PENDAHULUAN
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat.
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien
(pengobatan) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian
sehingga akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat di ruang Irna
2 dilaksanakan pada obat injeksi yang disimpan oleh petugas ditempat khusus
di ruang perawat dan diberikan menurut jadwal pemberian, sedangkan obat oral
buku penerimaan obat. Karena hal tersebut diatas, kelompok 2 berencana akan
maupun oral karena pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah satu
pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman
penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan
baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh
atau timbulnya efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu penggunaan
obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi. Oleh
karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat
kerugian baik secara material maupun non material dapat dihindari, pada
1.3. TUJUAN
tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi dan waspada efek
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
Nursalam, 2008 )
dapat terpenuhi
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang
lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan
yang sama.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
aktif.
2.1.3. Manfaat
1. Bagi Klien
keperawatan
2. Bagi Perawat
3. Bagi Institusi
2.1.4. Kelebihan
1. Pemberian sesuai prinsip 6 benar, yaitu benar pasien, benar obat, benar
2.1.5. Kekurangan
penyiapan.
2.2.1. Definisi
System pemberian obat pada paisen rawat inap dalam kemasan persekali pakai
2.2.2. Tujuan
2.2.3. Keuntungan
1. Klien menerima pelayanan IFRS 24 jam sehari dan klien atau keluarga
2. Semua dosis yang diperlukan pada unit perawat telah disiapkan oleh IFRS,
jadi perawat mempunyai waktu lebih banyak untk perawatan langsung pada
klien.
lebih efisien
obat-obatan
11. Apoteker dapat datang ke unit perawat untuk melakukan konsultasi obat
menyeluruh
2.2.4. Kerugian
1. Apabila mendadak ada pasien yang membuuhkan obat, perawat tidak bisa
4. Apabila pengiriman obat dari farmasi mundur maka jadwal pemberian obat
selanjutnya mundur
4. Penerima obat
5. Pembagian Obat
persetujuan
pemberian obat, maka dokter akan membuat CPO baru dan CPO yang
2.3.2. PP
dirawat
2.4. Pelaksanaan
mengelola sentralisasi obat adalah ruang nurse station dan ruang perawatan.
seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik obat yang diberikan kepada
pasien baik obat oral maupun obat injeksi diserahkan sepenuhnya kepada
dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau
keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut
Resep obat dari dokter yang diserahkan pada klien / keluarga diberikan pada
depo farmasi. Obat yang telah diresepkan kemudian disediakan oleh depo
1. Obat – obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
diinstruksikan dokter
keperawat setelah obat dikonsumsi oleh klien dan observasi adanya efek
paraf
3. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shif oleh perawat yang
bertugas berdasarkan format pemberian obat, obat yang hampir habis akan
2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
1. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup
efeksamping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu
obat oral / injeksi khusus untuk obat tersebut dan dilakukan oleh perawat
Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat
2.6. Instrumen
Farmasi
Kroscek
Persetujuan
keluarga
Pasien
2.8.1. Ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat, dan menulis etiket dan
dengan baik merupakan bagaian penting dari management obat, obat yang
diterima dicatat dalam buku besar persediaan atas dalam kartu persedian (
McMahon, 2008).
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta lemari
pendingin. Periksa persedian obat, pemisah antara obat untuk penggunaan obat
2.9. Evaluasi
sentralisasi obat
Dapat dilakukan sentralisasi obat untuk mencapai kinerja yang optimal serta
perawa.
BAB III
RENCANA PELAKSANAN
3.1. Pengorganisasian
1. Kepala Ruangan :
2. PP 1 :
3. PA :
4. Petugas farmasi :
3.2. Pelaksanaan
3.3. Topik
1. Mengelola obat pasien : Pemberian obat secra tepat dan benar sesuai
yang diberikan
3.4.3. Materi
Sentralisasi obat
3.4.4. Metode
3.4.5. Media
3.4.7. Evaluasi
1. Struktur
2. Proses
sentralisasi obat
3. Hasil
a. Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat
PAVILIUN FLAMBOYAN
A. Waktu Pelaksanaan
C. Susunan Acara :
Karu, PP, PA
pembimbing ruangan
pembimbing klinik
D. Hasil Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
pembuatan proposal
b. Kelompok sudah melakukan koordinasi dengan pembimbing akademik
sentralisasi obat.
2. Evaluasi
No Waktu Kegiatan
1 5 menit Persiapan :
2 10 menit Pelaksanaan :
2. PP memperkenalkan diri
3. Evaluasi Hasil
b. Acara sesuai dengan waktu yang direncanakan yaitu jam 09.00 WIB
pembimbing ruangan)
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam (2001) Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek. Jakarta
: Salemba Medika.