Anda di halaman 1dari 21

L

A
P
O
R
A
N
S
E
N
T
R
A
L
I
S
A
S
I
O
B
A
T
PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG SERUNI RSUD JOMBANG
Oleh :

Anthon Joel B, S.Kep M. Nauval firdaus, S.Kep


Agus Supriyanto, S.Kep Nova Vilonita, S.Kep
Achmad Syaifudin, S.Kep Aimmatul Azizah, S.Kep
Andriyanto Hermawan S.Kep Rahma Mafaridiyah, S.Kep
Lilik Susanti, S.Kep Wiwin Nuril M, S.Kep
Lina Palupi, S.kep Rina Wahyuni , S.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
2019

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT DI RUANG SERUNI


RSUD JOMBANG YANG DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3PRAKTIK
PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
Telah Disetujui dan di sahkan pada
Hari :Kamis
Tgl/Bln/Thn : 14 Maret 2019

Penanggung Jawab

Anthon Joel B,S.Kep

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

Shanti Rosmaharani Dwi Sulistiyaningsih,S.Kep.,Ns


NIP.197008122001122002

Kepala Ruangan

Dwi Sulistiyaningsih,S.Kep.,Ns
NIP.197008122001122002000

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian
pada pasien.Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman
penyakit dapat terjadi manakala konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol
dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ
tubuh atau timbulnya efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu
penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara
ekonomi. Pelaksanaan sentralisasi obat di ruang SERUNI RSUD Jombang
untuk obat oral dan injeksi sudah berjalan sedemikian rupa sehingga pasien dan
keluarga percanya dengan sentralisasi obat di ruangan.
Pengecekan terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah satu
peran Perawat, perlu dilakukan dalam suatu pola atau alur yang sistematis
sehingga risiko kerugian baik secara material maupun secara nonmaterial dapat
dieliminasi atau di atasi.
Teknik pengelolaan secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat
dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya
kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan
oleh perawat.
Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan strategi persiapan
sentralisasi obat, persiapan sarana dan membuat petunjuk teknis
penyelenggaraan sentralisasi obat serta pendokumentasian hasil pelaksanaan
sentralisasi obat. Kontroling penggunaan obat dan konsumsi obat merupakan
salah satu peran perawat,oleh karena itu pengontrolan obat bagi pasien perlu
ditingkatkan lagi sehingga resiko-resiko penyimpangan dapat diminimalisir.
Dalam praktek manajemen ini kami melaksanakan sentralisasi obat injeksi dan
obat oral(Nursalam, 2013).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu melaksanakan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat
dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat dengan benar.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu mengelola obat pasien: pemberian obat secara tepat dan benar
sesuai dengan prinsip 7B.
b. Menyeragamkan waktu pemberian obat oral dan injeksi serta
mengamankan obat-obat yang dikelola.
c. Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.
d. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat.
e. Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga terhadap asuhan
keperawatan yang telah diberikan.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Klien
1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan.
2. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
1.3.2 Bagi Perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
b. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang di konsumsi
klien
c. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat
1.3.3 Bagi Institusi
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
b. Terciptanya model asuhan keperawatan professional
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat (Nursalam, 2013).

2.2 Tujuan Pengelolaan Obat


Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana
dan menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan
pasien dapat terpenuhi.
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering
mengapa obat perlu disentralisasi :
a Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
b Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat.
c Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan.
d Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan.
e Meletakan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.

2.3 Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat


Teknik pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat
injeksi diserahkan sepenuhnya kepada perawat.Penanggung jawab
pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat
didelegasikan kepada staf yang ditunjuk. Pengeluaran dan pembagian obat
tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib
mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut
a. Penerimaan obat
1. Obat yang telah diresepkan dan dibeli oleh keluarga
pasien diserahkan oleh farmasi kepada perawat disertai dengan
lembar serah terima obat yang mana sebelumnya mengisi dan
menandatangani surat persetujuan sentralisasi obat (Informed
Consent).
2. Perawat menuliskan nama klien, nomor registrasi, jenis
obat, jumlah dan sediaan obat (bila perlu) dalam format serah terima
obat dan diketahui atau ditandatangani oleh klien / keluarga, format
serah terima obat selanjutnya dibawa oleh klien/ keluarga. Keluarga
akan diberikan penjelasan kapan obat tersebut akan habis.
3. Obat yang telah diserahkan oleh klien / keluarga
selanjutnya disimpan perawat di dalam kotak obat.
b. Pembagian obat
1. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya dicatat dalam
format pemberian obat oral/ injeksi.
2. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya
diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum
dalam format pemberian obat oral/ injeksi dengan terlebih dahulu
dicocokkan dengan terapi yang diinstruksi dokter (status rekam
medik).
3. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam
obat, kegunanaan obat, jumlah obat, dan efek samping obat.
Usahakan tempat obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi
oleh klien dan observasi adanya efek samping setelah minum obat
4. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift
oleh petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku
masuk obat. Obat yang hampir habis akan diinformasikan kepada
pasien / keluarga dan kemudian dimintakan kepada dokter
penanggung jawab klien.
c. Penambahan Obat Baru
1. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis,
dosis atau jadwal pemberian obat, maka informasi ini akan
dimasukkan dalam format pemberian obat oral/ injeksi.
2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu
saja), maka dokumentasi dilakukan pada format pemberian obat
oral / injeksi.

d. Obat Khusus
1. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga
yang cukup mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam
waktu tertentu atau sewaktu saja.
2. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan
format pemberian obat oral/ injeksi khusus untuk obat tersebut dan
dilakukan oleh perawat primer
3. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi
nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping,
penanggung jawab pemberian dan tempat obat, sebaiknya diserahkan
atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian obat. Usahakan
terdapat saksi dari keluarga pada saat pemberian obat
e. Pengembalian Obat
Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka
obat dikembalikan kepada klien/keluarga dengan ditanda tangani oleh
klien/keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan lalu diserahkan
kepada petugas farmasi.
2.4 Digram Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat

Dokter
Sesuai Resep Perawat

Farmasi

Kroscek

Tidak Sesuai

Resep dikembalikan Ke ruangan


Pengaturan dan
pengelolaan oleh
petugas farmasi
Obat Habis

Penerimaan dan pendistribusian


oleh perawat Obat Sisa

Persetujuan
keluaraga Dikembalikan ke
farmasi
Pasien
BAB 3

RENCANA KEGIATAN

3.1 Kegiatan Sentralisasi Obat


a. Pra Pelaksanaan
1. Membuat Informed Consent
2. Membuat format daftar sentralisasi obat.
3. Membuat petunjuk teknis penulisan sentralisasi obat.
4. Melakukan sosialisasi dikelompok untuk menyamakan persepsi
antara petugas.
5. Mensosialisasikan jadwal pemberian obat dan tehnik penulisan.
Waktu yang ditentukan sifatnya fleksibel dan bisa dirubah sesuai
ketentuan.
b. Proses Pelaksanaan
Pelaksanaan sentralisasi obat dimulai tanggal, oleh perawat shift
pagi. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memberikan Informed Consent pada klien atau keluarganya
2. Melakukan pencatatan pada format sentralisasi obat meliputi :
a) Identitas pasien
b) Hari dan tanggal penerimaan obat sesuai yang diresepkan
c) Nama dan jumlah obat yang diresepkan.
d) Tanda tangan yang menerima obat dan yang menyerahkan
obat.
e) Menuliskan dosis dan cara pemberian obat.
f) Menuliskan jam pemberian
3. Melaksanakan pemberian obat sesuai jadwal yang telah ditentukan
dan perawat pelaksana tanda tangan.
4. Melakukan timbang terima obat setiap pergantian shift sesuai
dengan sisa obat yang telah diberikan kepada pasien.
5. Memintakan resep bila obat klien habis yang dilakukan oleh
perawat primer.
6. Setelah klien diperbolehkan pulang, obat sisa dikembalikan kepada
klien atau keluarga dengan menandatangani pada bagian bawah
lembar sentralisasi obat
c. Post Pelaksanaan
Pendokumentasian semua tindakan dalam pemberian obat, yang
meliputi dosis, waktu, rute serta cara pemberian.
3.2 Peran
a. Kepala Ruangan
1. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktik
2. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi
3. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi
b. Perawat Primer
1. Menjelaskan tujuan dilakukannya sentralisasi obat
2. Menjelaskan manfaat dilakukannya sentralisasi obat
3. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi
c. Perawat Associate
Melakukan pencatatan dan kolaborasi terhadap pemakaian obat
selama klien dirawat.
3.3 Metode
a. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian,
penerimaan dan pemberian obat sesuai denga identitas pasien dan di
catat dalam buku serah terima obat.
b. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi,
jadwal, dan jam pemberian obat, dan jenis pemberiaan obat atau injeksi
sesuai identitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.
3.4 Media
a. Lembar/ format pasien masuk RS
b. Status pasien
c. Nursing kit
d. Kotak penyimpanan obat
e. Lembar persetujuan sentralisasi obat
f. Lembar serah terima obat
g. Format pemberian obat
a.4 Instrument
a. Informed Consent pengelolaan sentralisasi obat.
b. Format kontrol dan pemakaian obat.
c. Lemari dan kotak sentralisasi obat.

a.5 Pelaksanaan
a. Hari/ Tanggal : Kamis, 14 Maret 2019
b. Tempat : Ruang SERUNI RSUD Jombang

a.6 Peserta
Kegiatan ini dihadiri oleh :
a. Kepala Ruang SERUNI RSUD Jombang
b. Pembimbing Ruang SERUNI RSUD Jombang
c. Dosen pembimbing STIKES PEMKAB Jombang
d. Mahasiswa S1 Keperawatan praktek manajemen STIKES PEMKAB
Jombang
e. Pasien Ruang SERUNI RSUD Jombang

a.7 Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Anthon Joel B,
S.Kep
b. Kepala Ruangan : Rahma Mafaridiya,
S.Kep
c. Perawat Primer : Aimmatul Azizah,
S.Kep
d. Perawat Associate : Andriyanto
Hermawan, S.Kep
e. Petugas farmasi : Nova Vilonita,
S.Kep
3.5 Mekanisme kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan a. PP 5 menit Nurse KARU
mengucapkan salam dan Station PP
melaporkan kegiatan
sentralisasi obat pada karu.
b. Karu
menanyakan persiapan
sentralisasi obat
c. PP
menyebutkan hal-hal yang
perlu disampaikan
d. Karu
memeriksa kelengkapan
administrasi
pelaksanaan a. Karu 20 Nurse KARU
membuka acara untuk menit Station PP, PA
sentralisasi obat
b. Farm
asi memberikan obat ke
perawat dan menerima
tanda bukti serah terima
obat dari farmasi. PA
menerima obat dari
farmasi, PA mengisi
format penerimaan obat
pada kolom terima dan
menulis nama pasien/
keluarga dan perawat.
Kemudian perawat
menyimpan obat yang
telah diterima dikotak
obat.
c. PP
menyampaikan tentang
sentralisasi obat kepada
pasien dan keluarga
1. Tujuan dan manfaat
dilaksanakan
sentralisasi obat.
2. Cara pengelolaan obat:
cara penyimpanan dan
pemberian obat
3. Cara mengelola jika ada
obat habis dan obat
baru.
d. Mem
beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
e. PP
meminta pasien/keluarga
untuk mengisi surat
persetujuan sentralisasi
obat
f. Pera
wat mendokumentasikan
Penutup Evaluasi pada PP dan 5 menit Nurse PP, KARU
melaporkan pada KARU Station

a.8 Kriteria Evaluasi


a. Struktur
Pada sentralisasi obat, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain : catatan sentralisasi obat, status klien, buku laporan
dan format inform consent. Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan
sentralisasi obat. Sentralisasi obat yang dilaksanakan pada pasien yang
telah mendapatkan obat dari apotik baik yang diambil oleh keluarga
pasien maupun dari pelayanan obat terpadu (podu).
b. Proses
Proses sentralisasi obat di pimpin oleh kepala ruangan dan
dilaksanakan oleh perawat primer dan perawat associate yang
bertugas.Perawat primer beserta dengan perawat associate melaksanakan
sentralisasi obat yang difasilitasi oleh Karu,ditempat penyimpanan obat.
Dan selanjutnya perawat primer melaporkan kegiatan sentralisasi obat
pada Kepala ruangan yang bertempat di ruang nurse station. Isi
sentralisasi obat mencakup jumlah obat, jenis obat dan dosis obat yang
akan diberikan pada pasien.
c. Hasil
Setiap perawat dapat mengetahui seluruh obat klien. Komunikasi
antar perawat berjalan dengan baik. Karu dan PP menandatangani
laporan sentralisasi obat. Klien dapat mempercayakan pengaturan dan
pemberian obat kepada petugas, mampu mengelola obat klien dengan
tepat dan benar, meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi,
klien dan keluarga merasa puas dengan pengelolaan sentralisasi obat.

BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Persiapan
4.1.1 Tujuan
Mampu melaksanakan peran perawat primer dalam pengelolaan
sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi
obat dengan benar.
4.1.2 Rencana Strategi :
a. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent,
format serah terima obat dan format pemberian obat oral/ injeksi.
b. Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan dokter dan
bagian farmasi.
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
4.2 Pelaksanaan
Hari / tanggal : Kamis/ 14 Maret 2019
Waktu : 12.45 - 13.15 WIB
Tempat : Nurse Station, Ruang Seruni RSUD Jombang
1. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Anthon Joel B, S.Kep
Kepala Ruangan : Rahma Mafaridiyah, S.Kep
Perawat Primer : Aimmatul Azizah, S.Kep
Perawat Associate : Andriyanto Hermawan, S.Kep
Petugas farmasi : Nova Vilonita, S.Kep
Pembimbing pendidikan : Supriliyah P ,S.Kep.Ns,M.Kep
Pembimbing Ruangan : - Dwi Sulistyaningsih, S. Kep. Ns
2. Evaluasi Struktur
Pada sentralisasi obat, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain : format persetujuan sentralisasi obat, format serah
terima obat antara perawat dengan petugas farmasi, status klien,. Kepala
ruangan selalu memimpin kegiatan sentralisasi obat. Sentralisasi obat yang
dilaksanakan menggunakan sistem UDD.
Acara dihadiri oleh :
1) Pembimbing dari pendidikan 1 orang.
pembimbing dari ruangan 1 orang
2) Mahasiswa perawat sebanyak 12 orang.
3. Evaluasi Proses
No. Waktu Kegiatan
1. 13.00 – 13.10 Pelaksanaan role play sedang berlangsung

4. 13.15– 14.00 1. Pembimbing pendidikan


 Sudah baik walau ada beberapa yang
kurang.
 Alurnya sudah sesuai dengan konsep
sentralisasi obat
2. Pembimbing klinik
 Sentralisasi obat untuk menjelaskan
obat apa saja yang dibutuhkan pasien
 PP harus tau jadwal pemberian obat
 PP belum menjelaskan jenis obat
yang didapatkan pasien

Evaluasi Hasil
a. Kegiatan dihadiri oleh 1 orang pembimbing klinik dan 1 orang
pembimbing akademik.
b. Selama kegiatan berlangsung, masing-masing mahasiswa bekerja
sesuai dengan tugas dan peran masing-masing.
c. Kegiatan berjalan dengan lancar karena ada penjelasan dan
pelaksanaan sentralisasi obat
4.3 Hambatan
Pelaksanaan sentralisasi obat tidak mengalami kendala yang berarti,
karena sentralisasi yang dilakukan sesuai dengan konsep ODD (One Day
Dose) yang lebih tepatnya mengelola penerimaan dan pembagian obat
kepada klien, sehingga tidak ada obat yang kelebihan maupun
kekurangan.Pasien yang dilakukan sentralisasi obat yaitu pasien kelolaan.

4.4 Dukungan
a. Proses bimbingan pelaksanaan sentralisasi obat oleh pembimbing
akademik dan klinik.
b. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak
perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana.
c. Hubungan saling percaya yang terjalin antara keluarga klien dengan
pelaksanaan sentralisasi obat.
d. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses sentralisasi obat
yang baik di Ruang Seruni RSUD Jombang.
DOKUMENTASI SENTRALISASI OBAT

1. Tenaga kesehatan memeriksa obat yang sudah dikirim oleh petugas


Farmasi

2. PP menjelaskan kepada keluarga tentang akan dilakukan sentralisasi obat


FORMAT SERAH TERIMA OBAT

Nama Pasien : Ruangan :

Umur : No. Register :

No Tanggal Nama Obat dan Dosis Jumlah Keteran Terima/serahkan Tanda Keter
Obat gan Tangan angan
DAFTAR PUSTAKA

1. Nursalam, 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek


Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika
2. Gillies, 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Edisi
Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana Dkk. Jakarta
3. Perry, Potter. 2000. Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai