Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KOMPREHENSIF

KEGIATAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN I IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI


USIA 9 BULAN
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN Hj. ISTIQOMAH, S.ST,. M.Kes. WILAYAH KOTA
SURABAYA
TANGGAL : 31 MEI 2021 S/D 26 JUNI 2021

Disusun oleh :

NADHIFA ASFAN

P27824119025

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA
TAHUN 2021
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Fisiologis pada tanggal 31 Mei 2021 – 26 Juni 2021.

Dalam penyusunan laporan ini sayamendapat bimbingan dan pengarahan dari


berbagai pihak. Oleh karena itu tidak lupa saya ucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Astuti Setiyani, SST. M. Keb, selaku Kepala Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Surabaya.
2. Dwi Wahyu Wulan S,SST. M. Keb, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Sutomo
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya.
3. Novita Eka Kusuma Waerdani, M.Keb, selaku pembimbing pendidikan Prodi D3
Kebidanan Sutomo Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.
4. Ani Media Harumi, M. Keb, selaku pembimbing pendidikan Prodi D3 Kebidanan Sutomo
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.
5. Hj. Istiqomah, S.ST., M. Kes. selaku pembimbing praktik.
6. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
yang saya miliki. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan dalam pembuatan laporan selanjutnya. Semoga laporan praktik klinik ini
dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca.

Surabaya, 5 Juni 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1


1.2 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.3 Pelaksanaan ........................................................................................................ 3

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Konsep dasar ...................................................................................................... 4


2.1.1 Pengertian Imunisasi .............................................................................. 4
2.1.2 Macam-macam Imunisasi ....................................................................... 4
2.1.3 Imunisasi Campak .................................................................................. 5
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan ................................................................................. 8
2.2.1 Pengkajian Data ..................................................................................... 8
2.2.2 Diagnosa/Masalah .................................................................................. 14
2.2.3 Diagnosa Potensial................................................................................. 14
2.2.4 Tindakan Segera .................................................................................... 14
2.2.5 Rencana Tindakan dan Rasional............................................................ 15
2.2.6 Pelaksanaan Rencana Tindakan ............................................................ 15
2.2.7 Evaluasi .................................................................................................. 16

BAB 3 TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian ........................................................................................................... 17


3.2 Data Subyektif ..................................................................................................... 17
3.3 Data Obyektif ....................................................................................................... 19
3.4 Analisis Data........................................................................................................ 21
3.5 Penatalaksanaan ................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 22

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi ini bertujuan untuk
menurunkan angka kematian bayi akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I), diantaranya tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus,
poliomyelitis, campak, dan hepatitis B (Hidayat, 2008).
Dari data terakhir WHO, terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa per
tahun akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, misalnya: batuk
rejan 294.000 (20%); tetanus 198.000 (14%), campak 540.000 (38%). Indonesia
sendiri, UNICEF mencatat sekitar 30.000-40.000 anak di Indonesia setiap tahun
meninggal karena serangan campak. Jumlah kasus campak di Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2009 terdapat sebanyak 3.614 kasus. Ini berarti setiap dua
puluh menit seorang anak Indonesia meninggal karena campak (IDAI, 2010).
Departemen Kesehatan RI telah mencanangkan Pengembangan
Program Imunisasi (PPI) secara resmi pada tahun 1997, yang menganjurkan
agar semua anak diimunisasi enam macam penyakit yaitu difteri, pertusis,
tetanus, tuberkulosis, polio, campak. Tahun 1991/1992, Departemen Kesehatan
RI telah mulai mengembangkan program imunisasi hepatitis B dengan
mengintegrasikannya ke dalam program imunisasi rutin yang telah ada di empat
propinsi yaitu Nusa Tenggara Barat, Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
Timur, yang terus dikembangkan ke propinsi lainnya dan akhirnya pada tahun
1997/1998 imunisasi hepatitis B sudah dapat menjangkau seluruh bayi di
Indonesia (Depkes RI, 2008).
Vaksin adalah suatu bahan yang berasal dari kuman atau virus yang
menjadi penyebab penyakit yang bersangkutan, yang telah dilemahkan atau
dimatikan atau diambil sebagian atau tiruan dari kuman penyebab penyakit, yang
sengaja dimasukkan ke dalam tubuh seseorang atau kelompok orang yang
bertujuan untuk merangsang timbulnya zat anti penyakit tertentu pada orang-

1
2

orang tersebut. Melalui studi yang mendalam vaksin dianggap menjadi alat yang
paling efektif (Hidayat, 2008). Jenis atau macam imunisasi vaksin yang wajib
pada anak antara lain BCG, DPT/ DT, polio, campak/ measles, hepatitis A dan
B, typhoid dan paratyphoid dan varisella atau cacar air (CPDDI, 2008).
Penyakit campak secara klinik dikenal dengan memiliki 3 stadium yaitu
stadium kataral, stadium erupsi (keluar bercak-bercak) dan stadium
konvalesensi. Penyebab penyakit campak adalah virus yang masuk ke dalam
genus Morbillivirus dan keluarga Paramyxoviridae. Penyakit ini merupakan
penyakit yang bersifat akut dan menular lewat udara melalui system pernafasan,
terutama percikan ludah (cairan yang keluar ketika seseorangberson batuk atau
berbicara) seorang penderita (Hidayat, 2008).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan imunisasi campak pada
bayi

1.2.2 Tujuan Khusus


Mahasiswa mampu:

1) Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada bayi dengan


imunisasi campak
2) Menginterpretasi data serta menentukan diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan bayi dengan imunisasi campak
3) Mengidentifikasi diagnosa potensial pada bayi dengan imunisasi campak
4) Merencanakan tindakan yang dibutuhkan bayi dengan imunisasi campak
5) Melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan kebutuhan bayi dengan
imunisasi campak
6) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan
7) Melakukan pendokumentasian hasil asuhan kebidanan.
3

1.3 Pelaksanaan
Asuhan kebidanan dilakukan mahasiswa ketika melakukan praktik klinik pada :

Tempat : PMB Hj. Istiqomah, S.ST., M. Kes. Sidotopo

Tanggal : 31 Mei 2021 s/d 26 Juni 2021


BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar


2.1.1. Pengertian Imunisasi secara Umum
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayidan
anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuhmembuat
zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi
ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi akibat Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) diantaranya tuberculosis,
difteri, pertusis, tetanus, poliomyelitis,campak, dan hepatitis B (Hidayat,
2008). Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara
pasif, sedangkan istilah vaksinasi dimaksudkan sebagai pemberian
vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas
(antibodi) dari sistem imun di dalam imunitas. Imunisasi campak adalah
cara untuk meningkatkan kekebalan seorang secara aktif terhadap
virus campak sehingga bila kelak ia terpajan pada antigenyang sesuai
serupa tidak terjadi penyakit (Achmadi, 2006).

2.1.2. Macam-macam Imunisasi


Imunisasi/ vaksin merupakan bahan antigenik yang
digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu
penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh
infeksi oleh organisme alami atau "liar". Vaksin dapat berupa galur
virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak
menimbulkan penyakit. Dengan kemajuan teknologi pembuatan
vaksin, maka kita juga telah mengenal banyak jenis vaksin yang
tersedia untuk berbagai macam penyakitinfeksi yang bisa dicegah
dengan vaksin, saat ini telah tersedia sekitar 23 jenis vaksin, dan
masih banyak vaksin baru lain yang sedang dalam proses
penelitian dan pengembangan, berikut ini macam-macam
imunisasi menurut (Achmadi 2006):

4
5

1. BCG
Perlindungan penyakit TBC (Tuberkolosis), penyebab bakteri
Bacillus Calmette Guerrin, kandungannya adalah Bacillus
Calmette-Guerrin yang telah dilemahkan.

2. DPT/ DT
Perlindungan penyakit difteri (infeksi tenggorokan), pertusis
(batuk rejan) dan tetanus (kaku rahang), penyebab bakteri
difteri, pertusis dan tetanus.
3. Polio
Perlindungan penyakit poliomielitis/ polio (lumpuh layu) yang
menyebabkan nyeri otot, lumpuh dan kematian.
4. Campak/ Measles
Perlindungan penyakit campak/ tampek, efek samping yang
mungkin terjadi adalah demam, ruam kulit dan diare.
5. Hepatitis
Perlindungan penyakit infeksi hati atau kanker hati
yangmematikan.
6. MMR
Perlindungan penyakit campak, gondongan dan campak Jerman.
7. Typhoid & Parathypoid
Perlindungan penyakit typhoid/ tifus, penyebab penyakit adalah
bakteri Salmonella thypi.
8. Varisella (Cacar Air)
Perlindungan penyakit cacar air, penyebab penyakit adalah virus
Varicella zoster.

2.1.3. Imunisasi Campak


1. Pengertian Imunisasi Campak
Imunisasi campak adalah cara untuk meningkatkan
kekebalan seorang secara aktif terhadap virus campak sehingga
bila kelak ia terpajan pada antigen yang sesuai serupa tidak
terjadi penyakit (Hidayat, 2008).
6

2. Macam-macam Imunisasi Campak


Menurut WHO (2005), ada 2 macam imunisasi atau vaksin
campak, yaitu antara lain:
a. Vaksin yang berasal dari virus campak yang hidup dan
dilemahkan, vaksin ini tidak boleh terkena sinar matahari.
b. Vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan
(virus campak yang berada dalam larutan formalin yang
dicampur dengangaram yodium).
Cara pemberian dan dosis imunisasi campak yang tepat
menurut Depkes RI (2005), yaitu sebagai berikut:
a. Vaksin Campak dilarutkan dulu sebelum saat proses
imunisasi dilakukan.
b. Tusukkan jarum tersebut ke vial vaksin. Pastikan ujung
jarum selalu berada di dalam cairan vaksin, jauh di bawah
permukaan cairan vaksin, sehingga tidak ada udara yang
masuk ke dalamspuit.
c. Tarik torak perlahan-lahan agar cairan vaksin masuk ke
dalamspuit, sampai torak terkunci secara otomatis, torak
tidak dapat ditarik lagi.
d. Cabut jarum dari vial, keluarkan udara yang tersisa dengan
cara mengetuk alat suntik dan mendorong torak sampai
pada skala 0,5 cc.
e. Bersihkan kulit dengan air hangat, kemudian suntikan
vaksin secara intramuskular (lakukan aspirasi sebelumnya
untuk memastikan apakah jarum tidak menembus
pembuluh darah). Alat suntik yang telah dipakai langsung
dibuang kedalam insinerator tanpa penutup jarum dan
penutup torak. Untuk menghindari tertusuk jarum, petugas
kesehatan tidak boleh memasang kembali penutup jarum.
f. Vaksin campak yang telah dilarutkan hanya bertahan 3 jam,
setelahlewat waktu tersebut tidak boleh dipakai lagi.
g. Lokasi penyuntikan sebaiknya paha anak, teknis
7

penyuntikan sesuai juknis imunisasi.

3. Efek Samping
Indikasi efek samping imunisasi campak berlaku bagi mereka
yang sedang menderita demam tinggi, sedang memperoleh
pengobatan imunosuprosif, memiliki riwayat alergi, sedang
memperoleh pengobatan imunoglolin atau bahan-bahan berasal
dari darah, leukimia, penyakit Hodgkin, defisiensi imunologik,
alergi protein telur, hipersensitifitas dengan kanamisin dan
eritrimisin, tuberkulin tes ditangguhkan minimal 2 bulan setelah
imunisasi campak, demam ringan, infeksi ringan pada saluran
nafas, dan diare. Seperti pada jenis imunisasi bayi lainnya,
terkadang setelah diimunisasi campak dapat menimbulkan efek
samping bagi bayi. Pada 5-15% bayi akan mengalami demam
dan ruam merah setelah mendapatkan imunisasi, tapi akan
segera pulih dengan sendirinya (Hidayat, 2008).

4. Penanganan Efek Samping Campak


Menurut Nakita (2011), penanganan efek samping dari
campakyang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Jagalah keseimbangan gizi anak dengan baik agar daya
tahantubuhnya tetap terjaga.
b. Segeralah memeriksakan anak ke dokter ketika flu,
batuk, pilekdan demam mulai muncul.
c. Tetaplah mengonsultasikan segala sesuatunya pada dokter.
d. Tetap berikan obat yang sudah diberikan oleh dokter sambil
menjaga asupan makanan bergizi seimbang dan istirahat
yang teratur.
e. Jangan melakukan pengobatan menurut aturan sendiri,
tetapi harus berdasarkan petunjuk dokter.
f. Jagalah tubuh anak agar tetap bersih, sehingga dia tetap
merasa nyaman.
8

g. Selama anak sakit dan dalam proses pemulihan, sebaiknya


kita memisahkan peralatan makan dan mandinya, seperti
piring, gelas, sendok, handuk, sprei dan pakaiannya.

2.2. Konsep Asuhan Kebidanan


Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah. Penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang
logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2004).
Tujuh Langkah Manajemen Kebidanan menurut Varney (2004)

2.2.1. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi
keadaan pasien. Data dasar ini termasuk riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan
data obyektif serta data penunjang (Varney, 2004).
a. Identitas
Adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2003). Identitas
tersebut meliputi:
Nama balita : Diperlukan untuk memastikan bahwam yang diperiksa
benar-benar anak yang dimaksud. Nama harus jelas dan
lengkap serta ditulis juga nama panggilan akrabnya
(Matondang, 2003).
Umur : Perlu diketahui mengingat periode
anakmmempunyai kekhasannya sendiri dalammorbiditas dan
mortalitas. Usia anak juga diperlukan untuk
menginterpretasikan apakah data pemeriksaan klinis anak
tersebut normal sesuai umurnya (Matondang, 2003).
Jenis kelamin : Jenis kelamin sangat diperlukan selain untuk identitas
juga untuk penilaian datapemeriksaan klinis (Matondang,
2003).
Nama orang tua: Agar dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan
9

orang lain mengingat banyak nama yang sama (Matondang,


2003).
Umur orang tua: Untuk mengetahui faktor-faktor resiko dan tingkat
kesuburan (Priharjo, 2007).
Agama : Berguna untuk memberikan motivasi pasien sesuai
dengan agama yang dianutnya(Varney, 2004).
Pendidikan : Selain sebagai tambahan identitas informasi tentang
pendidikan orang tua baik ayah maupun ibu, dapat
menggambarkan keakuratan data yang diperoleh serta
dapat ditentukan pola pendekatan dalam anamnesis
(Matondang, 2003).
Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui kemampuan orang tua untuk
membiayai perawatan balita(Matondang, 2003).
Alamat : Untuk mengetahui dimana lingkungan tempat
tinggalnya (Varney, 2004).

b. Anamnesa (Data Subyektif)


Adalah data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat
terhadap situasi dan kejadian (Nursalam, 2003).
1. Alasan datang atau keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang
menyebabkan klien dibawa untuk berobat (Matondang, 2003).
Dalam kasus ini alasan datang karena ibu ingin
mengimunisasikan bayinya.

2. Riwayat kesehatan
a) Imunisasi
Status imunisasi klien dinyatakan, khususnya imunisasi
BCG, DPT, Polio serta Hepatitis A dan B. Hal tersebut
selain diperlukan untuk mengetahui status perlindungan
pediatrik yang diperoleh juga membantu diagnosis pada
beberapakeadaan tertentu (Matondang, 2003).
10

b) Riwayat penyakit lalu


Dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah
diderita, apabila balita menderita suatu penyakit
(Varney, 2004).
c) Riwayat penyakit sekarang
Dikaji untuk mengetahui keadaan pasien saat ini
(Varney, 2004).
d) Riwayat penyakit keluarga
Dikaji untuk mengetahui status pertumbuhan balita,
terutama pada usia balita dapat ditelaah dari kurva badan
terhadap umur dan panjang badan terhadap umur
(Matondang, 2003).

3. Riwayat sosial
a) Yang mengasuh
Balita diasuh oleh kedua orang tuanya.
b) Hubungan pasien dengan anggota keluarga
Dikaji untuk mengetahui hubungan balita dengan anggota
keluarga.
c) Hubungan dengan teman sebaya
Dikaji untuk mengetahui keharmonisan balita dengan
teman sebayanya.
d) Lingkungan rumah
Dikaji untuk mengetahui hubungan balita dengan
lingkungan sekitar rumah. Perlu diupayakan untuk
mengetahui terdapatnya masalah dalam keluarga, tetapi
harus diingat bahwa masalah ini sering menyangkut hal-
hal sensitif, hingga diperlukan kebijakan dan kearifan
tersendiri dalam pendekatannya (Matondang, 2003).
11

4. Riwayat kebiasaan sehari-hari


a) Pola nutrisi
Pola nutrisi yang diberikan mengkaji pada makan balita
yang meliputi frekuensi komposisi, kwantitas, serta jenis
dan jumlah minuman. Hal ini untuk mengetahui apakah
gizi balita baikatau buruk, pola makan balita teratur atau
tidak (Morton, 2004).Balita harus mendapat nutrisi yang
cukup, baik secara oralmaupun parenteral. Nutrisi yang
diberikan harus mengandung elektrolit dan kalori yang
optimal. Diet pada penderita juga harus diberikan, diet
harus mengandung kalori dan protein yang cukup.
Sebaiknya rendah selulosa (rendah serat) untuk
mencegah perdarahan dan perforasi (Hadinegoro, 2008).
b) Pola istirahat/ tidur
Yang perlu dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan pola
tidur adalah berupa jam klien tidur dalam sehari apakah
ada gangguan (Saifuddin, 2006).
c) Personal hygiene
Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, keramas, serta
gantibaju dan celana setidaknya 2x sehari (Wiknjosastro,
2005).
d) Aktivitas
Pola aktivitas yang perlu dikaji adalah beberapa jam
lamanya istirahat atau tidur dan kegiatan sehari-hari
(Saifuddin, 2006).
e) Pola eliminasi
Dikaji untuk mengetahui beberapa kali BAB dan BAK,
adakahkaitannya dengan obstipasi atau tidak (Hellen,
2007).
12

c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)


Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan dilihat oleh
tenaga kesehatan (Nursalam, 2003). Data obyektif tersebut adalah
status generalis, yang meliputi:
1. Status generalis
(a) Keadaan umum balita
Dikaji untuk mengetahui keadaan umum mencakup
keadaanumum baik, sedang, lemah (Matondang, 2003).

(b) Kesadaran
Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis,
apatis,somnolen, spoor, delirium (Matondang, 2003).

(c) Tanda-tanda vital, meliputi:

(1) Nadi
Untuk menilai kecepatan irama, suara nadi jelas dan
teratur.Nadi normal balita 80 – 120 x per menit
(Nursalam, 2005).
(2) Pernafasan
Menilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam 1
menit.
(3) Suhu
Untuk mengetahui temperatur kulit,
temperatur kulitnormal adalah sekitar
36,5 – 37,50 C.
d. Pemeriksaan Sistematis
Pemeriksaan sistematis meliputi antara lain:
1. Kepala : Ubun-ubunnya cekung (Saifuddin, 2006).

a) Rambut : Bagaimana warnanya (Matondang, 2003).


13

b) Muka : Untuk menilai kesimetrisan wajah dan


untuk menilai adanya pembengkakan
pada wajah (Hidayat, 2009).
c) Mata : Conjungtiva dari merah, merah muda
sampai pucat, sklera putih, kelopak mata
cekung (Matondang, 2003).
d) Telinga : Serumen banyak sampai bersih,
warna kemerahan sampai tak tampak
kemerahan (Matondang, 2003).
e) Hidung : Adakah nafas, cuping hidung, kotoran
yang menyumbat jalan nafas (Matondang,
2003).
f) Mulut : Bibir warna pucat, kebiruan,
kemerahan, kering pecah-pecah, lidah
kemerahan (Matondang, 2003).
2. Leher : Adakah pembesaran kelenjar tiroid
(Matondang, 2003).
3. Dada : Adakah retraksi, simetris atau tidak
(Matondang, 2003).
4. Perut : Cenderung kembung, turgor baik sampai
dengan buruk, cubitan kulit kembali lambat
(Matondang, 2003).
5. Kulit : Untuk mengetahui temperatur dan
kelembaban kulit (Nursalam, 2003).
6. Anogenital : Adakah varices pada alat genetal, apakah
anusada haemoroid (Saifuddin, 2006).
7. Ekstremitas : Adakah oedem tanda sianosis, akral dingin,
apakah kuku sudah melebihi jari-hari
(Hellen, 2007).
e. Pemeriksaan Antropometri
Menurut Hellen (2007), pemeriksaan antropometri meliputi:
1. Lingkar kepala : Usia 2 tahun kurang lebih 1/6 panjang badan.
14

Usia satu tahun adalah 44 – 47 cm.


2. Lingkar dada : Pada balita lingkar dada normal antara 50 cm
sampai 65 cm.
3. Panjang badan : Dalam tahun pertama, panjang badan bayi
bertambah 23 cm. Balita pada umur 1
tahun panjangnya menjadi 71 cm.
Rumusan panjang anak dari usia 3 tahun
sampai remaja 80 + 5 cm.
2.2.2. Diagnosa Masalah
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan, sehingga
dapat merumuskan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan yang
spesifik. Rumus dan diagnosa tujuannya digunakan karena masalah
tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa, tetapi membutuhkan
penanganan (Varney, 2004)

2.2.3. Diagnosa Potensial


Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,
sambil mengamati klien. Bidan diharapkan bersiap-siap bila diagnosa
atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2004).
Diagnosa potensial pada balita dengan imunisasi campak adalah
demam ringan,infeksi ringan pada saluran nafas, dan diare (Hidayat,
2008).

2.2.4. Tindakan Segera/ Antisipasi


Dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah
atau kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah merumuskan tindakan
yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa potensial pada langkah
sebelumnya harus merumuskan tindakan emergency/ segera. Dalam
rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara
mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2004).
Tindakan segera pada balita dengan imunisasi campak yang perlu
15

disiapkan adalah pemberian Parasetamol syrup 120 ml untuk


mengantisipasi demam (Achmadi, 2006).

2.2.5. Rencana Tindakan


Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk
membantu klien dalam mencapai kriteria hasil (Nursalam, 2003).
Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada asuhan balita dengan
imunisasi campak adalah:
1. Beritahu kepada ibu tentang keadan anaknya
2. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya imunisasi campak
3. Siapkan alat vaksin campak
4. Suntikkan vaksin campak pada balita secara SC pada lengan kiri atas
5. Berikan vaksin campak dengan dosis 0,5 ml
6. Berikan Parasetamol syrup 120 ml untuk mengatasi demam pada anak
7. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan makanan yang bergizi
8. Beritahu ibu bahwa imunisasi wajib anaknya sudah selesai
9. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak
10. Anjurkan ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada
keluhan.(Depkes, 2005)

2.2.6. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik (Nursalam, 2003). Pada langkah ini asuhan
menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan
secara efisiensi dan aman. Perencanaan ini dilakukan sepenuhnya oleh
bidan dan sebagian oleh pasien atau tim kesehatan lainnya (Depkes,
2005).
16

2.2.7. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam manajemen kebidanan untuk


kegiatannya dilakukan terus-menerus dengan melibatkan pasien, bidan,
dokter, dan keluarga. Pada langkah ini evaluasi dari asuhan kebidanan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi dalam diagnosa (Varney, 2004). Evaluasi asuhan kebidanan
pada balita dengan imunisasi campak menurut Depkes (2005) adalah:
1. Keadaan umum anak baik
2. Ibu sudah mengerti tentang pentingnya imunisasi campak
3. Suntikkan vaksin campak sudah diberikan pada pasien
4. Antipiretik sudah diberikan pada ibu untuk mengatasi demam
padapasien
5. Ibu sudah mengerti bahwa imunisasi wajib anaknya sudah selesai
6. Ibu bersedia untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak
7. Ibu bersedia untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan.
BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
Tanggal pengkajian : 5 Juni 2021
Pukul : 08.30 WIB
Oleh : Nadhifa Asfan

3.2 Data Subyektif


3.2.1 Biodata
1. Bayi / balita
Nama : By “M”
Tgl lahir / usia : 03-09-2020
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke :2
Jumlah saudara kandung : 1
2. Orang tua
Nama Ibu : Ny. W Nama Suami : Tn. J
Umur : 23 tahun Umur :25
tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia Suku / bangsa : Jawa /
Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat : Sidotopo Sekolahan
3.2.2 Keluhan Utama
Tidak ada keluhan (kunjungan ulang pemberian imunisasi campak)
3.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Bayi tidak memiliki riwayat penyakit menular, menurun maupun menahun
seperti DM, hepatitis, HIV, jantung, alergi, dll

17
18

3.2.3 Riwayat Kelahiran


Tempat lahir dan penolong : RS. Soewandi (penolong : Dokter)
Cara kelahiran : SC
Kondisi saat lahir :
- BB : 1700 gram
- PB : 40 cm
3.2.4 Riwayat tumbuh kembang(menurut orang tua)
Keadaan pertumbuhan fisik : pertambahan
BB dan PB
normal
Keadaan perkembangan (kemampuan anak saat ini) : tidak dikaji
3.2.5 Riwayat imunisasi
HB 0 : 03 - 09 - 2020

BCG + polio 1 : 01 - 10 - 2020

Polio 2 + pentabio 1 : 04 - 11 - 2020

Polio 3 + pentabio 2 : 02 - 01 - 2021

Polio 4 + pentabio 3 : 30 - 01 – 2021

IPV : 27 - 02 - 2021

3.2.6 Riwayat Kesehatan Anak


Penyakit yang pernah diderita : Bayi tidak memiliki riwayat
penyakit apapun
Upaya untuk mengurangi :-
3.2.7 Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga bayi tidak memiliki riwayat penyakit menular, menurun maupun
menahun seperti DM, hepatitis, HIV, jantung, alergi, dll
19

3.3 Data Obyektif


3.3.1 Ukuran antropometri
Berat badan : 6740 gram Tinggi badan : 70 cm
Lingkar kepala : tidak dikaji Lingkar Lengan : tidak
dikaji
3.3.2 Tanda-tanda vital
Suhu : 36,4oC
Nadi : 90x/menit
Respirasi : 55x/menit

3.3.3 Kesadaran /respons terhadap lingkungan


Bayi : letargis / tidak
Anak : compos mentis / somnolen / sopor / koma
3.3.4 Kepala
Rambut : Rambut hitam, bersih, lebat, dan tidak
ada kelainan
Fontanelamayor / minor : normal, tidak cekung/cembung
3.3.5 Mata
Keadaan kongjungtiva : warna merah muda, tidak ada kelainan
Sclera : warna putih bersih, tidak ada kelainan
Reflek pupil : positif
Keadaan konjungtiva, sclera : normal, tidak ada kelainan
3.3.6 Mulut
Jumlah gigi susu :-
Keadaaan gigi :-
Oral trush : tidak ada oral trush dalam mulut bayi
Kelainan lainnya : tidak ada kelainan
3.3.7 Leher
Infeksi parotitis : tidak ada infeksi
Gangguan lainnya : tidak ada kelainan
20

3.3.8 Hidung
Bentuk hidung : normal, tidak ada pernafasan cuping
hidung
Gangguan lain : tidak ada gangguan

3.3.9 Telinga
Bentuk daun telinga : normal, tidak ada kelainan
Keadaan pendengaran : normal
3.3.10 Dada
Bentuk dada : normal, tidak ada retraksi dan kelainan
Pola nafas : normal, regular
Suara nafas :normal, tidak ada suara tambahan
Suara jantung : normal, tidak ada suara tambahan
Keadaan paru : normal, tidak ada kelainan
3.3.11 Perut
Bising usus : ada (normal)
Keadaan hepar : normal, tidak ada pembesaran
Keadaan limpa :normal, tidak da pembesaran
Keadaan tali pusat (untuk neonatus) :tidak dikaji
Keadaan lain : tidak ada kelainan
3.3.12 Punggung
Bentuk punggung : normal, tidak ada kelainan
Gangguan lainnya :-
3.3.13 Ekstremitas
Ekstremitas atas : normal, jumlah jari lengkap, tonus otot
baik, gerak aktif
Ekstremitas bawa : normal, jumlah jari lengkap, tonus oto
baik, gerak aktif
3.3.14 Genetalia
Perempuan (keadaan labia mayor dan minor) : tidak dikaji
Laki-laki (bentuk scrotum, jumlah testis) :-
Gangguan lain : tidak ada
21

3.3.15 Keadaan anus


Keadaan anus normal, tidak ada kelainan
3.3.16 Penegak diagnosis / pemeriksaan penunjang
Tidak ada

3.4 Analisa Data


Balita usia 9 bulan sehat dengan imunisasi campak

3.5 Penatalaksanaan
1. Melakukan anamnesa pada ibu dari By.M
Evaluasi : ibu menjawab setiap pertanyaan dari bidan

2. Melakukan pemeriksaan umum dan fisik, serta tanda-tanda vital pada By.
M
Evaluasi : telah dilakukan pemeriksaan pada By.M

3. Memaparkan hasil pemeriksaan pada ibu dari By.M


Evaluasi : ibu memahami hasil dari pemeriksaan tersebut

4. Menyiapkan alat dan mengecek kelayakan vaksin campak


Evaluasi : alat sudah siap dan vaksin layak digunakan

5. Memasukkan vaksin dari vial kedalam spuit sebanyak 0,5 ml


Evaluasi : vaksin telah masuk kedalam vial dan siap disuntikkan

6. Menyiapkan posisi bayi dengan memegangi tangan dan kakinya


Evaluasi : bayi dalam posisi aman untuk disuntik

7. Menyuntikkan secara SC vaksin campak di lengan kiri atas


Evaluasi : bayi telah menerima vaksin campak

8. Mengemasi peralatan dan merapikan posisi bayi


Evaluasi : peralatan telah dikemasi dan bayi digendong ibunya

9. Bidan menjelaskan efek samping yang mungkin terjadi beserta tanggal


imunisasi selanjutnya
Evaluasi : ibu memahami penjelasan dari bidan

10. Mendokumentasikan pemberian vaksin polio pada buku KIA By.M dan data
PMB
Evaluasi : pelaksanaan vaksin telah didokumentasikan
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Umar Farmi. 2006. Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas.

Bekhman, R. E. 2009. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC.

CPDDI. 2008. Jenis atau Macam Vaksin Imunisasi untuk Anak. Informasi Imunisasi
Lengkap Wajib Penangkal Penyakit: Continuing Profesional
Development Dokter Indonesia.

Depkes RI, 2005. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.
Jakarta: Bina Pustaka.

Depkes RI. 2008. Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta: Depkes RI.

Ferry. 2007. Pengertian Balita. http://www.google.co.id/pengertian-balita.html.


Diakses tanggal 22 Oktober 2012.

Hellen, F. 2007. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. Alimul. 2008. Buku Saku Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Matondang, dkk. 2003. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi kedua. Jakarta: CV.
Sagung Seto.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.

Nursalam. 2003. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan Bidan.
Edisi I. Jakarta: Salemba Medika.

Permenkes, 2010. Peraturan Menteri tentang Pelayanan Kesehatan Anak.


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No. 1464/ MENKES/
PER/ X/ 2010, Pasal 11. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

22

Anda mungkin juga menyukai