Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FALSAFAH

TEORI KEPERAWATAN MENURUT IMOGENE M. KING

DISUSUN OLEH :
Kelompok 5 (Kelas A1)
Asna’ul Lailiyah (131711133157)
Dwi Arta Anjani (131711133027)
Dinda Yuniarti (131711133143)
Fabiola Tri Ruli O. (131711133138)
Gt. Ihda Wardatul Ilmiah (131711133028)
Nova Alvionita (131711133080)
Rizqon Hasanan Soamole (131711133084)
Tiara Rosa Indah K. (131711133049)

Dosen
Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian, kepada teman-teman, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi,
untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah-makalah kami dilain waktu. Harapan yang paling besar dari
penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik
untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi
atau mengambil hikmah dari judul ini “Teori Keperawatan Menurut Immogene King” sebagai
tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Surabaya, 29 Oktober 2017

Penyusun
(Kelompok 6)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
1.3. Tujuan............................................................................................ 2
1.4. Manfaat.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
2.1 Biografi Imogene King................................................................... 3
2.2 Konsep Dasar Paradigma................................................................ 4
2.3 Konsep Kerja Imogene King.......................................................... 8
2.4 Asumsi Imogene King.................................................................... 8
2.5 Proses Keperawatan Imogene King................................................ 9
BAB III PENUTUP.............................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan


keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan keperawatan
di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Baik dibidang pendidikan maupun ditatanan
praktek keperaawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan
tradisi, sehingga keperawatan dianggap hanya seabagi kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan
keilmuan yang kokoh.

Salah satu komponen penting perkembangan disiplin keperawatan adalah riset


keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelsaikan masalah
keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai
landasan dalam praktek keperawatan, serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan
(Body of Knowledge).

Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka
kerja atau teori konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian akan
kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of
Knowledge) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan.

Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada praktek
keperawatan tertentu dan dipergunakan peniliti sebagai kerangka kerja teori atau konsep dari
suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan Teori Analisis. Pada dasarnya,
teori analisis mempunyai prosedur antara lain asal-usul, makna, kecukupan logis, kegunaan,
generalisasi, kecermatan, dan dapat diuji yang bertujuan untuk mengetahui kelebiham,
kekurangan, dan manfaat teori tersebut sehingga menjadi tambahan pengujian atau validasi.
Dalam makalah ini, kami mencoba untuk menyajikan Teori Keperawatan Menurut Imogene M.
King.
1.2 Rumusan Masalah

1. Siapakah Imogene M. King?


2. Apa saja asumsi teori keperawatan menurut Imogene M. King?
3. Apa saja kerangka teori keperawatan menurut Imogene M. King?
4. Apa saja konsep paradigma teori keperawatan menurut Imogene M. King?
5. Apa saja proses keperawatan menurut Imogene M. King?

1.3 Tujuan

1. Memberikan informasi tentang Imogene M. King dalam dunia keperawatan.


2. Mengetahui asumsi teori keperawatan menurut Imogene M. King.
3. Mengetahui kerangka teori keperawatan menurut Imogene M. King.
4. Mengetahui konsep paradigma teori keperawatan menurut Imogene M. King.
5. Mengetahui proses keperawatan menurut Imogene M. King.

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui Imogene M. King.


2. Mahasiswa dapat memahami teori keperawatan menurut Imogene M. King.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kerangka teori keperawatan menurut Imogene M. King.
4. Mahasiswa dapat mengetahui konsep paradigma teori keperawatan menurut Imogene
M. King.
5. Mahasiswa dapat mengetahui proses keperawatan menurut Imogene M. King.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biografi Imogene King

Imogene King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point, Iowa. Ia meraih diploma
dalam ilmu keperawatan dari St. John’s Hospital School Of Nursing di St. Louis pada tahun
1945. Kemudian ia bekerja sebagai perawat kantor, perawat sekolah, perawat karyawan, dan
perawat pribadi untuk membiayai pendidikan kesarjanaanya. Pada tahun 1948, King menerima
gelar Bachelor Of Science In Nursing dari St. Louis University, sedangkan gelar M.S.N.
keperawatan ia raih pada tahun 1957 dari St. Louis University. Pada tahun 1961, king meraih
gelar Doktor Of Education bidang pendidikan dari Teacher’s College, Columbia University di
New York dan terakhir gelar Ph. D. Dari Southen Illinois University pada tahun 1980. Dia
meninggal pada tanggal 24 Desember 2007.

Antara 1966 dan 1968, King bekerja sebagai Kepala Asisten Cabang Penelitian Hibah
dari Divisi Keperawatan di Washington, DC di bawah Dr Jessie Scott. Dia adalah Direktur
Sekolah Ohio State University of Nursing dari tahun 1968 sampai 1972. Dia adalah seorang
Associate Professor dari tahun 1961 sampai 1966 dan Profesor dari tahun 1971 sampai tahun
1980 di Loyola University di Chicago. Setelah melayani sebagai profesor di University College
South Florida Keperawatan di Tampa, Florida dari tahun 1980 sampai tahun 1990, Raja pensiun
dengan gelar Profesor Emeritus.

Selama karirnya, King adalah anggota aktif dari Distrik IV Florida Nurses Association,
American Nurses Association, dan Sigma Theta Tau Internasional. Dia juga seorang Fellow
American Academy of Nursing.

Teori yang dikembangkan King adalah Teori Goal Attainment atau teori pencarian tujuan


yang diperkenalkan pada tahun 1971. Teori pencarian ini menggambarkan  sifat hubungan
perawat-klien yang membawa pada pencapaian tujuan. Teori pencapaian tujuan merupakan teori
yang bersifat terbuka dan dinamis. Menurut king, tujuan keperawatan adalah untuk
memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai kembali adaptasi secara positif
terhadap lingkungan. (Marriner, A. 1986)
2.2 Konsep Utama Paradigma Imogene King

1. Konsep Manusia

King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi dan informasi dengan leluasa
mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang
dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem personal, ketika individu ini bersatu
dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika kelompok
mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat.

Menurut Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok:


a. Kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan dan dapat
digunakan.
b. Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit.
c. Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat membantu atau merawat diri
mereka sendiri.
2. Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis,
yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan
eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber, sumber yang
dimiliki oleh seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari – hari yang
maksimal.
3. Konsep Lingkungan

Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang
saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Merupakan kekuatan dinamis
yang mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi dan kesehatan. Lingkungan
merupakan suatu sistem terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi,
informasi dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan
linkungan internal dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap
perubahan lingkungan eksternal. Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi
manusia, dan melibatkan :

a) Lingkungan internal : mengubah energi untuk memungkinkan orang untuk menyesuaikan


diri dengan terus menerus perubahan lingkungan eksternal
b) Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan internal. Perawat adalah bagian
dari lingkungan pasien.
4. Konsep Keperawatan

Keperawatan didefinisikan sebagai proses tindakan, reaksi dan interaksi perawat


dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi mereka dalam situasi keperawatan.
King menyampaikan pola intervensi keperawatannya adalah proses interaksi klien dan
perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada
gangguan menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat
transaksi

2.3 Konsep Kerja Imogene King

Dalam mencapai hubungan interaksi berdasarkan konsep kerjanya Imogene M. King


membagi menjadi tiga hal yaitu sistem personal, interpersonal, dan sistem sosial (King,1981
dalam Christensen J.P, 2009).

1. Sistem Personal

Menurut King setiap individu adalah system personal (system terbuka). Untuk system
personal konsep yang relevan adalah persepsi (perception), diri (self), pertumbuhan dan
perkembangan (growth and development), citra diri (body image), ruang (space), dan waktu
(time).

 Persepsi (perception)

Persepsi adalah gambaran seorang tentang objek, orang dan kejadian-kejadian.


Persepsi berbeda dari satu orang ke orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman
masa lalu, latar belakang, pengetahuan, dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah
universal atau dialami oleh semua, selektif untuk semua orang, dan subjektif atau
personal.

 Diri (self)

Diri adalah bagian dalam diri seorang yang berisi benda-benda dan orang lain.
Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik diri adalah
individu yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan.

 Pertumbuhan dan Perkembangan (Growth and Development)

Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia.


Perubahan ini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksi walaupun
individu itu bervariasi, dan sumbangan fungsi genetic, pengalaman yang berarti dan
memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan
seorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.

 Citra diri (body image)

King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana orang merasakan tubuhnya
dan reaksi-reaksi lain untuk penampilannya.

2. Sistem Interpersonal

King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antar manusia.


Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang di sebut TRIAD, dan empat orang disebut
GROUP. Konsep yang relevan dengan sistem interpersonal adalah interaksi, komunikasi,
transaksi, peran dan stress. ruang (Marriner, A. 1986).

 Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua orang atau
lebih didalam hubungan timbal balik.
 Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang diberikan dari
satu orang ke orang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui
telepon,televisi atau tulisan.Ciri – ciri komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional,
perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal, dan
dinamis.Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan
ide –ide satu orang ke orang lain. Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah
sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik
dan gerakan tubuh.
 Transaksi
Ciri – ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal
berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman
atau rangkaian – rangkaian kejadian dalam waktu.
 Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai
pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3 elemen utama peran yaitu, peran
berisi perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di sistem sosial,
prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan
prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk
tujuan pada situasi khusus.
 Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia
berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan,
perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara
seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang
dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus menerus terjadi pertukaran dengan
lingkungan, intensitasnya bervariasi, ada dimensi yang temporal-spatial yang dipengaruhi
oleh pengalaman masa lalu, individual, personal, dan subjektif.

3. Sistem sosial

King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi sosial,
perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme
pngaturan antara praktik-praktik dan aturan (George,1995). Konsep yang relevan dengan sistem
sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status, dan pengambilan keputusan.
 Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang
berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk
mencapai tujuan personal atau organisasi.
 Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang , bahwa wewenang itu aktif, proses
transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang
mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi serta
berhubungan dengan wewenang.
 Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial
dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi
pada tujuan.
 Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap
kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional,
proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan.
 Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat diubah. King
mendefinisikan status sebagai posisi seseorang di dalam kelompok atau kelompok dalam
hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status
berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan pasien/klien.
Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan,
dimana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan pasien/klien
dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan
yang berlaku. Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu pasien/klien
dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.
2.4 Asusmsi Imogene King

Asumsi King terdiri dari dua asumsi, yaitu asumsi eksplisit dan asumsi implisit (Meleis, 1997) :
1. Asumsi Eksplisit
a. Fokus sentra dari keperaawatan adalah intraksi dari manusia dan lingkungannya , dengan
tujuan untuk kesehatan manusia.
b. Individu adalah sosial, rasional, reaksi,penerimaan, kontrol, beririentasi pada kegiatan
waktu.
c. Proses interaksi di pengaruhi oleh presepsi, tujuan, kebutuhan , dan nilai klien serta
perawat.
d. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpastisipasi
dalam membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupannya, kesehatan dan pelayanan
komunikasi dan menerima atau menolak keperawatan.
e. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada
individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka membuat atau
mengambul keputusan.
f. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak sama.

2. Asumsi Implisit
a. Pasien ingin berpastisipasi secara aktif dalam proses keperawat .
b. Pasien sadar, aktif, dan kognitif mampu berpastisipasi dalam pembuatan atau
pengambilan keputusan.
c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

2.5 Proses Keperawatan Imogene King

1. Pengkajian

a. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien atau klien. Perawat membawa pengetahuan
khusus dan keterampilan, sedangkan klien membawa pengetahuan tentang diri dan persepsi
masalah yang menjadi perhatian untuk interaksi tersebut.
b. Selama pengkajian, perawat mengumpulkan data tentang klien, diantaranya adalah:

 Tingkat tumbuh kembang.


 Pandangan tentang diri sendiri.
 Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data terhadap status
kesehatan.
 Sosialisasi.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Dibuat setelah melakukan pengkajian.

b. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien atau klien.

c. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa keperawatan.

3. Perencanaan

a. Dibuat berdasarkan dengan keperawatan.

b. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan.

c. Dalam perencanaan pencapaiann tujuan, diawali dengan menetapkan tujuan dan membuat
keputusan.

d. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien atau klien yang dianjurkan ikut serta
dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.

4. Implementasi

a. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktual untuk mencapai tujuan.

b. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.

5. Evaluasi

a. Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai.

b. Dalam evaluasi membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan
tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu dan
kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan dengan
memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan, dan melakukan tindakan perawatan
sehingga individu atau kelompok berperilaku yang sesuai dengan kondisi keperawatan.
Keperawatan berhubungan langsung dengan lingkungan, tempat atau ruang dan waktu unutk
membentuk suatu hubungan menanggulangi suatu kesehatan dan transaksi perawat dengan klien
yaitu berbagi informasi mengenai presepsinya dalam keperawatan, karena perawat dan pasien
saling memikirkan pencapaian tujuan yaitu kesehatan yang di inginkan.

3.2 Saran

Sebagai calon seoran perawat, hendaklah kita bisa mencontoh teori-teori dari para
pencetus teori keperawatan yang telah ada, khususnya teori Imogene King. Karena berguna
untuk praktik keperawatan dari masa ke masa.
DAFTAR PUSTAKA

Potter A Patricia, Perry Anne G (1992) Fundamental Of Nursing, Concepts Process & Practice
3rd ed. London, Mosby Year Book.

Perry, Potter, 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik: Edisi 4, Penerbit
Buku Kedokteran EGC: Jakarta

https://en.wikipedia.org/wiki/Imogene_King

Anda mungkin juga menyukai