Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN MANAJEMEN

“MENGAPLIKASIKAN KEGIATAN MANAJER RUANG RAWAT PADA


FUNGSI PENGARAHAN”

Dosen Pembimbing:

Cau Kim Jiu, M. Kep., Ph. D.

Disusun oleh:

KELOMPOK 1
Misbah Hayatina (SR172110050)
Messy Henny Supriyani (SR172110038)
Meli Diana (SR172110065)
Dwike Andhika Berliana (SR172110056)
Edi Arianto (SR172110042)
Mira Kania (SR172110067)
Alma (SR172110063)
Artamevia Eka Suci (SR172110033)
Reksi (SR172110086)
Megawati (SR172110037)
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

MUHAMMDIYAH PONTIANAK

2020
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Puji syukur selalu kita panjatkan kepada Allaah subhaanahu wa ta’aala yang
masih memberikan kekuatan dan kesehatan kepada penulis dalam perancangan
makalah ini hingga selesai, dan tak lupa sholawat dan salam kepada baginda
Rosulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam, yang mana dari prantara beliau Allaah
jadikan indah pada insan yang mengikuti suri tauladan beliau karna beliau diutus
untuk menjadi iklaner suri tauladan terbaik di muka bumi ini.

Ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing Bapak Cau Kim Jiu, M. Kep.,
Ph.D. yang telah mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini, serta terima
kasih atas bantuan dan support dari teman kelompok 1 dalam penyelesaian makalah
ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas di mata kuliah Keperawatan


Manajemen, serta untuk membantu mengembangkan pemahaman terhadap teori
“Bagaimana cara Mengaplikasikan Kegiatan Manajer Ruang Rawat pada Fungsi
Pengarahan”.

Semoga makalah ini dapat membantu dalam instrument pembelajaran dan


bermanfaat bagi siapapun yang membaca makalah ini. Dengan segala kerendahan
hati, saran-saran dan kritik yang kondusif sangat kami harapkan dari pembaca guna
peningkatan makalah berikutnya.

Kubu Raya, 18 April 2021

ii
Penulis

iii
DAFTAR ISI

2020KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
A. Konsep Dasar Pengarahan dan Pengendalian.................................................3
1. Pengarahan..................................................................................................3
2. Pengendalian...............................................................................................3
B. Tujuan Pengarahan dan Pengendalian............................................................4
1. Pengarahan..................................................................................................4
2. Pengendalian...............................................................................................5
C. Prinsip Pengarahan dan Pengendalian............................................................5
1. Pengarahan..................................................................................................5
2. Pengendalian...............................................................................................6
D. Kegiatan Manajer Keperawatan pada Fungsi Pengarahan dan Pengendalian 6
1. Kegiatan Pengarahan:..................................................................................6
2. Kegiatan Pengarahan:..................................................................................7
E. Indikator Pengarahan Yang Baik Dan Indikator Pengendalian Mutu Asuhan
Keperawatan..............................................................................................................7
1. Indicator Pengarahan yang baik:.................................................................7
2. Indicator Pengendalian Mutu Asuhan Keperawatan...................................9

iii
iv

F. Langkah Supervisi Ruang Rawat.....................................................................10


G. Praktik Pengarahan Kepala Ruangan Sesuai Standar Akreditasi.................11
H. Contoh Kasus Fungsi Pengarahan................................................................11
BAB III........................................................................................................................12
PENUTUP...................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Daerah sebagai salah satu pemberi jasa pelayanan
kesehatan, pengelolaannya memiliki keunikan tersendiri karena selain sebagai
unit bisnis, juga memiliki misi sosial, diharuskan memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu, dan biaya pelayanan kesehatan terkendali. Pelayanan
rumah sakit pemerintah yang bermutu diselenggarakan secara desentralisasi
harus memiliki standar pelayanan minimal, efisiensi, efektivitas, produktivitas,
dan terjangkau oleh masyarakat. RSUD juga harus menjalankan pelayanan prima
atau publik.

Perawat memberikan pelayanan kesehatan utama di rumah sakit, memiliki


peran fundamental yang luas selama 24 jam sehari, 365 hari dalam setahun, dan
memberikan dampak pada kualitas, efisiensi dan efektifvitas pelayanan kesehatan
(Pan American Health Organization, 2004). Apabila kepuasan kerja perawat
dikelola dengan baik dan berperan profesional, maka perawat dapat memberikan
kontribusi sangat besar untuk menjaga dan meningkatkan mutu rumah sakit.
Kepuasan perawat merupakan fokus utama perhatian manajemen agar mereka
bisa bekerja dengan efektif dalam organisasi (Foong, 2001, dalam Abdullah &
Nahla, 2006; Schermerhorn, Hunt, & Osborn, 2002). Kepuasan kerja adalah
sikap umum individu terhadap kesesuaian yang timbul terhadap pekerjaannya
(Davis & Newstorm, 1985; Robin, 2003). Luthans (2005) menjelaskan bahwa
kepuasan kerja merupakan hasil persepsi dari karyawan mengenai seberapa baik
pekerjaannya. Kepuasan kerja perawat adalah respon emosional hasil persepsi
perawat yang direfleksikan dengan menyatakan perasaan rasa senang terhadap
pekerjaannya. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh fungsi pengarahan kepala ruang
dan ketua tim. Menurut Mc Namara (1999, dalam Huber 2006); Marquist dan

1
2

Huston (2000); Hunt dan Osborn (2002); Rowland dan Rowland (1997),
pengarahan atau koordinasi adalah cara memimpin sekelompok orang,
menciptakan semangat tinggi atau keinginan kuat karyawan, memotivasi mereka
untuk bekerja keras, dan menjaga hubungan interpersonal, membangun
efektivitas kelompok. Kontribusi utama meningkatkan kepuasan kerja dalam
bangsal MPKP adalah kemampuan pengarahan kepala ruang dan ketua tim.
Fungsi pengarahan meliputi kegiatan operan, pre conference, post conference,
iklimmotivasi, supervisi dan delegasi (Keliat, et al., 2006; Schermerhorn, et al.,
2002).

B. Rumusan Masalah
1. Konsep dasar dan tujuan pengarahan
2. Kegiatan manjer keperawatan pada fungsi pengarahan
3. Indicator pengarahan yang baik
4. Langkah supervise ruang rawat
5. Praktik pengarahan kepala ruangan sesuai standar akredetasi

C. Tujuan
Agar pembaca maupun penulis dapat memahami materi serta pengaplikasian
dari rumusan masalah yang sudah disusun oleh penulis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Pengarahan dan Pengendalian
1. Pengarahan

Sumber daya manusia menjadi modal utama dalam terselenggaranya


roda organisasi pelayanan kesehatan. Seorang manajer keperawatan harus
dapat mengelola SDM agar dapat bekerja efektif dan efisien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan melalui fungsi penggerakan.

Henry Fayol dalam Siagian (2007) menyebut penggerakan sebagai


commanding atau directing, sedangkan George R Terry (1993) menggunakan
istilah actuating yaitu sebagai upaya atasan untuk menggerakkan bawahan.
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang
mengikat. Para bawahan digerakkan supaya mereka bersedia menyumbangkan
tenaganya untuk secara bersama-sama mencapai tujuan suatu organisasi.

Pengarahan dalam organisasi bersifat sangat komplek karena


menyangkut manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda
(Muninjaya, 1999).
2. Pengendalian

Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau pengontrolan.


Fayol (1998) mendefinisikan pengontrolan adalah “Pemeriksaan apakah
segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati,
instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditentukan”.

Tujuan pengontrolan adalah untuk mengidentifikasi kekurangan dan


kesalahan agar dapat dilakukan perbaikan. Pengontrolan penting dilakukan

3
4

untuk mengetahui fakta yang ada, sehingga jika muncul isue dapat segera
direspons dengan cepatdengan cara duduk bersama.

Menurut Mockler ( 1984 ), pengendalian dalam manajemen adalah


usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja agar sesuai dengan
tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik informasi, untuk
membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang telah
ditetapkan, untuk menetapkan apakah ada deviasi dan untuk mengukur
signifikansinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan
bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang efektif dan efisien mungkin
untuk mencapai tujuan.

Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas yang


dilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi
untuk menjamin mutu serta evaluasi kinerja.
D. Tujuan Pengarahan dan Pengendalian
1. Pengarahan

Muninjaya (1999) menyebut tujuan fungsi pengarahan ada lima yaitu :

1) Menciptakan kerja sama yang lebih efisien

Komunikasi antara atasan dan bawahan berpotensi menjadi lebih


baik, efisiensi kerja dapat tercapai dengan kontribusi kepala ruang
dalam menggerakkan bawahannya, misalnya melalui supervisi
tindakan keperawatan yang dilakukan kepala ruang berdampak pada
minimalnya kesalahan tindakan yang pada akhirnya dapat
menghemat bahan, alat dan waktu dibandingkan jika terjadi
kesalahan akibat dari tidak dilakukan supervisi tindakan keperawatan
oleh kepala ruang.
5

2) Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf

Supervisi, pendelegasian merupakan sebagian kegiatan terkait dengan


fungsi pengarahan. Kegiatan tersebut memberikan peluang bagi
bawahan untuk mengerjakan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya
secara mandiri

3) Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan

Pengarahan yang dilakukan kepala ruang ketika perawat melakukan


kesalahan, memberi motivasi saat motivasi menurun, memberi
apresiasi saat kinerja baik akan dapat meningkatkan rasa memiliki
dan menyukai pekerjaan

4) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan


motivasi dan prestasi kerja staf

Pemimpin yang baik adalah yang mampu menciptakan suasana


lingkungan yang kondusif dan menciptakan hubungan interpersonal
yang harmonis, kepemimpinan yang adil merupakan kunci sukses
dalam memberikan motivasi kerja dan meningkatkan prestasi kerja
perawat pelaksana

5) Pengarahan bertujuan membuat organisasi berkembang lebih dinamis

Pengarahan yang dilakukan oleh kepala ruang akan menjadikan hal


yang bermanfaat bagi semua perawat sehingga akan mempermudah
semua perawat untuk mengembangkan diri yang pada gilirannya
akan membuat organisasi berkembang lebih dinamis
3. Pengendalian
6

1) Dapat mengetahui kegiatan program yang sudah dilaksanakan oleh staf


dalam kurun waktu tertentu,
2) Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf yang
melaksanakan tugas
3) Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya organisasi sudah
digunakan dengan tepat dan efisien
4) Dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya penyimpangan
5) Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan (reward)
E. Prinsip Pengarahan dan Pengendalian
1. Pengarahan

Pengarahan yang baik akan terlihat dalam bentuk (5 W dan I H), yaitu:

1) (What) Apa yang harus dilakukan oleh staf perawat/perawat pelaksana


2) (Who) Siapa yang melaksanakan suatu pekerjaan
3) (When )Jam berapa seharusnya dilakukan (mulai jam masuk sampai
jam pulang)
4) (How)Bagaimana caranya mengerjakan dan berapa frequensi
seharusnya dikerjakan
5) (Why) Kenapa pekerjaan itu harus dilakukan
6) (Where) dimana? Tentunya di ruang atau tempat masing masing
4. Pengendalian

Proses pengendalian yang dilakukan seorang manajer dikatakan


berhasil bila mengandung beberapa karakteristik seperti di bawah ini:

1) Menggambarkan kegiatan sebenarnya


2) Melaporkan kesalahan dengan tepat
3) Berpandangan ke depan
4) Menunjukkan kesalahan pada hal-hal yang kritis dan penting
7

5) Bersifat obyektif
6) Bersifat fleksibel
7) Menggambarkan pola kegiatan organisasi
8) Bersifat ekonomis
9) Bersifat mudah dimengerti
10) Menunjukkan kegiatan perbaikan
F. Kegiatan Manajer Keperawatan pada Fungsi Pengarahan dan
Pengendalian
1. Kegiatan Pengarahan:

Berikut di bawah ini akan diuraikan 10 rambu-rambu kegiatan


pengarahan yang penting diketahui menurut Douglas, yaitu:

1) Tentukan tujuan pengarahan yang realistis


2) Berikan prioritas pertama kepada yang penting dan urgen
3) Lakukan koordinasi dan efisien dengan unit kerja lain
4) Identifikasi tanggung jawab semua pekerjaan agar semua staf bekerja
dengan benar dan adil
5) Ciptakan budaya kerja yang aman dan suasana pendidikan berkelanjutan
agar selalu bekerja dengan keilmuan yang kokoh dan mutakhir
6) Timbulkan rasa percaya diri anggota yang tinggi, dengan memberikan
reward and punishment yang jelas dan tegas
7) Terjemahkan standar operasional prosedur yang mudah dibaca dan
dimengerti agar memudahkan pekerjaan yang akan dilakukan staf
8) Jelaskan prosedur keadaan gawat/force major baik terhadap pasien
maupun situasi gawat lainnya
9) Berikan pengarahan yang sifatnya jelas, singkat dan tepat
10) Gunakan manajemen kontrol yang baik untuk mengkaji kualitas layanan
secara teratur dan rutin
8

5. Kegiatan Pengarahan:

Berikut ini adalah langkah-langkah pengendaalian/pengontrolan:

1) Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi kerja


2) Melakukan pengukuran prestasi kerja
3) Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
4) Mengambil tindakan korektif
G. Indikator Pengarahan Yang Baik Dan Indikator Pengendalian Mutu
Asuhan Keperawatan
1. Indicator Pengarahan yang baik:
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengarahan Arni (2009) menyatakan
bahwa arus komunikasi melalui media pengarahan dipengaruhi oleh struktur
hierarki dalam organisasi. Namun arus komunikasi ini tidaklah berjalan lancar,
tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain sebagai berikut:

a. Keterbukaan Kurangnya sifat terbuka diantara pimpinan dan pegawai akan


menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan atau
gangguan dalam pesan. Umumnya para pimpinan tidak begitu
memperhatikan arus komunikasi kebawah. Pimpinan mau memberikan
informasi kebawah bila mereka merasa bahwa pesan itu penting bagi
penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas,
pesan tersebut tetap dipegangnya. Misalnya seorang pimpinan akan
mengirimkan pesan untuk memotivasi pegawai guna penyempurnaan hasil
kerja, tetapi tidak mau mendiskusikan kebijaksanaan baru dalam mengatasi
masalah-masalah organisasi.

b. Kepercayaan Pada Pesan Tulisan Kebanyakan para pimpinan lebih percaya


pesan tulisan dan metode diskusi yang menggunakan alat-alat elektronik dari
pada pesan yang disampaikan secara lisan dan tatap muka. Hal ini
menjadikan pimpinan lebih banyak menyampaikan pesan secara tertulis
9

berupa bulletin, manual yang mahal, buklet dan film sebagai pengganti
kontak personal secara tatap muka antara pimpinan dan bawahan.

c. Pesan Yang Berlebihan Karena banyaknya pesan-pesan yang dikirim secara


tertulis, maka pegawai dibebani dengan memo-memo, bulletin, surat-surat
pengumuman, majalah, dan pernyataan kebijaksanaan sehingga banyak
sekali pesan-pesan yang harus dibaca oleh pegawai. Reaksi pegawai terhadap
pesan tersebut biasanya cenderung untuk tidak membacanya. Banyak
karyawan hanya membaca pesan-pesan tertentu yang dianggap penting bagi
dirinya dan yang lain diberikan saja tidak dibaca.

d. Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi komunikasi


ke bawah. Pimpinan hendaklah mempertimbangkan saat yang tepat bagi
pengiriman pesan dan tampak yang potensial kepada tingkah laku karyawan.
Pesan seharusnya dikirim kebawah pada saat saling menguntungkan kepada
kedua belah pihak yaitu pimpinan dan karyawan. Tetapi bila pesan yang
dikirimkan tersebut tidak pada saat dibutuhkan oleh karyawan maka
mungkin akan mempengaruhi kepada efektifitasnya.

e. Penyaringan Pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan hendaklah


semuanya diterima mereka, tetapi mereka saring mana yang mereka
perlukan. Penyaringan pesan ini dapat disebabkan oleh bermacam-macam
faktor diantaranya perbedaan persepsi diantara pegawai, jumlah mata rantai
dalam jaringan komunikasi dan perasaan kurang percaya kepada pimpinan.

6. Indicator Pengendalian Mutu Asuhan Keperawatan

a. Keselamatan pasien (patien safety)

Pelayanan keperawatan dinilai bermutu jika pasien aman dari kejadian


jatuh, ulkus dekubitus, kesalahan pemberian obat dan cidera akibat
restrain.
10

b. Keterbatasan perawatan diri.

Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar manusia yang


harus terpenuhi agar tidak timbul masalah lain sebagai akibat dari tidak
terpenuhinya kebutuhan tersebut, misal penyakit kulit, rasa tidak nyaman,
infeksi saluran kemih, dll. Pelayanan keperawatan bermutu jika pasien
terpelihara perawatan dirinya dan bebas dari penyakit yang disebabkan
oleh higiene yang buruk.

c. Kepuasan pasien

Salah satu indikator penting lainnya dari pelayanan keperawatan yang


bermutu adalah kepuasan pasien. Tingginya tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan keperawatan tercapai bila terpenuhinya kebutuhan
pasien/keluarga terhadap pelayanan keperawatan yang diharapkan.

d. Kecemasan

Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau perasaan tidak nyaman yang
terjadi karena adanya sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman.
Kecemasan yang masih ada setelah intervensi keperawatan, dapat menjadi
indikator klinik.

e. Kenyamanan

Rasa nyaman (comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau nyeri
terkontrol.

Pelayanan keperawatan dinilai bermutu jika pasien merasa nyaman dan


bebas dari rasa nyeri dan menyakitkan

f. Pengetahuan
11

Indikator mutu lain adalah pengetahuan dimana salah satunya


diimplementasikan dalam program discharge planning. Discharge planing
adalah suatu proses yang dipakai sebagai pengambilan keputusan dalam
hal memenuhi kebutuhan pasien dari suatu tempat perawatan ke tempat
lainnya. Dalam perencanaan kepulangan, pasien dapat dipindahkan
kerumahnya sendiri atau keluarga, fasilitas rehabilitasi, nursing home atau
tempat tempat lain diluar rumah sakit.
H. Langkah Supervisi Ruang Rawat
Langkah-langkah pada supervise keperawatan adalah sebagai berikut
(Nursalam, 2014):

a. Pra Supervisi
1) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
2) Supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dinilai.
b. Pelaksanaan Supervisi
1) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrument yang telah disiapkan.
2) Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan
3) Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi permasalahan.
c. Pasca Supervisi- 3F
1) Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara dan memvalidasi
data sekunder
a) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada
b) Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat
2) Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair)
a) Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada
b) Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat
12

c) Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi (sesuai hasil


laporan supervisi)
d) Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.

I. Praktik Pengarahan Kepala Ruangan Sesuai Standar Akreditasi


1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM
2. Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas dengan baik
3. Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
ASKEP pasien
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya
7. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain
8. Mengembangkan sistem pengarahan formal dan informal
J. Contoh Kasus Fungsi Pengarahan
Fungsi Pengarahan yang diterapkan dalam melihat tingkat kepuasan di RS
Haji Jakarta dan Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar.

 Rs. Haji Jakarta


Fungsi pengarahan yang terdapat di jurnal ini berupa bentuk pengarahan yang
dilakukan oleh kepala ruangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang
mempengaruhi kepuasan kerja perawat. Aktivitas dalam fungsi pengarahan
antara lain komunikasi, delegasi, memotivasi bawahan, promosi staf,
manajemen konflik, superviser, melakukan bimbingan dan lain sebagainya.
Indikator mutu pelayanan kesehatan di RS Haji Jakarta adalah kepuasan kerja
perawat. Hasil wawancara terhadap tujuh perawat pada bulan Februari 2011 di
Rumah Sakit Haji, Jakarta empat perawat pelaksana diantaranya menyatakan
tidak puas dengan kondisi kerja dirumah sakit, khususnya terkait dengan
manajemen keperawatan diruangan hal ini menunjukkan kepuasan kerja
13

perawat di RS Haji Jakarta tidak berjalan optimal, sehingga fungsi pengarahan


yang dilakukan tidak diterapkan dengan baik secara optimal oleh pimpinan
yang menjalan kegiatan pengarahan tsb.
 Puskesmas Minasa Upa, Makassar
Fungsi pengarahan yang terdapat di dalam jurnal ini berupa bentuk
pengarahan yang di lakukan oleh kepala ruangan di puskesmas terhadap bidan
desa untuk melaksanakan program kegiatan PMT. Aktivitas dalam fungsi
pengarahan antara lain: berkoordinasi dengan bidan desa dan mendampingi
bidan desa dalam pelaksanaan program PMT, melakukan sosialisi program tsb
kepada masyarakat dan pendekatan terhadap kalangan keluarga balita gizi
buruk.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 3 komponen yang
saling berhubungan yaitu komponen koordinasi, pengarahan dan pimpinan.
(Sejalan dengan Penelitian Ridwan 2010). Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada dasarnya suatu kegiatan yang tanpa diikut sertakan dengan
adanya koordinasi, komunikasi dan pengarahan akan mengalami hambatan
dalam hal pencapaian tujuan kegiatan yang telah direncanakan sebelummnya.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang


mengikat. Para bawahan digerakkan supaya mereka bersedia menyumbangkan
tenaganya untuk secara bersama-sama mencapai tujuan suatu organisasi.

Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas yang


dilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi untuk
menjamin mutu serta evaluasi kinerja.

Pengarahan yang baik akan terlihat dalam bentuk (5 W dan I H), yaitu:

1) (What) Apa yang harus dilakukan oleh staf perawat/perawat pelaksana


2) (Who) Siapa yang melaksanakan suatu pekerjaan
3) (When )Jam berapa seharusnya dilakukan (mulai jam masuk sampai jam
pulang)
4) (How)Bagaimana caranya mengerjakan dan berapa frequensi seharusnya
dikerjakan
5) (Why) Kenapa pekerjaan itu harus dilakukan
6) (Where) dimana? Tentunya di ruang atau tempat masing masing
K. Saran

Sebagai calon perawat professional hendaknya dari sekarang sudah banyak


belajar mengenai pengarahan dan pengendalian dalam manajemen keperawatan.
Dan semoga Allaah memberikan kita hidayah untuk selalu bias menjadi manusia
ynag bertanggung jawab dan professional dalam segala hal maupun situasi.
Aamiin allaahumma aamiin.

12
DAFTAR PUSTAKA

Pan American Health Organization. (2004). Nursing and midwifery services


contributing to equity, access, coverage, quality, and ustainability in the health
services. Pan American Health Organization. Diperoleh dari http://www.paho.org/
english/ad/ths/os/nur-svcs-eng.pdf.

Abdullah, M.A., & Nahla, A.K. (2006). Job satisfaction among primary health care
physicians and nurses in Al-Madinah Al-Munawwara. The Journal of the Egyptian
Public Health Association (JEPHAss.), 81 (3&4), 165-180.

Davis, K., & Newstorm, J.W. (1985). Human behavior at work: Organizational
behavior (7th Ed.). USA: McGraw-Hill, Inc.

Luthans, F. (2005). Organizational behavior. USA: The McGraw-Hills Companies,


Inc.

Huber, D.L. (2006). Leadership and nursing care management (3rd Ed.). USA:
Elsevier.

Cushway, B. dan Lodge , D. (1999) Organisational behavior and design, perilaku


organisasi dan desain organisasi, Jakarta : PT Elex Media Indonesia, Terjemahan

Dauglass ,L.A. (1984). The Effective Nurse Leader ang Manager, @ nd .ed. St.
Louish : The CV. Mosby Company

Departemen Kesehatan RI (2002) Standar tenaga keperawatan di Rumah sakit,


Jakarta, Departemen Kesehatan RI

Sitorus, Ratna. (2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Edisi pertama,


Jakarta , EGC -------------------(2006) Model Praktek Keperawatan Profesional,
Panduan Implementasi , Edisi pertama, Jakarta , EGC

Swansberg,RC & Swansberg RJ ( 1999) Introductory manajemen and leadership for


nurses: an interactive text, Second edition., Boston : Jones and Bartlett Publishers.

13
14

Tappen GR (2001) Nursing Leadership and Management Consep and Practice , 4 th


ed, FA Davis, Philadelphia : WB Saunders.

Thoha. M (2008) Perilaku organisasi: Konsep dasar dan aplikasinya. Cetakan ke18 ,
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Gillies, D.A. (1994) Nursing management a system approach, Philadelphia : W.B


Sounders Company

Mariono, (2001). Materi kuliah ketenagaan, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas


Indonesia Jakarta

Dauglass (1992) , The Effective Nurse : Leader and manager, 4th, St Louish : Mosby
years

Book.

Fik- UI dan RSUP CiptpMangunkusumo, (2000), Semiloka : Model Praktek


Keperawatan

Profesional II, Jakarta 12 -14 Juli 2000.

Gillies, (1994) Nursing Management a System Approach, Philadelphia : WB


Saunders

Kron and Gray, (1987), The Management of Patient Care : Putting Leadership
Skill to Work, 6th, Philadelphia: WB Saunders.

Dexter, Akbar. 2012. Fungsi Pengarahan dalam Management.


https://www.scribd.com/doc/96274382/Fungsi-Pengarahan-Dalam-Manajemen

Swamburg, Russel C. 2000. Pengantar kepemimpinan dan manajemen keperawatan.


Jakarta : EGC

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39138/4/Chapter%20ll.pdf
diakses tanggal 28 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai