Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL

CARE PADA NY. E DI POLI KANDUNGAN RSUD JOMBANG

Diajukan untuk memenuhi tugas Praktikum Keperawatan Maternitas, Program Studi


Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU Jombang
Dengan Dosen pengampu: Mukhorotin, S.Kep., Ns.M.Kep

Disusun Oleh:

Lisa Munika (7318008)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Antenatal Care
Pada Ny.E di Poli Kandungan RSUD Jombang” dengan baik dan tepat waktu.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas praktik Maternitas, Program Studi Profesi
Ners Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU Jombang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu, kami harap pembaca dapat memberikan saran serta kritik yang
dapat memberikan wawasan bagi kami. Kritik yang baik dari pembaca sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.

Semoga dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kami semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai “Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan Antenatal Care Pada Ny.E di Poli Kandungan RSUD
Jombang”

Jombang, 04 Oktober 2022

Penulis

2
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Lisa Munika

Judul : Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Antenatal


Care Pada Ny.E di Poli Kandungan RSUD Jombang

Disetujui Oleh:

Pembimbing Rumah Sakit (CI) Pembimbing Akademik

Ika Prasetyowati., S.Kep. Ns Mukhoirotin,S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIP: 197602092007012004 NIPY: 11 010414 262

3
DAFTAR ISI

4
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori Kehamilan dan Antenatal Care


a. Konsep Dasar Teori Kehamilan
1. Defenisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari bersatunya sel sperma
dengan sel telur (konsepsi) sampai lahirnya janin tersebut. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini dibagi atas 3
semester yaitu; kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan
trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan kehamilan trimester ketiga mulai
28-42 minggu (Yuli, 2017).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan


merupakan proses yang terdiri dari ovulasi, konsepsi, pertumbuhan zigot, nidasi
hasil konsepsi, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi
hingga lahirnya janin. Kehamilan berlangsung sampai lahirnya janin pada usia
kurang lebih 9 bulan lebih 7 hari atau 40 minggu.

2. Proses Kehamilan
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah
bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung
selama 40 minggu atau 280 hari di hitung dari hari pertama menstruasi terakhir.
Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal
konsepsi (tanggal bersatunya sel sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu
setelahnya (Sulistyawati, 2010).

Fertilisasi pada manusia ini diawali dengan terjadinya persetubuhan (koitus).


Fertilisasi merupakan peleburan anatara inti spermatozoa dengan inti sel telur.
Proses fertilisasi ini dapat terjadi di bagian ampula tuba falopi atau uterus yang
berhasil menemukan ovum akan merusak korona radiata dan zona pelusida yang
mengelilingi membran sel ovum, lalu spermatozoa akan melepaskan enzim.

5
Enzim dari banyak spermatozoa akan merusak korona radiata dan zona pelusida
sehingga spermatozoa berhasil menembus membran sel ovum, konfigurasi
membran ovum langsung berubah sehingga spermatozoa lain tidak. Spermatozoa
menuju masa apa saja yang berbentuk telur yang ditemuinya, dan sebenarnya
hanya sedikit spermatozoa yang mencapai ovum. Bagian yang dapat masuk ke
dalam ovum hanya kepala spermatozoa, bagian ekor akan ditinggalkan. DNA
dalam nukleus spermatozoa akan dilepaskan dari kepala, memicu pembelahan
miosis akhir pada kromosom wanita. Bersatunya inti spermatozoa dan inti sel
telur akan tumbuh menjadi zigot. Zigot mengalami pertumbuhan dan
perkembangan melalui 3 tahap selama kurang lebih 280 hari.

Tahap-tahap ini meltiperiode implamantasi (7 hari pertama), periode


embrionik (7minggu berikutnya), dan periode fetus (7 bulan berikutnya). Selama
2-4 hari pertama setelah fertilisasi, zigot berkembang dari satu sel menjadi
kelompok 16 sel (morula). Morula kemudian tumbuh dan berdiferesiasi menjadi
100 sel. Selama periode ini zigot berjalan di sepanjang tuba falopi,setelah itu
masuk ke uterus dan tertanam dalam endomentrium uterus.

Perkembangan Janin di Dalam Uterus (Sulistyawati, 2010:89).

1. Trimester pertama (minggu 0-12)

Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode
germinal sampai periode terbentuknya janin (Kusmiyati, 2009:67).

a. Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuhan telur oleh sperma yang
terjadi pada minggu ke-2 di hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang
sudah di buahi sperma bergerak dari tuba falopi dan menempel di dinding
uterus (endrometrium).
b. Periode embrionik (minggu 3-8). Proses dimana sistem saraf pusat, organ
organ utama dan struktur anatomi mulai tebentuk seperti mata, mulut dan
lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin
mulai berubah dari blastosit menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan
kepala yang besar.

6
c. Periode fetus (minggu 9-12). Periode dimana semua organ penting terus
bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat
tinggi.

2. Trimester Ke-dua (minggu ke 12-24).

Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada


minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG)
untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi
kembar. Jaringan kuku, kulit serta rambut berkembang dan mengeras pada
minggu ke-20 dan ke-21. Indra pengliatan dan pendengaran janin mulai
berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus)
mulai tampak sosok manusia dengan panjang 30cm (Kusmiyati, 2009:68).

3. Trimester Ketiga (minggu 24-40)

Pada trimester ini semua oragan tumbuh dengan sempurna. Janin


menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi menendang atau menonjok
serta dia sudah mempunyai periode tidur dan bangun. Massa tidurnya jauh
lebih lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi
sempurna. Pada bulan ke sembilan, janin mengambil posisi kepala di bawah
dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir anatara 3 kg sampai 3,5 kg dengan
panjang 50cm (Kusmiyati, 2009:67)

3. Tanda dan Gejala Kehamilan


Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan yang
mudah dikenali dan dapat menjadi petunjuk bagi diagnosis dan evaluasi kemajuan
kehamilan. Tetapi sayangnya proses farmakologis atau patofisiologis kadang
memicu perubahan endokrin atau anatomis yang menyerupai kehamilan sehingga
dapat membingungkan. Perubahan endokrinologis, fisiologis, dan anatomis yang
menyertai kehamilan menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti
adanya kehamilan. Untuk menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan
penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan (Marjati, 2011:34).

7
a. Tanda dugaan hamil :
1. Amenorea (berhentinya menstruasi)
2. Mual (nausea) dan muntah (emesis)
3. Ngidam (menginginkan makan tertentu)
4. Syncope (pingsan)
5. Kelelahan
6. Payudara tegang
7. Sering miksi
8. Kontipasi atau obstipasi
9. Pigmentasi Kulit

Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini :

a) Sekitar pipi : cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi, hidung,


pipi, dan leher).
b) Sekitar leher tampak lebih hitam.
c) Dinding perut: strie lividae/gravidarum (terdapat pada seorang
primigravida, warnanya membiru), strie nigra, linea alba menjadi lebih
hitam (linea grisae/nigra).
d) Sekitar payudara: hiperpigmentasi aerola mamae sehingga terbentuk
areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang
merah muda pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat,
dan hitam pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgometri
menonjol dan pembuluh darah menifes sekitar payudara (Prawirohardjo,
2010:134).
e) Sekitar pantat dan paha atas: terdapat strie akibat pembesaran bagian
tersebut (Walyani, 2015: 71).

b. Tanda kemungkinan hamil (Problem sign)


1) Perubahan abdomen, yaitu perubahan ukuran uterus menyebabkan
pertambahan lingkar abdomen secara bertahap.

8
2) Perubahan uterus. Dimana dalam 12 minggu pertama uterus berbentuk
menjadi bulat kuat, membesar, lunak dan berbentuk seperti rongga.
3) Tanda hegar menggambarkan perlunakan ekstrem segmen bawah uterus
sampai kedaerah yang dapat dikompresi hampir setipis kertas (Reeder,
dkk. 2011:417).
4) Ballotement. Ketukan mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapt dirasakan oleh tangan pemeriksa (Ummi,
dkk. 2011:72).
5) Perubahan serviks. Pada usia sekitar 8 minggu gestasi, serviks mulai
melunak dan lubang eksternal serviks memperlihatkan konsistensi atau
derajat pelunakan, seperti lobus telinga atau bibir (dikenal dengan istilah
tanda Goodell). Sebagai perbandingan konsistensi serviks pada wanita
yang tidak hamil terasa sama dengan ujung hidung (Reeder, dkk.
2011:417).
6) Kontraksi Braxton Hicks. Apabila uterus di rangsang atau distimulasi
dengan rabaan akan mudah berkontraksi (Sulistyawati, 2012:124).
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya aktomiosin di dalam
otot uterus (Ummi, dkk. 2011:72).

c. Tanda pasti (positive sign)

Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin, yang
dapat dilihat langsung oleh pemeriksa (Walyani, 2015:73).

1) Terdengarnya bunyi jantung janin , tanda ini baru timbul setelah


kehamilan lanjut diatas empat bulan. Jika dengan ultrasound bunyi jantung
janin dapat didengar pada kehamilan 12 minggu (Sunarti, 2013:59-60).
2) Melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak saat melakukan
pemeriksaan (Sunarti, 2013:60)
3) Melihat rangka janin pada sinar Ro atau dengan menggunakan
ultrasonografi (Sunarti, 2013:60).

9
4. Fisiologi Kehamilan
Menurut Manuaba (2012:75) proses kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan yang terdiri atas :

a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20-35 tahun,
hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses kematangan dan terjadi
ovulasi.
b. Spermatozoa
Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang
mengandung 40–60 juta spermatozoa setiap cc, dan hanya beberapa ratus
yang dapat mencapai tuba fallopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat
genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk
mengadakan konsepsi.
c. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi
dan membentuk zigot.
Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata
yang mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma
yang disebut vitelus.
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida.
Nutrisi dialirkan kedalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida.
Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas,
dindingnya penuh jonjot sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai
waktu hidup terlama dalam ampula tuba.
4) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.

10
d. Proses nidasi atau implantasi

Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot


yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan
seterusnya. Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan
menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruangan dalam ovum
dan disebut stadium morula. Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula
terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula.
Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung, blastula dengan vili
korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi.
Sel trofoblas yang meliputi “primer vili korealis” melakukan destruksi
enzimatik-proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri dalam endometrium.
Proses penanaman blastula yang disebut nidasi atau implantasi terjadi pada
hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam
endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda Hartman.
(Smith & Segal, 2010:79)

e. Pembentukan Plasenta/Plasentasi

Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan
atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak
rata, sehingga blastula dengan inner cell mass akan tertanam dalam
endometrium. Sel trofoblas menghancurkan endometrium sampai terjadi
pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis. Terjadinya
nidasi (implantasi) mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi. Sel yang
dekat dengan ruangan eksoselom membentuk “entoderm” dan yolk sac
(kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan
ruangan amnion. Plat embrio (embryonal plate) terbentuk diantara dua ruang
yaitu ruang amnion dan kantong yolk sac. Ruangan amnion dengan cepat
mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat diantara amnion dan

11
embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat. Awalnya yolk sac berfungsi
sebagai pembentuk darah bersama dengan hati, limpa, dan sumsum tulang.
Pada minggu kedua sampai ketiga, terbentuk bakal jantung dengan pembuluh
darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi mulai dapat
dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8 dengan menggunakan ultrasonografi
atau sistem Doppler.

Selama sisa kehamilan,fisologi organ menjadi matur dan janin terus


memproduksi lemak dan otot. Sistem saraf terus bermielinisasi hingga cukup
bulan.

5. Perubahan Fisiologi Kehamilan


Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan anatomi fisiologis pada
sistem organ tubuhnya. Oleh karena itu, perlu disampaikan pada saat bidan
memberikan pendidikan kesehatan sewaktu ibu melakukan kunjungan
kehamilan.Pengenalan perubahan anatomi fisiologis tubuh selama kehamilan
dapat mengadaptasikan ibu terhadap perubahan tersebut. Sistem reproduksi ibu
salah satu sistem yang memegang peranan penting dalam kehamilan. Perubahan
anatomi dan adaptasi fisiologis sistem reproduksi meliputi perubahan pada :

a. Vagina dan vulva

Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi


peningkatan vaskularisasi dan hiperemia pada vagina dan vulva. Peningkatan
vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang disebut dengan
tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi peningkatan
ketebalan mukosa, pelunakan jaringan penyambung, dan hipertrofi otot polos.
Akibat peregangan otot polos menyebabkan vagina menjadi lebih lunak.
Perubahan yang lain adalah peningkatan sekret vagina dan mukosa vagina
memetabolisme glikogen. Metabolisme ini terjadi akibat pengaruh hormon
estrogen. Peningkatan laktobasilus menyebabkan metabolisme meningkat.
Hasil metabolisme (glikogen) menyebabkan pH menjadi lebih asam (5,2 – 6).

12
Keasaman vagina berguna untuk mengontrol pertumbuhan bakteri pathogen
(Aprilia, 2010:71-73).

b. Servik

Perubahan servik merupakan akibat pengaruh hormon estrogen sehingga


menyebabkan massa dan kandungan air meningkat. Peningkatan vaskularisasi
dan edema, hiperplasia dan hipertrofi kelenjar servik menyebabkan servik
menjadi lunak (tanda Goodell) dan servik berwarna kebiruan tanda
Chadwick. Akibat pelunakan isthmus maka terjadi antefleksi uterus
berlebihan pada 3 bulan pertama kehamilan.

c. Uterus

Pertumbuhan uterus dimulai setelah implantasi dengan proses hiperplasia dan


hipertrofi sel. Hal ini terjadi akibat pengaruh hormon estrogen dan
progesteron. Penyebab pembesaran uterus menurut Manuaba (Wiknjosastro,
2009:158) antara lain:

1) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah;


2) Hiperplasia dan hipertrofi,
3) Perkembangan desidua

Uterus bertambah berat sekitar 70 – 1100 gram selama kehamilan. Ukuran


uterus mencapai umur kehamilan aterm adalah 30 x 25 x 20 cm dengan
kapasitas > 4000 cc. Perubahan bentuk dan posisi uterus antara lain: bulan
pertama uterus berbentuk seperti alpukat, 4 bulan berbentuk bulat, akhir
kehamilan berbentuk bujur telur. Rahim yang tidak hamil/ rahim normal
sebesar telur ayam, pada umur 2 bulan kehamilan sebesar telur bebek dan
umur 3 bulan kehamilan sebesar telur angsa. Selama kehamilan,
dindingdinding otot rahim menjadi kuat dan elastis. Fundus pada servik
mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Korpus uteri dan servik melunak dan
membesar pasca umur kehailan minggu ke 8 yang disebut tanda Hegar.

13
Sedangkan posisi rahim pada awal kehamilan adalah antefleksi atau
retrofleksi, pada umur kehamilan 4 bulan kehamilan rahim berada dalam
rongga pelvis dan setelahnya memasuki rongga perut. Tinggi fundus uteri
selama kehamilan dapat dilihat pada tabel 2.1:

Tabel 2,1
Tinggi fundus uteri selama kehamilan
Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
12 minggu 3 jari di atas simpisis
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu jari di atas pusat
32 minggu Pertengahan pusat dengan prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

Sumber: (Saifudin, 2010:113)

d. Ovarium
Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih terdapat
korpus luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm. Pasca plasenta
terbentuk, korpus luteum gravidatum mengecil dan korpus luteum
mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone (Aprilia, 2010 71-72).
e. Sirkulasi
Darah Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar
dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengeceran darah (hemodilusi).
Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai
anemia fisiologis ( Manuaba, 2010:93).
f. Sistem respirasi

14
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma.
Fungsi respirasi juga mengalami perubahan. Respirasi rate 50% mengalami
peningkatan konsumsi oksigen 15-20% diatas kebutuhan perempuan tidak
hamil (Aprilia, 2010:71-72).

g. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hor-mone lobus hipofisis anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae
gravidarum livide atau alba, aerola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi
(khloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan
menghilang (Manuaba, 2010:94).
h. Metabolisme
Menurut Manuaba (2010:95) perubahan metabolisme pada kehamilan:
1) Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, terutama pada
trimester ke-tiga
2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter
menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan ketuban
mineral yang diperlukan janin.
3) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan
laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat
badan atau sebutir telur ayam sehari.
4) Kebutuhan kalori di dapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
5) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil

Tabel 2.2
Tambahan Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil

Nutrisi Nutrisi Kebutuhan Tambahan Kebutuhan


Tidak Hamil/Hari Hamil/Hari
Kalori 2000-2200 kalori 300-500 kalori

15
Protein 75 gr 8-12 gr
Lemak 53 gr Tetap
Fe 28 gr 2-4 gr
Ca 500 mg 600 mg
Vit A 3500 IU 500 IU
Vit C 75 gr 30 mg
Asam Folat 180 gr 400 mg

(Sumber: Sukarni, Icesmi, 2013:128)

6) Berat badan ibu hamil bertambah antara 6,5-16,5 kg selama hamil atau
terjadi kenaikan berat badan 0,5 kg/minggu.

6. Hormon - Hormon yang Dominan Pada Saat Kehamilan


a. Estrogen Berfungsi untuk meningkatkan sensivitas otot rahim dan
memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis (Hafifah, 2011:87).
b. Progesteron Berfungsi menurunkan sensivitas otot rahim, menyulitkan
penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan prostaglandin,
rangsangan mekanis, dan menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
Pada kehamilan kedua hormon tersebut berada dalam keadaan yang
seimbang, sehingga kehamilan bisa dipertahankan. Perubahan keseimbangan
kedua hormon tersebut menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh
hipofise parst posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton
Hicks. Kontraksi ini akan menjadi kekuatan yang dominan pada saat
persalinan dimulai, oleh karena itu makin tua kehamilan maka frekuensi
kontraksi semakin sering. Oksitosin diduga bekerja bersama atau melalui
prostaglandin yang makin meningkat mulai umur kehamilan minggu ke-15
sampai aterm lebih-lebih sewaktu partus atau persalinan. Disamping faktor
gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim dapat memberikan pengaruh
penting untuk mulainya kontraksi rahim (Hafifah, 2011:87).

16
7. Perubahan Fisik dan Psikologis Selama Kehamilan
a. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester I
1) Perubahan Fisik pada Trimester I
Menurut Kurnia (2009, 185-189), perubahan fisik pada trimester I adalah:
a) Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan
hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan
untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai
persiapan menyusui.
b) Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan
rahim yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan
menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir
kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
c) Konstipasi
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan
ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
d) Morning Sickness, mual dan muntah
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai
sejak awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning
sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.
e) Merasa lelah
Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan
secara fisik dan emosional untuk kehamilan. Juga peningkatan hormonal
yang dapat mempengaruhi pola tidur.
f) Sakit Kepala
Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga
ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain

17
(berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit
kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan
oleh faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan
tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.
g) Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di
bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya
beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi
karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan
dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk
menyokong rahim.
h) Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus
dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
i) Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah
berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh
hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon
progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air.

2) Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)


Menurut Sulistyawati (2009, 76-77), perubahan psikologis pada trimester I
adalah:
a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
b) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang
ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benarbenar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya

18
d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.
e) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau
bahkan merahasiakannya.

b. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester II


1) Perubahan Fisik pada Trimester II Menurut Kurnia (2009, 190-194),
perubahan fisik pada trimester II adalah :
a) Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap
minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan
puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada
kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16
minggu.
b) Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini
sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama
kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung
dan tidak nyaman.
c) Pelupa
Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama
kehamilannya. Ada beberapa teori tentang hal ini, diantaranya adalah
karena tubuh ibu hamil terus bekerja berlebihan untuk perkembangan
bayinya sehingga menimbulkan blok pikiran.
d) Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar
dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran
cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas.

19
e) Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan
rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak
diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir
dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang
setelah bayi lahir.
f) Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut
bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini
karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang
semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan
bersifat tidak menetap.
g) Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester
kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah
besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
h) Hidung dan Gusi berdarah
Hal ini juga terjadi karena peningkatan aliran darah selama masa
kehamilan. Kadang juga mengalami sumbatan di hidung. Ini disebabkan
karena adanya perubahan hormonal.
i) Perubahan kulit
Ibu hamil akan mengalami perubahan pada kulit. Perubahan tersebut bisa
berbentuk garis kecoklatan yang dimulai dari puser (umbilicus) sampai
ke tulang pubis yang disebut linea nigra. Sedangkan kecoklatan pada
wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Hal ini dapat menjadi
petunjuk sang ibu kurang asam folat. Strecth mark terjadi karena
peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan
payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal,
sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat
dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan.
j) Payudara

20
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang
kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin
berwarna gelap dan besar. Bintikbintik kecil akan timbul disekitar
putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
k) Kram pada kaki
Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat
kehamilan. Atasi dengan menaikkan kaki ke atas dan minum kalsium
yang cukup. Jika terkena kram kaki ketika duduk atau saat tidur, cobalah
menggerak-gerakkan jari-jari kaki ke arah atas.
l) Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40%
wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang
menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak
sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian
bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas
pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
2) Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
Menurut Sulistyawati (2009, 76-77), perubahan psikologis pada trimester II
adalah:
a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang
tinggi
b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c) Merasakan gerakan anak
d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e) Libido meningkat
f) Menuntut perhatian dan cinta
g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu
i) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran,dan
persiapan untuk peran baru

21
c. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester III
1) Perubahan Fisik pada Trimester III
Menurut Kurnia (2009, 194-197), perubahan fisik pada trimester III adalah :
a) Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah
tulang belakang.
b) Payudara
Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum, merupakan makanan
bayi pertama yang kaya akan protein. Biasanya, pada trimester ini, ibu
hamil akan merasakan hal itu, yakni keluarnya colostrum.
c) Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
d) Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke
paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa
susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang
membesar yang berada di bawah diafragma (yang membatasi perut dan
dada). Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3
minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan
merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut
biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh
bayi dibawah diafragma / tulang iga ibu.
e) Sering kencing
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan
makin menekan kandungan kencing ibu hamil.
f) Masalah tidur

22
Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di malam hari sehingga
merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.
g) Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan
menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena
menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir
kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang
akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan
h) Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut
yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau
istirahat.
i) Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan
meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil,
dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang
disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
j) Kram pada kaki
Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena
kekurangan kalsium.
k) Cairan vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan
biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini biasanya agak kental,
sedangkan pada saat mendekati persalinan cairan tersebut akan lebih cair.
2) Perubahan Psikologis pada Trimester III
Menurut Sulistyawati (2009, 76-77), perubahan psikologis pada trimester III
adalah:
a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu

23
c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f) Merasa kehilangan perhatian
g) Perasaan mudah terluka (sensitif)
h) Libido menuruna

8. Komplikasi Kehamilan
1. Hipertensi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki
potensi yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan. Biasanya terjadi
pada usia kehamilan memasuki 20 minggu.
2. Pre eklamsia
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria,
dan oedema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi
dalam triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya
misalnya pada mola hidatidosa.
3. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28
minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan
kehamilan sebelum 28 minggu. Jika perdarahan terjadi di tempat yang jauh
dari fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
tidak mampu melakukan tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian
maternal akan terjadi.
4. Kelainan letak (lintang dan sungsang)
a. Letak lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak
lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu.Letak lintang adalah suatu
keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi

24
yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya
bokong berada sedikit lebih tinggi dari pada kepala janin, sedangkan
bahu berada pada pintu atas panggul.
b. Letak sungsang
Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada
kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan bokong atau
kaki di bawah. Bayi letak sungsang lebih sukar lahir, karena kepala lahir
terakhir.
5. Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini
mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau
sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ sampai 1 liter.
Karena rahim sangat besar akan menekan pada organ tubuh sekitarnya.
6. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu
maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan premature (Hamilton, Persis
Mary., 2012)

9. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


1. Penatalaksanaan medis
a. Berikan tablet Fe pada ibu hamil.
b. Berikan vaksin TT pada ibu hamil.
c. Vitamin untuk ibu hamil.
d. Meterhin untuk menghentikan perdarahan.
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Nausea
1) Makan porsi kecil tapi sering bahkan setiap 2 jam
2) Makan biskuit kering sebelum beranjak dari tempat tidur dipagi hari.
3) Tingkatkan istirahat.
4) Hindari sikat gigi setelah makan.
b. Peningkatan frekuensi berkemih pada TM I dan TM II

25
1) Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kemih
2) Banyak minum di siang hari
3) Kurangi minum di malam hari.
c. Sakit punggung atas dan bawah
1) Isitirahat cukup, menggunakan penyokongan abdomen eksternal.
d. Edema dependen
1) Hindari menggunakan pakaian ketat
2) Elevasi kaki setiap hari
e. Nyeri ulu hati
1) Distraksi / nafas dalam
2) Hindari makanan berlemak, pedas, yang dapat mengganggu
pencernaan.
f. Kesemutan jari-jari
1) Menjelaskan penyebab kesemutan
2) Berbaring rileks
b. Konsep Dasar Teori Antenatal Care/ANC
1. Definisi Antenatal Care
Antenatan Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh
perawat kepada Wanita selama hamil misalnya dengan pemantauan Kesehatan
secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi
peran baru sebagai orang tua. (Wagiyo & Putromo, 2016)

2. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)


Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementrian Kesehatan RI (2010)
adalah:

a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal
yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat,
bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
b. Tujuan Khusus

26
Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal yang terpadu,
komprehensif, serta berkualitas, memberikan konseling kesehatan dan gizi
ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI; meminimalkan “missed
opportunity” pada ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal
terpadu, komprehensif.dan berkualitas; mendeteksi secara dini adanya
kelainan atau penyakit yang diderita ibu hamil; dapat melakukan intervensi
yang tepat tehadap kelainan atau penyakit sedini mungkin pada ibu hamil;
dapat melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
dengan sistem rujukan yang sudah ada. Selain itu pemeriksaan kehamilan
atau antenatal care juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi kesehatan
dan pendidikan tentang kehamilan, persalinan, dan persiapan menjadi orang
tua (Simpson &Creehan, 2008 dalam Novita, 2011)

3. Manfaat Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)


Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa pemeriksaan
antenatal juga memberikan manfaat terhadap ibu dan janinnya, antara lain :

1) Bagi Ibu
a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan
mengurangi penyulit masa antepartum;
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jamani dan rohani ibu
hamil dalam menghadapi proses persalinan;
c. Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan dan untuk dapat
memberikan ASI;
d. Dapat melakukan proses persalinan secara aman.

2) Bagi Janin
Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara kesehatan ibu
sehingga mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan berat bayi
lahir rendah.

27
4. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan ANC
Pemeriksaan kehamilan/ANC (Antenatal Care) sangatlah dibutuhkan guna
memantau kondisi kesahatan ibu dan janinnya. Sehingga diperlukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin. Menurut Saifudin (2007, dalam Ai Yeyeh
& Yulianti, 2014) pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut :

1) Minimal 1 kali pada trimester ke-1 (kehamilan < 14 minggu);


2) Minimal 1 kali pada trimester ke-2 (kehamilan 14 – 28 minggu);
3) Minimal 2 kali pada trimester ke-3 ( >28 minggu sampai kelahiran).

Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil


melakukan paling sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan selama
kehamilan, menurut jadwal 1-1-2 yaitu paling sedikit sekali kunjungan dalam
trimester pertama, paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester kedua, dan
paling sedikit dua kali kunjungan dalam trimester ketiga (Kemenkes, 2012).
Selain untuk ibu hamil sebaiknya melakukan kunjungan ANC minimal sebanyak
4 kali, yaitu sebagai berikut :

1) Kunjungan 1/K1 (Trimester 1)


K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin
ketika ibu hamil mengalami terlambat dating bulan.
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada antenatal care adalah sebagai
berikut :
a. Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan;
b. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin terjadi pada
masa kehamilan, persalinan dan nifas;
c. Mengenali dan mengobati penyakit- penyakit yang mungkin diderita
sedini mungkin;
d. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak;
e. Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari, keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas serta laktasi.

28
Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan untuk memberikan
informasi bagi ibu hamil supaya dapat mengenali factor resiko ibu dan janin.
Informasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal;


b. Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia, karena selama
kehamilan akan terjadi peningkatan secret di vagina;
c. Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi;
d. Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan;
e. Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya.
2) Kunjungan 2/K2 (Trimester 2)
Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan
pemeriksaan kehamilan di trimester II antara lain :
a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya;
b. Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan;
c. Mengulang perencanaan persalinan.

3) Kunjungan 3 dan 4/ K3 dan K4 (Trimester 3)


Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan
dilakukan setiap 2 minggu jika tidak mengalami keluhan yang
membahayakan dirinya atau kandungannya. Tujuan kunjungan pemeriksaan
kehamilan trimester III yaitu :
a. Mengenali adanya kelainan letak janin;
b. Memantapkan rencana persalinan;
c. Mengenali tanda-tanda persalinan.

Sedangkan menurut Manuaba (2000, dalam Wagiyo & Putrono, 2016)


mengemukakan bahwa untuk mengetahui perkembangan janin maka
pemeriksaan kehamilan dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan
kehamilan. Pemeriksaan kehamilan pertama dapat dilakukan setelah

29
mengetahui adanya keterlambatan haid atau menstruasi. Idealnya
pemeriksaan ulang dapat dilakukan pada setiap bulan sampai usia kehamilan
7 bulan, kemudian setiap 2 minggu sekali setelah usia kehamilan mencapai 9
bulan sampai pada proses persalinan.

Jadwal tersebut di atas merupakan jadwal pemeriksaan dalam kondisi


kehamilan yang normal, karena biasanya penyulit kehamilan baru akan
timbul pada tirimester ketiga hingga menjelang akhir kehamilan. Jika
kehamilan tidak normal, maka jadwal pemeriksaankehamilan akan
disesuaikan dengan kondisi ibu hamil (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).

30
5. Pathway

Perubahan pada ibu hamil

Perubahan fisiologis Perubahan psikologis

Pola Makan Tidak Payudara Krisi situasi


Teratur

Kurang
Kekosongan Esterogen
pengetahuan
Lambung meningkat

Ketidakmampuan
Erosi pada Perubahan
mengakses sumber
lambung (gesekan) jaringan mame

Produksi HCL Deficit


Suplai darah
meningkat Pengetahuan
meningkat

Asam lambung Payudara membesar


refleks dan tegang

Intake makanan Gangguan Rasa


tidak adekuat Nyaman

Berkurangnya
pemasukan
makanan

Defisit Nutrisi

31
6. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan / ANC
Adapun standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut Wagiyo
(2016) adalah sebagai berikut :

1) Timbang Berat Badan (T1)


Pengukuran berat badan diwajibkan setiap ibu hamil melakukan kunjungan.
Kenaikan berat bada normal pada waktu kehamilan sebesar 0,5 kg per
minggu mulai trimester kedua.
2) Ukur Tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 hingga 140/90 mmHg, apabila
diketahui tekanan darah ibu hamil melebihi 140/90 mmHg maka perlu
diwaspadai adanya preeklamsi.
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Merupakan suatu cara untuk mengukur besar rahim dari tulang kemaluan
ibu hingga batas pembesaran perut tepatnya pada puncak fundus uteri. Dari
pemeriksaan tersebut dapat diketahui pertumbuhan janin sesuai dengan usia
kehamilan.
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Tablet Fe merupakan tablet penambah darah. Selama masa pertengahan
kehamilan, tekanan sistolik dan diastolic menurun 5 hingga 10 mmHg. Hal
ini biasa terjadi karena vasodilitasi perifer akibat perubahan hormonal
selama kehamilan (Indriyani, 2013).
5) Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (T5)
Pemberian imunisasi ini sangat dianjurkan untuk mencegah terjadinya
infeksi tetanus neonatorum. Penyakit tetanus neonatorum yang disebabkan
oleh masuknya kuman Clostridium Tetani ke tubuh bayi merupakan
penyakit infeksi yang dapat mengakibatkan kematian bayi dengan gejala
panas tinggi, kaku kuduk, dan kejang. Imunisasi TT dianjurkan 2 kali
pemberian selama kehamilan, yaitu TT1 diberikan pada kunjungan awal dan
TT2 dilakukan pada 4 minggu setelah suntukan TT1(Bartini, 2012).

32
6) Pemeriksaan Hb (T6)
7) Pemeriksaan VDRL (T7)
8) Perawatan Payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara (T8)
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9)
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
Biasanya dokter atau bidan akan memberikan informasi mengenai rujukan
apabila diketahui adanya masalah dalam kehamilan termasuk rencana
persalinan.
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14) Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis malaria (T14)

7. Konsep Keperawatan Antenatal Care


a. Pengkajian
1. Aktivitas dan Istirahat Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal
(8 – 12 minggu) kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah
kehamilan terakhir. Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM. Murmur
sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan volume episode
singkope.
2. Varises Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama
pada trisemester akhir)
3. Integritas Ego Menunjukkan perubahan persepsi diri
4. Eliminasi Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan
frekuensi perkemihan dan peningkatan berat jenis serta hemoroid
5. Makanan/Cairan
a. Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati
umum terjadi
b. Penambahan berat badan : 2 sampai 4 lb trisemester pertama,
trisemester kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.

33
c. Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi
mudah berdarah d. Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia
fisiologis)
d. Sedikit edema dependen
e. Sedikit glikosuria mungkin ada
f. Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir
kehamilan.
6. Nyeri dan Kenyamanan Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada
payudara; kontraksi Braxton Hicks terlihat setelah 28 minggu; nyeri
punggung
7. Pernapasan Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi;
pernapasan torakal.
8. Keamanan
a. Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC),
b. Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12
minggu) atau fetoskop (17 - 20 minggu)
c. Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu.
d. Sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
e. Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
9. Seksualitas
a. Penghentian menstruasi.
b. Perubahan respon /aktivitas seksual
c. Leukosa mungkin ada.
d. Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis
pubis (pada 10 - 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu)
agak ke bawah kartilago ensiform (pada 36 minggu).
e. Perubahan payudara : pembesaran jaringan adiposa, peningkatan
vaskularitas lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan
pigmentasi jaringan arcolar, hipertrofi tberkel montgemery, sensasi

34
kesemutan (trisemester pertama dan ketiga); kemungkinan strial
gravidarum kolostrum dapat tampak setelah 12 minggu
f. Perubahan pigmentasi : kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler
nevi, strial gravidarum.
g. Tanda-tanda Goodell, Hegar Scodwick positif.
10. Integritas Sosial
a. Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
b. Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan
stressor kehamilan
c. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional.
11. Penyuluhan/Pembelajaran
12. Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung
pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap
anak, stabilitas ekonomik.
13. Pemeriksaan Diagnostik
a. DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit).
b. Golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko
terhadap inkompatibilitas
c. Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
d. Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma
Reagen)
e. Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh
kutil vagina, lesi, rabas abnormal.
f. Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
g. Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks
tipe 2
h. Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan
infeksi, diabetes penyakit ginjal)
i. Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
j. Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas

35
k. Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
l. Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya
dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari
folus pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.

8. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul :

1. Defisit Nutrisi b/d nafsu makan menurun


2. Gangguan Rasa Nyaman b/d gangguan adaptasi kehamilan d/d postur tubuh
berubah.
3. Defisit Pengetahuan b/d kurang terpapar informasi

9. Rencana Keperawatan
No DIAGNOSA SLKI SIKI
.

1. Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi


Definisi : Asupan Kriteria Hasil : Tindakan
nutrisi tidak  Perasaan cepat Observasi :
cukup untuk kenyang, sedang  Identifikasi status
memenuhi (3) nutrisi
kebutuhan  Frekuensi  Identifikasi makanan
metabolism makan, sedang yang disukai
(3)  Identifikasi
 Nafsu makan, kebutuhan kalori dan
sedang (3) jenis nutrient
 Monitor asupan
makan
 Monitor berat badan
Terapeutik :

 Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
 Berikan makanan
yang tinggi serat
untuk mencegah
konstipasi
 Berikan makanan

36
yang tinggi kalori dan
tinggi protein
 Berikan suplemen
makanan, Jika perlu
Kolaborasi

 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
2. Gangguan Rasa Status kenyamanan Terapi relaksasi
Nyaman Definisi : Definisi : Menggunakan
Keseluruhan rasa teknik peregangan untuk
nyaman dan aman mengurangi tanda dan
secara fisik, gejala ketidaknyamanan
psikologis, spiritual, seperti nyeri, ketegangan
sosial, budaya, dan otot, atau kecemasan.
lingkungan.
Tindakan :
Kriteria hasil :
Observasi
 Kesejahteraan
fisik (3, sedang)  Identifikasi
 Kesejahteraan penurunan tingkat
psikologis (4, energi,
cukup ketidakmampuan
meningkat) berkonsentrasi, atau
 Dukungan sosial gejala lain yang
dari keluarga (4, menggangu
cukup kemampuan kognitif.
meningkat)  Identifikasi teknik
 Dukungan sosial relaksasi yang pernah
dari teman (4, efektif digunakan.
cukup  Periksa ketegangan
meningkat) otot, frekuensi nadi,
 Rileks (3, tekanan darah, dan
sedang) suhu sebelum dan
 Keluhan tidak sesudah latihan.
nyaman (4, Terapeutik
cukup menurun)
 Gelisah (4,  Berikan informasi
cukup menurun) tertulis tentang
 Postur tubuh (3, persiapan dan
sedang) prosedur teknik

37
relaksasi.
 Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang analgetik
atau tindakan medis
lain, jika perlu.
Edukasi

 Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang
tersedia (mis. napas
dalam, relaksasi otof
progresif).
 Anjurkan mengambil
posisi nyaman.
 Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi.
 Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. napas dalam,
peregangan, atau
imajinasi terbimbing).
3. Defisit Tingkat Edukasi Kesehatan
Pengetahuan Pengetahuan
Definisi : Mengajarkan
Kriteria Hasil : pengelolaan faktor resiko
 Perilaku sesuai penyakit dan perilaku
anjuran : 3, hidup bersih serta sehat.
sedang
Tindakan :
 Kemampuan
tentang Observasi
menjelaskan
suatu topik : 3,  Identifikasi kesiapan
sedang dan kemampuan
 Perilaku sesuai menerima informasi
dengan Terapeutik
pengetahuan : 4,  Sediakan materi dan
cukup media pendidik
meningkat Kesehatan
 Persepsi yang  Jadwalkan
keliru terhadap pendidikan kesehatan
masalah : 3, sesuai kesepakatan
sedang  Berikan kesempatan
 Perilaku : 4, untuk bertanya

38
cukup membaik Edukasi

 Jelaskan faktor resiko


yang dapat
mempengaruhi
kesehatan

10. Implementasi Keperawatan


Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
mencakup peningkatan kesehatan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan, penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Ika dan
Saryono, 2010).

11. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang digunakan
sebagai alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses ini
berlangsung terus menerus yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang
diinginkan (Ika dan Saryono, 2010). Ada tiga yang dapat terjadi pada tahap
evaluasi, yaitu :

a. Masalah teratasi seluruhnya.


b. Masalah teratasi sebagian.
c. Masalah tidak teratasi.

39
DAFTAR PUSTAKA

Icemi Sukarni K, & Wahyu P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas dielngkapi
Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.
Icesma Sukarni K-Margareth ZH. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Nifas.
Yogyakarta: Nuhamedika.
Indriyani, D. (2013). Keperawatan Maternitas Pada Area Perawatan Antenatal.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ari, Sulistyawati, Esty Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta
: Salemba Medika
Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Dewi, Vivian Nanny Lia dan Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.
Romauli, Suryati. 2011. Asuhan Kebidanan I Konsep dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta. Nuha Medika
Sukarni, I. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rukiyah, A. Y., & Yulianti, L. (2014). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
CV.Trans Info Media
Wagiyo & Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi Baru
Lahir Fisiologi & Patologis. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET

40
41
42

Anda mungkin juga menyukai