Anda di halaman 1dari 15

KONSEP MEDIS PERSALINAN

A. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses
ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan
perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta
(Prawirohardjo & Wiknjosastro, 2017).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi, baik bagi ibu
maupun janin (Prawirohardjo & Wiknjosastro, 2017).
B. Jenis Persalinan
Berdasarkan cara persalinannya, persalinan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu
(Prawirohardjo & Wiknjosastro, 2017):
1. Persalinan Normal (Spontan)
Adalah proses lahirnya bayi pada Letak Belakang Kepala (LBK) dengan tenaga
ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
2. Persalinan Buatan
Adalah persalinan dengan tenaga dari luar dengan ekstraksi forceps, ekstraksi
vakum dan sectiosesaria.
3. Persalinan Anjuran
Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan adalah sebagai
berikut (Marbun, 2018):
1. HIS
Kekuatan kontraksi uterus karena otot- otot polos rahim bekerja dengan baik
dan sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan,
terkoordinasi dan relaksasi.
2. Faktor psikologi ibu
Keadaan psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin yang
didampingi oleh suami dan orang-orang yang dicintainya cenderung
mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibandingkan dengan ibu
bersalin yang tanpa didampingi suami atau orang-orang yang dicintainya. Ini
menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis
ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.
3. Penolong yang kompeten
Sikap kompeten yang dimiliki oleh penolong persalinan sangat bermanfaat
untuk memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal
neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik, diharapkan
kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan tidak terjadi.
D. Tanda-tanda Persalinan
Adapun tanda-tanda persalinan yaitu sebagai berikut (Marbun, 2018):
1. HIS, ditandai dengan pinggang terasa sakit yang menjalar ke belakang, sifatnya
teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar, kontraksi
uterus mengakibatkan perubahan uterus, makin beraktifitas, kekuatan semakin
bertambah
2. Pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina
3. Kemajuan dilatasi serviks
4. Ketuban pecah, selaput ketuban robek
E. Pemeriksaan Leopold (Leopold I-IV)
Pemeriksaan leopold adalah pemeriksaan yang dilakukan pada masa
kehamilan yang terdiri dari leopold I-IV meliputi sebagai berikut (Prawirohardjo
& Wiknjosastro, 2017):
1. Leopold I
a. Pemeriksa berdiri di samping kanan menghadap pasien
b. Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus
uteri
c. Meraba bagian apa yang ada pada fundus. Jika teraba bend bulat,
melenting, mudah digerakkan maka itu adalah kepala. Namun jika teraba
benda bulat, besar, lunak, tidak melenting itu adalah bokong
2. Leopold II
a. Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu
b. Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut
sebelah kiri ke arah kanan3. Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan
kiri dan rasakan bagian apa yang ada di sebelah tangan kanan
3. Leopold III
a. Tangan kiri menahan fundus uteri
b. Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah uterus teraba
bagian yang bulat, melenting, keras dan dapat digoyangkan itu adalah
kepala, namun jika teraba bagian bagian yang bulat besar, lunak dan sulit
digerakkan maka ini adalah bokong
4. Leopold IV
a. Pemeriksa menghadap di kaki pasien
b. Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah
c. Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti bagian
terendah belum masuk ke dalam pintu atas panggul (PAP)
d. Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti bagian terendah
sudah masuk ke dalam pintu atas panggul (PAP)
F. Perhitungan Tafsiran Partus
Pada wanita yang terlambat haid dan diduga hamil, perlu ditanyakan hari
pertama haid terakhirnya (HPHT). supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan
taksiran tanggal persalinan (TTP) yang dihitung dengan menggunakan rumus
Naegele yaitu TTP : (Hari Pertama HT + 7), (bulan - 3) dan (tahun + 1) (Priyanti
et al., 2020).
G. Partus Set Kebidanan dan Fungsinya
1. Handscoon steril
2. Under Pad
3. Bak instrument, berfungsi sebagai wadah untuk membawa alat steril yang
dibutuhkan saat persalinan
4. ½ kotcher, berfungsi sebagai alat untuk memecahkan ketuban saat persalinan.
Pemecahan ketuban dilakukan jika kepala bayi sudah turun tetapi ketuban
belum pecah
5. Gunting episiotomy, berfungsi untuk menggunting jalan lahir searah jarum
jam angka 5. Episiotomy dilakukan jika perineum kaku atau bayi yang
dilahirkan terlalu besar yang menyebabkan persalinan lama
6. Klem arteri, berfungsi untuk menjepit atau menekan sesuatu benda. Klem
arteri bermanfaat untuk menghentikan pendarahan pembuluh darah kecil
tanpa menimbulkan kerusakan yang tidak dibutuhkan
7. Pinset cirurgis, berfungsi untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan
penjahitan luka memberi tanda pada kulit sebelum insisi
8. Pinset anatomis, berfungsi untuk menjepit kasa sewaktu menekan luka,
menjepit jaringan yang tipis dan lunak
9. Gunting lurus, berfungsi untuk memotong benang hecting pada robekan jalan
lahir
10. Umbilical, berfungsi untuk menjepit dan/atau mengikat tali pusat agar tidak
terjadi infeksi jika diikat menggunakan benang saja
11. De lee, berfungsi untuk menghisap lendir pada saluran pernapasan bayi yang
diakibatkan oleh terkena air ketuban
12. Gunting tali pusat, berfungsi sebagai alat untuk memotong tali pusat yang
menyatukan aliran darah ibu dengan bayi
H. Tahapan Persalinan
Tahapan persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu sebagai berikut
(Prawirohardjo & Wiknjosastro, 2016):
1. Kala I
Kala I atau kala pembukaan adalah periode persalinan yang dimulai dari his
persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap.
Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala I dibagi atas 2 fase, yaitu :
a. Fase Laten : Fase pembukaan yang sangat lambat yakni dari 1 sampai 3
cm yang membutuhkan waktu 8 jam.
b. Fase Aktif : Fase pembukaan yang lebih cepat yakni dari 4 sampai 10 cm
yang dicapai dalam 2 jam.
2. Kala II
Kala II atau kala pengeluaran adalah periode persalinan yang dimulai dari
pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.
3. Kala III
Kala III atau kala uri adalah periode persalinan yang dimulai dari lahirnya
bayi sampai dengan lahirnya plasenta.
4. Kala IV
Kala IV merupakan masa 2 jam setelah plasenta lahir. Dalam klinik, atas
pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui adanya kala IV persalinan
meskipun masa setelah placenta lahir adalah masa dimulainya masa nifas
(puerperium), mengingat pada masa ini sering timbul perdarahan.
I. Perhitungan Tafsiran Berat Janin
Rumus (Jhonson)
TFU – 11/12 X 155 gram
Catatan:
Kurangi 11 jika kepala belum masuk PAP
Kurangi 12 jika kepala sudah masuk PAP
J. Menghitung APGAR Score
KONSEP KEPERAWATAN PERSALINAN
A. Pengkajian
Pengkajian ibu pada masa kehamilan terdiri dari pengkajian yang meliputi
(Prawirohardjo & Wiknjosastro, 2017):
1. Biodata klien (nama pasien dan suami, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan,
suku bangsa, agama, alamat)
2. Keluhan utama (anamnesa yang perlu diarahkan untuk menggali keluhan
utama ibu hamil, keluhan yang dirasakan oleh ibu tentang kehamilannya)
3. Riwayat menstruasi (menstruasi : menarche, lama haid, siklus, jumlah darah
haid, dismenorrhae, keluhan haid) hari pertama haid terakhir (HPHT) guna
menentukan taksiran persalinan (TP))
4. Riwayat obstetric (memberikan informasi mengenai kehamilan sebelumnya
agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan saat
ini). Riwayat obstetri pada kehamilan dan persalinan sebelumnya antara lain,
gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH), berat badan bayi saat lahir dan
usia gestasi, pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan, jenis anastesi dan kesulitan persalinan, komplikasi
maternal, komplikasi pada bayi, riwayat nifas sebelumnya)
5. Riwayat kontrasepsi (penggunaan KB yang lalu, beberapa kontrasepsi dapat
berakibat buruk pada janin, ibu atau keduanya. Penggunaan kontrasepsi oral
sebelum kelahilan dan berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat
berakibat buruk pada pembentukan organ janin)
6. Riwayat penyakit dan operasi, dan riwayat kesehatan (data ini meliputi
penyakit keluarga yang bersifat penyakit keturunan (asma, diabetes mellitus,
haemophili, keturunan kembar) dan penyakit kronis.
7. Riwayat pola hidup sehari-hari (data yang perlu dikaji pemenuhan kebutuhan
fisiologis dalam kehidupan sehari-hari selama periode kehamilan meliputi
kebutuhan nutrisi, eliminasi, seksualitas, aktivitas dan istirahat tidur, imunisasi
dan pola gaya hidup (penggunaan zat adiktif, alkohol dan merokok)
8. Riwayat psikososial (pengaruh praktik budaya yang dijalankan oleh
keluarga/klien selama periode kehamilan, penerimaan keluarga terhadap
kehamilan, penerimaan keluarga terhadap kehamilan saat ini, perubahan
gambaran diri sehubungan dengan perubahan postur tubuh selama kehamilan).
9. Pemeriksaan fisik (pemeriksaan umum keadaan umum, kelainan bentuk badan
serta kesadaran, keadaan vital sign)
10. Pemeriksaan leopold
11. Pemeriksaan dalam (VT)
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan terdiri dari penilaian klinis tentang respon pasien
terhadap gangguan kesehatan yang dialaminya. Diagnosis keperawatan pada ibu
dengan persalinan normal meliputi (PPNI, 2017):
1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan dilatasi serviks
2. Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan trauma perineum
selama persalinan dan kelahiran
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan berisi rencana keperawatan yang runut yang dilengkapi dengan rasional (PPNI, 2018) dan kriteria
hasil untuk setiap diagnosa keperawatan (PPNI, 2019).

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Nyeri melahirkan Tujuan: Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI MANAJEMEN NYERI


berhubungan dengan tindakan keperawatan selama Observasi 1. Mengetahui tingkat skala
dilatasi serviks 1 x 4 jam diharapkan nyeri 1. Identifikasi skala nyeri nyeri
melahirkan menurun, dengan 2. Identifikasi respon nyeri non verbal 2. Melihat tingkat nyeri yang
kriteria hasil: 3. Monitor efek samping penggunaan dirasakan pasien
 Keluhan nyeri menurun analgetik 3. Mencegah terjadinya efek
 Meringis menurun Terapeutik merugikan dari analgetik
 Gelisah menurun 4. Berikan teknik non farmakologis untuk 4. Tindakan alternatif selain obat

 Diaphoresis menurun mengurangi rasa nyeri medis

 Perineum terasa tertekan Edukasi 5. Menginformasikan cara

menurun 5. Ajarkan teknik non farmakologis untuk pelaksanaan relaksasi

 Uterus teraba membulat mengurangi rasa nyeri 6. Mengurangi rasa nyeri yang

menurun Kolaborasi dirasakan


6. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
 Ketegangan otot menurun perlu

2. Ketidaknyamanan pasca Tujuan: Setelah dilakukan EDUKASI PERAWATAN PERINEUM EDUKASI PERAWATAN
partum berhubungan tindakan keperawatan selama Observasi PERINEUM
dengan trauma perineum 1 x 4 jam diharapkan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan 1. Memaksimalkan penerimaan
selama persalinan dan ketidaknyamanan pasca menerima informasi informasi
melahirkan partum menurun, dengan 2. Identifikasi pengetahuan ibu tentang 2. Mengetahui pemahaman
kriteria hasil: perawatan perineal pasca persalinan pasien tentang pasca
 Keluhan tidak nyaman Terapeutik persalinan
menurun 3. Sediakan materi dan media pendidikan 3. Mempermudah dalam
 Luka episiotomy menurun kesehatan penyampaian informasi
 Kontraksi uterus menurun 4. Berikan kesempatan untuk bertanya 4. Agar pasien dapat mengulang
 Berkeringat menurun Edukasi informasi yang belum
5. Jelaskan prosedur perineal hygiene yang dipahami
benar 5. Mencegah tindakan tidak
6. Anjurkan selalu menjaga area genital sesuai SOP
agar tidak lembab 6. Menjaga perineal agar
7. Ajarkan menilai perdarahan postpartum terhindar dari infeksi
abnormal 7. Agar pasien mampu menilai
PERAWATAN PASCA PERSALINAN gejala abnormal pasca
Observasi persalinan
1. Monitor lokia
PERAWATAN PASCA
2. Periksa perineum atau robekan
PERSALINAN
3. Identifikasi adanya masalah adaptasi
1. Memantau pengeluaran lokia
psikologis ibu post partum
abnormal
Terapeutik
2. Mengidentifikasi luka akibat
4. Berikan kenyamanan pada ibu
robekan persalinan
Edukasi
3. Mengetahui hambatan
5. Jelaskan tanda bahaya nifas pada ibu dan
psikologis yang dirasakan
kelurarga
pasien
6. Ajarkan cara merawat perineum yang
4. Menjaga istirahat pasien
tepat
5. Mencegah hal yang tidak
diinginkan pasca persalinan
6. Menambah pengetahuan
pasien tentang cara merawat
perineum yang tepat
3. Gangguan rasa nyaman Tujuan: Setelah dilakukan PERAWATAN KENYAMANAN PERAWATAN
berhubungan dengan tindakan keperawatan selama Observasi KENYAMANAN
gangguan adaptasi 1 x 4 jam diharapkan status 1. Identifikasi gejala yang tidak 1. Mengetahui penyebab
kehamilan kenyamanan meningkat, menyenangkan ketidaknyamanan pasien
dengan kriteria hasil: Terapeutik 2. Meningkatkan istirahat pasien
 Perawatan sesuai 2. Berikan posisi yang nyaman 3. Memberikan rasa rileks
kebutuhan meningkat 3. Berikan pemijatan 4. Mendorong pihak pasien
 Rileks meningkat 4. Dukung keluarga dan pengasuh terlibat dalam merawat pasien
 Keluhan tidak nyaman dalam terapi/pengobatan 5. Meningkatkan kenyamanan
menurun Edukasi melalui terapi relaksasi
 Gelisah menurun 5. Ajarkan terapi relaksasi

 Merintih menurun
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tindakan keperawatan yang
dilakukan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) keperawatan
(Herdman, 2017).
E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah peninjauan/penilaian kembali terhadap
keberhasilan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Herdman,
2017).
DAFTAR PUSTAKA

Marbun, M. (2018). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil (Primigravida)


Terhadap Perubahan Fisiologis Pada Masa Kehamilan di Klinik Bersalin T.
Napitu di Kota Pematangsiantar 2018. 8(November), 17–22.
https://doi.org/DOI: http://dx.doi.org/10.33846/2trik8hkn03

PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI.

PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.

PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.

Prawirohardjo, S., & Wiknjosastro, H. (2016). Ilmu Kebidanan (A. B. Saifuddin, T.


Rachimhadhi, & G. Wiknjosastro (eds.); 4th ed.). PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Prawirohardjo, S., & Wiknjosastro, H. (2017). Ilmu Kandungan (M. Anwar, A. Baziad,
& P. Prabowo (eds.); 3rd ed.). PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Priyanti, S., Irawati, D., & Syalfina, A. D. (2020). Frekuensi dan Faktor Risiko
Kunjungan Antenatal Care. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 6(1), 1–9.

Anda mungkin juga menyukai