Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN

SENTRALISASI OBAT

NAMA KELOMPOK :

Berliana crishmawati (201702057)

Dimas Septiyan Pratama (201702060)

Erin kusumawati (201702064)

Farid Muhamad Nur (201702065)

Miranda maulida Rohmah (201702081)

Shalsyabilla Novi D A (201702091)

Tri Setyo Wahyuni (201702096)

Elvin Kurniawati (201702102)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA

MADIUN

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat. Respon yang
ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari langkah-langkah konkrit dalam
pelaksanaannya (Nursalam, 2002). Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien.
Teknik pengelolaan obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana seluruh
obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat.
Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi (pengobatan)
secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan
memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat di ruang Irna 2 dilaksanakan pada
obat injeksi  yang disimpan oleh petugas ditempat khusus di ruang perawat dan diberikan
menurut jadwal pemberian, sedangkan obat oral diberikan kepada pasien/keluarganya
dan perawat hanya memberitahukan cara pemberiaannya. Resep dari dokter diberikan
keluarga pasien untuk dibelikan di apotek, setelah mendapatkan obatnya diserahkan ke
perawat untuk dicatat pada buku penerimaan obat. Karena hal tersebut diatas,
kelompok 2 berencana akan mensosialikan dan melaksanakan sentralisasi obat yang
mencakup obat injeksi maupun oral karena pengelolaan sentralisasi yang optimal
merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian pada
pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi
jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa
terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang
tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan
kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis
sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga
serta resiko kerugian baik secara material maupun non material dapat dihindari, pada
akhirnya kepercayaan pasien terhadap perawat juga semakin meningkat. Berdasarkan hal
tersebut, untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan sentralisasi keperawatan di Ruang
Irna 2, kami akan melaksanakan sentralisasi obat oral di ruangan tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu meningkatkan pemahaman perawat Ruang Irna 2 dan mahasiswa dalam
menerapkan pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip 6 T dan
1 W (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat
dokumentasi dan waspada efek samping obat) serta mendokumentasikan hasil
pengelolaan.
b. Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan perawatRuang
Irna 2 dan mahasiswa dalam mengelola sentralisasi obat
c. Mampu meningkatkan kepatuhan pasien di Ruang irna 2 dalam penggunaan obat
sesuai dengan program terapi..
d. Mampu meningkatkan kepuasan dan pasien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan.
e. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam,
2007)

B. Tujuan Pengelolaan Obat


Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat
terpenuhi. Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa
obat perlu disentralisasi, antara lain :
a. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
b. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih murah
dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
c. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk mencoba“.
d. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
e. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan
membuang atau lupa untuk minum.
f. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah
batas kadarluarsa.
g. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif.
h. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
i. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri ( Mc Mahon, 2007 ).

C. Teknik Pengelolaan Oabat (Sentralisasi)


Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional
dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
a. Oabat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah
diambi;l oleh keluargadiserahkan kepada perawat dengan menerima lembar
terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila
perlu) dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh keluarga atau
pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan
penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang
5T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan  salinan obat yang harus diminum
beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak
obat ( Nursalam,2007)
4. Pembagaian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penmberian
obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan
terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi diinstruksi dokter dan kartu obat yang
ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau  wadah obat kembali
keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efeksamping pada psie.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau
petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat –
obatan yang hamper habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian
dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab
pasien (Nurussalam, 2007)
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur
pemberian oabat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk obat
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka dokumentasi
hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada
keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam, 2007)
6. Obat Khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingyang
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat, dilaksanakan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat
sebaiknya diserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian,.
Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat ( Nursalam, 2007)
Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai
obat dengan cara – cara berikut ini:
1. Membuat catatan mengenai obat – obatan Yang sering dipakai, jelaskan
penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua
staf:
2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan
gantungkan didinding :
3. Berikan kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat;
4. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat
setiap minggu pada waktu pertemuan staf:
5. Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana
diperpustakaan ( Mc Mahon, 1999 )

7. Menyimpan persediaan obat


a. Pemeriksaan ulang
Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan menulis
etiket dan alamat pesien. Penyimpanan stok (persediaan) yang teratur dengan baik
merupakan bagaian penting dari manajemen obat. Obat yang diterima dicatat
dalam buku besar persediaan atau dalam kartu persedian.
b. System kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang digunakan untuk
menggantikan buku besar persediaan, kartu ini berfungsi seperti buku besar
persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan barang yang
diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang dikeluarkan dalam buku
besar persediaan, masing – masing barang ditempatkan pada halaman yang
terpisah. Tetapi dalam system kartu persediaan, masing – masing barang
dituliskan dalam kartu yang terpisah. 
c. Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta lemari
pendingin. Periksa persediaan obvat, pemisahan antara obat untuk penggunaan
oral ( untuk diminum) dan obat luar.

D. Peran
1. Kepala Ruangan
a. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek.
b. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
c. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2. Katim
a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
c. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.
3. Anggota Tim
Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama klien dirawat.

E. Pelaksanaan
Kegiatan sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu pertama sampai dengan
minggu kedua selama mahasiswa praktek di ruang anak. Ruangan yang digunakan dalam
mengelola sentralisasi obat adalah ruang nurse station dan ruang perawatan. Metode
yang digunakan adalah ODD (One Day Dose), dengan melibatkan depo farmasi ruangan.

F. Instrumen
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki\
3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
G. Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana

Persiapan  Katim mengucapkan salam 10 Nurse Katim


dan melaporkan kegiatan menit Station
sentralisasi kepada Karu

 Karu menanyakan persiapan Karu


sentralisasi obat oral dan
injeksi

Katim
 Katim menyebutkan hal-hal
yang sudah disiapkan

 Karu memeriksa Karu

kelengkapan administrasi
sentralisasi obat
(meliputi :informed consent,
formulir pemberian obat oral
dan injeksi, lembar serah
terima obat)
Pelaksanaan  Katim menerima obat dari Nurse Katim
depo farmasi, dengan station
model one day dose.

 Katim melakukan pencatatan Nurse Katim


pada format penerimaan obat station
oral dan injeksi, yang
meliputi :
 Identitas pasien
 Nama obat, dosis dan cara
pemberiannya
 Jumlah obat yang
diterima dari farmasi
 Jam dan nama penerima
obat Bed Katim, anggota tim
pasien
 Katim dan anggota tim
menjelaskan informed Bed Katim, anggota tim
consent sentralisasi obat pasien

 Katim dan anggota tim


Menyiapkan kartu serah Bed Katim dan anggota
terima obat oral. pasien tim

 Katim memberikan
penjelasan pada pasien dan
keluarga mengenai nama
obat yang akan diberikan,
manfaat, dosis, cara Bed Anggota tim
pemberian, efek samping dan pasien
kontra-indikasinya.

 Katim dan anggota tim


memberikan obat oral Bed Anggota tim

kepada pesien sesuai dengan pasien

jadwal yang sudah


ditentukan. Nurse Anggota tim
station

 Anggota tim memberikan


obat kepada pasien dengan
melibatkan keluarga.

 Kemudian anggota tim Nurse Karu,katim,anggota

menandatangani format station tim


pemberian obat oral maupun
injeksi serta mengobservasi
efek samping dari obat yang
telah diberikan.

 Karu mengecek kembali


kelengkapan
pendokumentasian
sentralisasi obat

H. Petunjuk Teknis Pengisian Format Surat Persetujuan Sentralisasi Obat


1 Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien sendiri, anak, istri,
suami,orang tua, dan lain-lain.
2 Nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, no reg diisi sesuai data klien yang
bersangkutan.
3 Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.
4 Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent (yaitu diawal
klien MRS).
5 Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan dan klien yang menyetujui
dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi.

I. Petunjuk Teknis Pengisian Format Pemberian Obat


1. Pengisian nama pasien, no register, umur, ruangan.
2. Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis, dan cara
pemberian.
3. Kolom tanggal diisi tanggal pemberian obat secara horizontal.
4. Kolom terima diisi jumlah obat yang diterima dari depo farmasi
5. Kolom penerima diisi nama perawat yang menerima, kemudian paraf
6. Kolom pemberian obat diisi sesuai jam berapa obat diberikan beserta nama perawat
atau paraf.
7. Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam yaitu jumlah obat yang masih ada setelah
pemberian beserta nama perawat

J. Petunjuk Teknis Pengisian Tanda Bukti Serah Terima Obat (UNTUK FARMASI)
1. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah terima obat.
2. Pengisian nama pasien, umur, No. Register ruangan.
3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama obat,
frekuensi pemberian dan jumlah yang diterima.
4. Kolom TT dan nama terang yang menyerahkan diisi oleh petugas farmasi.
5. Kolom TT dan nama terang yang menerima diisi oleh perawat yang menerima.

K. Petunjuk Teknis (Juknis) Sentralisasi Obat


1. Perawat menjelaskan tujuan dan manfaat dari sentralisasi obat (diawal MRS)
2. Pasien/ keluarga mengisi format persetujuan sentralisasi obat (diawal MRS)
3. Perawat menerima obat dari farmasi dengan model ODD (One Day Dose)
4. Perawat menyimpan obat yang telah diterima dan disimpan di kotak obat
5. Perawat meletakkan obat di tempat obat saat memberikan obat pada pasien sesuai
dengan jadwal pemberian obat yang telah ditentukan.
LEMBAR PERSETUJUAN
DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama               :                                               L/P *)
Umur               :
Alamat             :

Adalah istri / anak / orang tua *) dari pasien :


Nama               :
Umur               :
Alamat             :
Ruang              :
No. Reg.          :

Menyatakan setuju/tidak setuju *) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah


mendapatkan penjelasan tentang sentralisasi obat yaitu pengaturan pemakaian obat yang
diatur atau dikoordinir oleh perawaat sesuai ketentuan dosis yang diberikan dokter.
Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan
sentralisasi obat.
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada petugas farmasi untuk
dilakukan pengadaan obat.
3. Obat dari depo farmasi diserahkan kepada perawat berdasarkan dosis per harinya
4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima dan
ditandatangani oleh petugas farmasi dan perawat yang menerima.
5. Obat akan disimpan di kantor perawatan.
6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis atau aturan minum dan diberikan
pada pasien.
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan
pada pasien/keluarga.
Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.

            Katim                                                               Yang membuat persetujuan

Saksi-saksi
1. ……………………………..                                     2.. ……………………………
LEMBAR SERAH TERIMA OBAT
DI RUANG
Nama Pasien  :                                                                             No. Kamar :
Umur             :                                                                             No. Reg.      :
TTD/
TTD /
No nama terang
Tanggal Nama Obat Jumlah nama terang Ket.
. keluarga
perawat
pasien

5
FORMULIR PEMBERIAN OBAT
Nama Pasien :                               Umur :                         Ruang :                        No. Reg :
Tgl
Nama Terima
Obat : (jumlah)

Penerim
a
Dosis :
Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Paraf
f f

Cara
Pemberian
(rute) :

Sisa

Tgl
Nama Terima
Obat : (jumlah)

Penerim
Dosis :
a

rina Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Paraf
f f
Cara
Pemberian
(rute) :
Sisa

Tgl
Nama Terima
Obat : (jumlah)

Penerim
a
Dosis :
Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Para Jam Paraf Jam Paraf
f f

Cara
Pemberian
(rute) :

Sisa

           
                                                                               
L. Kegiatan Sentralisasi Obat
1. Penanggung Jawab   :
2. Tujuan :
Mampu melaksanakan peran katim dalam pengelolaan sentralisasi obat dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat dengan benar.
3. Rencana Strategi :
a. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent, format serah
terima obat dan format pemberian obat oral/ injeksi.
b. Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan dokter dan bagian farmasi
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
4. Pelaksanaan :
Topik :
Hari/Tanggal : 
Waktu  : 
Tempat :
Karu :
Katim :
Perawat :
Pelaksana :
Pembimbing :
Supervisor :
a. Struktur (input)
1 Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang
2 Persiapan dilakukan sebelumnya.
3 Perawat yang betugas.
b. Proses
1. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah
ditentutan dan pasien yang menyetujui informed consent untuk dilkukan
sentralisasi obat.
2. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan.
c. Hasil
1. Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
2. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar.
3. Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
4. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.
BAB III

Role Play Sentralisasi Obat

A. Pemain

1. Pembaca narasi : Elvin


2. Kepala Ruangan (Karu) : Dimas
3. Kepala Tim (Katim) : Erin
4. Dokter : Berliana
5. Perawat 1 : Tri Setyo
6. Perawat 2 : Miranda
7. Pasien : Farid
8. Keluarga pasien : Shalsyabilla

A. Naskah Role Play
Pada hari kamis 15 oktober 2020 Tn.Farid 21 th mengeluh demam, nyeri kepala,
pusing, nyeri otot, tidak nafsu makan, mual muntah, diare, perasan tidak enak di perut,
batuk, karena kondisinya yang cukup parah Tn.Farid harus menjalani perawatan dan
kemudian Tn.Farid dirawat diruang Dahlia RS.Sehat Sejahtera.
Setelah masuk ruangan kemudian Ka.Tim memanggil keluarga Tn.Farid ke kantor
perawat dan menjelaskan tentang kegiatan sentralisasi obat serta melakukan inform
konsen/surat pernyataan setuju dilakukan sentralisasi obat. Karena Tn.Farid baru masuk
diruang perawatan.

Katim : Assalamu’alaikum. Selamat pagi bu...

Keluarga pasien : Wa’alaikumsalam, pagi juga pak.

Katim : Baiklah, langsung saja ya bu, maksud saya memanggil ibu ke sini
untuk menjelaskan kepada ibu apa itu sentralisasi obat.

Keluarga pasien : apa itu sentralisasi obat?

Katim : Sentralisasi obat itu adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat
yang akan diberikan ke anak ibu akan diserahkan spenuhnya kepada
perawat untuk pengeluaran dan pembagian obatnya bu

Keluarga : bu saya mau Tanya sebenarnya apa ya tujuan dari sentralisasi obat
tersebut?

Katim : tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana


dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan
pasien dapat terpenuhi

Keluarga pasien : Oh begitu ya bu?

Katim : Iya bu, jadi begini bu setelah Tn.Farid nanti di periksa oleh dokter
maka dokter nanti akan memberikan resep untuk ditebus di apotik
setelah ibu dapat obatnya silahkan diserahkan ke perawat untuk kami
lakukan sentralisasi obat. Apabila ibu setuju silahkan tanda tangan
form persetujuan ini.

Keluarga pasien : Baik bu saya setuju.

Setelah mengisi format tersebut, keluarga pasien pun pergi kembali menemani anaknya.
Kemudian dokter dan perawat datang untuk melakukan pemeriksaan pada tn.farid

Dokter : Assalamu’alaikum. Selamat pagi Tn. Farid

Pasien : Wa’alaikumsalam. Pagi juga dok


Dokter : bagaimana keadaannya? Apa yang masih dikeluhkan?

Pasien : saya merasakan demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, tidak
nafsu makan, mual muntah,diare, perasaan tidak enak di perut,
batuk

Dokter : iya sebentar saya periksa dulu ya.(kemudian dokter memeriksanya)

Pasien : iya dok

Keluarga : bagaimana dok keadaan anak saya?

Dokter : anak ibu terkena typus

Perawat : jadi nanti ibu akan kami panggil keruang perawat untuk mengambil
resep untuk ibu ambil dan ibu tebus di apotik ya bu

Keluarga pasien : iya suster

Dokter : iya sudah kalau begitu saya permisi dulu, assalamu’alaikum

Keluarga : baik suster dan dokter terima kasih, walaikumsalam

Kemudian keluarga menuju apotek untuk menebus obat yang telah diresepkan oleh dokter

Keluarga : selamat pagi bu

Karu : selamat pagi bu ada yang bisa saya bantu

Keluarga : begini bu kan tadi saya sudah menebus obat di apotik dan ini obatnya
saya serahkan ke ibu

Karu : baik bu ini saya terima ya obatnya, sebelum saya masukkan ke kotak
saya jelaskan dulu ya bu apa fungsi dari obat ini dan bagaimana
dosisnya

Keluraga : baik bu, silahkan di jelaskan

Karu : jadi ini obatnya ada 4 macam yaitu thiampenicol, metro, paracetamol,
dan amocxilin obat ini diberikan 3x1 sehari kecuali metro diberikan
1x1 sehari. Adapun fungsi dari obat ini adalah sebagai antibiotik yaitu
untuk menghentikan penyebaran infeksi bakteri dan sebagai penurun
demam, mungkin ada yang ingin di tanyakan bu terkait dengan obat
tersebut?

Keluarga : oh jadi begitu ya bu, sepertinya tidak ada yang ingin saya tanyakan
lagi bu

Karu : jadi ibu sudah mengerti ya terkait obat tersebut

Kelurga : sudah paham bu, kalau begitu saya permisim dulu bu

Karu : iya bu silahkan

Setelah obat diserahkan kepada karu maka karu langsung memasukkan obat tersebut ke kotak
yang telah tertulis identitas pasien. Lalu tiba waktunya perawat Tri dan perawat Miranda
untuk memberikan obat kepada Tn. Farid yang sebelumnya harus disiapkan terlebih dahulu di
ruang mengoplos obat.

Perawat 1 : selamat siang Ns.mira

Perawat 2 : iya selamat pagi juga Ns.Tri

Perawat 1 : bagaimana dengan obat untuk Tn.Farid, apakah sudah disiapkan?

Perawat 2 : belum Ns, ini saya mau melihat dulu di buku mengoplos obat
Tn.Farid akan dapat obat apa saja (sambil melihat buku mengoplos
obat)awat

Perawat 1 : baik ners, silahakan di lihat terlebih dahulu

Perawat 2 : ini Ns.Tri Tn.Farid dapat obat thiampenicol 1 ampul, paracetamol


1botol, dan amoxcilin

Perawat 1 : baiklah kalau begitu, ayo kita siapkan obatnya (kemudian mengambil
obat dan mengoplosnya)

Perawat 2 : baik Ns

Setelah perawat tri dan perawat Miranda menyiapkan obatnya, merek segera menuju
keruangan Tn.Farid

Perawat 1 : selamat pagi ini dengan bapak siapa?


Pasien : saya dengan pak farid

Perawat 2 : boleh saya lihat gelangnya pak

Pasien : boleh sus

Perawat 1 : bapak rumahnya dimana?

Pasien : rumah saya di nagwi sus

Perawat 2 : iya pak, jadi begini pak tujuan saya kesini adalah untuk mrmberikan
obat kepada bapak

Pasien : obat apa ya sus?

Perawat 1 : jadi begini pak bapak nanti akan dapat obat thiampenicol,
paracetamol dan amoxcilin dan fungsi dari obat ini adalah untuk
menghentikan penyebaran infeksi dan untuk penurun panas dan
caranya akan saya suntikkan lewat infus.

Pasien : oh iya sus

Perawat 2 : maaf pak sebelum ini saya suntikkan boleh saya cek dulu infusnya,
saya mau melihat apakah tangan bapak ada yang bengkak atau aliran
infusnya lancar atau tidak

Pasien : iya suster silahkan

Perawat 1 : ini tetesan infusnya lancar, tangan bapak tidak bengkak dan juga tidak
ada yg menyumbat di selang infus bapak. Baiklah kalau begitu pak ini
saya suntikkan ya obatnya kalau bapak merasa sakit bapak silahkan
tarik nafas dalam

Pasien : baik suster silahkan

Perawat 2 : bapak ini sudah selesai, jadi efek samping dari obat ini adalah bisa
pusing, mual, muntah nanti kalau bapak merasakan seperti yang sudah
saya sebutkan tadi selama 2-3 jam tidak kunjung reda maka bapak
silahkan panggil kami diruang perawat ya pak
Pasien : baik sus nanti kalau misalkan saya merasa pusing mual tau muntah
saya akan memanggil suster

Perawat 1 dan 2 : baiklah kalau begitu saya permisi dulu ya pak

Pasien : iya suster terima kasih

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktek Keperawatan


Profesional, Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan praktek. Jakarta :
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai