SELFI SEPTIANINGSI
14420212134
2022
A. Definisi Diabetes Gestasional
Diabetes melitus adalah salah satu penyakit tidak menular yang terjadi karena
peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan atau resistensi insulin di
dalam tubuh. Diabetes melitus terbagi menjadi 2, pertama tipe yaitu diabetes melitus
tipe I (tergantung pada insulin) disebabkan insulin yang dihasilkan oleh pankreas
sangat sedikit atau bahkan sama sekali tidak insulin dihasilkan, diabetes tipe 1 adalah
anak-anak dan remaja yang pada umumnya tidak gemuk. Kedua Diabetes Melitus
Tipe II (tidak tergantung pada insulin) jika insulin hasil produksi pankreas tidak
cukup atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal terhadap insulin, sehingga
terjadilah gangguan pengiriman gula ke sel tubuh. Diabetes tipe II ini merupakan tipe
diabetes yang paling umum dijumpai, juga sering disebut diabetes yang dimulai pada
masa dewasa, dikenal sebagai NIDDM (Non Insulin Dependent Diebetes Mellitus)
diabetes tipe II terjadi akibat obesitas, aktivitas fisik, diet, pola konsumsi yang tidak
sehat, dan lain-lain, oleh karena itu pada tulisan ini akan dibahas mengenai diabetes
tipe II.
Diabetes melitus pada saat kehamilan (GDM) adalah sebuah tanda diabetes
yang berkelanjutan dan perempuan dengan usia subur akan semakin berisiko tinggi
untuk mengalami diabetes yang menetap.
Secara sederhana, diabetes pada kehamilan itu terbagi menjadi 2, yaitu diabetes
yang sudah ada sebelum ibu mengandung yang dinamakan dengan diabetes
progestional dan hadir pada saat ibu mengandung disebut dengan diabetes gestational.
Diabetes mellitus gestasional (DMG) didefinisiskan sebagai suatu intoleransi glukosa
yang terjadi atau pertama kali ditemukan pada saat hamil. Definisi ini berlaku dengan
tidak memandang apakah pasien diabetes mellitus hamil yang mendapat terapi insulin
atau diet saja, dan juga apabila pada pasca persalinan keadaan intoleransi glukosa
masih menetap. Demikian pula ada kemungkinan pasien tersebut sebelum hamil
sudah terjadi intoleransi glukosa. Meskipun memiliki perbedaan pada awal perjalanan
penyakitnya, baik penyandang DM tipe 1 dan 2 yang hamil maupun DMG memiliki
penatalaksanaan yang kurang lebih sama (Rahayu, et al, 2016).
Jadi dapat disimpulkan bahwa diabetes gestasional adalah keadaan diabetes yang
pertama kali ditemukan pada saat ibu hamil yang beresiko tinggi tetap mengalami
diabetes setelah melahirkan.
B. Epidemiologi
Diabetes gestasional merupakan jenis diabetes yang paling banyak di temukan
yaitu lebih dari 90-95%. Diabetes dalam kehamilan dibagi menjadi dua macam yaitu
diabetes overt (didiagnosa sejak sebelum hamil) dan diabetes gestasional
(didiagnosa saat kehamilan). Diabetes gestasional didefinisikan sebagai intoleransi
karbohidrat dengan tingkat keparahan bervariasi dan pertama kali diketahui saat
kehamilan. Sebagian besar wanita dengan diabetes gestasional sudah menderita
diabetes overt yang belum terdeteksi (Tandra, 2014).
Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga diabetes melitus, prevalensi diabetes
gestasional sebesar 5,1%. Diabetes mellitus gestasional menjadi masalah kesehatan
masyarakat sebab penyakit ini berdampak langsung pada kesehatan ibu dan janin
(Rahayu dan Rodiani, 2016).
International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak 183
juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang
dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Prevalensi
GDM bervariasi dari 1% - 20% dan mengalami peningkatan di seluruh dunia sejajar
dengan adanya peningkatan nilai dari penderita obesitas dan juga DM tipe 2. Baru-
baru ini, angka dari penderita GDM mengalami penambahan hingga 2-3 kali lipat.
Hal ini disebabkan oleh sistem skrining awal yang baru yang diusulkan oleh
IADPSG (Kampmann, et al., 2015).
2. Obesitas atau IMT ibu >30 maka lemak akan semakin banyak dan zat-zat
adipositokin juga akan banyak. Hal ini yang menyebabkan resistensi insulin
dan hiperglikemi
D. Klasifikasi
Menurut Tandra (2014), diabetes dalam kehamilan dibagi dalam dua macam yaitu :
1) Diabetes overt (diagnosa sejak sebelum hamil)
2) Diabetes gestasional (diagnosa saat kehamilan)
Didefinisikan sebagai intoleransi karbohidrat dengan tingkat keparahan bervariasi
dan pertama kali diketahui saat kehamilan, dimana sebagian besar wanita dengan
diabetes gestasional telah menderita diabetes overt yang belum terdeteksi.
Menurut Pyke dalam Herwindo 2016:
Klas I : Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil dan
menghilang setelah melahirkan.
Klas II : Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan
berlanjut setelah hamil.
Klas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati, nefropati, penyakit pemburuh darah panggul
dan pembuluh darah perifer, 90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes
termasuk ke dalam kategori DM Gestasional (Tipe II).
E. Manifestasi Klinis
Menurut Putri et al. (2018), gejala klinis dari ibu hamil dengan diabetes gestasional
adalah sebagai berikut.
1) Glukosuria (glukosa dalam urin).
2) Sering terasa haus dan lapar.
3) Sering buang air kecil.
4) Kelelahan.
5) Mual.
6) Sering mengalami infeksi pada kandung kemih, vagina, dan kulit.
7) Penglihatan kabur.
8) Overweight atau berat badan berlebih.
F. Patofisiologi
Pada kehamilan normal, jaringan ibu menjadi semakin tidak sensitif terhadap
insulin. Hal ini sebagian disebabkan oleh hormon-hormon dari plasenta dan sebagian
lagi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan obesitas dan kehamilan yang
tidak sepenuhnya berjalan dengan baik. Otot rangka dan jaringan adiposa adalah
tempat utama glukosa seluruh tubuh. Pada kehamilan normal, pembuangan glukosa
seluruh tubuh yang dimediasi insulin berkurang 50% dan untuk mempertahankan
keadaan euglikemik, wanita tersebut harus meningkatkan sekresi insulinnya sebesar
200% -250% (Sol, 2018).
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan penderita DM tipe 1, antara lain :
1) Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi: melihat pada daerah kaki, dengan memperhatikan keringat yang di
keluarkan menurun atau tidak.
2. Palpasi: Akral teraba dingin, kulit pecah – pecah, pucat, kering yang tidak
normal.
3. Pemeriksaan pada neuropatik (sistem saraf perifer) sangat penting untuk
mencegah terjadinya ulkus
2) Pemeriksaaan Vaskuler
1. Pemeriksaan Radiologi : gas subkutan, adanya benda asing, osteomelietus
(infeksi tulang)
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah meliputi L GDS (Gula darah sewaktu), GDP (Gula
darah puasa)
b. Pemeriksaan urine, dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kandungan
glukosa. Pemeriksaan ini biasanya dengan benedict (reduksi). Hasil yang
dapat dilihat yaitu adanya perubahan warna
c. Pemeriksaan kultur pus, dilakukan untuk mengetahui adanya kuman yang
berada pada luka sehingga bisa dilakukan rencana tindak lanjut
3. Pemeriksaan keton
a. Normal keton darah <0.6mmol/L
b. Pemeriksaan keton darah lebih baik dari pada keton urin
- Keton darah >3,0 mmol/L biasanya disertai dengan asidosis sehingga
harus segera dibawa ke IGD. Keton darah <0,6 mmol/L biasa
ditemukan setelah puasa malam hari
c. Pemeriksaan keton harus tersedia dan dilakukan pada saat:
- Sakit yang disertai demam dan/atau muntah
- Jika glukosa darah di atas 14 mmol/L (250 mg/dL) pada anak yang
tidak sehat atau jika kadar glukosa darah meningkat diatas 14 mmol/L
(250 mg/dL) secara persisten.
- Ketika terdapat poliuria persisten disertai peningkatan kadar glukosa
darah, terutama jika disertai nyeri abdomen atau napas cepat
- Pemeriksaan keton darah sebaiknya tersedia bagi anak yang lebih
muda atau pasien yang menggunakan pompa insulin.
4. Pemeriksaan HbA1c (Hemoglobin terglikosilasi)
- HbA1c harus dipantau sebanyak 4-6 kali per tahun pada anak yang
lebih muda dan 3-4 kali per tahun pada anak yang lebih besar
- Target HbA1c untuk semua kelompok usia adalah kurang dari 7,5%
(5,8 mmol/L)
H. Penatalaksanaan
1. Terapi diet
Tujuan dari dilakukan manajemen pada pasien diabetes mellitus gestasional
adalah untuk mendapat normoglikemik atau gula darah dibatas normal dan
memastikan bahwa tumbuh kembang janin baik hingga kelahiran. Secara
kehamilan normal, kenaikan berat badan yang diharapkan bervariasi dipengaruhi
berat badan sebelum kehamilan. Setidaknya pada ibu hamil dengan IMT >30
diharapkan kenaikan berat badan tdak lebih dari 7 kg. Sedangkan untuk ibu
hamil dengan IMT<18,5 diharapkan kenaikan berat badan mencapai 18 kg. Gula
darah dapat dikontrol dengan perencanaan makanan yang tepat. Secara umum,
perhitungan kebutuhan kalori untuk wanita hamil dengan diabetes adalah sebagai
berikut:
Persalinan
Resiko Infeksi
A. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
A. Keadaan Umum
Jika dalam keadaan hipoglikemi ibu hamil bisa mengalami keletihan
B. Tekanan Darah
Ibu hamil perlu diobservasi tekanan darahnya sekala berkalan karena komplikasi dari
Diabetes Gestasional adalah preeklamsi dan eklamsi
C. Nadi
Pada keadaan hiperglikemi nadi ibu hamil akan lemah dan cepat
D. Respirasi
Pada keadaan hiperglikemi RR meningkat dan napas bau keton
E. Suhu
Tidak ada gangguan
F. Berat Badan
Biasanya memiliki berat badan berlebih
G. Kepala dan Rambut
Tidak ada gangguan
H. Wajah
Pada keadaan hipoglikemi wajah terlihat pucat
I. Mata
Pada keadaan hipoglikemi pasien akan merasakan pandangan kabur dan ganda,
sedangkan pada hiperglikemi pandangan akan redup
J. Hidung
Napas cepat, dangkal dan berbau keton
K. Mulut
Tidak ada gangguan
L. Telinga
Tidak ada gangguan
M. Leher
Tidak ada gangguan
N. Payudara
Tidak ada gangguan
O. Kulit
Pada saat hipoglikemi kulit pasien akan lembab dan berkeringat.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Berkowitz, A., 2013. Patofisiologi Klinik Disertai Contoh Kasus Klinik. Binarupa Aksara:
Tangerang
Herwindo. Pudjo., 2017. Keterlambatan Diagnosa Diabetes Melitus pada Kehamilan. Jurnal
Kedokteran Brawijaya. 29(3): 281-285
Kampmann, U., Madsen, L. R., Skajaa, G. O., Iversen, D. S., Moeller, N., Ovesen, P., dan
Moeller, N. 2015. Gestational diabetes : A clinical update, 6(8): 1065–1072.
https://doi.org/10.4239/wjd.v6.i8.1065.
Kemenkes. 2012. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Penyakit Tidak Menular.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Putri, M . D. M. T., P. Wahjudi, dan I. Prasetyowati. 2018. Gambaran Kondisi Ibu Hamil
dengan Diabetes Mellitus di RSD dr. Soebandi Jember tahun 2013-2017. e-Journal
Pustaka Kesehatan. 6(1): 46-52.
Rahayu. A., dan Rodiani. 2016. Efek Diabetes Melitus Gestasional terhadap Kelahiran Bayi
Makrosomi. Majority. 5(4): 17-22.
Sol, I. 2018. Gestational Diabetes Mellitus and Diet : A Systematic Review and Meta-
analysis of Randomized Controlled Trials Examining the Impact of Modi fi ed
Dietary Interventions on Maternal Glucose Control and Neonatal Birth Weight, 4,
1346–1361. https://doi.org/10.2337/dc18-0102