Anda di halaman 1dari 18

BAB 8

KEBERSIHAN DAN PERAWATAN DIRI

1.      DEFINISI

Perawatan Diri (Personal Hygiene)

Kebersihan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan bagian dari

kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya kita sebagai manusia

untuk selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari

berbagai macam penyakit. Perawat hendaknya mempunyai pengetahuan yang

memadai mengenai kebersihan diri dan lingkungan ini, sebagai bekal untuk merawat

dirinya sendiri juga untuk merawat orang lain dalam hal ini adalah pasien, baik di

Rumah Sakit, Keluarga maupun di masyarakat.

Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan

diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik

maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, di

antaranva: budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap

peerawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri.

Dalam kehidupan sehari – hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting

dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis

seseorang.Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan

kebiasaan.Hal –hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, social,


keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat

perkembangan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang

diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah

masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi

kesehatan secara umum.(Tarwoto, Watonah, 2006 :78).

2.      JENIS PERAWATAN DIRI BERDASARKAN WAKTU

Perawatan diri berdasarkan waktu pelaksanaan-dibagi menjadi empat, yaitu:

a. Perawatan Dini Hari. Merupakan perawatan diri yang dilakukan pada waktu

bangun dari tidur, untuk melakukan tindakan .seperti perapian dalam

pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan,

mempersiapkan pasien dalam melakukan makan pagi dengan melakuhan

tindakan perawatan diri seperti mencuci m> rka dan tangan serta menjaga

kebersihan mulut.

b. Perawatan Pagi Hari. Perawatan yang dilakukan setelah melakukan makan pagi

dengan melakukan perawatan diri seperti melakukan pertolongan dalam

pemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan keeil), mandi atau

mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada

punggung, membersihkan mulut, kuku, dan rambut, serta merapikan tempat

tidur pasien.
c. Perawatan Siang Hari. Perawatan diri yang dilakukan setelah melakukan

berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang.

Berbagai tindakan perawatan diri yang dapat dilakukan antara lain mencuci

muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, serta

melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.

d. Perawatan Menjelang Tidur. Perawatan diri yang dilakukan pada saat

rnenjelang tidur agar pasien dapat tidur atau beristirahat dengan tenang.

Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan antara lain pemenuhan kebutuhan

eliminasi (buang air besar dan keeil), mencuci tangan dan muka, membersihkan

mulut, dan memijat daerah punggung.

3.      FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE

a.       Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya

karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap

kebersihannya.

b.      Praktik social

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan

terjadi perubahan pola personal hygiene.

c.       Status Sosial Ekonomi


Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,

sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

d.      Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat

meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita Diabetes Melitus ia harus

selalu menjaga kebersihan kakinya

4.      JENIS PERAWATAN DIRI/PERSONAL HYGIENE?

a. Perawatan kulit kepala dan rambut

b. Perawatan mata

c. Perawatan hidung

d. Perawatan telinga

e. Perawatan kuku dan tangan

f. Perawatan genetalia

g. Perawatan kulit seluruh tubuh

h. Perawatan tubuh secara keseluruhan

5.      TUJUAN DARI HYGIENE

a.       Mempertahankan kesehatan kulit, kebersihan.

b.      Memindahkanmikroorganisme dari tubuh, menurunkan

kesempatanuntukinfeksi.
c.       Memperbesar kenyamanan klien, kesegaran, relaksasi.

d.      Meningkatkan “self image” dengan meningkatkan penampilan.

6.      ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN BERHUBUNGAN DENGAN

KEBERSIHAN DIRI (PH)

Sangat disayangkan masih banyak orang – orang yang mengabaikan

kebersihan diri dan lingkungannya, terbukti semakin banyaknya jumlah penyakit

yang diakibatkan karena adanya kebersihan diri dan lingkungannya yang kurang baik,

contohnya penyakit kulit yang disebabkan karena jamur (tinea pedis, tinea kruris,

tinea kapitis, dll) serta karena sanitasi lingkungan yang kurang baik dapat

mengakibatkan penyakit yang banyak ditemukan pada pasien anak – anak dimana

perantaranya adalah nyamuk Aedes Aegypty yaitu DHF yang lebih familiar kita sebut

dengan demam berdarah.

Tugas kita sebagai perawat apabila menemukan pasien dengan gangguan yang

berhubungan dengan PH adalah memberikan asuhan keperawatan, melalui proses

keperawatan.

Proses keperawatan mengandung unsure – unsure yang bermanfaat bagi perawat dan

klien. Perawat dan klien membutuhkan proses asuhan keperawatan dari bagaimana

melakukan pengkajian untuk mendapatkan data, membuat diagnosa, merencanakan,

melaksanakan dan menilai hasil dari asuhan keperawatan.


7.      Pengkajian pada klien berhubungan dengan kebersihan diri (PH)

Sebelum melakukan pengkajian, perawat hendaknya dibekali pengetahuan yang

berkaitan dengan dasar – dasar tentang struktur kulit, rambut dan kuku, agar data

yang ditemukan pada pasien dengan gangguan PH bisa akurat dan sesuai.

A.    Struktur Kulit

Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis.Epidermis merupakan

lapisan terluar, dan aksesori – aksesorinya (rambut, kuku, kelenjar sabasea dan

kelenjar keringat).

Fungsi kulit antara lain untuk : proteksi, sensasi, pengatur suhu, ekskresi dan sekresi.

a. Proteksi:

1. Melindungi jaringan di bawahnya dari luka, mencegah masuknya

mikroorganisme.

2. Kulit dan mukosa membran, merupakan pertahanan pertama.

b.      Intervensi :

1. Sprei dan pakaian kering

2. Penggunaan sabun, deterjen, kosmetik, deodorant menyebabkan iritasi kimia.

3. Membersihkan kulit.

c.       Sensasi:
1. Transmisi sensasi melalui reseptor saraf.

2. Berisi organ sensori (menyentuh, nyeri, panas, dingin dan tekanan)

d.      Intervensi:

1. Sewaktu mandi, gosokan dengan benar.

2. linen yang halus

3. perawat; lepas pakaian; cincin

e.       Pengatur Suhu:

1. Suhu tubuh dipertahankan

Faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan kulit :

1. Lingkungan

2. Sosial Budaya (harapan dari masyarakat/kelompok sosial

3. Tingkat pengetahuan

4. Agama

5. Kesukaan/keinginan pribadi

6. Tingkat kesehatan
Masalah umum yang terjadi pada kulit :

a. Kulit kering

b. Jerawat

c. Hirsutism

d. Kemerahan pada kulit

e. Kontak dermatitis

f. Luka lecet

Kulit Kering:

Karakteristik : berlapis-lapis, mudah terbelah, tekstur kasar, area yang terekspos

seperti tangan, lengan, kaki, muka.

Intervensi:

a. Mandi dijarangkan

b. Basahi tubuh, seluruh badan, bilas

c. Lotion, barier pelindung

d. Cream: bersihkan kulit kering.

Acne:

Karakteristik: bengkak, papulopustular (bengkak ada tonjolan), kulit erupsi, tampak:

muka, leher, bahu dan punggung.


Intervensi:

a. Cuci rambut dan kulit setiap hari dengan air panas dan sabun.

b. Gunakan kosmetik dengan hemat

c. Pembatasan diet

d. Penggunaan antibiotik topikal

Hirsutism:

Karakteristik : Pertumbuhan rambut yang berlebihan dari tubuh dan rambut muka

khususnya pada wanita.

Intervensi:

a. Dicukur, metode yang aman

b. Penjepit, memutihkan rambut : hanya sementara

Kemerahan pada kulit:

Karakteristik : erupsi kulit, sinar matahari, reaksi alergi, pruritis/gatal/tidakgatal.

Intervensi:

Mencuci area tersebut, sabun dan air yang hangat, bisa mengurangi pembengkakan.

Kontak Dermatitis:
Karakteristik: pembengkakan pada kulit, karakteristik kasar dengan erythema, gatal,

sakit, tampak lesi yang bersisik-sisik. Tampak: muka leher, tangan, lengan bawah,

genitalia.

Intervensi:

Hindari agen penyebab, seperti pembersih, sabun.

Abrasi/luka lecet:

Karakteristik : Garukan/gosokan pada epidermis, bisa berdarah, mengeluarkan cairan.

Intervensi:

Perawat: tidak menggores klien dengan perhiasan/kuku.

Pengkajian:

Pengkajian fisik kulit, inspeksi dan palpasi, menentukan kebutuhan klien akan

kebersihan. Kaji kondisi kulit: observasi: warna, tekstur, ketebalan, turgor, catat

adanya lesi.

Diagnosa Keperawatan:

1. Potensial perubahan dalam intergritas kulit sehubungan dengan: immobilitas

fisik, pemasukan nutrisi yang tidak adekuat, adanya drainase dari luka.

2. Perubahan intergritas kulit sehubungan dengan: luka dekubitus, kulit yang

kering dan pecah-pecah, adanya luka terbuka, luka bakar.

Tujuan:
1. Mempertahankan kebersihan kulit

2. Membantu membuat klien menjadi rileks

3. Menstimulasi sirkulasi pada kulit

4. Mengembangkan self image.

Implementasi:

1. Memandikan klien di tempat tidur: complete bed bath, partial bed bath.

2. Membantu klien dengan tub bath dan shower.

Evaluasi:

Hasil yang diharapkan:

1.    kulit bersih, kering, elastis, hidrasi baik dan tidak ada daerah yang meradang.

2.    tidak ada lesi kulit baru, seperti abrasi, luka dekubitus/eksoriasi.

3.    lesi : bersih, tidak ada drainase, lebih kecil dari sebelumnya.

B.     PERAWATAN PADA KAKI DAN KUKU


Perlu perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau & cedera pada jaringan.Banyak

orang yang tidak menyadari masalah pada kaki & kuku, terjadi nyeri dan rasa tidak

nyaman.

Masalah pada kaki dan kuku

Callus:

Penebalan kulit yang berbatas tegas, penebalan pada epidermis, biasanya rata, sakit

sedikit ditemukan, dibawah permukaan pada kaki dan telapak tangan, sebab gesekan

lokal/tekanan.

Intervensi:

1. Memakai sarung tangan ketika menggunakan alat/objek, membuat gesekan pada

permukaan telapak tangan.

2. Pakai sepatu yang nyaman

3. Rendam callus di air hangat dan garam untuk melunakkan permukaan sel.

Corn:

Pengerasan dan penebalan setempat dari kulit disebabkan gesekan dan tekanan dari

sepatu terlihat pada jari kaki. Bentuk: meruncing ke satu titik, bulat dan timbul.

Intervensi:
Penggunaan sepatu yang nyaman.

Kutil:

Lesi jamur pada telapak kaki oleh papilloma Virus dapat menular, rasa sakit, sulit

untuk berjalan.

Intervensi:

Sesuai instruksi dokter (acid salisilat)

Tinea Pedis:

Infeksi jamur pada kaki, sisi dan pecah pada kulit di antara jari tangan dan telapak

kaki. Tampak lepuh kecil menyebar ke bagian tubuh yang lain khususnya tangan.

Intervensi:

Penggunaan sepatu karet, mengeringkan kaki, pakai bedak, kaos kaki yang bersih,

instruksi dokter.

Pengkajian

1. Observasi warna kaki dan ekstremitas bawah

2. Catat warna, ukuran, kondisi, kontur, panjang kuku

3. Kaji pengisian kapiler

4. Inspeksi keseluruhan kulit kaki

5. Kaji mobilitas dari tumit dan jari

6. Kaji kebersihan kaki


7. Inspeksi sepatu klien

C.    PERAWATAN MULUT

Klien tidak dapat merawat gigi dan mulut sehubungan dengan kelemahan dan

ketidakmampuan.Kondisi rongga mulut berpengaruh langsung terhadap

kesehatan.Perawat bertanggung jawab dalam membantu klien untuk mempertahankan

kebersihan gigi dan mulut.

Tabel 1      : PERKEMBANGAN GIGI PADA BERBAGAI TAHAPAN USIA

TINGKAT PERKEMBANGAN P E R U B A H A N

-   Gigi susu mulai tumbuh ± 5 bulan -   Makanan

Bayi padat dapat diterima mulut ±    5 – 6 bulan

-   Mengunyah mulai 6 – 8 bulan

1 8 b u l a n – 1 6 b u l a n - 20 gigi susu sudah ada – Usia 2 tahun, anak dapat mulai menyikat gigi dan belajar praktek kebersihan – Gigi caries mulai menjadi masalah, bila kebersihan gigi tidak diperhatikan.

6 – 1 2 t a h u n - Gigi susu diganti dengan gigi permanen – Gigi permanen mulai lengkap pada usia 12 tahun kecuali molar ke-2 dan ke-3 – Caries gigi dan ketidakteraturan jarak gigi menjadi masalah kesehatan yang penting

1 2 – 1 8 t a h u n - Seluruh gigi permanen ada – Praktek kebersihan gigi cenderung diperbaiki karena meningkatnya kesadaran body image.

1 8 – 4 0 t a h u n -  Molar ke-3 sudah tampak – Jika kebersihan mulut dan nutrisi tidak dijaga pada waktu ini, masalah dapat terjadi di tahun-tahun kemudian.

4 0 – 6 5 t a h u n Kehilangan gigi, kehilangan beberapa/seluruh gigi karena kurangnya perawatan mulut

65 tahun ke a t a s -  Gigi semakin rapuh, warna lebih gelap -  Gigi tidak rata, pecah-pecah – Kebiasaan makan sering berubah dan malnutrisi mungkin menjadi masalah

Beberapa masalah  yang dapat ditemui:(Rujukan terbaik pada dokter gigi)

1. Caries Gigi

2. Glotitis
3. Ginggivitis

4. Halitosis(Bau Mulut)

5. Stomatotis(sariawan)

6. Penyakit Periodental

D.    PERAWATAN RAMBUT DAN KULIT KEPALA

Masalah Rambut & Kulit Kepala

Jika suatu masalah diidentifikasi, perawat bertanggung jawab untuk mendiskusikan

dengan klien. Bila tidak diperhatikan, dapat menyebar dan mengenai anggota

keluarga yang lain.

Masalah yang umum:

1.    Ketombe : gatal, kasus yang berat terdapat pada alis mata, liang telinga,

menyebabkan orang menjadi malu. Masuk mata, konjungtivitis.

Intervensi:

a. Shampoo secara teratur dengan shampoo obat

b. Jika kasus berat, hubungi dokter

2.    Kutu/Pediculosis : Pediculus humanus var capitis: pada kulit kepala, lekat pada

helai rambut, telur berupa partikel oval seperti ketombe.


Intervensi:

Shampoo khusus dan ulangi 12 – 24 jam kemudian

Kutu badan/pediculus humanus var corporis, cenderung melekat pada pakaian

sehingga mudah dilihat.Kutu tubuh menghisap darah dan telurnya pada baju dan

kursi.Menimbulkan gatal.

Intervensi:

a. Mandi

b. Pada kulit yang kering, beri lotion

c. Lakukan 12 – 24 jam, mandi lagi

Kutu pubis/pintirus pubis : ditemukan pada rambut pubis, kutu warna putih keabu-

abuan, telur warna merah, menyebar melalui linen, sprei, baju, kursia

Intervensi:

a. Cukur rambut

b. Bersihan

c. Jika lewat transmisi sexual, pasangan harus diberitahu.

E.     IMPLEMENTASI MEMANDIKAN
Keuntungan mandi, dievaluasi dari kriteria dasar, sebagai berikut :

Klien mengekspresikan perasaan nyaman dan relaksasi, sendi-sendi dapat bergerak

secara bebas.

Memandikan klien : membersihkan seluruh tubuh klien yang terbaring di atas tempat

tidur.

Tujuan :

a. membersihkan kulit

b. stimulasi sirkulasi

c. memperbaiki/meningkatkan self image

d. mengurangi bau badan

e.range of motion

Anda mungkin juga menyukai