Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Senam hamil merupakan bentuk aktifitas fisik yang bermanfaat karena

mengembangkan otot tubuh, meningkatkan elastisitas otot panggul.senam

juga merupakan bentuk metode koping yang dapat menghindarkan terjadinya

stress fisik akibat kehamilan.Maka direkomendasikan kepada ibu hamil

sebagai upaya preventif pada ibu agar proses kehamilan dan persalinan

berjalan lancar secara alamiah, menguragi krisis akibat persalinan.

Kemungkinan ibu hamil melakukan senam hamil mengalami lama persalinan

cepat 1,80 kali (95% CI 1,23) dibandingkan ibu hamil yang tidak melakukan

senam. World Health Organization (WHO tahun 2015).

Di Indonesia tahun 2012 angka kematian ibu di indonesia masih tinggi

yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target

global.AKI pada rentan 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

Dari berbagai penyebab tingginya AKI faktor penyebab tingginya adalah

pendarahan,serta penyebab lainya yaitu abortus dan infeksi.

Penelitian dilaksanakan di Indonesia Provensi Sulawesi Selatan bahwa

senam hamil menjadi salah satu usaha untuk menjaga kesehatan ibu hamil,

selain itu tentu harus menkonsumsi makanan sehat, minum suplemen dari

bidan dan dokter serta mengatur waktu istirahat yang cukup. pada ibu-ibu

hamil yang tidak melakukan senam hamil menjelaskan bahwa ibu yang

1
2

melakukan senam hamil selama kehamilan dilaporkan dapat mengurangi

nyeri saat proses perslinan, bayi yamg dilahirhan memiliki berat badan yang

normal, dan dapat mengurangi resiko terjadinya preeklamasi, di bandingkan

ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil selama kehamilan.

Menurut Provensi Sulawesi Selatan di tahun 2016 sampai 2017

bahwa Jumlah kematian ibu maternal yang dilaporkan 133 orang atau 101,56

per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2007 sebanyak 143

kematian atau 92,89 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk tahun 2008 jumlah

kematian ibu maternal mengalami penurunan menjadi 121 orang atau 85,17

per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2009 menurun lagi menjadi 118

orang atau 78,84 per 100.000 KH. Kematian ibu maternal tersebut terdiri dari

kematian ibu hamil (19 %), kematian ibu bersalin (46%), dan kematian ibu

nifas (35 %) pada tahun 2017-2018.

Kurangnya ilmu pengetahuan masyarakat tentang pentingnya senam

hamil sebagai salah satu bentuk perhatian pada ibu hamil dalam proses

persalinan dan harus diketahui oleh masyarakat.Berdasarkan hasil wawancara

lepas pada ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Lempa Kabupaten wajo,

sebagian ibu menyatakan bahwa setelah mengikuti senam hamil ibu

merasakan rileks dan senang,walaupun sebagian ibu hamil yang tidak

mengikuti senam hamil. Meskipun itu sudah diberikan penyuluhan tentang

kesehatan ibu hamil oleh bidan puskesmas. Hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan acuan dalam usaha mengoptimalkan pelayanan


3

senam hamil sehingga dapat membantu menunrunkan angka kematian ibu dan

bayi .

Data awal yang di dapatkan peneliti di Puskesmas Lempa Kecamatan

Pammana Kabupaten wajo dari bulan Maret – April 2019 di dapatkan 23 ibu

hamil yang mengikuti senam hamil dan usia kehamilan 5 bulan ke bawah.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian

untuk mengetahui tentang “Pengaruh Senam Hamil Terhadap Tekanan

Darah Pada Ibu Hamil”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada Pengaruh senam hamil

terhadap tekanan darah pada ibu hamil Di Puskesmas Lempa Kecamatan

Pammana Kabupaten Wajo” ?.

C. Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui pengaruh senam hamil terhadap tekanan darah

pada ibu hamil Di Puskesmas Lempa Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Sebagai bahan referensi oleh Puskesmas setempat dalam

penyusunan program kesehatan khususnya pada ibu hamil dan dapat

menjadi dasar untuk promosi kesehatan khususnya penyuluhan dan

pelatihan senam hamil.


4

2. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan masukan tersendiri bagi peneliti untuk menambah

wawasan yang bersifat teoritis dan ilmiah tentang Pengaruh Senam

Hamil Terhadap Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Lempa

Kecematan Pammana Kabupaten Wajo.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

1. Defenisi Kehamilan

Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7hari) dihitung dari

hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu

triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua

dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh

sampai 9 bulan (Saifuddin,2009).Dari berbagai pengertian di atas, penulis

menyimpulkan bahwa kehamilan merupakan proses yang terdiri dari

ovulasi, konsepsi, pertumbuhan zigot, nidasi hasil konsepsi, pembentukan

plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi hingga lahirnya janin.

Kehamilan berlangsung sampai lahirnya janin pada usia kurang lebih 9

bulan lebih 7 hari atau 40 minggu.

2. Proses Kehamilan

Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi

adalah bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi)

berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari di hitung dari hari pertama

menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena

dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sel sperma

dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya (Sulistyawati,

5
6

2010:4).Fertilisasi pada manusia ini diawali dengan terjadinya

persetubuhan (koitus). Fertilisasi merupakan peleburan anatara inti

spermatozoa dengan inti sel telur.

DNA dalam nukleus spermatozoon akan dilepaskan dari kepala,

memicu pembelahan miosis akhir pada kromosom wanita. Bersatunya inti

spermatozoon dan inti sel telur akan tumbuh menjadi zigot. Zigot

mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui 3 tahap selama

kurang lebih 280 hari.kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu

atau 280 hari di hitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia

kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal

konsepsi (tanggal bersatunya sel sperma dengan telur) yang terjadi dua

minggu setelahnya (Sulistyawati, 2010:4).Fertilisasi pada manusia ini

diawali dengan terjadinya persetubuhan (koitus). Fertilisasi merupakan

peleburan anatara inti spermatozoa dengan inti sel telur.

Proses fertilisasi ini dapat terjadi di bagian ampula tuba falopi atau

uterus yang berhasil menemukan ovum akan merusak korona radiata dan

zona pelusida yang mengelilingi membran sel ovum, lalu spermatozoa

akan melepaskan enzim. Enzim dari banyak spermatozoa akan merusak

korona radiata dan zona pelusida sehingga spermatozoa berhasil

menembus membran sel ovum, konfigurasi membran ovum langsung

berubah sehingga spermatozoa lain tidak. Spermatozoa menuju masa apa

saja uang berbentuk telur yang ditemuinya, dan hanya sedikit yang

mencapai ovum sebenarnya.


7

Spermatozoa dapat masuk hanya kepala spermatozoon yang masuk

ke dalam ovum,bagian ekor akan ditinggalkan. DNA dalam nukleus

spermatozoon akan dilepaskan dari kepala, memicu pembelahan miosis

akhir pada kromosom wanita. Bersatunya inti spermatozoon dan inti sel

telur akan tumbuh menjadi zigot. Zigot mengalami pertumbuhan dan

perkembangan melalui 3 tahap selama kurang lebih 280 hari.

3. Diagnosis Tanda Dan Gejala Kehamilan

Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis ibu terhadap

kehamilan yang mudah dikenali dan dapat menjadi petunjuk bagin

diagnosis dan evaluasi kemajuan kehamilan. Tetapi sayangnya proses

farmakologis atau patofisiologis kadang memicu perubahan endokrin atau

anatomis yang menyerupai kehamilan sehingga dapat membingungkan.

Perubahan endokrinologis, fisiologis, dan anatomis yang menyertai

kehamilan menimbulkan gejala dan tanda yangmemberikan bukti adanya

kehamilan (Marjati,2009:34).

4. Fisiologi Kehamilan

Menurut Manuaba (2012:75) proses kehamilan merupakan mata

rantai yang berkesinambungan yang terdiri atas:

a. Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh

sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung

20-35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses

kematangan dan terjadi ovulasi.


8

b. Spermatozoa

Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang

mengandung 40–60 juta spermatozoa setiap cc, dan hanyabeberapa

ratus yang dapat mencapai tuba fallopi. Spermatozoa yang masuk ke

dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga

cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.

c. Konsepsi

Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi

atau fertilisasi dan membentuk zigot.

5. Perubahan Fisiologi Kehamilan

Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan anatomi

fisiologis pada sistem organ tubuhnya. Oleh karena itu, perlu disampaikan

pada saat bidan memberikan pendidikan kesehatan sewaktu ibu melakukan

kunjungan kehamilan. Pengenalan perubahan anatomi fisiologis tubuh

selama kehamilan dapat mengadaptasikan ibu terhadap perubahan tersebut.

Sistem reproduksi ibu salah satu sistem yang memegang peranan penting

dalam kehamilan. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis sistem

reproduksi meliputi perubahan pada :

a. Vagina dan vulva

Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga

terjadi peningkatan vaskularisasi dan hiperemia pada vagina dan

vulva. Peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan pada

vagina yang disebut dengan tanda Chadwick. Perubahan pada dinding


9

vagina meliputi peningkatan ketebalan mukosa, pelunakan jaringan

penyambung, dan hipertrofi otot polos. Akibat peregangan otot polos

menyebabkan vagina menjadi lebih lunak. Perubahan yang lain adalah

peningkatan sekret vagina dan mukosa vagina memetabolisme

glikogen.Metabolisme ini terjadi akibat pengaruh hormon

estrogen.Hasil metabolisme (glikogen) menyebabkan pH menjadi

lebih asam (5,2 – 6).Keasaman vagina berguna untuk mengontrol

pertumbuhan bakteri pathogen (Aprilia, 2010:71-73).

b. Servik

Perubahan servik merupakan akibat pengaruh hormon estrogen

sehingga menyebabkan massa dan kandungan air

meningkat.Peningkatan vaskularisasi dan edema, hiperplasia dan

hipertrofi kelenjar servik menyebabkan servik menjadi lunak (tanda

Goodell) dan servik berwarna kebiruan tanda Chadwick. Akibat

pelunakan isthmus maka terjadi antefleksi uterus berlebihan pada 3

bulan pertama kehamilan.

c. Uterus

Pertumbuhan uterus dimulai setelah implantasi dengan proses

hiperplasia dan hipertrofi sel. Hal ini terjadi akibat pengaruh hormon

estrogen dan progesteron. Penyebab pembesaran uterus menurut

Manuaba (Wiknjosastro, 2009:158) antara lain:

1) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah;

2) Hiperplasia dan hipertrofi, dan


10

3) Perkembangan desidua Uterus bertambah berat sekitar 70 – 1100

gram selama kehamilan.

d. Ovarium

Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan

masih terdapat korpus luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3

cm. Pasca plasenta terbentuk, korpus luteum gravidatum mengecil dan

korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone

(Aprilia, 2010: 71-72).

e. Sirkulasi Darah

Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah

lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengeceran

darah (hemodilusi). Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya

untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi

pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume

darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia fisiologis

(Manuaba, 2010:93).

f. Sistem Respirasi

Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya

elevasi diafragma. Fungsi respirasi juga mengalami perubahan.

Respirasi rate 50% mengalami peningkatan konsumsi oksigen 15-

20%diatas kebutuhan perempuan tidak hamil (Aprilia,2010:71-72).


11

B. Tinjauan Umum Tentang Senam Hamil

1. Defenisi Senam Hamil

Senam hamil adalah latihan yang mempersiapkan ibu hamil secara

fisik dan mental dalam menghadapi persalinan (Wahyuni,

2010).Sedangkan menurut Saminem (2008), senam hamil adalah latihan

jasmani yang bertujuan untuk menambah elastisitas otot panggul,

relaksasi,memperbaiki sikap tubuh, dan mengatur kontraksi serta mengatur

teknikpernapasan.

Senam hamil pertama kali diperkenalkan atas hasil penelitian

seorang ahli kebidanan bernama dr. Gratley Dick Read dan dilanjutkan

oleh muridnya seorang fisioterapis bernama Helen Heardman. Dalam

hasilpenelitiannya mengungkapkan bahwa setiap wanita harus

dipersiapkansecara mental dan fisik untuk melahirkan bayi. Persiapan ini

dilakukandengan melakukan tindakan relaksasi yang bermanfaat

(Sustanto, 2009).

Senam hamil adalah suatu terapi latihan gerak untuk mempersiapkan

seorang ibu hamil baik fisik maupun mental pada persiapan persalinan

yang cepat, aman, dan spontan. Latihan yang dilakukan selama kehamilan

akan menolong ibu dalam menghadapi stress dan kecemasan (Yuliasari,

2010).

Tiga komponen inti dari senam hamil adalah latihan pernafasan

latihan kekuatan otot, serta latihan relaksasi. Dalam senam hamil, ibu akan

diarahkan untuk melakukan pernafasan dalam, sehingga ibu


12

merasakanpernapasan lebih teratur, ringan, tidak tergesa – gesa, dan

panjang. Latihan pernafasan akan membuka lebih banyak ruangan

sehingga kapasistas total paru – paru meningkat dan volume residu paru –

paru menurun ( Oktrini,2009 dalam Yuliasari 2010).

American College of Obtetricans and Gynecologist ( ACOG)

merekomendasikan senam hamil sebagai upaya preventif dalan antenatal

care agar proses kehamilan dan persalinan berjalan secara alamiah,

danmengurangi krisis akibat persalinan (Widiyawati, 2009).

2. Manfaat Dan Tujuan Senam Hamil

Sulastri (2012) menjelaskan bahwa senam hamil memiliki beberapa

tujuan, diantaranya :

a. Senam hamil dilakukan agar ibu hamil dapat menguasai tekhnik

pernapasan dengan baik. Latihan pernapasan sangat bermanfaat untuk

memperlancar suplai oksigen ke janin.

b. Menjaga kondisi otot – otot dan persendian yang berperan dalam

mekanisme persalinan, mempertinggi kesehatan fisik, dan psikis serta

kepercayaan diri sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan.

c. Membimbing wanita dalam suatu persalinan yang fisiologis.

d. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot – otot dinding perut,

otot – otot dasar panggul, ligament dan jaringan serta fasia yang

berperan dalam mekanisme persalinan.

e. Menguasai tekhnik pernapasan dalam persalinan dan dapat

mengaturdiri dalam ketenangan.


13

f. Selain tujuan yang ingin dicapai diatas, senam hamil juga memberikan

banyak manfaat bagi ibu hamil. Manfaat yang dapat diperoleh ibu

hamil yang aktif mengikuti senam hamil antaranya :

1) Mengatasi kecemasan

2) Beberapa penelitian yang membuktikan bahwa senam hamil

dapat mengatasi kecemasan bagi ibu hamil. Senam hamil secara

rutin dapat mengurangi stress bagi ibu hamil (Clap, 2010).

3) Hal ini terkait dengan hasil penelitian Wulandari pada tahun

2010bahwa senam hamil sebagai asuhan prenatal efektif untuk

mengatasi kecemasan menghadapi persalinan (Yuliasari,2010).

4) Memperlancar proses persalinan.

5) Hasil penelitian Hendarmin Aulia (2010) menyebutkan bahwa

ibu yang aktif mengikuti senam hamil memiliki angkapersalinan

normal lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengikuti senam

hamil. Selain itu, ibu dengan senam hamil memiliki waktupartus

yang lebih singkat dibandingkan yang tidak senam hamil.

6) Hal ini senada dengan hasil penelitian Marsiyem (2003)yang

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara frekuensisenam

hamil dan lama persalinan pada wanita primigravida dan

multipara.

7) Memperbaiki sirkulasi darah

8) Senam hamil memberikan efek yang baik bagi sistem

kardiovaskular. Dengan senam hamil yang tubuh ibu dapat


14

memberikan cardiac respons yang baik bagi ibu dan bayi.

Mengurangi resiko gangguan gastrointestinal, termasuk

sembelit.

9) Mempercepat kesembuhan setelah persalinan

10) Mengatasi komplikasi kehamilan.

3. Syarat Senam Hamil

Sebelum memulai senam hamil, kesehatan ibu perlu diperiksa

terlebih dahulu. Beberapa literatur menunjukkan bahwa senam hamil dapat

diberikan setelah kehamilan berumur 22 minggu. Namun hasil penelitian

dr. Wagey, Sp.OG dalam disertasinya (2011) menyatakan bahwa

pemberian senam hamil mulai umur 20 minggu memberikan dampak yang

baik bagi ibu hamil dalam mengatasi masalah – masalah kehamilan

meliputi peningkatan antioksidan enzimatik, kekuatan otot panggul dan

kulitas jasmani, dan kerusakan osidatif.

Senam hamil dapat diberikan setelah keluhan – keluhan yang biasa

timbul pada periode kehamilan muda seperti mual, muntah, tidak ada

pendarahan dalam kehamilan atau kehamilan sudah memasuki mid

trimester, yaitu pada usia sekitar 20 minggu (Wagey 2010). Kontraindikasi

pemberian senam hamil diantaranya dapat dibagi menjadi kontaindikasi

mutlak dan kontraindikasi relative. (Indivara, 2009).

a. Kontraindikasi mutlak

b. Ibu hamil dengan kondisi, penyakit jantung, penyakit paru, serviks

inkompeten, kehamilan kembar, riwayat pendarahan pervaginam


15

trimester II dan trimester III, kelainan letak plasenta,

preeclampsia,maupun hipertensi.

c. Kontraindikasi relatif Anemia berat, irama jantung tidak teratur, paru

bronchitis kronis,riwayat DM, obesitas, terlalu kurus, penyakit dengan

riwayat operasi tulang orthopedic, dan perokok berat. Ibu dengan

kondisi di atas dianjurkan untuk tidak mengikuti senam hamil atau

melakukan aktifitas fisik berlebih.

4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Untuk Senam Hamil

a. Usia Kehamilan

Ibu dengan usia kehamilan yang masih muda tidak dianjurkan

untuk melakukan senam hamil. Beberapa referensi menyebutkan

bahwa senam hamil sebaiknya diberikan jika usia kehamilan telah

mencapai 24 minggu. Namun, penelitian F.W Wagey (2009)

menunjukkan bahwa, pemberian senam hamil mulai usia kehamilan

20 minggu akan memberikan banyak manfaat bagi ibu hamil.

b. Pendidikan dan pengetahuan

Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu mempengaruhi

keikutsertaan ibu dalam senam hamil. Umumnya, ibu yang mengikuti

senam hamil merupakan ibu dengan tingkat pendidikan tinggi

(minimal D3) disebabkan pengetahuan ibu akan manfaat senam

hamil.Penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara

pengetahuan ibu dan keinginan untuk senam hamil.


16

c. Status kesehatan ibu

Ibu yang dapat melakukan senam hamil adalah ibu dengan

statuskesehatan yang baik dan memenuhi syarat untuk senam hamil.

Maka dari itu, sebelum melaksanakan senam hamil ibu terlebih dahulu

diperiksa kesehatannya, apakah ibu memiliki kondisi yang

kontraindikasi dengan senam hamil atau tidak.

d. Motivasi

Umunya ibu yang tidak ikut senam hamil disebabkan karena

kurangnya motivasi. Motivasi merupakan hal yang penting Karena

motivasi yang mendorong seseorang untuk mulai melakukan seseatu.

Tanpa motivasi yang baik, ibu akan cenderung bermalas-malasan

dalam melakukan senam hamil.

e. Status Sosial

Status sosial menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

keikutsertaan ibu dalam melakukan senam hamil. Hal ini

disebabkan,dalam beberapa tempat yang melaksanakan kelas senam

hamil membutuhkan budget yang cukup tinggi. Sehingga hanya

mereka yang mampu yang dapat mengikuti kelas senam tersebut.

C. Tinjauan Umum Tentang Tekanan Darah

1. Defenisi Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang di hasilkan oleh darah terhadap

pembuluh darah. Tekanan darah dipangaruhi volume darah dan elastisitas

pembuluh darah. Pinungkatkan tekanan darah disebabkan peningkatan


17

volume darah atau penurunan elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya,

penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah. Tekanan

darah merupakan kekuatan atau tenaga yang digunakan oleh darah untuk

melawan dinding pembuluh arteri dan biasa di ukur satuan milimeter air

raksa (mmHg).

Nilai tekanan darah dinyatakan dalam dua angka,yaitu angka

tekanan darah sistolik dan diastolik. Tekanan darah sistolik merupakan

nilai tekanan darah saat fase kontraksi jantung. Sedangkan tekanan darah

diastolik adalah tekanan darah saat fase relaksasi jantung. Darah yang

dipompa oleh jantung akan mengalir ke dalam pembuluh darah arteri.

Pada saat darah mengalir ke dalam arteri,arteri meregang namun karena

sifatnya yang elasitisitas arteri akan kembali keukuran semula dan

dengan demikian darah akan mengalir ke daerah yang lebih distal.

2. Pengukuran Tekanan Darah

Pengkajian tekanan darah dilakukan untuk membantu menegakkan

diaknosis, karena itu perawat perlu lebih spesifik mengetahui pengukuran

tekanan darah. Teknik pengukuran tekanan darah meliputi:

a) Cara Palpasi

1) Hanya untuk mengukur tekanan sistolik,

2) Manset spigmemunmeter yang di gunakan harus sesuai dengan

usia (manset anak –anak lebih kecil dibandingkan dengan

manset dewasa),
18

3) Kenakan menset pada langan lalu pompa dengan udarah secara

perlahan sampai denyut nadi pergelangan tangan tak teraba lagi.

Kemudian tekanan didalam manset diturunkan dengan

membuka lubang pemompa secara perlahan,

4) Amati tekanan pada skala spigmomanometer,

5) Saat denyut nadi teraba sekali,tekanan pada skala

spigmomanometer,tekanan ini adalah tekanan sistolik.

b) Cara Auskultasi

1) Untuk mengukur tekanan sistolik dan diastolik

2) Manset spigmomanometer diikatkan pada langan atas stetoskop

ditempatkan pada arteri braklalis pada permukan ventral siku

agak bawah manset spigmomanometer,

3) Sambil mendengarkan denyut nadi,tekanan dalam

spigmomanometer dinaikan dengan memompa udara ke dalam

manset sampai nadi tidak terdengar lagi,kemudian tekanan

didalam spigmomanometer diturunkan secara perlahan.

Menurut Vitahealth (2006) Sebelum mengukur tekanan darah yang

harus dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Jangan minum kopi atau merokok 30 menit sebelum pengukuran

dilakukan.

b. Duduklah bersandar selama 5 menit dengan kaki menyentuh lantai

dan tangan sejajar dengan jantung (istirahat).

c. Memakai baju lengan pendek.


19

d. Sebelum diukur buar air kecil terlebih dahulu, karena kandung

kemih yang penuh dapat mempengaruhi hasil pngukuran tekanan

darah. pemeriksaan tekanan darah dapat diukur menggunakan dua

metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung

(Hidayat, 2005).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Sejumlah faktor yang mempengaruhi tekanan darah dan harus

dipertimbangkan ketika akan melakukan pengukuran tekanan darah

(Wilson, 2009).

a. Umur

Dari anak hingga menjadi dewasa terdapat kenaikan tekanan

darah secara bertahap (Wilson, 2009).

b. Jenis kelamin

Setelah wanita pubertas biasanya mempunyai tekanan darah

yang rendah dibandingkan laki-laki, setelah menopouse, tekanan

darah wanita mungkin meningkat lebih tinggi dibandingkan laki-laki

(Wilson, 2009).

c. Ras

Amerika Afrika seperti di Insidensi hipertensi dua kali lipat

lebih tinggi kaukasia (Wilson, 2009).

d. Emosi

Merasa cemas, marah, atau stress dapat meningkatkan tekanan

darah. Cemas, marah dan stress dapat meningkatkan stimulasi pada


20

saraf otonom simpatik yang akan meningkatkan volume darah, curah

jantung dan tekanan vaskular perifer. Stimulasi saraf otonom

simpatik dapat meningkatkan tekanan darah ( Margiyati,2010).

e. Nyeri

Pengalaman nyeri akut pada individu dapat meningkatkan

tekanan darah (Wilson, 2009).

f. Kebiasaan Sehari-Hari

Mengkonsumsi kafein atau merokok dalam waktu 30 menit

sebelum pengukuran dapat meningkatkan tekanan darah (Wilson,

2009).

g. Berat badan

Pasien dengan obesitas cenderung memiliki tekanan darah

lebih tinggi di bandingkan pasien non obesitas (Wilson, 2009).

h. Variasi diurnal

Penurunan tekanan darah terjadi pada pagi hari dan memuncak

pada siang hari atau sore harinya (Wilson, 2009). Tekanan darah

berubah-ubah setiap waktu dan pola ataupun variasi derajatnya tidak

ada yang sama antara satu orang dengan yang lainnya

(Wilson,2009).
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Di Teliti

Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini,variabel

penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo, Soekidjo, 2010:103).

Ada dua jenis variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel independen

dan variabel dependen:

1. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjadi sebab

timbulnya/berubahnya variabel terikat, dalam penelitian ini variabel

bebasnya adalah senam ibu hamil.

2. Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi menjadi

akibat karena adanya variabel bebas, dalam penelitian ini variabel

terikatnya adalah tekanan darah pada ibu hamil.

B. Bagan Kerangka Konsep

Kerangka konsep (conseptual fromework) adalah model pendahuluan

sebuah masalah penelitian, dan merupakan refleksi dari hubungan variabel-

varibel yang diteliti. Kerangka konsep menjelaskan variabel-variabel yang

akan diteliti dalam penelitian ini. Variabel penelitian adalah sesuatu yang

digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki.

21
22

Kerangka konsep dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Senam

Hamil Terhadap Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Lempa

Kecematan Pammana Kabupaten Wajo ” adalah sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Senam Hamil Tekanan Darah Pada


Ibu Hamil

Keterangan :

: Variabel independen

: Variabel dependen

: Ada hubungan

Gambar 3.1 skema kinerja penelitian veriabel

C. Defenisi Oprasional Dan Kinerja Objektif

Defenisi Operasional adalah defenisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefenisikan maupun yang dapat diamati atau di

ukur itulah yang merupakan kunci defenisi operasional. Dapat diamati artinya

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat di ulagi lagi

oleh orang lain (Nursalam,2009).


23

Tabel 3.1

NO Veriabel Defenisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


. Penelitian
1. Independen Senam hamil adalah Kuesioner -Baik apa Skala
Senam mempersiapkan ibu dan bila skor Likert
hamil hamil secara fisik dan observasi 75%-
mental dalam 100%
menghadapi senam - Kurang
hamil adalah latihan apa bila
jasmani yang skor <
bertujuan untuk 75%
menambah elastisitas
otot panggul,
relaksasi,memperbaik
i sikap tubuh, dan
mengatur kontraksi
serta mengatur
teknikpernapasan.

2. Dependen Tekanan darah pada Kusioner -Baik apa Skala


Tekanan ibu hamil adalah dan survey bila skor Likert
darah pada upaya menurunkan 51%-
ibu hamil kecemasan dan 100%
mengontrol takanan - Kurang
darah pada ibu hamil apa bila
dengan preeklmapsia. skor <
51%

D. Hipotesis Penelitian
24

Hipotesis untuk penelitian ini adalah hal yang diharapkan atau hal

yang diantisipasi dari sebuah penelitian (swarjana,I ketuk,2015:39).

1. Ha : Hipoitesis Alternatif

Terhadap pengaruh senam hamil terhadap tekanan darah pada ibu

hamil di Puskesmas Lempa Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo.

2. Ho : Hipotesis Nol

Tidak ada pengaruh senam hamil terhadap tekanan darah pada ibu

hamil di Puskesmas Lempa Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan deskriptif

analitik dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu suatu penelitian untuk

mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor dengan efek, dengan cara

pendekatan, observasi atau pengumpulan data yang dilakukan sekaligus pada

suatu saat (Notoatmodjo, Soekidjo, 2009).

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Lempa Kecamatan

Pammna Kabupaten Wajo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei 2019 sampai Juni 2019.

C. Populasi Dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek yang akan diteliti sesuai

dengan karakteristik yang diinginkan dalam penelitian (Wasis, 2009:44).

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang mengikuti

senam hamil berjumlah 23 di Puskesmas Lempa Kecamatan Pammana

Kabupaten Wajo.

25
26

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, yang diambil dengan

menggunakan cara-cara tertentu (Wasis, 2009:45).

Penelitian mengambil sampel dengan cara total sampling. Total

sampling adalah suatu teknik dimana seluruh populasi dijadikan sebagai

sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang ikut senam

hamil yang berjumlah 23 di Puskesmas Lempa Kecamatan Pammana

Kabupaten Wajo.

D. Teknik Penelitian

Prosedur penyajian data dilakukan secara eklektronik dengan

menggunakan program komputer yaitu Statistical Package for Social

Sciences (SPSS) for Windows versi 22.

Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian diolah dan dianalisis

menggunakan komputer. Agar analisis penelitian menghasilkan informasi

yang benar, paling tidak ada empat tahapan dalam pengolahan data yang

harus dilalui (Dewi Rossalia,dkk,2015:183-184). Empat tahapan dalam

pengolahan data yaitu:

1. Editing (Pemeriksaan)

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isi formulir

atau kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah:

a. Lengkap

Semua pertanyaan sudah terisi jawabannya.


27

b. Jelas

Jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas

terisi jawabannya.

c. Relevan

Jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaannya.

d. Konsisten

Apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan isi

jawabannya konsisten.

2. Coding (Pengkodean)

Coding (pengkodean) merupakan kegiatan merubah data

berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan

dari coding adalah untuk mempermudah pada saat analis data dan juga

mempercepat pada saat entry data.

3. Processing (Memasukkan data)

Data, yakni jawaban dari masing – masing responden yang dalam

bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau

“software” komputer. Software komputer ini bermacam – macam,

masing – masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Salah satu

paket program yang paling sering digunakan untuk “entry data”

penelitian adalah paket program SPSS for window. Dalam proses ini juga

dituntut ketelitian dari orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila

tidak maka akan terjadi bias, meskipun hanya memasukkan data saja.
28

4. Cleaning (Pembersihan data)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan

pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data

cleaning).

E. Pengumpulan Dan Penyajian Data

Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar

koesioner. Menurut Sugiyono (2001) bahwa koesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Koesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu

dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan

dari responden (Susila dan Suyanto, 2014:109).

a. Data Primer merupakan sumber-sumber dasar yang terdiri dari bukti-

bukti atau saksi utama dari kejadian (fenomena) objek yang diteliti dan

gejala yang terjadi di lapangan (Sumantri, Arif, 2011:226).

b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh bukan dari sumber asli. Data ini

dapat diperoleh dari majalah, jurnal-jurnal ilmiah, skripsi, tesis dan lain-

lain (Ramdhoni, 2015:84).

Data yang diper oleh dari Puskesmas Lempa beserta referensi –referensi

yang digunakan dalam penelitian ini.


29

F. Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan metode

tabulasi ke dalam tabel frekuensi dan dianalisis.

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat adalah analisis yang hanya mengukur satu

variabel untuk n sampel (Gani, Irwan dan Amalia, Siti, 2009:7).Pada

analisis univariat, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral

atau grafik (Saryono & Anggraeni, Mekar Dwi, 2010: 197).

2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dapat dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkolerasi (Lusiana, Novita, 2010:76).

Analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel, baik berupa

komparatif, asosiatif maupun korelatif (Saryono & Anggreani, Mekar

Dwi, 2009: 198).

G. Etika Penelitian

Penelitian apapun, khususnya yang menggunakan manusia sebagai

subjek tidak boleh bertentangan dengan etika. Oleh karena itu, setiap

penelitian yang menggunakan subjek manusia harus tidak bertentangan

dengan etika. Oleh karena itu setiap penelitian yang menggunakan subjek

manusia harus mendapatkan persetujuan dari Komisi Etika

Medis/Keperawatan setempat.
30

Beberpa prinsip dalam pertimbangan etika meliputi: bebas dari

exploitasi, bebas dari penderitaan, kerahasiaan, bebas menolak menjadi

responden, perlu surat persetujuan (Informed consent) dan mempunyai hak

untuk mendapatkan pengobatan yang sama jika klien telah monolak menjadi

responden.

Yang perlu dituliskan pada penelitian meliputi:

1. Surat persetujuan (Informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitian

dan responden penelitian dengan memberikan lembaran persetujuan.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Masalah etika keperwatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin karena asil

diperoleh peneliti hanya kelompok tertentu yang akan dianjurkan pada

riset
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

H. Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul “Pengaruh Senam Hamil Terhadap Tekanan

Darah Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Lempa Kecamatan Pammana

Kabupaten Wajo”.

Telah Dilakukan penelitian di Puskesmas Lempa Kecamatan

Pammana Kabupaten Wajo. Hasil penelitian diperoleh melalui lembar

kuesioner Pengaruh Senam Hamil Terhadap Tekanan Darah Pada Ibu Hamil

Di Puskesmas Lempa Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo. Sebelum

membagikan kuesioner kepada responden terlebih dahulu menandatangani

lembar persetujuan menjadi responden. Besar sampel pada penelitian ini

adalah 23 responden yang dipilih secara total sampling, dimana peneliti

mengambil seluruh Ibu Hamil Di Puskesmas Lempa Kecamatan Pammana

Kabupaten Wajo.

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, disajikan dalam

bentuk tabel distribusi ferkuensi persentase dan tabel variabel independen dan

variabel dependen.

31
32

1. Karakteristik Responden

a. Umur

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Di Puskesmas
Lempa Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo

Umur F %
19-25 Tahun 10 43,5
26-35 Tahun 9 39,1
>36 Tahun 4 17,4
Total 23 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa dari 23

responden terdapat 10 responden (43,5%) yang berumur 19-25

tahun, 9 responden (39,1%) yang berumur 26-35 tahun, dan 4

responden (17,4%) yang berumur >36 tahun.

b. Pendidikan

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden Di
Puskesmas Lempa Kecamatan Pammana
Kabupaten Wajo

Pendidikan F %
SMP 2 8,7
SMA 14 60,9
Sarjana 7 30,4
Total 23 100

Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa dari 23

responden terdapat 2 responden (8,7%) yang memiliki Pendidikan


33

terakhir SMP, 14 Responden (60,9%) yang memiliki Pendidikan

terakhir SMA, , dan 7 responden (30,4%) yang memiliki

Pendidikan terakhir Sarjana.

c. Usia Kehamilan

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Kehamilan Responden Di
Puskesmas Lempa Kecamatan Pammana
Kabupaten Wajo

Usia Kehamilan F %
5 Bulan 5 21,7
6 Bulan 4 17,4
7 Bulan 11 47,8
9 Bulan 3 13,0
Total 23 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa dari 23

responden terdapat 5 responden (21,7%) yang memiliki Usia

kehamilan 5 Bulan, 4 responden (17,4%) yang memiliki Usia

kehamilan 6 bulan, 11 responden (47,8%) yang memiliki Usia

kehamilan 7 Bulan dan 3 responden (13,0%) yang memiliki Usia

Kehamilan 9 Bulan.
34

2. Analisis Univariat

a. Senam Hamil

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Senam hamil Responden Di
Puskesmas Lempa Kecamatan Pammana
Kabupaten Wajo.

Senam Hamil F %
Baik 10 43,5
Kurang 13 56,5
Total 23 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa dari

23 terdapat 10 responden (43,5%) yang memiliki Senam Hamil

yang baik dan 13 respoden (56,5%) yang memiliki SEnam

Hamil yang kurang.

b. Tekanan darah pada Ibu hamil

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tekanan Darah pada Ibu Hamil
Responden Di Puskesmas Lempa Kecamatan Pammana
Kabupaten Wajo

Tekanan Darah
pada Ibu Hamil F %
Baik 15 35,2
Kurang 8 34,8
Total 23 100
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa dari 23

responden terdapat 15 responden (35,2%) yang memiliki tekanan


35

darah yang baik pada ibu hamil dan 8 respnden (34,8%) yang

memiliki tekanan darah yang kurang paa ibu hamil.

3. Analisis Bivariat

Tabel 5.6
Pengaruh Antara Senam Ibu Hamil Terhadap Tekanan Darah pada Ibu
hamil Di Puskesmas Lempa Kecamatan Pammana
Kabupaten wajo
Tekanan Darah pada Ibu
Variabel
Hamil
Total
Baik Kurang -value
Senam Hamil
N % N % N %
Baik 10 100 0 0,0 10 43,5
0,003
Kurang 5 38,5 8 61,5 13 56,5
Total 15 65,2 8 34,8 23 100
Sumber: Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa dari 23

responden terdapat 10 responden (43,5%) yang memiliki Senam Hamil

yng baik diantaranya 10 responden (100%) yang menunjukkan Tekanan

Darah yang baik pada Ibu Hamil dan 0 responden (0,0%) yang

menunjukkan Tekanan darah pada ibu hamil yang kurang, dan

didapatkan 13 responden (56,5%) yang memiliki Senam hamil yang

kurang diantaranya 5 responden (38,5%) yang menunjukkan Tekanan

Darah pada Ibu hamil yang baik dan 8 responden (61,5%) yang

menunjukkan Tekanan darah pada ibu hamil yang kurang.


36

Setelah melakukan uji statistik dengan metode uji Chi Squere

didapatkan bahwa terdapat pengaruh antara Senam Hamil terhadap

Tekanan Darah pada Ibu Hamil Di Puskesmas Lempa Kecamatan

Pammana Kabupaten Wajo dengan nilai =0,003 dimana nilainya <  =

0,05.

I. Pembahasan

1. Gambaran umum Karakteristik Responden

WHO memberikan rekomendasi untuk umur yang dianggap paling

aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Di rentang

usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu

memberi perlindungan, mental pun siap untuk merawat dan menjaga

kehamilannya secara hati-hati (Tobing, 2007). Pada penelitian ini,

responden dengan rentang usia 19-35 tahun sebanyak 19 orang atau

dalam persentase sebanyak 82.6%.

Kehamilan di umur kurang dari 20 tahun bisa menimbulkan

masalah karena kondisi fisik belum 100 % siap (Tobing,2007). Pada

penelitian ini sendiri terdapat 1 orang ibu hamil yang berada pada rentang

usia <20 tahun. Sedangkan setelah umur 35 tahun, sebagian wanita

digolongkan pada kehamilan beresiko tinggi terhadap kelainan bawaan

dan adanya penyulit pada waktu persalinan. Di kurun umur ini, angka

kematian ibu melahirkan dan bayi meningkat (Tobing, 2007). Pada

penelitian ini terdapat 4 orang atau 17,4% yang berada pada rentang usia

>35 tahun.
37

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin besar

peluang untuk mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan. Sebaliknya

rendahnya pendidikan akan menyebabkan seseorang mengalami stres,

dimana stres dan kecemasan dapat menjadi penyebabkan tidak

normalnya tekanan darah pada ibu hamil yang disebabkan oleh

kurangnya informasi yang didapatkan orang tersebut

(Purwatmoko,2001). Pada penelitian ini, didapatkan sebagian besar

sampel berasal dari pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas) atau

sederajat yaitu 14 orang atau sebesar 60,9%. Sedangkan sisanya dengan

pendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama) atau sederajat sebanyak 2

orang atau 8,7% dan dengan pendidikan Sarjana sebanyak 7 orang atau

30,4%.

Dalam penelitian ini didapatkan ibu dengan usia kehamilan 5 bulan

sebanyak 5 orang atau 21,7% dengan usia kehamilan 6 bulan sebanyak 4

orang atau 17.4%, dengan usia kehamilan 7 bulan sebanyak 11 orang

atau 47,8% dan dengan usia kehamilan 9 bulan sebanyak 3 orang atau

13,0%. Seringkali pada awal kehamilan, ibu sering merasa ambivalen,

bingung, sekitar 80% ibu melewati kekecewaan, sedih, gelisah. Trimester

kedua sering dikatakan periode pencaran kesehatan. Ini disebabkan

selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari

ketidaknyamanan kehamilan. Pada trimester ketiga biasanya ibu merasa

khawatir, takut akan 80% kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada


38

bayi, persalinan, nyeri persalinan dan ibu tidak akan pernah tahu kapan ia

akan melahirkan (Indrayani, 2011).

2. Pengaruh Senam Hamil Terhadap Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Di

Puskesmas Lempa Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo.

Berdasarkan hasil uji statistik pengaruh senam hamil dengan

tekanan darah pada ibu hamil menunjukkan bahwa dari 23 responden

terdapat 10 responden (43,5%) yang memiliki Senam Hamil dalam

kategori baik, dan didapatkan 13 responden (56,5%) yang memiliki

Senam hamil dalam kategori kurang. Dan dari 23 responden terdapat 15

responden (35,2%) yang memiliki tekanan darah yang baik pada ibu

hamil dan 8 respnden (34,8%) yang memiliki tekanan darah yang kurang

pada ibu hamil.

Setelah melakukan uji statistik dengan metode uji Chi Squere

didapatkan bahwa terdapat pengaruh antara Senam Hamil terhadap

Tekanan Darah pada Ibu Hamil Di Puskesmas Lempa Kecamatan

Pammana Kabupaten Wajo dengan nilai =0,003 dimana nilainya <  =

0,05.

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa senam hamil

merupakan cara bagi ibu hamil untuk mempertahankan tekanan darah

tetap dalam keadaan normal, ketika senam hamil yang dilakukan tepat

maka tekanan darah dalam keadaan normal dan sebaliknya ketika senam

hamil yang digunakan tidak tepat maka akan mempengaruhi tekanan

darah pada ibu hamil. Senam hamil yang dilakukan individu dapat
39

berbeda-beda tergantung pada pengetahuan dan kondisi fisik ibu hamil

itu sendiri.

Melakukan senam hamil dapat menurunkan tingkat stress

sehingga tidak terjadi perubahan tekanan darah pada ibu hamil dimana

senam hamil ini sendiri merupakan salah satu kompetensi dari

Fisioterapi. Hal ini salah satunya dikarenakan adanya gerakan relaksasi

dalam senam hamil. Selain gerakan relaksasi, ada pula gerakan untuk

pengaturan pernapasan yang selain membantu ibu saat melahirkan, juga

dapat memberikan rasa tenang dan rileks pada ibu hamil. Rileksasi ibu

dapat pula dibantu dengan adanya komunikasi terapuetik yang dilakukan

selama melakukan senam hamil. Secara fisiologis, relaksasi akan

mempengaruhi kerja parasimpatetik dari sistem saraf pusat. Sistem saraf

parasimpatetik akan memperlambat atau memperlemah kerja alat-alat

internal tubuh. Akibatnya, terjadi penurunan detak jantung, irama nafas,

tekanan darah, ketegangan otot, tingkat metabolisme dan produksi

hormon penyebab stress. Seiring dengan penurunan hormon penyebab

stress, maka ibu akan merasa lebih tenang. Dengan demikian, ibu hamil

akan merasa rileks seiring dengan menurunnya gejala kecemasan.

Dengan melakukan senam hamil yang tepat dapat membantu ibu

hamil mempertahankan tekanan darah tetap dalam kondisi normal, jika

senam hamil dilakukan dengan cara yang tidak tepat dengan situasi dan

kondisi yang tidak memungkinkan untuk seorang ibu hamil melakukan

senam hamil, maka hal tersebut dapat berakibat buruk bagi ibu hamil
40

tersebut, selain itu ibu hamil akan kurang dapat mengatasi tekanan darah

dan tuntutan yang ada. Hal ini sesuai pendapat Effendy dan Tjahjono

(1999) bahwa sikap positif akan dapat mengurangi atau mengatasi stres

dan masalah yang timbul selama masa kehamilan dan dapat membantu

dirinya dalam mempersiapkan kelahiran bayinya baik dari segi fisik

maupun psikis. Sebalikanya ibu hamil yang tidak dapat menyesuaikan

diri dengan kehamilannya dan dalam keadaan stress maka ibu hamil

tersebut akan sulit untuk mempertahankan tekanan darah tetap dalam

keadaan normal.

Perilaku yang muncul misalnya secara rutin memeriksakan

dirinya selama kehamilan dengan tujuan memperoleh informasi tentang

kondisi kehamilannya, mencari tahu tentang risiko kehamilan berserta

langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mempertahankan tekanan

darah dalam batas normal dan mempersiapkan diri dengan mengikuti

latihan relaksasi atau senam hamil untuk mengatasi stres saat

kehamilannya yang dapat memicu terjadinya perubahan tekanan darah.

Cukupnya informasi yang diterima oleh ibu hamil dapat mengurangi

stress yang dirasakan.

Menurut Effendy dan Tjahjono (1999) individu yang mengatasi

masalahnya dengan mencari alternatif pemecahan masalah yang

berorientasi pada penyelesaian masalah secara nyata. Strategi ini

membawa pengaruh pada individu, yakni dengan mengetahui dampak


41

dari permasalahannya ia dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi

masalah dan semakin tenang dalam menghadapi persalinan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Murbiah (2014)

dengan judul hubungan Senam Hamil Terhadap Tekanan darah pada ibu

hamil di Kota Palembang yang menghasilkan nilai =0,001 dimana

nilainya <  = 0,05. Hasil penelitiannya juga memberikan hasil analisa

kualitatif pada ibu hamil setelah senam hamil yang menunjukkan bahwa

mereka merasa lebih nyaman dan lebih tidak cemas menghadapi

persalinan.

Maka asumsi peneliti dalam penelitian ini adalah senam hamil

sangat baik dilakukan tidak hanya untuk mengatasi masalah tekanan

darah juga sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan psikis ibu hamil

dalam menghadapi proses persalinan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Di Puskesmas Lempa

Kecematan Pammana Kabupaten Wajo, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh antara senam hamil terhadap tekanan darah pada ibu hamil

Di Puskesmas Lempa Kecematan Pammana Kabupaten Wajo. dengan nilai

-value sebesar 0,003 yang berarti lebih kecil dari nilai  = 0,05.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, adapun saran yang dapat

peneliti berikan yakni sebagai berikut :

1. Diharapkan adanya suatu kegiatan yang dapat meningkatkan

pengetahuan dan minat ibu hamil seperti penyuluhan dan pelatihan dari

puskesmas atau tenaga kesehatan lainnya.

2. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai Pengaruh Senam Hamil

Terhadap Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Lempa

Kecematan Pammana Kabupaten Wajo, agar angka kematian pada ibu

hamil dapat berkurang.

42

Anda mungkin juga menyukai