Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. A GIP0000 38 MINGGU 5 HARI DENGAN KPD


JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERI
RSIA TRISNA MEDIKA
TULUNGAGUNG

Disusun oleh :

RETNO NAWANGSARI
NIM. 16616807

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (DIV) MINAT KLINIK

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah

melimpahkan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Asuhan kebidanan pada Ny.

I 38 minggu 1 hari dengan KPD. Janin tungal hidup intrauteri. Asuhan kebidanan

ini dibuat dengan rinci dan sebisa mungkin memudahkan pembaca dalam

memahaminya.

Dengan sistematika diatas maka saya mengharapkan pembaca lebih mudah

dalam mengerti dan memahami serta mempelajari asuhan kebidanan ini.

Terimakasih juga saya ucapkan kepada pembimbing kami yang telah

membimbing kami dalam pelajaran dan dalam penyusunan asuhan kebidanan ini.

Tiada gading yang tak retak begitu pula dengan asuhan kebidanan ini

masih amat jauh dari kesempurnaan .maka dari itu kritik dan saran yang

membangun masih kami nantikan demi kesempurnaannya.

Kediri, Mei 2017

Tim Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah bertemunya sel telur (ovum), dengan sel mani

(sperma) dengan lama kehamilan kira-kira 280 hari (40 minggu), dn tidak

lebih dari 300 hari (43 minggu).(Prawirohardjo,2005). Kehamilan 40

minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih

dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 minggu

sampai 36 minggu disebut kehamilan prematur.

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum

persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37

minggu disebut ketuban pecah dini pada kehamilan premature. Dalam

keadaan normalnya 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami

ketuban pecah dini 1,2%. (Sarwono,2009). Dalam kehamilan air ketuban

merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan janin dalam

kandungan. Kekurangan atau pun kelebihan air ketuban sangat

mempengaruhi keadaan janin. Oleh karena itu penting mengetahui

keadaan air ketuban selama kehamilan demi keselamatan janin. Namun

dalam kehamilan kadang kala terjadi pecah ketuban sebelum waktunya

atau yang sering disebut dengan ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini

merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit

kelahiran prematur dan terjadinya infeksi sampai sepsis yang


meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan

infeksi ibu (sarwono 2008).

Ketuban pecah dini didefenisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum

waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun

jauh sebelum waktunya melahirkan. Dalam keadaan normal 8-10%

perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini (Sarwono

2008).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mendeskripsikan asuhan kebidanan pada pasien KPD, mengetahui

penyebab dan tanda-tanda serta gejala KPD

1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu:

1. Melakukan pengkajian

2. Menegakkan diagnose dan masalah

3. Mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial beserta antisipasinya

4. Mengidentifikasi kebutuhan segera

5. Menyusun intervensi

6. Melaksanakan intervensi yang telah disusun

7. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan

1.3 Metode Pengumpulan Data

Adapun tata cara yang digunakan dalam pengumpulan data, antara lain :
1.3.1 Wawancara

Mengadakan tanya jawab langsung kepada klien guna mengetahui

keluhan-keluhan yang dirasakan, sehingga dapat memberikan intervensi

yang tepat dan benar sesuai dengan masalah yang timbul.

1.3.2 Observasi

Melakukan pengamatan langsung pada klien.

1.3.3 Studi Dokumentasi

Membaca dan mempelajari sumber buku, status pasien, catatan medis, dan

catatan yang dapat mendukung terlaksananya asuhan dan dapat

membandingkan antara teori dan praktek

1.3.4 Studi Pustaka

Membaca sumber buku sebagai pedoman dalam melaksanakan asuhan

kebidanan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, tujuan, teknik pengambilan data, dan

sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Terdiri dari konsep kehamilan, konsep ketuban pecah dini dan manajemen

asuhan kebidanan.

BAB 3 TINJAUAN KASUS

Terdiri dari pengkajian, identifikasi diagnosa dan masalah, intervensi,

implementasi, dan evaluasi


BAB 4 PEMBAHASAN

Berisi tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.

BAB 5 PENUTUP

Terdiri dari kesimpulan dan saran.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Hamil adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel

telur yang matang dari saluran telur yang kemudian dibuahi oleh

sperma. Sedangkan kehamilan adalah peristiwa yang dimulai dari

konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan permulaan persalinan.

Kehamilan adalah bertemunya sel telur (ovum), dengan sel mani

(sperma) dengan lama kehamilan kira-kira 280 hari (40 minggu), dn

tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Prawirohardjo,2005).

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.(Federasi Obstetri

Ginekologi Internasional)

Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur.

Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum)

betul-betul penuh perjuangan.(Maulana, 2008). Kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan

dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan

berakhir sampai permulaan persalinan (Hanafiah, 2008).


2.1.2 Pembagian masa kehamilan

Masa kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu :

1. Trimester I : antara usia kehamilan 0 - 12 minggu

2. Trimester II : antara usia kehamilan 13 - 24 minggu

3. Trimester III : antara usia kehamilan 29 – 40 minggu

2.1.3 Perubahan dalam kehamilan

1. Perubahan pada sistem endokrin

a. Plasenta

Plasenta adalah kelenjar horman aktif yang khusus untuk

kehamilan.Hormon yang di hasilkannya adalah human

chorionic gonatrophin (HCG), estrogen, progresteron, dan

human plasenta lactogen (HPL). Semua hormon ini sangat

berguna dalam mendukung kehidupan janin dan ibu selama

kehamilan.( Arianto, 2009 )

b. HCG

Hormon ini di produksi oleh sel tropoblas yang

berkembang pada saat mulai menempelnya sel telur yang telah

di buahi. Hormon ini akan dilepaskan ke darah ibu dan akan

menstimulus pertumbuhan corpus luteum pada trimester I

kehamilan. Corpus luteum ini akan memproduksi hormon

estrogen dan progresteron yang merupakan hormon yang sangat

penting untuk mempertahankan kehamilan.( Arianto, 2009 )


c. Estrogen

Produksi estrogen pada usia kehamilan sampai dengan 12

minggu di produksi dalam jumlah besar oleh corpus luteum dan

sesudahnya di produksi oleh prasenta. Fungsinya adalah

menstimulus pertumbuhan di dalam uterus, duktus dalam

mamae, puting susu ibu dan mempengaruhi vagina. Estrogen

juga berperan meretensi atau menahan cairan dan elektrolit

dalam jaringan tubuh wanita hamil, menekan ovulasi dan

menghambat proses laktasi pada masa kehamilan.( Arianto,

2009 )

d. Progresteron

Berfungsi membuat uterus menjadi tebal sehingga bisa di

gunakan untuk penempelan hasil konsepsi, mematangkan

fungsi mamae untuk siap memproduksi ASI.( Arianto, 2009 )

2. Perubahan pada badan ibu

a. Uterus

Selama kehamilan berat uterus naik dari 60 gr menjadi

1000 gr pada usia kehamilan aterm. Ukurannya menjadi

panjang 30 cm x 23 cm x 20 cm. Seluruh komponen jaringan

yang ada dalam uterus berperan dalam pertumbuhan kehamilan.

Uterus menjadi tebal, disebut decidua oleh karena pertambahan

besar dan jumlah sel baru. Pada awal kehamilan uterus menjadi

tebal, tetapi pada akhir kehamilan uterus melar dan menipis,

dimana saat kehamilan matang lapisan uterus hanya setebal 0,5


– 1 cm. Bentuk uterus berubah dari seperti buah pir menjadi

bulat pada 12 minggu pertama kehamilan. Leher rahim berubah

sedikit menjadi tebal. Sedangkan panjang servik tidak berubah.

(FK Unpad,1986)

b. Vagina

Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga

warnanya membiru (tanda chadwick). Kekenyalan (elastisitas)

vagina bertambah, artinya daya diregang bertambah, sebagai

persiapan persalinan.(FK Unpad,1986)

c. Ovarium

Pada salah satu ovarium dapat diketemukan korpus luteum

gaviditatis, tetapi setelah bulan ke – IV korpus luteum ini

mengisut. (FK Unpad,1986)

d. Dinding perut

Pada kehamilan lanjut pada primigravida sering timbul

garis– garis memanjang atau serong pada perutyang di sebut

striae gravidarum. Pada seorang primigravida warnanya

membiru disebut striae lividae. Sedangkan striae yang putih

disebut striae albicans.(FK Unpad,1986)

e. Payudara

Payudara biasanya membesar dalam kehamilan disebabkan

hipertropi dari alveoli. Puting susu biasanya membesar, lebih

tua warnanya dan mengeluarkan cairan kuning yang disebut


colostrum. Areola mamae melebar dan warnanya lebih tua

akibat pengaruh hormon pada kehamilan.(FK Unpad,1986)

f. Kulit

Selain striae gravidarum, pada kulit terdapat pula

hiperpigmentasi antara lain pada areola mamae, papila mamae

dan linea alba. Linea alba yang tampak hitam di sebut linea

nigra.selain itu hiperpigmentasi juga terjadi pada wajah juga

yang di sebut chloasma gravidarum.(FK Unpad,1986)

3. Perubahan pada sistem lain

a. Perubahan pada sistem kardiovaskuler

Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun sel

darah merahnya, tetapi penambahan volume plasma lebih

menonjol akibat hipervolemia sehingga kadar Hb turun.

(Arianto,2009)

b. Sistem pernafasan

Wanita hamil kadang mengeluh sesak dan nafas pendek. Ini

disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat

uterus yang membesar. (Arianto,2009)

c. Sistem pencernaan

Semakin bertambahnya umur kehamilan lambung dan usus

terdesak oleh uterus yang membesar. Tonus otot saluran

pencernaan melemah dan makanan akan lebih lama berada

dalam saluran pencernaan. Reabsorbsi makanan sempurna

tetapi akan menimbulkan obstipasi. (Arianto,2009)


d. Sistem musculu skeletal

Lordosis yang progresif merupakan komplikasi posisi

kedepan akibat uterus yang membesar, lordosis menggeser

pusat daya berat kebelakang ke arah tungkai yang pada

gilirannya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian

bawah pinggang terutama pada akhir kehamilan. (Arianto,2009)

e. Sistem urinaria

Pembesaran dan penekanan uterus akibat bertambah

besarnya kehamilan mengakibatkan meningkatnya frekuensi

kencing. (Arianto,2009)

f. Sistem reproduksi

Terjadi perubahan pada uterus, ovarium, vagina, vulva, dan

dinding perut. (Arianto,2009)

g. Sistem integumen

Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yaitu pada muka,

payudara, perut, dan vulva. (Arianto,2009)

h. Perubahan psikis

1) Trimester I

a) Trimester I merupakan periode penyesuaian terhadap

kenyataan bahwa dia hamil.penerimaan ini merupakan

tugas psikologis yang paling penting pada trimester I.

b) Segera setelah konsepsi progresteron dan estrogen

dalam tubuh mulai meningkat, ibu merasa tidak sehat

dan umumnya depresi.


c) Sebagian besar wanita bersikap ambivlen (perasaan

negatif) tentang kehamilannya

d) Penerimaan ini biasanya terjadi pada akhir trimester I,

dan dipermudah dengan keadaannya yang aman untuk

mengungkapkan hal tersebut yang menciptakan konflik

pada dirinya.

2) Trimester II

a) Trimester II disebut sebagai periode kesehatan dan

biasanya lebih menyenangkan

b) Tubuh ibu telah terbiasa dengan peningkatan hormon

yang tinggi, morning siknes telah hilang, ia telah

menerima kehamilannya

c) Sebagian besar wanita merasa lebih erotik selama

trimester II, karena relatif bebas dari ketidak nyamanan

fisik.

3) Trimester III

a) Terdapat rasa gelisah bahwa bayinya tersebut akan

datang setiap saat, suatu fakta yang membuat wanita

tersebut gelisah sementara ia mengawasi dan menunggu

tanda – tanda serta gejala – gejala persalinan.

b) Sekitar bulan ke -8 mungkin terdapat periode tidak

semangat dan depresi, karena bayi membesar dan

ketidaknyamanan bertambah calon ibu menjadi lelah

dan menunggu nampaknya lama.


c) Sejumlah ketakutan nampak selama trimester III

d) Ia juga akan mengalami kesedihan yang lain yaitu

pemisahan yang tidak terelakkan dengan bayinya dari

tubuhnya dan uterusnya yang penuh menjadi tempat

yang kosong.

2.1.4 Kebutuhan dasar ibu hamil

1. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil

a. Nutrisi

Kebutuhan nutrisi dari ibu hamil meningkat daripada

wanita sebelum hamil, adapun kebutuhan ini diperlukan untuk

pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah. Kebutuhan

kalori meningkat karena peningkatan lapisan metabolik basal

dan karena penambahan berat badan. Peningkatan kebutuhan

kalori sekitar 15% dari kebutuhan kalori normal wanita.

b. Aktifitas

Aktifitas yang mengganggu keseimbangan diri lebih baik

dikurangi, terutama pada pertengahan kedua kehamilan. Pada

umumnya mereka membutuhkan aktifitas namun yang

berlebihan ditinggalkan karena rasa letih berlebihan akan

berdampak pada kesehatan ibu dan janin.

c. Personal hygien

Dianjurkan pakai pakaian yang longgar, terbuat dari katun,

mempunyai kemampuan menyerap keringat, terutama pakaian

dalam.BH menyokong payudara, sering diganti untuk menjaga


kebersihan dan menghalangi suasana lembab disekitar

pelipatan, mandi minimal 2 kali sehari.

d. Pemeliharaan payudara

e. Puting suatu perlu diperlihatkan agar tetap bersih dan

menonjol, untuk ibu dengan riwayat abortus, perawatan

payudara dilakukan pada usia kehamilan lebih dari 22 minggu.

f. Senam hamil

Tujuan senam hamil :

1) Memperbaiki peredaran darah

2) Mengurangi pembengkakan

3) Memperbaiki keseimbangan otot

4) Mengurangi kram pada kaki

5) Mempercepat penyembuhan setelah melahirkan

g. Pengawasan gigi

Saat hamil sering terjadi caries yang berkaitan dengan emesis,

hiperemesis gravidarum, hipersalivasi yang dapat

menyebabkan timbulnya kalsium di sekitar gigi

h. Istirahat

Istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan

jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan

pertumbuhan janin

i. Seksual

Bila dalam anamnesis abortus kehamilan yang sebaiknya koitus

ditandai sampai usia kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu


plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi

lebih kecil.

j. Imunisasi

Vaksinasi dengan Tetonatus Toxoid (TT) dilakukan dua kali

selama hamil untuk mencegah tetanus neonatorum

2. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil

Kebutuhan psikologis ibu hamil dapat diperoleh dari keluarga,

tenaga kesehatan, rasa aman dan nyaman selama kehamilan,

persiapan menjadi orang tua, dan persiapan sibling

2.1.5 Penatalaksanaan ANC

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

profesional ( dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan,

pembantu bidan dan perawat ) untuk ibu selama masa kehamilanya,

pelayanan ANC minimal meliputi :

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2. Ukur tekanan darah tiap kali kunjungan

3. Nilai status gizi dengan cara ukur lingkar lengan atas

4. Ukur tinggi fundus uteri

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus

toksoid (TT) bila diperlukan

7. Pemberi tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

8. Tes laboratorium

9. Tatalaksana kasus
10.Temu wicara (konseling)

2.2 Ketuban Pecah Dini (KPD)

2.2.1 Pengertian Ketuban Pecah Dini

1. Ketuban pecah dini adalah ketuban pecah sebelum ada tanda

persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi in partu.

(Manuaba, 2008 )

2. Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban

sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia

kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini pada kehamilan

premature. Dalam keadaan normalnya 8-10% perempuan hamil

aterm akan mengalami ketuban pecah dini 1,2%. (Sarwono,2009)

3. Ketuban pecah dini atau spontaneous/early/premature rupture of

the membrane (PMOR) adalah pecahnya ketuban sebelum in

partu; yaitu pembukaan pada primi kurang dari primi 3 cm dan

pada multipara kurang dari 5 cm. (Rustam, 2010)

2.2.2 Etiologi Ketuban Pecah Dini

Menurut Rustam, 2010, penyebab dari PROM tidak atau masih belum

jelas, maka preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam menekan

infeksi. Menurut Varney, insiden ketuban pecah dini lebih tinggi pada

wanita dengan :

1. Servik inkompeten

2. Polihidramnion (volume air ketuban lebih dari normal)

3. Malpresentasi janin

4. Kehamilan kembar/gemeli
5. Infeksi vagina/serviks

6. Keletihan saat bekerja

7. Nulipara

2.2.3 Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini

Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan yang merembes melalui

vagina. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak,

mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri

pucat. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus di

produksi sampai kelahiran. Adanya demam, nyeri perut, denyut jantung

janin bertambah cepat merupakan tanda- tanda infeksi terjadi.( Taufan

Nugroho, 2010)

2.2.4 Komplikasi yang Timbul Akibat Ketuban Pecah Dini

Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada

usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal neonatal, persalinan

premature, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin,

meningkatnya insiden seksio sesarea, atau gagalnya persalinan normal.

1. Persalinan Prematur

Setelah ketuban pecah biasanya disusul dengan persalinan.

Periode laten tergantungumur kehamilan. Pada kehamilan aterm

90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan

antar 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan

kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu


2. Infeksi

Risiko infeksi ibu dan anak meningkatkan pada Ketuban

Pecah Dini.Pada ibu terjadi koriamnionitis.Pada bayi dapat terjadi

septekemia, pneumonia, omfalitis.Umumnya terjadi

korioamnionitis sebelum janin terenfeksi.Pada ketuban pecah dini

premature, infeksi lebih sering dari pada aterm. Secara umum

inseden infeksi sekunder pada ketuban pecah dini meningkat

sebanding dengan lamanya periode laten.

3. Hipoksia dan Asfiksia

Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang

menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia.Terdapat

hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat

oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin

gawat.

4. Sindrom Deformitas Janin

Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan

pertumbuhan janin hambat, kelainan di sebabkan kompresi muka

dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonary.

2.2.5 Penatalaksanaan pada Ketuban Pecah Dini

Menurut sarwono, penatalaksanaan untuk ketuban pecah dini adalah :

1. Pastikan diagnosis

2. Tentukan umur kehamilan

3. Evaluasi dan tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin

4. Apakah dalam keadaan inpartu, terdapat kegawatan janin.


Riwayatnya keluarnya air ketuban berupa cairan jernih keluar dari

vagina yang kadang – kadang di sertai tanda – tanda lain dari

persalinan. Diagnosis ketuban pecah dini prematur dengan inspekulo di

lihat adanya cairan ketuban keluar dari kavum uteti. Pemeriksaan pH

vagina perempuan hamil sekitar 4,5 ; bila ada cairan ketuban pecah

pHnya sekitar 7,1 – 7,3. Antiseptik yang alkain akan menaikkan pH

vagina.

Dengan pemeriksaan ultrasound adanya ketuban pecah dini dapat di

konfirmasikan dengan adanya oligohidramnion.Bila air ketuban normal

agaknya ketuban pecah dapat di ragukan serviks. Penderita dengan

kemungkinan ketuban pecah dini harus masuk rumah sakit untuk di

periksa lebih lanjut. Jika pada perawatan air ketuban berhenti keluar,

pasien dapat pulang untuk rawat jalan. Bila terdapat persalinan dalam

kala aktif, korioamnionitis, gawat janin, persalinan ditermanisai,.Bila

ketuban pecah dini pada kehamilan prematur, di perlukan

penatalaksanaan yang komprehensif. Secara umum penatalaksanaan

pasien ketuban pecah dini yang tidak dalam persalinan serta tidak ada

infeksi dan gawat janin, penatalaksanaannya bergantung pada usia

kehamilan.

1. Diagnosis

Tentukan pecahnya selaput ketuban, dengan adanya cairan

ketuban vagina.Jika tidak ada dapat di coba dengan menggerakkan

sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk atau

mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes


lakmus ( Nitrazin test ) merah menjadi biru. Tentukan usia

kehamilan, bila di perlu dengan pemeriksaan USG. Tentukan ada

tidaknya infeksi. Tanda – tanda infeksi adalah bila suhu ibu lebih

dari 38 ◦C serta air ketuban keruh dan berbau. Leukosit darah >

15.000 / mm3.Janin yang mengalami takikardi, mungkin

mengalami infeksi intrauterine.Tentukan tanda – tanda persalinan

dan skoring pelvik.Tentukan adanya kontraksi yang teratur. Periksa

dalam dilakukan bila akan di lakukan penanganan aktif ( terminasi

kehamilan ).

2. Penanganan

Rawat di rumah sakit, berikan antibiotic ( ampisilin 4 x 500

mg atau eritromisin bila tidak tahan ampisilin dan metronidazole 2

x 500 mg selama 7 hari ). Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu,

di rawat selam air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban

tidak lagi keluar. Juka usia kehamilan 32 – 37 minggu, belum

inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negative beri deksametason,

observasi tanda – tanda infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi

pada kehamilan 37 minggu. Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu,

sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik ( salbutamol ),

deksametason, dan induksi sesudah 24 jam. Jika usia kehamilan 32

– 37 minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan induksi, nilai

tanda – tanda infeksi ( suhu, leokusit, tanda – tanda infeksi

intrauterine ). Pada usia kehamilan 32 -37 minggu berikan steroid

untuk memacu kematangan paru janin, dan bila memungkinkan


periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu dosis

betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari,

deksametason I.M. 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.

3. Aktif

Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin. Bila

gagal lakukan seksio sesarea. Bila ada tanda – tanda infeksi berikan

antibiotik dosis tinggi dan persalinan diakhiri.

2.3 Manajement Asuhan Kebidanan

I. Pengkajian

A. Data subjektif

1. Biodata

a. Nama : meliputi nama klien / pasien dan

suami/ penanggung jawab

bertujuandapatmengenal,memanggil

klien agar tidak keliru dengan pasien

lain.

b. Umur : untuk memastikan resiko

persalinan bila usia ibu < 20 tahun /> 35 tahun.

c. Agama : untuk mempermudah bidan

melakukan pendekatan dalam

memberikan asuhan kebidanan.

d. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat

intelektual karena mempengaruhi


sikap dan perilaku kesehatan.

e. Pekerjaan : untuk mengetahui taraf hidup dan

sosial ekonomi klien.

f. Alamat : untuk mengetahui pasien tinggal

dimana sehingga memudahkan

bidan melakukan kunjungan.

g. Penghasilan : untuk mengetahui kondisi ekonomi

pasien.

2. Keluhan Umum

Keluhan yang dirasakan atau keaqdaan klien saat ini.

Keluhan utama yang disampaikan oleh ibu adalah

ketidaknyamanan yang dirasakan ibu selama

kehamilannya.

3. Riwayat Kesehatan

a. Penyakit yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit

menahun seperti jantung, hipertensi, penyakit

menurun seperti diabetes mellitus, asma, penyakit

menular seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS.

b. Penyakit sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit

menahun seperti jantung, hipertensi, penyakit


menurun seperti diabetes mellitus, asma, penyakit

menular seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS.

c. Penyakit keluarga

Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang

menderita penyakit menahun seperti jantung,

hipertensi, penyakit menurun seperti diabetes

mellitus, asma, penyakit menular seperti TBC,

hepatitis, HIV/AIDS.

4. Riwayat Obstetri

a. Riwayat menstruasi

Amenorhea : 3 bulan

Menarche : 12 – 16 tahun

Lama : 5 – 7 hari

Banyak : ± 50 cc ( berapa kali ganti

pembalut, penuh / tidak)

Siklus : 21 – 30 hari

Teratur/tidak : teratur

Disminorhea : ada/tidak ( sebelum/sesudah

menstruasi)

Flour albus : ada/tidak ( sebelum/sesudah

menstruasi) warna, bau/tidak,

gatal/tidak.

HPHT : 27-8-216

TP/HPL : ( tanggal + 7)
( bulan + 9 / -3)

` ( tahun + 1 / tetap )

b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Selama kehamilan, persalinan, nifas yang lalu tidak

terjadi komplikasi, sehingga tidak timbul faktor

predisposisi yang menyebabkan timbulnya

komplikasi.

c. Riwayat kehamilan sekarang

1. Ibu mengatakan ini hamil pertama dengan usia

kehamilan 38 minggu 5 hari.

2. Melakukan ANC berapa kali pada TM I,II,III

selama kehamilan, serta terapi apa yang diberikan

saat ANC, dan bagaimana hasil pemeriksaan dan

penyuluhan apa yang di dapat.

3. Berapa kali ibu mendapatkan imunisasi TT, status

TT, gerak anak yang di rasakan sejak berapa

bulan, gerak anak dalam 24 jam terakhir, keluhan

ibu selama hamil, dan penyuluhan apa yang di

dapat.

5. Riwayat KB

Untuk mengetahui ibu pernah mengikuti KB atau tidak,

jika pernah sejak kapan, lama mengikuti, keluhan selama

menggunakan, dan jika berhenti alasan berhentinya atau

ganti.
6. Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui berapa kali ibu menikah, lama

menikah, umur pertama kali menikah, dan status

pernikahan sah atau tidak.

7. Riwayat Psikologi

Untuk mengetahui respon ibu terhadap kehamilannya dan

bagaimana dukungan suami atau keluarga terhadap

kehamilannya.

8. Riwayat Budaya

Ibu melakukan atau tidak budaya atau mitos yang

membahayakan kehamilannya.

9. Perilaku Kesehatan

Mengkaji selama hamil apa ibu pernah minum jamu,

merokok, dan minum minuman keras yang dapat

meningkatkan resiko saat persalinan.

10. Pola Kebiasaan Sehari – hari

a. Pola nutrisi

Perubahan konsumsi makan sebelum dan selama

hamil pada ibu hingga 300 kalori per hari,

mengkonsumsi makanan yang mengandung protein,

zat besi, minum cukup cairan (gizi seimbang).

b. Pola eliminasi

Bagaimana pola eliminasi klien sebelum dan selama

hamil yang terdiri dari BAB, bagaimana frekuensinya,


konsistensi, warna, bau, dan ada keluhan atau tidak.

BAK bagaimana frekuansinya, warna, bau, dan ada

keluhan atau tidak.

c. Pola istirahat

Istirahat yang diperlukan adalah 8 jam malamhari dan

1 jam siang hari walaupun tidak baiknya berbaring

saja untuk istirahat.

d. Pola personal hygiene

Dalam sehari berapa kalin klien mandi, gosok gigi,

ganti pakaian dalam dan luar, dalam seminggu berapa

kali cuci rambut sebelum dan selama hamil.

e. Pola aktifitas

Bagaimana aktifitas ibu selama hamil dan sebelum

hamil. Aktifitas ibu sehari – hari yang berlebihan akan

membuat stamina ibu menurun dan akan mengganggu

pertumbuhan janin.

f. Pola seksual

Frekuensi seksual sebelum dan selama hamil. Jika

melakukan hubungan seksual saat usia kehamilan

masih muda jika tidak dilakukan dengan tehnik yang

baik maka akan menyebabkan keguguran, jika dengan

hubungan seksual dilakukan saat hampir memasuki

persalinan/ saat kehamilan tua akan mempermudah /


mempercepat persalinan karena prostaglandin akan

membantu merangsang kontraksi.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

Keadan umum : baik, cukup, lemah

Kesadaran : Compos mentis ( sadar penuh, baik/

sempurna )

Apatis ( perhatian berkurang )

Somnolent ( mudah tidur walaupun

sedang diajak bicara )

Sopor ( harus dengan rangsangan

kuat )

Sopora comateus ( hanya tinggal

reflek kornea saja )

Coma ( tidak ada respon )

Keadaan Emosi : mencermati mimik wajahb pasien,

nada bicara, bahasa tubuh.

Cara berjalan : tegak, lordosis

TTV : Suhu : 36,5 – 37,5 oC

Nadi : 60 – 100 x per menit

RR : 16 – 24 x per menit

TD : 110/70 – 130/90 mmHg


Berat Badan : Sesuai dengan umur kehamilan

Tinggi Badan : ≥145 cm

LiLa : ≥23,5 cm

2. Pemeriksaan khusus

a. Inspeksi

Kepala : warna rambut, besih / tidak, rontok/

tidak, ada benjolan / tidak.

Muka : untuk mengetahui chloasma

gravidarum, pucat/ tidak, oedema /

tidak.

Hidung : apakah ada gangguan pernafasan,

ada polip/ tidak, ada sekret/ tidak.

Mulut dan gigi : lesi pada lidah/ tidak, bibir lembab/

tidak, gigi karies/ tidak ada

pembesaran tonsil/ tidak.

Telinga : simetris/ tidak, ada serumen/ tidak.

Leher : Untuk mengetahui adanya

pembesaran kelenjar tyroid,

pembesaran vena jugularis, dan

kelenjar limfe.

Dada : menilai payudara ( pembesaran,

kesimetrisan, keadaan papila

mammae, pengeluarancolostrum,

hiperpigmentasi areola mammae).


Abdomen : pembesaran pada abdomen sesuai

dengan umur kehamilan/ tidak, ada

linea/ striae, ada bekas operasi/tidak.

Genetalia : Keadaan perineum, warna vulva

dan pengeluaran per vagina.

Ekstremitas : atas dan bawah ( simetris/ tidak,

oedem/ tidak ).

b. Palpasi

Leopold I : menentukan TFU, dan

menentukan

bagian yang ada di fundus

Leopold II : menentukan letak punggung dan

bagian – bagian kecil janin

Leopold III : menentukan bagian terendah

janin sudah masuk PAP atau

belum

Leopold IV : seberapa jauh bagian terendah

janin masuk PAP

Konverben : hanya bagiankecil

yang masuk PAP

Sejajar : separuh bagian

masuk PAP

Divergen: sebagianbesarsudah

masuk PAP
Variasi :

1. Mc. Donald : ....cm

2.Budin : satu tangan menekan fundus dan

tangan satunya mencari bagian yang terkecil.

3. Ahfeld : pinggir tanagn kiri di letakkan di

tengah – tengah perut / linear, sedangkan tangan

kanan mencari punggung janin.

4. Tafsiran Berat Janin (TBJ)

(TFU – 11) x 155 bila sudah masuk PAP

(TFU – 13) x 155 bila belum masuk PAP

c. Auskultasi

DJJ : Denyut jantung janin (frekuensi,

ritme kuat / lemah), normalnya 120 – 160 x/menit,

dihitung satu menit penuh.

Punctum Maximum : melalui letak punggung janin.

d. Pemeriksaan panggul luar

Distansia spinarum : 24 – 26 cm

Distansia cristarum : 26 – 29 cm

Boudeloque : 18 – 20 cm

Lingkar panggul luar : 80 – 90 cm

Distansia tuberum : 10,5 – 11 cm

e. Perkusi

Refleks hammer : untuk mengetahui apakah


ibu bereaksi dengan refleks

yang diberikan.

f. Pemeriksaan laboratorium

Meliputi USG, Hb, albumin, reduksi

II. Interpretasi Data Dasar

Dx : GPAPAH usia kehamilan

Janin T/H/intrauterin

Ds : data yang diperoleh dari pasien ketika melakukan anamnesa

Do : data yang diperoleh dari pemeriksaan yang dilakukan oleh

petugas kesehatan / bidan terhadap pasien mengenai diagnosa

III. Antisipasi Masalah Potensial

Meliputi diagnosa potensial dan antisipasinya serta masalah potensial

IV. Indentifikasi Kebutuhan Segera

Mengidentifikasi kebutuhan segera bila terdapat masalah potensial

V. Intervensi

Dx : GPAPAH usia kehamilan

Janin T/H/intrauterin

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kehamilan, ibu dapat

menjalani masa kehamilannya dengan aman

tanpaada komplikasi

Kriteria hasil : mengacu pada menegakkan diagnosa

Intervensi : melakukan asuhan pada ibu hamil sesuai

kebutuhan

Rasional : alasan yang mendukiung intervensi berdasarkan


teori yang ada dan tidak di buat – buat

Mx : masalah yang dialami oleh ibu selama masa

Kehamilan

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kehamilan, ibu dapat

mengatasi masalah dan menjalani masa kehamilan

dengan aman tanpa ada komplikasi

Kriteria hasil : mengacu untuk menegakkan masalah

Intervensi : melakukan asuhan pada ibu hamil sesuai

kebutuhan

Rasional : alasan yang mendukung intervensi berdasarkan

teori yang ada dan tidak dibuat - buat

VI. Implementasi

Sesuai dengan intervensi

VII. Evaluasi

Mengacu pada kriteria hasil dengan menggunakan SOAP


BAB 3

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN

A. Data Subjektif

1. Biodata

Nama klien : Ny “A” Nama suami : Tn “A”

Umur : 24 th Umur : 27 th

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Penghasilan :- Penghasilan :-

Alamat : Sukardadu Alamat : Sekardadu

2. Keluhan utama

Ibu mulas jarang – jarang sekitar 12 jam, ketuban pecah sekitar 5

jam warna jernih kehijauan merembes

3. Riwayat kesehatan

a. Penyakit yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun

seperti jantung, hipertensi, penyakit menurun seperti diabetes

mellitus, asma, penyakit menular seperti hepatitis, HIV/AIDS.

Pernah menderita TBC selama 5 tahun. Sudah terobati

b. Penyakit sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menahun

seperti jantung, hipertensi, penyakit menurun seperti diabetes

mellitus, asma, penyakit menular seperti TBC, hepatitis,

HIV/AIDS.

c. Penyakit keluarga

Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita

penyakit menahun seperti jantung, hipertensi, penyakit menurun

seperti diabetes mellitus, asma, penyakit menular seperti TBC,

hepatitis, HIV/AIDS.

4. Riwayat obstetric

a. Riwayat menstruasi

Amenorhoe : 9 bulan Dismenorhoe : tidak

Menarche : 11 tahun Fluor albus : tidak

Lama : 28 hari HPHT : 27-8-2016

Banyak : 3 x ganti pembalut HPL : 02-06-2017

Siklus : 28 hari Teratur / tidak : teratur

b. Riwayat Kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu

N Tgl/Bln/ Usia Tempat Jenis Penolon Penyulit Ana Nifa Umu


ak
Th Pers Keham persalinan Pers g Kehamil s r
ian an anak

1. Hamil

ini
c. Riwayat Kehamilan dan persalinan sekarang

Ibu mengatakan ini kehamilan kedua, dengan usia kehamilan 9

bulan.

ANC TM I : 1 kali

Terapi Fe dan vitamin.

Hasil pemeriksaan : janin dalam keadaan baik

Penyuluhan yang didapat : penyuluhan tentang

Nutrisi

Keluhan : tidak ada keluhan apapun

ANC TM II : 1 kali

Terapi Fe dan vitamin

Hasil pemeriksaan : janin dalam keadaan baik

Penyuluhan yang didapat: penyuluhan tentang

Keluhan : tidak ada keluhan apapun

ANC TM III : 2 kali

Terapi Fe dan vitamin

Hasil pemeriksaan : janin dalam keadaan baik

Penyuluhan yang didapat : tentang aktifitas dan

tanda- tanda persalinan

5. Riwayat KB

Ibu belum pernah menjadi peserta KB

6. Riwayat perkawinan

Menikah : 1 kali

Lama : 5 tahun
Usia pertama menikah :1 tahun

7. Riwayat Psikososial

Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik

8. Riwayat Budaya

Ibu tidak menganut budaya yang merugikan kehamilannya.

9. Perilaku kesehatan

Jamu : ibu tidak minum jamu

Merokok : ibu tidak merokok

Minum minuman keras : ibu tidak minum minuman keras

10. Pola Kebiasaan Sehari-hari

No Pola Pola kebiasaan sebelum Pola kebiasaan selama

Kebiasaan hamil hamil

1. Nutrisi Makan 2x sehari porsi Makan 3x sehari porsi

sedang sedang (nasi, sayur, tahu,


( nasi,sayur,pindang,tahu,te daging, buah, susu hamil)

mpe
Minum 1 botol aqua
Minum 5x gelas belimbing
besar

2. Eliminasi Bab 1x sehari, konsistensi Bab 1x sehari

lembek.

Bak 9x sehari, warmna


Bak 5x sehari warna jernih ,bau khas.

jernih,bau khas.

3. Istirahat Tidur siang 2 jam. Tidur siang 1 jam

Tidur malam 10 jam


Tidur malam 8 jam.

4. Personal Mandi 2x sehari Mandi 2x sehari

hygiene menggunakan sabun,ganti menggunakan

celana dalam 2 sabun,ganti celana dalam

sehari,gosok gigi sesudah 2 sehari,gosok gigi

makan dan sebelum tidur. sesudah makan dan

sebelum tidur.

5. Aktifitas Membersihkan rumah, Tetap sebagai ibu rumah

memasak. tangga tetapi tidak

melakukan pekerjaan berat.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Keadaan emosional : baik

TTV : TD : 130/80mmHg

Nadi : 88 x / mnt

Suhu : 36,2 oC

RR : 24x/mnt

Tinggi badan : 152 cm

BB sekarang (16-4-14) : 50 kg

Lila : 24 cm

2. Pemeriksaan khusus

a. Inspeksi
Rambut : bersih, tidak rontok, tidak ada kutu, tidak ada

ketombe

Wajah : sedikit pucat, tidak ada lesi, tidak ada cloasma

gravidarum

Mata : simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterus

Hidung : tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada

gangguan nafas

Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada lesi

Mulut : tidak ada caries, tidak ada lesi, tidak ada

pembesaran tonsil

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, vena

jugularis, kelenjar limfe

Dada : simetris, tidak ada benjolan, terdapat

hyperpigmentasi areola mamae

Abdomen : terdapat linea nigra, strie liida, tidak ada bekas

sesar

Genetalia : bersih, tidak ada odema, ada cairan yang keluar

dari vaginanya

Ekstremitas : simetris, tidak ada lesi, tidak ada odem, tidak ada

varises

b. Palpasi

Dada : simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan

Payudara : Tegang, clostrum keluar, tidak ada nyeri tekan

Abdomen: a.        kontraksi               : 2’10’25”


b.      leopold I                : TFU: 34 cm

c.       leopold II            : puki

d.      leopold III             : letak kepala

e.       leopold IV             : kepala masuk pap

f.       tafsiran berat janin (TBJ)   : (34-11) x 155 =

3561gram

Auskultasi : .       DJJ (+)145x/mnt, reguler

Perkusi:Reflek patella : +/+

c.Pemeriksaan dalam

Vulva vagina : slym

pembukaan : 3 cm

effasment :24%

Hod :1

Presentasi : kepala

Ketuban (+)

d.pemeriksaan penunjang

USG : pres.Kep, DJJ (+)

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Dx: GIP0000 38 minggu 5 hari dengan KPD

Janin tunggal hidup intrauteri

DS : Ibu mulas jarang-jarang selama 12 jam, keluar cairan merembes dari

jalan lahir sekitar 5 jam

DO : TTV : TD : 130/780mmHg
Nadi : 88x / mnt

Suhu : 36,2 oC

RR : 24x/mnt

Pemeriksaan dalam:

Vulva vagina : slym

pembukaan : 3 cm

effasment :24%

Hod :1

Presentasi : kepala

Ketuban (+)

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

Infeksi, gawat janin

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Kolaborasi dengan dokter Sp.oG

V. INTERVENSI

1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga

2. Anjurkan ibu untuk tirah baring

3. Inform coice dan inform consent

4. Lakukan persiapan sesuai dengan inform consent

5. Observasi kemajuan persalinan (pembukaan, His, Djj, TTV)

g. IMPLEMENTASI

Jam
1.      Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa

kehamilan ibu berumur 38 minggu 5 hari, TTV normal, DJJ normal,

pembukaan 3 cm

2.      Menganjurkan ibu untuk tirah baring

3. Memberikan inform coice dan inform consent : disetujui oleh pasien

dan keluarga untuk tindakan SC

4. Melakukan persiapan pra SC : pasang infus RL 28 Tpm, memasang

cateter urine, menganjurkan ibu puasa,skiren, membantu keluarga

menyiapkan perlengkapan BBL dan perlengkapan post SC,

menyiapkan alat partus set.

5. Observasi kemajuan persalinan

Pembukaan : 3 cm, Eff 25%, ket (+), DJJ 140x/mnt, TD : 130/80

mmhg, RR 24x/mnt, Suhu 36,2oC, Nadi 80x/mnt

h. EVALUASI

Tanggal 26-5-17 pikul 06.00

S : ibu sudah puasa, ibu merasa kenceng-kenceng sangat jarang

Ibu merasa cemas menjelang operasi

O : Ku : cukup

TTV : TD : 130/80, RR : 24x/mnt, N : 88x/mnt, suhu, 36,2 C

Palpasi : TFU 34 cm, let. Kep, DJJ : 140x/mnt

Pemeriksaan dalam: slym, pembukaan 3cm, eff 25%, pres.Kep

Ketuban (-)

A : GIP0000 38 minggu 5 hari dengan KPD


Janin tunggal hidup intrauteri

P : 1. Memberi dukungan dan motivasi ibu untuk menghadapi SC

2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa SC dilakukan pukul

11.05

3. mengecek kembali kelengkapan alat

4. observasi hingga masuk ruang OK

BAB 4

PEMBAHASAN
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban

sebelum persalinan. Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini

bergantung pada usia kehamilan , dapat terjadi infeksi maternal maupun

neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat,

deformitas janin, meningkatnya insiden seksio sesarea, atau gagalnya

persalinan normal.

Pasien ny.A GIP0000 38 minggu 5 hari dengan KPD, Janin tunggal

hidup intra uteri, membandingkan antara teori dan kejadian dilapangan,

tidak ada kesenjangan. Usia kehamilan > 37 minggu dengan KPD

dilakukan terminasi dengan induksi atau SC.

BAB 5

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Pemeriksaan dalam dengan jari meningkatkan resiko infeksi dan tidak

perlu dilakukan pada wanita dengan pecah ketuban dini, karena ia akan

diurussesuai kebutuhan persalinan sampai persalinan terjadi atau stimbul

tanda dangejala korioamninitis. Jika timbul tanda dan gejala

korioamnionitis,diindikasikan untuk segera berkonsultasi dengan dokter

yang menanganiwanita guna menginduksi persalinan dan kelahiran. Pilihan

metode persalinan(melalui vagina atau SC) bergantung pada usia gestasi,

presentasi dan beratkorioamnionitis.

5.2 Saran

Ketuban Pecah Dini dapat menimbulkan kecemasan pada wanita dan

keluarganya. Bidan/Mahasiswa harus membantu wanita mengeksplorasi

rasa takut yang menyertai serta risiko tambahan korioamnionitis.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo,Sarwono. Ilmu Kebidanan.Jakarta.Bina Pustaka.2008


Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2014.Jakarta:

YBP-SP.

Gede, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Manuaba

DSOD. EGD

Anda mungkin juga menyukai