Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL LAPORAN

ROLEPLAY SENTRALISASI OBAT


PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI INSTALASI ONKOLOGI TERPADU RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

Disusun oleh:
Kelompok C2B1

Dwi Utari Wahyuning Putri, S.Kep. 132013143058


Indriani Dwi Wulandari,S.Kep. 132013143065
Devi Rahmaningrum Wardani,S.Kep. 132013143081
Adhelia Putri Prastiwi,S.Kep. 132013143083
Ismi Shon’atul Chofifah,S.Kep. 132013143085
Agustina Lia Fitriani,S.Kep. 132013143082
Yohana Rahmawati Santoso,S.Kep. 132013143084
Mitha Mulia Virdianty, S.Kep. 132013143089
Umi Muforotun Latifah, S.Kep. 132013143092

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelolaan obat atau sentralisasi merupakan salah satu fenomena yang harus

diperhatikan oleh perawat. Perhatian yang ada harus bersifat kondusif dengan belajar banyak

langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2016). Obat merupakan salah

satu program terapi yang sangat menunjang proses kesembuhan pasien. Pengechekan

terhadap penggunaan dalam konsumsi obat, sebagai salah satu peran perawat, perlu dilakukan

suatu pola alur yang sistematis sehingga resiko kerugian baik secara material maupun secara

non material dapat dieliminasi. Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan petunjuk

strategi persiapan sentralisasi obat, persiapan sarana yang dibutuhkan dan membuat petunjuk

teknis penyelenggaraan sentralisasi obat. Pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan

salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Pelaksanaan sentralisasi obat di ruang Instalasi Onkologi Terpadu RS UNAIR

Surabaya yaitu obat yang diresepkan oleh dokter, lalu berkas diperiksa oleh perawat

Misalnya berkas control di poli.Resepnya dikirim oleh perawat ke farmasi, setelah sampai di

farmasi resep diserahkan untuk di ambil oleh pasien/keluarga.Ada obat injeksi dan oral untuk

dibawa pulang atau obat untuk persiapan kemoterapi. Untuk obat injeksi nanti akan langsung

dibawakan oleh farmasi keruangan dan diberikan kepada perawat penanggung jawab, dan

untuk obat kemoterapi bisa di urus satu hari sebelum jadwal kemoterapi, dan akan dibawakan

pada saat jadwal kemoterapi berlangsung. Kemudian, di tempat dispensing obat perawat dan

farmasi melakukan pengaturan dan pengolahan obat untuk mengoplos obat kemoterapi

(pengopolsan obat ca).

Berdasarkan hasil observasi dan pengisian kuisioner pada perawat di ruang

Onkologi Lt. 4 RS UNAIR Surabaya pada tanggal 3 s.d 5 Mei 2021 bahwa seluruh perawat

mengerti dan sudah melaksanakan sentralisasi obat, melakukan penyiapan obat dengan tepat
yaitu dengan menginformasikan jumlah kepemilikan obat yang telah digunakan,

memisahkan obat dalam satu box untuk masing-masing pasien dan melakukan pengecekan

standar prosedur operasional sebelum memberikan ke pasien dan telah melakukan double

checker. Diruangan Instalasi Onkologi Terpadu sudah terdapat lembar dokumentasi untuk

obat. Namun, berdasarkan data kuisioner didapatkan bahwa pengisian format persetujuan

sentralisasi obat dari pasien atau keluarga belum 100% dilakukan serta adanya penulisan

ulang atau duplikasi dalam formulir obat yang menyebabkan ketidak efektifan sehingga

seringkali menyebabkan kesalahan persepsi.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan praktik manajemen diharapkan mahasiswa mampu melakukan

pengisian format persetujuan sentralisasi obat dengan maksimal dengan kalimat

yang sederhana agar tidak menyebabkan kesalahan persepsi

1.2.2 Tujuan Khusus


Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang sentralisasi obat

Mahasiswa dapat mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi

obat dan mendokumentasikan hasil

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
Tercapainya kepuasan pasien secara optimal dalam pelayanan keperawatan
1.3.2 Bagi Perawat
1. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
2. Perawat, klien dan keluarga dapat berkerja sama dengan baik
3. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat
1.3.3 Bagi Institusi
1. Tercapainya model asuhan keperawatan professional
2. Terlaksananya sentralisasi obat sesuai standar untuk meningkatan mutu
pelayanan
1.3.4 Bagi Mahasiswa
1. Mengaplikasikan sentralisasi berdasarkan standar asuhan keperawatan
profesional.
2. Tercapainya pengalaman sentralisasi obat berdasarkan standar asuhan
keperawatan profesional
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat (teknik pengambilan obat penuh) adalah pengelolaan obat dimana selurh
obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran
dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat (Nursalam,2002)

2.2 Tujuan Sentralisasi Obat


Menurut nursalam (2002) sentralisasi obat bertujuan untuk :
1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian obat
2. Sebagai tanggung jawab secara hokum mampu secara moral
3. Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efisien
4. Menyeragamkan pengelolaan oabat
5. Mengamankan obat-obat yang dikelola
6. Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien,dosis, waktu, cara

2.3 Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat


2.3.1 Penerimaan Obat
a. Obat yang telah diresepkan dibeli oleh keluarga pasien diserahkan kepada perawat
b. Perawat menuliskan nama klien, No registrasi, jenis obat, jumlah sediaan obat
c. Obat yang telah diserahkan oleh klien/keluarga selanjutnya disimpan perawat dalam
kotak obat
2.3.2 Pembagian Obat
a. Obat yang telah diterima dicatat di lembar pemberian obat oral/injeksi
b. Obat-obat yang telah disimpan untuk senjutknya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam daftar pemberian obat
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah
obat dan efek penggunaan
d. Sedian obat selanjutnya diperiksa setiap shift oleh petugas yang ditunjuk dan
didokumentasikan dalam buku masuk obat

2.3.3 Penambahan Obat Baru


a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal pemberian
obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format pemberian obat oral/injeksi
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka dokumentasi
dilakukan pada format pemberian obat oral/injeksi
2.3.4 Obat Khusus
a. Obat disebut khusus apabila harga yang cukup mahal, memiliki jumlah pemberian
yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar ata diberikan pada waktu
tertentu saja
b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format pemberian obat
injeksi/oral khusus obat tsb
2.3.5 Pengambalian Obat
Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat
dikembalikan kepada klien/keluarga dengan ditanda tangani oleh
klien/keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan
2.4 Alur Sentralisasi Obat Di Ruang Onkologi Terpadu RS Universitas
Airlangga
Dokter
Koordinasi dengan
perawat
Farmasi/apotik

PP/perawat yang
menerima
- Lembar serah terima obat
- Buku serah terima/masuk obat

Pengaturan dan pengolahan


oleh perawat dibantu farmasi
untuk pengoplosan obat kemo
(pengoplosan obat ca)

Pasien/keluarga

2.5 Mekanisme Sentralisasi Obat


TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU
Pra PP ke KARU : Ruang KARU 5 menit
pelaksanaan 1. PP melapor ke karu bawa px
lama/baru yang mendapatkan
obat baru belum
disentralisasikan.
2. KARU menyetujui PP untuk
melaksanakan sentralisasi obat.
3. KARU menanyakan cek
persiapan sentralisasi obat
4. PP menyebutkan hal-hal yang
perlu disiapkan
5. KARU memeriksa kelengkapan
sentralisasi obat (informed
consent, lembarvserah terima
obat, daftar pemberian obat dan
kotak obat)
6. Kontrak waktu dengan pasien
dan keluarga
Pelaksanaan 1. KARU, PP dan PA menuju bed Bed Pasien 20 menit
pasien untuk melaksanakan
sentralisasi obat
2. KARU memberi salam kepada
klien dan mempersilakan PP
untuk menjelaskan sentralisasi
obat
3. PP menjelaskan tentang
sentralisasi obat (informed
concent, lembar serah terima
obat, daftar pemberian obat dan
tempat penyimpanan obat
kepada pasien dan keluarga,
tujuan dan manfaat
dilaksanakan sentralisasi obat)
PP memberi kesempatan
keluarga untuk bertanya
4. KARU melakukan Validasi
5. PP meminta keluarga atau
pasien mengisi persetujuan
dilakukan sentralisasi
6. Keluarga menandatangani
persetujuan
7. PP menginformasikan kepada
depo farmasi bahwa keluarga
dan pasien bersedia
dilaksanakan sentralisasi obat
8. PP memeriksa obat dari petugas
farmasi
9. PP dan PA menyiapkan obat
sesuai program terapi baik oral
maupun injeksi
10. PP dan PA memberikan obat
oral/injeksi kepada pasien
sesuai jadwal
11. PP memberikan penjelasan pada
pasien dan keluarga mengenai
nama obat, manfaat, dosis cara
pemberian dam efek samping
obat kontraindikasinya
12. PA menandatangani daftar
pemberian obat serta
mengobservasi efek sampng
dari obat yanv diberikan
Post 1. KARU mengecek kembali Nurse station 5 menit
pelaksanaan kelengkapan sentralisasi obat,
antara lain dokumentasi pada
daftar pemberian obat, informed
consent, serta cara
pendokumentasian pada daftar
pemberian obat

2.6 Evaluasi

2.6.1 Evaluasi Struktur

1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang onkologi terpadu


2. Persiapan pelaksanaan sentralisasi obat
3. Perawat yang bertugas pelaksanaan sentralisasi obat

2.6.2 Evaluasi Proses


1. Pelaksanaan sentralisasi dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah ditentukan
dan pasien menyetujuinya
2. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan rencana dan alur
3. Perawat yang bertugas sesuai dengan perannya

2.6.3 Evaluasi Hasil


1. Klien puas dengan pelaksanaan sentralisasi obat
2. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar
3. Perawat mudah mengontrol pemberian obat
4. Pendokumentasian dilakukan secara benar

BAB 3
PERENCANAAN
3.1 Rencana Pelaksanan Penerimaan Pasien Baru
Hari, Tanggal : Rabu, 16 Juni 2021
Waktu : 09.00
Tempat : Ruang Instalasi Onkologi Terpadu
Pembimbing klinik : Esa Rilasti, A.Md. Kep
Pembimbing akademik : Dr. Ninuk Dian K., S.Kep., Ns., MANP
3.2 Struktur Perorganisasian
Penanggungjawab : Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
Kepala Ruangan : Adhelia Putri Prastiwi, S.Kep
Perawat Pelaksana (PP): Mitha Mulia Virdianty, S.Kep.
Perawat Poli HOM : Dwi Utari Wahyuning Putri, S.Kep.
Pasien : Yohana Rahmawati Santoso, S.Kep.
Keluarga pasien : Agustina Lia Fitriani, S.Kep.
Ruang : Instalasi Onkologi Terpadu
3.3 Metode
Roleplay
3.4 Media
1. Lembar serah terima obat
2. Lembar informed consent pengelolaan sentralisasi obat
3. Daftar pemberian obat
4. Lemari obat dan kotak sentralisasi
3.5 Agenda Kegiatan Roleplay
3.6.1 Agenda
1. Hari/ Tanggal : Rabu/16 Juni 2021
2. Jam : 09.00 WIB
3. Tempat : Instalasi Onkologi Terpadu
4. Pelaksana
Mahasiswa praktek profesi manajemen keperawatan (sebagai kepala ruang/ Karu,
perawat pelaksana dan pasien.
5. Pembimbing
Pembimbing klinik : Esa Rilasti, A.Md. Kep
Pembimbing akademik : Dr. Ninuk Dian K., S.Kep., Ns., MANP
3.6 Evaluasi Proses
TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU
Pra PP ke KARU : Ruang KARU 5 menit
pelaksanaan 1. PP melapor ke karu bawa px
lama/baru yang mendapatkan
obat baru belum
disentralisasikan.
2. KARU menyetujui PP untuk
melaksanakan sentralisasi obat.
3. KARU menanyakan cek
persiapan sentralisasi obat
4. PP menyebutkan hal-hal yang
perlu disiapkan
5. KARU memeriksa kelengkapan
sentralisasi obat (informed
consent, lembarvserah terima
obat, daftar pemberian obat dan
kotak obat)
6. Kontrak waktu dengan pasien
dan keluarga
Pelaksanaan 1. KARU, PP dan PA menuju bed Bed Pasien 20 menit
pasien untuk melaksanakan
sentralisasi obat
2. KARU memberi salam kepada
klien dan mempersilakan PP
untuk menjelaskan sentralisasi
obat
3. PP menjelaskan tentang
sentralisasi obat (informed
concent, lembar serah terima
obat, daftar pemberian obat dan
tempat penyimpanan obat
kepada pasien dan keluarga,
tujuan dan manfaat
dilaksanakan sentralisasi obat)
PP memberi kesempatan
keluarga untuk bertanya
4. KARU melakukan Validasi
5. PP meminta keluarga atau
pasien mengisi persetujuan
dilakukan sentralisasi
6. Keluarga menandatangani
persetujuan
7. PP menginformasikan kepada
depo farmasi bahwa keluarga
dan pasien bersedia
dilaksanakan sentralisasi obat
8. PP memeriksa obat dari petugas
farmasi
9. PP dan PA menyiapkan obat
sesuai program terapi baik oral
maupun injeksi
10. PP dan PA memberikan obat
oral/injeksi kepada pasien
sesuai jadwal
11. PP memberikan penjelasan pada
pasien dan keluarga mengenai
nama obat, manfaat, dosis cara
pemberian dam efek samping
obat kontraindikasinya
12. PA menandatangani daftar
pemberian obat serta
mengobservasi efek sampng
dari obat yanv diberikan
Post 1. KARU mengecek kembali Nurse station 5 menit
pelaksanaan kelengkapan sentralisasi obat,
antara lain dokumentasi pada
daftar pemberian obat, informed
consent, serta cara
pendokumentasian pada daftar
pemberian obat
2. KARU memberi reward

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2002). Manajamen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek keperawatan


Profesional, Edisi 4. Jakarta: Salemba medika.
Nursalam. (2015a). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Ed. 5. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika
Permenkes RI. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
2019 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit , p. 55.
Sari, R. M, Arifki Z. (2018). Motivasi Perawat dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Ronde
Keperawatan. Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 12, No.4
Suyanto. ( 2008). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan. Jogjakarta: Mitra & Cendikia Press.

Aktris dan posisi :


1. Kepala Ruangan Karu : Dwi utari
2. Kepala Tim Katim : Ismi
3. Perawat Asosiet PA : devi
4. Keluarga Pasien KP : Yohana

PROLOG
Pada hari Rabu 16 Juni 2021
Ny. T dengan diagnosis Ca Mamae St. IIIB Post MRM sesuai jadwal kunjungan telah
mendatangi Poli HOM untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter dan telah
menyelesaikan admistrasi poli ke kasir dan menyelesaikan penggurusan admisitrasi
sesuai dengan alur penerimaan pasien kemoterapi di Instalasi Onkologi Terpadu Rumah
Sakit Unair Surabaya. Setelah itu pasien mendatangi ruang kemoterapi dengan keluarga
untuk melakukan kemoterapi siklus ke II.

Katim memintakan ijin kepada Karu untuk melaksanakan


desentralisasi/sentralisasi obat pasien

Katim : selamat pagi Ns. uta


Karu : iya selamat pagi Ns. Ismi, ada apa ini Ns?
Katim : ini Ns, kita memiliki pasien baru Ny.T diagnose Ca Mamae St. IIIB Post
MRM dengan keadaan umum pasien lemah dan kesadaran compos
mentis, yang tadi sudah dilakukan Penerimaan Pasien Baru sekarang saya
akan melakukan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien baru, bagaimana
menurut Ns. uta?
Karu : baik Ns. ismi, saya setuju untuk dilakukan Desentralisasi/sentralisasi obat
pasien baru. Bagaimana tindakan pelaksanaan dan keperluan instrumennya?
Katim : untuk tindakannya pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat.
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien
dapat terpenuhi.
Instrument yang kita butuhkan antara lain :
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki (kita sudah memiliki)
3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
Karu : untuk formatnya bias saya lihat Ns?
Katim : ini Ns (menunjukan format).
Karu : baik Ns. Ismi , saya rasa persiapannya sudah matang bias
dilakukan sekarang Ns.
Katim : baik Ns.ismi terimakasih untuk perijinannya.
Ns. devi…
PP : iya Ns. uta
Katim : kita segera saja lakukan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien
baru
PP : iya Ns. ismi Jadi yang harus saya lakukan sekarang apa Ns?
Katim : baik Ns. Devi kita bagi tugas, saya persiapkan lembar
persetujuannya, Ns. devi yang
memanggil keluarga pasien.
PP : baik Ns. ismi segera saya laksanakan.
Katim : terima kasih Ns.
PP : sama-sama Ns.

Perawat Asosiet dan keluarga pasien menuju ruangan

PP : selamat siang Ns. ismi


Katim : iya, selamat siang Ns. Devi ini yang keluarga Ny. T?
KP : iya pak, saya anaknnya
Katim : ohh iya pak silahkan duduk.. perkenalkan saya Ns. ismi saya bagian Kepala
Tim perawat Dinas Pagi diruangan ini, bapak sudah sedikit dijelaskan alasan mbak
saya
undang keruangan hari ini?
KP : iya mbak, saya tadi sedikit dijelaskan alasan saya diundang kemari, katanya Ns.
devi akan dilakukan pengaturan dan pengelolaan obat pasien dengan meminta
persetujuan saya.
Katim : iya mbak benar sekali, jadi saya jelaskan kembali ya mbak, mohon diperhatikan
dengan baik dan jika ada yang kurang dimengerti silahkan ditanyakan.Sesuai dengan
Prosedur Standart keselamatan dan kenyamanan pasien kami akan melaksanakan
Prosedur Desentralisasi/sentralisasi Obat pasien. Sentralisasi obat adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan
pengelolaan sepenuhnya oleh perawat.Tujuan pengelolaan obat adalah
menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan,
sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi. Hal-hal
berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu
disentralisasi, antara lain :
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih
murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk mencoba“.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan
membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa
sesudah batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri .
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
oprasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah
diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar
terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan
sediaan (bila perlu) dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh
keluarga atau pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien
selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan
habis, serta penjelasan tentang 5T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara
pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan  salinan obat yang harus
diminum beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak
obat 
4. Pembagaian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
penmberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat:
dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi diinstruksi dokter dan kartu
obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau  wadah obat
kembali keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efeksamping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan
atau petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat.
Obat – obatan yang hamper habis akan diinformasikan kepada keluarga dan
kemudian dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter
penanggung jawab pasien
Penambahan Obat:
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan
alur pemberian oabat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk
obat sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat 
Obat khusus :
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingyang
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat,
dilaksanakan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan
obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan
wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah
pemberian,. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat 
Bagaimana mbak, ada yang ditanyakan?
Atau sudah cukup jelas?
KP : sudah mbak , sudah sangat jelas..
Katim : baik mbak mari saya bantu untuk mengisi berkas format
persetujuan.Ini berkasnya silahkan di baca terlebih dahulu.
KP : baik mbak..

Keluarga pasien mengisi format persetujuan Desentralisasi/sentralisasi


obat

KP : sudah mbak
Katim : baik mbak , ini ada resep yang harus bapak tebus di apotik ruangan, dan ini
untuk surat pengambilan obat mbak. saya tunggu diruangan untuk obat yang
sudah ditebus ilahkan diantar kesini.
KP : baik mbak, saya tebus resep dulu mbak.

Setelah keluarga pasien menebus obat

KP : permisi mbak , ini obat yang sudah saya tebus.


Katim : baik mbak, saya terima obatnya, saya cek dulu silahkan bapak
duduk disini.
KP : baik mbak
Katim : mbak ini ada obat …… (katim menunjukan obat yang sudah ditebus kepada
keluarga Pasien) .Silahkan mbak bertandatangan di format pernyataan serah
terima ini, tapi sebelumnya silahkan dipelajari yang tertera didalam
persetujuannya.
KP : baik mbak, saya setuju dan saya tanda tangan di sebelah sini mbak.
Katim : iya mbak benar … baik mbak bisa kembali keruangan dan menemani Ny. T
nanti saat konsumsi obat di antar oleh perawat pelaksana.

Katim melimpahkan wewenang mengelola obat dan mendistribusikan


obat pasien kepada Perawat Asosiet

PP : permisi selamat siang bu?


PX : Iya sus
PP : perkenalkan nama saya Ns. Devi, saya perawat pelaksana yang bertugas
pada dinas siang ini. Saya akan memberikan obat injeksi maupun obat oral
Sesuai dengan standar aturan keselamatan pasien, maka sebelum
memberikan obat saya akan menanyakan identitas bapak terlebih dahulu. Ini
bertujuan untuk menjaga hak pasien dalam penerimaan obat yaitu 6 Benar
:Benar obat, benar pasien, benar dosis, benar rute, benar waktu, benar
dokumentasi.
Bisa dipahami bu?
PX : iya sus, nama saya Ny. T , alamat sawahan Garum
PP : baik bu, identitas yang biu sebutkan sudah sesuai dengan yang
tertera di dalam
Gelang. Selanjutnya saya akan menginjeksikan obat ini melalui
selang infus ibu, saya
harap ibu rileks saaat saya suntikkan obatnya. Obat akan terasa sedikit sakit
saat memasuki pembuluh darah bapak, reaksi obat jika sudah diserap oleh
tubuh adalah Ibu akan merasakan mengantuk, dan itu baik untuk
memulihkan kesehatan Ibu.
Nanti kalau ada yang ditanyakan lagi, atau butuh bantuan keperawatan, Ibu
bisa memanggil saya di ruang keperawatan
PX : baik sus terima kasih
PP : baik bu kalau begitu saya permisi dulu, selamat siang dan selamat
beristirahat.

Perawat Asosiet menuju ruang keperawatan

PP : Ns. Ismi saya sudah memberikan obat injeksi kepada pasien Ny. T
sesuai
standart keamanan pasien, dan Desentralisasi obat pasien Ny. T
sudah saya rapikan di loker obat pasien.
Katim : baik Ns. Devi terima kasih sudah bekerja dengan baik. Ns. devi tindakan
Desentralisasi/sentralisasi obat pasien Ny. T sudah dilaksanakan
sesuai prosedur keselamatan pasien.
Karu : baik Ns. ismi terima kasih sudah bekerja dengan baik sesuai
Standart operasional prosedur

Anda mungkin juga menyukai