Disusun Oleh:
ACHMAD SAIRUL MARDLIYANI (2132000022)
AMELIA SISKA FERDIYANTI (2132000010)
DEWI RAMADANI (2132000011)
DIAH AYU ADHI NOVITA (2132000008)
DWI PUTRI ADHALIANDIKA (2132000012)
EMILIA RIZKY FAUZIAH (2132000007)
EVA HASYIANA (2132000005)
FITRIYAH WARDATUL JANNAH (2132000006)
MAHMIATUS SARIROH (2132000017)
MIFROTUL RODIA (2132000016)
MOCH SHOLEHUDIN TUFFA (2132000015)
A. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat. Respon yang ada harus
bersifat kondusif dengan mempelajari langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya
(Nursalam, 2015). Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat. Respon yang ada
harus bersifat kondusif dengan mempelajari langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya
(Nursalam, 2015). Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik pengelolaan
obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga
sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian pada
pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat
terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian lain
yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek
samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak tepat
dapat menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan
suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol
oleh perawat dan pasien/keluarga serta resiko kerugian baik secara material maupun
non material dapat dihindari, pada akhirnya kepercayaan pasien terhadap perawat
juga semakin meningkat. Pengelolaan sentralisasi obat yang optimal merupakan salah
satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan sentralisasi obat
dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan pengertian sentralisasi obat.
b. Menjelaskan tujuan sentralisasi obat
c. Menjelaskan pengelolaan obat.
d. Menjelaskan peran perawat dalam sentralisasi obat
e. Menjelaskan prinsip 7B+1W dan melakukan double check
f. Menjelaskan alur sentralisasi Obat.
g. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap perawat/perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat
C. Manfaat
1. Bagi klien
Tercapainya kepuasan kerja untuk keluarga pasien tentang sentralisasi obat
2. Bagi perawat
a. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga terhadap perawat.
b. Tercapainya kebutuhan kerja yang optimal
3. Bagi Institusi Mahasiswa
a. Mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Profesional
b. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan obat
4. Bagi Rumah Sakit
a. Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara menyeluruh
b. Mutu pelayanan kepada pasien terutama dalam sentralisasi obat meningkat
BAB II
MATERI SENTRALISASI OBAT
A. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/ Tanggal : Jum’at / 1 April 2022
Pukul : 13.00
Pelaksana : Kepala ruangan, Perawat primer, Perawat asscosiate
Topik : Sentralisasi obat
Tempat : Ruang Tulip 3 Barat RSUD Sidoarjo
B. Struktur Pengorganisasian
Kepala ruangan : Dewi Ramadani, S.Kep
Perawat Primer : Mifrotul Rodia, S.Kep
Perawat Asscosiate : Amelia Siska Ferdiyanti, S.Kep
C. Metode
Roleplay
D. Media
1. Informed consent pengelolaan sentralisasi obat
2. Format sentralisasi obat
3. Lemari dan kotak sentralisai obat
E. Uraian Kegiatan Sentralisasi Obat
F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Tulip 3 Barat sebelumnya
kelompok telah melakukan beberapa persiapan sebelum pelaksanaan kegiatan
sentralisasi obat, yaitu proposal roleplay sentralisasi obat, persiapan alur sentralisasi
obat, pembagian peran sebagai primary nurse, dan nurse associate; mekanisme/alur
yang harus dilakukan saat sentralisasi obat; serta melakukan evaluasi kegiatan
2. Evaluasi Hasil
1) Kegiatan dihadiri oleh 12 orang, 1 orang pembimbing dan 11 orang mahasiswa
mahasiswa program profesi ners.
2) Selama kegiatan setiap mahasiswa yang berperan bekerja sesuai tugasnya
masing–masing.
3) Kegiatan berjalan lancar dan mahasiswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Standar Operating Procedure (SOP)
Sentralisasi obat
Pengertian Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2011).
Tujuan a. Mampu melaksanakan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat
dengan benar.
b. Mampu mengelola obat pasien, pemberian obat secara tepat dan
benar sesuai dengan prinsip 6 T + 1 W (tepat pasien, tepat obat, tepat
dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat pendokumentasian,
waspada efek samping obat).
c. Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.
d. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat.
e. Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga terhadap asuhan
keperawatan yang telah diberikan
f. Meningkatkan keamanan dalam pengelolaan dan penyimpanan obat.
Petugas Dilaksanakan oleh perawat-perawat diruangan.
Persiapan 1. Persiapan alat
Alat a. Alat tulis
b. Buku serah terima obat
c. Format pemberian obat oral/injeksi
Prosedur 1. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan
kepada perawat dan keluarga menerima tanda bukti serah terima obat.
2. Perawat menuliskan nama pasien, registrasi, jenis obat, jumlah
(sediaan) dan diketahui oleh keluarga/ klien dalam format pemberian
obat. Keluarga / klien selanjutnya mendapatkan informasi bila mana
obat tersebut akan habis.
3. Klien / keluarga selanjutnya mendapatkan tanda bukti serah terima obat
yang berisi nama obat, jumlah, dosis obat yang diberikan perawat.Obat
yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak
obat.
4. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
5. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat, dengan terlebih dahulu di cocokkan dengan terapi di
dalam advis dokter.
6. Pada saat pemberian obat perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, efek samping obat. Usahakan tempat obat kembali
setelah obat dikonsumsi. Pantau adanya efek samping pada pasien.
7. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala
ruangan / petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam format
pemberian obat pada kolom sisa.
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat:
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang
secara optimal dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta dalam mengontrol
penggunaan obat.
3. Penerimaan obat :
a. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat
yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat
dengan menerima lembar terima obat.
b. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah
dan sediaan dalam kartu kontrol, serta diketahui (ditanda
tangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat.
Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan
atau bilamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang
5T (jenis, dosis, waktu, pasien dan cara pemberian). Pasien atau
keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus
diminum beserta kartu sediaan obat.
c. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat (Nursalam,2011).
4. Pembagian obat :
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya dicatat dalam format
pemberian obat oral/injeksi.
b. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam
daftar pemberian obat oral/injeksi dengan terlebih dahulu
dicocokkan dengan terapi yang diinstruksi dokter.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping obat. Obat yang
diterima oleh perawat disimpan di kotak obat.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh
petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk
obat. Obat yang hampir habis akan diinformasikan kepada
pasien/keluarga dan kemudian dimintakan kepada dokter
penanggung jawab klien.
e. Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada
keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu
dilanjutkan) kepada dokter penanggungjawab pasien
(Nursalam,2011).
5. Penambahan obat baru :
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
jadwal pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan
dalam format pemberian obat oral/injeksi.
6. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat Obat
khusus.
a. Obat disebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki
efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan pada waktu
tertentu.
b. Pemberian obat khusus didokumentasikan di format pemberian
obat (tidak ada format khusus)
c. Informasi yang diberikan pada klien/ keluarga yaitu nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung
jawab pemberian dan tempat obat sebaiknya diserahkan/
ditunjukkan pada keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat
saksi dari keluarga saat pemberian obat ( Nursalam, 2007).
Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf
mengenai obat dengan cara berikut ini.
1) Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai,
dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua
staf.
2) Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan
dan gantungkan di dinding.
3) Beritahu kepada semua staf mengenai harga
bermacam-macam obat.
Pengembalian Obat
1) Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa
maka obat dikembalikan kepada klien/keluarga dengan
ditanda tangani oleh klien/keluarga serta tanggal dan waktu
penyerahan.
Sumber DAFTAR PUSTAKA:
rujukan Nursalam. 2011Menejemen Keperawatan: aplikasi Dalam praktek
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
1. Kepala Ruangan :
2. Kepala Tim :
3. Perawat Pelaksana :
4. Keluarga Pasien :
Pada hari Jum’at, 01 April 2022 Sekitar pukul 13.00 WIB Pasien Tn. D dengan diagnosis
Fraktur humerus dari ruangan IGD di rujuk ke ruang Tulip 3 Barat RSUD Sidoarjo. Pasien
diantar oleh keluarga dan perawat IGD menuju ruang Tulip 3 Barat. Keadaan umum pasien
lemah dan kesadaran compos mentis. Sesampai di ruang Tulip 3 Barat, perawat ruangan dan
perawat IGD melaksanakan serah terima pasien baru. Setelah pasien baru (OB) diterima di Ruang
Tulip 3 Barat kemudian perawat ruangan akan melaksanakan kegiatan desentralisasi/sentralisasi
obat.
Katim memintakan ijin kepada Karu untuk melaksanakan desentralisasi/sentralisasi obat pasien
Perawat primer : selamat pagi Ns. Dewi
Karu : iya selamat pagi Ns. Dia, ada apa ini Ns?
Perawat primer : ini Ns, kita memiliki pasien baru Tn. D dengan diagnose Fraktur humerus
dengan keadaan umum pasien lemah dan kesadaran compos mentis, yang tadi
sudah dilakukan Penerimaan Pasien Baru oleh Ns. Tama, nah, sekarang saya
akan melakukan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien baru, bagaimana menurut
Ns. Dewi?
Karu : Baik Ns. dia, saya setuju untuk dilakukan Desentralisasi/sentralisasi
obat pasien baru. Bagaimana tindakan pelaksanaan dan keperluan
instrumennya?
Perawat primer : Untuk tindakannya pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat.
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana, sehingga
kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Instrument yang kita butuhkan antara lain :
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki (kita sudah memiliki)
3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
Karu : Baik Ns. dia, saya rasa persiapannya sudah cukup bisa dilakukan sekarang
Perawat primer : Baik Ns. dewi terimakasih untuk perijinannya.
SEKIAN…………….
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT
Dengan demkian saya menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang dibuat dan tidak akan
melakukan tuntutan/gugatan di kemudian hari atas tindakan tersebut.
Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
Sidoarjo,....................
Perawat yang Menerangkan Menyetujui
(........................................) (...................................)
Saksi 1:.........................(............................)
Saksi 2:.........................(............................)
Nancy & Patricia (2012) Dokumentasi Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta : EGC
Nursalam (2016) Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional.
Jakarta : Salemba Medika
Nursalam (2016) Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Jakarta :
Salemba Medika