KASUS 1
Pertanyaan soal:
Jelaskan analisis yang anda gunakan untuk dapat mengetahui kondisi internal ruang rawat
yang akan dijadikan dasar penentuan jenis model?
Jawaban :
Analisa Yang di gunakan yaitu dilihat dari tingkat ketergantungan pasien Dan jumlah pasien
dengan berbagai macam kasus penyakit dalam yang banyak. Jika sudah menentukan tinggkat
ketergantungan Dan macam kasus kita bisa menentukan jenis MAKP apa Yang cocok untuk
digunakan.
Jenis model Yang digunakan yakni model Tim yang memungkinkan pelayanan keperawatan
yang menyeluruh karna perawat akan dibagi menjadi beberapa kelompok dengan setiap
kelompok akan mempunyai anggota yang berbeda-beda yang memiliki 1 penanggung jawab
sebagai ketua tim.
Perawat ruangan akan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri dari tenaga profesional,
teknikal, dan pembantu dalam satu tim/grup kecil yang saling membantu dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat profesional dan perawat associate
bekerja sebagai tim yang disupervisi oleh ketua tim.
KASUS 2
Pertanyaan soal:
Bagaimanakah langkah-langkah kepala ruangan untuk menjalankan fungsi manajemen
diatas?
JAWABAN:
Kepala Ruangan harus menjalankan fungsi manajemen yang sudah ditetapkan yaitu “POAC”.
P (Planning) : Dengan cara membuat program kerja yang akan dilakukan
O (Organizing) : Menghimpun semua sumberdaya yang dimiliki organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk tujuan organisasi
A (Activating) : Memberikan bimbingan kepada staf agar mampu bekerja secara optimal
C (Controling) : Mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kerja yang sudah disusun
KASUS 3
Pertanyaan soal
Jawaban : karu seharusnya melakukan supervisi / penilaian terhadap timbang terima sesuai
dengan prosedur atau SOP. Karu juga bisa memberikan riword pada staf / perawat jika
Timbang terima dilakukan dengan baik, agar perawat dapat bekerja lebih baik.
KASUS 4
Pertanyaan soal
Jawaban : Menentukan MAKP dilihat dari : jumlah ketergantungan pasien, jumlah perawat
yg teersedia dan dilihat dari BOR yg ditemukan BOR yg tinggi maka jumlah tenaga perawat
yg dibutuhkan juga banyak karena ketergantungan pasien yg tinggi MAKP yg cocok MAKP
TIM
KASUS 5
Pertanyaan soal
Jawaban : UDD merupakan salah satu satu metode dispensing dan pengendalian obat oleh
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), di mana obat disiapkan dalam kemasan unit tunggal
siap konsumsi, dan untuk penggunaan tidak lebih dari 24 jam. Obat-obat tersebut
didistribusikan atau tersedia pada ruang perawatan pasien setiap waktu (Siregar, 2003).
Teknik pengelolaan sentralisasi obat UDD adalah pengelolaan obat dimana obat
diberikan langsung oleh farmasi kepada pasien , kecuali obat injeksi yang diserahkan kepada
perawat, sesuai dengan jam pemberian pada setiap pasien. Penanggung jawab pengelolaan
obat langsung di handle oleh depo farmasi. Tugas perawat dalam hal ini adalah mengawasi
kepatuhan pasien dalam minum obat oral dan memberikan terapi IV sesuai dengan kebutuhan
pasien
1. Penerimaan obat
a. Setiap visite dokter, obat dicatat oleh perawat pada resep dan billing
b. Kemudian perawat menyerahkan resep obat pada petugas farmasi
c. Petugas farmasi akan mengantarkan obat oral langsung kepada pasien setiap
kali minum. Sedangkan obat berupa injeksi diberikan kepada perawat sesuai
kebutuhan pasien,
2. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk
selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk
selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memerhatikan alur yang tercantum
dalam buku daftar penerimaan obat: dengan terlebih dahulu dicocokan dengan
terapi yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat,
perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan efek
samping. Usahakan tempat atau wadah obat kembali ke perawat setelah obat
dikonsumsi. Pantau efek samping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada
selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang atau petugas yang
ditujukan dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat-obatan yang
hampir habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan
resep kepada dokter penganggung jawab pasien
Farmasi
Kroscek
Dikembalikan Ke Farmasi
Persetujuan
keluarga
Pasien
Gambar 2.5 Alur Sentralisasi Obat
KASUS 6
Pertanyaan soal
Jawaban :
b. Tahap II
Di Ruang perawat (Pra-Supervisi): PP bersama PA (perawat assosiate)
menyiapkan peralatan. Setelah siap PP mengkonfirmasi kepada Kepala Ruangan.
c.Tahap III
Di Bed Pasien (Supervisi): PP bersama PA melakukan dokumentasi. Karu
menilai kinerja perawat berdasarkan instrumen yang telah disiapkan, menilai
kognitif, afektif dan psikomotor saat melakukan tindakan di depan pasien. Bila
memungkinkan dilakukan follow up saat itu juga. Misal cara cuci tangan,
komunikasi yang terlewatkan atau pemasangan perlak. Pelaksananan supervisi
dengan inspeksi, wawancara, dan validasi data.
d. Tahap IV
Di Ruang Karu (Pos-Supervisi) :
• Supervisor (Karu) mengklarifikasi permasalahan yang ada
• ”Fair” (Karu menyampaikan kepada PP tentang hal-hal yang belum
sesuai dengan standar prosedur tindakan)
• “Feedback” (Karu mengadakan klarifikasi dan validasi data sekunder
kepada PP)
• “Follow-Up” (Karu bersama PP merencanakan tindakan tersebut
secara bersama untuk melakukan perbaikan)
• “Reinforcement” (Karu memberikan reward dan dukungan pada PP
dan PA)
Bila mana asuhan keperawatan dan intervensi keperawatan yang telah dilakukan sudah sesuai
SOP dan kondisi pasien masih belum ada perubahan, maka perlu dilakukan nya ronde
keperawatan untuk pasien tersebut.
KASUS 7
Pertanyaan soal
Jawaban :
Yaitu dengan menjelaskan tentang tindakan nekrotomi yg akan di lakukan, serta menjelaskan
manfaat, dampak dan prosedur dari tindakan tersebut selain itu berikan waktu untuk
pasien/keluarga bertanya apabila ada yg belum jelas.
Yakni perawat perlu mengetahui informasi dari riwayat medis pasien terkait dengan
penyakitnya, selain itu perawat juga memastikan apakah pasien/keluarga perbag di berikan
informasi yg di perlukan sebelumnya mengenai tindakan sehingga memungkinkan untuk
pengambilan keputusan.
3. Identifikasi pilihan
4. Membuat keputusan
5. Implementasi
Setelah keputusan di buat, selanjutnya adalah mengimplementasikan tindakan yang tadi
sudah di setujui.
6. Evaluasi tahap ini merupakan tahap penting yaitu mengevaluasi tindakan yg telah
dilakukan oleh perawat
Yaitu keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan memutuskan. Autonomy memiliki
karakteristik 1. Sesuai dengan nilai-nilai
2. Informasi yg cukup
KASUS 8
Seorang ketua tim diruangan rawat bedah mendapatkan informasi dari dokter bahwa pasien
yang dirawat diruang perawatannya, dengan diagnosis medis Benigma Prostat Hipertrofi
(BPH) dan pasien belum menujukkan perubahan signifikan setelah perawatan 6 hari
Pertanyaan soal
Jawaban :
KASUS 9
Seorang perawat baru saja dipindahkan ke ruang IGD yang sebelumnya bekerja di ruang poli
jiwa. Perawat tersebut merasa tidak mampu bekerja dengan alasan tidak menguasai asuhan
keperawatan pasien kegawatdaruratan. Kepala ruangan memahami situasi ini dan kepada
keluarga ingin membantu menyelesaikan konflik yang terjadi pada perawat baru tersebut.
Pertanyaan soal
Jawaban :
Langkah penyelesaian konflik:
KASUS 10
Disuatu ruangan interna terdapat 5 orang perawat dengan jumlah pasien 20 orang. Sehingga
beban kerja yang dillimpahkan kepada perawat kurang maksimal. Seorang kepala ruangan
tersebut akhirnya memutuskan untuk melakukan supervisi dan sosialisasi SOP kepada
perawat dan menghilangkan wasting time saat kerja
Pertanyaan soal
Langkah kedua yaitu meminta kepada atasan untuk penambahan tenaga dengan membawa
data ruangan. Jika tidak di acc maka :
2. Karu membuat jadwal untuk tiap shift dengan metode tim nanti akan di bagi untuk
perawatan total, minimal dan parsial.
* P : Planning
* O : Organizing
* A : Actuating
* C : Coordinating
Planning dan organizing kan sudah di lakukan. Actuating melakukan pelatihan kepada
perawat untuk melakukan tindakan sesuai SOP setelah di beri pelatihan kemudian di
supervisi. Dari hasil supervisi di evaluasi dan di berikan kepada perawat.
Jika dirasa kurang efektif maka ada hal hal yang perlu dilakukan modifikasi seperti dalam 1
trolly sudah tersedia alat yang lengkap untuk melakukan perawatan dan modifikasi ruangan
dalam arti ners station di letakkan di tengah tengah ruangan sehingga mempermudah perawat.
KASUS 11
Hasil survey kepuasan pasien diruang interna RS pada bulan Maret diketahui 75% pasien
mengeluhkan komunikasi perawat yang tidak ramah dan cuek. Kepala ruangan berencana
untuk mengadakan rapat dengan sosialisasi tupoksi dan memberlakukan reward dan
punishment. Staf diberikan sebuah kebebasan dalam produktifitas kerja
Pertanyaan soal
Jawaban :
1. Berusaha keras untuk memberikan layanan sesuai jadwal pasien, bukan hanya jadwal yang
nyaman untuk institusi sendiri
KASUS 12
Dalam ruangan rawat inap dalam terdapat pasien perempuan berusia 56 tahun, mengalami
penurunan kesadaran. Jam 02.00 pasien jatuh dari tempat tidur, karena perawat lupa menutup
pagar tempat tidur setelah selesai memberikan injeksi. Keluarga saat itu juga sedang tidur.
Pertanyaan soal
Bagaimanakah langkah yanag harus dilakukan oleh Karu dalam mengatasi masalah tersebut ?