Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL MANAGEMENT

SENTRALISASI OBAT

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

STASE MANAGEMENT

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

TA 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

pertolongannya penulis dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul “Proposal

Sentralisasi Obat”, dengan lancar dan baik. Proposal ini disusun dalam rangka

memenuhi tugas Manajemen Keperawatan. Dalam Proposal ini kami juga

mengucapkan Terima Kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam

menyelesaikan Proposal ini. Penulis sepenuhnya menyadari bahwa Proposal ini

masih jauh dari sempurna, serta masih banyak kekeliruan dan kesalahan.

Oleh karena itu dengan tulus hati serta penuh pengharapan penulis senantiasa

mengaharapkan saran dan kritik dari pihak manapun juga demi kesempurnaan

penulis lebih lanjut. Semoga Proposal yang sederhana ini, bermakna bagi pembaca

demi tugas pelayanan terhadap sesama di dalam segala bentuk kehidupan, karena

kita makhluk yang saling melengkapi dan membutuhkan.

Madiun, Februari 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian.................................................................................. 1
1.3 Manfaat Penelitian................................................................................ 2
BAB 2 MATERI SENTRALISASI OBAT
2.1 Pengertian ............................................................................................. 3
2.2 Tujuan Pengelolaan Obat ..................................................................... 3
2.3 Teknik Pengelolaan Obat ..................................................................... 3
2.4 Alasan Mengapa Obat Perlu Disentralisasi .......................................... 7
BAB 3 KEGIATAN
3.1 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat...................................................... 8
3.2 Penyimpanan Persediaan Obat ............................................................. 8
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................... 12
4.2 Saran ..................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
SKENARIO SENTRALISASI OBAT

ii

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan

yang prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera di

respon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan

mempelajari langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya

(Nursalam, 2002). Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien.

Tehnik pengelolaan obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan

obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan

sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga

sepenuhnya dilakukan oleh perawat.

1.2 TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat

dan mendokumentasikan hasil poengelolaan sentralisasi obat.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu meningkatkan pemahaman perawat ruang irna dan

mahasiswa dalam menerapkan pemberian obat secara tepat dan

benar sesuai dengan prinsip 6 T dan 1 W (tepat pasien, tepat

obat, tepat dosis, tepat waktru, tepat cara, tepat dokumentasi dan

1
4
waspada efek samping obat) serta mendokumentasikan hasil

pengelolaan.

b. Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan

keterampilan perawat ruang irna dan mahasiswa dalam

mengelola sentralisasi obat.

c. Mampu meningkatkan kepatuhan pasien di ruang irna dalam

penggunaan obat sesuai dengan program terapi.

d. Mampu meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas

asuhan keperawatan yang diberikan.

e. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap

perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat.

1.3 MANFAAT

1. Bagi Klien

a. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan

keperawatan.

b. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat.

2. Bagi Perawat

a. Tercapai kepuasan kerja yang optimal.

b. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang di

konsumsi klien.

c. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat.

3. Bagi Institusi

a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat.

b. Tepatnya model asuhan keperawatan profesional.

52
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh

obat akan di berikan pada pasien diserahkan sepenuhnya oleh

perawat (Nursalam, 2011).

2.2 TUJUAN PENGELOLAAN OBAT

Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara

bijaksana dan menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan

asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi

2.3 TEKNIK PENGELOLAAN OBAT

Teknik pengelolaan obat adalah pengelolaan obat dimana

seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun

obat injeksi diserahkan sepenuhnya kepada perawat. (Nursalam,

2007).

a. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruang yang

secara operasional dapat dideligasikan kepada staf yang di tunjuk.

b. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol

penggunaan obat

c. Penerimaan obat

6
1) Obat yang di resepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat

yang telah di ambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat

dan menerima lembar terima obat

2) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat , jumlah

dan sediaan (bila perlu)

Dalam kartu kontrol, serta diketahui (ditandatangani) oleh

keluarga atau pasien dalam buku masuk obat keluarga atau

pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau

bilamana obat tersebut akan habis serta penjelasan tentang

prinsip 6 T dan 1 W (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat

waktru, tepat cara, tepat dokumentasi dan waspada efek

samping obat). Pasien atau keluarga selanjutnya

mendapatakan salinan obat yang harus diminum beserta kartu

sediaan obat

3) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat

dalam kotak obat (Nursalam,2007).

d. Pembagian Obat

1) Obat yang telah diterima selanjutnya disalin dalam daftar buku

pemberian obat.

2) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnmya diberikan oleh

perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam

buku daftar pemberian obat ; dengan terlebih dahulu di

cocokkan dengan terapi yang diinstruksikan dokter dan kartu

obat yang ada pada pasien.

7
3) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,

kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping pada pasien.

4) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh

kepala ruang atau petugas yang ditunjuk dan

didokumentasikan dalam buku masuk obat.

5) Obat – obat yang hampir habis akan di informasikan kepada

keluarga dan kemudian di mintakan resep (jika masih perlu)

dilanjutkan kepada dokter penanggung jawab pasien

(Nursalam,2007)

e. Penambahan Obat Baru

1) Bila mana terdapat penambahan atau perubahan jenis dosis

atau perubahan alur pemberian obat maka informasi ini akan

dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan

perubahan dalam kartu sediaan obat. Pada pemberian obat

yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka dokumentasi

hanya dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat .

2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja )

maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan

selanjutnya di informasikan kepada keluarga dengan kartu

khusus obat (Nursalam,2007)

f. Obat dikategorikan

8
1) Obat dikatagorikan khusus apabila sediaan memiliki harga

yang cukup mahal menggunakan alur pemberian cukup sulit,

memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan

dalam waktu tertentu sewaktu saja.

2) Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus

obat, dilaksanakan oleh perawat primer.

3) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga : nama

obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping,

penanggung jawab pemberian dan wadah obat sebaiknya

diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah

pemberian. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat

pemberian obat (Nursalam 2017). Seorang manager

keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat

dengan cara cara berikut ini.

a) Membuat catatan mengenai obat obatan yang sering

dipakai, jelaskan penggunaan, dan efek samping,

kemudian berikan salinan kepada setiap semua staf.

b) Tuliskan dosis yang tepat obat-obat yang sering digunakan

dan gantungkan di dinding.

c) Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab

pemborosan obat.

d) Beritahu kepada setiap staf mengenai harga bermacam

macam obat.

6
9
e) Aturlah program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis

obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf

f) Letakkan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi

sederhana di perpustakaan (McMahon,2010)

2.4 Alasan Mengapa Obat Perlu Disentralisasi.

a. Memberikan bermacam macam obat untuk satu pasien.

b. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat

yang standart dan lebih murah dengan mutu yang terjamin

memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.

c. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “ hanya untuk

mencoba”

d. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan.

e. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya,

dan yang akan membuang atau lupa untuk diminum.

f. Memesan obat lebih dari pada yang dibutuhkan, sehingga

banyak yang tersisa sesudah batas kadarluarsa.

g. Tidak menyedikan es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak

efektif.

h. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya, / panas.

i. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak

pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri.

BAB III

ALUR PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT 7

10
3.1 Diagram Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat (Nursalam
2002)

DOKTER
KOORDINASI DENGAN
PERAWAT
PASIEN/KELUARGA

FARMASI /APOTEK
1. Surat persetujuan
sentralisasi obat dari
PASIEN/KELUARGA perawat
2. Lembar serah terima
obat
3. Buku serah terima/
PP/ PERAWAT YANG MENERIMA
masuk obat

PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH PERAWAT

PASIEN/KELUARGA

3.2 Penyimpanan Persediaan Obat

a. Memeriksaa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat

serta menulis etiket dan alamat pasien. Penyimpanan stok

(persediaan) yang teratur dengan baik merupakan bagian penting

dari management obat. Obat yang diterima dicatat dalam buku

besar persediaan atau dalam kartu persediaan (McMahoon, 2010)

b. Sistem kartu persediaan


8

11
Adalah (atau kartu stok) kadang kadang digunakan untuk

menggandakan buku besar persediaan. Kartu ini berfungsi seperti

buku besar persediaan, yakni neraca di seimbangkan dengan

menambahkan barang yang diterima dan mengurangi jumlah

barang yang dikeluarkan dalam buku besar persediaan, masing

masing barang di tempatkan pada halama yang terpisah tetapi

dalam sistem kartu persediaan , masing masing barang di tuliskan

dalam kartu yang terpisah

c. Lemari Obat

periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat

dan pendingin periksa persediaan obat pemisah antara obat untuk

penggunaan oral (untuk diminum), dan obat luar perlu disediakan

tempat kusus untuk obat obatan yang mempunyai resiko salah

misalnya 1) LASA (look alike sound alike) 2) elektolit konsentrasi

tinggi, 3) obat sejenis narkotika

Managemen rumah sakit perlu dilengkapi dengan

menagemen farmasi yang sistematis karena obat adalah salah satu

bahan yang dapat menyembuhkan penyakit tidak dapat diadakan tanpa

sistematika perencanaan tertentu. Obat harus ada dalam persediaan

setiap rumah sakit sebagai bahan utama dalam rangka mencapai misi

utamanya sebagai penyedia layanan kesehatan (healt provider).

Management farmasi rumah sakit adalah seluruh upaya dan kegiatan

yang dilaksanaakan di bidang farmasi sebagai salah satu penunjang

salah satu tercapainya tujuan serta sasaran didirikan suatu rumah sakit.

12
Upaya dan kegiatan ini meliputi penetapan standart obat, perencanaan

pengadaan obat, penyimpanan, pendistribusian/saran/informasi

tentang obat dan pemantauan efek samping obat. Faktor kunci yang

perlu diperhatikan dalam pelayanan kepada pasien meliputi pelayanan

yang cepat, ramah, disertai jaminan tersedianya obat dan kualitas yang

baik (Yoga, 2003) obat yang baik akan memberi manfaat kepada para

pengguna dan juga bermanfaat dalam pengembalian biaya rumah

sakit. Persediaan obat, baik dari segi jenis maupun volume harus selalu

mencukupi kebutuhan tanpa harus ada efek samping seperti

kadaluarsa dan rusak. Tujuan sistem manajemen obat adalah

penggunaan oabat yang tepat untuk pasien yang memerlukan

pengobatan obat – obat dikeluarkan dari tempat penyimpanan yang

terkunci atau dari lemari penyimpanan oleh orang yang bertugas

menangani persediaan obat kepada bagian yang menggunakan obat

itu. Obat digunakan secara teratur dan dalam jumlah yang diketahui

sehingga memungkinkan pemantauan dan pengawasan penggunaan

obat. Kegiatan yang dilakukan dalam mengawasi pengeluaraan obat

akan memungkinkan perawat mengetahui kapan melakukan

pemesanan ulang mencocokkan pemakaian obat dengan pengobatan

pasien segera sadar akan ketidak cocokkan dalam pemberian obat,

memeriksa perubahan pemakaian obat (Mc Mahon, 2010).

BAB 4

PENUTUP 10

13
10
4.1 Kesimpulan

Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan

keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan

keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan

masyarakat. (Gillies, 2007)

Manajemen keperawatan sangat berpengaruh dalam proses

keperawatan, karena proses manajemen keperawatan dalam aplikasi di

lapangan berada sejajar dengan proses keperawatan sehingga keberadaan

manajemen keperawatan dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan

proses keperawatan. Dengan manajemen yang baik otomatis playanan

keperawatan dapat diberikan dengan baik juga.

4.2 Saran

Kita sebagai perawat hendaklah menerapkan atau mengaplikasikan

manajemen keperawatan dengan efektif dalam setiap melakukan proses

keperawatan, sehingga dalam memberikan pelayanan bisa dilakukan secara

optimal. Manajemen keperawatan dikatakan baik apabila dalam satu tim

bisa berpartisipasi secara aktif.

11

14
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam (2002) Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktek


Keperawatan Profesional, Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam (2001) Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan praktek.


Jakarta : Salemba Medika.

15
SKENARIO SENTRALISASI OBAT

Dialog Sentralisasi obat

Lampiran :

Dialog Sentralisasi obat

Pemeran dan posisi :

1. Kepala Ruangan : Dian Ariani


2. Kepala Tim : Devi Purwati
Wahyu Firmaningtyas
Daya Pratama
3. Perawat Associate : Renggo Ristanti
Ita Rulyana Megawati
Yuyun Ratnahsari
4. Keluarga Pasien : Ersa Yuniar
Anang Prasetya
5. Perawat Penerima Px : Ayu Damayanti
Ria Oktavia
6. Pasien : Annisa’ush Sholihah

Pada hari Kamis 8 Februari 2018

Sekitar pukul 09.00 WIB pasien Nn Annisa yang di diagnosa typoid dari ruangan
IGD di rujuk keruangan Wijaya Kusuma C RSUD dr. Soedono Madiun pasien di
antar oleh keluarga dan perawat IGD menuju Ruang WK C dengan kursi roda.
Keadaan umum pasien lemah dan kesadaran komposmentis sesampai di Ruang WK
C perawat ruang dan perawat IGD melaksanakan serah terima pasien baru. Setelah
pasien baru (OB) diterima di Ruang WK C kemudian perawat ruangan akan
melaksanakan kegiatan sentralisasi obat.

P(OB)(Ayu dan Ria) : Selamat pagi Ns, Saya Ns Ayu ingin memberi tahu bahwa
ada Pasien baru Nn. Annisa diagnosis medis Typoid dari ruangan IGD di

16
rawat inap Ruang WK C. Keadaan umum pasien lemah dan kesadaran
komposmentis. Saya telah menerima pasien dan saat ini pasien sudah
berada di ruang rawat inap WK C dan saat ini saya limpahkan wewenang
untuk tindakan desentralisasi obat kepada Ns Devi.

Katim(Devi) : Baik Ns Ayu saya terima pelimpahan wewenang perawatan Nn.


Annisa untuk tindakan selanjutnya prosedur sentralisasi obat pasien nanti
saya kerjakan bersama Ns.Daya dan Ns.Wahyu.

P(OB)(Ria) : Baik Ns Devi kalau begitu saya lanjutkan tugas saya yang lainnya.

Katim(Devi) : Iya Ns. ayu silahkan dan terimakasih.

P(OB)(Ria) : iya sama sama Ns. Devi, Selamat pagi.

Katim meminta ijin kepada Karu untuk melaksanakan sentralisasi obat

Katim(Devi dan Wahyu) : Selamat pagi Ns. Dian.

Karu(Dian) : Iya selamat pagi Ns.Devi dan Ns.Wahyu ada apa ini ?

Katim(Devi) : Ini Ns, kita memiliki pasien baru Nn. Annisa dengan diagnosa
typoid dengan keadaan umum pasien lemah dengan kesadaran
komposmentis, yang tadi sudah dilakukan pemenerimaan pasien baru oleh
Ns Ayu. Nah, sekarang saya akan melakukan sentralisasi obat pada pasien
baru, bagaimana menurut Ns. Dian ?

Karu(Dian) : Baik Ns. Devi, saya setuju untuk dilakukan sentralisasi obat pasien
baru. Bagaimana tindakan pelaksanaan dan keperluan instrumennya ?

Katim(Daya) : Untuk tindakannya pengelolaan obat dimana seluruh obat yang


akan diberikan pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat.
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien
dapat terpenuhi. Instrumen yang di butuhkan antara lain

1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat,


2. Lemari atau kotak sentralisasi obat,

17
3. Tempat obat dan baki (Kita sudah miliki)
4. Tanda bukti serah terima obat vdari farmasi, 4. Format pemberian obat
oral dan injeksi.

Karu(Dian) : Untuk formatnya bisa saya lihat Ns ?

Katim(Wahyu): Ini bu (menuinjukan formatnya).

Karu(Dian) : Baik Ns. Wahyu saya rasa persiapan sudah matang bisa dilakukan
sekarang.

Katim(Devi,Daya,Wahyu): Baik Ns. Dian terimakasih untuk perijinannya,, Ns.?

Katim(Wahyu) : Kita segera saja lakukan sentralisasi obat pasien baru bangsal WK
C

PA(Renggo) : Iya Ns. Wahyu, jadi yang harus saya lakukan apa Ns ?

Katim(Wahyu): Baik Ns. Renggo Kita bagi tugas, saya persiapkan lembar
persetujuaannya Ns. Ita dan Ns.Yuyun yang memanggil keluarga pasien.

PA(Ita) : Baik Ns. Wahyu, segera saya laksanakan.

Katim(Wahyu) : Terimakasih Ns.

Pa(Ita) : Sama sama Ns.

Perawat asosiet menuju ruang bangsal pasien.

PA(Yuyun) : Selamat pagi , dengan keluarga pasien Nn. Annisa bisa ke ruangan
sebentar?

KP(Ersa) : Iya sus, saya orang tua Nn. Annisa, ada apa ya sus ?

PA(Yuyun) : Perkenalkan nama saya Ns. Yuyun saya perawat pelaksana dapat
dinas sift pagi hari ini bapak tadi sudah di jelaskan maupun diorientasikan
mengenai ruangan oleh Ns. Ayu dan Ns.Ria sesuai dengan prosedur
keselamatan dan kenyamanan pasien selama di rawat di Ruang WK C,
maka saya akan meminta persetujuan mbk dan bapak untuk pengaturan
dan pengelolaan obat pasien, tujuan pengelolaan obat adalah

18
menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan,
sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Bagaimana apa bapak setuju ?

KP(anang) : Baik sus saya setuju... selanjutnya bagaimana sus ? Kami belum
memiliki obat apapun sus.

PA(Ita) : Baik bapak dan mbk nanti kami jelaskan secara lebih rinci di
ruangan, sekarang bapak atau mbk ikuti saya keruangan, kepala tim
keperawatan yang menjelaskannnya.

KP(Ersa) : Sebentar ya nak, mbk tinggal ke ruangan sebentar , biar kamu segera
mendapatkan perawatan yang baik.

Perawat asosiet dan keluarga pasien menuju ruangan.

PA(Ita) : selamat siang , Ns. Devi.

Katim(Devi) : iya, selamat siang Ns.Ita ... ini yang keluarga Nn.Annisa?

KP(anang) : iya bu, saya orang tua Nn. Annisa

Katim(Devi) : oh ya, silahkan duduk. Perkenalan saya Ns. Devi saya bagian tim
perawat dinas pagi diruangan ini , mbk sudah sedikit dijelaskan alasan
mbk, saya undang keruangan hari ini ?

KP(Ersa) : iya bu saya tadi sedikit dijelaskan alasan saya diundang kemari, kata
Ns. Yuyun akan dilakukan pengaturan pengelolaan obat pasien dengan
meminta persetujuan saya.

Katim(Annisa) : iya benar sekali, saya jelaskan kembali bu, mohon diperhatikan
dengan baik dan jika ada kurang dimengerti sialkan di tanyakan. Sesuai
dengan prosedur keselamatan dan kenyamanana pasien kami akan
melaksanakan prosedur sentralisasi obat pasien . sentralisasi obat adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien
diserahkan sepenuhnya oleh perawat.

19
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan , sehingga kebutuhan asuhan keperawatan
pasien dapat terpenuhi. Hal-hal berikut ini adalah beberapan alasan yang
paling sering mengapa obat perlu disentralisai , antara lain :

1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.


2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat
standart yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki
efektifitas dan keamanan yang sama
3. Meresepkan obat sebelum di diagnosis pasti dmbkat ”hanya untuk
mencoba”.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang dmbktuhkan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya dan
yang akan membuang atau lupa untuk minum
6. Memesan obat lebih dari yang dmbktuhkan, sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadaluarsa
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi
tidak aktif
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas
9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan terlalu banyak pada
suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau di curi
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan perawat
1. Penanggung jawab pengelolaaan obat adalah kepala
ruaangan secara operasional dapat mendelegasikan kepada
setaf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penggunaaan obat
3. Penerimaan obat
a) Obat yang telah diserapkan ditunjukkan kepada
perawat dan obat yang telah diambil oleh keluarga
diserahkan kepada perawat dengan mernerima
lembar terima obat.

20
b) Perawat menuliskan nama pasien, registrasi jenis
obat jumlah dan sediaan ( bila perlu ) dalam kartu
kontrol dan diketahui (di tanda tangani) oleh
keluarga atau pasien dalam buku masuk obat.
Keluarga atau pasien selanjutnya untuk
mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana
kapan atau bilamana obat tersebut akan habis , serta
penjelasan tentang 5 T ( jenis, dosis , waktu, pasien
dan cara pemberian).
c) Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan
salinan obat yang harus diminum besereta kartu
sediaan obat.
d) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap
pagi oleh kepala ruangan atau petugas yang ditujuk
dan di dokumentasikan dalam masuk obat. Obat-
obatan yang hampir habis akan diiinformasikan
kepada keluarga dan kemudian di mintakan resep (
jika masih perlu dilanjutkan ) kepada dokter
penanggung jawab pasien.

Penambahan obat :

a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan


jenis , dosis atau perubahan alur pemberian obat ,
maka informasi ini akan di masukan dalam buku
masuk obat sekaligus dilakukan perubahan dalam
kartu sediaan obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat rutin (sewaktu
saja) maka dokumentasi hanya dilakukan pada
buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan
kepada keluarga dengan kartu khusus obat.

Obat khusus :

21
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki
harga yang cukup mahal , mengggunakan alur
pemberian yang cukup sulit , memiliki efek samping
yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu
tertentu /sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilkaukan menggunakan
kartu obat , dilaksanakaan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikankepada pasien atau
keluarga : nama obat, keggunakan obat, waktu
pemberian , efek samping , penanggung jawab
pemberian dan wadah obat sebagaiknya diserahkan
atau ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian
, Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat
pemberian obat.
Bagimana pak, ada yang ditanyakan?
KP(Anang) : Sudah bu, sudah sangat jelas.
Katim(Daya) : baik pak saya mau bantu untuk mengisi berkas format persetujuan.
Ini berkasnya silahkan di baca terlebih dahulu.
KP (Anang) : baik bu.
Keluarga pasien mengisi format persetujuan sentralisasi obat.
KP(Anang) : sudah bu
Katim(Devi) : baik bu, ini ada resep yang harus bapak tebus di apotik ruangan, dan
ini untuk surat pengambilan obat yang sudah ditebus silahkan diantara
kesini.
KP(Ersa) : baik bu , saya tebus resep dulu bu.
Setelah keluarga pasien menebus obat.
KP(Anang) : permisi bu, ini obat yang sudah saya tebus.
Katim(Devi) : baik bu, saya terima obatnya, saya cek dulu silahkan bapak duduk
disini.
bu ini ada obat ( katim menunjukan obat yang sudah ditebus kepada
keluarga pasien).

22
Silahkan mbk bertanda tangan di format pertanyataan serah terima
ini, tapi sebelumnya silahkan dipelajari yang tertera di dalam
persetujuannya.
KP(Ersa) : baik bu, saya setuju dan saya tanda tangan disebelah sini bu.
Katim(Devi) : iya bu benar........ baik bapak bisa kembali keruangan dan menemani
Nn. Annisa nanti saat konsumsi obat di antar oleh perawat pelaksana.
Keluarga pasien keluar dari ruang Nurse station
Katim(Wahyu) : Ns. Renggo tolong ini obat Nn. Annisa di atur dalam rak obat
pasien dan berikan obat untuk siang ini .
PA(Renggo) : baik Ns. Wahyu
Katim melimpahkan wewenang mengelola obat dan mendistribusi obat pasien
kepada perawat asociet
PA(Renggo) : Permisi selamat siang mb ?
PX(Annisa) : iya selamat siang
PA(Renggo) : perkenalkan nama saya Ns.Renggo , saya perawat pelaksana yang
bertugas pada siang hari ini. Saya akan memberikan obat injeksi maupun
obat oral kepada bu. Annisa . sesuai dengan standar aturan keselamatan
pasien maka sebelum memberikan obat saya akan menanyakan identitas
mbk terlebih dahulu . ini bertujuan untuk menjaga hak pasien dalam
penerimaan obat yaitu 6 benar :
Benar obat, benar pasien,benar dosis, benar rute, benar waktu, benar
dokumentasi. Maka dari itu saya akan melaksanakan dengan benar pasien
terlebih dahulu saya ingin tanya identitas mbk sesuai dengan gelang yang
mbk pakai. Jadi mbk sebut nama dan alamat bapak saya cocokan dengan
yang tertera digelang. Bisa dipahami mbk ?
PX(Annisa) : iya , nama saya Annisa alamat sawahan madiun
PA(Renggo) : baik mbk, identitas yang mbk sebutkan sudah sesuai dengan yang
tertera di dalam gelang. Selanjutnya saya akan menginjeksikan obat ini
melaui selang infus , saya harap bapak rileks saat saya suntikkan obatnya.
Obat akan terasa sedikit sakit saat pembulu darah mbk, reaksi obat jika
sudah diserap oleh tubuh adalah mbk akaan merasa mengantuk, dan itu
baik untuk untuk memulihkan kesehatan mbk . nanti kalau ada yan

23
ditanyakan lagi atau butuh bantuan keperawatan , mbk bisa memanggil
saya diruang keperawatan.
PX(Annisa) : iya , terima kasih.
PA(Renggo) : baik mbk kalau begitu saya permisi dulu, selamt siang dan
selamat beristirahat .
Perawat asociet menuju ruang keperawatan
PA(Renggo) : Ns. Daya saya sudah memberikan obat injeksi kepada Nn. Annisa
dengan standart keamanaan pasien, dan sentralisasi obat pasien Nn.
Annisa sudah saya rapikan di loker obat pasien.
Katim(Daya) : baik Ns. Renggo terima kasih sudah bekerja dengan baik. Ns.
Dian tindakan sentralisasi obat pasien Nn. Annisa sudah dilaksanakan
sesuai prosedur keselamatan pasien.
Karu(Dian) : baik Ns. Renggo , terima kasih sudah bekerja dengan baik sesuai
standart operasional prosedur. a

24

Anda mungkin juga menyukai