Anda di halaman 1dari 5

Role Play

Komunikasi Terapetik pada Remaja

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah: Komunikasi dalam Keperawatan II

Dosen Pengampu:
Ns. Sang Ayu Made Adyani M.Kep, Sp. Kep, Kom

Disusun Oleh:
Nurul Aliyyah Rahmah 1810711003
Dini Sholihatunnisa 1810711030
Amalia Tiara Kusuma 1810711032
Jumiati Lestari 1810711039
Dinar Aufia Fadilla Hakim 1810711051
Afdila 1810711063
Mutiara Novella 18107110xx

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2019
Kasus

Pasien remaja berusia 18 tahun bernama Dona telah satu kali melakukan usaha
bunuh diri dengan cara menyayat pergelangan tangannya dan berhasil diselamatkan
tepat pada waktunya. Alasan bunuh dirinya disebabkan pasien tersebut mengalami
depresi karena ia tidak bisa masuk ke universitas yang di cita-citakannya setelah
mencoba tesnya berkali-kali. Pasien tersebut merasa sangat putus asa dan kehilangan
harapan. Padahal ibu dan kakaknya sudah memberikan dukungan yang sudah
maksimal, baik itu dukungan mental, material maupun pendidikannya. Karena
perasaan bersalah yang ditimbulkan dan mengecewakan ibu serta kakaknya, tidak
berhasil atas kemampuannya sendirilah yang mengakibatkan pasien tersebut
melakukan tindakan bunuh diri.

Pemeran

Dona : Mutiara Novella (18107110xx)

Ibu : Jumiati Lestari (1810711039)

Kakak : Dinar Aufia Fadilla Hakim (1810711051)

Perawat Gina : Afdila (1810711063)

Di Ruang Perawatan

Ibu : “Aduh nak..nak.. Kasihan dirimu. Pasti sakitkan nak.. Janganlah kayak begitu lagi.”

Kakak : ” Sudahlah bu, Dona lagi nggak sadar. Nggak mungkin dengar suara ibu.”

Ibu : “ Iya kak, Ibu tau. Tapi tetap aja sedih ngeliatnya kayak gitu”. (menutup
muka dan mata berkaca-kaca)”
Perawat Gina : ““Assalamualaikum. Selamat Pagi Kak, Bu...” (tersenyum)
Ibu, Kakak : “Waalaikumussalam, Selamat pagi....” (tersenyum)
Perawat Gina : “Perkenalkan, nama saya perawat Gina, saya yang akan bertugas
melakukan perawatan kepada anak ibu dari jam 7 sampai dengan jam 2
siang nanti bu.Bagaimana bu keadaan anak ibu? Apa belum masih
menunjukan tanda – tanda akan sadar?” (Teknik broad opening)
Ibu : “Kata dokter tadi sih anak saya sudah tidak dalam kondisi kritis. Tapi,
dari tadi anak saya masih belum sadar juga. Kenapa ya ?”

Perawat Gina : “(Diam mendengarkan penuh perhatian) (Teknik diam) “Oh, baguslah
kalau begitu. Anak bapak sudah melewati kondisi kritisnya. Anak Ibu
masih belum sadar mungkin karena pengaruh obat bius yang diberikan
oleh tim medis tadi saat penjahitan lukanya. Baiklah bu, izinkan saya
untuk memeriksa tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, suhu anak ibu
kurang lebih selama 7 menit ke depan. Bolehkah bu?” (Teknik active
listening, Teknik giving information)

Ibu : “Oh,ya silahkan”

“Bagaimana hasilnya sus?”

Perawat Gina : “Oh, iya bu. Tadi saya sudah menghitung denyut nadi, tekanan darah, suhu tubuh dan
napas anak ibu. Semuanya normal kecuali tekanan darah anak ibu yang masih agak
rendah akibat kehilangan darah sewaktu dia terluka tadi.” (Teknik Giving Information)

Kakak : “Wah, gawat dong sus?”

Perawat Gina : “Tenang saja. Karena tadi telah melakukan transfusi darah, tidak lama
lagi tekanan darahnya akan kembali normal kok.” (Teknik klarifikasi)

Kakak : “Oh begitu ya, Syukurlah.. Terimakasih suster”

Perawat Gina : “Iya, Kalau begitu saya permisi dulu. Jika pasien atau keluarga ada
perlu, silahkan hubungi saya di ruangan perawat dengan menggunakan
bel disamping tempat tidur atau langsung datang keruangan, saya ingin ibu
dan keluarga merasa nyaman disini”. (Teknik offering sel)

Beberapa lama kemudian

Ibu : (Memencet bel berulang-ulang )

Kakak : (Bergegas ke ruang perawat, karena merasa tidak ada perawat yang
datang ke ruangan adiknya)”Permisi sus, bisa ke ruangan adik saya untuk
mengecek kondisinya?”

Perawat Gina : “Baik saya akan kesana nanti” (Perawat segera mengikuti keluarga
pasien)

Kakak : “Ini sus, alhamdulillah adik saya sudah sadar”

Perawat Gina : “Oh, baguslah. Selamat siang saudara Dona, bagaimana kabarnya ?”
(tersenyum). (Teknik broad opening)
Dona : (Diam dengan tatapan kosong)
Perawat Gina : “Bagaimana keadaanmu Dona?” (Mendekati pasien)
Dona : “Akhhh.. Jangan dekati aku. Aku tak mau diganggu!!” (berontak)
Perawat Gina : “Tenang-tenang (mengusap punggung Dona) saya tidak akan
mengganggumu”
Dona : “ Tidak!!! Jangan sentuh aku. Keluar!! Keluar dari ruangan ini
sekarang!!”
Ibu : “Tenang nak, tenang… Perawat hanya mau berbicara denganmu”
Perawat Gina : “Iya betul. Saya cuma mau tahu kabar mu...” (lebih mendekat
kepada pasien)
Donapun menjadi sedikit lebih tenang

Perawat Gina : “Baiklah, karena saudara Doni sudah tenang, perkenalkan nama
saya perawat Gina, di sini saya yang akan merawat saudara Dona.
Jangan segan sama saya, jika ada yang ingin saudara ceritakan keluh
kesahnya silahkan cerita kepada saya, saya siap mendengarkan dan
semoga kami bisa membantu” (senyum ) (Teknik broad opening,
Teknik exploring)”

Karena keramahan perawat, perasaan Dona pun menjadi lebih tenang

Dona : “Begini, saya depresi karena saya tidak pernah lolos di universitas yang
saya favoritkan, saya sangat sedih sus, rasanya saya tidak akan bisa
mencapai cita-cita saya. Saya sangat berambisi untuk dapat menggapai cita-
cita saya. Saya stress..”

Perawat Gina : “Memangnya apa cita-cita Dona?” (Teknik exploring)

Dona : “Saya ingin menjadi arsitek sus. Karena biaya kuliahnya mahal, jadi saya
coba ikut tes di beberapa universitas yang menyelenggarakan beasiswa.
Udah berapa kali, tapi gagal terus. Emang nasib.. nasib”

Perawat Gina : “Wah hebat, Dona ingin menjadi arsitek. Kenapa? apa alasannya?”
(Teknik exploring)

Dona : “Begini sus, saya ingin membantu perekonomian keluarga. Dari kabar
yang saya dengar, katanya arsitek lebih mudah dapat uang banyak. Lagipula
saya juga bisa sekalian merancang rumah untuk keluarga saya, Itu cita-cita
saya dari kecil sus”

Ibu : “Benar sus, dari kecil anak saya memang bercita-cita jadi arsitek. Mungkin
terpengaruh oleh pamannya yang telah sukses menjadi arsitek”

Kakak : “Iya betul, tapi kakak nggak nyangka kalo sampai segitunya kamu pengen
jadi arsitek, sampai mau bunuh diri gitu don..”

Perawat Gina : “Iya, Doni, cita-cita mu sangat bagus (Teknik giving recognition). Apa
yang kamu lakukan bukanlah jalan keluar yang terbaik. Walaupun itu cita-
cita mu, tetap saja hal itu hanya akan membuat kamu dan orang tua
mu menjadi lebih susah. Sebaiknya, jika ada masalah, Dona dan
keluarga harus bicara baik-baik, dan Dona belajar untuk berpikir panjang
atas resiko tindakan yang dilakukan..”(Teknik giving information, Teknik
menyimpulkan)

Dona : “Tapi sus, saya hanya ingin membahagiakan orang tua saya. Pasti Ibu
dan kakak kecewa sekali sama Dona”. (sambil menunduk dan
penuh penyesalan)
Kakak : “Jangan salah paham dulu. Kakak dan ibu, hanya menginginkan yang
terbaik buat Dona.”
Ibu : “Iya, betul nak. Jalan untuk menjadi sukses bukan cuma menjadi arsitek
saja. Orang sukses adalah orang yang telah diridhoi oleh orang tuanya.
Mungkin Dona kali ini gagal, tapi kegagalan adalah awal dari sebuah
keberhasilan.”
Dona : “Iya, Bu. Dona sudah sadar. Maafkan Dona ya bu, kak. Dona janji tidak
akan mengulangi perbuatan ini lagi dan akan terus berusaha untuk
membahagiakan kakak dan Ibu. Walaupun tidak dengan menjadi arsitek.
Terima kasih sus, atas nasehatnya.”

Perawat Gina : “Iya, Dona, sama-sama (tersenyum) Kalau begitu saya permisi dulu.
Semoga cepat sembuh. Dan untuk kakak sama Ibu tolong awasi
keadaan Dona, dan apabila ada keperluan, silahkan pencet bel disamping
tempat tidur, saya ingin semuanya merasa nyaman disini ” (Teknik offering
sel)

Kakak : “Iya terimakasih sus sudah memberi nasehat baik kepada Dona.”

Perawat Gina : “iya sama sama. Baik saya permisi dulu. Mari bu, kak.
Assalamualaikum”

Anda mungkin juga menyukai