“Georgene Gaskill Eakes, Mary Lermann Burke, and Margaret A. Hainsworth: Theory
of Chronic Sorrow”
DOSEN PENGAMPU :
KELOMPOK 6
1. Intan Putri Andriani (2011316051)
2. Fajar Alifah (2011316052)
3. Maya Rosita (2011316054)
4. Dina Rahmiyanti Saputri (2011316056)
5. Fatria Surisna (2011316057)
6. Syafitri Wulandari (2011316058)
7. Rheynanda (2011316059)
8. Yoga Marsa Dinata (2011316055)
9. Miftahul Aurosi (2011316053)
S1 KEPERAWATAN PROGRAM B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Georgene
Gaskill Eakes, Mary Lermann Burke, and Margaret A. Hainsworth: Theory of Chronic
Sorrow”. Makalah ini dibuat dengan tujuan menambah pengetahuan penulis dan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Falsafah Keperawatan.
Dalam penulisan makalah ini kami masih merasa banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen
kami, ibu Nelwati, SKp., MN., PhD yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
2.1.1 Pengertian............................................................................................................. 3
2.1.2 Perbandingan dengan Level Teori yang Lain....................................................... 3
ii
2.2.6 Konsep Utama Teori........................................................................................ 12
2.2.7 Strategi Manajemen.......................................................................................... 13
2.2.8 Asumsi Teori..................................................................................................... 14
2.2.9 Konsep Utama Keperawatan............................................................................. 18
2.2.10 Contoh Aplikasi Theory Chronic Sorrow....................................................... 19
2.2.11 Kelebihan dan Kekurangan Theory Chronic Sorrow...................................... 20
BAB III PENUTUPAN................................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 21
3.2 Saran............................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa teori dan model keperawatan menurut Georgene Gaskill Eakes, Mary Lermann
Burke?
1
2. Apa teori dan model keperawatan menurut Margaret A. Hainsworth: Theory of
Chronic Sorrow?
3. Apa perbedaan teori keperawatan antara Georgene Gaskill Eakes, Mary Lermann
Burke, dan Margaret A. Hainsworth: Theory of Chronic Sorrow?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui teori dan model keperawatan menurut Georgene Gaskill Eakes, Mary
Lermann Burke
2. Mengetahui teori dan model keperawatan menurut Margaret A. Hainsworth:
Theory of Chronic Sorrow
3. Mengetahui perbedaan teori keperawatan antara Georgene Gaskill Eakes, Mary
Lermann Burke, dan Margaret A. Hainsworth: Theory of Chronic Sorrow
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung. Kramer (1995) mengatakan
bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup fenomena yang relatif luas tetapi tidak
mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan merupakan masalah pada disiplin
ilmu. Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit.
Merton (1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range theory,
mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian
dan pengembangan suatu teori.
2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori: Illness trajectory
(Wiener & Dodd, 1993), Tidak Model (Phil Barker, 2001), Comfort (Kolcaba,
1992)
4
2.1.4 Ciri Middle Range Theory
5
Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range theory
bersumber pada proses intelektual yang meliputi:
Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian.
Teori ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari
penelitian.serta membimbing dalam pemilihan variable dan pertanyaan penelitian.
(Lenz,1998.p.26) Middle range Teori dapat membantu praktik dengan memfasilitasi
pemahaman terhadap perilaku klien dan memungknkan untuk menjelaskan beberapa
efektifitas dari intervensi.
6
Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain ,Chenitz, seorang
penulis utama dari Entry into a Nursing Home as Status Passage, memasukan teori ini
ke dalam praktikal teori ini, sedangkan yang lainnya memasukkan ke dalam middle
range teori. Dalam analisis dasar Middle Range Teori “Pertanyaan tentang Middle
Range teori bukanlah merupakan sesuatu pernyataan hitam dan putih namun memiliki
definisi yang jelas. Middle Range Teori mengandung nilai abstrak, tidak terlalu luas
namun juga tidak terlalu sempit, tetapi berada pada kondisi dipertengahan. Untuk
mencegah salah penafsiran dalam pemahaman terhadap teori, para penemu teori
harus memberikan Identitas Teori terhadap komponen konsep dalam teori tersebut.
Ketidakakuratan dari middle range teori hanya salah satu dari sekian banyak
kritik terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan definisi middle range teori
telah dikritisi untuk membedakannya dengan Grand Teori,karena mampu untuk diuji
meggunakan ide postif –logis.
1. Praktek keperawatan
Membantu perawat dalam menghadapi pasien dan keluarga, perawat secara
efektif memenejemen kejadian- kejadian pemicu kesedihan kronis
2. Pendidikan
Memberi masukan bagi NANDA dalam diagnosa keperawatan diterima pada
tahun 1998. Merupakan langkah penting dalam mengajarkan praktek berbasis
bukti atau fakta
3. Riset
Menjadi dasar pengembangan studi ini terhadap populasi, misalnya pasien
dengan HIV/AIDS, ibu dengan anak anemia sickle cell, asma dan DM
7
a. Disintegrasi dalam keluarga
b. Kematian pada orang tua “wajar“
3. Dewasa tua
a. Kematian pasangan
b. Masalah kesehatan meningkat
2.1.10 Berduka
Berduka adalah reaksi emosi terhadap kehilangan, biasanya akibat perpisahan
dimanifestasikan dalam perilaku, perasaan dan pemikiran.
2.2 Georgene Gaskill Eakes, Mary Lermann Burke, and Margaret A. Hainsworth :
Theory of Chronic Sorrow
2.2.1 Riwayat
8
1. Georgene Gaskill Eakes
Georgene Gaskill Eakes lahir di New Bern, North Carolina. Dia menerima
Diploma keperawatan dari sekolah keperawatan rumah sakit Watts di Durham,
North Carolina 1966 dan pada tahun 1977 dia lulus Bacalaureate dengan Summa
Cumlaude dari North Carolina Agricultural dan Technical State University.
Eakes melanjutkan M.S.N pada University or North Carolina di Greensboro pada
tahun 1980 dan Ed D dari North Carolina State University pada tahun 1988.
Eakes menerima penghargaan utnuk studi masternya dan dari North Carolina
League untuk studi doktoralnya. Dia dilantiuk dalam Sigma Theta Tau
International Honor Society or Nurses pada 1979 dan Phi Kappa Phi Honor
Society 1988.
Setelah konferensi, Eakes mengkontak Burke untuk mengeksplorasi
kemungkinan penelitian secara kolaboratif. Berdasarkan diskusi mereka, mereka
menjadwalkan pertemuan dengan Burke dan koleganya yaitu Margaret A.
Hainsworth dan Carolyn Lindgren lulusan Hainsworth.
9
3. Margaret A Hainsworth
Lahir di Brockville, Ontario Canada. Dia menamatkan pendidikan dasar
dan sekundernya di tempat kelahirannya. Dia masuk diploma sekolah
keperawatan di Brockville General Hospital dan lulus tahun 1953. Tahun 1959
dia pindah ke united State dan menerima diploma keperawatan kesehatan
masyarakat. Pada tahun 1974 dia melanjutkan pendidikan di Salve Regina
College dan menerima bacalaurate dalam bidang keperawatan tahun 1973 dan
master dibidang keperawatan kesehatan mental psikiatrik dari Boston College
tahun1974. Dia menerima program doctor dari University Connecticut tahun
1986. Tahun1988, menerima sertifikat sebagai spesialis klinik dalam
keperawatan kesehatan mental dan psikiatrik. Hainsworth berminat pada
penyakit kronik dan yang berhubungan dengan dukacita dimulai saat dia sebagai
fasilitator untuk memberikan dukungan pada wanita dengan multiple sklerosis.
10
individu terhadap kesedihan kronis digunakan model stress milik Lazarus dan
Folkman (1984). NCRCS menggunakan hasil studi Lazarus dan Folkman sebagai
dasar metode manajemen yang efektif menjadi model yang mereka gunakan .
adanya perbedaan atau inkosistensi dan respon terhadap duka yang berulang
merangsang mekanisme koping individu.
11
rasa kehilangan tidak dapat diselesaikan atau tidak dapat dihentikan. Studi
kemudian dikembangkan kepada para individu yang mengalami kehilangan
(berduka) pada keadaan diri sendiri. Dinyatakan dalam studi ini bahwa populasi ini
juga terus menerus mengalami kesedihan kronis.
Berdasarkan bukti-bukti empiris tersebut maka dinyatakan bahwa definisi
kesedihan kronis sama dengan kesedihan menetap yang bersifat periodic dalam
waktu permanen, atau perasaan terkait sedih lainnya secara terus menerus yang
terjadi karena pengalaman kehilangan. (Eakes et all, 1998)
12
menyebar dan bisa juga menetap. Gejala berduka berulang pada waktu
tertentu dan gejala ini berpotensi progresif. Studi NCRCS (The Nursing
Consortium for Research on Chronic Sorrow) ini meliputi :
a. Individu dengan kanker (Eakes, 1993), infertility (Eakes et al., 1998),
Multiple Sclerosis (Hainsworth, Burke, Lindgren, & Eakes, 1993 ;
Hainsworth, 1994), dan Penyakit Parkinson (Lindgren, 1996)
b. Spouse caregivers/ individu yang memiliki pasangan hidup dengan
penyakit mental kronik (Hainsworth, Busch, Eakes, & Burke, 1995),
Multiple Sclerosis (Hainsworth, 1995), dan Penyakit Parkinson
(Lindgren, 1996)
c. Parent caregivers/ orang tua yangmemiliki anak dewasa dengan penyakit
mental kronik (Eakes, 1995)
2. Kehilangan
Kehilangan terjadi akibat dari perbedaan antara suatu “ideal” atau
harapan dan situasi nyata atau pengalaman. Kehilangan (Loss) adalah situasi
aktual atau potensial dimana seseorang atau objek yang dihargai tidak dapat
dicapai atau diganti sehingga dirasakan tidak berharga seperti semula.
3. Peristiwa Pencetus
Peristiwa pencetus adalah situasi, keadaan dan kondisi-kondisi berbeda
atau perasaan kehilangan yang berulang (kambuh)atau baru mulai yang
memperburuk perasaan berduka. NCRCS membandingkan dan membedakan
pencetus pada individu dengan kondisi kronik, family caregivers, pada orang
yang kehilangan (Burke, Eakes, & Hainsworh, 1999).
4. Metode Manajemen
Metode manajemen adalah suatu cara bagaimana individu menerima
penderitaan kronis. Bisa secara internal (strategi koping individu) atau
eksternal (bantuan tenaga kesehatan atau intervensi orang lain). Penderitaan
kronis tidak akan membuat individu melemah bila efektif dalam mengatur
perasaan, bisa secara internal maupun ekternal. Strategi manajemen
perawatan diri diatur melalui strategi koping internal. NCRCS ditunjuk lebih
lanjut untuk mengatur strategi koping internal seperti tindakan, kognitif,
interpersonal dan emosional.
Mekanisme tindakan koping digunakan untuk semua subjek individu
dengan kondisi kronis dan pemberi perawatannya. (Eakes , 1993, 1995, Eakes
at al., 1993, 1999; Hainsworth et al., 1995; Lindgren, 1996). Kognitif koping
13
contohnya berpikir positif, membuat sesuatu dengan sebaik-baiknya, tidak
memaksakan diri bila tidak mampu (Eakes, 1995; Hainsworth, 1994, 1995).
Contoh koping interpersonal adalah pergi memeriksakan diri ke psikiater,
masuk dalam suatu kelompok atau group dan bicara atau berkomunikasi
dengan orang lain (Eakes, 1993; Hainsworth, 1994, 1995).
Strategi emosional contohnya menangis atau ekspresi emosi lainnya
(Eakes, et al., 1998; Hainsworth, 1995). Manajemen eksternal adalah
intervensi yang diberikan oleh tenaga kesehatan (Eakes et al., 1998).
Pelayanan kesehatan yang diberikan secara profesional dapat membantu
memberikan rasa nyaman bagi mereka, caring dan tenaga profesional yang
kompeten lainnya.
5. Inefektif Manajemen
Strategi manajemen yang tidak efektif mengakibatkan meningkatnya
ketidaknyamanan individu atau menambah rasa duka yang mendalam.
6. Efektif manajemen
Strategi manajemen yang efektif berperan penting meningkatkan
kenyamanan perasaan individu secara efektif.
14
terbantu untuk menurunkan perasaan berduka (re-grief).
15
-individu yang tidak mengalami berduka kronis ini apakah mereka memiliki
karakteristik kepribadian yang berbeda , misalnya memiliki ketabahan atau
mereka menerima intervensi yang berdbeda saat mengalami kehilangan? Apa
data yang diinginkan dari individu terkait koping dengan kehilangan yang terus
menerus. Konsep lain yang perlu dilakukan klarifikasi adalah progresifitas dari
berduka. Meskipun dikatakan bahwa berduka kronis berpotensi untuk
berkembang, bagaimana perkembangannya dan patologi yang berhubungan
tidak jelas dipaparkan.
Perlu klarifikasi strategi menejemen internal. Dalam hal ini belum jelas
perbedaan problem oriented dengan cognitive strategies . demikian juga
emotive cognitive. Emosional dan strategi interpersonal belum digambarkan
secara jelas. Beberapa overlap yang nyata antara manajemen internal dan
eksternal terjadi ketika kata “interpersonal” digunakan untuk menggambarkan
bantuan professional. Teori ini memiliki kesamaan dengan teori lainnya, yakni
memandang bahwa focus dari perawatan adalah individu, keluarga (caregiver),
kelompok (peer group), hanya kurang memandang masyarakat yang dalam
kondisi berduka kronis ini bisa dijadikan sebagai support system (manajemen
eksternal), teori ini hanya memandang profesi kesehatan sebangai sumber
manajemen eksternal untuk meningkatkan kenyamanan melalui peran empatik ,
pengajaran, caring dan memberikan asuhan yang professional.
Dalam rentang kehidupan manusia, individu dihadapkan pada situasi
kehilangan yang dapat terjadi secara terus menerus ataupun satu kejadian.
Pengalaman kehilangan tersebut akan menimbulkan ketidakseimbangan antara
yang diharapkan dengan dengan kenyataan . kejadian tersebut dapat memicu
timbulnya kesedihan atau dukacita berkepanjangan / mendalam yang potensial
progersif, meresap dalam diri individu, berulang dan permanen. Individu
dengan pengalaman kesedihan tersebut biasanya akan menggunakan metode
manajemen dalam mengatasinya. Metode manajemen dapat berasal dari
internal (koping personal) ataupun dari eksternal (dukungan orang yang
berharga maupun tim kesehatan). Jika metode manajemen yang digunakan
efektif, maka individu akan meningkat perasaan Kenyamanannya. Tetapi jika
tidak efektif akan terjadi hal sebaliknya.
2) Simplicity (kesederahaan)
Kesederhanaan teori ini terlihat dari ruang lingkupnya yang berorientasi
16
pada fase berduka kronis. Teori berduka kronis (chronic sorrow) memperjelas
pemahaman hubungan antara variable dari konsep mayor yang dipaparkan.
Melalui model ini, jelas bahwa berduka kronis adalah siklus alami , menyebar
dan berpotensi berkembang. Teori ini juga secara sederhana menjelaskan
subkonsep metode manajemen internal versus metode manajemen eksternal.
Selain itu teori ini secaa sederhana juga menjelaskan bahwa respon metode
manajemen yang dilakukan oleh pasien dan keluarga (primary caregiver)
menghasilkan respon manajemen inefektif versus manajemen efektif.
Teori secara sederhana menjelaskan bahwa perawat harus mampu
mengidentifikasi dan memfasilitasi metode manajemen internal dan eksternal
pasien. Perawat dan kelompok pendukung lainnya lebih banyak berperan pada
metode menejemen yang efektif untuk mencegah chronic sorrow menjadi
progrsif. Dengan jumlah variable yang terbatas, teori ini lebih mudah
dimengerti. sebagai kelompok middle rang teori ini berguna untuk panduan
praktik dan penelitian selanjutnya.
17
variable yang terbatas, peneliti dapat melakukan generalisasi hipotesa
berhubungan dengan studi pada intervensi keperawatan yang meingkatkan
efektivitas strategi menejemen pada berduka kronis. Hasil dari studi ini dapat
menambah kekuatan dasar pada praktik berdasarkan hasil pembuktian
(evidence based practice).
Karena teori ini berasal dari pembuktian secara empiris, maka
kegunaannya jelas untuk penelitian lebih lanjut . Definisi yang jelas bukan dari
berduka kronis membuat hal ini dapat dipelajari pada individu dengan
kehilangan yang beragam dan situasi yang umumnya menghasilkan berduka
kronis. Melalui penelitian yang lebih lanjut, peneliti dapat memikirkan alat
pengkajian untuk perawat klinik.
18
3. Kesehatan
Kesehatan adalah bila seseorang berfungsi normal, kesehatan seseorang
tergantung atas bagaimana seseorang beradaptasi terhadap kehilangan.
Koping yang efektif akan menghasilkan respon yang normal akibat dari
kehilangan.
4. Lingkungan
Interaksi yang terjadi di dalam suatu masyarakat, yang mana meliputi
lingkungan keluarga, sosial, lingkungan kerja dan lingkungan perawatan
kesehatan. Respon individu di kaji berdasarkan hasil interaksi individu
terhadap norma-norma sosial. (Eakes, Burke, & Hainsworth, 1998).
19
ini dan dampaknya terhadap kehidupan keluarga dan masa depan orang tua .
Saat di diagnose adalah merupakan waktu penuh emosional dan kebingungan
yang sering juga adalah kecemasan atau ketakutan yang berlebihan. Orangtua
tidak akan pernah siap untuk mendengar berita yang traumatic tentang anak
mereka dan pendapat anggota keluarga , teman, para kenalan dan laporan
media yang menambah kebingungan mereka.
Menurut teori yang dikembangkan oleh Gergene Gaskill Eakes, Mary
Lermann Burke dan Margaret A. Hainsworth.
Chronic sorrow : Kesedihan mendalam dirasakan ole keluarga Ny. Y
Karena Nn. Z adalah putri tunggal yang telah lama mereka harapkan.
Tetapi saat ini sang anak mengalami penyakit kronis osteosarcoma
(kanker tulang).
Loss : Kedua orangtua Nn. Z menghadapi “Loss” atau kehilangan anak
normal / sempurna . Orangtua mengharapkan (idealnya) anak mereka
bisa hidup dan beraktivtas dengan normal seperti anak yang lain, tetapi
kenyatan pada usia remaja anak mereka terdiagnosa mengalami
osteosarcoma (kanker tulang) sehingga saat ini mempunyai keterbatasan
dan gangguan pada tumbuh kembangnya.
Triger events : Nn. Z sebagai anak tunggal yang mengalami pemyakit
kronis oestesarcoma dan kehidupan remajanya tidak sesuai harapan
(kondisi ideal). Nn. Z tidak mampu beraktivitas seperti remaja
umumnya dan lebih banyak mengurung diri dirumah.
Management Method : Secara internal kedua orang tua dan anak
berusaha menggunakan strategi koping untuk mengidentifikasi proses
berduka . Secara eksternal didapat dari dukungan keluarga lain atau
perawat serta tetangga . Perawat sebaiknya juga dapat membantu
mengidentifikasi strategi koping secara personal.
20
b. Kekurangan
Terdapat hal yang belum jelas dari teori ini adalah penjelasan tentang
mengapa tidak semua individu yang mengalami kehilangan juga akan
mengalami berduka kronis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori keperawatan merupakan suatu teori yang berkembang atas dasar ilmu
keperawatan bukan berdasarkan pengetahuan ilmu lain. Perkembangan teori muncul
sebagai produk dari ilmu professional dan proses pertumbuhan dari pemimpin
keperawatan, administrator, pendidik, dan praktisioner yang telah mendapat pendidikan
tinggi dan melihat keterbatasan dari disiplin ilmu lain. Salah satu Middle Range
Theory antara lain Teori Eakes, Burke & Hainsworth: Theory of Chronic Sorrow yang
menekankan pada fenomena yang holistic pada manusia dan keperawatan yaitu tentang
masalah- masalah yang timbul dari penyakit kronis mencakup proses berduka,
kehilangan, faktor pencetus dan metoda manajemennya. Peran utama perawat dalam
aplikasi teori ini antara lain memberikan empati, caring, educator,dan kompetensi
dalam perawatan. Sehingga perawat mampu memberikan pedoman untuk mencegah
kejadian dari kesedihan kronis.
3.2 Saran
Teori chronic sorrow merupakan middle range teori Karena dalam teori ini
membahas tentang fenomena yang spesifik yaitu tentang masalah-masalah yang timbul
akibat dari penyakit kronis mencakup proses berduka, kehilangan, factor pencetus dan
metode manajemennya. Karena kespesifikan teori tersebut , maka teori ini mudah
diaplikasikan dalam praktik keperawatan. Banyak penelitian yang telah dilakukan
sebagai aplikasi teori ini terkait dengan penyakit kronik.
1. Bagi Pelayanan
Bagi perawat yang melakukan asuhan keperawatan di pelayanan klinik dalam
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit kronik maupun akut
21
ataupun pada pasien gangguann jiwa, hendaknya melakukan pengkajian secara
lengkap dan lebih difokuskan pada kebutuhan fisiologis, koping dan support
system pasien.
2. Bagi Penelitian
Perawat dapat mengembangkan penelitian-penilitian yang mendukung aplikasi
dari Teori Chronic sorrow misalnya peran perawat atau tenaga kesehatan dalam
membantu mengatasi masalah pasien yang berkaitan dengan Teori middle-range of
Sorrow dengan metode kualitatif dan terfokus pada identifikasi terjadinya konsep
dalam populasi baru.
3. Bagi Pendidikan
Dalam bidang pendidikan keperawatan saran yang bisa diberikan yaitu harus
ada pembagian kewenangan yang jelas sesuai kompetensi untuk perawat pada
setiap level pendidikan sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan penyakit kronik sesuai dengan level kompetensinya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, Martha Raile. (2014). Nursing Theories and Their Work (8 edition ed.): Elsevier.
Alligood, M. R. (2014). Introduction to nursing theory: Its history, significance and analysis.
In A. M. Tomey & M. R. Alligood (Eds.), Nursing theorists and their work (8th ed.,
pp. 3–15). St. Louis: Elsevier.
Basford, lynn dkk. 2006. Teori dan praktik keperawatan. Jakarta : Kedokteran ECG
Kasron, Sahran dan Ohorella B Usman. 2016.Teori Keperawatan dan Tokohnya. Jakarta: CV.
Trans Info Medika
Kelly, T. K., & Jones, P. A. (2010). Epigenetics in cancer. Carcinogenesis, 31(1), 27-36.
Kolcaba, K. (2003). Comfort theory and practice: A vision for holistic health care and
Kozier, B & Erd. (2002). Fundamental Of Nursing. St Louis Toronto: Mosby Company
Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing practice.
3rd ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory Development
Using King’s Conceptual System. New York: Springer Publishing Company .
Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed. New
York: Springer Publishing Company.
Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV
Mosby Company St. Louis
http://nursediana14.blogspot.com/2017/02/falsafah-dan-teori-keperawatan.html?m=1
23
http://galih-priambodo.blogspot.com/2013/02/teori-keperawatan-chronic-sorrow.html
http://suseloselo897gmail-suselo.blogspot.com/2008/12/middle-range-theory-chronic-
sorrow.html
24