Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PRINSIP PEMBERIAN OBAT OLEH PERAWAT DAN RUTE PEMBERIAN

OBAT

Kelompok 1
HESTI ANGRAINI (2014301060)

NATASYA EVI ANDRIYANI (2014301077)

VERANITA MEILYA ROSA

(2014301094)

TIMIKA ATHAAFIYAH OLIVIA(2014301091)

NABILLA TASYANIA (2014301074)

WARDAH ALAYA (2014301096)

TRISAN TYA (2014301092)

RAHMA DWI SANTIKA 2014301082

NAJWA NABILLA SALMA (2014301075)

MAILA WULANDARI (2014301070)

KARLINA WULANDASARI (2014301064)

EMIASASTRI (2014301055)

TINGKAT 1 REGULER 2

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TJK

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG 2021


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,Alhamdulillahir illahirobbil `Alamin, segala puji kita ucapkan kepada Sang Maha Pencipta yang telah
memberikan rahmat kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berkaitan dengan pemberian
obat pada klien.Dalam hal ini berkaitan dengan rute dalam pemberian obat dimana terdapat cara-cara dimana seorang
perawat professional mampu memberikan obat pada klien dengan baik ien dengan baik dan benar. 
namun dalam proses pembuatan pembuatan makalah makalah ini, kami sangat menyadari menyadari akan banyaknya
banyaknya kekurangan dan masih sangat butuh masukan-masukan dari setiap pembaca.
oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritis dan saran dalam pembuatan makalah ini agar kedepan nanti jika kami
membuat makalah lagi , banyak kesempurnaan terkait dengan evaluasi dari kritik dan saran dari pembaca.

Bandar lampung,22 maret 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang

Dalam profesi kita sebagai perawat tentu saja kita akan selalu di hadapkan dengan obat-obatan dan cara pemakaiannya
serta bagaimana mengatur obat-obatan yang harus di gunakan oleh pasien serta harus mampu mempersiapkan obat yang
sesuai dengan yang di anjurkan, persiapan tentang cara pemberian obat dan obserfasi secara tepat terhadap cara obat-
obatan tersebut bekerja.Dengan kata lain, seorang dokter dapat berkolaborasi dengan  perawat yang memiliki pengetahuan
yang memadai dalam bidang ini.

Seorang perawat professional harus mampu memberikan rute obat yang sesuai pada kliennya.Pilihan rute pemberian obat
yang sesuai bergantung pada kandungan obat dan eek  yang digunakan serta kondisi fisik dan mental klien.

1.2 R Rumusan Masalah

bagaimana rute pemberian obat yang tepat ?

Bagaimana peran perawat dalam pemberian obat melalui rute-rute?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana rute dalam pemberian obat yang tepat dan peran  perawat di dalamnya.

1.4 Manfaat
Agar pembac a terutama perawat dan seluruh tenaga kesehatan terutama perawat mampu memahami bagaimana
memberikan obat dengan rute yang tepat sehingga tidak terjadi terjadi suatu kesalahan atau kelalaian yang dapat
merugikan pasien maupun perawat itu sendiri.

BAB II

PEMBAHASAN

A.Peran perawat dalam pengobatan

Perawat harus terampil dan harus terampil dan tepat saat tepat saat memberikan obat, tidak ikan obat, tidak sekedar
memberikan  pil untuk di untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui melalui pembuluh pembuluh darah (parenteral),
namun  juga mengobserfasi respon klien klien terhadap pemberian obat pemberian obat tersebut. Pengetahuan tersebut.
Pengetahuan tentang tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat obat Perawat . Perawat
memiliki  peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan kesehatan klien dengan mendorong
klien untuk lebih proaktif jika membutuhk pengobatan.

Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan  jelas tentang pengobatan,
mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta   bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang
pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep
obat yang diberikan harus tepat.

B. Prinsip pemberian obat

1.Benar pasien

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas)atau ditanyakan
langsung kepada pasien atau keluarganya. jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat
dipakai, misalnya pasien mengangguk. jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau
kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya.

2. Obat yang benar

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing (baru kita dengar
namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau
kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa kemasannya
harus diperiksa tiga kali tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan  botolnya  botolnya diambil diambil dari rak
obat, kedua label botol dibandingkan dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. jika
labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. jika pasien meragukan obatnya,
perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan.

3.Dosis yang benar

Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang
menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya
lagi.

4.Cara/rute pemberian yang benar

obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh
keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan.
obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

a) Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan
aman. obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal)seperti tablet ISDN
b) Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi
parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset/ perinfus).
c) Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray,
tetes mata.
d) Rektal,obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan.
Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol),
pasien yang tidak sadar /kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat
dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk
supositoria
e) Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang
sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol
(ventolin) combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen
5.Waktu yang benar
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk  mencapai atau mempertahankan kadar
darah yang memadai. jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi
satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat
mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk
menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.

6. Dokumentasi yang benar


Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien
menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak  dapat diminum, harus dicatat.

C. Cara penyimpanan obat


1. Suhu, adalah faktor terpenting, karena pada umumnya obat itu bersifat termolabil (rusak atau berubah karena
panas), untuk itu perhatikan cara penyimpanan masingmasing obat yang berbeda-beda. Misalnya insulin,
supositoria disimpan di tempat sejuk <15derajat celcius (tapi tidak boleh beku), vaksin tifoid antara 2-10 derajat
celcius,vaksin cacar air  harus < 5 derajat celcius.
2. Posisi, pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan tempat umum dan terkunci.
3. Kadaluarsa, dapat dihindari dengan cara rotasi stok, dimana obat baru diletakkan dibelakang, yang lama diambil duluan.
Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi keruh) pada tablet menjadi basah ; bentuknya rusak.
D. Hak klien yang BerhubunganDengan pemberian Obat
1. Hak klien untuk mengetahui alasan pemberian obat
f)

Anda mungkin juga menyukai