RIDHA MAGHFIROTUNNISA
P27224017150
SARJANA TERAPAN BERLANJUT PROFESI BIDAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang cukup bulan (37 - 42 minggu),
lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala, disusul pengeluaran
plasenta dan selaput ketuban dari tubuh ibu, tanpa komplikasi baik ibu maupun
janin (Nurasiah dkk, 2014). Serotinus adalah kehamilan yang telah berlangsung
selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada siklus haid teratur rata-rata 28 hari
dan hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti (Nugroho, 2012). Angka
kejadian kehamilan lewat waktu ini adalah sekitar 3,4-14% atau rata-rata 10%
meningkatkan resiko kesakitan dan kematian perinatal (Prawirohardjo, 2011).
Komplikasi yang sering terjadi pada kasus ini adalah letak defleksi, posisi
oksiput posterior, distosia bahu dan fetal disstres (Lalage, 2013). Pada ibu,
kehamilan lewat waktu dapat menyebabkan kekhawatiran dalam menghadapi
persalinan, perdarahan post partum akibat dari bayi yang besar dan ruptur uteri
(Prawirohardjo, 2011).
Pengelolaan kehamilan lewat waktu adalah dengan menilai kematangan serviks
untuk dilakukan induksi persalinan (Prawirohardjo, 2011). Induksi persalinan
adalah suatu tindakan merangsang uterus untuk memulai terjadinya persalinan
(Saiffudin, 2010).
Berdasarkan angka kejadian serotinus yang banyak memberi dampak tehadap bayi
dan ibu bersalin, maka penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan
Persalinan Patologis Pada Ny. F Usia 22 Tahun G1p0a0 Usia Hamil 38+6 Minggu
Dengan Kpd’’
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mendapat pengalaman nyata dan dapat memberikan asuhan
kebidanan dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan
menurut 7 langkah Varney pada ibu bersalin dengan induksi atas indikasi
postdate.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian dengan menyimpulkan semua data yang
diperlukan ibu bersalin pada Ny. F Usia 22 Tahun G1p0a0 Usia Hamil 38+6
Minggu Dengan Kpd
2. Menginterpretasi data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah,
kebutuhan pada ibu bersalin Ny. F Usia 22 Tahun G1p0a0 Usia Hamil 38+6
Minggu Dengan Kpd
3. Membuat diagnosa potensial pada ibu bersalin Ny. F Usia 22 Tahun
G1p0a0 Usia Hamil 38+6 Minggu Dengan Kpd
4. Menentukan dan melakukan tindakan segera pada ibu bersalin Ny. F Usia
22 Tahun G1p0a0 Usia Hamil 38+6 Minggu Dengan Kpd
5. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pengkajian
data pada ibu bersalin Ny. F Usia 22 Tahun G1p0a0 Usia Hamil 38+6
Minggu Dengan Kpd
6. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan pada ibu bersalin
Ny. F Usia 22 Tahun G1p0a0 Usia Hamil 38+6 Minggu Dengan Kpd
7. Melakukan evaluasi tindakan yang sudah diberikan pada ibu bersalin Ny.
F Usia 22 Tahun G1p0a0 Usia Hamil 38+6 Minggu Dengan Kpd
8. Mahasiswa mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata
di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. F Usia 22 Tahun
G1p0a0 Usia Hamil 38+6 Minggu Dengan Kpd
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam penanganan atau
pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan KPD.
2. Bagi Institusi
Sebagai referensi dan sumber bacaan tentang asuhan kebidanan pada ibu
bersalin dengan KPD.
3. Bagi Lahan Praktek
Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam upaya
meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pada ibu bersalin dengan induksi
atas KPD.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Jenis-Jenis Persalinan
a. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir.
b. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan presentase belakang kepala
dengan bantuan tenaga ibu sendiri, tanpa adanya bantuan dari luar misalnya
ekstraksi dari foceps/vakum atau sectio caessarea
c. Persalinan Anjuran
Yaitu persalinan yang berlangsung bila kekuatan yang di perlukan untuk
persalinan di timbulkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya
pemberian Pitocin, prostaglandin (Damayanti, dkk, 2014:oktarna,
2016;prawirohardjo,2014).
3. Sebab-sebab Terjadinya Persalinan
a. Teori Penurunan Hormon
Satu sampai dua terjadi penurunan hormon estrogen dan progesteron.
Penurunan progesteron mempengaruhi relaksasi otot-otot Rahim, Sedangkan
penurunan estrogen mempengaruhi kerentanan otot-otot Rahim. Pada saat
kehamilan terjadi keseimbangan antara kedua hormon tersebut dan pada akhir
kehamilan terjadi penrunan hormon.
b. Teori Distensi Rahim
Rahim yang membesar dan meregang akan menyebabkan iskemik otot rahim
sehingga timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
c. Teori Iritasi Mekanik
Di belakang servik terdapat ganglion servikalis, ketika ganglion tersebut
mengalami penekanan pada kepala janin dan mengakibatkan kontraksi pada
rahim.
d. Teori Plasenta Menjadi Tua
Akibat tuanya placenta mengakibatkan turunnya kadar progesteron yang
mengakibatkan ketegangan pada pembuluh darah dan menyebabkan kontraksi
pada rahim.
e. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua menjadi sebab permulaan
persalinan karena menyebabkan kontraksi pada myometrium pada setiap
umur kehamilan.
f. Teori oxytosin
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah, oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot Rahim(kuswanti dan melina, 2014:3-4).
4. Tanda-tanda persalinan
Pada fase ini memasuki tanda-tanda inpartu:
a. Terjadinya his persalinan
His adalah kontraksi Rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa nyeri pada
perut serta dapat menimbulkan pembukaan serviks kontraksi rahim. His
menimbulkan pembukaan serviks dengan kecepatan tertentu di sebut his
efektif. His efektif mempunyai sifat adanya dominan kontraksi uterus pada
fundus uteri (fundal dominance), kondisi berlangsung secara sinkron dan
harmonis, adanya intensitas kontraksi yang maksimal diantara dua kontraksi,
irama teratur dan frekuensi yang kian sering. Lama his berkisar 45-60 detik.
Pengaruh his dapat menimbulkan desakan daerah uterus, terjadi penurunan
janin, terjadi penebalan pada dinding korpus uteri, terjadi peregangan dan
penipisan pada istmus uteri, serta terjadinya pembukaan pada kanalis
servikalis.
His persalinan memiliki sifat yaitu:
1) Pinggang terasa sakit dan mulai menjalar kedepan
2) Teratur dan interval yang makin pendek dan kekuatannya makin besar.
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Penabahan aktivitas (seperti berjalan) maka his tersebut semakin
meningkat.
b. Dilatasi dan effacement
Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-angsur akibat
pengaruh his. Effacement adalah pendataran atau pemendekan kanalis
servikalis yang semula panjang 1-2 cm menjadi hilang sama sekali, sehingga
tinggal ostium yang tipis yang seperti kertas.
c. Keluarnya lendir bercampur darah (show)
Lendir ini berasal dari pembukaan kanalis servikalis. Sedangkan pengeluaran
darah di sebabkan oleh robeknya pembuluh darah waktu serviks membuka.
6. Tahap-tahap persalinan
Tahap persalinan terbagi menjadi atas 4 tahapan yaitu :
a. Kala I (fase pembukaan)
Kala I di sebut sebagai kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0
hingga pembukaan 10 cm (lengkap). Proses pembukaan serviks sebagai akibat
his di bagi menjadi 2 fase, yaitu:
1) Fase laten
Berlangsung selama 8 jam, terjadi sangat lambat hingga mencapai 3 cm
2) Fase aktif
di bagi menjadi 3 fase yaitu:
a) Fase akselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm
b) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam waktu 2 jam
pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
Kala I pada pimigravida dan multigravida berbeda. Untuk primigravida
berlangsung 12 jam, sedangkan multigravida berlangsung 8 jam. Berdasarkan
hitungan friedman, pembukaan 1cm/jam dan pembukaan multigravida
2cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap
dapat di perkirakan (eka dan kurnia, 2014:14).
b. Kala II
Kala II di sebut juga kala pengeluaran. Kala ini di mulai dari pembukaan
lengkap 10 cm sampai lahirnya bayi. Proses ini berlangsung selama 1 jam
pada primigravida dan 1 jam pada multigravida(sumrah,2009).
8. Etiologi KPD
Belum pasti penyebab terjadinya ketuban pecah dini, namun faktor-faktor
yang lebih sulit di ketahui. Kemungkinan yang menjadi faktor predisposisi
adalah:
a. Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban yang berasal dari
vagina atau infeksi cairan ketuban yang menyebabkan terjadinya ketuban
pecah dini.
b. Jumlah paritas
Wanita yang telah melahirkan beberapa kali maka akan lebih beresiko
tinggi mengalami KPD pada kehamilan berikutnya. Kehamilan yang terlalu
sering dapat mempengaruhi embryogenesis, selaput ketuban lebih tipis
sehingga mudah pecah sebelum waktunya dan semakin banyak paritas
semakin mudah terjadi infeksi amnion karena rusaknya struktur serviks pada
persalinan sebelumnya.
Wanita dengan paritas kedua dan ketiga pada usia reproduktif biasanya
relatif memilii keadaan yang lebih aman untuk hamil dan melahirkan karena
pada keadaan tersebut dinding uterus lebih kuat karena belum banyak
mengalami perubahan, dan serviks belum terlalu sering mengalami
pembukaan sehingga dapat menyanggah selaput ketuban dengan baik.
Wanita yang telah melahirkan beberapa kali akan lebih beresiko pada
mengalami KPD, karena jaringan ikat selaput ketuban mudah rapuh yang
diakibatkan oleh vaskularisasi pada uterus mengalami gangguan yang
mengakibatkan akhirnya selaput ketuban mengalami pecah spontan.
c. Serviks yang inkompeten, kanalis servikalis yang selalu terbuka yang di
sebabkan karna kelainan pada serviks uteri (akibat persalinan, curatage).
d. Tekanan pada intera uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
(overdistensi uterus), misalnya trauma, hidramnion, gemelli.
11. Diagnosis
Menegakkan diagnosa KPD sangat penting. Karena diagnosa yang positif palsu
berarti melakukan intervensi seperti melahirlan bayi terlalu awal atau
melakukan seksio yang sebetulnya tidak ada indikasinya. Sebaliknya diagnosa
yang negatif palsu berarti akan membiarkan ibu dan janin mempunyai resiko
infeksi yang akan mengancam kehidupan janin, ibu dan keduanya. Oleh karena
itu di perlukan diagnosa yang cepat dan tepat.
13. Komplikasi
a. Pada Ibu
Komplikasi yang bisa disebabkan KPD pada ibu yaitu intrapartal dalam
persalinan, infeksi puerparalis/masa nifas, partus lama, pendarahan
post partum, meningkatkan tindakan operatif obstetric (khususnya SC),
morbiditas dan mortalitas maternal.
b. Pada Janin
1) Prematuritas
Kemungkinan masalah yang dapat terjadi pada bayi dengan lahir
prematur yakni sebagai berikut :
a) Respiratory Distress Syndrome (RDS)
Respiratory Distress Syndrome (RDS) disebut juga dengan sindrom
gangguan pernapasan. Hal ini terjadi karena paru-paru bayi belum
matang sehingga tidak bisa menghasilkan zat surfaktan dalam jumlah
memadai. Surfaktan memungkinkan permukaan paruparu
mengembang dengan baik ketika bayi keluar dari dalam rahim untuk
menghirup udara sesuai kebutuhan bayi. Akan tetapi, jika bayi lahir
sebelum paru-parunya berfungsi dengan sepenuhnya, kemungkinan
akan mengalami masalah pernapasan. Tanpa adanya asupan oksigen
yang memadai, organ-organ yang lain juga bisa terpengaruh.
b) Hipotermia
Kondisi bayi yang prematur biasanya akan menurunkan suhu dengan
sangat cepat. Hal ini disebabkan karena bayi prematur biasanya tidak
memiliki cadangan lemak yang cukup untuk melindungi proses
penurunan suhu. Hipotermia pada bayi yang lahir prematur juga bisa
menyebabkan kondisi lain seperti gangguan
pernapasan dan kadar gula yang sangat rendah.
c) Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia terjadi karena bilirubin terlalu tinggi, ditandai oleh
perubahan warna kulit dan sklera mata menjadi kuning (bayi kuning).
Bilirubin adalah pigmen kuning yang memang ada pada sel darah.
Hiperbilirubinemia lebih umum terjadi pada bayi premature
dibandingkan pada bayi lahir cukup bulan.
d) Anemia
Kondisi ini disebabkan oleh rendahnya konsentrasi sel darah merah.
Sel darah merah sangat penting karena mengandung hemoglobin, zat
yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Sebagian besar bayi baru
lahir memiliki level sel darah merah lebih dari 15gram. Namun bayi
premature beresiko tinggi memiliki level rendah sel darah merah.
e) Sepsis
Sepsis adalah kondisi dimana bakteri masuk ke dalam aliran darah.
Sepsis sering menyebabkan infeksi terbawa ke paru-paru dan bisa
mengakibatkan pneumonia.
f) Retinopathy Of Prematurity (ROP)
Retinopathy Of Prematurity (ROP) adalah pertumbuhan abnormal
pembuluh darah di mata yang dapat menyebabkan kehilangan
penglihatan. Hal ini terjadi terutama pada bayi yang lahir sebelum 32
minggu kehamilan.
g) Intraventricular Hemorrhage (IVH)
Intraventricular Hemorrhage (IVH) disebut juga Perdarahan
Intraventrikular. Pendarahan di otak terjadi pada beberapa bayi
premature, terutama yang lahir sebelum usia kehamilan 32 minggu.
Pendarahan yang lebih parah dapat menyebabkan struktur ventrikel
otak berkembang pesat terisi cairan, menyebabkan otak tertekan dan
dapat menyebabkan kerusakan otak seperti cerebral palsy, gangguan
belajar dan masalah perilaku.
BAB III
TINJAUAN KASUS
IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien
1. Nama : Ny. F 1. Nama : Tn. R
2. Umur : 22 tahun 2. Umur : 24 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa: Jawa/Indonesia 6. Suku Bangsa: Jawa/ Indonesia
7. Alamat : Sigit, RT 03 7. Alamat : Sigit,RT 03
2. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan sudah keluar cairan dari jalan lahir sejak pukuk 09.00 WIB
namun belum ada keceng-kenceng
3. Tanda-tanda persalinan
a. Kontraksi sejak :-
b. Pengeluaran pervaginam : tidak ada lender darah
4. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : 12 kali/12 jam
5. Riwayat kesehatan ibu :ibu mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit
selama hamil.
6. Riwayat Perkawinan
a. Kawin : 1 kali
b. Pernikahan ke- :1
c. Lamanya pernikahan : 13 tahun
7. Riwayat Menstruasi
a. Menarche usia : 13 tahun
b. Siklus : teratur
c. Lama : 7 hari
d. Sifat darah : encer
e. Bau : khas/amis
f. Flour albous : tidak
g. Disminorhee : Ya
h. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari.
8. HPHT :17-06-2020
HPL :24-03-2021
UK :38 +6 minggu
9. Riwayat Kehamilan ini:
a. Riwayat ANC : 10 kali kunjungan
b. Obat-obatan/jamu yang dikonsumsi selama hamil : ibu mengatakan
mengonsumsi kalsium dan tablet tambah darah
c. Imunisasi TT : 2x
TT 1 : pada usia kehamilan 14 minggu
TT 2 : pada usia 24 minggu
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : 144/88 mmHg
Suhu : 36,50C
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit
d. Berat Badan:
Sebelum hamil : 45 kg
Sekarang : 57 kg
Tinggi badan : 155 cm
e. LILA : 25,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
Rambut hitam, tidak mudah rontok, tidak ada ketombe, Muka tidak ada
odema dan cloasma, Sklera mata putih, konjungtiva tidak pucat.Hidung
bersih, tidak ada pengeluaran sekret abnormal, ataupun sinusitis.Mulut
bersih, lidah tidak kotor, gusi sehat, tidak ada caries gigi.Telinga bersih,
tidak ada pengeluaran serumen berlebih.
b. Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, dan vena
jugularis eksterna
c. Dada (payudara):
Bentuk simetris, aerola hitam, putting susu menonjol, colostrum sudah
keluar, tidak ada massa/ benjolan
d. Abdomen
1) Inspeksi
Bentuk bulat, tidak ada bekas luka, ada striae gravidarum, linea
nigra,gerakan janin aktif.
2) Palpasi
a) Leopold 1 : bagian fundus teraba teraba bulat, lunak, tidak
melenting, TFU 2 jari di bawah dibawah processus xyphoideus
b) Leopold 2 :
Kanan ibu : teraba keras memanjang seperti papan, ada tekanan
(punggung)
Kiri ibu : teraba bagian kecil janin (ekstremitas)
c) Leopold 3 : bagian bawah teraba bulat, keras, tidak dapat
digoyangkan
d) Leopold 4 : bagian bawah sudah masuk pintu atas panggul (PAP)
dan penurunan kepala bayi 2/5
e) Osborn Test : tidak dilakukan
f) TFU Mc.Donald : 34 cm
Taksiran Berat Janin: ± 3410 gram
3) Auskultasi:
Punctum maksimum : di bawah pusat bagian kanan ibu.
DJJ : frekuensi 156 kali/menit, irama teratur
4) His :-
5) Palpasi supra pubik : kandung kemih kosong
e. Ekstremitas
Atas : tidak ada oedema, kuku tidak pucat.
Bawah : tidak ada oedema maupun varices, kuku tidak pucat.
3. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal 10 Juli 2021
Hb: 11,9 gram/dl
A. DATA SUBJEKTIF :
Ibu mengatakan kencang-kencang sudah bertambah
B. DATA OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan umum :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Compose mentis
2. Pemeriksaan fisik
Abdomen :
His 2 kali / 10 menit, durasi 25 detik.Intensitas kuat. DJJ 150 kali/ menit,
irama teratur.
Kandung kemih kosong.
Genetalia :
Vagina : tidak ada lendir darah, tidak ada pembesaran pada kelenjar
bartolini dan skene, tidak ada luka parut di perineum.
Anus : tidak hemoroid.
3. Pemeriksaan dalam jam 20.30 WIB
Dilakukan pemeriksaan VT 2 cm,KK (-) Eff 20%, Preskep H III,
C. ANALISA DATA
Ny. F usia 22 tahun G1P0A0 UK 38+6 minggu inpartu kala I fase laten
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa ku dan TTV ibu dan
bayi dalam batas normal dan ibu masih memasuki kala I fase laten.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang kondisi ibu dan janinnya berdasarkan
hasil pemeriksaan.
2. Memberikan edukasi kepada ibu dan keluarga dalam mengambil keputusan
yang terbaik untuk ibu dan janinya, bahwa ibu sudah dilakukan pemantauan
selama 8 jam namun belum ada kemajuan persalinan sehinggga ibu harus
dirujuk.
Evaluasi : Ibu dan keluarga sudah mengambil keputusan yg terbaik untuk
menerima dirujuk kerumah sakit.
3. Memberikan motivasi kepada ibu agar ibu tidak cemas
Evaluasi : Ibu sudah diberikan motivasi dan ibu percaya diri untuk melahirkan
spontan.
4. Melaksanakan prosedur rujukan yaitu BASOKUDA
a. B : Bidan, memastikan ibu/klien/bayi didampingi oleh tenaga
kesehatan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk
melaksanakan kegawatdaruratan
b. A : Alat, membawa perlengkapan dan baham-bahan yang diperlukan,
seperti spuit, infuse set, tensimeter, dan stetoskop.
c. K : Keluarga, memberitahu keluarga tentang kondisi terakhir klien dan
alasan meng apa dirujuk. Suami dan keluarga anggota keluarga lain
harus menemani klien ketempat rujukan.
d. S : Surat, memberi surat ke tempat rujukan yg berisi identitas klien,
alas an rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau obat-obatan yang
telah di terima klien.
e. O: Obat, membawa obat-obat esensial diperlukan selama perjalanan
merujuk.
f. K : Kendaraan, menyiapkan kendaraan yang cukup baik untuk
memungkinkan klien dalam kondisi yng nyaman dan dapat mencapau
tempat rujukan dalam waktu yang cepat.
g. U : Uang, mengingatkan keluarga uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat dan bahan kesewhatan yang diperlukan di tempat
rujukan.
h. DA : Darah.
Evaluasi : Prinsip BASOKUDA sudah terlaksana sebelum rujukan.
BAB IV
PENUTUP
Pada bab ini akan membahasa tentang asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny.N
dengan ketuban pecah dini dengan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah
varney mulai dari pengkajian sampai evaluasi,dan tidak meemukan adanya
kesenjangan dengan teori.
Dari data subjektif dan objektif ibu bersalin Patologis Pada Ny. F Usia 22
Tahun G1p0a0 Usia Hamil 38+6 Minggu Dengan Kpd, didapatkan hasil yaitu keadaan
umum ibu baik, ibu mengeluh mengeluarkan cairan dari jalan lahir.
Diagnosa yang ditegakkan yaitu Ny. F usia 22 tahun G1P0A0 UK 38+6 minggu,
janin tunggal, hidup, intrauteri belum inpartu dengan KPD.
Asuhan pada Ny. N telah dilakukan sesuai dengan teori, sehingga
menghasilkan asuhan kebidanan yang efektif dan memberikan hasil yang optimal,
sehingga secara garis besar tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik yang
fatal.
B. Saran
1. Bagi instansi kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga
meningkatkan kepuasan klien dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
2. Bagi instansi pendidikan
Dapat memberikan bimbingan langsung secara intensif dan berkala kepada
mahasiswa dilapangan sesuai dengan kasus yang ditemui.
3. Bagi mahasiswa
Dapat mengaplikasikan dan melakukan asuhan kebidanan kepada ibu bersalin
secara mandiri sesuai dengan teori yang didapatkan selama perkuliahan
berlangsung untuk menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin yang
bersih dan aman sesuai dengan standar yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E. Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Nuha
Medika.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.
Chamberlain, G. 2012. ABC Asuhan Persalinan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Hakimi, M. Ed. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta
: Andi Offset.
Maryunani, A. Sari, Eka. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Trans Info Medika.
Oxorn, H. Forte, W.R. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi Dan Fisiologi
Persalinan.Yogyakarta : Andi Offset.
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Volume 1. Edisi 4. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Walyani, E. Purwoastuti, E. 2014. Asuhan Persalian Dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta : PT Pustaka Baru.
Walyani, E. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Baru
Press.
Norma, M. S, Dwi,. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika.
Nugroho, T. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Prawiroharjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.