Disusun oleh :
KELOMPOK 7
2017
TEORI MODEL KEPERAWATAN
Disusun oleh :
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
kasih sayangnya yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Teori Model Keperaawatan Menurut Afaf Ibrahim Meleis “.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian
kami sebagai penulis makalah berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
penambahan wawasan bagi siapapun yang membaca.
Kami harapkan juga makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
mengenai teori tentang tentang keperawatan sebagai disiplin ilmu dan profesi. Serta
menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amin yaa Robbal’alamin
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I …………………………………………………………………………..…………1
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………...1
BAB 2 ……………………………………….……………………………………………3
BAB 3 …………………………………………………………………………………….7
BAB 4 …………………………………………………………………………………….9
PEMBAHASAN …………………………………………………………………………10
BAB 5 …………………………………………………………………………………….11
PENUTUP
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
2.2 Definisi
Transisi berasal dari bahasa latin “ transpire “ yang berarti “ pergi menyeberang”,
dalam kamus Webster transisi berarti pergerakan dari satu keadaan, kondisi atau
tempat ke kondisi lainnya. Meleis awalnya mendefinisikan transition sebagai transisi
yang sehat atau transisi yang tidak efektif dalam kaitannya dengan peran yang tidak
efektif. Meleis mendefinisikan peran yang tidak efektif sebagai kesulitan di dalam
mengenal atau kinerja dari peran perilaku seperti yang dirasakan oleh diri sendiri atau
oleh orang lain ( Meleis, 2007 dalam Alligood, 2014 ).
a. Awareness ( kesadaran )
Didefinisikan sebagai persepsi, pengetahuan dan pengenalan terhadap
pengalaman transisi. Level dari kesadaran sering tercermin dari tingkatan
kesesuaian antara apa yang diketahui tentang proses dan respon serta
harapan dasar apa yang ditetapkan tentang respond dan persepsi individu
yang mengalami transisi yang sama. Individu yang tidaksadar akan
perubahan berarti tidak memulai proses transisinya.
b. Engagement ( ikatan )
Merupakan sifat lainnya yang diciptakan oleh meleis , yang berarti
tingkatan yang mana melibatkan demonstrasi atau pertunjukan seseorang
yang tidak dapat dipisahkan dari proses transisi. Level pertimbangan
awareness mempengaruhi level dari engagement, tidak akan ada
engagement tanpa adanya awareness.
Tiga alat ukur yang dapat diaplikasikan secara luas untuk intervensi terapeutik
selama masa transisi adalah :
a. Kejelasan
Merujuk pada bagaimana teori dapat dimengerti dengan baik dan bagaimana
konsep disajikan dengan jelas dan konsisten. Dalam hubungan antar konsep sudah
jelas dijabarkan mengenai gambaran relasi antar konsep dimana secara umum teori
transisi ini terdapat input ( nature transtition ) yang akan mempengaruhi transisi dari
pasien. Nature transisi akan dihambat atau difasilitasi tergantung dari kondisi dan
situasi yang ada dalam dirinya, komunitas dan social dari pasien dalam proses transisi
diharapkan nantinya akan outcome yang positif sehingga pasien akan berada kembali
dalam situasi stabil setelah transisi.. adanya proses transisi dari input-process-
outcome, sama-sama dipengaruhi oleh nursing therapeutic.
b. Kesederhanaan
Sebuah teori yang sederhana adalah sebuah teori yang memiliki jumlah konsep yang
minimal. Teori transisi dalam hal ini sangat sederhana dengan 5 konsep utama, yaitu :
1. Tipe dan pola perubahan
2. Properti dari perubahan karena pengalaman
3. Perubahan kondisi
4. Proses indicator dan keluaran dari indicator
5. Keperawatan terapeutik
c. Keumuman
Teori transisi telah menunjukkan jika teori ini relevan untuk semua populasi dalam
transisi. Cakupan dari teori ini dapat diaplikasikan pada kelompok geriatrik, ibu
hamil, wanita menopause, pasien Alzheimer, pasien dengan penyakit kronik,
kelompok psikiatri, family caregiver, wanita imigran. Namun teori ini kurang cocok
diterapkan pada pasien dengan penyakit akut, anak-anak dikarenakan akan sulit bagi
perawat untuk mengkaji tahap kondisi transisi. Teori ini bersifat lebih konkrit dari
model konseptual dan sudah memiliki kerangka yang jelas dalam penerapannya.
d. Presisi empiris
Teori transisi ini telah diuji dan didukung oleh meleis dan yang lainnya sebagai suatu
kerangka kerja untuk menjelaskan pengalaman transisi dari berbagai macam populasi
yang berbeda dan tipe-tipe transisi yang berbeda. Hal ini dikarenakan teori ini
bersumber dari konseptual model dan riset-riset yang ada.
Outcome indicators :
1. Mastery
1. Single
2. Multiple
3. Sequential
4. Simultaneous
5. Related
6. Unrelatead
Nursing therapeuties
Properties :
1. Awareness
2. Engagement
3. Change and difference
4. Time span
5. Critical point and
events
BAB 3
Pasien seorang wanita berusia 37 tahun, dirawat di ruang A setelah menjalani operasi
mastektomi sebelah kiri karena ada dugaan keganasan pada tumor. Pasien terpasang
infus di tangan kanan, dengan balutan perban di payudara sebelah kiri. Pasien terlihat
sedih, lebih banyak diam, dan menjawab singkat jika ditanya perawat jaga. Makanan
yang disajikan oleh petugas tampak hanyak dimakan sebagian atau separuh. Saat dirawat
pasien sering sendiri, suami pasien hanya menemani pasien saat malam, sedangkan pagi
hari hanya ditunggu oleh seorang tetangga saja yang dipercaya untuk menjaga dan
membantu segala kebutuhan pasien.
Bagaimanakah penerapan teori transisi menurut meleis terhadap kasus tersebut diatas ?
Apakah intervensi keperawatan yang bisa di aplikasikan terhadap pasien tersebut ?
BAB 4
PEMBAHASAN
Data subyektif :
Data obyektif :
1. Perubahan status dari sehat sekarang harus masuk rumah sakit dan menjalani operasi
2. Perubahan status dari bekerja menjadi tidak bekerja
3. Pasien dari pribadi yang ceria dan menyenangkan menjadi pribadi yang pendiam,
sedih dan murung
4. Perubahan status psikologis pasien setelah tahu di diagnose penyakit kanker kanker
dan harus melakukan operasi mastektomi
5. Perasaan sedih dan takut tidak bisa hamil karena operasi mastektomi
PENUTUP
5.1 Simpulan
Konsep keperawatan teori transisi dapat diaplikasikan di semua populasi dan
relevan untuk semua populasi dalam transisi, tergantung dari tipe transisi yang
dialami oleh populasi. Cakupan dari teori ini dapat diaplikasikan pada kelompok
geriatric, ibu hamil, wanita menopause, pasien Alzheimer, pasien dengan penyakit
kronik, kelompok psikiatri, family caregiver, wanita imigran, namun teori ini menurut
meleis kurang cocok diterapkan pada pasien dengan penyakit akut, anak-anak,
dikarenakan anak-anak akan sulit bagi perawat untuk mengkaji tahap kondisi transisi.
Teori ini bersifat lebih konkrit dari model konseptual dan sudah memiliki kerangka
yang jelas dalam penerapannya.
Menurut Meleis ada 5 konsep utama, yaitu :
1. Tipe dan pola transisi
2. Properties of transition experiences ( sifat dari pengalaman transisi )
3. Transition condition ( facilitators and inhibitor )
4. Pattern of respons ( process indicator and outcome )
5. Nursing therapeutics
5.2 Saran
Kasron, S.Kep, Ns, Sahran, S.Kep, Ns, Usman B Ohorella, S.Kep, Ns (2016). Teori
Keperawatan dan Tokohnya. Cetakan pertama, Jakarta timur; Trans Info Media.