Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. N G2 P1 A0 HAMIL 39 MINGGU


DENGAN PERSALINAN KALA II
DI RUANG VK BERSALIN
RSUD SULTAN SURIANSYAH BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :
SRI ANNISAPADA JAMARU ( 11194992110035 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N G2 P1 A0 HAMIL 39


MINGGU DENGAN KALA II DI RUANG VK BERSALIN
RSUD SULTAN SURIANSYAH BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA : SRI ANNISAPADA JAMARU

NIM : 11194992110040

Banjarmasin, Juni 2021

Menyetujui,

RSUD Sultan Suriansyah Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan(PP)

Hj. Aminah, SST Zulliati, M.Keb


NIK. 19680817 199002 2 003 NIK. 1166112011047

ii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N G2 P1 A0 HAMIL 39


MINGGU DENGAN KALA II DIRUANG VK BERSALIN
RSUD SULTAN SURIANSYAH BANJARMASIN

NAMA MAHASISWA : SRI ANNISAPADA JAMARU

NIM : 11194992110035

Banjarmasin, Juni 2021

Menyetujui,

RSUD Sultan Suriansyah Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan(PP)

Hj. Aminah, SST Zulliati, M.Keb


NIK. 19680817 199002 2 003 NIK. 1166112011047

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kebidanan

Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia

Ika Mardiatul Ulfa, SST., M. Kes


NIK. 1166122009027

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai

kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. N G2 P1 A0 HAMIL 39 MINGGU DENGAN KALA II DIRUANG VK

BERSALIN RSUD SULTAN SURIANSYAH BANJARMASIN” dengan baik dan tepat

waktu.Dalam penyusunan Laporan Asuhan Kebidanan penulis telah mendapatkan

banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG.,M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah

Banjarmasin.

2. Anggrita Sari, S.Si.T., M.Pd., M.Kes selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik

dan Kemahasiswaan.

3. H. Ali Rakhman Hakim, M. Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Sari Mulia.

4. Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Universitas

Sari Mulia.

5. Hj. Aminah, SST selaku Preseptor Klinik (PK) yang senantiasa memberikan

masukan dan bimbingan dalam penyusunan dan perbaikan Laporan Asuhan

Kebidanan ini.

6. Zulliati, M. Keb selaku Preseptor Pendidikan (PP) yang telah memberikan

arahan, bimbingan dan dukungan.

7. Seluruh teman-teman mahasiswa Program Studi Profesi Kebidanan

iv
Universitas Sari Mulia Banjarmasin yang telah memberikan dukungan baik

berupa motivasi maupun kompetisi yang sehat dalam penyusunan Laporan

Asuhan Kebidanan.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil

dalam terwujudnya Laporan Asuhan Kebidanan.

Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Asuhan Kebidanan masih jauh dari

kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan

penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Asuhan Kebidanan.

Banjarmasin, Juni 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................... 3
1) Umum................................................................................. 3
2) Khusus............................................................................... 3
D. Manfaat.................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 5
A. Pengertian................................................................................ 5
B. Etiologi/Penyebab.................................................................... 6
C. Patofisiologi/Mekanisme........................................................... 8
D. Clinical Pathway....................................................................... 9
E. Manifestasi Klinik/Tanda dan Gejala........................................ 10
F. Komplikasi................................................................................ 10
G. Penatalaksanaan Medis........................................................... 11
H. Penatalaksanaan Kebidanan................................................... 11
BAB 3 TINJAUAN KASUS..................................................................... 22
A. Subjektif Data........................................................................... 22
B. Objektif Data............................................................................ 26
C. Analisa Data............................................................................. 29
D. Penatalaksaan
29
BAB 4 PEMBAHASAN 38
BAB 5 PENUTUP................................................................................... 40

ii
A. Kesimpulan.............................................................................. 40
B. Saran....................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 40

LAMPIRAN ...........................................................................................… 41

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari

uterus ibu. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu

maupun janin (Saifuddin, 2014).

Persalinan normal terjadi spontan dengan presentasi kepala dan cukup bulan,

tanpa intervensi medis, obat-obatan dan operasi. Persalinan normal dapat terjadi

persalinan dilakukan secara fisiologis, psikologis dan spiritual, berbeda dengan

persalinan patologis dengan intervensi (Forrest,2019)

Angka kematian maternal dan perinatal di Indonesia masih cukup tinggi. Padahal

jumlah pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan di Indonesia cukup banyak.

Asuhan bersalin Normal (APN) diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa

kritis ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan

terjadi setelah persalinan dan 50% kematian pada masa nifas 24 jam pertama

(Saifuddin, 2014).

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka

kematian ibu (AKI) masih tinggi tercatat sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan data maternal dan neonatal WHO tahun 2015 tercatat angka maternal
mortality di Indonesia sebesar 126 per 100.000 kelahiran hidup. Hal tersebut tentu

masih merupakan angka yang cukup besar.

Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang,

terutama disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan, eklampsia, sepsis dan

komplikasi keguguran (Saifuddin, 2014). Sebagian besar penyebab utama kesakitan

dan kematian Ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas

kesehatan dalam menolong persalinan. Adanya perubahan paradigma menunggu

terjadinya dan menangani komplikasi menjadi pencegahan terjadinya komplikasi

diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam penurunan angka kematian ibu dan

bayi baru lahir.

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukan bahwa sebagian besar

persalinan di tolong oleh bidan (68,6 dan 66,6 berdasarkan kualifikasi tinggi dan

rendah). Oleh karena itu bidan dituntut harus terampil dan kompeten dalam menolong

persalinan berdasarkan prinsip pendekatan asuhan dan filosofi asuhan kebidanan

serta seseuai dengan kewenangannya. Hal tersebut harus terpenuhi untuk mencapai

tujuan asuhan persalinan yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan

we3d4mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai

upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip

keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal (APN,

2008).

2
Bidan adalah tokoh kunci dalam proses ini dengan mendukung dan membantu

wanita dengan aman melalui persalinannya, mengenali kebutuhan dan kesejahteraan

ibu. Bidan juga diperlukan untuk menjadi pendukung yang peduli, advokat, praktisi

yang terampil dalam membantu persalinan ibu (Marshall dan Raynor,2014, Lewis,

2015)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada laporan kasus

ini adalah bagaimana penanganan pada ibu bersalin dengan Kala II melalui asuhan

kebidanan.

C. Tujuan

1) Umum

Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu

bersalin dengan Kala II menggunakan pola pikir managemen Varney dan

pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

2) Khusus

a. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar tentang Kala II.

b. Mahasiswa mampu menyusun konsep dasar asuhan kebidanan pada pasien

dengan Kala II.

c. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang menyeluruh sesuai

kebutuhan pada pasien dengan Kala II.

d. Mahasiswa mampu melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan pada

pasien dengan Kala II.

e. Mahasiswa mampu menyusun pembahasan tentang pasien dengan Kala II.

3
f. Mahasiswa mampu menarik kesimpulan dari laporan kasus yang dibuat.

D. Manfaat

a. Bagi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan, referensi, dan pengajaran terutama yang

berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan Kala II.

b. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang deteksi dini dan

penatalaksanaan pada ibu bersalin dengan Kala II.

c. Bagi Lahan Praktik

Dapat menjadi bahan masukan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan

pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan Kala II.

d. Bagi Pasien

Mengerti tentang kebutuhan ibu bersalin dengan Kala II sehingga mampu

meningkatkan pengetahuan dan menjaga kesehatannya.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin plasenta,

selaput ketuban) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,

dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri (Sumarah, 2009).

Menurut Depkes RI (2008) persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta

dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu persalinan dianggap normal jika

prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa

disertai adanya penyulit.

Persalinan adalah proses membuka dan menutupnya serviks dan janin

turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban

didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,

tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Saifudin, 2010).

Persalinan normal terjadi spontan dengan presentase kepala dan cukup

bulan, tanpa intervensi medis, obat-obatan dan operasi, persalinannormal daoat

terjadi persalinan dilakuka secara visiologis, psikologis dan spiritual, berbeda

dengan persalinan patologis dengan intervensi (Forrest,2019)

Persalinan Kala II adalah persalinan yang dimulai Ketika pembukaan

serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan keluarnya bayi. Persalinan
kala II disebut juga dengan kala pengeluaran bayi. Persalinan kala II berlangsung

dua jam pada primigravida dan satu jam pada multipara (Sufiyanti et al, 2020)

B. Etiologi

Penyebab terjadinya persalinan belum diketahui secara pasti, yang ada

hanyalah teori-teori yang kompleks. Ada beberapa teori mengenai terjadinya

persalinan menurut Manuaba (2012):

1. Teori Estrogen-Progesteron

Pada 1-2 minggu sebelum persalinan dimulai, terjadi penurunan kadar hormon

estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot

polos rahim dan penurunan progesteron akan menyebabkan konstriksi

pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.

2. Teori Oksitosin

Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron menyebabkan oksitosin

yang dikeluarkan oleh hipofise part posterior dapat menimbulkan kontraksi

dalam bentuk Braxton Hicks.

3. Teori Distensi Rahim

Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot

rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenta.

4. Teori Iritasi Mekanik

Di belakang serviks terletak ganglion servikal (fleksus frankenhauser). Bila

ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul

kontraksi uterus.

6
5. Teori Prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin yang dikeluarkan oleh desidua meningkat sejak umur

hamil 15 minggu. Prostaglandin dianggap dapat memicu persalinan, semakin

tua umur kehamilan maka konsentrasi prostaglandin makin meningkat sehingga

dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat

dikeluarkan.

6. Teori Hipotalhamus-Pituitari dan Glandula Suprarenal

Teori ini menunjukkan bahwa pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi

keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipothalamus dan glandula

suprarenal yang merupakan pemicu terjadinya persalinan.

7. Induksi Persalinan (Induction of Labour)

Partus yang ditimbulkan dengan jalan :

a. Memecahkan ketuban ( amniotomi)

Pemecahan ketuban akan mengurangi keregangan otot rahim sehingga

kontraksi segera dapat dimulai.

b. Induksi persalinan secara hormonal/kimiawi

Dengan pemberian oksitosin drip/prostaglandin dapat mengakibatkan

kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan.

c. Induksi persalinan dengan mekanis

Dengan menggunakan beberapa gagang laminaria yang dimasukkan dalam

kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser.

d. Induksi persalinan dengan tindakan operasi, seksio caesaria.

7
C. Patofisiologi/Mekanisme

Mekanisme terjadinya persalinan yang dijelaskan menurut Sumarah (2009),

meliputi :

1. Terjadi His persalinan

His atau kontraksi uterus yang terjadi teratur, intervalnya makin pendek dan

kekuatannya makin besar, menimbulkan ketidaknyamanan yang disertai rasa

sakit pada pinggang yang menjalar ke depan di sekitar abdomen bawah

berlanjut terus semakin meningkat frekuensinya, mempunyai pengaruh terhadap

perubahan serviks dan makin beraktivitas maka kekuatannya makin bertambah.

2. Pengeluaran lendir dan darah (blood show)

Keluaran lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-

robekan pada kapiler pembuluh darah serviks yang diakibatkan oleh pendataran

dan pembukaan serviks.

3. Pendataran dan pembukaan serviks

Pendataran serviks adalah pemendekan dari kanalis servikalis yang semula

berupa sebuah saluran yang panjang 1-2 cm menjadi suatu lubang dengan

pinggir yang tipis, sedangkan pembukaan serviks adalah pembesaran dari

ostium externum yang berupa lubang dengan diameter beberapa milimeter

menjadi lubang yang dapat dilalui bayi kira-kira 10 cm.

4. Pengeluaran cairan

Ketuban pecah menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru

pecah menjelang pembukaan lengkap, dengan pecahnya ketuban diharapkan

persalinan akan berlangsung dalam waktu 24 jam.

8
5. Engagement presenting part

Kepala janin akan mengalami engagement atau terbenam ke dalam panggul.

Pada primigravida peristiwa ini terjadi 3-4 minggu sebelum proses persalinan

dimulai.

6. Pembentukan tonjolan ketuban

Pembentukan tonjolan ketuban atau cairan amnion / ketuban yang terperangkap

dalam serviks di depan presenting part, tonjolan ini terasa tegang pada saat his

dan dapat mengalami ruptur. Ruptura selaput amnion dapat terjadi setiap saat

dalam proses persalinan, biasanya terjadi pada akhir kala satu persalinan.

D. Clinical Pathway

9
E. Manifestasi klinik/Tanda dan Gejala

Menurut Prawirohardjo (2012), tanda dan gejala Kala II adalah :

a. Ibu merasakan adanya keinginan mengejan bersamaan dengan terjadinya

kontraksi

b. Ibu merasakan tekanan pada rectum atau vaginanya

c. Perineum terlihat menonjol

d. Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka

e. Peningkatan pengeluaran lender darah

F. Komplikasi

Komplikasi persalinan yang bisa terjadi adalah:

Pada Ibu

1. Distosia

2. Cephalopelvic Disproportion

3. Prolaps tali pusat

4. Ruptur Uterus

5. Emboli air ketuban

6. Perdarahan post partum

Pada bayi:

1. Komplikasi janin terlilit tali pusat

2. Asfiksia perinatal

10
3. Gawat janin

4. Aspirasi meconium

G. Penatalaksanaan Medis

Asuhan persalinan normal tidak berdasarkan teknik tertentu, tetapi terjadi secara

spontan. Tenaga kesehatan membantu pasien yang akan melahirkan sesuai dengan

tahap kala persalinan. Tenaga kesehatan harus memastikan asuhan persalinan

normal terjadi secara steril dan aman (kemenkes, 2015). Tidak ada perbedaan

pertolongan pada persalinan yang ditangani oleh Tenaga Medis ataupun tenaga

Bidan.

H. Penatalaksanaan Kebidanan

Manajemen kebidanan menurut Helen Varney adalah proses pemecahan

masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan – penemuan, ketrampilan dalam

rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus

pada klien (Mangkuji, 2012).

1. Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari

sumber yang berkaitan dari kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan

dengan cara anamesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan

pemeriksaan penunjang (Estiwidani, 2008).

a. Data Subjektif

11
Data Subyektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan

pada langkah pertama, terutama data yang diperoleh melalui anamese.

Data subyektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang

pasien (Muslihatun, 2009).

1) Identitas Umum Ibu

a) Nama yang jelas dan lengkap. Bila perlu ditanyakan nama

panggilan sehari – hari

b) Umur dicatat untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan

dan tindakan yang dilakukan pada pasien

c) Alamat ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila

diperlukan keadaan mendesak.

d) Pekerjaan klien ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan

pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan klien.

e) Agama ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhya

terhadap kebiasaan kesehatan klien.

f) Pendidikan klien ditanyakan untuk mengetahui tingkat

intelektualnya.

2) Keluhan Utama

Ada keinginan untuk meneran (Marmi, 2015).

3) Riwayat Menstruasi

Hal yang perlu ditanyakan: menarche, siklus menstruasi, lamanya,

banyaknya darah yang keluar, menstruasi terakhir, adakah

12
dismenorhe, gangguan sewaktu menstruasi (metrorhagi, menoraghi),

gejala premenstual (Estiwidani, 2008).

4) Riwayat Pernikahan

Meliputi umur pada saat menikah, berapa kali menikah, dan lama

menikah untuk mengetahui status perkawinan ibu (muslihatun, 2009).

5) Riwayat Kehamilan Sekarang

Pada persalinan kala II keluhannya adanya kenginan meneran setiap

kontraksi (Marmi, 2015).

6) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

a) Jumlah kehamilan dan kelahiran: G (gravida), P (para), A (abortus),

H (hidup).

b) Riwayat persalinan yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat

melahirkan, lamanya melahirkan, cara melahirkan.

c) Masalah/gangguan/penyulit kesehatan yang timbul sewaktu hamil

dan melahirkan, misalnya: preeklamsi, infeksi, dll. (Estiwidani,

2008).

7) Riwayat Keluarga Berencana

Meliputi jenis metode yang dipakai, waktu, tenaga dan tempat saat

pemasangan dan keluhan/alasan berhenti (Muslihatun, 2009).

8) Riwayat kesehatan lalu

Riwayat penyakit terdahulu apakah pernah mengalami kista ovarium,

ketuban pecah dini sebagai diagnosa banding pada pasien

13
oligohiramnion serta keadaan lain yang menyertai seperti hipertensi

dan diabetes melitus (Manuaba, 2009).

9) Riwayat kesehatan Keluarga

Untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga

terhadap gangguan kesehatan pasien seperti penyakit jantung,

hipertensi, DM, TBC, ginjal, asma, epilepsi, hati, malaria, penyakit

kelamin, HIV/AIDS (Muslihatun, 2009).

10) Keadaan psikososial Meliputi pengetahuan dan respon ibu terhadap

kehamilan dan kondisi yang dihadapi saat ini, jumlah keluarga dirumah,

respon keluarga terhadap kehamilan, dukungan keluarga, pengambilan

keputusan dalam keluarga, tempat melahirkan dan penolong yang

diinginkan ibu (Muslihatun, 2009).

11) Pola kebiasaan sehari-hari

Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015) pola kebiasaan sehari-hari

meliputi:

a) Pola nutrisi

Untuk mengetahui pola makan dan minum, frekuensi dan jenis

makanan dan minuman serta pantangan makanan dan minuman

selama kehamilan. Pada kasus dengan oligohudramnion harus

diperhatikan asupan nutrisi yang seimbang dan pemberian cairan

yang cukup.

14
b) Personal Hygiene

 Frekuensi mandi: Tanyakan kepada klien seberapa sering ia

mandi. Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan atau

hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi eksresi dan

keringat bertambah.

 Frekuensi gosok gigi: Tanyakan kepada klien seberapa sering ia

menyikat giginya.

 Frekuensi ganti pakaian: Tanyakan kepada klien, seberapa

sering ia mengganti pakaiannya. Pakaian yang dikenakan

harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada

daerah perut. Selain itu wanita danjurkan mengenakan bra

yang menyokong payudara dan memakai sepatu dengan hak

yang tidak terlalu tinggi, karena titik berat wanita dengan

keadaan hamil berubah. Pakaian dalam yang dikenakan harus

bersih dan menyerap keringat. Dianjurkan pula memakai

pakaian dan pakaian dalam dari katun yang dapat menyerap

keringat.

 Kebersihan vulva: Tanyakan kepada klien apakah ada masalah

terhadap daerah vulvanya. Beri anjuran klien untuk lebih

menjaga kebersihan vulvanya, hal ini dianjurkan karena untuk

menghindari datangnya penyakit – penyakit yang diakibatkan

karena kurangya kebersihan vulva.

15
c) Pola aktivitas

Pada oligohidramnion aktivitas harus dibatasi bila didapatkan

penyulit karena dapat mengakibatkan persalinan prematur, KPD,

dan sebagainya.

d) Pola Eliminasi

 BAB: Tanyakan kepada klien, apakah BABnya teratur. Apabila

klien mengatakan terlalu sering, bisa dicurigai klien mengalami

Diare (sering dan feses cair), Inkontinensia usus (sering dan

pengeluaran feses tidak disadari). Sebaliknya, apabila klien

mengalami konstipasi (jarang, feses kering dan keras), Fecal

impaction (masa feses keras dilipatan rektum). Tanyakan apa

warna fesesnya. Normalnya feses berwarna kuning kecoklatan,

coklat muda).

 BAK: Tanyakan kepada klien seberapa sering ia berkemih

dalam sehari. Meningkatnya frekuensi berkemih dikarenakan

meningkatnya jumlah cairan yang masuk, atau bisa juga karena

adanya tekanan dinding uterus yang membesar. Tanyakan

bagaimana warna urin. Normalnya urien berwarna bening.

Apabila klien mengatakan bahwa urinnya keruh bisa dicurigai

klien menderita DM, karena urin yang keruh bisa disebabkan

karena menumpuknya glukosa dalam urin yang merupakan

16
tanda dan gejala pada penderita DM. Tanyakan bagaimana bau

urinnya. Bau urin normal seperti bau Amnonia (NH3).

e) Pola tidur dan istirahat

Untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien. Pada kasus

dengan oligohidramnion danjurkan untuk tirah baring.

f) Pola seksual

Hubungan seksual tidak dilarang selama kehamilan, kecuali pada

keadaan – keadaan tertentu seperti, sering terjadi

abortus/prematur, terjadi perdarahan pervaginam pada saat koitus,

pengeluaran cairan (air ketuban yang mendadakan), terdapat tanda

– tanda infeksi (nyeri, panas). Sebaiknya koitus dihindari pada

kehamilan muda sebelum 16 minggu dan pada hamil tua, karena

akan merangsang kontraksi.

g) Keadaan sosial budaya

Untuk mengetahui kebiasaan – kebiasaan yang menguntungkan

dan merugikan, pandangan terhadap kehamilan, persalinan dan

bayi baru lahir. (Purwoastuti dan Walyani, 2015).

b. Data Objektif

Data obyektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan

utama data yang diperoleh melalui hasil informasi yang jujur dari

pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan

diagnostik lain (Muslihatun, 2009).

1) Pemeriksaan umum

17
Pemeriksaan umum sering didapati keterangan - keterangan yang

menuju ke arah tertentu dalam usaha membuat diagnosis (Manuaba,

2009). Pemeriksaan dasar setiap pasien mencakup tekanan darah,

suhu, frekuensi denyut nadi dan pernafasan (Muslihatun, 2009)

2) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik, meliputi;

a) Inspeksi

Perlu diperhatikan pembesaran perut, pigmentasi di linea laba,

pergerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum

atau luka bekas operasi (Walyani, 2005). Pada pemeriksaan

inspeksi, uterus tampak lebih kecil dari perkiraan berdasarkan

periode gestasi. Ibu yang sebelumnya pernah menjalani kehamilan

normal mungkin akan merasakan berkurangnya gerakan janin

(Fraser dan Cooper, 2011).

b) Palpasi

Pada pemeriksaan abdomen ukuran uterus tampak lebih kecil dan

padat dari usia kehamilan dan bagian – bagian terkecil janin

(Fraser dan Cooper, 2011).

c) Auskultasi

Denyut jantung janin terdengar jelas dan teratur (Rahmawati,

2011).

d) Pemeriksaan penunjang

18
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendukung dalan

penentuan diagnosa. Pemeriksaan penunjang meliputi:

Pemeriksaan ultrasonografi (USG):

2. Interpretasi Diagnosa dan Masalah

Pada langkah ini dilakukan dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang

benar atas data – data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah

dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa

spesifik (Muslihatun, 2009).

3. Mengantisipasi Masalah Potensial

Antisipasi masalah yang terjadi pada Kala II pada ibu adalah terjadinya

kemacetan dalam pesalinan dan pada janin terjadinya fetal distres atau gawat

janin (Manuaba, 2007).

4. Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera

Pada Kala II dilakukan pimpinan melahirkan segera (Varney, 2006)

5. Menyusun Perencanaan

Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan

langkah– langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.

perencanaan asuhan kebidanan pada ibu dengan Kala II adalah:

a) Informasikan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.

19
b) Anjurkan ibu untuk mengejan bila ada dorongan meneran

c) Anjurkan ibu untuk makan dan minum selama proses persalinan.

d) Anjurkan agar suami dan keluarga selalu mendampingi ibu dan

memberikan dukungan moral.

e) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi pasca salin.

6. Melaksanakan Perencanaan

Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh dilangkah kelima

harus dilaksanakan secara efisien dan aman. pelaksanaan ini bisa dilakukan

oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh klien atau anggota tim kesehatan

lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap bertanggung jawab

untuk mengarahkan pelaksanaannya, memastikan langkah tersebut benar –

benar terlaksana (Muslihatun, 2009).

7. Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar – benar

telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah teridentifikasi di

dalam masalah dan diagnosis. Rencanan tersebut dapat dianggap efektif jika

memang benar – benar efektif dalam pelaksanaannya. (Muslihatun, 2009).

Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan

dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP, S adalah data Subyektif, O

adalah Obyektif, A adalah Analysis/Assesment dan P adalah Planing,

merupakan cacatan yang bersifat sederhana jelas, logis, dan singkat. Prinsip

20
dari metode SOAP ini merupakan proses peran penatalaksanaan kebidanan

(Muslihatun, 2009).

21
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN

G2 P1 A0 HAMIL 39 MINGGU DENGAN KALA II

Hari / Tanggal Pengkajian : Selasa/15-06-2021 Jam Pengkajian : 09.00 Wita

Tempat / Ruangan : RSUD Sultan Suriansyah / VK bersalin

SUBJECTIVE DATA

Identitas

Istri (pasien) Suami (penanggung jawab)


Nama : Ny. N Nama : Tn. I
Umur : 21 Tahun Umur : 28 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Souk/Bangsa : Banjar/Indonesia Suku/Bangsa : Toraja/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pelaut
Alamat : Jl. Teluk Tiram Alamat : Jl. Teluk Tiram

1. Keluhan Utama

Ibu mengatakan hamil 9 bulan, ibu sekarang mengeluh ingin meneran, sakit

perut menjalar kebelakang sejak jam 07.00 wita, disertai pengeluaran lendir darah

dan air-air. Sifatnya teratur, makin lama makin sering dan kekuatan makinbesar.

Selama mules ibu tidak dapat melakukan miring kiri dan miring kanan, sakit perut

yang dirasakan agak menganggu aktifitasnya (skala 4)

2. Riwayat perjalanan Penyakit

Ibu merasakan nyeri perut tembus kebelakang dan kelua air-air sejak

tanggal 15 juni 2021 jam 07.00 wita , dan terdapat pengeluaran lendir
bercampur darah sejak jam 03.00 wita. Sifatnya teraturatur, semakin lama

semakin sering dan kekuatannya semakin besar. Sekitar pukul 08.00 wita

pasien berangkat dari rumah ke RS Sultan Suriansyah.

3. Riwayat Perkawinan

Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 16 tahun, dengan suami sekarang

sudah 5 tahun.

4. Riwayat Haid

a. Menarche umur : 12 tahun

b. Siklus : 30 hari

c. Teratur/ tidak : teratur

d. Lamanya : 5-7 hari

e. Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut/hari

f. Dismenorhoe :-

g. HPHT : 14-09-2020

h. Taksiran partus : 21-06-2021

i. Usia kehamilan : 39 minggu 1 hari

5. Riwayat Obstetri

G2P1

N Thn Penyuli Ke
Kehamilan Persalinan Bayi
o t Nifas t
UK Penyuli UK Cara Tempat/ Penyuli BB PB Sek Keadaan

t Penolon t gra c s Lahir

23
g m m
1 201 Ater Tidak ater Norma RS.Ulin/ Tidak 2600 49 p Segera tidakada

9 m ada m l bidan ada menangi

s
2 202 Hamil

1 ini

6. Riwayat Keluarga Berencana

a. Jenis : Tidak ada

b. Lama : Tidak ada

c. Masalah : tidak ada

7. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan ibu: ibu mengatakan memiliki tidak ada memiliki riwayat

penyakit dan tidak pernah memiliki penyakit menular, asma, maupun penyakit

menahun.

b. Riwayat kesehatan keluarga: ibu mengatakan keluarga memiliki riwayat

penyakit hipertensi dan tidak memiliki riwayat penyakit menular, asma maupun

penyakit menahun.

8. Keadaan Kehamilan Sekarang

a. Selama hamil ibu periksa di : Puskesmas

b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 10 minggu

c. Frekuensi periksa kehamilan

Trimester I : 1 kali

Trimester II : 2 kali

Trimester III :2 kali

24
d. TT I : uk 23-24 minggu TT II : 1 bulan jarak dengan TT1

e. Keluhan/ masalah yang dirasakan ibu : Tidak ada

9. Pola Kebutuhan Sehari-hari

a. Nutrisi

Terakhir makan dan minum : 07.00 wita yang lalu

Banyaknya : ½ porsi

b. Eliminasi

BAB

Terakhir BAB : 4 jam yang lalu

Konsistensi : lembek

Warna : coklat

BAK

Terakhir BAK : 2 jam yang lalu

Banyaknya : normal

Warna : jernih

c. Personal hygiene

Terakhir mandi dan gosok gigi :pukul 06.00 wita

d. Aktifitas

Berjalan dan melakukan aktifitas ringan seperti biasa

e. Tidur dan istirahat

Ibu tidur ± 7-8 jam sehari

f. Data seksual

Ibu terakhir berhubungan 3 minggu yang lalu

25
10. Data Psikososial dan Spiritual

a. Ibadah yang diinginkan ibu saat ini :

berdoa

b. Perasaan ibu saat ini dalam proses persalinan yang akan dilaluinya :

cemas

c. Pengetahuan ibu tentang proses persalinan : sakit

d. Pendamping persalinan yang diharapkan ibu : suami

e. Pengambil keputusan dalam keluarga : suami

B. Objective Data

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran : compos menthis

c. Berat badan

Sebelum hamil : 55 kg

Sekarang : 65 kg

IMT : 22,82 Kg/BB2 (normal)

d. Tinggi badan : 155 cm

e. LILA : 24,5 cm ( Buku KIA)

f. Tanda vital : TD 123/89 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,5 oC,

respirasi 20 x/menit.

2. Pemeriksaan Khusus

26
a. Inspeksi

Kepala : rambut bersih, tipis, tidak rontok

Wajah : tidak pucat, bentuk simetris, tidak terdapat oedema, tidak

ada kloasma gravidarum, pada bagian mata simetris,

sklera putih, konjungtiva tidak anemis, bibir tampak pucat

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar

vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar parotis

Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada,puting tampak

menonjol

Abdomen : perut membesar sesuai masa kehamilan, tampak line nigra,

tidak ada bekas luka operasi.

Tungkai : simetris, gerakan aktif,tidak ada varices

Genitalia : tampak pengeluaran lendir darah maupun air-air,

tidak ada varises.

b. Palpasi

Dada/ mamae : tidak ada benjolan abnormal, Tampak hiperpigmentasi

aerola mamae, kolostrum ada keluar

Abdomen

Leopold I : 3 jari di bawah Prx

Leopold II : punggung kanan

Leopold III : presentasi kepala

Leopold IV : divergen (sudah masuk PAP) 1/5

27
TFU : 31 cm

TBJ : 3100 gram

His : frekuensi 4 kali dalam 10 menit, selama 45 detik

Tungkai : tidak teraba oedema dan varices pada tangan dan kaki

c. Auskultasi

DJJ (+), terdengar jelas dan teratur, frekuensi 148 x/menit

d. Perkusi

Refleks patella : Kiri/ kanan, (+)/ (+)

Cek ginjal : Kiri/ kanan, (-)/ (-)

e. Periksa dalam (jam 09.10 wita)

Keadaan vagina : tidak ada massa atau tumor

Arah serviks : anterior

Pendataran serviks : 100%

Pembukaan serviks : 10 cm

Selaput ketuban : (-)

Presentasi : Kepala

Posisi titik penunjuk : UUK

Penurunan presentasi : Hodge 3

Kesan panggul : luas

3. Pemeriksaan Penunjang (laboratorium RSUD Sultan Suriansyah)

a. Laboratorium

HB : 11,1 gr%

28
Albumin : Negatif

Reduksi : Negatif

C. Analisa data

Diagnosa Kebidanan : G2 P1 A0, hamil 39 minggu dengan Kala II

Masalah :-

Kebutuhan : kolaborasi dokter DPJP dan pertolongan persalinan

D. Penatalaksanaan

1. Menginformasikan ibu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu

beserta janinnya dalam keadaan baik dan pembukaan sudah lengkap.

“ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan mengerti keadaannya”

R/ Pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan keadaan

penyakit yaitu tentang diagnosis, tindakan medic yang akan dilakukan, segala

resiko dari tindakan medic tersebut, Valery M.P Siringoringo et al, 2017

2. Memberikan kebutuhan nutrisi ibu dengan menganjurkan ibu makan dan minum

diantara rasa nyeri, hal ini berguna untuk tenaga ibu proses persalinan

“ibu mau mengisi kebutuhan nutrisi saat disela-sela nyeri”

R/Memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar

manusia yang sangat penting, merupakan sumber energy untuk segala aktifitas,

Aziz Alimul Hidayat, 2005

3. Menghadirkan suami dan keluarga untuk memberikan dukungan psikologi pada

ibu seperti memberikan kata-kata semangat pada ibu, bahwa ibu bisa melalui

29
masa persalinan ini, sambil mendenganrkan morotal al-Qur’an untuk mengurangi

rasanyeri

R/ Dengan didampingi oleh suami diharapkan dapat memberikan dukungan

emosional dan ibu lebih tenang dalam menghadapi persalinan. Kehadiran suami,

sentuhan tangan, do’a dan kata-kata penuh motivasi yang di ucapkan akan

membuat istri merasa lebih kuat dan tabah menghadapi rasa sakit dan berjuang

untuk melahirkan bayi. Ummi, 2002

4. Mengajarkan ibu cara mengejan yang benar dengan tehnik

a. Tidak terlalu lama menahan nafas saat meneran

b. Berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi

c. Lutut ditarik kearah dada dan menarik nafas panjang, dagu ditempelkan

didada, mata melihat keperut meneran lah tanpa suara

d. Tidak mengangkat bokong saat meneran

“Ibu mengerti dan bisa melakukan tehnik mengejan dengan baik”

R/Dengan tehnik meneran yang benar, bayi bisa didorong keluar, tanpa

mengurangi tenaga besar serta meminimalisir terjadinya ruotur perenium,

Nugrahini, dkk 2016

5. Menyiapkan alat partus

‘alat partus sudah di siapkan”

R/ Untuk digunakan jika ada kondisi gawat darurat yang memerlukan tindakan

medis dengan segera, memastikan alat steril dan siap pakai, Yustiawan, ika,

2019

30
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter DPJP, Advice :

a. IVFD RL 20 tpm

b. Pimpin persalinan

“ibu bersedia dilakukan tindakan”

R/ Sebagai media pemberian obat melalui intravena dan memenuhi kebutuhan

cairan,Reski, 2018.

31
A. Catatan Perkembangan

Hari/
No. Tanggal/ Catatan Perkembangan
Jam
4 Selasa S : ibu mengatakan perutnya semakin mules seperti ingin BAB
15/06/2021
dan rasa ingin mengedan
09.15.wita
O : K/U : Baik

HIS : 5x/10 menit/ 45-50 detik

DJJ : 155 x/menit

Genetalia : tampak kepala di depan vulva.

A : G2 P1 A0 hamil 39 minggu dengan kala II

Penatalaksanaan :

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan

2. Mengajarkan ibu untuk mengedan disaat ada kontraksi

3. Melakukan manajemen kala II

a. Memberikan dukungan moril secara terus menerus

kepada ibu.

b. Mengajarkan pada ibu cara mengedan yang baik dan

benar.

c. Memastikan kandung kemih ibu tetap kosong.

d. Memastikan ibu cukup minum.

e. Melakukan pencegahan infeksi dengan cara mencuci

tangan dan memakai sarung steril.

32
f.Mematau DJJ tiap 30 menit.

g. Melakukan vulva hygiene, memastikan alat steril dan

kemudian memasang duk steril di bawah bokong.

h. Melakukan pemantauan penurunan kepala janin

4. Memipin mengedan selama his datang

Dengan satu tangan, menahan bagian belakang kepala,

meletakkan telapak tangan lain pada daerah perineum

dengan membentangkan telunjuk dan jari tangan sehingga

bagian diantara kedua jari tersebut dapat mendorong

perineum untuk memantau lahirnya berturut-turut ubun-

ubun besar, dahi, mata, hidung, mulut dan dagu.

5.Melepaskan pegangan pada belakang kepala dan perineum,

memperhatikan putaran paksi luar. Mengambil kain

kasa/kasa untuk menyeka muka, mulut, hidung, dan kepala

bayi dari darah dan ketuban atau verniks caseosa.

6. Memegang kepala bayi secara biparetal.

7. Menggerakkan bayi ke bawah secara lembut untuk

melahirkan bahu depan, kemudian menggerakkan ke atas

secara lembut untuk melahirkan bahu belakang, kemudian

lakukan tarikan sejajar untuk melahirkan, dada, lengan,

perut, pinggul dan tungkai. Bayi lahir spontan belakang

kepala segera menangis jam 09.20 Wita, laki-laki, BB 3.030

gram, PB 50cm, Apgar 8-9-10.

33
8. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan

tunggal. Memberitahu ibu bahwa ibu akan di suntik

oksitosin. Menyuntikkan oksitosin 10 unit secara IM pada

bagian luar paha kanan 1/3 atas, setelah melakukan

aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ujung

jarim tidak mengenai pembuluhndarah kemudian potong tali

pusat dengan meletakkan klem tali pusat ±2 cm dari klem

pertama, kemudian potong sambil melindungi bayi dari

gunting, setelah itu ikat talipusat dan bungkus dengan kasa

steril.

9. Mengeringkan dan menghangatkan tubuh bayi

10. Menganti kain pembungkusnya dan setelah lahir bayinya

langsung diserahkan ke ibu, untuk melakukan IMD (inisiasi

Menyusui Dini)

Selasa, S : Ibu mengatakan perutnya terasa sakit dan mules


09.21 wita
O : a. TD: 110/80 mmHg, N: 83 x/menit, T: 36,5oC, R: 20x/meni

b. Tinggi fundus uteri : sepusat

c. Kontraksi uterus: baik

d. Genitalia: Tampak pengeluaran darah dalam jumlah yang

normal  100cc dan tali pusat nampak di depan vulva.

A: P2A0, Kala III (Pengeluaran Plasenta)

34
Penatalaksanaan:

1. Melakukan management aktif kala III.

Melakukan peregangan tali pusat terkendali sejajar klem

dengan tangan kiri dan tangan kanan menahan fundus

secara dorsal kranial. Plasenta lahir spontan lengkap

dengan selaputnya pada pukul 09.25 menit.

2. Melakukan rangsangan taktil uterus selama 15 detik untuk

merangsang kontraksi uterus.

3. Segera menilai perdarahan pada jalan lahir serta

kelengkapan plasenta.
09.26 S: Ibu mengatakan merasa lelah dan perutnya masih terasa mules

O: a. TD: 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, T: 36,5oC, R: 20x/meni

b. Tinggi fundus uteri : 2 jari bawah pusat

c. Kontraksi uterus: baik

d. Genitalia: Tampak pengeluaran darah dalam jumlah yang

normal, ada luka perenium ( drajat II)

A: P2A0 Kala IV

Penatalaksanaan:

1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga

bahwa kondisi ibu dan bayi sehat

2. Ada laserasi derajat 2

3. Melakukan heacting perineum dengan menggunakan

anastesi lokal.

35
4. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan alat

kelamin

5. Melakukan pemantauan/observasi setiap 15 menit selama

1 jam pertama post partum dan setiap 30 menit selama 1

jam kedua post partum, untuk melakukan observasi

terhadap :

a. Tekanan Darah

b. Nadi

c. Suhu

d. TFU

e. Kontraksi Uterus

f. Kandung kemih

g. Perdarahan

6. Hasil observasi setiap 15 menit selama 1 jam pertama post

partum.

a. 15 menit I

1. Tekanan darah : 110/70 mmHg

2. Nadi : 80 x/menit

3. Suhu : 37,2C

4. TFU : 2 jari di bawah pusat

5. Kontraksi Uterus : baik

6. Kandung Kemih : kosong

36
7. Perdarahan : normal

b. 15 menit II

1. Tekanan darah : 110/70 mmHg

2. Nadi : 83 x/menit

3. Suhu :-

4. TFU : 2 jari di bawah pusat

5. Kontraksi Uterus : baik

6. Kandung Kemih : kosong

7. Perdarahan : normal

c. 15 menit III

1. Tekanan darah : 110/70 mmHg

2. Nadi : 83 x/menit

3. Suhu :-

4. TFU : 2 jari di bawah pusat

5. Kontraksi Uterus : baik

6. Kandung Kemih : kosong

7. Perdarahan : normal

d. 15 menit IV

1. Tekanan darah : 110/70 mmHg

37
2. Nadi : 84 x/menit

3. Suhu :-

4. TFU : 2 jari di bawah pusat

5. Kontraksi Uterus : baik

6. Kandung Kemih : kosong

7. Perdarahan : normal

a. 30 menit I

1. Tekanan darah : 110/70 mmHg

2. Nadi : 80 x/menit

3. Suhu : 36,5C

4. TFU : 2 jari di bawah pusat

5. Kontraksi Uterus : baik

6. Kandung Kemih : kosong

7. Perdarahan : normal

b. 30 menit II

1. Tekanan darah : 110/70 mmHg

2. Nadi : 84 x/menit

3. Suhu :-

4. TFU : 2 jari di bawah pusat

5. Kontraksi Uterus : baik

6. Kandung Kemih : kosong

38
7. Perdarahan : normal

39
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam laporan kasus ini penulis akan membahas data kasus yang didapat dari Ny. N

datang ke RSUD Sultan Suriansyah pada tanggal 15 juni 2021 mengatakan hamil 9 bulan

dan mengeluh ada rasa ingin mengejan, dengan diagnosa G2P10 hamil 39 minggu

dengan Kala II. Berdasarkan dari diagnosa ditemukan tanda-tanda gejala Kala II sesuai

yang dikatakan Prawirahardjo (2012) menyatakan bahwa perineum menonjol, anus

membuka, dan tampak kepala didepan vulva setiap ada his. Menurut F. Gary Cunningham

et al (2014) menyatakan bahwa beberapa jam terakhir pada kehamilan ditandai dengan

kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi serviks dan mendorong janin melalui jalan

lahir. Kontraksi-kontraksi dan rasa tidak nyaman yang ditimbulkan biasanya terbatas pada

abdomen bawah dan lipatan paha. Menjelang akhir masa kehamilan, ketika uterus

mengalami persiapan untuk bersalin, kontraksi jenis ini lebih sering. Pengeluaran lendir

bercampur darah merupakan salah satu tanda inpartu, hal ini disebabkan oleh robekan-

robekan kecil pada serviks (Mochtar, 2011).

Dari data subjektif yang didapatkan dari faktor umur yaitu 21 tahun, usia yang

dianggap aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah usia 21-35 tahun. Dalam

rentang usia ini komdisi fisik ibu dalam keadaan prima (Hilda Sulistia Alam, 2020). Ini

sejalan dengan penelitian Candrayanti, (2019) Umur 20-35 tahun adalah kurun reproduksi

sehat, alat-alat reproduksi sudah matang dan ibu sudah siap menghadapi persalinan,

terjadi kesiapan dalam hal mempelajari sesuatu atau dalam menyesuaikand

engankeadaan tertentu, misalnya menghadapi persalinan.


Dari data objektif yang didapat dimana ibu mengalami ruptur, ini sejalan dengan

penelitian Candrayanti, (2019) penyebab ruptur perenium pada ibu multipara salah

satunya adalah karena berat badan bayi lahir, kerapuhan perenium, mengejan sebelum

waktunya sehingga partus menjadi cepat/lambat, partus presipitatus, mengejan terlalu

kuat, edema, kelenturan jalan lahir, persalinan dengan tindakan.

Berdasarkan data diatas penatalaksanaan yang diberikan sudah sesuai dengan teori

menurut Cunningham dkk (2013) dimana Ny.N dengan Kala II diberikan penatalaksanaan

Asuhan Persalinan Normal. Sehingga pada perbandingan praktek lahan dengan teori

dalam kasus persalinan fisiologis dari tanda gejala hingga penanganan tidak memiliki

perbedaan, ruang ponek vk bersalin RSUD Sultan Suriansyah sudah melakukan

penanganan sesuai prosedur.

41
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Telah diterapkan Asuhan kebidanan pada Ny.N yang diberikan di RSUD Sultan

Suriansyah serta telah dilakukan asuhan kebidanan Ny. N G2P1A0 hamil 39 minggu

dengan Kala II. Berupa tindakan awal berupa pemasangan infus, pengecekan

laboratorium, dan observasi serta kolaborasi dokter dalam memberikan tindakan

selanjutnya. Kemudian melaksanakan advise dokter berupa pertolongan persalinan

dan pemberian terapi pasca salin. Dalam hal ini pemberian asuhan kebidanan serta

kolaborasi dengan dokter dinyatakan berhasil dimana proses bersalin berjalan lancar

dan aman.

B. Saran

1. Bagi instansi pendidikan

Selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada mahasiswi dalam menjalani

praktik kebidanan terutama mengenai hal-hal baru yang ditemui mahasiswi di

lahan praktik yang belum didapatkan di pendidikan, sehingga kualitas pendidikan

pun dapat ditingkatkan

2. Bagi lahan praktik

diharapkan agar selalu meningkatkan kualitas dalam memberikan pelayanan

kesehatan sehingga dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang

berkualitas, efektif, yang berorientasi pada keselamatan pasien.


3. Bagi mahasiswa

Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan serta keterampian di pendidikan

maupun di lahan praktik mengenai pertolongan persalinan Kala II.

43
DAFTAR PUSTAKA

Candrayanti, L. (2019) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ruptur Perineum Pada Ibu

Bersalin Normal di Rumah Sakit Bhayangkara Mappaouddang Makassar Tahun 2014’,

Journal of Islamic Medicine, 3(2), pp. 9–16. doi: 10.18860/jim.v3i2.8239.

Hilda Sulistia Alam (2020) No Upaya Mengurangi Nyeri Persalinan Dengan Metode

Akupresur. Bandung: Media Sains IndonesiA.

Cunningham FG, Gant NF, dkk. 2013. Obstetri Williams Volume 1 Edisi 23. Jakarta: EGC

Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta:

JNPK-KR

Estiwidani D. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: EGC.

Fraser dan Cooper, 2011. Buku Saku Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta: EGC

Forrest, E. (2019) Midwifery at a Glance. 1 st edn. West Sussex: John Wiley & Soms,Inc.

Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2018. Jakarta: Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia

Latin, Y. L. 2014. Instant Access Iimu Kebidanan. Tangerang selatan: Binapura Aksara

Lumentut, S. dkk. 2015. Resiko Maternal Dan Luaran Perinatal Dengan Oligohidramnion

Di BLU RSU Prof. DR. R. D. Kandou Manado.

Marmi, 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Pustaka Pelajar. Jogyakarta

Marmi, 2011. Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Pustaka Pelajar,

Yogyakarta

Mangkuji, dkk. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP.Jakarta : EGC

Manuaba, IGB. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

44
Manuaba, IGB.2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita .Jakarta:EGC

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, obstetri Patologi. Jakarta:
EGC.
Muslihatun, dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta :

Nuha Medika.

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Rahmawati E, 2011. Ilmu Praktis Kebidanan. Jakarta: Victory Inti Cipta

Saifuddin, A. B.2010. Ilmu Kebidanan, edisi4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Saifuddin, A. B.2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifuddin, A. B.2016. Buku Acuan Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal. YBPSP.

Jakarta

Sibuea, M.,D., Tendean.,M.,M.,H.,Wagey.,W.,F.

Sulistyawati A, Nugraheny E. 2010. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Jakarta:

Salemba Medika

Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.

Yogyakarta : Fitramaya.

Varney, H. 2006. Buku ajar Asuhan kebidanan volume 1. Jakarta: EGC.

Wiknjosastro, H. 2014. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

45
LAMPIRAN

Pembimbing Klinik: Hj. Aminah, S.ST

No Tanggal Materi Bimbingan Saran Paraf

Bimbingan Pembimbing
1. Juli 2021 Konsul Bab I – Bab V Perbaikan tata

tulis, manfaat,

tujuan,

tinjauan teori,

pembahasan

dan

kesimpulan
2 juli 2021 Konsul Bab I- Bab V Perbaikan

tinjauan teori

dan

pembahasan
3 Juli 2021 Konsul perbaikan Acc

No Tanggal Materi Bimbingan Saran Paraf

Bimbingan Pembimbing
1. 2021 Konsul Bab I – Bab V Perbaikan tata

46
tulis, manfaat,

tujuan,

tinjauan teori,

pembahasan

dan

kesimpulan
2 2021 Konsul Bab I- Bab V Perbaikan

tinjauan teori

dan

pembahasan

lebih dalam
3 2021 Konsul perbaikan Acc

47

Anda mungkin juga menyukai