Anda di halaman 1dari 17

IMPLIKASI PELAYANAN

PRIMA DI BIDANG
KEPERAWATAN
Oleh : Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M.Kep
Latar Belakang
Faktor-faktor penyebab pasient Indonesia berobat ke Singapura (Ignatius Adiwidjaja
dan Lisa Dhuhaniyati, 2012) :
 Pelayanan di Rumah Sakit. Sebagian besar responden 72% menyatakan
pengobatan di Indonesia belum mampu menyembuhkan pasien setelah banyaknya
biaya yang dikeluarkan.
 Tenaga Medis. Faktor pendorong keinginan pasien di Indonesia dipengaruhi oleh
profesionalitas dan kualitas dan keahlian yang ada di tenaga medis Singapura.
Sebagian responden yang tergolong kelas ekonomi tinggi (high class) 68% lebih
memilih pengobatan di Singapura berkaitan dengan kemampuan tenaga medis di
luar negeri.
 Kualitas Pelayanan Rumah Sakit. Persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan
rumah sakit berpengaruh pada intensi mereka untuk berobat ke Singapura.
Kualitas pelayanan (reliability), responsiveness, assurance, emphaty, tangible)
secara bersama-sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kepuasan pasien-pasien.
Pelayanan Prima

 Pelayanan prima (Service Excellent)adalah suatu pelayanan yang terbaik


dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan.
 Pelayanan prima (service excellent) adalah pelayanan yang sangat baik atau
yang terbaik kepada pasien berdasarkan standar mutu untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan
(Daryanto, 2014).
 Pelayanan Prima (Service Excellent) adalah melayani lebih dari yang
diharapkan, dengan memberikan perhatian kepada waktu, ketepatan,
keamanan, kenyamanan, kualitas, biaya, proses, dan kepuasan.
Keseimbangan Antara Kualitas & Akses

 Mutu adalah segala sesuatu yg memuaskan pelanggan atau kesesuaian thdp


persyaratan atau kebutuhan.
 Akses merupakan kesempatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Keseimbangan Antara Kualitas & Akses

Terdapat lima dimensi dari akses dari sisi provider yaitu :


 Kedekatan, pengguna mendapatkan pelayanan kesehatan yang bisa diidentifikasi
dalam bentuk keberadaan pelayanan, bisa dijangkau dan berdampak pada kesehatan
pengguna.
 Kemampuan menerima, berhubungan dengan faktor sosial budaya yang
memungkinkan masyarakat menerima pelayanan yang ditawarkan.
 Ketersediaan, mengacu pada pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau kapanpun
dan dimanapun. Ketersediaan tidak hanya secara fisik, namun secara sumber daya
mampu memberikan pelayanan sesuai kemampuan.
 Kesangguapan pengguna, mengacu pada kemampuan dari pengguna untuk
menggunakan fasilitas kesehatan secara ekonomi maupun sosial,
 Kesesuaian, mengacu pada kesesuaian antara pelayanan yang diberikan dan
kebutuhan dari pengguna.
Keseimbangan Antara Kualitas & Akses

Akses ke pelayanan kesehatan juga dipengaruhi oleh kemampuan pengguna


diantaranya:
 Kemampuan menerima (kepercayaan dan harapan)
 Kemampuan mencari (nilai sosial, budaya dan gender)
 Kemampuan menjangkau (lingkungan tempat tinggal, transportasi dan
dukungan sosial)
 Kemampuan membayar (pendapatan, asset dan asuransi)
 Kemampuan ikut serta (ketaatan, support)
Keseimbangan Antara Kualitas & Akses

 Penelitian Dina Mei Fitriana (2019)


Hasil penelitian menunjukkan evaluasi kebijakan rumah sakit keliling
memberikan manfaat bagi masyarakat sesuai dengan indikator efektivitas karena
mendekatkan akses pelayanan kesehatan.
Dampak Teknologi

 E – Health didefinisikankan sebagai penggunaan teknologi informasi dan


komunikasi untuk mendukung bidang kesehatan dan hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan, termasuk pelayanan kesehatan, pengawasan kesehatan,
literatur kesehatan, pendidikan kesehatan, pengetahuan dan penelitian
(Joaquin, 2010).

 E- health meningkatkan keterampilan profesional kesehatan meliputi


penggunaan catatan kesehatan elektronik, elektronik resep, program
pengobatan yang lebih baik, manajemen, dan permintaan elektronik untuk
layanan diagnostik dan pengobatan.
Dampak Teknologi

 Sistem Manajemen Penggunaan informasi dalam ruang lingkup kesehatan dan


khususnya pada bidang keperawatan telah memberikan dampak positif bagi
pengembangan dan peningkatan sektor kesehatan juga telah memberikan
kontribusi dalam meningkatkan kualitas layanan keperawatan bagi
masyarakat (Indah Mulyani, 2019)
Dampak teknologi informasi bagi proses keperawatan:
 Meningkatkan efesiensi dan kualitas pelayanan pasien yang lebih baik
 Menjaga keamanan dan kerahasiaan data pasien
 Memberikan informasi yang bermanfaat dan akurat
 Mendukung Proses Keperawatan
Etik

 Merupakan prinsip yg menyangkut benar & salah, baik & buruk dalam
hubungan dgn org lain.

 Merupakan studi ttg perilaku & karakter serta membahas penentuan


tindakan yg baik bagi indv, kelmpk & masyarakat luas (Potter & Perry,
2009).
 Tindakan etik menggambarkan komitmen pd standar-standar yg dipenuhi
indv, profesi & masyarakat.
Prinsip- Prinsip Etik

1. Otonomy (Autonomy) didasarkan pd keyakinan, indv mampu


berpikir logis & mampu membuat keputusan sendiri.
2. Berbuat baik (Beneficience), hanya melakukan sesuatu yg baik.
3. Keadilan (Justice)
4. Tidak merugikan (Non maleficience), tdk menimbulkan bahaya/cedera
fisk & psikologis selama perawat memberikan asuhan keperawatan pd
klien & kelg.
Prinsip- Prinsip Etik
5. Kejujuran (Veracity), penuh dgn kebenaran. Informasi
hrs ada agar menjadi akurat, komprehensif, & objektif
utk memfasilitasi pemahaman & mengatakan yg
sebenarnya kepada klien ttg segala sesuatu yg berhub
dgn klien selama menjalani perawatan.

6. Menepati janji (Fidelity), Perawat setia pd


komitmennya & menepati janji serta menyimpan
rahasia klien.
Prinsip- Prinsip Etik
7. Kerahasiaan (Confidentiality), informasi ttg klien
harus dijaga privasinya. Informasi dpt diberikan pd
pihak lain atas persetujuan klien.

8. Akuntabilitas (Accountability), standar yg pasti bahwa


tindakan seorg perawat profesional dpt dinilai dlm
situasi yg tdk jelas atau tanpa terkecuali.
Sistem Legal Sebagai Standar dan
Panduan Pengguna

 UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit


 UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
 UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
Undang-undang Praktik Perawat

Tujuan :
1. Mengatur jangkauan praktik
keperawatan dan melindungi
kesehatan, keselamatan serta
kesejahteraan masyarakat.
2. Melindungi masyarakat dari perawat
tanpa kualifikasi dan tidak aman.
Penanggung Jawab Mutu

 Direktur RS membentuk Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien


(PMKP) (SNARS, Edisi 1)
 Pembentukan Komite PMKP
 Kegiatan PMKP dilaksanakan di setiap unit kerja yang memerlukan koordinasi
antar unit juga antar kepala unit termasuk dengan komite medis dan komite
keperawatan
 Setiap unit kerja di Rs Memnilih dan menetapkan indicator mutu yang
dipergunakan untuk mengukur mutu unit kerja.
Daftar Pustaka

 Daryanto, S. 2014. Konsumen dan Pelayanan Prima. Gava Media,Yogyakarta.


 DINA MEI FITRIANA. 2019 . EVALUASI KEBIJAKANPELAYANAN RUMAH SAKIT
KELILING DINAS KESEHATAN PROVINSI LAMPUNG. Studi Pada Kelurahan
Panaragan JayaKecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang
Barat.
 WIndah Mulyani, Elviawaty Muisa Zamzami, Niskarto Zendrato.2019.
PENGARUH SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI PADA MANAJEMEN DATA DAN
INFORMASI DALAM LAYANAN KEPERAWATAN: LITERATUREREVIEW

Anda mungkin juga menyukai