Di susun oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat. Respon
yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari langkah-langkah konkrit dalam
pelaksanaannya (Nursalam, 2015). Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan
keperawatan yang prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera
direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari
langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2015). Penerapan
sentralisasi obat sudah dilakukan di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Sidoarjo.
Sentralisasi obat di laksanakan dengan system one day dose (ODD).
Sentralisasi obat di Ruang Mawar Merah Putih Atas RSUD Sidoarjo
dilaksanakan dengan metode ODD. Berdasarkan pengkajian tanggal 14 maret 2023,
didapatkan bahwa cara penyediaan obat untuk kebutuhan satu hari di ruangan
dilakukan oleh farmasi. Farmasi akan memberikan obat sesuai resep dan akan
mengirimkan obat ke ruangan sesuai jenis dan dosis obat yang didapat pasien untuk
satu hari (One Day Dose). Pada metode ini, farmasi mendistribusikan obat dengan cara
mengemas dalam satu hari dengan label dan diletakkan di dalam kotak obat sesuai
dengan kamar dan nama pasien. Obat tersebut didistribusikan oleh perawat ke pasien
sesuai dengan jadwal pemberian obat yang telah ditentukan. Perawat yang menerima
dan petugas farmasi harus melakukan cross check dan didokumentasikan pada
medication chart jumlah obat yang diterima dan petugas yang menerima. Sebelum obat
diberikan kepada pasien akan dilakukan double check oleh perawat sesuai prinsip 8
tepat yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu dan lama
penggunaan, tepat rute, tepat informasi, dan tepat dokumentasi. Tahap selanjutnya
perawat akan melakukan identifikasi ke pasien dengan menanyakan nama dan nomor
register serta mencocokkan dengan gelang identitas pasien, serta menjelaskan manfaat
dan efek samping obat yang diberikan.
Sentralisasi obat yang dilaksanakan dapat meminimalkan risiko duplikasi obat,
menghindari penggunaan obat yang salah sehingga sentralisasi obat perlu ditingkatkan
agar obat semua pasien di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD Sidoarjo dapat dikontrol
oleh perawat. Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan strategi persiapan
sentralisasi obat, persiapan sarana yang dibutuhkan, dan membuat petunjuk teknis
penyelenggaraan sentralisasi obat serta pendokumentasian hasil pelaksanaan
sentralisasi obat. Pengelolaan sentralisasi obat yang optimal merupakan salah satu
usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Berdasarkan uraian diatas, maka mahasiswa Program Pendidikan Ners
mencoba mengoptimalisasikan sentralisasi obat di Ruang Mawar Kuning Atas RSUD
Sidoarjo. Sentralisasi obat yang didukung kelengkapan dokumentasi perawat,
diharapkan mampu meningkatkan keefektifan pelayanan keperawatan sekaligus lebih
menjamin keselamatan dan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan sentralisasi obat dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian sentralisasi obat
b. Menjelaskan tujuan sentralisasi obat
c. Menjelaskan pengelolaan obat
d. Menjelaskan peran perawat dalam sentralisasi obat
e. Menjelaskan prinsip 7B+1W dan melakukan double check
f. Menjelaskan alur sentralisasi Obat.
g. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap perawat/perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat
C. Manfaat
1. Bagi klien
a. Tercapainya kepuasan kerja untuk keluarga pasien tentang sentralisasi obat
b. Klien dan keluarga mendapatkan informasi tentang sentralisasi obat di Ruang
Mawar Kuning Atas RSUD Sidoarjo
2. Bagi perawat
a. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga terhadap perawat
b. Tercapainya kebutuhan kerja yang optimal
3. Bagi Institusi Mahasiswa
a. Mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Profesional
b. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan obat
4. Bagi Rumah Sakit
a. Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara menyeluruh
b. Mutu pelayanan kepada pasien terutama dalam sentralisasi obat meningkat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hal – hal berikut ini adalah beberapa alasan obat perlu disentralisasi menurut
Nursalam (2014) :
Bila pasien menolak meminum obat atau obat belum terminum, harus dicatat
alasannya dan dilaporkan (Kee dkk., 2009, hal. 27; Tambayong, 2002, hal.
6). Perawat mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan yang
diberikan dengan memperhatikan jenis obat, seperti:
Perawat / Petugas
Farmasi / Apoteker
Lembar serah Terima Obat
Dan Buku Serah
Terima/Obat Masuk
Obat diletakan di kotak
sentrilisasi sesuai identitas
pasien
TTD pasien/keluarga
BAB III
PELAKSANAAN
B. Struktur Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Hellen Yuliana Latupeirissa
Perawat Primer : David Sarmento Mendoca
Perawat Asscosiate 1 : Aurelia Ningsi Lero
Perawat Asscosiate 2 : Ray Hafiz
Farmasi : Indriyawati
PJ : Lailatul Mukarromah
C. Metode
Roleplay
D. Media
1. informed consent pengelolaan sentralisasi obat
2. format sentralisasi obat
3. lemari dan kotak sentralisasi obat
E. Uaraian Kegiatan Sentralisasi Obat