Anda di halaman 1dari 11

PELAYANAN KEPERAWATAN DALAM SYSTEM PELAYANAN KESEHATAN

Latar belakang

Sistem kesehatan indonesia tidak terlepas dari pembangunan kesehatan.Intinya


sistem kesehatan merupakan seluruh aktifitas yang mempunyai tujuan utama untuk
mempromosikan, mengembalikan dan memelihara kesehatan.Sistem kesehatan
memberi manfaat kepada masyarakat dengan distribusi yang adil. Sistem kesehatan
tidak hanya menilai dan fokus pada”Tingkat Manfaat” yang diberikan, tetapi juga
bagaimana manfaaat itu distribusikan.

Pelayanan dibidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling
banyak dibutuhkan oleh masyarakat.Salah satu saran pelayanan kesehatan yang
mempunyai teran sangat penting lainnya dalam memberikan pelayanan
kesehatahatan kepada masyarakat adalah rumah.

. 1. SYSTEM KLIEN
System klien adalah suatu totalitas yang kompleks yang terdiri dari berbagai
subsistem yang berkaitan, saling tergantung dan berinteraksi,dan saling menentukan
sehingga membentuk kesatuan terpadu untuk mencapai tujuan tertentu dan harus
diperhitungkan pada setiap pengambilan keputusan.

Pada umumnya,sistem mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Sistem memiliki tujuan sehingga perilaku dan kegiatannya mengarah pada tujuan itu
(purposive behaviour).
2. Sistem merupakan kesatuan yang utuh dalam keterpaduan (wholism), lebih dari
sekedar bagian-bagian atau subsistem.
3. Sistem umumnya mempunyai sifat terbuka (openness). Suatu sistem berinteraksi
dengan sistem yang lebih besar dan luas yang terdapat dalam lingkungan sistem.
4. Sistem melakukan kegiatan transformasi, yaitu mengubah masukan menjadi
keluaran sesuai dengan tujuan sistem itu.
5. Sistem memiliki saling keterkaitan (interrelatedneess) dan saling ketergantungan
(interdependency) antar-subsistemnya sehingga terjadi interaksi antara sistem dan
lingkungannya.
6. Sistem mempunyai mekanisme kontrol (control mechanism) sehingga sistem yang
baik sampai batas tertentu mampu mengatur dirinya.
Model umum suatu sistem terdiri atas masukan (input), proses tranformasi , dan
keluaran (output). Sifat yang menentukan dalam suatu sistem adalah adanya
pembatas (boundary). Sistem adalah segala sesuatu yang berada dalam pembatas itu,
sedangkan lingkungan luar (external environment) adalah yang berada diluar
pembatas.
2. KETERPADUAN DALAM SITEM

Dalam setiap pembicaraan tentang sistem di berbagai kepustakaan dikenal konsep


keterpaduan. Untuk mengenal lebih lanjut tentang analisis sistem, perlu diketahui
keterpaduan yang memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Pada setiap analisis yang menggunakan instrumen pendekatan sistem, intregasi


dari seluruh bagian sistem merupakan fokus utama.
2. Upaya untuk melakukan perubahan terhadap terhadap suatu bagian harus
mempertimbakan pengaruhnya terhadap bagian lainnya karena setiap bagian
mempunyai peranan tertentu yang memberikan sumbangan bagi keutuhan sistem.
3. Semua sifat dan fungsi bagian itu memiliki posisi yang ditentukan berdasarkan
peranan masing-masing.

Masalah Dilihat dari Sudut Pandang Pendekatan Sistem


Cara pandang pendekatan sistem terhadap suatu masalah bersifat multidimensi dan
holistik.

1. Setiap masalah timbul karena lebih dari satu penyebab


2. Pemecahan masalah selalu lebih dari satu alternatif

Umpan Balik

Atau Balikan

Masukan Proses Keluaran


Transformasi

Lingkungan

Umpan Balik
3. Pemecahan masalah selalu memiliki kemungkinan untuk menimbulkan masalah baru
4. Dalam pemecahan suatu masalah dan evaluasi, harus selalu mempertimbangkan efek
samping yang ditimbulkan
5. Pemecahan suatu masalah selalu bersifat sementara sehingga apabila kondisi
lingkungan berubah.
3. BAGIAN DAN LINGKUNGAN SISTEM
Sistem terdiri atas beberapa subsistem dan setiap terdiri lagi atas beberapa sub-
subsistem. Masing-masing subsistem dibatasi oleh pembatasnya.
Sistem yang bersifat terbuka dapat mengadakan pertukaran materi, energi dan
informasi dengan lingkungannya. Selanjutnya, sistem yang baik memiliki
kemampuan melakukan adaptasi sehingga dapat menyesuaikan dengan
lingkungannya.(FEED BACK ADAPTATION)
Contoh klasik sistem tertutup adalah arloji, sedangkan contoh sistem terbuka yaitu
sistem tubuh manusia ( yang terdiri atas sistem sirkulasi darah, sistem saraf, sistem
pencernaan makanan, ciri-ciri sistem terbuka dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Negatif entorpy (kadarluasaan) setiap sistem yang bersifat terbuka memiliki
kemampuan untuk membawa energi baru, materi baru, dan informasi baru berupa
masukan (input) maupun umpan balik dari lingkungannya.
2. Differentiation setiap sistem terbuka memiliki kecendrungan untuk menjadi lebih
kompleks dengan membentuk dapertement, subdepartement, dan bagian-bagiannya
sesuai tuntutan lingkungan.
3. Synergy sistem yang bersifat terbuka memiliki kemampuan untuk memadukan
bagian-bagiannya untuk mangantisipasi perubahan lingkungan.
Keadaan mantap sebuah sistem terbuka dapat digambarkan sebagai keseimbangan
dinamis dimana bergbagi subsistem beroperasi untuk mencapai sasaran dan tujuan,
beradaptasi dengan lingkungan, serta melakukan penganturan diri dengan kekuatan
maupun kelemahan internalnya.
Pendekatan sistem diharapkan merupakan cara yang tepat untuk diterapkan dalam
manajeman sumber daya manusia dirumah sakit.

LINGKUNGAN DAN SIKAP TERHADAP LINGKUNGAN


Secara garis besar variabel lingkungan yang berpengaruh terhadap rumah sakit dapat
dikelompokkan menjadi sebagai berikut.
1. Lingkungan politik dan hukum serta perundang-undangan;
2. Lingkungan etika;
3. Lingkungan sosial;
4. Lingkungan ekonomi;
5. Lingkungan teknologi;

Teknologi Etika
Sosial Rumah Sakit

Politik dan
Hukum
Perundang-
Ekonomi undangan

Dalam posisinya sebagai suatu badan usaha, rumah sakit memiliki lingkungan usaha
yang lebih kompleks daripada lingkungan yang tampak pada gambar 1.2, misalnya
dalam lingkungan usaha dan bauran pemasaran seperti pada gambar 1.3.

Dalam praktiknya terdapat 3 kemungkinan bagi suatu sistem untuk mengambil sikap
terhadap lingkungannya, yaitu
1. Mengabaikan lingkungan, sikap ini merupakan ciri-ciri suatu sistem
tertutup,pengabaian lingkungan merupakan kesalahan yang fatal;
2. Berupa mengendalikan lingkungan, sikap ini adalah ideal, tetapi sangat sulit
dilaksanakan karena berbagai kepentingan yang berada diluar kemampuan dan
kendali sistem.
3. Berupaya menyeimbangkan kepentingan sistem dengan situasi dan kondisi
lingkungannya.
LINGKUP USAHA

MAKROEKONOMI

POLITIK

PEMERINTAH

UNDANG –UNDANG

PUBLIK

PRASARANA

PERSAINGAN

SOSIAL BUDAYA

BAURAN PEMASARAN:

PRODUK

HARGA

PROMOSI

KONSUMEN

DISTRIBUSI

PERS

DEMOGRAFI

TEKNOLOGI

GLOBALISASI
Sikap ini adalah sikap yang paling mungkin dilaksanakan dengan cara:
1. Berupaya mempengaruhi atau mengubah sebagian dari pengaruh lingkungannya
2. Menyesuaikan diri dengan lingkungan
3. Mengubah pola hubungan dengan lingkungannya.

Sejak awal, para pionir manajemen telah mengembangkan diferensiasi dan


departementalisasi untuk memudahkan penganan tugas-tugas manajemen.Tetapi
harus pula memperhatikan kerumitan dinamis( dy-namic comlexity)

Dalam melakukan pendekatan sistem diperlukan sejumlah kemampuan pendukung


yaitu

1. Pengetahuan dasar tentang fakta (evidence) antara lain dengan memiliki kemampuan
fakta dan terminologi terkait;
2. Kemampuan menghubungkan sebuah fakta dengan fakta lainnya dan prinsip-prinsip
yang terkait dengan visi,misi,tujuan, dan sasaran sistem tersebut;
3. Kemampuan melakukan analisis, yaitu kemampuan untuk mengetahui adanya
persoalan,kendala,hambatan, yang merupakan bagian yang lebih besar
4. Kemampuan melakukan evaluasi, mengambil kesimpulan, dan menetapkan
keputusan.
Selanjutnya , setelah kemampuan tersebut dipenuhi, langkah-langkah yang
diperlukan dalam pendekatan sistem yang terkait dengan perubahan dari suatu
bentuk sistem ke bentuk sistem yang baru adalah :
1. Merumuskan masalah
2. Analisis situasi tentang sistem yang ada
3. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
4. Analisis faktor-faktor yang terkait dengan kebutuhan sistem yang diinginkan
5. Menyusun alternatif untuk memantapkan sistem yang ada sesuai dengan konfigurasi
sistem baru yang diinginkan
6. Memilih alternatif terbaik,dan
7. Strategi implementasi ke dalam sistem yang baru.

RUMAH SAKIT SEBAGAI SISTEM

Sejak dahulu, rumah sakit merupakan bagian dari suatu sistem kesehatan.
Kedudukan rumah sakit dalam sistem kesehatan sangat strategis, bergantung pada
sistem ekonomi serta kemauan politik pemerintahan suatu negara. Dengan demikian,
rumah sakit dapat menjadi unit pelaksana pemerintahan dalam memberikan
pelayanan publik ataupun sebagai institusi pelayanan swasta. Sebagaimana telah
diuraikan, suatu rumah sakit yang berlaku sebagai sistem akan sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor lingkungan, baik hukum dan perundangan,
politik,ekonomi,maupun sosial budaya. Dalam lingkungan hukum dan perundangan,
sekurangnya terdapat dua undang-undang penting yang diterbitkan oleh pemerintah
indonesia yang berkaitan dengan perumahsakitan, yaitu Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Undang-Undang
No.23 Th.1992 tentang Kesehatan bertujuan untuk mengatur asas dan arah tujuan
pembangunan kesehatan, hak dan kewajiban setiap orang, tugas dan tanggung jawab
pemerintah, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan ( termasuk sumber daya
manusia),serta ketentuan pidana untuk melindungi pemberi dan penerima jasa
layanan kesehatan.

Di indonesia, sebagian besar rumah sakit dimiliki dan diselenggarakan oleh


pemerintah . Di satu sisi, rumah sakit harus diselenggarakan sesuai kemajuan
teknologi yang memiliki konsekuensi biaya, tetapi di sisi lain harus
diselengggarakan dengan penekanan terhadap fungsi sosial dan bersifat filantropis
yang mengabaikan biaya.

Dewasa ini, rumah sakit mau tidak mau harus diselenggarakan secara efisien dan
efektif.

Kontroversi tentang peran dan fungsi rumah sakit muncul akibat perbedaan
pemahaman dan sudut pandang terhadap perundang-undangan dan kenyataan yang
ada dilingkungan sistem perumahsakitan.

Permasalahan kemudian timbul, apakah rumah sakit yang memiliki peran bisnis
dapat melaksanakan fungsi sosialnya? Seorang investor menulis sebagai berikut:
“...tidak ada aspek bisnis yang lebih menimbulkan pertanyaan menyangkut inovasi
dan perubahan selain etika dan nilai.

“ Today‘s managers are under enormous pressure to balance the tensions from all
side. The key success in the next decade will be a balanced approach to
management, which does not ignore or explain away the exsistence of paradox.
Intelligent managers will face in that direction . They will learn to balance deftly the
paradoxes to points of tensions that run through the development, operation,and
continual trasformation of their enterprises”.

Gambaran tersebut menunjukkan bahwa seorang manajer rumah sakit harus


senantiasa berusaha menyeimbankan ketegangan yang timbul dari berbagai
sisi,suatu bentuk adaptasi terhadap lingkungan sistem.

KONSEKUENSI SISTEM: PERUBAHAN LINGKUNGAN DI ERA


GLOBALISASI

Rumah sakit sebagai sistem, mau tidak mau, harus menghadapi kenyataan era
globalisasi yang akan terjadi tidak lama lagi. Seperti diketahui,Indonesia secara
resmi terjun dalam era globalisasi setelah DPR meratifikasi keanggotaan Indonesia
dalam WTO (World Trade Organization) dalam UU No. 7 Tahun 1995.
Pelayanan kesehatan termasuk dalam kategori jasa. Oleh karena itu, dalam
perjanjian perdagangan internasional, pelayanan kesehatan menjadi topik yang
cukup sering dibicarakan dalam liberalisasi perdagangan jasa.

Menurut Rudolf Adlung (2002, dikutip Untung Suseno, 2002), jasa adalah produk
yang tidak terlihat dan tidak dapat ditampung, tetapi dapat diestimasi kuantitasnya .
Dalam perdagangan jasa dibedakan empat perdagangan yang diatur dalam perjanjian
General Agree ment on Trade in Services(GATS):

1. Cross border (lintas batas)-Penjual berada di seberang perbatasan.


2. Consumption abroad-Konsumen menyeberang perbatasan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan . Contoh , warga negara indonesia yang berobat ke Singapura.
3. Commercial presence atau penanaman modal asing (PMA)-Pihak asing datang ke
Indonesia dan menanamkan modalnya untuk membuka rumah sakit.
4. Temporary movement of natural person-Masuknya tenaga kerja asing ke indonesia .

Secara empiris memang belum ada data yang menunjukkan bahwa liberalisasi
perdagangan di bidang jasa kesehatan akan memberikan akibat yang buruk ataupun
baik.

Menurut Hillary (2000, dikutip Untung Suseno,2002)terdapat prediksi yang negatif


terhadap kemungkinan liberalisasi jasa kesehatan antara lain:

1. Aksesibilitas kaum miskin akan menurun


2. Rumah sakit pemerintah akan kesulitan memperoleh pasien yang mampu membayar
karena persaingan dengan rumah sakit PMA;
3. Pelayanan canggih akan lebih banyak dinikmati oleh kelompok mampu saja melalui
rumah sakit PMA;
4. Terjadi brain drain (pindahnya para profesional )ke luar negeri sehingga akan sangat
merugikan pelayanan kesehatan apabila profesional yang tertinggal adalah mereka
yang tergolong second layer;
5. Meningkatnya pengeluaran kesehatan secara semu.

SISTEM PELAYANAN TEORI SISTEM DALAM PELAYANAN


KESEHATAN

Tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem pelatanan kesehatan


yang diberikan pada masyarakat. Melalui tingkat pelayanan kesehatan akan dapat
diketahui kebutuhan dasar manusia tentang kesehatan.

   Health  promotion
Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pertama dalam memberikan
pelayanan melalui peningkatan kesehatan.
Specific protection (Perlindungan khusus)
Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi masyarakat dari bahaya yang
akan menyebabkan penurunan sttus kesehatan.

Early diagnosis and promt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera)
Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk kedalam tingkat dimulainya atau
ditimbulnya gejala dari suatu penyakit. 

Disability limitation (pembatasan cacat)


Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat
tidak mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan.

Rehabilitation (rehabilitasi)
Tingkat pelayanan ini di laksanakan setelah pasien didiagnosis sembuh.

LEMBAGA PELAYANAN KESEHATAN

Lembaga pelayanan kesehatan merupakan tempat pemberian pelayanan


kesehatan pada masyarakat dalam rangka meningkatkan status kesehatan. Tempat
pelayanan kesehatan ini sangat bervariasi berdasarkan tujuan pemberian pelayanan
kesehatan. Tempat pelayanan kesehatan dapat berupa rawat jalan, institusi
kesehatan, community based agency, dan hospice.

LINGKUP SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Dalam system pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter,


pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dokter merupakan
subsistem dari pelayanan kesehatan.

1. primary health care, (pelayanan kesehatan tingkat pertama


Pelayanan kesehatan ini dapat dilaksanakan oleh puskesmas atau balai kesehatan
masyarakat dll.
2.  Secondary health care ( pelayanan kesehatan tingkat kedua )
Bentuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat yang membutuhkan
perawatan dirumah sakit dan tersedia tenaga spesialis atau sejenisya.

3. Tritiary healt service ( pelayanan kesehatan tingkat ketiga )


Tingkat pelayanan keehatan ini diguakan apabila tingkat pertama dan kedua tidak
lagi digunakan.

PELAYANAN KEPERAWATAN DALAM PELAYAN KESEHATAN


Pelayanan keperawatan oleh tenaga perawat dalam pelayanannya memiliki
tugas, diantaranya memberikan keperawatan keluarga, komunitas dalam elayanan
kesehatan dasar dan akan memberikanasuhan keperawatn secara umum pada
pelayanan rujukan.

FAKTOR YANG MEMPENAGARUHI PELAYANAN KESEHATAN

1.  Ilmu pengetahuan dan teknologi baru .Mengingat adanya perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi, 
2. Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan memiliki
kesadaran yang lebih dalam penngunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan,
demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang akan
memiliki kesadaran yang rendah terhadap pelayanan kesehatan,sehinnga kondisi
demikian akan sangat mempengaruhi system pelayanan kesehatan.

3. Aspel legal dan etik

Dengan tingginya kesadarn masyarakat tehadap penggunaan atau pemajasa


pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula tuntunan hokum dan etik
dalam pelayanan kesehatan.
4.   Ekonomi
Semakin tinggi ekonomi seseorang pelayanan kesehatan lbh mudah diperoleh dan di
jangkau dan begitu sebaliknya dengan orang yang tergolong ekonomi rendah.

5. politik
Kebijakan pemerintah melalui system politik yang ada akan sangat berpengaruh
sekali dalam system pemberian pelayan kesehatan. 

Penutup
Kesimpulan
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan.
Dalam sistem ini terdapat tingkat, lembaga lingkup dan faktor yang mempengaruhi
dalam terlaksananya sistem pelayanan kesehatan tersebut.

Saran

Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus ditingkatkannya mutu serta kualitas
dari pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan dengan efektif, iut
semua dapat dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada dimasyarakat ,dan
diharapkan perawat dapat memerikan pelayanan dengan kualitas yang bagus dan
baik.

Daftar pustaka
Suroso,Santoso

Manajemen sumber daya manusia di rumah sakit : suatu pendekatan


sistem/penulis,Santoso ; editor , Palupi Widyastuti-Jakarta : EGC, 2G03.

Xii, 126 hlm. ; 15,5 X 24 cm

ISBN 979-448-616-7

I.Manajemen rumah sakit. I.Judul. II. Widyastuti,

362.73068

Anda mungkin juga menyukai