassa : secukupnya
 Handscone : 1 pasang
2. Bak instrument steril (emergency set)
 Kateter de lee/slim seher : 1 buah
 Kateter nelaton : 1 buah
 Kateter metal : 1 buah
 Gunting episiotomy : 1 buah
 Handscone panjang : 1 pasang
b. Alat non steril
 Piring plasenta
 Betadine
 Cairan infus dan peralatan infus lainnya

SAFT 3 :

1. Waskom berisi air DTT : 1 buah


2. Waskom berisi air klorin : 1 buah
3. Brush
4. Sarung tangan Rumah Tangga untuk PI
5. Alat resusitasi :
- Selang
- Tabung O2
- 2 buah kain sarung tangan untuk alas dan penyangga buah
- 1 buah handuk bayi
- Lampu sorot 60 watt
6. Perlengkapan ibu dan bayi :
- Waslap 2 buah
- Celemek
- 2 buah kain lap pribadi
- Pakaian bayi, topi, kain bedong
- Doek ibu
- Kain sarung ibu 2 buah
7. Underpad
8. Handuk ibu dan bayi

KALA II

S :

- Ibu mengatakan perut semakin lemas


- Ibu mengatakan ada rasa nyeri BAB
- Ibu mengatakan ada dorongan untuk meneran

O:

- Keadaan Umum : Baik


- Keadaaan Emosional :stabil
- Kontraksi :kuat,teratur/-xkali permenit
- Hasil VT
- Pemukaan serviks:10 cm
- Penurunan terendah:Hodge
- Tanda-tanda vital
* TD : 110/70 mmHg

* P : 80 x/i

* RR : 20 x/i
* T : 36,5 °C

- Pemeriksaan Leopold :
 TFU : 30 cm
 Leopold I : TFU : 30 cm teraba bulat, lunak di fundus
 Leopold II : Teraba keras, panjang, memapan, di sebelah
Kiri abdomen ibu. Teraba bagian-bagian
kecil di sebelah kanan abdomen ibu (Punggung
kiri)
 Leopold III : Teraba Keras, bulat, melenting di bagian
terbawah janin, teraba bulat, lunak, tidak
melenting di fundus (Presentasi Kepala)
 Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP
- Kontraksi :3-4 x/10 menit,lama detik,kuat,teratur
Kandung kemih : Kosong

- Auskultasi : DJJ : 150x/i


- Pemeriksaan dalam
Dinding Vagina : Lunak

Portio : Menipis

Pembukaan Serviks : 10 cm

Konsistensi : lembek

Ketuban : (-)

Presentasi fetus : kepala

Posisi : UUK

Penurunan bagian terendah : Hodge II-III

- Ketuban pecah Spontan,


- Tampak Gejala Kala II yaitu :
 Dorongan ibu untuk meneran
 Adanya tekanan pada anus
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan vagina membuka

A:

Diagnosa : Ibu inpartu kala II

Masalah : - perut ibu semakin terasa mules

Kebutuhan : - pimpin ibu bersalin

- Berikan dukungan dan motivasi

- penuhi cairan ibu

- lakukan pertolongan persalinan sesuai APN

P:

1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga bahwa ibu akan melakukan


persalinan pembukaan sudah lengkap

2. Menganjurkan ibu posisi litotomi


Kedua kaki dan paha diangkat dengan tangan sampai siku tangan, kepala

diangkat dan pandangan di fokuskan kearah vulva

3. Memimpin ibu untuk meneran dengan benar yaitu saat adanya his
Kedua tangan merangkul kaki, dan kepala diangkat ke arah vulva dan
menarik nafas panjang dari hidung dan buang dari mulut secara perlahan
serta mengedan bersamaan dengan datangnya his.
4. Melakukan Asuhan Persalinan Normal
- Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua :
 Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningakat pada rektum dan/atau
vaginanya
 Perineum menonjol
 Vulva-vagina dan sfingter anal membuka
- Menyiapkan tempat datar dan keras, 2 kain, 1 handuk bersih, dan kering
dan lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi, untuk
penanganan bayi asfiksia
- Menggelar kain di tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi
- Mematahkan ampul oksitosin 10 U, dan menempatkan tabung suntik steril
sekali pakai di dalam partus set.
- Mengenakan baju penutup dan celemek plastik yang bersih
- Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku. Mencuci kedua
tangan dengan sabn air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan
dengan handuk bersih.
- Memakai sarung tangan DTT. Memakai sarung tangan DTT untuk semua
pemeriksaan dalam
- Menghisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik dan meletakkan
kembali di partus set/wadah DTT.
- Melakukan Vulva hygiene dengan membersihkan vulva dan perineum,
menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan
menggunakan kapas dan kassa dengan dibasahi air DTT.
- Membantu ibu dalam posisi nyaman sesuai dengan keinginannya

- Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat


mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran

- Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk


meneran

- Membimbing ibu meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran


- Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran
- Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
- Menganjurkan ibu untuk istirahat di saat tidak kontraksi
- Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada
ibu
- Menilai denyut jantung janin setiap kontraksi selesai
- Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
- Membukan partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
- Memakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan
- Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih
dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
- Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat. Tidak ada lilitan tali
pusat.
- Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
- Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, menempatkan kedua tangan
di masing-masing sisi muka bayi (biparietal). Menganjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya kearah
bawah dan kearah luar hingga bahu anterior muncul dibawah arcus pubis
dan kemudian dengan lembut menarik kearah atas dan luar untuk
melahirkan bahu posterior.
- Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi
yang berada dibagian bawah searah perineum tangan, membiarkan bahu
dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran
siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian
bawah untuk menyanggah tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan
tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan
anterior bayi saat keduanya lahir
- Lakukan penilaian(selintas) : bayi menangis kuat, tonus otot baik, dan bayi
kemerahan.
- Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
- Mengganti handuk basah dengan handuk kering
- Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi lain di dalam
uterus (hamil tunggal)
 Pukul : 02.30 wib Bayi Lahir spontan, segera menangis kuat, APGAR 9/10
Jenis kelamin : Perempuan , BB = 3,2 gr, PB = 47 cm LK = 32 cm

KALA III

S:

- Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya


- Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules
- Ibu mengatakan mersa lelah

O:

- Keadaan Umum : Baik


- Kesadaran : Compos menthis
- Status emosional : Stabil
- Tfu :Setinggi pusat
- Plasenta belum lahir
- Kandungkemih :kosong
- Pukul : 06.40 wib, Bayi lahir segera menangis kuat,
* Jenis kelamin :Laki-laki

* BB = 3100 gr

* PB = 49 cm

* APGAR Score : 8/10

- TFU : 3 jari dibawah pusat


* S]Tampak tanda-gejala Pelepasan Plasenta :] Uterus : tampak
Globular
* Tampak semburan darah tiba-tiba

* Tampak tali pusat memanjang

A:

Diagnosa : Ibu inpartu kala III

Masalah : plasenta belum lahir

Kebutuhan : - Lakukan plasenta dengan manajemen aktif kala III

- Pantau kontraksi dan kandung kemih

- Pantau perdarahan dan laserasi

- penuhi cairan dan nutrisi ibu

P:

1. Lakukan penyuntikan oksitosin secara intramuskular sebanyak 10 IU


- Memberitahukan kepada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan
oksitosin (agar uterus berkontraksi dengan baik)
- Dalam waktu 1 menit, setelah bayi lahir suntikkan oksitosin 10 UI
(IM) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin)
- Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit setelah bayi
lahir) pada sekitar 3 cm di pusat (umbilicus) bayi. Dari sisi luar klem
penjepit, dorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan lakukan
penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama dan melakukan
pemotongan tali pusat.
- Menempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayinya.
- Meletakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu
bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada/ perut ibu.
- Mengusahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari puting payudara ibu
- Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi bayi
2. Melaksanakan Penatalaksanaan manajemen aktif kala III
- Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
- Meletakkan satu tangan diatas kain perut ibu, ditepi atas simfisis,
untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
- Setelah uterus berkontraksi, Menegangkan tali pusat kearah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah bawah/atas (dorso
cranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri).
- Melakukan penegangan dan lakukan dorso cranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan
lahir (tetap laakukan tekanan dorso cranial)
- Jika tali pusat bertambah panjang, memindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
Plasenta lahir lengkap ( Pukul 06.50 wib)
 Selaput : Utuh
 Insersi : Lateralis
 Diameter : 18 cm
 Tebal : 2 cm
 Kotiledon : 20
 Panjang tali pusat : 50 cm
 Diameter tali pusat :1 cm
 Berat : 500 gr
 Tidak terdapat kelainan pada tali pusat dan plasenta
3. Melakukan rangsangan taktil (pemijatan) uterus
- Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan difundus dan lakukan masase difundus
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus teraba keras)
4. Menilai perdarahan dan adanya laserasi jalan lahir
- Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Memasukkan selaput
plasenta kedalam kantong plastik atau tempat khusus.
- Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Terdapat laserasi di mukosa vagina (laserasi tingkat I) dan tidak perlu
dilakukan penjahitan
- Kebersihan, Keamanan, dan Dokumentasi
- Menempatkan semua peralatan bekas pakai kedalam larutan klorin 0,5
% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di
dekontaminasi
- Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang
sesuai
- Membersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa
cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang
bersih dan kering
- Memastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberikan ibu makanan dan minuman
yang diinginkannya
- Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
- Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikkkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam laruran klorin 0,5
% selama 10 menit
- Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang kering dan bersih
- Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

KALA IV

S:

- Ibu mengatakan merasa lelah setelah persalinan


- Ibu mengatakan masih merasakan mules pada perutnya
- Ibu mengatakan merasa nyeri pada daerah perineum

O:

- Keadaan Umum : Baik


- Kesadaran : Compos menthis
- Keadaan emosional : Stabil
- Tanda Vital :
* TD : 100/60 mmHg

* P : 80 x/i

* RR : 20 x/i

* T : 36.5° C

- Tfu :2 jari dibawah pusat


- Kandung kemih :Kosong
- Kontraksi uterus :baik
- Plasenta lahir lengkap dengan selubungnya
- Luka perineum :tidak ada

A:

Diagnosa : ibu inpartu dalam pengawasan kala IV

Masalah : Nyeri pada daerah perineum

Kebutuhan : - penkes tentang fisiologis kala IV Berikan asupan dan


nutrisi.Pantau keadaan ibu dalam 2 jam

P:

1. Lakukan pemantauan kala IV


- Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
- Melakukan kontak kulit ibu/bayi (didada ibu paling sedikit 1 jam)
- Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini
dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung
sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari 1 payudara
- Membiarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu.
- Melakukan penimbangan/ pengukuran bayi, beri tetes salep mata
antibiotik profilaksis dan Vit.K 1 1 mg /IM dipaha kiri anterolateral
setelah 1 jam kontak kulit ibu/bayi
- Memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B(setelah 1 jam pembrian
Vit.K dipaha kanan anterolateral
2. Ajarkan ibu atau keluarga melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
- Mengajarkan ibu atau keluarga melakukan masase dan menilai kontraksi
dengan cara mengajari suami melakukan masase fundus dengan cara
meletakkan tangan diatas perut ibu dan melakukan gerakan melingkar
dengan lembut dan mantap

3. Periksa tanda vital ibu dan kandung kemih


- Memeriksa tanda vital ibu dan kandung kemih ibu setiap 15 menit
selama satu jam pertama pasca persalinan dan setaip 30 menit selama
jam kedua pasca persalinan.

Pukul TD P RR T Kandung
(mmHg) (x/i) (x/i) (°C) Kemih
(cc)
17.10 100/60 80 22 36,8 Kosong
07.25 100/60 80 24 37 kosong
07.40 100/60 80 20 36,4 kosong
07.55 100/60 80 22 37,2 Kosong
08.25 110/70 80 20 36,5 kosong
08.55 110/70 80 20 36,8 kosong
- Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40-60 kali per menit) serta suhu tubuh normal
(36,5-37,5)

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. H USIA 24 TAHUN P2A0


POSTPARTUM

6-8 JAM DI KLINIK MARIANA SUKADONO

Tanggal Masuk : 25 – 2 – 2017 Tgl pengkajian : 25– 2 – 2017

Jam masuk : 12.40 wib jam pengkajian : 12.40 wib


Pengkaji : Hermina f.laia

S:

- Ibu mengatakan ini adalah persalinannya yang pertama dan


belum pernah mengalami keguguran
- Ibu mengatakan melahirkan bayinya pada tanggal 25-02-2017
pukul : 12.40 wib ,dengan BB: 3100 gr PB: 49 cm

Jenis kelamin : Laki-laki

- Ibu mengatakan senang dengan kehadiran bayinya


- Ibu mengatakan asi ada
O:

- Keadaan umum : Baik


- Tanda vital :
 TD : 110/80 mmhg
 T: 36,° C
 P : 80 x/i
 RR: 20 x/i
- Kontraksi uterus : baik
- Lochea : Rubra
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- Volume Perdarahan : membasahi pembalut 3-4 kali
A :

Diagnosa : Ny. H P2A0 umur 24 tahun 6 jam postpartum

Masalah : ibu mengatakan perutnya masih mules/gangguan rasa nyaman

Kebutuhan : - Memberikan penkes asupan nutrisi yang baik

- Memberikan penkes personal hygiene

-Memberitahu cara perawatan tali pusat

- Memberitahu pola istrahat yang cukup


- M,enganjurkan ibu untuk Mobilisasi dini

P:

1. Beritahu ibu dan keluarga mengenai keadaan ibu saat ini


- Memberitahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan ibu saat
ini
 Keadaan umum : Baik
 Keadaan emosional : Stabil
 Tanda Vital :

* TD :110/80 mmHg

* T : 36° C

* P : 80x/i

* RR : 20x/i

 TFU : 2 jari dibawah pusat


 Kontraksi uterus : baik
 Lochea : Rubra
 Laserasi jalan lahir : Tingkat I Mukosa vagina
2. Beritahu ibu tentang perubahan fisiologis pada ibu nifas
- Memberitahu ibu tentang perubahan yang dialami ibu saat ini adalah
fisiologis dialami ibu nifas
 Rasa mulas diakibatkan dari kontraksi uterus untuk mencegah
perdarahan
 Peningkatan suhu tubuh,sedikit pusing dan lemas yang diakibatkan
karena kelelahan
 Perubahan pada payudara dan perubahan pada semua system dalam
tubuh
3. Anjurkan ibu istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan yang
bergizi
- Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu minimal 8 jam/hari
dan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
seperti nasi ,sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan dan ikan
dan juga menganjurkan ibu untuk banyak minum 8 gelas /hari atau
lebih untuk membantu produksi ASI untuk pemenuhan kebutuhan
nutrisi dan cairan bayi

4. Beritahu ibu tentang KIE ASI Ekslusif


- Memberikan ibu KIE tentang ASI ekslusif yaitu memberikan ASI saja
selama 6 bulan tanpa makanan tambahan. ASI adalah makanan yang
penting bagi bayi karena ASI mengandung gizi yang cukup yang di
butuhkan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. ASI adalah
sumber kekebalan bagi bayi untuk mencegah penyakit. ASI juga
mengandung anti alergi pada bayi
5. Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya nifas
- Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya nifas:pembendungan payudara,
mastitis, dan sepsis.
6. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan /personal hygienenya
- Menganjurkan ibu untuk melakukan personal hygine yaitu dengan
meminta ibu untuk mandi dikamar mandi dan mengajarkan ibu untuk
melakukan vulva hygiene yaitu dengan cara membersihkan daerah
kemaluan dengan ait DTT atau air yang sudah di masak terlebih
dahulu, dan membersihkan dari arah depan kebelakang (dari vulva ke
anus) untuk meminimalkan resiko infeksi.

KUNJUNGAN KEDUA ( 3-7 HARI)

Tanggal Masuk : 03-03-2017 Tgl pengkajian : 03-3-2017

Jam masuk : 09.05 wib jam pengkajian : 09.10 wib

Pengkaji : Hermina f.laia


S: - Ibu mengatakan sudah bisa melakukan pekerjaan /beraktivitas seperti
biasa
- Ibu mengatakan masih merasakan sedikit-sedikit mulas pada perut
- Ibu mengatakan bayinya kuat minum
- Ibu mengatakan selama 1 hari terakhir ini, nafsu makannya meningkat
dan ASI-nya keluar banyak dan Bayi kuat menetek

O:- Keadaan umum : baik


- Kesadaran :compos mentis
- Tanda Vital :
 TD :110/70 mmhg
 T :36,° C
 P : 84 x/i
 RR : 22 x/i
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- Lochea : serosa

A:
Diagnosa : Ny. H P2A0 postpartum 1 hari
Masalah : Ibu tidak paham perawatan Bayi Baru Lahir
Kebutuhan : - Teknik dan posisi menyusui
- Cairan dan makanan bergizi
- KIE senam nifas dan pijat payudara (breast care )
- Penkes perawatan Bayi Baru Lahir

P:
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaannya saau ini :
- Keadaan umum : Baik
- Keadaan emosional : Stabil
- Tanda vital :
* TD :110/70 mmhg
* T :36,° C

* P :84 x/i

* RR : 22x/i

- TFU : 2 jari dibawah pusat


- Lochea : Serosa
Ibu sudah mengetahui keadaanya saat ini
2. Pastikan ibu menyusui dengan baik dan mengajarkan ibu teknik menyusui
yaitu
- Ibu menyusui dengan baik, lancar, produksi ASI juga banyak, tetapi
ibu masih bingung cara atau teknik menyusui yang baik dan benar.
- Mengajarkan ibu teknik menyusui dengan baik, menganjurkan ibu
untuk mencuci tangan sebelum menyusui
- Posisikan kepala bayi disiku ibu ,jangan menyangga punggung dan
telapak tangan menyangga bokong
- Kepala dan tubuh bayi lurus,tubuh bayi menghadap kedada ibu,
sehingga mulut bayi tepat berada di depan putting susu ibu
- Perut bayi menempel pada perut ibu
- Pencet payudara sampai keluar beberapa tetes lalu oleskan ke puting
dan sekitarnya (aerola ). Memengang payudara dengan ibu jari diatas
dan empat jari menyangga bagian bawah payudara lalu menempelkan
putting susu pada pipi ataupun bibir bayi setelah mulut bayi membuka
masukkan puting susu dan sebagian besar aerola mamae masuk
kedalam mulut bayi
- Lalu menyendawakan bayi agar tidak muntah dengan cara meletakkan
bayi di pundak ibu lalu punggung bayi ditepuk halus sampai
bersendawa atau meletakkan bayi dipangkuan ibu secara tengkurap
lalu punggung bayi ditepuk halus sampai bersendawa
- Ibu sudah mengetahui dan mengerti tentang teknik menyusui yang
benar dan berjanji akan melakukannya .
3. Pastikan tidak ada tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
* Memastikan tidak ada tanda-tanda demam  Tanda Vital ibu dalam
batas normal (T :36,5° C)
* Tidak ada tanda-tanda infeksi pada ibu.  Lochea : Serosa

* Tidak terdapat perdarahaan abnormal.

4. Pastikan ibu mendapat makanan dan cairan dan istirahat yang cukup
- Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi da cairan :
mengkonsumsi makanan tambahan 500 kalori tiap hari, (ibu harus
mengkonsumsi 3-4 porsi setiap hari). Minum sedikitnya 3 liter air
setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Pil zat
besi harus diminum, untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pasca persalinan. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar
bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI nya.
- Menganjurkan ibu untuk Istirahat yang cukup yaitu sekitar 8 jam pada
malam hari dan 1 jam pada siang hari. Atau dapat melakukan
memenuhi istirahat dengan:
* Anjurkan ibu untuk cukup istirahat

* Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara


perlahan
* Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur

- Menjelaskan efek samping kurang istirahat :


 Jumlah ASI berkurang
 Memperlambat proses involusi
 Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam merawat bayi
sendiri.

5. Memberikan konseling kepada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi ,


tali pusat , menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari,
meliputi :
- Tali pusat tetap dijaga kebersihannya .biarkan tali pusat tetap
terbuka /tidak dibungkud dengan kasa,alkohol atau apapun ikat popok
dibawah tali pusat untuk menghindari tali pusat terkena kotoran bayi
- Jaga kehangatan bayi dengan cara tidak meletakkan bayi/sentuhan
langsung dengan benda dingin.misalnya lantai. jangan letakkan bayi
dekat kipas angin /AC
- Perawatan bayi sehari-hari seperti ,hanya memberikan ASI saja kepada
bayi sampai 6 bulan . Segera ganti popok bayi setelah BAK dan BAB,
keringkan bayi segera setelah mandi.jangan menggunakan bedak pada
badan bayi untuk mencegah infeksi
6. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika ibu ada keluhan
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau mendatangi fasilitas
kesehatan apabila ada keluhan-keluhan istimewa.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. H USIA 6-8 JAM

DI KLINIK MARIANA SUKADONO


Tanggal Masuk : 25-02-2017 Tanggal Pengkajian : 25-02-2017

Jam Masuk :12.40 wib Jam Pengkajian : 12.40 wib

Pengkaji :Hermina f.laia

S:
- ibu mengatakan ini adalah anak pertamanya dan tidak pernah keguguran
- ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 25-02-2017 pukul 06.40 wib
- ibu mengatakan bayinya sudah meconium (BAB ) dan BAK
- ibu mengatakan bayinya sudah diberikan ASI

O:
- keadaan umum : baik
- Kesadaran :compos mentis
- Tanda vital: T: 36,5° C
P:150x/i
RR:48x/I
- BB: 3100gr, PB:49 cm
- APGAR : 8/10
- Jenis kelamin : Laki-laki

A:
Diagnosa : Bayi Baru Lahir 6 jam keadaan umum baik
Masalah : Adaptasi lingkungan luar pada bayi
Kebutuhan : - pemberian nutrisi /ASI
- Kebersihan dan kenyamanan
- pencegahan infeksi
- Perawatan tali pusat

P:
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan bayi
- Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bayi saat ini :
Tanda vital :
 T : 36,6 ° C
 P : 150x/i
 RR : 48x/I
2. Anjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya
- Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayinya untuk
merangsang adanya kontraksi dan dapat mencegah perdarahan post partum
primer
3. Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi dan menjelaskan mekanisme
kehilangan panas pada bayi
- Menjelaskan kepada ibu supaya tetap menjaga kehangatan pada bayi agar
mencegah terjadinya hipotermia pada bayi dan menjelaskan kepada ibu
mekanisme kehilangan panas pada bayi antara lain :
- Konduksi : Kehilangan panas bayi melalui benda-benda padat yang
berkontak dengan kulit bayi. Misalnya : Stetoskop
Konveksi : Kehilangan panas bayi melalui aliran udara disekitar bayi.
Misalnya kipas angin,jendela
Evaporasi : Kehilangan panas bayi melalui penguapan air pada kulit
bayi yang basah
Radiasi : Kehilangan panas bayi melalui benda padat dekat bayi
yang tidak berkontak secara langsung dengan kulit bayi
Misalnya : bayi diletakkan di dekat kulkas.
4. Penkes perawatan bayi baru lahir seperti perawatan tali pusat
- Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan pada tali pusat bayi
yaitu dengan tidak membungkus tali pusat bayi dengan menggunakan
kasa dan tidak membubuhi tali pusat dengan rempah-rempah atau
apapun ke tali pusat bayi. Karena dengan membubuhkan sesuatu ke
tali pusat bayi bukan mempercepat tali pusat puput melainkan dapat
meningkatkan angka infeksi
5. Memandikan bayi
- Memandikan bayi setelah 6 jam dengan memperhatikan mekanisme
kehilangan panas pada bayi

KUNJUNGAN KEDUA (4-6hari)

Tanggal Masuk : 03-03-2017 Tanggal Pengkajian : 03-03-2017

Jam Masuk : 10.00 wib Jam Pengkajian : 10.05 wib

No. Register : Pengkaji : Hermina

S:
- ibu mengatakan ini adalah anak pertamanya dan tidak pernah keguguran
- ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 25 -02-2017 pukul : 06.40 wib
- ibu mengatakan bayinya BAB dan BAK dengan lancar
- ibu mengatakan bayinya masih diberikan ASI tanpa makanan tambahan

O:
- keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Compos mentis
- Tanda vital:
 T : 36,5° C
 P :150x/i
 RR :48x/I
- Bayi tampak bergerak aktif
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat
A:
Diagnosa : Bayi Baru Lahir normal 1 hari keadaan bayi baik
Masalah : Adaptasi lingkungan luar pada bayi
Kebutuhan : - Nutrisi /ASI
- Kebersihan dan kenyamanan
- Menjaga kehangatan bayi
- Perawatan tali pusat
P:
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan bayi
- Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bayi saat
ini :
Tanda vital :
 T :36,6 ° C
 P :150x/i
 RR : 48x/I
2. Anjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya
Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayinya untuk
membantu proses involusi sekaligus memberikan makanan terbaik
untuk bayinya hingga usia 6 bulan.
3. Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi dan menjelaskan
mekanisme kehilangan panas pada bayi
- Menjelaskan kepada ibu supaya tetap menjaga kehangatan pada
bayi agar mencegah terjadinya hipotermia pada bayi dan
menjelaskan kepada ibu mekanisme kehilangan panas pada bayi
antara lain :
- Konduksi: Kehilangan panas bayi melalui benda-benda padat
yang berkontak dengan kulit bayi.
- Konveksi: Kehilangan panas bayi melalui aliran udara disekitar
bayi.
Evaporasi: Kehilangan panas bayi melalui penguapan air pada
kulit bayi yang basah
Misalnya : air ketuban, atau setelah mandi
- Radiasi: Kehilangan panas bayi melalui benda padat dekat
bayi yang tidak berkontak secara langsung dengan
kulit bayi
Misalnya : bayi diletakkan di dekat kulkas.
4. Penkes perawatan bayi baru lahir seperti perawatan tali pusat
- Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan pada tali pusat bayi
yaitu dengan tidak membungkus tali pusat bayi dengan
menggunakan kasa dan tidak membubuhi tali pusat dengan
rempah-rempah atau apapun ke tali pusat bayi. Karena dengan
membubuhkan sesuatu ke tali pusat bayi bukan mempercepat tali
pusat puput melainkan dapat meningkatkan angka infeksi
5. Mengajarkan Perawatan bayi sehari-hari
Mengajarkan kepada ibu cara memandikan bayi, dan perawatan bayi
baru lahir seperti memebersihkan daerah genetalia ata ans bayi apabila
bayi BAB atau BAK.

BAB IV

PEMBAHASAN
Berdasarkan asuhan yang dilakukan penulis kepada Ny. H sejak tanggal
06 Feb 2017sampaitanggal 03Maret 2017atau sejak masa kehamilan di Ny. H
berusia38 minggu, bersalin, sampai 6 minggu post partum dan asuhan bayi baru
lahir 0-6 minggu di KlinikMariana Sukadonodidapatkanhasilsebagaiberikut :

A. Masa Kehamilan

Asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ny. H pada usia kehamilan
38minggu adalah pengkajian data mulai dari Anamnesa tentang biodata, status
pernikahan, keluhan utama, riwayat kesehatan ibu dan keluarga, pola kehidupan
sehari-hari. Dalam teori pelayanan pada ibu hamil dilakukan pemeriksaan sesuai
standar pelayanan minimal 14 T, tetapi yang diberikan oleh penulis antara lain
Ukur berat badan dan tinggi badan, Ukur tekanan darah ,Ukur tinggi fundus uteri,
Perawatan payudara, Temu wicara/konseling, ada beberapa pelayanan yang tidak
diberikan oleh penulis antara lain pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama
kehamilan, tidak diberikan karena sudah diperoleh pada kehamilan TM II dan ibu
sudah memasuki masa persalinan. Pemberian imunisasi TT tidak diberikan
karena dari hasil pengkajian ibu di dapat bahwa ibu sudah mendapat TT pada
tanggal 10-06-2015 dan tanggal 24-07-2015dan juga karena ibu hamil akan
memasuki masa persalinan. Pemeriksaan HB tidak diakukan karena pola makan,
pola istirahat, serta pemeriksaan fisik ibu dalam batas normal. Pemeriksaan
VDRL(Veneral Disease Presearch Laboratory), pemeriksaan urine reduksi,
protein urine, pemberian kapsul minyak yodium tidak dilakukan karena
keterbatasan alat dan bahan di klinik. Pemberian obat malaria tidak dilakukan
karena pemberian obat malaria diberikan pada daerah endemik malaria, dan
daerah tempat tinggal ibu bukan salah satu daerah endemik malaria.

Dari pengkajian klien melakukan pemeriksaan ANC selama kehamilan


sebanyak 1 kali, yaitu pada trimester III sebanyak 1 kali.Hal ini tidak sesuai
dengan teori yaitu selama kehamilan minimal 4 kali kunjungan yaitu pada
trimester pertama sebanyak 2 kali, trimester 2 sebanyak dua kali, dan trimester 3
sebanyak 5 kali, hal ini ada kesenjangan antara teori dengan praktek (Lockhart
dan Anita, 2014)
Gerakan fetus pada multigravida dapat dirasakan pada usia kehamilan 16
minggu (Sarwono, 2010). Ibu merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 20
minggu. Terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan. Berat badan ibu hamil
akan bertambah antara 10-12 kg (Sarwono, 2010). Selama kehamilan ini ibu
mengalami kenaikan berat badan sebanyak 15 kg, yaitu berat badan sebelum
hamil 58 kg, dan berat badan pada usia kehamilan 40 minggu menjadi 73 kg.
Selama kehamilan ibu, ibu tidak mempunyai keluhan-keluhan istimewa namun
sejak kehamilan ibu 40 minggu ibu mengeluh seperti nyeri pinggang, Nyeri
pinggang yang di alami ibu adalah hal yang fisiologis karena nyeri pinggang
tersebut dialaminya tidak secara terus-menerus melainkan hanya pada saat adanya
posisi yang salah pada saat melakukan aktifitas atau saat sesudah melakukan
aktifitas. Keluhan ibu sering BAK adalah hal yang normal dimana setiap ibu
hamil TM III mengalami perubahan pada sistem perkemihannya dimana
membesarnya uterus dan perubahan pada muskuluskletal (posisi lordosis) dapat
menyebabkan tekanan pada bagian kandung kemih ibu sehingga menyebabkan ibu
sering berkemih.Keluhan ibu yang ketiga ialah sulit tidur, setelah penulis
mengkaji lebih dalam, ibu sulit tidur dikarenakan sering kencing/BAK pada
malam hari, penulis sudah menganjurkan agar ibu mengurangi mengkonsumsi air
putih atau cairan lainnya pada saat sore hari atau sebelum tidur malam.
Menganjurkan ibu untuk memenuhi cairan tubuhnya dengan cara memperbanyak
minum pada pagi/siang hari. Dan sekaligus tidak mempengaruhi pola istirahat ibu.

Selama melaksanakan asuhan antenatal pada Ny. H


Hanyadapatterlaksanasatu kali .Suami bersifat kooperatif sehingga tidak terjadi
kesulitan selama memberikan asuhan.

B. Masa Persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika proses terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan tampa disertai penyulit (APN, 2012).

KALA I

Tandatandaawalpersalinanadalah his yang datang lebih kuat dan teratur


diikuti dengan lendir bercampur darah yang menandakan bahwa jalan lahir telah
mulai membuka. Pada saat usia kehamilan memasuki usia kehamilan 40 minggu 2
hari, Ny. A dan keluarga datang ke klinik bidan pada tanggal 04Maret 2016. Ibu
mengeluh mules-mules dan mengeluarkan lendir bercampur darah,Kemudian
bidan melakukan pemeriksaan dan ditemukan hasil pemeriksaan bahwa Ny. A
benar telah mengalami proses persalinan.

Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam pada kala I (APN, 2012).


Sementara di klinik melakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam.Disini sesuai
dengan teori dan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Pencegahan
infeksi pada saat persalinan terutama pada saat melakukan pemeriksaan dalam,
menurut teori yaitu menggunakan handscone DTT/steril, sementara di klinik
handscone yang digu-nakan untuk melakukan pemeriksaan dalam menggunakan
handscone yang sama atau handscone digunakan secara berulang. Disini terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek. Vulva hygiene dilakukan dengan
menggunakan kapas dan air DTT/steril yaitu air yang sudah dimasak. Sementara
di klinik tidak menggunakan air DTT. Disini terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek.Pada saat melakuakan Asuhan Persalinan Normal persiapan alat yang
dibutuhkan untuk menolong persalinan terdapat 3 saft, sementara di klinik tidak
tersedia lengkap.Jadi, terjadi kesenjangan antara teori dan praktek. Kala I dimulai
dari pembukaan serviks sampai menjadi lengkap dimana proses ini dibagi dalam 2
fase yaitu fase laten berlangsung selama 6-8 jam serviks membuka sampai 3 cm
dan fase aktif berlangsung selama 7 jam, serviks membuka 4 cm sampai 10 cm,
kontraksi yang lebih kuat dan lebih sering selama fase aktif (Jenny, 2013). Pada
saat Ny. Lastri datang kerumah bidan dilakukan pemeriksaan dalam dan
didapatkan hasil Dinding vagina lembab, portio membuka, Pembukaan serviks 4
cm, konsistensi lembek, ketuban belum pecah Presentasi fetus kepala Penurunan
bagian terendah : Hodge -II dan tidak ditemukan tanda-tanda penyulit dikala I.

KALA II

Kala II persalinan berlangsung selama 35menit , hal ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa kala II pada multigravida berlangsung tidak lebih dari 1
jam (Jenny, 2013). Pada saat pemeriksaan dalam pukul 18.00 wib pembukaan
sudah lengkap dan ketuban sudah pecah serta Ny. A mengatakan ada dorongan
yang kuat untuk mengejan. Tidak dilakukan episiotomy karena tidak ada
indikasi.Ini pun sesuai dengan asuhan sayang ibu yang tidak menganjurkan lagi
melakukan episiotomi dalam persalinan.

Kepala sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm dan ibu merasakan
ingin meneran. Kala II memakan waktu 35 menit, bayi lahir jam 18.35 wib, bayi
segera menangis dengan jenis kelamin Laki-laki, BB 3400 gram dan PB 49 cm,
dari hasil penilaian awal bayi, didapat bayi bugar dimana bayi segera menangis
kuat, kulit bayi kemerahan, dan tonus otot aktif.

KALA III

Pengeluaran plasenta dengan spontan tanpa penyulit, dengan tanda-tanda


tali pusat memanjang, adanya semburan darah yang mendadak dan perubahan
tinggi fundus. Kala III berlangsung 10 menit dan multigravida kala III berlang-
sung rata–rata 30 menit (Jenny, 2013).

Pengeluaran plasenta dengan spontan tanpa penyulit, dengan tanda-tanda


tali pusat memanjang, adanya semburan darah yang mendadak dan perubahan
tinggi fundus.Plasenta lahir lengkap dengan selaputnya. Dari hasil pemeriksaan
plasenta, didapat Selaput: Utuh, Insersi : Lateralis, Diameter: 18 cm, Tebal : 2 cm,
Kotiledon : 20, Panjang tali pusat : 50 cm, Diameter tali pusat :1 cm, Berat : 500
gr. Tidak ditemukan kesenjangan dalam kala III.

KALA IV

Pada kala IV dimulai dari plasenta lahir sampai 2 jam post partum yang
merupakan waktu kritis bagi ibu dan bayi, keduanya baru saja mengalami
perubahan fisik yang luar biasa. Pada kasus ini berjalan tanpa penyulit, kontraksi
baik, tidak terdapat laserasi jalan lahir.Tekanan darah ibu 110/80 mmHg
menunjukan batas normal.TFU 2 jari dibawah pusat, ibu sudah berkemih pukul
21.15 wib, pengeluaran darah dalam batas normal. Dalam kala IV ibu dianjurkan
memasase fundus yang sebelumnya diajarkan terlebih dahulu untuk memantau
kontraksi dan mencegah terjadinya perdarahan post partum. Oleh karena itu,
dilakukan pemantauan setiap 15 menit dalam 1 jam pertama setelah persalinan
dan 30 menit dalam jam kedua. Tidak terjadi kesenjangan anatara teori dan
praktek dalam persalinan kala IV.

C. Masa Nifas

Masa puerperium adalah waktu yang diperlukan agar organ genetalia


interna ibu kembali menjadi normal secara anatomis dan fungsional sekital 6
minggu (Manuaba, 2007).

Pada kunjungan nifas 6 jam post partum dilakukan pemeriksaan tanda-


tanda vital dengan hasil TD : 120/80 mmHg, N: 82 x/menit, S: 37ºc, RR: 22
x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra,
perdarahan ± 100 cc, ibu sudah bisa buang air kecil, ibu sudah dapat menyusui
bayinya dengan baik, keluar ASI dari ke-2 payudara, mengajarkan ibu dan
keluarga untuk melakukan massase fundus uteri.

Pada saat masa nifas 6 jam pertama, ibu dan bayi melakukan boonding
attchment yaitu meletakkan bayi dalam dekapan ibu (APN, 2012). Sementara di
klinik bayi langsung dibedong dan diletakkan didekat ibu agar bayi tidak
kedinginan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yaitu pemeriksaan untuk 6 jam post
partum yaitu mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, mendeteksi dan
merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut, memberikan
konseling pada salah satu anggota keluarga bagaimana cara mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri, pemberian ASI , melakukan boonding attachment
untuk menjaga bayi agar tetap hangat (Vivian, 2011).

Pada kunjungan 6 hari post partum, ibu mengatakan tidak ada keluhan,
keadaan umum ibu baik, TD: 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, S: 37º C, RR: 20
x/menit, payudara tidak ada nyeri dan ASI keluar lancar, TFU 2 jari dibawa pusat,
pengeluaran lochea rubra, ibu dapat menyusui bayinya dengan baik, mengajarkan
cara perawatan tali pusat agar tetap bersih dan kering, menjaga kehangatan bayi,
dan mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi cukup dan gizi seimbang
serta ibu istirahat yang cukup. Hal ini sesuai dengan tujuan nifas hari kedua,
menurut teori yaitu memastikan involusi uterus berjalan normal (kontraksi baik),
TFU 2 jari dibawa pusat, tidak ada perdarahan abnormal, memastikan ibu
menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit,
memberikan konseling pada ibu mengenai perawatan tali pusat, menjaga bayi agar
tetap hangat (Vivian, 2011).

Pada kunjungan 2 minggu post partum, ibu mengatakan tidak ada


keluhan, keadaan umum ibu baik, TD: 110/80 mmHg, N: 82 x/menit, S:36,7 ºC,
RR: 22 x/menit, payudara tidak ada nyeri dan ASI keluar lancar, TFU tidak
teraba, ibu dapat menyusui bayinya dengan baik. Hal ini sesuai dengan tujuan
nifas minggu kedua, menurut teori yaitu memastikan involusi uterus berjalan
normal (kontraksi baik), TFU tidak teraba, tidak ada perdarahan abnormal,
memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit, menjaga bayi agar tetap hangat (Vivian, 2011).

Pada kunjungan nifas 6 minggu pemeriksaan TTV yaitu TD: 110/70


mmHg, N: 82 x/menit, S: 36,7º C, RR: 22 x/menit, dan sudah tidak ada lagi
pengeluaran pervaginam, kemudian diberikan konseling mengenai KB, dan
menanyakan apakah ada penyakit yang ibu atau bayi alami. Hal ini sesuai teori
yaitu pada kunjungan nifas 6 minggu yang harus diperhatikan adalah pemberian
konseling KB dan menanyakan penyulit yang ibu dan bayi alami (Vivian, 2011).

D. Bayi Baru Lahir

Bayi Ny. H lahirpadausia kehamilan 40 minggu 2 haripadatanggal25 Feb


2017, pada pukul 12.40 wib, secara spontan, menangis kuat, warna kulit
kemerahan, tidak ada cacat bawaan, anus positif, jenis kelamin laki-laki, dengan
berat badan = 3.100 gram, panjang badan = 49 cm, lingkar kepala = 34 cm, refleks
morro, rooting, sucking, grasping baik. Pada kasus ini neonatus cukup bulan,
sesuai dengan teori yaitu masa gestasi 37-42 minggu, berat badan 2500-4000
gram, panjang 48-52 cm, kulit kemerahan. Hal ini sesuai dengan  teori dan tidak
ada kesenjangan.

Setelah bayi lahir  langsung dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).


Dimana bayi hanya mampu mencari puting dan kontak skin to skin dengan ibu,
IMD dilakukan  setelah bayi lahir atau setelah tali pusat diklem dan di potong
letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung
dengan kulit ibu yang berlangsung selama 1 jam atau lebih, bahkan sampai bayi
dapat menyusui sendiri (APN, 2012). Sementara di klinik tidak melakukan IMD
karena alasan supaya bayi tetap hangat dan mencegah kehilangan panas pada bayi.
Bayi diberikan vitamin K satu jam setelah lahir (APN, 2012). Hal ini sesuai
dengan teori  yang menyatakan bahwa pemberian vitamin K yang diberikan secara
IM dengan dosis 1 mg. Hal ini sudah sesuai dengan teori dan tidak ada
kesenjangan.

Bayi diberikan imunisasi Hepatitis B0 pada 2 jam setelah lahir diberikan


imunisasi BCG, menurut teori imunisasi Hepatitis B0 diberikan pada bayi baru
lahir satu jam setelah Vit. K, Hepatitis B0 diberikan dipaha sebelah kanan antero
lateral (APN, 2012). Hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan
kenyataan.Pada saat melakukan perawatan tali pusat, jangan membungkus
puntung tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan apapun ke tali pusat,
mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih diperkenankan, tetapi tidak
dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah/lembab (APN,
2012).Sementara di klinik, tali pusat masih dibungkus dengan menggunakan
kassa.Disini terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.Pemberian ASI
pertama sekali dilakukan sejak dilakukannya Inisiasi Menyusui Dini sesaat setelah
bayi lahir.Semenetara di klinik, Ibu memberikan ASI setelah bayi dibersihkan dan
dibedong.Terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Bayi BAB  mekonium
sebanyak 2 kali dan BAK 6-8 kali sehari, reflex isap bayi baik dan menyusu kuat.
Setelah melakukan pengkajian sampai evaluasi asuhan bayi baru lahir, dimulai
dari 6 jam pertama, 6 hari, 2 minggu sampai 6 minggu, maka penulis dapat
menyimpulkan bayi dalam keadaan sehat tanpa komplikasi apapun.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Asuhan Antenatal yang diberikan kepada Ny.H sejak usia kehamilan 38


minggu. Asuhan dilakukan sebanyak 1kali. Pada kunjungan ini, ibu
mengeluh nyeri pinggang namun dapat teratasi dengan Menganjurkan ibu
untuk tidur miring kanan atau kiri,ibu mengeluh sering BAK, penulis
menjelaskan bahwa yang ibu alami adalah hal yang normal dan penulis
menjelaskan bagaimana caranya supaya frekuensi berkemih yang
meningkat tidak mempengaruhi pola istirahat ibu. Ibu mengeluh gangguan
pola istirahat, penulis menganjarkan ibu untuk mengurangi frekuensi
minum pada sore dan pada saat ingin tidur pada malam hari. Dalam teori
pelayanan pada ibu hamil dilakukan pemeriksaan sesuai standar pelayanan
minimal 14 T, tetapi yang diberikan oleh penulis antara lain Ukur berat
badan dan tinggi badan, Ukur tekanan darah, Ukur tinggi fundus uteri,
Perawatan payudara, Temu wicara/konseling, Senam hamil. Ada
ssssssssebanyak 90 tablet dan Imnisasi TT tidak diberikan karena sudah
diperoleh sebelumnya. Pemeriksaan HB tidak dilakukan karena pola
makan, pola istirahat, serta pemeriksaan fisik ibu dalam batas normal.
Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Presearch Laboratory), Pemeriksaan
urine reduksi, protein urine, pemberian kapsu lminyak yodium tidak
dilakukan karena keterbatasan alat dan bahan di klinik.

2. Asuhan Intranatal dilakukan pada tanggal 06 Februari 2017, Dari hasil


pengkajian ditemukan bahwa ibu masuk dengan inpartu kala I Faseaktif,
Kala I berjalan dengan normal, persiapan alat tidak sesuai dengan APN,
kala II berlangsung selama 35 menit. Ibu dapat mengedan dengan baik dan
menguasai teknik pernafasan yang sebelumnya sudah diajarkan oleh bidan
pada saat kunjungan ibu hamil. Kala III berlangsung selama10 menit dan
tidak ada kelainan dan tanda-tanda bahaya pada saat kelahiran plasenta.
Kala IV berjalan dengan baik, penulis melakukan pemantauan kala IV
sesuai dengan asuhan persalinan normal. Dimana dilakukan pemantauan
kontraksi dan perdarahan sebanyak 2-3 kali pada 15 menit pertama, setiap
15 menit pada jam pertama, dan setiap 30 menit pada jam kedua. Tidak
ditemukan kelainan selama persalinan.

3. Asuhan nifas dilakukan sebanyak 4 kali. Pada kunjngan pertama, tidak


terdapat kelainan dimana kontraks iadekuat, tidak terdapat perdarahan
yang abnormal, terdapat laserasi jalan lahir tingkat 1 namun tidak
menimbulkan perdarahan dan ibu su dah diajarkan untuk melakkan vulva
hygiene. Selama memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas tidak
ditemukana dan masalah atau komplikasi. Selama masa nifasnya, ibu
mempunyai keluhan tetapi dapat diatasi

4. Asuhan Bayi Baru Lahir pada Ny. H sebanyak 4 kali, untuk mencegah,
mendeteksi masalah-masalah pada bayi baru lahir yaitu asuhan kebidanan
6 jam, 2 hari, 6 hari, 2 minggu, 6 minggupost natal tidak ditemukan
masalah/komplikasi.

B. Saran

1. Bagi institusi pendidikan

a. Program yang sudah diberikan oleh institusi sudah terencana dan


terealisasi dengan baik namun masih perlu perbaikan dalam hal
pemilihan klinik tempat praktek mahasiswa, hendaknya dilakukan
penjajakan klinik terlebih dahulu sebelum melakukan praktek klinik.

b. Hendaknya program yang sudah dibuat dapat direalisasikan dengan


waktu yang maksimal. Sehingga, jarak waktu antara ujian akhir
program dan mengerjakan laporan tugas akhir tidak terlalu dekat.

2. BagiMahasiswa (pembaca)

a. Hendaknya lebih meningkatkan ilmu pengetahuan sehingga dapat


melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan secara komprensif
mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, serta bayi baru lahir sesuai
denganstandart.

b. Hendaknya membawa alat (bidan kit) yang kita miliki apa bila alat
yang kita butuhkan tidak tersedia di klinik.

3. Bagi Klien
Hendaknya menjadi bahan pembelajaran bagi ibu dan sebagai sumber in
formasi serta asuhan yang sesuai dengan standart kehamilan, bersalin,
nifas serta bayi baru lahir.

4. Bagi Klinik

Hendaknya menyediakan alat yang dibutuhkan dalam melakukan asuhan


komprehensif mulai dari kehamilan, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

Anda mungkin juga menyukai