Anda di halaman 1dari 6

A.

MATERI SENTRALISASI OBAT


a. Pengertian Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat (teknik pengelolaan obat penuh) adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien
diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan pembagian obat
sepenuhnya dilakukan oleh perawat (Nursalam, 2002).

b. Tujuan Sentralisasi Obat


Menurut Nursalam (2002) sentralisasi obat bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien terutama dalam
pemberian obat.
2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum
maupun secara moral.
3. Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efisien.
4. Menyeragamkan pengelolaan obat.
5. Mengamankan obat-obat yang dikelola.
6. Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien,
dosis, waktu, cara.

c. Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat


Teknik pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat
dimana seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun
obat injeksi diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Penanggung jawab
pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat
didelegasikan kepada staf yang ditunjuk. Pengeluaran dan pembagian obat
tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib
mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut.

2.3.1 Penerimaan obat


Obat yang telah diresepkan dan dibeli oleh keluarga pasien diserahkan
kepada perawat disertai dengan lembar serah terima obat yang mana
sebelumnya mengisi dan menandatangani surat persetujuan sentralisasi
obat (Informed Consent).
Perawat menuliskan nama klien, nomor registrasi, jenis obat, jumlah dan
sediaan obat (bila perlu) dalam lembar serah terima obat dan diketahui
atau ditandatangani oleh klien/keluarga, format serah terima obat
selanjutnya dibawa oleh klien/keluarga. Keluarga akan diberikan
penjelasan kapan obat tersebut akan habis.
Obat yang telah diserahkan oleh klien/keluarga selanjutnya disimpan
perawat di dalam kotak obat.
2.3.2 Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya dicatat dalam format
pemberian obat oral/injeksi.
b. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam daftar
pemberian obat oral/injeksi dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan
terapi yang diinstruksi dokter (status rekam medik/DMK 7).
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
keguanaan obat, jumlah obat, dan efek samping obat. Usahakan tempat
obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi oleh klien dan
observasi adanya efek samping setelah minum obat
Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh petugas yang
ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat yang
hampir habis akan diinformasikan kepada pasien/keluarga dan
kemudian dimintakan kepada dokter penanggung jawab klien.
2.3.3 Penambahan Obat Baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format
pemberian obat oral/injeksi.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi dilakukan pada format pemberian obat oral/injeksi.
2.3.4 Obat Khusus
a. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup
mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu
atau sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format
pemberian obat oral/injeksi khusus untuk obat tersebut dan dilakukan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian dan tempat obat, sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan
kepada keluarga setelah pemberian obat. Usahakan terdapat saksi dari
keluarga pada saat pemberian obat.

2.3.5 Pengembalian Obat


Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat
dikembalikan kepada klien/keluarga dengan ditanda tangani oleh
klien/keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan.
d. Alur Sentralisasi Obat

Dokter

Surat persetujuan Pendekatan Perawat


Sentralisasi Obat dari
Perawat
KLIEN/KELUARGA

FARMASI/APOTIK

KLIEN/KELUARGA
Lembar serah terima
obat

PP/PERAWAT YANG MENERIMA Buku serah terima obat

PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH


PERAWAT

KLIEN / KELUARGA

Keterangan :
: Garis komando
: Garis Koordinasi
Gambar 2.1 Alur Sentralisasi Obat

e. Pengertian UDD
UDD (Unit Dose Dispending) merupakan salah satu sistem distribusi obat
dan alkes kepada pasien rawat inap dimana obat dikemas dalam bentuk satuan
unit dosis untuk kali penggunaan.
f. Tujuan
Mengurangi kesalahan medis.
Mengurangu keterlibatan perawat dalam menyiapkan obat sehingga
lebih fokus ke pelayanan pasien.

g. Keuntungan Sistem Unit Dose Dispending


Mengurangi kemungkinan kesalahan pemberian obat
Perawat lebih banyak waktu untuk merawat pasien.
Pasien hanya membanyar obat yang digunakan.
Meniadakan duplikasi pesanan obat.
h. Alur sentralisasi obat menggunakan modifikasi UDD (Unit Dose
Dispending)

Dokter Perawat primer

Pendekatan

Perawat
Klien/keluarga
Surat Persetujuan
Sentralisasi Obat

Farmasi/Apotik

pengaturan dan pengelolaan


Lembar serah
oleh petugas farmasi
terima obat

penerimaan, pendistribusian, Buku serah terima


penyimpanan oleh perawat obat

klien/keluarga

obat habis

Keterangan :
: Garis komando
: Garis Koordinasi
Gambar 2.2 Alur Sentralisasi Obat modifikasi UDD (Unit Dose Dispending)

Anda mungkin juga menyukai