Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

SENTRALISASI OBAT

PENDIDIKAN PRAKTIK PROFESI NERS


MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG MELATI RSU PATRIA HUSADA BLITAR

OLEH :
KELOMPOK ...

1. NAMA NIM
2. NAMA NIM
3. NAMA NIM
4. NAMA NIM
5.
6.
7.
8.
9.
10.

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009

0
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian
pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit
dapat terjadi manakala konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik.
Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau
timbulnya efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat
yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi
Teknik pengelolaan secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat
dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya
kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan
oleh perawat.
Saat ini pengaturan obat di Ruang Melatirsu Patria Husada Blitar tidak
menggunakan sistem sentralisasi sepenuhnya. Obat yang telah diambil oleh
perawat dari bagian farmasi diletakkan di tempat obat di masing-masing kamar
pasien, tetapi untuk pengaturan jadwal pemberian obat tetap dikelola oleh
perawat. Buku daftar obat dan buku injeksi telah tersedia. Namun informed
consent dan format sentralisasi obat belum tersedia.
Kegiatan sentralisasi obat meliputi persiapan sentralisasi obat, persiapan
sarana dan membuat petunjuk teknis penyelenggaraan sentralisasi obat serta
pendokumentasian hasil pelaksanaan sentralisasi obat. Kontroling penggunaan
obat dan konsumsi obat merupakan salah satu peran perawat oleh karena itu
pengontrolan obat bagi pasien perlu ditingkatkan lagi sehingga resiko-resiko
penyimpangan dapat diminimalisir. Dalam praktek manajemen ini kami
melaksanakan sentralisasi obat injeksi dan obat oral.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu melaksanakan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat
dengan benar.
1.2.2 Tujuan Khusus
1). Mampu mengelola obat pasien, pemberian obat secara tepat dan
benar sesuai dengan prinsip 6 T + 1 W (tepat pasien, tepat obat,

1
tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat
pendokumentasian, waspada efek samping obat).
2). Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.
3). Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat.
4). Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga terhadap asuhan
keperawatan yang telah diberikan.
5). Meningkatkan keamanan dalam pengelolaan dan penyimpanan
obat.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Klien
1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan.
2. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat.
1.3.2 Bagi Perawat
1. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
2. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang di konsumsi
klien.
3. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat.
1.3.3 Bagi Institusi
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat.
2. Terciptanya model asuhan keperawatan professional.

2
BAB 2
MATERI SENTRALISASI OBAT

2.1 Pengertian Sentralisasi Obat


Sentralisasi obat (teknik pengelolaan obat penuh) adalah pengelolaan
obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan
sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya
dilakukan oleh perawat (Nursalam, 2002).

2.2 Tujuan Sentralisasi Obat


Menurut Nursalam (2002) sentralisasi obat bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian
obat.
2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun
secara moral.
3. Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efisien.
4. Menyeragamkan pengelolaan obat.
5. Mengamankan obat-obat yang dikelola.
6. Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien, dosis,
waktu, cara.

2.3 Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat


Teknik pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat injeksi
diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Penanggung jawab pengelolaan obat
adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staf
yang ditunjuk. Pengeluaran dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat
dimana pasien atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penggunaan obat tersebut.
2.3.1 Penerimaan obat
a. Dokter menuliskan resep untuk pasien kemudian menyerahkan pada
perawat. Perawat memberikan resep pada keluarga. Obat yang telah
diresepkan dan dibeli oleh keluarga pasien diserahkan kepada perawat.
Selanjutnya perawat menunjukkan obat-obat tersebut kepada keluarga
pasien kemudian mencocokkan jumlahnya sekaligus mengisi lembar
serah terima obat. Lembar serah terima obat ditandatangani oleh
perawat dan pasien/keluarga.

3
b. Perawat menuliskan nama klien, nomor registrasi, jenis obat, jumlah
dalam resep dan yang diterima obat dalam lembar serah terima obat.
Lembar serah terima obat terdiri dari rangkap 2 yang satu diberikan
kepada pasien/keluarga, sedangkan yang satu lagi disimpan perawat.
Keluarga akan diberikan penjelasan kapan obat tersebut akan habis.
c. Obat yang telah diserahkan oleh klien/keluarga selanjutnya disimpan
perawat di dalam kotak obat yang terdapat di nurse station.
2.3.2 Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya dicatat dalam format
pemberian obat oral/injeksi.
b. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam daftar
pemberian obat oral/injeksi dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan
terapi yang diinstruksi dokter.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping obat. Obat yang diterima oleh
perawat disimpan di kotak obat.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh petugas
yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat
yang hampir habis akan diinformasikan kepada pasien/keluarga dan
kemudian dimintakan kepada dokter penanggung jawab klien.
2.3.3 Penambahan Obat Baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format
pemberian obat oral/injeksi.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi dilakukan pada format pemberian obat oral/injeksi
2.3.4 Obat Khusus
a. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup
mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu
atau sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format
pemberian obat oral/injeksi khusus untuk obat tersebut dan dilakukan
oleh perawat primer.

4
c. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian.
2.3.5 Pengembalian Obat
Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat
dikembalikan kepada klien/keluarga dengan ditanda tangani oleh
klien/keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan.

2.4 Alur Sentralisasi Obat

Dokter

Perawat
Pendekatan Perawat

KLIEN/KELUARGA

FARMASI/APOTIK

Surat persetujuan
KLIEN/KELUARGA sentralisasi obat dari
perawat
Lembar serah terima obat
Buku serah terima
PP/PERAWAT YANG obat/masuk obat
MENERIMA

PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN OLEH PERAWAT

PASIEN / KELUARGA

Keterangan :
: Garis komando
: Garis Koordinasi
Gambar 2.1 Alur Sentralisasi Obat (Nursalam, 2002)

5
Alur Sentralisasi obat di RUANG MELATII RSU PATRIA HUSADA
BLITAR

Dokter visite

Dokter memberi resep

Resep di serahkan pada perawat dan perawat mencatat di lembar obat

Perawat menyerahkan resep pada pasien/keluarga

Keluarga membeli resep di apotik/farmasi

Keluarga/pasien menyerahkan obat pada perawat

Perawat mencatat obat ke lembar pemberian obat

Perawat menyerahkan kembali obat


pada keluarga/pasien

Keluarga/pasien menyimpan obat pada


meja yang ada di masing-masing kamar

Keterangan:
Setiap pasien baru diberikan resep oleh dokter melalui perawat ruangan,
kemudian pasien/keluarga membeli obat tersebut di Apotik/farmasi. Setelah
mendapatkan obat selanjutnya pasien/keluarga memberikan obat pada perawat
untuk di catat di lembar pemberian obat. Setelah dicatat obat kembali diberikan
pada pasien/keluarga untuk penyimpanan, baru kemudian obat injeksi/oral
diberikan pada pasien sesuai jadwal.

2.5 Pengertian ODD


ODD (One Day Dose) merupakan salah satu sistem distribusi obat dan alat
kesehatan kepada pasien rawat inap.
Tujuan
 Mengurangi kesalahan medis.
Keuntungan Sistem One Day Dose

6
 Mengurangi kemungkinan kesalahan pemberian obat
 Meniadakan duplikasi pesanan obat.
2.6 Menyimpan persediaan obat

1) Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat, dan
menulis etiket dan alamat pasien (Pedoman, 1997). Penyimpanan stok
(persediaan) yang teratur dengan baik merupakan bagian penting dari
manajemen obat. Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan
atau dalam kartu persediaan obat (Mc Mahon,1999).
2) Sistem kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang digunakan untuk
menggantikan buku besar persediaan. Kartu ini berfungsi seperti buku
besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan
barang yang diterima dan dikurangi dengan jumlah barang yang
dikeluarkan. Dalam buku besar persediaan, masing-masing barang
ditempatkan pada halaman yang terpisah, tetapi dalam sistem kartu
persediaan, masing-masing barang dituliskan dalam kartu yang terpisah.
3) Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta
lemari pendingin. Periksa persediaan obat, pemisahan antara obat untuk
penggunaan oral (untuk diminum) dan obat luar (Pedoman, 1990).

2.7 Metode
1. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan
pemberi obat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serh
terima obat.
2. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan jam
pemberian obat oral atau injeksi sesuai dengan identitas pasien pada
format kontrol dan pemakaian obat.
2.8 Instrumen
1. Lembar Serah Terima Obat
2. Format Pemberian Obat Khusus, Obat Oral dan Obat Injeksi.
3. Kotak Penyimpanan Obat

7
BAB 3
KEGIATAN SENTRALISASI OBAT

3.1 Pelaksanaan Kegiatan.


Hari/Tanggal :
Jam : WIB.
Tempat : Ruang Melatirsu Patria Husada Blitar.
Topik :
Pelaksana :
Sasaran :

3.2 Pengorganisasian
Kepala ruangan :
PP :
PA :
Pembimbing :

3.3 Pengorganisasian Peran


1. Kepala Ruangan
 Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan
malpraktik.
 Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
 Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
2. Perawat Primer
 Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
 Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
 Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.
3. Perawat Associate
Melakukan pencatatan dan kontrol pemakaian obat selama klien
dirawat.

3.4 Metode

8
1. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent, lembar
serah terima obat dan bukti pemberian obat.
2. Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan bagian farmasi.
3. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.

3.5 Media (Instrumen)


 Informed Consent pengelolaan sentralisasi obat (terlampir beserta juknis).
 Lembar serah terima obat (terlampir beserta juknis).
 Daftar pemberian obat (terlampir beserta juknis).
 Kotak penyimpanan obat.

3.5 Mekanisme Sentralisasi Obat


TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU
Pra PP ke KARU : Ruang 5 menit
pelaksanaan o PP melapor KARU bahwa pasien KARU
lama/baru yang belum di lakukan
sentralisasi obat.
o KARU menyetujui PP untuk
melaksanakan sentralisasi obat.
o KARU menanyakan cek
persiapan sentralisasi obat.
o PP menyebutkan hal-hal yang
perlu disiapkan.
o KARU memeriksa kelengkapan
sentralisasi obat (meliputi informed
consent, lembar serah terima obat,
dan bukti pemberian obat, dan kotak
penyimpanan obat).
o Kontrak waktu dengan pasien dan
keluarga.
Pelaksanaan o KARU, PP dan PA menuju ke Bed pasien 20 menit
bed pasien untuk melaksanakan dan Nurse
sentralisasi obat. Station
o KARU memberi salam pada
klien/keluarga, memperkenalkan diri
dan mempersilahkan PP untuk
menjelaskan sentralisasi obat.
o PP melakukan kontrak waktu
kemudian menjelaskan tentang
sentralisasi obat (informed consent,
lembar serah terima obat, bukti
pemberian obat dan tempat
penyimpanan obat yang ada di ruang
pasien kepada pasien dan keluarga,
menjelaskan tentang tujuan, dan
manfaat dilaksanakan sentralisasi
obat, menjelaskan syarat-syarat
menebus obat). PP memberi

9
kesempatan keluarga untuk
bertanya.
o KARU melakukan validasi.
o PP meminta keluarga dan atau
pasien untuk mengisi persetujuan
dilakukan sentralisasi obat
o PP dan keluarga menghitung
jumlah obat yang telah diambil dari
farmasi dibantu oleh PA yang
kemudian didokumentasikan dalam
lembar serah terima obat.
o PA melakukan pencatatan pada
lembar pemberian obat dan jumlah
obat yang diterima.
o PP dibantu PA menyiapkan obat
sesuai program terapi baik oral
maupun injeksi.
o PP memberikan penjelasan pada
pasien dan keluarga mengenai nama
obat yang akan diberikan, manfaat,
dosis, cara pemberian, efek samping
obat dan kontraindikasinya.
o PP dibantu PA memberikan obat
injeksi atau oral kepada pasien
dengan melibatkan keluarga sesuai
jadwal.
o Sambil menunggu PA
memberikan obat PP mengajak salah
satu keluarga ke ruang perawat
(nurse station) untuk ditunjukkan
tempat penyimpanan obat.
o PA menandatangani daftar
pemberian obat serta mengobservasi
efek samping efek samping dari obat
yang telah diberikan.
o Setelah obat diberikan, keluarga
diminta menandatangani daftar
pemberian obat tersebut.
Post o KARU mengecek kembali Nurse 5 menit
pelaksanaan kelengkapan dokumentasi Station
sentralisasi obat, antara lain
dokumentasi pada bukti pemberian
obat, lembar serah terima obat dan
informed consent, serta cara
pendokumentasian pada daftar
pemberian obat.
o Karu memberikan reward kepada
PP dan PA.

3.6 Evaluasi

10
3.6.1 Evaluasi Struktur
 Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Melati RSU
Patria Husada Blitar.
 Persiapan pelaksanaan sentralisasi obat
 Perawat yang bertugas dalam pelaksanaan sentralisasi obat.
3.6.2 Evaluasi Proses
 Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan
yang telah ditentukan dan pasien telah menyetujui informed
consent untuk dilakukan sentralisasi obat
 Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan rencana dan alur
yang telah ditentukan.
 Perawat yang bertugas sesuai perannya
3.6.3 Evaluasi Hasil
 Klien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat
 Obat dapat diberikan secara tepat dan benar sesuai 6T dan 1W
 Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
 Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan
benar.

11
BAB 4
RESUME PELAKSANAAN
KEGIATAN MAKP SENTRALISASI OBAT

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2002. Menejemen Keperawatan: aplikasi Dalam praktek Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek.
Jakarta: Salemba Medika.

12
13

Anda mungkin juga menyukai