Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

SENTRALISASI OBAT PRAKTIK MANAJEMEN


DI RUANG MULTAZAM RSU AISYIYAH PONOROGO
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners

Stase Manajemen Keperawatan

Disusun Oleh:
Kelompok 2

1. Syahrial Idris (19650092)


2. Septy Wahyuningsih (19650095)
3. Aris Nugraheni (19650098)
4. Pita Arifatun Siam (19650101)
5. Eko Totok Muntiamar (19650104)
6. Ahmad Suryono (19650019)
7. Iin Cahya Pusvita Sari (19650110)
8. Muslimin Marjuni Putra (19650113)
9. Solekah Agnes Dwi Wulansari (19650116)
10.Dika Sandi Dwi Nugroho (19650119)
11.Enggar Susanti (19650122)
12.Evrilia Dwi Astuti (19650125)
13.M.Kun Nur Fatannafi' (19650129)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PONOROGO
JUNI 2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian pada pasien.
Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi manakala
konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi
adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang tidak
diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien
secara ekonomi. Pelaksanaan sentralisasi obat di ruang di ruang Multazam Rsu Aisyah
Ponorogo. Untuk obat oral dan injeksi sudah berjalan sedemikian rupa sehingga pasien dan
keluarga percanya dengan sentralisasi obat di ruangan.Pengecekan terhadap penggunaan dan
konsumsi obat, sebagai salah satu peran Perawat, perlu dilakukan dalam suatu pola atau alur
yang sistematis sehingga risiko kerugian baik secara material maupun secara nonmaterial dapat
dieliminasi atau di atasi.
Teknik pengelolaan secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat
yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan
pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan strategi persiapan sentralisasi obat, persiapan
sarana dan membuat petunjuk teknis penyelenggaraan sentralisasi obat serta pendokumentasian
hasil pelaksanaan sentralisasi obat. Kontroling penggunaan obat dan konsumsi obat merupakan
salah satu peran perawat, oleh karena itu pengontrolan obat bagi pasien perlu ditingkatkan lagi
sehingga resiko-resiko penyimpangan dapat diminimalisir. Dalam praktek manajemen ini kami
melaksanakan sentralisasi obat injeksi dan obat oral (Nursalam, 2013).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu melaksanakan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat dengan benar.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu mengelola obat pasien: pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan
prinsip 7B.
b. Menyeragamkan waktu pemberian obat oral dan injeksi serta mengamankan obat-obat
yang dikelola.
c. Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.
d. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam pengelolaan
sentralisasi obat.
e. Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga terhadap asuhan keperawatan yang telah
diberikan.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Klien
1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan.
2. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
1.3.2 Bagi Perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
b. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang di konsumsi klien
c. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat
1.3.3 Bagi Institusi
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
b. Terciptanya model asuhan keperawatan professional
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat yang akan diberikan
kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2013).

2.2 Tujuan Pengelolaan Obat


Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindarkan
pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu
disentralisasi :
a Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
b Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat.
c Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan.
d Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan.
e Meletakan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.

2.3 Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat


Teknik pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat injeksi diserahkan sepenuhnya kepada
perawat. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional
dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk. Pengeluaran dan pembagian obat tersebut
dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta
mengontrol penggunaan obat tersebut
a. Penerimaan obat
1. Obat yang telah diresepkan dan dibeli oleh keluarga pasien diserahkan kepada perawat
disertai dengan lembar serah terima obat yang mana sebelumnya mengisi dan
menandatangani surat persetujuan sentralisasi obat (Informed Consent).
2. Perawat menuliskan nama klien, nomor registrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan obat
(bila perlu) dalam format serah terima obat dan diketahui atau ditandatangani oleh
klien / keluarga, format serah terima obat selanjutnya dibawa oleh klien/ keluarga.
Keluarga akan diberikan penjelasan kapan obat tersebut akan habis.
3. Obat yang telah diserahkan oleh klien / keluarga selanjutnya disimpan perawat di
dalam kotak obat.
b. Pembagian obat
1. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya dicatat dalam format pemberian obat oral/
injeksi.
2. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam format pemberian obat oral/ injeksi dengan
terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstruksi dokter (status rekam
medik).
3. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunanaan obat, jumlah
obat, dan efek samping obat. Usahakan tempat obat kembali ke perawat setelah obat
dikonsumsi oleh klien dan observasi adanya efek samping setelah minum obat
4. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh petugas yang ditunjuk
dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat yang hampir habis akan
diinformasikan kepada pasien / keluarga dan kemudian dimintakan kepada dokter
penanggung jawab klien.
c. Penambahan Obat Baru
1. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal pemberian
obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format pemberian obat oral/ injeksi.
2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka dokumentasi
dilakukan pada format pemberian obat oral / injeksi.

d. Obat Khusus
1. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup mahal, memiliki
jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau
hanya diberikan dalam waktu tertentu atau sewaktu saja.
2. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format pemberian obat oral/
injeksi khusus untuk obat tersebut dan dilakukan oleh perawat primer
3. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian dan tempat obat,
sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian obat.
Usahakan terdapat saksi dari keluarga pada saat pemberian obat
e. Pengembalian Obat
Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat dikembalikan
kepada klien/keluarga dengan ditanda tangani oleh klien/keluarga serta tanggal dan waktu
penyerahan.
2.4 Diagram Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat

DOKTER

PENDEKATAN PERAWAT

KELUARGA/ PASIEN

FARMASI/ APOTIK

 Surat Persetujuan
sentralisasi obat dari
KELUARGA/ PASIEN perawat

 Lembar serah terima


obat

 Buku serah terima/


PP / PERAWAT YANG masuk obat
MENERIMA

PENGATURAN / PENGELOLAAN
OLEH PERAWAT
BAB 3
RENCANA KEGIATAN

3.1 Kegiatan Sentralisasi Obat


a. Pra Pelaksanaan
1. Membuat Informed Consent
2. Membuat format daftar sentralisasi obat.
3. Membuat petunjuk teknis penulisan sentralisasi obat.
4. Melakukan sosialisasi dikelompok untuk menyamakan persepsi antara petugas.
5. Mensosialisasikan jadwal pemberian obat dan tehnik penulisan. Waktu yang
ditentukan sifatnya fleksibel dan bisa dirubah sesuai ketentuan.
b. Proses Pelaksanaan
Pelaksanaan sentralisasi obat dimulai tanggal 21 Mei 2020, oleh perawat shift
pagi. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memberikan Informed Consent pada klien atau keluarganya
2. Melakukan pencatatan pada format sentralisasi obat meliputi :
a) Identitas pasien
b) Hari dan tanggal penerimaan obat sesuai yang diresepkan
c) Nama dan jumlah obat yang diresepkan.
d) Tanda tangan yang menerima obat dan yang menyerahkan obat.
e) Menuliskan dosis dan cara pemberian obat.
f) Menuliskan jam pemberian
3. Melaksanakan pemberian obat sesuai jadwal yang telah ditentukan dan perawat
pelaksana tanda tangan.
4. Melakukan timbang terima obat setiap pergantian shift sesuai dengan sisa obat yang
telah diberikan kepada pasien.
5. Memintakan resep bila obat klien habis yang dilakukan oleh perawat primer.
6. Setelah klien diperbolehkan pulang, obat sisa dikembalikan kepada klien atau
keluarga dengan menandatangani pada bagian bawah lembar sentralisasi obat
c. Post Pelaksanaan
Pendokumentasian semua tindakan dalam pemberian obat, yang meliputi dosis,
waktu, rute serta cara pemberian.
3.2 Peran
a. Kepala Ruangan
1. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktik
2. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi
3. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi
b. Perawat Primer
1. Menjelaskan tujuan dilakukannya sentralisasi obat
2. Menjelaskan manfaat dilakukannya sentralisasi obat
3. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi
c. Perawat Associate
Melakukan pencatatan dan kolaborasi terhadap pemakaian obat selama klien dirawat.

3.3 Metode
a. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerimaan dan pemberian obat
sesuai denga identitas pasien dan di catat dalam buku serah terima obat.
b. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal, dan jam pemberian obat,
dan jenis pemberiaan obat atau injeksi sesuai identitas pasien pada format kontrol dan
pemakaian obat.

3.4 Media
a. Lembar/ format pasien masuk RS
b. Status pasien
c. Nursing kit
d. Kotak penyimpanan obat
e. Lembar persetujuan sentralisasi obat
f. Lembar serah terima obat
g. Format pemberian obat
3.5 Instrument
a. Informed Consent pengelolaan sentralisasi obat.
b. Format kontrol dan pemakaian obat.
c. Lemari dan kotak sentralisasi obat.
3.6 Pelaksanaan

a. Hari/ Tanggal :
b. Tempat : Ruang Multazam RSU Aisyiyah Ponorogo

3.7 Peserta

Kegiatan ini dihadiri oleh :


a. Kepala ruang Multazam RSU AisyiyahPonorogo
b. Perawat ruang Multazam RSU Aisyiyah Ponorogo
c. Dosen pembimbing Universitas Muhammadiyah Ponorogo
d. Mahasiswa profesi ners praktek manajemen Universitas Muhammadiyah Ponorogo
e. Pasien ruang Multazam RSU AisyiyahPonorogo

3.8 Pengorganisasian
a. Kepala Ruangan :-
b. Perawat Primer :-
c. Perawat Associate : -
3.9 Mekanisme kegiatan

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana


Persiapan a. PP mengucapkan salam 5 menit Nurse KARU
dan melaporkan Station PP
kegiatan sentralisasi
obat pada karu.
b. Karu menanyakan
persiapan sentralisasi
obat
c. PP menyebutkan hal-hal
yang perlu disampaikan
d. Karu memeriksa
kelengkapan
administrasi
pelaksanaan a. Karu membuka acara 20 menit Tempat KARU
untuk sentralisasi obat penyimpanan PP
b. PP menyampaikan obat
tentang sentralisasi obat
kepada pasien dan
keluarga
1. Tujuan dan
manfaat
dilaksanakan
sentralisasi obat.
2. Cara pengelolaan
obat: cara
penyimpanan dan
pemberian obat
3. Cara mengelola
jika ada obat habis
dan obat baru.
c. Memberi kesempatan
keluarga untuk bertanya
d. PP meminta
pasien/keluarga untuk
mengisi surat
persetujuan sentralisasi
obat
e. Pasien/ keluarga
memberikan obat ke
perawat dan menerima
tanda bukti serah terima
obat dari perawat
f. Perawat menerima obat
dari pasien/ keluarga,
mengisi format
pemberian obat pada
kolom terima dan
menulis nama pasien/
keluarga dan perawat.
Kemudian perwat
menyimpan obat yang
telah diterima dikotak
obat.
g. Perawat meletakkan
obat di tempat obat saat
mau memberikan obat
sesuai jadwal.
h. Perawat
mendokumentasikan di
LK4
Penutup Evaluasi pada PP dan PA 5 menit Nurse PP
Station PA

3.10 Kriteria Evaluasi


a. Struktur
Pada sentralisasi obat, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara
lain : catatan sentralisasi obat, status klien, buku laporan dan format inform consent.
Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan sentralisasi obat. Sentralisasi obat yang
dilaksanakan pada pasien yang telah mendapatkan obat dari apotik baik yang diambil oleh
keluarga pasien maupun dari pelayanan obat terpadu (podu).
b. Proses
Proses sentralisasi obat di pimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh perawat
primer dan perawat associate yang bertugas. Perawat primer beserta dengan perawat
associate melaksanakan sentralisasi obat yang difasilitasi oleh Karu,ditempat penyimpanan
obat. Dan selanjutnya perawat primer melaporkan kegiatan sentralisasi obat pada Kepala
ruangan yang bertempat di ruang nurse station. Isi sentralisasi obat mencakup jumlah obat,
jenis obat dan dosis obat yang akan diberikan pada pasien.
c. Hasil
Setiap perawat dapat mengetahui seluruh obat klien. Komunikasi antar perawat
berjalan dengan baik. Karu dan PP menandatangani laporan sentralisasi obat. Klien dapat
mempercayakan pengaturan dan pemberian obat kepada petugas, mampu mengelola obat
klien dengan tepat dan benar, meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi,
klien dan keluarga merasa puas dengan pengelolaan sentralisasi obat.
PRAKTIK PROFESI NERS
MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
I RUANG IRNA MULTAZAM RSU AISYIYAH PONOROGO

PETUNJUK TEKNIS
PENGISIAN PERSETUJUAN SENTRALISASI OBAT

1. Persetujuan sentralisasi obat dapat di isi oleh klien, istri, suami, anak, atau keluarga terdekat.
2. Sebelumnya surat perseyujuan tersebut dibaca dan di isi sesuai permintaan.
3. Diisi dengan nama, umur, alamat keluarga.
4. Setelah itu di tuis nama, umur, alamat, ruang rawat klien.
5. Mencoret salah satu kata “setuju/tidak setuju” untuk dilakukan sentralisasi obat.
6. Di pojok kanan bawah di tulis tanggal, bulan, tahun membuat persetujuan dan di tanda tangani
oleh pembuatan persetujuan.
7. Di pojok kiri bawah di tanda tangani oleh perawat primer.
8. Dilengkapi dengan saksi-saksi dari pihak keluarga dan perawat.
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Untuk : ( ) Diri Sendiri ( ) Istri ( ) Suami
( ) Anak ( ) Orang Tua ( ) Lainnya
Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Ruang :
No. RM :

Menyatakan (setuju/tidak setuju*) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah mendapatkan


penjelasan tentang sentralisasi obat yaitu pengaturan pemakaian obat yang diatur/dikoordinasikan
oleh perawat sesuai ketentuan dosis yang diberikan dokter.
Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.
1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan sentralisasi
obat.
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang bertugas saat itu.
3. Obat dari apotik diserahkan kepada perawat.
4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima dan
ditandatangani oleh keluarga/pasien dan perawat yang menerima.
5. Obat akan disimpan di lemari obat di kantor perawatan.
6. Setiap hari perawat memberikan obat sesuai dengan program terapi dari dokter yang
merawat.
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan kepada
pasien/keluarga.
Dengan demikian saya menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang dibuat dan tidak
akan melakukan tuntutan/gugatan di kemudian hari atas tindakan tersebut.
Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana
mestinya.

Ponorogo,……………........
Perawat yang Menerangkan Menyetujui

(………………………….) (………………………….)

Saksi 1 :…………………(….........................)
Saksi 2 :…………………(.............................)

NB: Harap diisi dengan nama jelas dan tanda tangan


*) Coret yang tidak perlu
PRAKTIK PROFESI NERS
MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
DI RUANG IRNA MULTAZAM RSU AISYIYAH
PONOROGO

PETUNJUK TEKNIS
PENGISIAN FORMAT SERAH TERIMA OBAT

1. Pengisian format penyerahan obat klien dilakukan pada semua klien yang mendapat terapi
obat oral atau injeksi atau pada klien yang mendapat resep obat baru
2. Pengisian nomer adalah merupakan nomor urut yang dimulai dari nomer satu dan seterusnya
3. Pengisian pada kolom tanggal dan jam disesuaikan dengan tanggal pada saat penyerahan obat
4. Kolom nama obat diisi dengan nama obat klien
5. Kolom dosis dan cara pemberian diiisi sesuai pesanan dokter
6. Kolom rute obat diisi sesuai rute yang diberikan contoh (IV,IM,ORAL)
7. Kolom jumlah obat yang diserahkan ditulis sesuai jumlah obat yang diterima perawat
8. Kolom tanda tangan perawat diisi oleh perawat primer yang bertanggung jawab saat
dilakukkan penyerahan obat (sesuai sift) atau perawat associate yang mendapat pendelegasian
dari perawat primer
9. Kolom nama dokter diisi sesuai dengan nama dokter yang menginstruksikan / yang
member resep.
Format Serah Terima Obat

Nama pasien : Ruagan :

Umur : No Reg :

No Nama Dosis Jumlah Keteragan TT/Nama TT/Nama Keteragan


Obat (Diterima/ (Terang yang Terang
Diserahkan) Menyerahkan) yang
Diserahi
PRAKTIK PROFESI NERS
MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
DI RUANG IRNA MULTAZAM RSU AISYIYAH
PONOROGO

PETUNJUK TEKNIS
PENGISIAN DAFTAR PEMBERIAN OBAT

1. Pengisian nama pasien,umur,kamar/bed,No.Reg, dan diagnose medis


2. Kolom nama obat dan dosis (missal:10 mg, 100 mg, 500 mg dst, jumlah obat, rute
(IM,IV,Oral,dll), waktu pemberian disesuaikan dengan tanggal pada saat pemberian obat
3. Pengisian pada kolom tanggal disesuaikan dengan tanggal pada saat pemberian obat
4. Kolom dosis diisi sesuai dengan pesanan dokter
5. Kolom nama diisi oleh perawat yang memberikan obat sesuai dengan waktu pada pemberian
obat, diberi garis miring dan ditanda tangani.
3.11 Evaluasi Sentralisasi Obat

a. Evaluasi

1) Struktur

Pelaksanaan pengelolaan obat di Ruang Multazam sudah berjalan dengan baik,


dimana pada ruangan ini obat-obatan sudah tersentral di rak obat yang berada di
ruang Nurse Station. Pada saat pasien masuk, keluarga akan dijelaskan oleh perawat
mengenai penyentralan obat yaitu pengelolaan obat dikontrol penuh oleh perawat
kecuali obat-obatan seperti syrup. Namun ada yang belum terpenuhi dalam
pelaksanaannya yang sesuai dengan standar sentralisasi obat yaitu belum ada surat
persetujuan sentralisasi obat yang diajukan kepada pasien atau keluarga pasien,
hanya dilakukan secara lisan dan ruangam belum memiliki petunjuk standar
sentralisasi obat, dari mahasiswa manajemen sudah melakukan upaya pelengkapan
dokumentasi dalam sentralisasi obat yaitu pemberian formulir surat persetujuan
untuk dilakukan sentralisasi obat oleh perawat namun masih ada kendala yaitu belum
terbitnya SK dari pihak rumah sakit sehingga belum bisa terlaksana.
2) Proses

Proses sentralisasi obat di pimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh
perawat primer dan perawat associate yang bertugas. Perawat primer beserta dengan
perawat associate melaksanakan pengelolaan obat yang difasilitasi oleh
Karu,ditempat penyimpanan obat. Dan selanjutnya perawat primer melaporkan
kegiatan pengelolaan obat pada Kepala ruangan yang bertempat di ruang nurse
station. Isi pengelolaan obat mencakup jumlah obat, jenis obat dan dosis obat yang
akan diberikan pada pasien.
3) Hasil

a) Pengelolaan obat sudah dilakukan diruang Multazam

b) Tempat penyimpanan obat sudah memadai dan tertata rapi di ruang Nurse
Station
c) Prinsip One day dosis sudah dilakukan di Ruang Multazam

d) Adanya penjelasan kepada pasien/keluarga mengenai pengelolaan obat oleh


perawat saat pasien baru datang.
e) Terdapat dokumentasi sebagai bukti bahwa pengelolaan obat sudah dilakukan
dengan baik.
3. Faktor Pendukung Dan Kendala

a) Faktor Pendukung

1. Tersedianya sarana prasarana yang mendukung untuk berjalannya pengelolaan obat.

2. Pengelolaan obat sudah dilakukan di Ruang Multazam RSU Aisyiyah Ponorogo

b) Faktor Penghambat

Belum adanya surat persetujuan untuk dilakukan sentralisasi obat sehingga belum
memenuhi setandart yang ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2013. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek


Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika

Gillies, 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Edisi Terjemahan. Alih
Bahasa Dika Sukmana Dkk. Jakarta

Perry, Potter. 2000. Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Jakarta: EG

Anda mungkin juga menyukai