Bidan Lisa, seorang bidan PTT di Desa Suka Menanti sedang memberikan asuhan pada klien
berusia 28 tahun G3P1A1 yang akan bersalin .Jam 09.00 WIB dilakukan pemantauan selanjutnya, his
semakin kuat 3-4x/10 menit lamanya 40 detik. Pengeluaran lendir bercampur darah bertambah banyak.
VT : efficement 100%, kepala Hodge +3, UUK kiri depan, pembukaan lengkap. Bidan menyampaikan
kepada pasien bahwa ia berada pada kala II persalinan dan akan/ segera bersalin. Bidan memimpin ibu
untuk mengedan dan kepala membuka pintu. Bidan terus melanjutkan pimpinan mengedan sampai
kepala engagement.
Pukul 09.20 WIB ibu mengatakan merasa ingin BAB, Bidan Lisa melihat adanya tekanan pada
anus, perineum menonjol dan vulva membuka. Bidan melakukan persiapan pertolongan persalinan
sesuai dengan langkah-langkah asuhan persalinan normal dengan melakukan pemecahan ketuban.
Setelah 10’ memimpin persalinan, pada saat memeriksa denyut jantung janin diantara kontraksi
diperoleh hasil frekuensi 180x/menit, irama teratur. Bidan Lisa melakukan tindakan resusitasi
intrauterin untuk mencegah fetal distress pada janin. Seiring dengan bertambah his Bidan Lisa
memimpin persalinan pada saat kepala tampak dengan diameter 3-4 cm di depan vulva, bidan
melakukan episiotomi karena perineum terlihat kaku. Bidan Lisa menolong kelahiran kepala, bahu dan
badan janin. Pada pukul
09.35 WIB bayi lahir spontan, segera menangis, warna kemerahan dengan aktivitas baik, jenis kelamin
perempuan sesuai dengan yang diharapkan ibunya.
Bagaimanakah skenario pada kasus diatas?
A. Hasil Langkah 1
Klasifikasi Terminologi
1. Bidan PTT : Bidan yang bukan pegawai negeri, diangkat oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan pekerjaan sebagai Bidan dalam rangka pelaksanaan
program pemerintah
2. Klien : seseorang yang datang kepada kita yang mengatakan apa yang dibutuhkan
dan keluhan yang dirasakan.
3. G3P1A1 : Gravida (G) yaitu jumlah kehamilan yang dialami wanita. Para/Partus (P)
yaitu jumlah kehamilan yang diakiri dengan kelahiran janin yang memenuhi syarat untuk
melangsungkan kehidupan. Abortus (A) yaitu jumlah kelahiran yang diakhiri dengan
aborsi spontan atau terinduksi pada usia kehamilan sebelum 20 minggu atau memiliki
berat kurang dari 500gram.
4. Bersalin : proses pengeluaran hasil konsepsi atau yang biasa kita sebut sebagai janin atau
kandungan
5. His semakin kuat : suatu keadaan dimana his normal, baik kekuatannya maupun sifatnya
sehingga mempercepat kelancaran persalinan.
6. Pengeluaran lendir bercampur darah : merupakan suatu tanda awal memulai persalinan.
7. VT : merupakan suatu metode dengan memasukkan dua jari pemeriksa (telunjuk dan
jari tengah) ke dalam vagina ibu untuk memeriksa pembukaan servik atau leher rahim
apakah telah siap untuk proses kelahiran bayi atau belum
8. efficement 100% : pendataran kanalis servikalis yang semula panjangnya 1- 2 cm
menjadi hilang sama sekali, sehingga tinggal ostium yang tipis.
9. Hodge +3 : bidang yang sejajar dengan bidang HodgeI dan II, terletak setinggi spina
ischiadicakanan dan kiri.
10. UUK kiri depan : ubun – ubun kecil kiri depan yang berada di Letak belakang kepala
11. pembukaan lengkap : pembukaan sempurna karena serviks sudah terbuka sebesar 10
sentimeter
12. kala II persalinan : merupakan fase dari dilatasi serviks lengkap 10 cm hingga bayi lahir
13. Bidan memimpin ibu untuk mengedan : Mengejan dengan cara yang baik dan benar saat
kontraksi dapat membuat proses melahirkan ibu menjadi lebih efektif
14. kepala membuka pintu : Masuknya kepala janin ke dalam pintu atas panggul
15. Bidan : seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di
negaranya dan telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk
didaftarkan dan atau memiliki izin yang sah untuk melakukan praktik bidan
16. pimpinan mengedan : mengajar mengejan dengan cara yang baik dan benar saat
kontraksi dapat membuat proses melahirkan ibu menjadi lebih efektif
17. engagement : Terjadi ketika diameter terbesar dari presentasi bagian janin (biasanya
kepala) telah memasuki rongga panggul. Engagement telah terjadi ketika bagian
terendah janin telah memasuki station nol atau lebih rendah
18. Anus : saluran pendek pada ujung rektum dan menjadi jalur keluarnya feses
19. Perineum : Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot
diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.
Perinealis transversus profunda,m.constrictor urethra)
20. Vulva : bagian luar dari organ seksual wanita, yang meliputi labia (minora dan
mayora), klitoris, dan kelenjar Bartholin yang ada di kedua sisi vagina.
21. Persiapan Pertolongan Persalinan : suatu bentuk pelayanan terhadap persalinan ibu
melahirkan yang dilakukan oleh penolong persalinan baik oleh tenakes seperti
dokter dan bidan.
23. Pemecahan Ketuban : proses merobek kantong ketuban yang dilakukan secara
sengaja oleh dokter atau bidan.
24. Denyut Jantung Janin : adalah suatu indikator yang digunakan untuk memantau kondisi
kesehatan janin di dalam kandungan
25. Kontraksi : merupakan peregangan pada dinding rahim yang merupakan merupakan
tanda awal persalinan ketika melahirkan
26. Frekuensi 180x/Menit : hasil pemeriksaan bahwa kondisi detak jantung janin tidak
normal
27. Irama Teratur : Sifat bunyi berdetak, dalam keadaan normal lebih cepat dari denyut nadi
28. Resusitasi Intrauterin : pengobatan utama dalam mengatasi gawat janin
29. Fetal Distress : menunjukkan perubahan dalam pola jantung janin, berkurangnya gerakan
janin, hambatan pertumbuhan janin, dan adanya mekonium pada saat persalinan.
30. His : kontraksi otot-otot rahim pada saat persalinan
31. Episiotomi : Insisi yang dibuat pada vagina dan perineum untuk memperlebar bagian
lunak jalan lahir sekaligus memperpendek jalan lahir
32. Perineum Terlihat Kaku : tidak elastis akan menghambat persalinan kala II dan dapat
meningkatkan resiko terhadap janin
33. Menolong Kelahiran Kepala, Bahu Dan Badan Janin.
34. Lahir Spontan : suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang sudah
cukup bulan, melaluijalan lahir (pervaginam), dengan kekuatan ibu sendiri atau
tanpabantuan
35. Warna Kemerahan : kondisi normal yang tidak perlu Anda khawatirkan
B. Hasil Langkah 2
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana cara bidan melakukan Asuhan persalihan pada ibu?
2. Bagaimana cara bidan menentukan pemantauan persalinan tersebut?
3. Apa saja tanda-tanda pada persalinan?
4. Bagaiamana cara bidan mengajarkan kepada ibu cara mengedan yang baik?
5. Bagaimana langkah-langkah asuhan persalinan normal dan pemecahan ketuban?
6. Bagaimana cara bidan menjelaskan kepada pasien bahwa ibu memasuki kala II
persalinan?
7. Apa penyebab DJJ meningkat diantara kontraksi?
8. Mengapa tindakan resusitasi dilakukan oleh bidan?
9. Apa penyebab fetal distress pada janin?
10. Mengapa fetal distress pada janin harus dicegah?
11. Bagaimana langkah-langkah resusitasi intrauterine?
12. Bagaimanakah cara bidan mengetahui his bertambah?
13. Apa saja tindakan yang dilakukan bidan pada saat kepala tampak 3-4 cm didepan
vulva?
14. Mengapa bidan melakukan episiotomi?
15. Bagaimana langkah-langkah bidan melakukan episiotomi?
16. Bagaimana cara bidan melakukan penilaian APGAR score pada BBL?
C. Hasil Langkah 3
Menganalisis masalah
1. Bagaimana cara bidan melakukan Asuhan persalihan pada ibu?
Bidan sebagai pemberi asuhan dan pendamping persalinan diharapkan dapat memberikan
pertolongan, bimbingan dan dukungan selama proses persalinan berlangsung. Selama kala II
persalinan, bidan harus tetap membantu dan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan fisiologis
pada ibu bersalin meliputi kebutuhan oksigen, cairan, eliminasi (apabila tidak memungkinkan
dapat dilakukan kateterisasi), istirahat, posisi, dan pertolongan persalinan yang terstandar.
2. Bagaimana cara bidan menentukan pemantauan persalinan tersebut?
a. Patograf
1) Pengertian
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPK-KR, 2007)
2) Tujuan
Adapun tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
a) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui pemeriksaan dalam.
b) Mendeteksi apakah proses persalinan bejalan secara normal. Dengan demikian
dapat pula mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
c) Data pelengkap yang terkait dengan pemantuan kondisi ibu, kondisi bayi,
grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,
pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau
tindakan yang diberikan dimanasemua itu dicatatkan secara rinci pada status
atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir( JNPK-KR, 2008).
3) Penggunaan Patograf
Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen
penting dari asuhan persalinan. Partograf harus digunakan untuk semua
persalinan, baik normal maupun patologis. Partograf sangat membantu penolong
persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik, baik
persalinan dengan penyulit maupun yangtidak disertai dengan penyuli
4) Penggisian Patograf
a) Pencatatan selama Fase Laten Kala I PersalinanSelama fase laten, semua
asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat dilakukan
secara terpisah, baik di catatan kemajuan persalinan maupun di Kartu Menuju
Sehat (KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali
membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan intervensi
juga harus dicatatkan. Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat
dengan seksama, yaitu :
(1) Denyut jantung janin : setiap 30 menit
(2) Frekwensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 30menit
(3) Nadi : setiap 30 menit
(4) Pembukaan serviks : setiap 4 jam
(5) Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam
(6) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam
(7) Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 –4 jamh)Pencatatan Selama
Fase Aktif Persalinan
b) Pencatatan selama fase aktif persalinanHalaman depan partograf
mencantumkan bahwa observasi yang dimulai pada fase aktif persalinan; dan
menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil –hasil pemeriksaan selama
fase aktif persalinan, meliputi:
(1) Informasi tentang ibu :Nama, umur
(2) Gravida, para, abortus (keguguran)
(3) Nomor catatan medik nomor Puskesmas
(4) Tanggal dan waktu mulai dirawat ( atau jika di rumah : tanggal dan waktu
penolong persalinan mulai merawat ibu)
c) Waktu pecahnya selaput ketuban
d) Kondisi janin:
(1) DJJ (denyut jantung janin)
(2) Warna dan adanya air ketuban)
(3) Penyusupan ( moulase) kepala janin.
e) Kemajuan persalinan
(1) Pembukaan serviks
(2) Penurunan bagian terbawah janin atau persentase janin
(3) Garis waspada dan garis bertindak
f) Jam dan wakt
(1) Waktu mulainya fase aktif persalinan
(2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
g) Kontraksi uterus : frekuensi dan lamanya
h) Obat –obatan dan cairan yang diberikan:
(1) Oksitisin
(2) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
i) Kondisi ibu :
(1) Nadi, tekanan darah, dan temperatur
(2) Urin ( volume , aseton, atau protein)
j) Asuhan, pengamatan,dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom
tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan)(Sarwono, 2014).
e. Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan hilang lagi waktu his
berhenti, begitu terus hingga nampak lebih besar. Kejadian ini disebut “Kepala
membuka pintu”
f. Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh vulva sehingga tidak bisa
mundur lagi, tonjolan tulang ubun-ubun telah lahir dan subocciput ada di bawah
symphisis disebut “Kepala keluar pintu”
7. Apa penyebab DJJ meningkat diantara kontraksi?
Denyut jantung janin dipengaruhi oleh, kontraksi uterus, dan kecemasan selama
kehamilan. Kecemasan yang dirasakan ibu bersalin. Pemeriksaan DJJ diantara kontraksi
uterus cenderung akan meningkatkan frekuensi DJJ.
8. Mengapa tindakan resusitasi dilakukan oleh bidan?
Tidakan tersebut agar memastikan sirkulasi darah tetap terjaga dan mencukupi
kebutuhan oksigen dalam tubuh pada janin tersebut.
9. Apa penyebab fetal distress pada janin?
Terjadinya kekurangan oksigen sementara atau permanen pada janin, yang dapat
menyebabkan hipoksia janin dan asidosis metabolik. Karena oksigenasi janin tergantung
pada oksigenasi ibu dan perfusi plasenta, gangguan oksigenasi ibu, suplai darah rahim,
transfer plasenta atau transportasi gas janin yang dapat menyebabkan hipoksia janin dan
non-reassuring fetal status.
10. Mengapa fetal distress pada janin harus dicegah?
Bila tidak dicegah maka yang akan terjadi pada bayi tersebut kekurangan oksigen atau
kegagalan peningkatan tekanan udara di paru-paru akan mengakibatkan arteriol di paru-
paru tetap konstriksi sehingga terjadi penurunan aliran darah ke paru-paru dan pasokan
oksigen ke jaringan.
11. Bagaimana langkah-langkah resusitasi intrauterine?
a. Pasien dibaringkan miring ke kiri, untuk memperbaiki sirkulasi plasenta
b. Memastikan ibu terhidrasi dengan baik.
c. Berikan oksigen 6-8 L/menit
d. Perlu kehadirkan dokter spesialis anak
Biasanya resusitasi intrauterin tersebut diatas dilakukan selama 20 menit..
12. Bagaimanakah cara bidan mengetahui his bertambah?
Pemeriksaan dilakukan setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit
dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Saat pemeriksaan untuk mengetahui his
bertambah yang perlu dinilai adalah durasi ialahberapa lama kontraksi itu berlangsung,
Frekuensi ialah jeda di antara setiap kontraksi yang dirasakan, dan apakah Pola
kontraksinya teratur atau tidak teratur.
13. Apa saja tindakan yang dilakukan bidan pada saat kepala tampak 3-4 cm didepan vulva
a. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu
b. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan
c. Pakai sarung tangan DTT/Steril pada kedua tangan
d. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 membuka vulva maka lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering,tangan
yang lain menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi fleksi dan
membantu lahirnya kepala.
e. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
f. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara spontan.
g. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala secara biparietal. Anjurkan ibu
meneran saat kontraksi, dengan lembut gerakkan kepala ke bawah dan distal hingga
bahu depan muncul di bawah arkus pubis kemudian gerakan kea rah atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang.
h. Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu belakang, tangan
yang lain menelusuri dan memegang lengan dan siku bayi sebelah atas.
i. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara
kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan
jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk).
14. Mengapa bidan melakukan episiotomi?
Dilakukan episiotomi pada kasus ini di dapatkan bahwa perenium kaku dan pembukaan
sudah lengkap sehingga dilakukan episiotomi tujuannya untuk mencegah terjadinya
trauma yang berlebihan pada kepala janin dan untuk mencegah robekan perineum atau
renggangan otot-otot perineum yang berlebihan.
15. Bagaimana langkah-langkah bidan melakukan episiotomi?
a. Menyampaikan salam
b. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Menunjukkan sikap sopan, sabar dan teliti
d. Mengatur posisi pasien
e. Tanggap terhadap reaksi pasien
f. Memberitahu dan menjelaskan ibu akan disuntik
g. Menyuntikan lidokain di bawah kulit perineum, teruskejaringan di bawahnya
h. Memastikan bahwa anestesi sudah bekerja
i. Melindungi daerah dalam perineum dengan jari telunjuk dan tengah tangan kiri
j. Insisi dengan gunting episiotomi yang tajam pada comisura posterior ke arah serong
ke kanan atau kiri kurang lebih 3 cm (saat ada His)
k. Tekan dengan kasa daerah insisi perinium
l. Bereskan alat dan rendam ke larutan klorin 0,5%
m. Mencuci tangan
n. Menjaga privasi pasien
o. Memberikan perhatian terhadap respon pasien
p. Melakukan pendokumentasikan hasil
16. Bagaimana cara bidan melakukan penilaian APGAR score pada BBL?
Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim
Warna Seluruh badan biru warna kulit tubuh warna kulit tubuh, Appearance
Kulit atau pucat normal merah tangan, dan
muda,tetapi tangan kakinormal merah
dan kaki kebiruan muda, tidak
adasianosis
Denyut tidak ada <100 kali atau >100 kali atau Pulse
Jantung menit menit
Respon tidak ada respons meringis atau meringis atau Grimace
Reflek terhadap stimulas menangis lemah bersin atau batuk
ketika distimulasi saat stimulasi
saluran napas
Tonus Otot lemah atau tidak Sedikit gerak Bergerak aktif Activity
ada
Pernapasn Tidak ada lemah atau tidak menangis kuat, Respiration
teratur pernapasan baik
dan teratur
Persalinan
Kala II
Pengkajian Interpretasi data Diagnosa Masalah Tindakan Segera Intervensi Implementasi Evaluasi
Peran bidan yang ada sangat berpengaruh dalam meningkatkan rasa percaya diri ibu
yang akan melahirkan. Pengetahuan bidan tentang perubahan fisiologis dan psikologis
kehamilan normal sangat penting sehingga bidan bisa mengidentifikasi perubahan yang
terjadi akibat kehamilan dan mendeteksi abnormalitas, sehingga seorang bidan dalam
memberikan asuhan kebidananyang sesuai.
G. Menyampaikan kesimpulan akhir : Kala II persalina